IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP MOTIVASI PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA TANGAN.

(1)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP MOTIVASI PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA TANGAN

(Studi Eksperimen pada siswa kelas VII MTsN Cariu Kabupaten Bogor)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Oleh: Hafizudin Jafar

0703865

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP MOTIVASI PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA TANGAN

Studi Eksperimen Pada Siswa kelas VII MTsN Cariu Kabupaten Bogor Pembimbing : 1. Dr. Yunyun Yudiana, M.P

2. Didin Budiman, M.Pd. Hafizudin Jafar*

0703865

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pendekatan taktis dapat memberikan pengaruh terhadap motivasi pada siswa MTsN Cariu dalam mengikuti proses pembelajaran permainan bola tangan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimen dengan desain Pre-Test dan Post-Test. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII MTsN Cariu kabupaten Bogor yang berjumlah 71 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket. Setelah melakukan proses pembelajaran selama 13 kali pertemuan dari hasil analisis data yang dilakukan, didapat t hitung sebesar -13,220 sedangkan t tabel dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar -1,994. Karena t hitung lebih kecil dari t tabel (-13,220 < -1,994) jadi H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya pendekatan taktis dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran bola tangan. Dengan kata lain terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan pendekatan taktis.


(3)

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF TACTICAL APPROACHES TOWARD HANDBALL LEARNING MOTIVATION

An experiment to the seventh grade of MTsN Cariu Kabupaten Bogor

Guidance : 1. Dr. Yunyun Yudiana, M.P 2. Didin Budiman, M.Pd.

Hafizudin Jafar* 0703865

The purpose of this reseach is to know whether tactical approach will influence of MTsN Cariu student’s motivation in the process of handball learning. The method that used by researcher is experimental method with Pre-Test and Post-Test. The sample of the research are 71 students of class VII MTsN Cariu Kabupaten Bogor. The instrument used is questioner. Learning process has been running for 13 meetings, and the result of data analysis is -13,220 and t table with significance level 0,05 is -1,994. Because t count is smaller than t table (-13,220 < -1,994) so H0 is denied. Concluded that by the implementation of this tactical

aproach can improve students motivation in learning handball. In otherwords there is a significant difference between the condition before and after the implementation of tactical approach.


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Batasan Penelitian ... 10

F. Penjelasan Istilah ... 11

BAB II TINJAUAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Teoretis ... 13

1. Model Pembelajaran ... 13

2. Belajar dan Pembelajaran ... 16

3. Pendekatan Taktis ... 20

4. Motivasi ... 26

5. Permainan Bola Tangan ... 38

B. Kerangka Berpikir ... 47

C. Hipotesis Penelitian ... 49

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 51

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 52

1. Populasi ... 52

2. Sampel ... 53

C. Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian ... 54


(5)

2. Langkah-langkah Penelitian ... 55

D. Instrumen Penelitian... 56

1. Pengujian Validitas ... 62

2. Pengujian Reliabilitas ... 63

E. Teknik Pengumpulan Data ... 66

F. Teknis Analisis Data ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 69

1. Deskripsi Statistik ... 69

2. Uji Asumsi ... 70

3. Uji Hipotesis ... 73

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 84


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan manusia dalam meningkatkan kedudukannya. Dalam hal ini sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa

Pendidikan adalah usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Oleh karena itu pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia, baik sebagai individu maupun kelompok yang meliputi aspek jasmani, rohani, spiritual, material dan kematangan berpikir. Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang memiliki kedudukan yang vital dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik, baik berupa olahraga, games, play, dan sebagainya, sebagai media/alat pembelajaran. Melalui pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah, dan terbimbing diharapkan dapat tercapai suatu tujuan pendidikan menyeluruh yang meliputi perkembangan afektif, kognitif, dan tentunya psikomotor peserta didik. Mahendra (2008:15) menjelaskan bahwa


(7)

permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan.” Adapun menurut Abduljabar (2008:27) menjelaskan bahwa pendidikan jasmani adalah “Proses pendidikan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan penampilan manusia melalui media aktivitas jasmani yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.”

Dalam kurikulum penjas ( 2004 : 10 ) diungkapkan konsep penjas sebagai berikut :

Penjas adalah suatu proses pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan prilaku sikap sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar di atur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah jasmani, kognitif dan afektif dan psikomotor dari setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerak secara aman, efisien, dan efektif.

Dalam hal ini Suherman (2000:23), menyatakan secara umum bahwa tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu :

(1) Perkembangan fisik, (2) perkembangan gerak, (3) perkembangan mental dan, (4)Perkembangan sosial. Melalui pendidikan jasmani diharapkan bisa merangsan perkembangan sikap, mental, sosial, emosi yang seimbang dengan keterampilan gerak siswa. Karena begitu pentingnya peranan pendidikan jasmani disekolah maka harus diajarkan secara baik dan benar.

Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan, pendidikan jasmani bukan hanya aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi siswa melalui aktifitas jasmani, sejalan dengan permasalahan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah merubah perilaku siswa baik yang bersifat afektif, kognitif maupun psikomotor, yang diharapkan terjadi setelah proses belajar mengajar berakhir. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru harus dapat memilih


(8)

metoda pendekatan yang sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran. Perubahan psikomotor dapat dicapai melalui proses belajar keterampilan gerak.

Dalam hal ini Rusli Lutan (2000:2-3) menyatakan bahwa tujuan pendidikan jasmani adalah:

Tujuan pendidikan jasmani adalah untuk: (1) mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika dan perkembangan sosial, (2) membangun kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani, (3) memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali, (4) mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara berkelompok maupun perorangan, (5) berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang, (6) menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk aktivitas olahraga.

Meskipun tujuan pendidikan jasmani tersebut di atas sangat majemuk, akan tetapi dalam setiap proses pembelajarannya harus sesuai dengan tahap-tahap perkembangan dan pertumbuhan peserta didik agar mereka dapat mengikuti pembelajaran penjas dengan baik. Dalam kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani yang dikembangkan di sekolah, ada berbagai jenis pembelajaran yang diajarkan kepada siswa sebagai sarana untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan keterampilan peserta didik. Adapun materi pembelajaran pendidikan jasmani yang dikembangkan dalam kurikulum pembelajaran di sekolah dan harus diikuti oleh siswa diantaranya adalah mata pelajaran atletik, kebugaran jasmani, kesehatan dan olahraga permainan.

Kegiatan pembelajaran olahraga permainan salah satunya adalah olahraga permainan bola tangan yang banyak disukai oleh peserta didik. Walaupun


(9)

demikian permainan bola tangan belum menjadi materi pelajaran wajib dalam kurikulum di sekolah, permainan bola tangan hanya menjadi materi pelajaran pengganti pada pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini disebabkan karena permainan bola tangan belum begitu populer dan dipahami oleh siswa di berbagai tingkat pendidikan formal dibandingkan dengan jenis olahraga permainan lainnya. Berbicara tentang permainan bola tangan, permainan bola tangan merupakan suatu permainan beregu, dan dapat dimainkan oleh laki-laki dan perempuan dan dapat dimainkan oleh semua orang dari segala usia, apapun tingkatan keterampilan mereka. Bentuk permainan bola tangan dapat dikatakan merupakan perpaduan antar permainan sepakbola/futsal, basket, dan bola voli. Karena dalam peraturan permainan bola tangan, teknik, serta taktik permainannya terdapat kesamaan dari ketiga cabang olahraga tersebut.

Menurut Mahendra (2000:6) menyebutkan bahwa: “Bola Tangan bisa diartikan sebagai permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alatnya, yang dimainkan dengan menggunakan satu atau kedua tangan. Bola tersebut boleh dilempar, dipantulkan atau ditembakan ke gawang lawan untuk memasukan bola sebanyak-banyaknya.”

Dari penjelasan di atas permainan bola tangan dapat dikatakan merupakan permainan yang sederhana, tetapi memiliki beberapa kelebihan/keuntungan. Permainan bola tangan hanya membutuhkan biaya yang relatif murah karena hanya membutuhkan sedikit sekali peralatan dan lapangan yang digunakan juga relatif beragam, karena permainan bola tangan dapat dimainkan baik di lapangan tembok maupun di lapangan pasir, karena bola tangan mudah dimainkan dengan


(10)

fasilitas yang minim yang tersedia. Kebutuhan utama untuk memainkan bola tangan yaitu sebuah bola. Perlengkapan permainan yang lain adalah dua buah gawang, akan tetapi jika tidak tersedia, hal ini dapat ditanggulangi dengan cara membuat garis dengan kapur tulis ditembok atau dengan cara lain (bila akan bermain di dalam ruangan kecuali di pasir).

Dibanding dengan cabang olahraga yang lain, permainan bola tangan merupakan permainan yang alamiah (natural game). Maksudnya jika hanya untuk

”Sekedar bermain” saja, setiap orang pria atau wanita, anak-anak atau orang tua, yang pada dasarnya sudah memiliki kemampuan dasar/alamiah (natural skill), seperti berlari, melompat, menangkap dan melempar akan dapat bermain bola tangan. Semakin meningkat keterampilan dari pemain, maka permainan akan berlangsung semakin menarik, karena para pemain telah dapat melakukan berbagai macam taktik dan teknik di dalam permainan.

Berdasarkan pengamatan dan fakta yang ada di lapangan, bahwa dalam proses pembelajaran khususnya pada pembelajaran bola tangan biasanya dalam pelaksanaannya kurang maksimal sehingga tidak sesuai dengan tujuan utama pendidikan jasmani. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang sering muncul diantaranya adalah kurang populernya permainan bola tangan, kurang pahamnya teknik permainan bola tangan, tidak adanya model pembelajaran yang mampu memberikan motivasi terhadap siswa dalam mengikuti permainana bola tangan, sehingga para siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, karena motivasi merupakan energi psikologis yang bersifat abstrak. Wujudnya hanya dapat diamati dalam bentuk manifestasi tingkah laku yang ditampilkannya.


(11)

Dalam pendidikan jasmani dan olahraga. Alderman (1974) menyebutkan bahwa tidak ada prestasi tanpa motivasi.

Ada sejumlah teori motivasi yang dapat dijadikan sandaran guna mendisain atau memformat program pembelajaran atau pelatihan agar lebih sesuai dengan motif-motif tertentu setiap siswa, diantaranya: (a) memformat program dan strategi implementasi pembelajaran atau pelatihan yang bervariasi, menarik, dan tidak monoton, guna menghindari munculnya perasaan tidak senang, malas, jenuh, bosan dan jemu; (b) mendisain program dan strategi implementasi pembelajaran atau pelatihan dengan memperhatikan naluri-naluri setiap siswa/atlit, karena semua tingkah laku siswa/atlit akan digerakan oleh naluri-naluri tersebut; (c) memformat program dan strategi implementasi pembelajaran atau pelatihan sesuai dengan latar belakang kebudayaan setiap siswa/atlit, sehingga program yang digulirkan tidak dirasakan sebagai barang baru, namun sebagai bagian hidup dan pola kebudayaan; (d) setiap individu memiliki kebutuhan berbeda, kebutuhan tersebut mendorong setiap individu untuk mencapai tujuan. Adanya keragaman kebutuhan setiap siswa/atlit menuntun para guru, pelatih dan pembina olahraga untuk memformat program dan strategi implementasi pembelajaran atau pelatihan sesuai dengan kebutuhan setiap siswa/atlit.

Maka dalam upaya melaksanakan pembelajaran yang baik, khususnya pembelajaran permainan bola tangan tentu saja upaya yang logis dari seorang guru dalam hal pendekatan yang sesuai, mengorganisasikan serta modifikasi fasilitas dan peralatan, jumlah pemain, kompleksitas skill, tujuan permainan dan


(12)

suasana pembelajaran harus menjadi perhatian dan pertimbangan khusus bagi seorang guru pendidikan jasmani.

Seperti yang tertuang dalam amanat GBHN ( 1983 : 104 ) sebagai berikut : Pendidikan jasmani dan olahraga perlu ditingkatkan dan di masyarakat sebagai cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap anggota masyarakat. Selanjutnya perlu ditingkatkan kemampuan prasarana dan sarana pendidikan jasmani dan olahraga, termasuk pendidik, pelatih dan penggeraknya, dan digalakkan gerakan untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat (Sumber, Yayasan Pelita, 1983:104).

Dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran tentunya harus ada model pembelajaran yang tepat karena sangat diperlukan agar siswa dapat cepat memahami dan menguasai teknik dasar permainan bola tangan, guna meningkatkan motivasi serta kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran bola tangan supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Salah satu inovasi dalam pengembangan proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan menerapkan model pendekatan taktis yang diharapkan mampu mengatasi masalah pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran bisa lebih efektif dan terarah sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani.

Menurut Tarigan (2001:10) menjelaskan bahwa: “Pendekatan taktis adalah suatu cara untuk meningkatkan kesadaran para siswa, mengenai konsep bermain dengan menerapkan atau mengaplikasikan faktor teknik yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang muncul selama permainan berlangsung.” Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa model pendekatan taktis lebih menitik beratkan pada penempatan keterampilan teknik dalam konteks bermain atau dapat diartikan sebagai pendekatan permainan, dan memberikan kesempatan pada siswa untuk mempraktikan keterampilan teknik pada situasi permainan yang sesungguhnya.


(13)

Sehingga dengan menggunakan pendekatan taktis diharapkan dapat memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran permainan bola tangan.

Dari penjelasan di atas, maka penulis bermaksud untuk meneliti penerapan model pendekatan taktis pada pembelajaran pendidikan jasmani khususnya permainan bola tangan disekolah MTsN Cariu kabupaten Bogor. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Implementasi Pendekatan Taktis Terhadap Motivasi Pembelajaran Permainan Bola Tangan (Studi Eksperimen pada siswa kelas VII MTsN Cariu, Kabupaten Bogor).”

B. Rumusan Masalah

Demi merangsang dan mengembangkan kemampuan siswa dalam bermain bola tangan, maka hendaknya kegiatan permainan bola tangan diharapkan dapat mendorong minat siswa terhadap pengetahuan serta pemahaman dalam menguasai materi permainan bola tangan. Salah satu langkahnya adalah dengan penerapan model taktis dalam permainan bola tangan. Model taktis ini merupakan model pembelajaran yang dianggap mudah dipahami para siswa dalam penyampaian materi pembelajaran permainan bola tangan. Dalam model taktis ini meliputi unsur fisik, mental, intelektual, emosional, dan sosial, sehingga materi permainan bola tangan yang disampaikan mendapat sentuhan-sentuhan didaktik-metodik yang nantinya siswa diharapkan tertarik untuk mempelajari setiap teknik-teknik dasar yang disampaikan guna mencapai tujuan pembelajaran.


(14)

Berdasarkan hasil pengamatan sementara penulis di lapangan, terdapat berbagai permasalahan yang muncul pada saat melakukan proses pembelajaran permainan bola tangan di sekolah MTsN Cariu, adapun permasalah yang terdapat dalam proses pembelajaran bola tangan adalah: “Apakah pendekatan taktis dapat memberikan pengaruh terhadap motivasi pembelajaran permainan bola tangan?”

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis rumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui apakah pendekatan taktis dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi pembelajaran permainan bola tangan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis yaitu sebagai berikut:

1. Secara teoritis

Mengembangkan model-model pembelajaran olahraga khususnya model

Pendekatan Taktis. Memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi

pengembangan metodik dalam pendidikan jasmani untuk mengembangkan bentuk-bentuk teknik pembelajaran yang cocok diterapkan baik di tingkat sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas ataupun untuk tingkat perguruan tinggi. Dijadikan masukan bagi pengkaji dan pelaksana proses belajar mengajar


(15)

pendidikan jasmani dan olahraga dalam memilih serta melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.

2. Secara praktis

Dapat dijadikan sebagai acuan dalam memaknai pentingnya model pembelajaran dalam mengatasi kesulitan pembelajaran penjas disekolah, mengatasi kompleksitas belajar, agar hasil pembelajaran pendidikan jasmani lebih meningkat dan proses pembelajaran lebih diminati oleh para siswa-siswa dan juga mampu memaknai bahwa pembelajaran penjas masih perlu ditingkatkan untuk tujuan tercapai nya pendidikan yang bermutu, serta yang paling khusus ialah menyalurkan bakat siswa pada pembelajaran bola tangan menjadi lebih efektif dan efisien, serta memberikan rasa senang kepada siswa dalam mengikuti pelajaran penjas.

E. Batasan Penelitian

Suatu penelitian perlu membatasi ruang lingkup agar tidak terlalu luas supaya sesuai dengan tenaga, waktu dan biaya untuk memecahkannya. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebasnya adalah Pendekatan Taktis

2. Variabel terkaitnya adalah motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran permainan bola tangan

3. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi MTsN Cariu, dan yang menjadi Sampel dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas VII yang dipilih dengan random sampling.


(16)

4. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: angket

F. Penjelasan istilah

Untuk menghindari salah pengertian dalam penelitian ini, penulis menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu:

1. Implementasi

Menurut Prus, A (1997:219) menjelaskan bahwa: “Implementasi adalah penerapan atau pelaksanaan suatu aktivitas serta hubungannya.”

2. Pendekatan Taktis

Menurut Tarigan (2001:10) menjelaskan bahwa: “Pendekatan taktis adalah

suatu cara untuk meningkatkan kesadaran para siswa, mengenai konsep bermain dengan menerapkan atau mengaplikasikan faktor teknik yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang muncul selama permainan

berlangsung.”

3. Pembelajaran

Menurut Sagala (2007:61) dijelaskan bahwa: „Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,

sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.”

4. Pendidikan jasmani

Menurut Mahendra (2008:15) menjelaskan bahwa “Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan.”


(17)

Menurut Husdarta (2000:20) tertulis bahwa “motivasi adalah proses aktualisasi generator penggerak internal didalam diri individu untuk menimbulkan aktivitas, menjamin kelangsungannya dan menentukan arah atau haluan aktivitas terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.” 6. Permainan bola tangan

Menurut Mahendra (2000:6) menyebutkan bahwa: “Bola Tangan bisa diartikan sebagai permainan beregu yang menggunakan bola sebagai alatnya, yang dimainkan dengan menggunakan satu atau kedua tangan. Bola tersebut boleh dilempar, dipantulkan atau ditembakan ke gawang lawan untuk memasukan bola sebanyak-banyaknya.”


(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya, penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data. Arikunto (2010:203) menjelaskan bahwa: “metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. ”Ada beberapa metode yang biasa dipergunakan dalam suatu penelitian, diantaranya historis, deskriptif, dan eksperimen.” Berkaitan dengan masalah yang ingin dikaji maka metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah eksperimen. Tentang metode eksperimen dijelaskan oleh Arikunto (2006:207) sebagai berikut:

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengetahui ada tidaknya akibat dari „sesuatu‟ yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.

Selain menurut Arikunto diatas, Siregar (2004:56) juga menjelaskan

bahwa: “penelitian eksperimen adalah penelitian langsung yang dilakukan

terhadap suatu objek untuk menentukan pengaruh suatu variabel yang dilakukan terhadap variabel tertentu dengan pengontrolan yang ketat.” Dari beberapa pendapat para ahli diatas bahwa penelitian eksperimen adalah suatu penelitian


(19)

dengan tujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan sebab akibat dari variabel-variabel yang akan diteliti.

Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai seperti yang diharapkan. Oleh karena itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Secara spesifikasi dapat dikemukakan bahwa penelitian ini ingin meneliti ada tidaknya pengaruh pendekatan taktis dalam permainan bola tangan terhadap motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran permainan bola tangan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Untuk memperoleh data dalam suatu penelitian, maka diperlukan suatu sumber data yang disebut populasi. Arikunto (2010:173) menjelaskan bahwa yang

dimaksud populasi adalah: “keseluruhan subjek penelitian.” Sedangkan menurut

Sugiyono (2009:117) menjelaskan bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.”

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis simpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan jumlah dari sumber data yang dijadikan penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa MTsN Cariu.


(20)

2. Sampel

Pada dasarnya sampel adalah bagian dari populasi. Sugiyono (2009:118) menjelaskan bahwa:

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karen tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya.

Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Pengambilan sampling ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.

Untuk teknik pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan simple

random sampling (secara acak). Dikatakan simple (sederhana) karena

pengambilan anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa MTsN Cariu. Karena populasinya sangat banyak, maka peneliti mengambil sampel 20% dari jumlah populasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006:112) yang mengemukakan bahwa:

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.


(21)

Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis menetapkan jumlah sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah 20% dari jumlah populasi yg berjumlah 355 siswa, maka sampel yang diperoleh sebanyak 71 siswa. Adapun mengenai teknik pengambilan sampelnya yaitu dilakukan dengan cara acak

(random sampling). Sugiyono (2009:120) menjelaskan bahwa: “dikatakan simple

(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.” Karena teknik pengambilan sampel adalah acak (random), maka setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

C. Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian 1. Desain Penelitian

Desain penlitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah The

One-Group Pretest-Posttest Design. Menurut Arifin (2011:80) yaitu: “desain ini menggunakan satu kelompok subjek yang terlebih dahulu diberi pretes/tes awal untuk mengukur kondisi awal (O1), selanjutnya diberi perlakuan (X) dan kemudian dilakukan postes/tes akhir (O2).” Mekanisme penelitian tersebut dikemukakan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 3.1. The One-Group Pretest-Posttest Design

Pre test Perlakuan Post test

O1 X O2


(22)

Keterangan:

O1: Pre test (menggunakan angket)

X: Perlakuan berupa model pendekatan taktis dalam permainan bola tangan O2: Post test (menggunakan angket)

Desain tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Penelitian ini dilakukan pada dua kelas eksperimen yang belajar menggunakan model pembelajaran Pendekatan Taktis.

2. Langkah-langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini tersusun dalam gambar berikut:

Gambar 3.1. Langkah-langkah Penelitian Populasi

Sampel

Tes Awal

Perlakuan

Tes Akhir

Pengumpulan Data

Pengumpulan & Analisis Data


(23)

D. Instrumen Penelitian

Dalam proses pengumpulan data, diperlukan alat yang disebut instrumen. Pemilihan instrumen penelitian yang tepat sangat diperlukan agar lebih mempermudah penelitian dalam mengumpulkan data. Seperti dijelaskan Arikunto

(2010:203) bahwa: “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah.”

Adapun instrumen yang digunakan penulis untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket. Sekaran (1992) yang kemudian dikemukakan Sugiyono (2009:200) mengemukakan “beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu: prinsip penulisan, pengukuran, dan penampilan fisik.”

1. Prinsip penulisan angket, yaitu: a. Isi dan tujuan pertanyaan b. Bahasa yang digunakan c. Tipe dan Bentuk pertanyaan d. Pertanyaan tidak mendua

e. Tidak menanyakan yang sudah lupa f. Pertanyaan tidak menggiring

g. Panjang pertanyaan h. Urutan pertanyaan


(24)

2. Prinsip Pengukuran

Angket yang diberikan kepada reponden adalah merupakan instrumen penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu instrumen angket tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkkan data yang valid dan reliabel tentang variabel yang diukur. Supaya diperoleh data penelitian yang valid dan reliabel, maka sebelum instrumen angket tersebut diberikan pada responden, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Instrumen yang valid dan reliabel bila digunakan untuk mengukur data, akan menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel pula.

3. Penampilan Fisik Angket

Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi responden atau keseriusan responden dalam mengisi angket.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan angket adalah sebagai berikut:

a. Melakukan Spesifikasi Data

Supaya di peroleh data yang lengkap dan jelas mengenai langkah-langkah penyusunan instrumen dimulai dari definisi konseptual, definisi operasional, kemudian menyusun kisi-kisi instrumen.untuk mempermudah dan memperjelas, maka penulis menjabarkannya sebagai berikut.

1. Definisi Konseptual

Hidayat (2008:57) menjelaskan bahwa:

Motivasi adalah proses aktualisasi energi psikologis yang dapat menggerakkan seseorang untuk beraktivitas, sekaligus menjamin keberlangsungan aktivitas tersebut, dan juga menentukan arah aktivitas terhadap pencapaian tujuan.


(25)

Motivasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Setidaknya para siswa harus memiliki motivasi untuk belajar di sekolah. Dalam hal ini Husdarta dan Saputra (2000:10) mengemukakan

bahwa: “Tanpa adanya motivasi sukar bagi siswa untuk berkembang dalam belajarnya.” Pada dasarnya motivasi dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan prilaku individu, termasuk prilaku individu yang sedang belajar. Motivasi pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu: Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah dorongan yang bersumber dari dalam diri siswa atau atlet yang meyebabkan berpartisipasi dalam suatu aktivitas. Ketika siswa atau atlet merasakan kesenangan dan kepuasan atas keterlibatannya dalam aktivitas olahraga maka siswa tersebut termotivasi secara inrinsik. Adapun motivasi ekstrinsik diartikan sebagai dorongan yang bersumber dari luar yang menyebabkan siswa atau atlet berpartisipasi dalam suatu kegiatan olahraga. Jika keterlibatannya dalam aktivitas olahraga didasari oleh harapan ingin menjadi juara dan memperoleh medali, hadiah, atau penghargaan dari pihak lain, maka siswa tersebut termotivasi secara ekstrinsik.

Menurut Covington dan Mueller (2001) yang kemudian dikemukakan Hidayat (2010:111) yaitu:

Berdasarkan persektif teori determinasi diri, motivasi dipandang sebagai sebuah kontinum mulai dari amotivasi (tidak termotivasi), motivasi ektrinsik, sampai motivasi intrinsik yang menggambarkan hirarki tingkat ketermotivasian individu terhadap aktivitas tertentu, meskipun akhir-akhir mendapat tentangan karena dianggap motivasi intrinsik dan ektrinsik memiliki dua kemungkinan yang independen, dan pada waktu tertentu kita dapat dimotivasi oleh sebagian dari masing-masing kemungkinan itu.


(26)

2. Definisi Operasional

Sub dimensi yang diperoleh dari komponen motivasi intrinsik yaitu Motivasi Intrinsik Untuk mengetahui sesuatu (Intrinsic Motivation To Know), Motivasi Intrinsik Untuk menguasai sesuatu (Intrinsic Motivation To

Accomplish), dan Motivasi Intrinsik Untuk Merangsang Pengalaman (Intrinsic Motivation To Experience Stimulation). Sedangkan sub dimensi yang dapat

diperoleh komponen motivasi ekstrinsik yaitu Regulasi Teridentifikasi (Identified

Regulation), Regulasi Terhubung (Introjucted Regulation), dan Regulasi

Eksternal (External Regulation). Untuk mengukur motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani dapat digunakan instrumen yang berisi sejumlah pertanyaan tentang motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

3. Kisi-kisi Angket

Kisi-kisi angket mengenai motivasi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2. Kisi-kisi Angket Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Permainan Bola Tangan

Variabel Sub Variabel Indikator No Soal

Motivasi (Motivation)

1. Motivasi Intrinsik Atau Motivasi Internal (Intrinsic Motivation)

1. Motivasi Intrinsik Untuk mengetahui sesuatu (Intrinsic Motivation To Know)

1, 42, 19, 21, 29, 14

2. Motivasi Intrinsik Untuk menguasai sesuatu (Intrinsic Motivation To Accomplish)


(27)

3. Motivasi Intrinsik Untuk Merangsang Pengalaman (Intrinsic Motivation To

Experience Stimulation)

32, 9, 5, 23, 27, 34

2. Motivasi Ekstrinsik (Extrinsic Motivation)

1. Regulasi Teridentifikasi (Identified Regulation)

18, 7, 28, 13, 25, 12

2. Regulasi Terhubung (Introjucted

Regulation)

2, 37, 20, 30, 39, 15

3. Regulasi Eksternal

(External Regulation) 26, 10, 4, 35, 22, 33

3. Tidak Termotivasi (Amotivation)

1. Tidak Termotivasi

(Amotivation) 40, 17, 8, 6, 24, 38

b. Penyusunan angket

Indikator-indikator yang dirumuskan kedalam kisi-kisi tersebut diatas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pernyataan dalam angket. Butir-butir pernyataan tersebut dibuat dengan kemungkinan jawaban yang telah tersedia. Mengenai alternatif jawaban dalam angket, dalam penelitian ini penulis menggunakan skala Likert.

Menurut Sugiyono (2009:134) “skala Likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial.” Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala


(28)

Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan dan pertanyaan.

Dalam penelitian ini, penulis menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut:

(SS) Sangat Setuju = 5

(S) Setuju = 4

(R) Ragu-ragu = 3

(TS) Tidak Setuju = 2 (STS) Sangat Tidak Setuju = 1

Kategori tersebut disusun untuk memberikan skor terhadap jawaban yang diberikan responden, sehingga melalui skor-skor tersebut dapat disusun dan ditetapkan suatu penilaian mengenai penerapan pendekatan taktis terhadap motivasi pembelajaran dalam permainan bola tangan.

c. Uji Coba Angket

Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pertanyaan-pernyataan dalam angket tersebut. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini.

Uji coba angket akan dilaksanakan kepada para siswa kelas VII di MTsN Cariu, pada tanggal 5-7 september 2012. Angket tersebut akan dibagikan kepada para siswa yang menjadi sampel penelitian sebanyak 71 siswa. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada para sampel mengenai cara-cara pengisiannya.


(29)

1. Pengujian Validitas

Uji validitas instrumen berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Arifin (2011:245) mengemukakan “Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur).” Semua data yang terkumpul dari hasil uji coba instrumen akan dianalisis menggunakan dengan bantuan SPSS.

Adapun hasil uji coba angket yang telah didhitung validitasnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3. Data Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Permainan Bola Tangan

No Butir Instrumen

Koefisien Korelasi (r-Hitung)

Koefisien Korelasi

(r-Tabel ) Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 0,514 -0,128 0,423 -0,009 0,132 0,357 0,105 0,105 0,322 -0,023 -0,102 0,440 0,249 0,336 0,529 0,526 -0,060 0,297 0,430 0,530 0,423 0,216 0,436 -0,420 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid


(30)

25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 0,271 0,338 0,196 0,127 0,209 0,390 0,273 -0,009 0,376 0,380 0,155 0,139 0,026 -0,454 0,273 -0,361 0,436 0,529 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 0,235 Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid

Metode pengambilan keputusan pada uji validitas yaitu menggunakan batasan r tabel dengan signifikansi 0,05. Untuk batasan r tabel maka dengan n = 71 didapat r tabel sebesar 0,235. Menurut Priyatno (2010:27) menyatakan bahwa

“jika nilai korelasi lebih dari batasan yang ditentukan maka item dianggap valid,

sedang jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid.” 2. Pengujian Reliabilitas

Arifin (2011:248) mengemukakan “Reabilitas adalah derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan.” Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk menghasilkan pengukuran yang sesungguhnya.

Menurut Priyatno (2010:24) “Instrumen kuesioner yang tidak reliabel maka tidak dapat konsisten untuk pengukuran sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya.” Metode yang akan digunakan dalam uji reliabilitas pada penelitian ini


(31)

adalah dengan menggunakan rumus Alpha. Arikunto (2010:239) mengemukakan

rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan

1 dan 0, misalnya angket atau soal uraian.”

Rumus Alpha:

r

11

=

Keterangan :

r 11 : reliabilitas instrument

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ : jumlah varians butir

: varians total

Koefisien reliabilitas yang diperoleh selanjutnya dikonsultasikan dengan r tabel. Jika r dihitung > r tabel, berarti instrumen tersebut reliabel dan siap digunakan dalam penelitian. Menurut Sekaran (1992) dalam Priyatno (2010:32)

mengemukakan bahwa “reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan

0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.” Setelah diuji validitas, terdapat 23 item butir soal yang dinyatakan valid dan 19 item butir soal yang dinyatakan tidak valid.

Hasil uji reliabilitas Cronbach‟s Alpha butir soal instrumen dengan

menggunakan bantuan SPSS for windows adalah sebesar 0,716 dengan jumlah item soal sebanyak 42 yang ditampilkan dalam tabel 3.5, karena nilai 0,716 lebih dari 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen motivasi pembelajaran permainan bola tangan adalah reliebel.


(32)

Tabel 3.4. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 71 100.0

Excludeda 0 .0

Total 71 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.716 42

Setelah data hasil penelitian terkumpul, maka selanjutnya dilakukan pengolahan data dan analisis data yang dilakukan seteliti mungkin dengan teknik analisis statistik. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan

Paired Samples T Tes dengan bantuan SPSS for windows. Priayatno (2010:102)

menjelaskan bahwa: “Teknik Paired Samples T Tes atau uji sampel berpasangan digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dari dua kelompok data atau sampel yang berpasangan.”

Uji sampel berpasangan ini dimaksud untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran permainan bola tangan sebelum dan sesudah diberikan metode pembelajaran taktis.


(33)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan proses penting yang harus dilakukan oleh peneliti, untuk mendapatkan sebuah sumber penelitian sehingga dapat memperoleh hasil yang diharapkan oleh peneliti. Mengenai hal ini, Sugiyono (2010:193) menjelaskan bahwa:

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Dalam pengumpulan data, instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan harus sesuai dengan data yang akan kita cari. Agar penelitian menjadi kongkret, maka perlu ada sebuah data. Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen. Dalam pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan setelah diberikan perlakuan dilakukan tes motivasi dengan menggunakan angket.

Dalam hal ini, Sugiyono (2010:193) menjelaskan bahwa “Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi

(pengamatan), dan gabungan ketiganya.”

Maka untuk mendukung penelitian ini, penulis menggunakan angket sebagai alat pengumpul data. Adapun beberapa alasan penulis menggunakan angket adalah sebagai berikut:


(34)

1. Angket dapat dipergunakan untuk memperoleh data dari jumlah responden besar yang dijadikan sampel.

2. Angket merupakan alat pengumpul data yang relatif lebih efisien, baik ditinjau dari segi waktu, biaya maupun tenaga.

3. Informasi atau data yang terkumpul lebih mudah.

4. Responden dapat menjawab lebih leluasa dalam pengisian angket karena tanpa dipengaruhi oleh sesuatu yang mengikat, sehingga jawabannya sesuai dengan apa yang diharapkan.

F. Teknik Analisis Data

Adapun langkah-langkah dalam mengolah data untuk menetukan validitas dan reliabilitas instrumen tersebut adalah untuk memperoleh kesahihan dan kerendahan dari setiap butir soal, harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Semua data yang terkumpul dari hasil uji coba instrumen dianalisis dengan menggunakan bantuan SPSS. Metode uji validitas instrumen yang digunakan adalah Metode Corrected Item Total Correlation. Menurut Priyatno (2010:24) “Metode Corrected Item Total Correlation yaitu uji validitas internal

butir tes dengan mengkorelasikan antara skor tiap butir soal yang didapatkan dengan skor total responden.”

Adapun langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentuka hipotesis nol dan hipotesis alternatif. 2. Menentukan tarap signifikansi.


(35)

3. Menentukan t hitung dan t tabel. 4. Uji normalitas dan uji homogenitas 5. Pengambilan keputusan.

6. Gambar. 7. Deskripsi data.


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan dan analisis data dengan bantuan SPSS 16 for

Windows, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

Terdapat peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran bolavoli dengan pendekatan taktis. Sesuai dengan hasil uji Paired samples T test, didapat signifikansi sebesar 0,000. Kerena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Berarti dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan motivasi yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan pendekatan taktis. Bisa juga dilihat dari nilai mean sebelum pendekatan taktis 90,38 sedangkan mean sesudah pendekatan taktis sebesar 95,97. Bahkan bisa dilihat juga dari t hitung (-13,220) < t tabel (-1,994), maka kesimpulannya adalah terdapat pengaruh yang signifikan dengan diterapkan model pendekatan taktis dalam permainan bola tangan terhadap motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran bola tangan.

B. Saran

Hasil dari analisis yang telah dilakukan serta kesimpulan yang telah diungkapkan, terdapat beberapa hal yang ingin penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut:

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pendekatan taktis dalam permaian bola tangan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motivasi


(37)

siswa dalam mengikuti pembelajaran bola tangan, sehingga penulis menyarankan untuk menggunakan pendekatan taktis pada pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada permaianan bola tangan.

2. Kepada rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang pendekatan taktis, penulis menganjurkan untuk mencari variabel dan sampel penelitian yang lebih relevan demi kemajuan ilmu pendidikan khususnya bidang keilmuan pendidikan jasmani.

3. Perlu diadakannya publikasi penggunaan model pendekatan taktis kepada para guru-guru khususnya guru pendidikan jasmani.

4. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai implementasi pendekatan Taktis terhadap motivasi pembelajaran pada siswa, karena masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi yang mungkin belun terpecahkan oleh penulis.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan menjadi sumbangsih yang berarti bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar. (2008). Pembelajaran Manajemen Pendidikan Jasmani dan

Olahraga. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia.

Abduljabar, Bambang dan Hidayat, Yusup. (2008). Karya Tulis Ilmiah dan

Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik.

Jakarta: RINEKA CIPTA.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: RINEKA CIPTA.

Asian Handball federation, Rules of the game Handball. Kuwait, 1978.

B. Uno, Hamzah. (2011). Teori motivasi dan pengukurannya, analisis di bidang

pendidikan. Jakarta: BUMI ANGKASA.

Haris, Ridwan. (1999). Peraturan Permainan Bola Tangan. Bandung: Sekolah Tinggi Olahraga Bandung.

Haris, Ridwan. (1986). Bola Tangan Peraturan dan Permainan. Bandung: ADIL. Herdyana, Yudy. (2005). Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani.

Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.

Hidayat, Yusup. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Husdarta. dan M. Saputra, Yudha. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.

Husdarta. (2011). Psikologi Olahraga. Bandung: ALFABETA. Mahendra, Agus. (2000). Bola Tangan. DEPDIKNAS.

Mahendra, Agus dan Sucipto. (2008). Model-Model Pendekatan Pembelajaran

Penjas. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

I.H.F. Commision of Coaching and Methods, handball – A.B.C. Internasional Handball Federation Publication.


(39)

Ma’mun, Amung dan Subroto,Toto. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Permainan Bola Voli. Bandung: FPOK Universitas pendidikan

Indonesia.

Priyatno, Duwi. (2010). Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data

Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran.

Yogyakarta: Gava Media.

Riduwan. (2011). Belajar Mudah penelitian. Bandung: ALFABETA

Sadirman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Seba, L. Dan Hendrayana, Y. (2005). Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Subroto, Toto. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di

Sekolah Dasar : sebuah pendekatan permainan taktis. Depdiknas.

Jakarta.

Subroto, Toto. dkk. (2008). Teori Bermain. Bandung. FPOK Universitas Pendidikan Indonesia..

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. Bandung : ALFABETA.

Suherman, Adang. (2000). Dasar-Dasar Penjas. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.

Sujana. (2005). Metoda Statistika, Bandung: Tarsito

Tarigan, Beltasar. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran

Sepak Bola. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.

Sumber Dari Internet

Pengertian Bola Tangan. [Online]. Tersedia (http://borneojach.blocks.com).22 Februari 2009

Sudrajat, A. (2008). Pengertian Pendekatan Strategi Metode Teknik Pembelajaran. [Online]. Tersedia: (http://akhmadsudrajat.wordpress.com)


(40)

(http://www.pdf-search-engine.com/motivasi-belajar-pdf.htm) (http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=8040)


(1)

68

3. Menentukan t hitung dan t tabel. 4. Uji normalitas dan uji homogenitas 5. Pengambilan keputusan.

6. Gambar. 7. Deskripsi data.


(2)

Hafizudin Jafar, 2013

Implementasi Pendekatan Taktis Terhadap Motivasi Pembelajaran Permainan Bola Tangan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan dan analisis data dengan bantuan SPSS 16 for Windows, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

Terdapat peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran bolavoli dengan pendekatan taktis. Sesuai dengan hasil uji Paired samples T test, didapat signifikansi sebesar 0,000. Kerena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Berarti dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan motivasi yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan pendekatan taktis. Bisa juga dilihat dari nilai mean sebelum pendekatan taktis 90,38 sedangkan mean sesudah pendekatan taktis sebesar 95,97. Bahkan bisa dilihat juga dari t hitung (-13,220) < t tabel (-1,994), maka kesimpulannya adalah terdapat pengaruh yang signifikan dengan diterapkan model pendekatan taktis dalam permainan bola tangan terhadap motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran bola tangan.

B. Saran

Hasil dari analisis yang telah dilakukan serta kesimpulan yang telah diungkapkan, terdapat beberapa hal yang ingin penulis sampaikan sebagai masukan dan saran sebagai berikut:

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pendekatan taktis dalam permaian bola tangan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan motivasi


(3)

80

siswa dalam mengikuti pembelajaran bola tangan, sehingga penulis menyarankan untuk menggunakan pendekatan taktis pada pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada permaianan bola tangan.

2. Kepada rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian tentang pendekatan taktis, penulis menganjurkan untuk mencari variabel dan sampel penelitian yang lebih relevan demi kemajuan ilmu pendidikan khususnya bidang keilmuan pendidikan jasmani.

3. Perlu diadakannya publikasi penggunaan model pendekatan taktis kepada para guru-guru khususnya guru pendidikan jasmani.

4. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai implementasi pendekatan Taktis terhadap motivasi pembelajaran pada siswa, karena masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi yang mungkin belun terpecahkan oleh penulis.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dan menjadi sumbangsih yang berarti bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.


(4)

Hafizudin Jafar, 2013

Implementasi Pendekatan Taktis Terhadap Motivasi Pembelajaran Permainan Bola Tangan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar. (2008). Pembelajaran Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: FPOK, Universitas Pendidikan Indonesia.

Abduljabar, Bambang dan Hidayat, Yusup. (2008). Karya Tulis Ilmiah dan Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik.

Jakarta: RINEKA CIPTA.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: RINEKA CIPTA.

Asian Handball federation, Rules of the game Handball. Kuwait, 1978.

B. Uno, Hamzah. (2011). Teori motivasi dan pengukurannya, analisis di bidang pendidikan. Jakarta: BUMI ANGKASA.

Haris, Ridwan. (1999). Peraturan Permainan Bola Tangan. Bandung: Sekolah Tinggi Olahraga Bandung.

Haris, Ridwan. (1986). Bola Tangan Peraturan dan Permainan. Bandung: ADIL. Herdyana, Yudy. (2005). Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani.

Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.

Hidayat, Yusup. (2008). Psikologi Olahraga. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Husdarta. dan M. Saputra, Yudha. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.

Husdarta. (2011). Psikologi Olahraga. Bandung: ALFABETA. Mahendra, Agus. (2000). Bola Tangan. DEPDIKNAS.

Mahendra, Agus dan Sucipto. (2008). Model-Model Pendekatan Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

I.H.F. Commision of Coaching and Methods, handball – A.B.C. Internasional Handball Federation Publication.


(5)

82

Ma’mun, Amung dan Subroto,Toto. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Permainan Bola Voli. Bandung: FPOK Universitas pendidikan Indonesia.

Priyatno, Duwi. (2010). Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Yogyakarta: Gava Media.

Riduwan. (2011). Belajar Mudah penelitian. Bandung: ALFABETA

Sadirman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Seba, L. Dan Hendrayana, Y. (2005). Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Subroto, Toto. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar : sebuah pendekatan permainan taktis. Depdiknas. Jakarta.

Subroto, Toto. dkk. (2008). Teori Bermain. Bandung. FPOK Universitas Pendidikan Indonesia..

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. Bandung : ALFABETA.

Suherman, Adang. (2000). Dasar-Dasar Penjas. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.

Sujana. (2005). Metoda Statistika, Bandung: Tarsito

Tarigan, Beltasar. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Sepak Bola. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.

Sumber Dari Internet

Pengertian Bola Tangan. [Online]. Tersedia (http://borneojach.blocks.com).22 Februari 2009

Sudrajat, A. (2008). Pengertian Pendekatan Strategi Metode Teknik Pembelajaran. [Online]. Tersedia: (http://akhmadsudrajat.wordpress.com)


(6)

Hafizudin Jafar, 2013

Implementasi Pendekatan Taktis Terhadap Motivasi Pembelajaran Permainan Bola Tangan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(http://www.pdf-search-engine.com/motivasi-belajar-pdf.htm) (http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=8040)