PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA HKBP SIDORAME MEDAN T.A. 2012/2013.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE CIRC
(COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION)
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIKA SISWA PADA MATERI ARITMATIKA
SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA HKBP
SIDORAME MEDAN T.A. 2012/2013
Oleh :
Sihartyni Novarita Sitinjak NIM. 408311045
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
(2)
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala Rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penulis dapat meneyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan meraih gelar Sarjana pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan dengan judul skripsi “Penerapan Model Pembelajaran Koperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa pada materi pokok Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Swasta HKBP Sidorame Medan T.A. 2012/2013”
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan kepada bapak Drs. syafari, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd, Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga diucapkan kepada bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta staf – staf pegawai direktorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph,D selaku dekan FMIPA Unimed Beserta staf-stafnya. Terima kasih juga penulis ucapkan Kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik, Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Syafari, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia,M.Pd. sebagai Sekretaris Jurusan Matematika, seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai jurusan matematika FMIPA Unimed yang telah banyak membantu penulis.
Teristimewa kepada Ayahanda tercinta Tigor Sitinjak dan Ibunda terbaik Rohana Siburian yang telah mengasuh dan mendidik serta memberikan dukungan moral dan material kepada penulis. Serta kepada seluruh keluarga besar Op.Sihartyni Sitinjak dan Op.Martua Siburian yang tak hentinya memberikan
(4)
dukungan dan kasih sayang serta terima kasih untuk doa dan semangat yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
Ucapan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan di Matematika (basaria, yuni, deyos, lenny, elysa, dwi, riri, rini.) dan semua teman-teman satu kelas Matematika Ekstensi 2008 dan teman sekampus stambuk 2008 yang selalu memberikan dukungan dan doa. Dan buat sahabat-sahabat Genk_Cez (Helda, Sisca, Selvy, Zippo, Desi, dan Febrina) yang selalu menemani dan memotivasi penulis.. Buat teman-teman kos Jl.Rela Gang Mual Nauli No.6 ( Kak Tety, Yessi, Ade P, dan Corry). Dan juga tidak terlupakan teman-teman Youth Gen-Ex Persaudaraan. Serta terkhusus buat teman terdekat penulis Anju Hutahaean yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa kepada penulis. Serta seluruh pihak yang tidak bisa penulis tuliskan namanya satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Amin
Medan, Januari 2013 Penulis,
Sihartyni Novarita Sitinjak NIM : 408311045
(5)
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION)
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI ARITMATIKA
SOSIAL DI KELAS VII SMP SWASTA HKBP SIDORAME MEDAN T.A. 2012/2013 SIHARTYNI NOVARITA SITINJAK
NIM. 408311045
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kemampuan komunikasi matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran koperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) di kelas VII SMP Swst HKBP Sidorame Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah kelas VII-2 yang berjumlah 36 orang. Objek penelitian adalah kemampuan komunikai matematika siswa pada materi Aritmatika Sosial dengan menerapkan model pembelajaran koperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa adalah Menerapkan model pembelajaran koperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada materi aritmatika sosial dimana siswa diberikan kesempatan untuk membaca, menulis serta mengungkapkan ide matematikanya kepada teman maupun kepada guru. Peneliti memvariasikan kelompok belajar, pada siklus I anggota kelompok 5 orang siswa sedangkan pada siklus II anggota kelompok 4 orang siswa. Penggunaan LAS juga bervariasi pada siklus I dan siklus II.
Sebelum pemberian tindakan, diperoleh nilai rata-rata kemampuan komunikasi awal siswa di kelas VII-2 berdasarkan hasil tes adalah 57,72 dengan ketuntasan secara klasikal 52,78%
.
Sedangkan berdarkan hasil observasi awal diperoleh rata-rata komunikasi matematika 41,0 dengan ketuntasan 17%. Setelah pemberian tindakan I dengan menerapkan model koperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition), nilai rata-rata Tes Kemampuan Komunikasi I mencapai 72,44 dengan tingkat ketuntasan klasikal 75,0 %. Sedangkan hasil observasi siklus I diperoleh rata-rata kemampuan komunikasi 62,0 dengan ketuntasan 50%. Karena hasil kemampuan komunikasi yang diperoleh secara klasikal belum memenuhi nilai ketuntasan, maka dilanjutkan dengan siklus II dan diperoleh nilai rata-rata Tes Kemampuan Komunikasi II 81,60 dengan tingkat ketuntasan klasikal 88,8%. Sedangkan berdasarkan hasil observasi komunikasi diperoleh rata-rata kemampuan komunikasi siswa 72,0 dengan ketuntasan klasikal 86%. Ini berarti melalui model koperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.(6)
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 6
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Pengertian Belajar 8
2.1.2. Pengertian Belajar Matematika 9
2.1.3. Komunikasi Matematika 10
2.1.3.1. Pengertian Komunikasi Matematika 10 2.1.3.2. Aspek-aspek Komunikasi Matematika 11 2.1.3.3. Faktor yang mempengaruhi Kemampuan Komunikasi 13 2.1.3.4. Kriteria Pemberian Skor Untuk Mengukur Komunikasi 14 Matematika Siswa 2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif 17 2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif tipe CIRC 19 2.1.6. Komponen-Komponen dalam Pembelajaran CIRC 20 2.1.7. Penerapan Model Pembelajaran CIRC untuk meningkatkan 21 kemampuan komunikasi matematika
2.1.8. Materi Aritmatika Sosial 22
2.2. Penelitian Yang Relevan 29
2.3. Kerangka Konseptual 30
2.4. Hipotesis Tindakan 31
BAB III METODE PENELITIAN 32
3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian 32
3.2. Subjek dan Objek Penelitian 32
3.2.1. Subjek Penelitian 32
(7)
3.3. Jenis Penelitian 32
3.4. Defenisi Operasional 32
3.5. Prosedur Penelitian 33
3.5.1. Siklus I 33
3.5.2. Siklus II 37
3.5.3. Indikator Keberhasilan 40
3.6. Alat Pengumpul Data 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 47
4.1. Hasil Penelitian 47
4.1.1 Siklus I 47
4.1.1.1 Permasalahan I 47
4.1.1.2 Alternatif Pemecahan I 51
4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 52
4.1.1.4 Observasi I 55
4.1.1.5 Analisis Data I 57
4.1.1.6 Wawancara I 60
4.1.1.7 Refleksi I 61
4.1.2 Siklus II 62
4.1.2.1 Permasalahan II 62
4.1.2.2 Alternatif Pemecahan II 62
4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 63
4.1.2.4 Observasi II 65
4.1.2.5 Analisis Data II 67
4.1.2.6 Refleksi II 70
4.2. Pembahasan Penelitian 71
4.3. Diskusi Penelitian 72
4.4. Temuan Penelitian 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 74
5.1. Kesimpulan 74
5.2. Saran 75
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Kriteria Pemberian Skor Komunikasi Matematika 14 Tabel 2.2 Pemberian Skor Kemampuan Komunikasi Matematik 15 Tabel 2.3 Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif 18 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa Pada Awal Observasi 47 Tabel 4.2 Deskripsi Tes Awal Komunikasi Matematika Siswa 48 Tabel 4.3 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Awal Siswa 50 Tabel 4.4 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran 55 Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa Pada Observasi Siklus I 56 Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa Pada Tes Kemampuan Komunikasi Siklus I 58 Tabel 4.7 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa Pada Siklus I 58 Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II 65 Tabel 4.9 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa Pada Observasi Siklus II 66 Tabel 4.10 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa Pada Tes Kemampuan Komunikasi Siklus II 67 Tabel 4.11 Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa Pada Siklus II 68 Tabel 4.12 Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa
(9)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1. Skema Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lamp 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
dan siklus II 78
Lamp 2 Lembar Aktifitas Siswa (LAS) Siklus I
dan Siklus II 98
Lamp 3 Penyelesaian Lembar Aktifitas Siswa (LAS) Siklus I
dan Siklus II 122
Lamp 4 Kisi – Kisi Tes Awal Kemampuan Komunikasi
Matematika 133
Lamp 5 Tes Awal Kemampuan Komunikasi Matematika 134 Lamp 6 Penyelesaian Tes Awal Kemampuan Komunikasi
Matematika 135
Lamp 7 Lembar Validitasi Tes Awal Kemampuan Komunikasi
Matematika 138
Lamp 8 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika
Siklus I dan Siklus II 141
Lamp 9 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siklus I 142 Lamp 10 Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siklus II 144 Lamp 11 Penyelesaian Tes Kemampuan Komunikasi Matematika
Siklus I 146
Lamp 12 Penyelesaian tes Kemampuan Komunikasi Matematika
Siklus II 150
Lamp 13 Lembar Validitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematika 153 Lamp 14 Pedoman Pemberian Skor Tes Kemampuan Komunikasi
Matematika 156
Lamp 15 Kriteria Penskoran Observasi Kemampuan Komunikasi
Matematika Siswa dalam Pembelajaran 157
(11)
Lamp 17 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran 167 Lamp 18 Data Tes Kemampuan Awal Komunikasi Matematika Siswa 179 Lamp 19 Hasil Observasi Komunikasi Awal Siswa 180 Lamp 20 Data Gabungan Tes Kemampuan Komunikasi Awal Dan
Observasi Awal 181
Lamp 21 Data Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa
Siklus I 183
Lamp 22 Hasil Observasi Komunikasi Siswa Siklus I Pertemuan I 184 Lamp 23 Hasil Observasi Komunikasi Siswa Siklus I Pertemuan II 185 Lamp 24 Data Gabungan Tes Kemampuan Komunikasi Dan
Observasi Siklus I 186
Lamp 25 Data Tes Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa
Siklus II 188
Lamp 26 Hasil Observasi Komunikasi Siswa Siklus II Pertemuan I 189 Lamp 27 Hasil Observasi Komunikasi Siswa Siklus II Pertemuan II 190 Lamp 28 Data Gabungan Tes Kemampuan Komunikasi Dan Observasi
Siklus I 191
(12)
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Perkembangan IPTEKS saat ini telah memudahkan kita untuk berkomunikasi dan memperoleh berbagai informasi dengan cepat dari berbagai belahan dunia (dalam Ansari, 2009:1). Seiring dengan itu, peran matematika sebagai salah satu ilmu dasar menjadi sangat penting untuk diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan karena matematika mampu mendorong manusia berpikir kreatif, imajinatif, dan mampu memecahkan persoalan. Pola pikir matematika selalu menjadi andalan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh karena itu, pendidikan matematika mempunyai peran yang besar untuk menyiapkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara global. Untuk itu diperlukan kemampuan tingkat tinggi yaitu berpikir logis, kritis, kreatif dan kemampuan bekerjasama secara proaktif.
Selain itu, matematika merupakan alat bantu yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi yang sifatnya abstrak menjadi konkrit melalui bahasa dan ide matematika serta generalisasi untuk memudahkan pemecahan masalah. Santoso (dalam Noraidah, 2009:10) mengungkapkan: Matematika adalah satu jalan untuk menuju pemikiran yang jelas, tepat dan teliti yang melandasi semua ilmu pengetahuan dan filsafat. Bahkan keberhasilan suatu negara tergantung dari kemajuan matematikanya.
Dalam pembelajaran matematika saat ini, tidak sedikit guru yang masih menganut paradigma transfer of knowledge yaitu bahwa pengetahuan itu dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa sehingga guru memfokuskan pembelajaran matematika pada upaya penuangan pengetahuan tentang matematika sebanyak mungkin kepada siswa.Paradigma ini beranggapan bahwa siswa merupakan objek atau sasaran belajar, sehingga dalam proses pembelajaran lebih banyak usaha yang dilakukan guru, mulai dari mencari,
(13)
2
mengumpulkan, memecahkan dan menyampaikan informasi yang ditujukan agar peserta didik memperoleh pengetahuan.
Selain itu fenomena seperti itu telah diungkapkan juga oleh Ruseffendi (dalam Ansari, 2009:2)
Kemerosotan pemahaman matematik siswa di kelas antara lain karena: (a) Dalam mengajar guru sering mencontohkan pada siswa bagaimana
menyelesaikan soal;
(b) Siswa belajar dengan cara mendengar dan menonton guru melakukan matematik, kemudian guru mencoba memecahkannya sendiri;
(c) Pada saat mengajar matematika, guru langsung menjelaskan topik yang akan dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian contoh dan soal untuk latihan.
Brooks & Brooks (dalam Ansari, 2009:2) menamakan pembelajaran seperti pola di atas sebagai pembelajaran konvensional, karena suasana kelas masih didominasi guru dan titik berat pembelajaran ada pada keterampilan tingkat rendah.
Rendahnya prestasi belajar matematika juga dipengaruhi oleh kurangnya partisipasi siswa di kelas. Hal ini sangat menghambat siswa untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Partisipasi ini berhubungan erat dengan kemampuan komunikasi siswa. Rendahnya kemampuan komunikasi matematika mengakibatkan siswa sulit untuk memahami dan mencerna soal-soal yang diberikan sehingga mereka tidak bisa memecahkan masalah tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu T.M.Sinaga selaku guru mata pelajaran matematika di SMP Swasta HKBP Sidorame Medan (16 Maret 2012) menyatakan bahwa: Ada beberapa masalah yang dihadapi guru saat proses pembelajaran berlangsung. Terutama untuk soal-soal cerita seperti aritmatika sosial, siswa sering sulit memahami apa informasi yang terkandung dalam soal cerita tersebut, sehingga mereka sulit untuk menyusun langkah-langkah penyelesaian dalam model matematikanya. Hal ini karena siswa sulit mengkomunikasikan ide-ide matematika mereka dari apa yang dibaca.
Pernyataan di atas menjelaskan bahwa salah satu kesulitan mempelajari matematika adalah karena rendahnya kemampuan komunikasi matematika siswa.
(14)
3
Untuk mengantisipasi hal tersebut, model pembelajaran matematika di kelas perlu direformasi. Tugas dan peran guru bukan lagi sebagai pemberi informasi, tetapi sebagai pendorong siswa belajar agar dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan melalui berbagai aktivitas seperti berkomunikasi dalam matematika. Sullivan (dalam Ansari, 2009:3) mengatakan salah satu tugas guru saat ini adalah memberi kebebasan berkomunikasi untuk menjelaskan idenya dan mendengar ide temannya.
Komunikasi dalam pembelajaran matematika menjadi sesuatu yang diperlukan seperti yang diungkapkan oleh Lindquist (dalam http://mellyirzal.blogspot.com/search?q=komunikasi+matematika)
Jika kita sepakat bahwa matematika itu merupakan suatu bahasa dan bahasa tersebut sebagai bahasa terbaik dalam komunitasnya, maka mudah dipahami bahwa komunikasi merupakan esensi dari mengajar, belajar, dan mengakses matematika. Komunikasi merupakan cara berbagi ide dan memperjelas pemahaman. Melalui komunikasi ide dapat dicerminkan, diperbaiki, didiskusikan, dan dikembangkan. Proses komunikasi juga membantu membangun makna dan mempermanenkan ide.
Kemampuan berkomunikasi menjadi salah satu syarat yang memegang peranan penting karena membantu dalam proses penyusunan pikiran, menghubungkan gagasan dengan gagasan lain sehingga dapat mengisi hal-hal yang kurang dalam jaringan gagasan siswa.
Hal senada juga disampaikan Baroody (dalam Ansari, 2009:4):
”Sedikitnya ada dua alasan penting, mengapa komunikasi dalam matematika perlu ditumbuhkembangkan di kalangan siswa. Pertama,
mathematics as language, artinya matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir (a tool to aid thinking), alat untuk menentukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga sebagai suatu alat yang berharga untuk mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas, tepat dan cermat. Kedua, mathematics learning as social activity; artinya sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran matematika, matematika juga sebagai wahana interaksi antar siswa, dan juga komunikasi antara guru dan siswa”.
Dalam setiap proses belajar matematika, siswa perlu dibiasakan untuk memberikan argumen atas setiap jawabannya dan memberikan tangggapan kepada
(15)
4
jawaban temannya sebagai bentuk aktivitas sosial dalam pembelajaran matematika.
Pendapat tentang pentingnya komunikasi matematika juga diusulkan NCTM (dalamhttp://mellyirzal.blogspot.com/search?q=komunikasi+matematika) menyatakan bahwa :
Program pembelajaran matematika sekolah harus memberi kesempatan kepada siswa untuk:
(a) Menyusun dan mengaitkan mathematical thinking mereka melalui komunikasi;
(b) Mengkomunikasikan mathematical thinking mereka secara logis dan jelas kepada teman-temannya, guru, dan orang lain;
(c) Menganalisis dan menilai mathematical thinking dan strategi yang dipakai orang lain;
(d) Menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide-ide matematika secara benar.
Berbagai pendapat di atas menjelaskan begitu penting arti dan peran kemampuan komunikasi matematika siswa untuk ditumbuhkembangkan dalam pendidikan khususnya dalam pendidikan matematika di sekolah.
Upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa tersebut dibutuhkan strategi pembelajaran yang lebih tepat, efektif dan menarik sehingga siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu ciri pembelajaran efektif menurut Suyitno (dalam Inayah, 2007:4) adalah Guru menerapkan pola koperatif, interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
Pola pembelajaran koperatif mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran koperatif dapat menciptakan saling ketergantungan antar siswa, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.
Ada banyak tipe pembelajaran koperatif dalam matematika, diantaranya adalah model koperatif tipe CIRC (Cooperaive Integrated Reading and Compositon) yang dapat membantu siswa untuk mengasah kemampuan komunikasi. Sehingga dengan model pembelajaran tersebut siswa mampu meningkatkan kemampuan komunikasinya terutama dalam soal cerita dengan langkah-langkah yang tepat.
(16)
5
Model pembelajaran Koperatif tipe CIRC memadukan antara kemampuan siswa membaca dan menuliskan kembali dengan susunan yang tepat. Membaca dalam hal ini bukan sekedar melafalkan kata demi kata, tetapi harus mampu memahami ide, mengamati data yang tersirat, mengaitkan informasi, dan menalar masalah yang ada. Hal ini sangat sesuai dengan aspek komunikasi yang didalamya termasuk kemampuan membaca dan menulis dalam matematika. CIRC juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat mengkomunikasikan ide matematikanya dalam kelompok baik secara lisan maupun tulisan.
Materi Aritmatika Sosial di pilih karena dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai kejadian yang berhubungan dengan materi tersebut, misalnya kegiatan jual beli, dan kegiatan ekonomi lainnya yang sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Dan penelitian dilakukan di SMP Swasta HKBP Sidorame dengan alasan karena adanya masalah yang dihadapi guru pada saat proses pembelajaran dan disekolah ini dan belum ada peneliti yang melakukan penelitian dengan model pemebelajaran koperatif tipe CIRC untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa. Dan melalui penerepan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika maka dengan demikian masalah yang ada disekolah dapat terselesaikan.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas peneliti tertarik untuk, megadakan penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran Koperatif
Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa pada materi pokok Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Swasta HKBP Sidorame Medan T.A. 2012/2013”
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat di identifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya partisipasi siswa di kelas sehingga selama pembelajaran siswa cenderung pasif dan hanya menerima informasi dari guru
(17)
6
2. Kemampuan komunikasi matematika siswa masih rendah
3. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru cenderung monoton
1.3.Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Coposition) untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi aritmatika sosial kelas VII SMP Swasta HKBP Sidorame Medan Tahun Ajaran 2012/2013.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana tingkat kemampuan komunikasi matematika siswa dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada materi pokok Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Swasta HKBP Sidorame Medan Tahun Ajaran 2012/2013?
1.5.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan komunikasi matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta HKBP Sidorame Medan Tahun Ajaran 2012/2013.
1.6.Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi guru SMP Swasta HKBP Sidorame Medan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.
(18)
7
2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai bekal ilmu pengetahuan dalam mengajar matematika dimasa mendatang.
3. Melalui model pembelajaran koperatif yipe CIRC diharapkan kemampuan komunikasi matematika siswa meningkat.
4. Sebagai masukan bagi para peneliti selanjutnya.
5. Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar matematika di dalam kelas.
(19)
74 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :
1. Kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VII SMP Swasta HKBP
Sidorame Medan Tahun Ajaran 2012/2013 mengalami peningkatan dari tes awal, siklus I, dan tes siklus II. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata –
rata kemampuan komunikasi matematika siswa yakni dari 57,72 dengan
ketuntasan klasikal 52,78% berkategori rendah di tes awal Sedangkan
berdasarkan hasil observasi awal diperoleh rata-rata komunikasi matematika 41,0 dengan ketuntasan klasikal 16,66% Setelah pemberian tindakan I nilai
rata-rata Tes kemampuan komunikasi I menjadi 72,44 dengan ketuntasan
klasikal 75,0% berkategori sedang dan Sedangkan hasil observasi siklus I
diperoleh rata-rata kemampuan komunikasi 62,0 dengan ketuntasan 50%.
Karena hasil kemampuan komunikasi yang diperoleh secara klasikal belum memenuhi nilai yang ditentukan, maka dilanjutkan dengan siklus II dan
diperoleh nilai rata-rata Tes Kemampuan Komunikasi II menjadi 81,60
dengan ketuntasan klasikal 88,89% di siklus II berkategori tinggi Sedangkan
berdasarkan hasil observasi komunikasi diperoleh rata-rata kemampuan
komunikasi siswa 72,0 dengan ketuntasan klasikal 86%. Ini berarti melalui
model koperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and
Composition) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.
(20)
75
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :
1. Guru diharapkan untuk menggunakan model pembelajaran koperatif tipe CIRC
(Cooperative Integrated Reading and Composition) sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa di kelas.
2. Guru yang mengajar dengan menggunakan model pembelajaran koperatif tipe
CIRC diharapkan perlu mengembangkan perangkat-perangkat pembelajaran yang mendukung.
3. Kepada peneliti lanjutan yang berminat, disarankan untuk mengembangkan
penelitian ini dengan kemampuan penguasaan kelas yang lebih baik dan dapat memberikan pendekatan yang lebih baik kepada setiap siswa.
(21)
76
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta.
Andriani, Melly. 2008. Komunikasi Matematika.
http://mellyirzal.blogspot.com/search?q=komunikasi+matematika (diakses maret 2012)
Ansari, Bansu, Irianto. 2009. Komunikasi Matematik (Konsep dan Aplikasi).
Banda Aceh: Penerbit PeNA.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto,S. dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Bambang, R. 2008. Membangun Keterampilan komunikasi Matematika.
http://rbaryans.wordpress.com/2008/10/28/membangun-keterampilan-komunikasi-matematika.html. (di akses februari 2012)
Muaddab, Hafis. 2010. Model dan Teori Belajar.
http://hafismuaddab.wordpress.com/category/model-dan-teori-belajar/
(di akses februari 2012)
Iriani, Sri dan Sahrudin. 2010. Model Pemebejaran Cooperative Intgrated
Reading and Composition (CIRC).
http://www.sriudin.com/2010/01/model-pembelajaran-cooperative.html
( di akses maret 2012)
Riyanto, H. Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfa
beta.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.
Slavin, Robert. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung :
(22)
77
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana
Pustaka
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif. Jakarta :
(1)
2.
Kemampuan komunikasi matematika siswa masih rendah
3.
Model pembelajaran yang digunakan oleh guru cenderung monoton
1.3.
Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran Kooperatif
tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Coposition) untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi matematika siswa pada materi aritmatika sosial kelas VII
SMP Swasta HKBP Sidorame Medan Tahun Ajaran 2012/2013.
1.4.
Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
Bagaimana tingkat kemampuan komunikasi matematika siswa dengan penerapan
model pembelajaran Kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and
Composition) pada materi pokok Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Swasta
HKBP Sidorame Medan Tahun Ajaran 2012/2013?
1.5.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
Untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan komunikasi matematika siswa
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
(Cooperative
Integrated Reading and Composition) pada materi pokok aritmatika sosial di
kelas VII SMP Swasta HKBP Sidorame Medan Tahun Ajaran 2012/2013.
1.6.
Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini
diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:
1.
Sebagai bahan masukan bagi guru SMP Swasta HKBP Sidorame Medan
dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa.
(2)
2.
Sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai bekal ilmu pengetahuan
dalam mengajar matematika dimasa mendatang.
3.
Melalui model pembelajaran koperatif yipe CIRC diharapkan kemampuan
komunikasi matematika siswa meningkat.
4.
Sebagai masukan bagi para peneliti selanjutnya.
5.
Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu
pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar matematika di
dalam kelas.
(3)
74
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah :
1.
Kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VII SMP Swasta HKBP
Sidorame Medan Tahun Ajaran 2012/2013 mengalami peningkatan dari tes
awal, siklus I, dan tes siklus II. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata –
rata kemampuan komunikasi matematika siswa yakni dari
57,72
dengan
ketuntasan klasikal
52,78%
berkategori rendah di tes awal Sedangkan
berdasarkan hasil observasi awal diperoleh rata-rata komunikasi matematika
41,0
dengan ketuntasan klasikal
16,66%Setelah pemberian tindakan I nilai
rata-rata Tes kemampuan komunikasi I menjadi
72,44
dengan ketuntasan
klasikal
75,0%
berkategori sedang dan Sedangkan hasil observasi siklus I
diperoleh rata-rata kemampuan komunikasi
62,0
dengan ketuntasan
50%
.
Karena hasil kemampuan komunikasi yang diperoleh secara klasikal belum
memenuhi nilai yang ditentukan, maka dilanjutkan dengan siklus II dan
diperoleh nilai rata-rata Tes Kemampuan Komunikasi II menjadi
81,60
dengan ketuntasan klasikal
88,89%
di siklus II berkategori tinggi Sedangkan
berdasarkan hasil observasi komunikasi diperoleh rata-rata kemampuan
komunikasi siswa
72,0
dengan ketuntasan klasikal
86%
. Ini berarti melalui
model koperatif tipe CIRC
(Cooperative Integrated Reading and
Composition)
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika
siswa.
(4)
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :
1.
Guru diharapkan untuk menggunakan model pembelajaran koperatif tipe CIRC
(Cooperative Integrated Reading and Composition)
sebagai salah satu alternatif
dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematika siswa di kelas.
2.
Guru yang mengajar dengan menggunakan model pembelajaran koperatif tipe
CIRC diharapkan perlu mengembangkan perangkat-perangkat pembelajaran
yang mendukung.
3.
Kepada peneliti lanjutan yang berminat, disarankan untuk mengembangkan
penelitian ini dengan kemampuan penguasaan kelas yang lebih baik dan dapat
memberikan pendekatan yang lebih baik kepada setiap siswa.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009.
Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta.
Andriani,
Melly.
2008.
Komunikasi
Matematika.
http://mellyirzal.blogspot.com/search?q=komunikasi+matematika
(diakses maret 2012)
Ansari, Bansu, Irianto. 2009.
Komunikasi Matematik (Konsep dan Aplikasi)
.
Banda Aceh: Penerbit PeNA.
Arikunto, S. 2006
. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto,S. dkk. 2009.
Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Bambang, R. 2008.
Membangun Keterampilan komunikasi Matematika.
http://rbaryans.wordpress.com/2008/10/28/membangun-keterampilan-komunikasi-matematika.html
. (di akses februari 2012)
Muaddab, Hafis. 2010.
Model dan Teori Belajar
.
http://hafismuaddab.wordpress.com/category/model-dan-teori-belajar/
(di akses februari 2012)
Iriani, Sri dan Sahrudin. 2010.
Model Pemebejaran Cooperative Intgrated
Reading
and
Composition
(CIRC)
.
http://www.sriudin.com/2010/01/model-pembelajaran-cooperative.html
( di akses maret 2012)
Riyanto, H. Yatim. 2009.
Paradigma Baru Pembelajaran.
Jakarta : Rineka Cipta.
Sagala, Syaiful. 2009.
Konsep dan Makna Pembelajaran
. Bandung: Penerbit Alfa
beta.
Sanjaya, Wina. 2008.
Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan
. Jakarta : Prenada Media Group.
Slameto. 2010.
Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta.
Slavin, Robert. 2010.
Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik
. Bandung :
(6)