IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR INKLUSI DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLA TANGAN, STUDI PTK DI KELAS VII-D SMPN 26 BANDUNG.

(1)

IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR INKLUSI DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLA TANGAN

(Studi PTK Di Kelas VII SMP Negeri 26 Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

oleh ARIS SULISTYA

0909033

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Implementasi Gaya Mengajar Inklusi

dalam Pembelajaran Aktivitas Permainan

Bola Tangan (Studi PTK di Kelas VII

SMP Negeri 26 Bandung)

Oleh Aris Sulistya

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Aris Sulistya 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

ARIS SULISTYA

IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR INKLUSI DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLA TANGAN

(STUDI PTK DI KELAS VII SMPN 26 BANDUNG)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Jajat Darajat KN. M.Kes. AIFO NIP.197608022005011002

Pembimbing II

Suherman Slamet, M.Pd. NIP.197603062005011010

Diketahui oleh : Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd. NIP. 19650817199001101


(4)

ABSTRAK

ARIS SULISTYA, NIM.0909033, Skripsi : Implementasi Gaya Mengajar Inklusi

dalam Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Tangan, Studi PTK di kelas VII-D SMPN 26 Bandung. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Indonesia. Pembimbing I Jajat Darajat KN, S.Pd., M.Kes., AIFO dan Pembimbing II Suherman Slamet, M.Pd.

Gaya mengajar inklusi merupakan salah satu strategi guru penjas untuk meningkatkan proses kegiatan pembelajaran penjas melalui pemberian perbedaan tingkat tugas dan mendorong siswa untuk memilih tugas sesuai kemampuannya dalam pembelajaran. Peran gaya inklusi ini dapat membantu siswa memperoleh hasil belajar yang maksimal sesuai tingkatan yang dicapainya. Metode penelitian ini adalah studi PTK, dimana ada empat tindakan dan terdiri dua siklus. Instrument yang dilaksanakan penulis yaitu pengamatan dalam setiap tindakan. Adapun pengamatan yang dilaksanakan adalah cara melempar, menangkap,

shooting, sikap kerjasama, disiplin dan pengetahuan tentang bola tangan. Anggota

Kelas VII-D SMPN 26 Bandung sebanyak 30 siswa. Persentase peningkatan rata-rata hasil belajarnya adalah 16.595% dari Data Awal ke Siklus I dan 28.43% dari Data Awal ke Siklus II. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi gaya mengajar inklusi dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran penjas dengan hasil belajar siswa yang meningkat khususnya dalam pembelajaran aktivitas permainan bola tangan.


(5)

ABSTRACT

ARIS SULISTYA, NIM.0909033, Skripsi : The Implementation Of Inclusive Teaching Style In The Teaching and Learning Activity Of Handball Game Activity (A Classroom Action Research In Grade VII SMPN 26 Bandung) Program Study Physical Education Health and Recreation Universitas Pendidikan Indonesia. Promotor I Jajat Darajat KN, S.Pd., M.Kes., AIFO and Co Promotor II Suherman Slamet, M.Pd.

Inclusive teaching style is one of sports education teachers’ teaching strategies to increase the teaching and learning process of sports education through the administration of different levels of task and encourage students to choose the task according to their ability in learning. The role of inclusive style can help students get maximum learning outcomes according to the level they achieve. The method of this research is classroom action research, where four actions and two cycles were administered. The instrument used was observation for each action. The objects of the observation were throwing styles, catching styles, shooting, teamwork, discipline, and handball knowledge. The participants were 30 students of VII-D class in SMPN 26 Bandung. The percentage of average learning outcomes improvement is 16.595% from preliminary data to cycle I and 28.43% from preliminary data to cycle II. From the results, it can be seen that the implementation of inclusive teaching style can increase the quality of sports education teaching and learning process with the increasing in leaning outcomes especially in the teaching and learning of handball game activity.


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Cara Pemecahan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Metode Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. KAJIAN TEORITIS ... 8

1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 8

a. Pengertian ... 8

b. Tujuan ... 9

2. Pengertian Gaya Mengajar ... 11

3. Gaya Mengajar Inklusi ... 13

a. Pengertian ... 13

b. Tujuan Gaya Inklusi ... 13

c. Anatomi Gaya Inklusi ... 14

d. Pelaksanaan Gaya Inklusi ... 14

e. Implikasi Gaya Inklusi ... 15

f. Memilih dan Merancang Pokok Bahasan ... 16

4. Permainan Bola Tangan ... 17

a. Karakteristik Gerak Dasar... 17

b. Keterampilan Dasar ... 18

5. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas ... 20

a. Pengertian ... 20

b. Karakterisitik Pelaksanaan PTK ... 21

c. Tujuan dan Manfaat PTK ... 22

d. Kelebihan dan Kekurangan PTK ... 23

B. KERANGKA BERPIKIR ... 23

C. HIPOTESIS TINDAKAN ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Tujuan Operasional Penelitian ... 27


(7)

C. Populasi dan Sampel ... 27

D. Metode Penelitian ... 28

E. Langkah-langkah Penelitian ... 28

F. Data Penelitian ... 29

1. Sumber Data ... 29

2. Jenis Data ... 29

3. Alat Pengumpul Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Deskripsi ... 36

B. Hasil Penelitian ... 36

Siklus I ... 36

1. Tindakan I ... 36

2. Tindakan II ... 39

3. Hasil Observasi ... 42

Siklus II ... 44

1. Tindakan I ... 44

2. Tindakan II ... 47

3. Hasil Observasi ... 50

C. Pembahasan ... 53

D. Diskusi Penemuan ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. KESIMPULAN ... 57

B. SARAN ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kisi-Kisi Tugas Gaya Inklusi ... 16

Tabel 3.1 Format Pengamatan Performa ... 30

Tabel 3.2 Format Pengamatan Sikap dan Pengetahuan ... 33

Tabel 3.3 Validitas dan Reabilitas ... 35

Tabel 4.1 Persentase Hasil Pengamatan Tindakan I Siklus I ... 42

Tabel 4.2 Persentase Hasil Pengamatan Tindakan II Siklus I ... 43

Tabel 4.3 Persentase Hasil Pengamatan Tindakan I Siklus II ... 50

Tabel 4.4 Persentase Hasil Pengamatan Tindakan II Siklus II ... 51


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Cakupan Ranah dari Pendidikan Jasmani ... 11 Gambar 2.2 Ilustrasi Gaya Inklusi ... 15 Gambar 3.1 Model Desain Prof. Suharsimi Arikunto ... 29


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. SK Judul Skripsi

2. Validitas dan Reabilitas Instrument Penelitian 3. Format Pengamatan Setiap Tindakan

4. Hasil Pengamatan Siklus I dan Siklus II 5. Hitungan Persentase Setiap Siklus

6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Setiap Tindakan 7. Dokumentasi Penelitian


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan alat pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik dan olahraga sebagai media untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Husdarta (2009:168), “Pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani, yang lebih mengutamakan pada pendidikan gerak tubuh.” Selanjutnya Mahendra (2009:3) menyatakan “Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.” Adapun tujuan utama pendidikan jasmani adalah untuk kesehatan dan kebugaran jasmani dalam rangka membina perkembangan seseorang yang utuh dan seimbang dalam rangka mencerdaskan masyarakat dan kehidupan bangsa. Sesuai ungkapan Paturusi, (2012:15) pendidikan jasmani memiliki peran sebagai “wahana pendidikan yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mempelajari hal-hal yang penting dan menumbuhkan anak untuk tetap bergerak.” Kemudian diperkuat oleh Husdarta (2009:9) yang menerangkan bahwa “pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan aspek fisik semata, melainkan juga mengembangkan aspek-aspek kognitif, emosi, mental, sosial, moral, dan estetika.”

Dengan demikian pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai suatu kegiatan mendidik anak dengan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga serta memiliki tujuan kompleks dan positif. Perbedaan pendidikan jasmani dengan mata pelajaran lainnya di sekolah adalah proses dan alat yang digunakan dalam pembelajaran yaitu gerak tubuh serta bergerak secara sadar. Geraknya dalam pembelajaran aktivitas pendidikan jasmani itu dirancang secara sadar pula oleh gurunya dan diberikan dalam situasi yang tepat dan dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik.

Namun pelaksanaan pendidikan jasmani di Indonesia terasa masih belum cukup memuaskan apabila dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.


(12)

2

Kelemahan itu tampak dalam beberapa aspek yang dapat membedakan antara pendidikan jasmani dengan pendidikan yang lainnya. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah ketenagakerjaan (guru) masih kurang professional dalam mengajarnya. Guru mempunyai peranan penting dalam proses pendidikan, berhasil tidaknya suatu proses pendidikan serta tinggi rendahnya kualitas pendidikan salah satunya ditentukan oleh guru. Guru adalah suatu komponen yang sangat berperan dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan SDM yang potensial dibidang pembangunan baik itu pemerintah, satuan pendidikan, termasuk guru dan siswa juga terkait dalam hal tersebut, namun yang paling berhubungan dengan masalah itu adalah guru dan siswanya. Sebagai seorang guru tentunya harus bisa mencari cara untuk bisa meningkatkan prestasi belajar siswa. Tugas guru pendidikan jasmani diharapkan mampu memberikan pembelajaran yang dapat mewujudkkan tujuan-tujuan dari pendidikan jasmani serta membantu peserta didik bergerak secara efisien, meningkatkan kualitas geraknya, kemampuan belajarnya dan kesehatannya.

Hal terpenting bagi para guru pendidikan jasmani adalah harus menyadari dan menganggap dirinya sebagai pendidik, bukan sebagai pelatih cabang olahraga di sekolah karena pembelajaran pendidikan jasmani mencakup tujuan yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Guru harus mampu mencantumkan dan menyertakan kegiatan yang dapat mencapai tujuan pendidikan dalam setiap perencanaan dan skenario pembelajaran.

Salah satunya kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran pendidikan jasmani sekolah adalah kegiatan aktivitas permainan bola tangan. Dimana kegiatan ini merupakan rangkaian tuntutan kurikulum yang harus disampaikan kepada peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, aktivitas permainan ini bukan kegiatan seperti cabang permainan olaharaga bola tangan biasanya, akan tetapi kegiatan yang aktivitasnya menyerupai permainan bola tangan sebenarnya. Posisi guru pendidikan jasmani sangat penting dalam kegiatan ini agar tujuan pendidikan jasmani tadi dapat tersampaikan melalui kegiatan pembelajaran ini.


(13)

3

Pada dasarnya permainan bola tangan merupakan permainan yang dapat dimainkan serta disenangi oleh semua orang apapun tingkatan ketermpilannya dengan tujuan membuat angka/gol dengan cara saling melempar dan menangkap bola dengan cepat serta memasukkan ke gawang lawan. Hal ini perlu dituntut adanya keterampilan dasar gerak dari setiap individu pemain, dengan keterampilan dasar yang baik, maka seorang pemain bola tangan akan dengan mudah melakukan kerjasama. Pemain harus dapat melakukan start lari dengan mantap, melempar (mengoper) bola dengan tepat ke sasaran, selain itu juga pemain harus memiliki koordinasi tubuh yang baik serta menguasai beberapa cara menembakkan bola.

Akan tetapi untuk pembelajaran pendidikan jamani di sekolah dalam praktik kegiatannya tidak akan seperti hal yang disampaikan di atas, karena pendidikan jasmani itu bukan pembelajaran cabang olaharaga ataupun bukan kegiatan pembelajaran yang menekankan sebuah teknik olahraga. Jadi, hal ini guru pendidikan jasmani harus mampu mengkondisikan kegiatan pembelajaran melalui aktivitas permainan bola tangan yang dapat mencapai tujuan pendidikan agar peserta didik aktif bergerak dengan mensiasati kegiatan pembelajaran tersebut menyerupai aktivitas permainan bola tangan yaitu konsep lempar tangkapnya.

Ketika pengalaman penulis mengobservasi di SMPN 26 Bandung khusunya kelas VII, penulis mendapatkan sebuah kondisi dimana pembelajaran penjas masih belum sesuai dengan kriteria pelaksanaan pembelajaran penjas karena untuk meningkatkan prestasi belajar adalah dengan kualitas yang baik. Contohnya, masih kurang dalam metode atau strategi mengajarnya, penggunaaan media, dll. Penulis harapkan harus ada perbaikan supaya hasil belajar pada diri siswa pun positif dan tinggi.

Agar dapat tersampaikan dengan baik perlu beberapa faktor yang harus dimiliki seorang guru pendidikan jasmani salah satunya gaya mengajar. Guru harus cerdas dan aktif mengarahkan aktivitas peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran termasuk dalam pemilihan konsep gaya mengajar harus tepat. Gaya mengajar itu berbeda dengan metode mengajar. Menurut Paturusi (2012:123),


(14)

4

“metode mengajar adalah cara mengantarkan bahan pelajaran, sedangkan gaya mengajar adalah siasat untuk mengaktifkan siswa agar aktif melaksanakan tugas gerak.” Dengan adanya gaya mengajar, guru diharapkan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan semangat baik itu untuk guru pendidikan jasmani sendiri ataupun peserta didik. Karena secara pengalaman mengajar, penulis menganggap bahwa kompetensi guru adalah salah satu faktor penting demi tercapainya pembelajaran yang berkualitas.

Terdapat beberapa gaya mengajar yang dapat diaplikasikan guru dalam proses belajar mengajar contohnya gaya komando, gaya latihan, gaya resiprokal, gaya periksa diri, gaya inklusi/cakupan, gaya penemuan terpimpin (konvergen) dan gaya divergen. Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah gaya mengajar inklusi (cakupan). “Gaya mengajar inklusi adalah memperkenalkan berbagai tingkat tugas dan memberikan tugasnya itu yang berbeda-beda serta siswa didorong untuk menentukan tingkat penampilannya” (Mosston, 2008:157). Untuk mengetahui bagaimana implementasi konsep pelaksanaannya ketika dalam pembelajaran, maka perlu pembuktian praktik langsung dalam aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Sehingga nantinya akan merasakan langsung proses pembelajaran pada saat menggunakan konsep gaya mengajar inklusi ini.

Peneliti akan mencoba mempraktikan langsung konsep gaya mengajar inklusi dalam kegiatan aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri 26 Bandung, agar mengetahui implementasi gaya mengajar inklusi/cakupan dalam pembelajaran aktivitas permainan bola tangan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang sudah diungkapkan, maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah bagaimanakah implementasi gaya mengajar inklusi dalam aktivitas pembelajaran permainan bola tangan di SMP Negeri 26 Bandung?


(15)

5

C. Cara Pemecahan Masalah

Secara umum adanya gejala siswa yang kurang termotivasi untuk mengikuti kegiatan aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani adalah keterbatasan alat perlengkapan pembelajaran serta penggunaan pendekatan, metode dan strategi gaya mengajar yang masih belum tepat dalam pelaksanaannya. Adapun beberapa indikator yang menyebabkan tidak berhasilnya pembelajaran pendidikan jasmani antara lain (1) gaya mengajar yang masih tradisional; (2) tugas gerak yang disampaikan tidak maksimal; (3) siswa merasa jenuh dengan pengulangan-pengulangan gerakan dan penggunaan sarana prasarana olahraga yang seadanya; (4) kesempatan siswa untuk bergerak sangat minim; (5) keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih rendah; (6) jumlah waktu aktif belajar siswa masih kurang.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut jelas kiranya bahwa gaya mengajar yang masih tradisional sehingga kesempatan siswa untuk bergerak sangat minim. Hal ini menjadi persoalan pokok tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan dan mengakibatkan tidak optimalnya proses pembelajaran pendidikan jasmani sebagai media dalam rangka pengembangan pribadi anak seutuhnya khususnya di Sekolah Menengah Pertama. Maka dari itu, peneliti akan mencoba mengimplementasikan gaya mengajar inklusi dalam proses kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan penulis untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri 26 Bandung, menggunakan gaya mengajar inklusi dalam pembelajaran aktivitas permainan bola tangan.


(16)

6

E. Metode Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dimana setiap kegiatan siklusnya meliputi perencanaan, pelaksanaan pengamatan, dan refleksi.

Adapun rincian kegiatan pada setiap siklusnya adalah sebagai berikut : a. Perencanaan :

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah : 1. Mengadakan pertemuaan antara peneliti dengan pengamat.

2. Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, dan catatan lapangan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti sebagai guru pendidikan jasmani di kelas VII melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rencana yang disusun.

c. Pengamatan (Observasi)

Pada tahap observasi ini, dilakukan observasi guru pengajar, observasi aktivitas siswa dan wawancara dengan siswa. Observasi ini dilakukan oleh pengamat.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi ini meliputi kegiatan analisis, sintesis, penafsiran, menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah dan guru. Dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

Diharapkan mampu meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran aktivitas pendidikan jasmani.


(17)

7

2. Bagi Guru

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam kegiatan pembelajaran serta penelitian tindakan kelasnya sehingga terbentuk kualitas pembelajaran yang baik.

3. Bagi siswa

Diharapkan siswa memperoleh pembelajaran pendidikan jasmani yang menarik dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkkan prestasi belajar di sekolah.


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Operasional Penelitian

Dalam penelitian ini memfokuskan masalah penerapan gaya mengajar inklusi dalam aktivitas pembelajaran permainan bola tangan. Secara operasional bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar gerak siswa dalam pembelajaran permainan bola tangan di SMP Negeri 26 Bandung melalui implementasi gaya mengajar inklusi.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 26 Bandung kelas VII-D semester ganjil 2013/2014 dengan jumlah 30 siswa. Kegiatan ini direncanakan pelaksanaannya pada bulan November 2013 - Januari 2013 dengan jumlah pertemuan 4 kali dengan alokasi waktu 2x40 menit setiap pertemuannya dan terdiri dari 2 tindakan dalam 1 siklus. Kegiatan penelitian ini meliputi pemberian perlakuan penggunaan gaya mengajar inklusi dalam aktivitas pembelajaran permainan bola tangan.

C. Populasi dan Sampel

Untuk mendapatkan gambaran hasil yang diharapkan, maka diperlukan sumber data agar dapat dianalisis. Pada umumnya sumber data dalam penelitian sering disebut populasi dan sampel. “Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi social situation atau situasi sosial yang terdiri dari tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (aktivity) yang berinteraksi secara sinergis” menurut Spradley (dalam Sugiyono, 2012:297). Situasi sosial dapat dinyatakan sebagai objek penelitian dan sekaligus peneliti dapat mengamati secara mendalam tentang aktivitas orang-orang yang ada pada suatu tempat. Jadi, penelitian ini tidak menggunakan populasi karena berangkat dari kasus atau permasalahan


(19)

28

tertentu yang ada pada situasi sosial yaitu hasil belajar yang kurang maksimal pada siswa kelas VII-D di SMP Negeri 26 Bandung.

Sugiyono (2012:298) yang menerangkan bahwa “sampel penelitian kualitatif termasuk PTK adalah sebagai narasumber atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian.” Sampel penelitian ini dinamakan sampel konstruktif karena dengan sumber data dari sampel itu dapat dikonstruksikan fenomena yang semula masih belum jelas. Cara atau tehnik pengambilan sampelnya adalah dengan tehnik purposive sampling, seperti yang dikemukakan Sugiyono (2012:118) “purposive sampling adalah tehnik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.” Maka dari itu peneliti mengambil sampel kelas VII-D dikarenakan diantara semua kelas VII hanya kelas itulah yang ditemukan hasil belajarnya tidak mencapai maksimal khususnya dalam aktivitas pembelajaran permainan bola tangan.

D. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif dengan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam bahasa inggris Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi bagaimana tindakan implementasi gaya mengajar inklusi dalam aktivitas pembelajaran permainan bola tangan.

E. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan 2 siklus yang setiap siklusnya dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Setiap siklusnya terdiri dari (1) Rencana tindakan; (2) Pelaksanaan; (3) Pengamatan; (4) Refleksi. Apabila hasil refleksi dari siklus satu sesuai yang diharapkan peneliti dan termasuk tercapainya tujuan pembelajaran, maka disimpulkan penelitian tindakan kelas dianggap cukup. Akan tetapi, apabila hasil dari


(20)

29

siklus satu belum terlihat dampak yang diharapkan, maka penelitian tindakan kelas dilanjutkan ke siklus II. Berikut gambar desain siklus I dan siklus II :

Gambar 3.1

Model desain Prof. Suharsimi Arikunto (2008:16)

F. Data Penelitian 1. Sumber Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersumber dari :

a. Dalam penelitian ini yang menjadi guru adalah peneliti.

b. Siswa kelas VII-D SMP Negeri 26 Bandung sebagai objek penelitian.

2. Jenis Data

Jenis data penelitian ini adalah bersifat kualitatif tentang permasalahan dan cara pemecahan masalah yang teridentifikasi oleh peneliti dalam bentuk catatan lapangan, dokumentasi (foto) dan hasil dari refleksi dari setiap pembelajaran.


(21)

30

3. Alat Pengumpul Data

Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini, untuk mendapatkan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut :

Catatan lapangan dengan pengamatan

Tabel Pengamatan 3.1

N O NA M A SI S W A JENIS PENGAMATAN PERFORMA

MELEMPAR MENANGKAP MENEMBAK

SIKAP AWAL

GERAK LEMPAR

SIKAP

AKHIR J

M L SIKAP AWAL GERAK TANGKA P SIKAP

AKHIR J

M L SIKAP AWAL GERAK TEMBAK SIKAP

AKHIR J

M L

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 2 3 Deskriptor : 1) Performa a) Melempar

1. Sikap Awal

- Berdiri dengan badan agak turun sedikit ke bawah - Posisi kaki terbuka selebar bahu

- Pandangan lurus ke depan - Pegangan bola di depan dada 2. Gerakan Melempar

- Salah satu tangan yang memegang bola diayunkan ke samping belakang

- Badan agak mengarah kesamping dimana posisi tangan yang memegang bola

- Salah satu posisi kaki yang di depan berlawanan dengan posisi tangan yang melempar


(22)

31

3. Gerak Lanjutan

- Bola dilepas pada saat tangan lurus ke depan - Posisi kaki tetap berlawanan

- Salah satu ayunan tangan berlawanan dengan tangan ayunan melempar

- Sikap berdiri sempurna dengan posisi kaki terbuka selebar bahu

Cara Penskoran :

 Skor 1, Apabila hanya melakukan 1 deskriptor  Skor 2, Apabila hanya melakukan 2 deskriptor

 Skor 3, Apabila melakukan lebih dari 2 deskriptor

b) Menangkap

1. Sikap Awal

- Berdiri tegak dengan posisi badan agak turun sedikit ke bawah - Badan sejajar dengan arah datangnya bola

- Kaki agak terbuka selebar bahu, - Lutut agak ditekuk,

- Togok agak dibungkukkan ke depan 2. Gerakan Menangkap

- Pandangan mengarah ke datangnya bola

- Kedua tangan saling berhadapan dan telapak tangan mengarah ke depan membentuk agak segitiga

- Kedua tangan mengarahkan kearah datangnya bola - Bola tertahan dan tertangkap dengan baik

3. Gerak Lanjutan

- Sedikit menggerakkan kedua tangan untuk merendam bola - Bola tertangkap dan tidak lepas

- Posisi kaki dibuka selebar bahu - Lutut agak di tekuk


(23)

32

Cara Penskoran :

 Berikan skor 1, Apabila hanya melakukan 1 deskriptor  Berikan skor 2, Apabila hanya melakukan 2 deskriptor

 Berikan skor 3, Apabila melakukan lebih dari 2 deskriptor

c) Shooting

1. Sikap Awal

- Sikap berdiri dengan posisi salah satu kaki terbuka ada yang di depan dan di belakang badan

- Bola dipegang berada di depan dada - Badan agak condong mengarah ke samping - Pandangan mengarah ke depan

2. Gerakan shooting

- Bola ditarik ke belakang kepala atau sedikit ke samping dengan salah satu tangan

- Pandangan mengarah ke depan

- Badan agak sedikit kearah samping dimana posisi bola - Tangan mendorong lurus ke depan

3. Sikap Akhir

- Tangan yang melempar lurus ke depan dan tangan yang lainnya mengayun ke belakang

- Titik berat badan berada pada posisi kaki yang di depan - Pandangan mengarah lurus ke depan

- Salah satu kaki ada didepan berlawanan dengan tangan yang melempar bola

Cara Penskoran :

 Berikan skor 1, Apabila hanya melakukan 1 deskriptor  Berikan skor 2, Apabila hanya melakukan 2 deskriptor


(24)

33

Tabel Pengamatan 3.2

N O N A M A SI S W A JENIS PENGAMATAN

AFEKTIF KOGNITIF

KERJASAMA DISIPLIN PERTANYAAN

AWAL PROSE

S AKHIR J

M L

AWAL PROSE

S AKHIR J

M L

P1 P2 P3 P4 J

M L

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 2 3 Descriptor : 2) Afektif a. Kerjasama

1. Membantu teman apabila kesulitan bergerak ataupun lainnya 2. Bersama meraih tujuan mencetak angka

3. Saling berkomunikasi satu sama lainnya 4. Tidak marah ketika bermain

b. Disiplin

1. Bersungguh-sungguh melakukan gerakan 2. Mengikuti aturan

3. Berbagi bola dan aktif bergerak kepada teman sesama 4. Aktif bertanya

Cara Penskoran :

 Berikan skor 1, Apabila hanya melaksanakan 1 deskriptor  Berikan skor 2, Apabila hanya melaksanakan 2 deskriptor

 Berikan skor 3, Apabila melaksanakan lebih dari 2 deskriptor

3) Kognitif

a. P1 : Jelaskan secara lengkap cara memegang bola?

- Bola diantara kedua tangan saling berhadapan di depan - Berdiri tegak dan kaki dalam posisi siap


(25)

34

b. P2 : Jelaskan bagaimana cara melempar bola?

- Tangan kanan yang memegang bola diayunkan ke samping belakang.

- Dari belakang, bola dilemparkan dengan menggerakkan tangan dari belakang melalui atas kepala ke atas dan ke depan

- Salah satu posisi kaki berlawanan dengan arah tangan yang melempar bola

c. P3 : Jelaskan cara menangkap bola?

- Kepala dan mata menghadap kea rah datangnya bola

- Posisi badan tegak dan tangan di depan membentuk segi tiga mengarah datangnya bola

- Tangan menahan atau meredam datangnya bola

d. P4 : Jelaskan secara lengkap cara mendribbling/menggiring bola dalam

bola tangan?

- Badan agak bongkok dengan salah satu tangan memegang bola didepan dan salah satu kaki berlawanan dengan tangan

memegang bola

- Bola dipantulkan dengan salah satu tangan

- Melangkah atau berlari ke depan sambil memantulkan bola

Cara Penskoran :

 Skor 1, Apabila hanya menyebutkan 1 deskriptor  Skor 2, Apabila hanya menyebutkan 2 deskriptor

 Skor 3, Apabila menyebutkan lebih dari 2 deskriptor

Hasil pengujian validitas dan reabilitas jenis tes pengamatan tersebut dinyatakan bahwa ke-6 jenis tes itu valid dengan tingkat validitas dan reliabilitas :


(26)

35

Tabel 3.3 Validitas dan Reabilitas

JENIS

TES KERJASAMA DISIPLIN KOGNITIF MELEMPAR MENANGKAP SHOOTING rxy 0.70 0.61 0.83 0.84 0.73 0.84

t hitung 5.22 4.06 7.77 8.21 5.73 8.21

t tabel

(95%, 28) 1.70

KET VALID VALID VALID VALID VALID VALID

Var Item 2.37 2.60 2.32 2.46 2.19 2.46 1.78

16.17 67.76


(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Secara keseluruhan setelah melakukan penelitian, peneliti menyimpulkan beberapa hal yang terkait dengan implementasi gaya mengajar inklusi dalam aktivitas pembelajaran permainan bola tangan. Beberapa hasil tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1. Dengan implementasi gaya mengajar inklusi, siswa secara bertahap memahami konsep aktivitas permainan bola tangan dan hampir seluruh siswa dapat memecahkan masalah tugas gerak dalam aktivitas pembelajaran di lapangan.

2. Memperdalam pemahaman permainan baik itu dalam segi performa tugas geraknya ataupun sikapnya.

3. Melalui tugas gerak yang bertahap, dapat meningkatkan kualitas gerak siswa dan mampu meningkatkan rasa percaya diri, kerjasama serta disiplin pada setiap siswa.

4. Pada saat pembelajaran siswa begitu antusias dan gembira melakukan aktivitas kegiatan pembelajaran tersebut.

5. Untuk dimensi pemahaman, siswa dapat memahami konsep dari permainan bola tangan dan khususnya tentang cara melempar, menangkap dan shooting (menembak) bola.

6. Untuk dimensi afektif, siswa-siswa menunjukkan peningkatan dalam kerjasama dan juga mematuhi peraturan yang dilaksanakan ketika kegiatan pembelajaran ataupun bermain bola tangan.

7. Untuk dimensi psikomotor, terjadi peningkatan yang tinggi dalam segi tehnik ataupun taktik dalam aktivitas permainan bola tangan baik itu cara melempar, menangkap, ataupun shooting (menembak) bola.

8. Gaya mengajar inklusi ini sangat memudahkan guru penjas dalam PBM PJOK. Proses tersebut dalam rangka meningkatkan prestasi hasil belajar siswa, baik itu ranah psikomotor, afektif ataupun kognitif.


(28)

58

B. Saran

Dengan berpedoman pada data yang diperoleh serta dalam rangka membantu meningkatkan proses pembelajaran dan mengatasi hambatan pada kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam mata pelajaran pendidikan jasmani di SMPN 26 Bandung. Maka penulis mengungkapkan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai berikut :

1. Guru pendidikan jasmani diharapkan menggunakan gaya mengajar inklusi untuk meningkatkan pemahaman dan performa tugas gerak dalam permainan bola tangan.

2. Guru pendidikan jasmani diharapkan dapat menggunakan gaya mengajar inklusi untuk meningkatkan sikap positif siswa ketika aktivitas pembelajaran berlangsung ataupun diluar kegiatan pembelajaran.

3. Guru pendidikan jasmani diharapkan mampu memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran agar siswa memiliki kesempatan yang banyak dalam melakukan aktivitas pembelajaran gerak dan juga agar siswa tidak mengalami kejenuhan atau kebosanan yang mengakibatkan siswa tidak mau mengikuti aktivitas gerak secara keseluruhan.

4. Kepada rekan mahasiswa, disarankan untuk kembali menguji strategi gaya mengajar pembelajaran ini dengan langkah-langkah pembelajaran yang inovatif agar proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah akan lebih baik lagi.

5. Penelitian tentang PBM ini perlu dikembangkan dan diteliti lebih lanjut dengan melibatkan beberapa variabel yang bervariasi.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rienika Cipta.

Asman, Maula (2008). Bola Tangan. [online]. Tersedia di: http://maulaasman.blogspot.com/2008/01/bolatangan.html. Diakses 20 September 2013.

Bangun, Fajar Muhamad Alfin (2011). Penerapan Pembelajaran Melempar Bola

ke Dalam Lapangan dalam Permainan Sepakbola melalui Permainan Modifikasi Bola Tangan. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Crete, Chania (2003). Teaching Physical Education With Inclusion Style. Journal

of Physical Education, Recreation and Dance. 74, (8), hlm. 33-38.

Departemen Pendidikan Nasional, (2006). Kurikulum 2006. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2008). Standar Isi untuk Pendidikan

Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdikbud.

Husdarta, J. S (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta. Juliantine, Tite dkk. (2012). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: UPI

Press.

Kunandar, (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Mahendra, Agus (2009). Modul Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Bandung: UPI Press.

Maulana, Firnanda (2013). Model Permainan Gap Ball dan Rebound Ball Untuk

Meningkatkan Keterampilan Bermain Bola Tangan. (Skripsi). Fakultas

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Mosston, Muska dan Assworth, Sara (2008). Teaching Physical Education (First Online ed.). Finland: University Of Jyvaskyla.


(30)

60

Universitas Pendidikan Indonesia, (2012) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: UPI Press.

Paturisi, Achmad (2012). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Rineka Cipta.


(1)

Aris Sulistya, 2014

Implementasi Gaya Mengajar Inklusi dalam Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Tangan, Studi PTK di kelas VII-D SMPN 26 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. P2 : Jelaskan bagaimana cara melempar bola?

- Tangan kanan yang memegang bola diayunkan ke samping belakang.

- Dari belakang, bola dilemparkan dengan menggerakkan tangan dari belakang melalui atas kepala ke atas dan ke depan

- Salah satu posisi kaki berlawanan dengan arah tangan yang melempar bola

c. P3 : Jelaskan cara menangkap bola?

- Kepala dan mata menghadap kea rah datangnya bola

- Posisi badan tegak dan tangan di depan membentuk segi tiga mengarah datangnya bola

- Tangan menahan atau meredam datangnya bola

d. P4 : Jelaskan secara lengkap cara mendribbling/menggiring bola dalam bola tangan?

- Badan agak bongkok dengan salah satu tangan memegang bola didepan dan salah satu kaki berlawanan dengan tangan

memegang bola

- Bola dipantulkan dengan salah satu tangan

- Melangkah atau berlari ke depan sambil memantulkan bola

Cara Penskoran :

 Skor 1, Apabila hanya menyebutkan 1 deskriptor

 Skor 2, Apabila hanya menyebutkan 2 deskriptor

 Skor 3, Apabila menyebutkan lebih dari 2 deskriptor

Hasil pengujian validitas dan reabilitas jenis tes pengamatan tersebut dinyatakan bahwa ke-6 jenis tes itu valid dengan tingkat validitas dan reliabilitas :


(2)

35

Tabel 3.3 Validitas dan Reabilitas JENIS

TES KERJASAMA DISIPLIN KOGNITIF MELEMPAR MENANGKAP SHOOTING

rxy 0.70 0.61 0.83 0.84 0.73 0.84

t hitung 5.22 4.06 7.77 8.21 5.73 8.21

t tabel

(95%, 28) 1.70

KET VALID VALID VALID VALID VALID VALID

Var Item 2.37 2.60 2.32 2.46 2.19 2.46 1.78

16.17 67.76


(3)

Aris Sulistya, 2014

Implementasi Gaya Mengajar Inklusi dalam Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Tangan, Studi PTK di kelas VII-D SMPN 26 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Secara keseluruhan setelah melakukan penelitian, peneliti menyimpulkan beberapa hal yang terkait dengan implementasi gaya mengajar inklusi dalam aktivitas pembelajaran permainan bola tangan. Beberapa hasil tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1. Dengan implementasi gaya mengajar inklusi, siswa secara bertahap memahami konsep aktivitas permainan bola tangan dan hampir seluruh siswa dapat memecahkan masalah tugas gerak dalam aktivitas pembelajaran di lapangan.

2. Memperdalam pemahaman permainan baik itu dalam segi performa tugas geraknya ataupun sikapnya.

3. Melalui tugas gerak yang bertahap, dapat meningkatkan kualitas gerak siswa dan mampu meningkatkan rasa percaya diri, kerjasama serta disiplin pada setiap siswa.

4. Pada saat pembelajaran siswa begitu antusias dan gembira melakukan aktivitas kegiatan pembelajaran tersebut.

5. Untuk dimensi pemahaman, siswa dapat memahami konsep dari permainan bola tangan dan khususnya tentang cara melempar, menangkap dan shooting (menembak) bola.

6. Untuk dimensi afektif, siswa-siswa menunjukkan peningkatan dalam kerjasama dan juga mematuhi peraturan yang dilaksanakan ketika kegiatan pembelajaran ataupun bermain bola tangan.

7. Untuk dimensi psikomotor, terjadi peningkatan yang tinggi dalam segi tehnik ataupun taktik dalam aktivitas permainan bola tangan baik itu cara melempar, menangkap, ataupun shooting (menembak) bola.

8. Gaya mengajar inklusi ini sangat memudahkan guru penjas dalam PBM PJOK. Proses tersebut dalam rangka meningkatkan prestasi hasil belajar siswa, baik itu ranah psikomotor, afektif ataupun kognitif.


(4)

58

B. Saran

Dengan berpedoman pada data yang diperoleh serta dalam rangka membantu meningkatkan proses pembelajaran dan mengatasi hambatan pada kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam mata pelajaran pendidikan jasmani di SMPN 26 Bandung. Maka penulis mengungkapkan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai berikut :

1. Guru pendidikan jasmani diharapkan menggunakan gaya mengajar inklusi untuk meningkatkan pemahaman dan performa tugas gerak dalam permainan bola tangan.

2. Guru pendidikan jasmani diharapkan dapat menggunakan gaya mengajar inklusi untuk meningkatkan sikap positif siswa ketika aktivitas pembelajaran berlangsung ataupun diluar kegiatan pembelajaran.

3. Guru pendidikan jasmani diharapkan mampu memodifikasi sarana dan prasarana pembelajaran agar siswa memiliki kesempatan yang banyak dalam melakukan aktivitas pembelajaran gerak dan juga agar siswa tidak mengalami kejenuhan atau kebosanan yang mengakibatkan siswa tidak mau mengikuti aktivitas gerak secara keseluruhan.

4. Kepada rekan mahasiswa, disarankan untuk kembali menguji strategi gaya mengajar pembelajaran ini dengan langkah-langkah pembelajaran yang inovatif agar proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah akan lebih baik lagi.

5. Penelitian tentang PBM ini perlu dikembangkan dan diteliti lebih lanjut dengan melibatkan beberapa variabel yang bervariasi.


(5)

Aris Sulistya, 2014

Implementasi Gaya Mengajar Inklusi dalam Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Tangan, Studi PTK di kelas VII-D SMPN 26 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rienika Cipta.

Asman, Maula (2008). Bola Tangan. [online]. Tersedia di: http://maulaasman.blogspot.com/2008/01/bolatangan.html. Diakses 20 September 2013.

Bangun, Fajar Muhamad Alfin (2011). Penerapan Pembelajaran Melempar Bola ke Dalam Lapangan dalam Permainan Sepakbola melalui Permainan Modifikasi Bola Tangan. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Crete, Chania (2003). Teaching Physical Education With Inclusion Style. Journal of Physical Education, Recreation and Dance. 74, (8), hlm. 33-38.

Departemen Pendidikan Nasional, (2006). Kurikulum 2006. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2008). Standar Isi untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdikbud.

Husdarta, J. S (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta. Juliantine, Tite dkk. (2012). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: UPI

Press.

Kunandar, (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Mahendra, Agus (2009). Modul Asas-Asas Pendidikan Jasmani. Bandung: UPI Press.

Maulana, Firnanda (2013). Model Permainan Gap Ball dan Rebound Ball Untuk Meningkatkan Keterampilan Bermain Bola Tangan. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Mosston, Muska dan Assworth, Sara (2008). Teaching Physical Education (First Online ed.). Finland: University Of Jyvaskyla.


(6)

60

Universitas Pendidikan Indonesia, (2012) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Paturisi, Achmad (2012). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Rineka Cipta.


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI GAYA MENGAJAR INKLUSI DAN VARIASI PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VII SMP SWASTA KARANG SARI MEDAN T. A. 2016 / 2017.

0 2 25

PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA KELAS VIII SMP NEGERI 16 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 22

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DRIBBLE DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA KELAS VII SMP AL-HIDAYAH MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 2 23

IMPLEMENTASI GAYA MENGAJAR DIVERGEN DALAM AKTIVITAS PERMAINAN BOLABASKET UNTUK MENINGKATKAN POLA GERAK DASAR MENGOPER DAN MENANGKAP BOLA PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA KELAS V DI SD PERCONTOHAN NEGERI SETIABUDHI KOTA BANDUNG.

0 3 49

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PENGUASAAN BOLA PADA PERMAINAN BOLA BASKET ( Penelitian Tindakan Kelas di SMK Cipta Skill Bandung ).

2 13 30

Implementasi Aktivitas Bermain Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Permainan Bola Tangan.

0 8 43

PERBANDINGAN GAYA MENGAJAR PROBLEM SOLVING DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLA TANGAN.

0 5 22

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP MOTIVASI PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA TANGAN.

0 1 40

Gaya Mengajar Inklusi Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

0 2 11

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN MELALUI PENERAPAN AKTIVITAS OLAHRAGA TRADISIONAL:(PTK pada siswa kelas VII di SMP Negeri 29 Bandung) - repository UPI S JKR 0909140 Title

0 0 3