MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI SELF REGULATION BAGI MAHASISWA SEMESTER II JURUSAN PGSD FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIMED T.A 2013/2014.
MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI SELF
REGULATION BAGI MAHASISWA SEMESTER II JURUSAN PGSD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIMED T. A 2013 / 2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan
OLEH :
BERTHALIA FANNY ARITONANG
NIM. 109351005
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
(2)
(3)
(4)
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Yesus Kristus, berkat cinta kasih dan karunia Nya yang berkelimpahan atas diri peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan (UNIMED).
Adapun judul skripsi ini adalah “ Meningkatkan Kemandirian Belajar Melalui Self Regulation Bagi Mahasiswa Semester II Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED T.A 2013/2014 ”. Peneliti menyadari bahwa banyak sekali hambatan dan kesulitan yang dialami oleh peneliti dalam meyiapkan skripsi ini. Keberhasilan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dukungan moral, spritual maupun materi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti ingin mengungkapkan ucapan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta stafnya.
2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS, Selaku Pembantu Dekan 1 FIP UNIMED,
Pembantu Dekan II Drs. Aman Simaremare M.S. Pembantu Dekan III Drs.Edidon Hutasuhut M.Pd.
(6)
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku Ketua jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.
5. Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd selaku sekertaris jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.
6. Ibu Prof.Dr.Hj.Rosmala Dewi, M.Pd,Cons. Selaku Dosen Pembimbing
Skripsi, yang telah sabar dan selalu memberikan motivasi, pengarahan, saran dan koreksi dalam penyempurnaan penyusunan skripsi.
7. Ibu Dra. Nurarjani, M.Pd, Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi.
8. Ibu Rahmulyani M.Pd Kons, Prof.Dr.Sri Milfayetti.M.Pd Kons, Dra.
Nuraini M.S selaku dosen penyelaras saat seminar, yang sudah memberikan banyak masukan dan saran yang sangat membantu penyusunan skripsi ini.
9. Ibu Dra.Nurarjani M.Pd , Ibu Dra.Zulhaini , Ibu Rahmulayani M.P.d Kons
yang telah menjadi dosen penguji saat sidang meja hijau, yang telah banyak memberikan masukan dan saran yang sangat membantu.
10.Seluruh Bapak dan Ibu Dosen jurusan Psikologi Pendidikan Dan
Bimbingan yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran dan motivasi kepada peneliti selama berada di dalam maupun di luar perkuliahan.
11.Bapak Khairul Anwar selaku dosen ketua jurusan PGSD Fip Unimed yang
telah memberi izin untuk penelitian, hingga penelitian ini dapat terlaksana. 12.Teristimewa buat keluarga tersayang , kedua orang tua saya : P. Aritonang
(7)
tersayang : Benhard Fernando Aritonang (Abang), Brylian Felix Aritonang (Abang), Benny Fetrus Aritonang (Adik tersayang). Kalian telah menjadi motivator dalam hidup saya, yang mendukung dan mengupayakan perjalanan studi ini, serta mengupayakan segala yang terbaik dalam hidup saya untuk mengapai semua cita – cita.
13.Seluruh keluarga besar peneliti, dari pihak Aritonang maupun
Tampubolon terimakasih atas Dukungan Doa, Semangat, Nasehat dan Bantuan Materi yang telah membantu penulis selama mengikuti pendidikan dibangku perkuliahan di Universitas Negeri Medan.
14.Buat Ibu Joyce E. Nathalia Munthe, SP,M.Min beserta leader saya dan seluruh teman – teman Team Celebration GKII Pusat Medan terimakasih buat seluruh doa – doa dan dukungan bagi penulis.
15.Buat sahabat – sahabat saya terkasih : Sri Omega S.Th, Kristina Sitompul S.Th, Yanti Pardede S.Pd, Ika Marintan S.Pd, Lisma Wulandari S.E, Eta Rianta S.Si, Vera Yanti A.md, Nova Silitonga S.Kom, Evi Meyunita S.Pd, Armitha Sari S.Pd, Nursyaidah S.Pd, Ummi Salamah S.Pd, Feni Wulandary S.Pd, Nurjannah S.Pd, Rika Hardianti S.Pd, Taufik Ichsan S.Pd, Godfrid S.Pd, Aulia Haqqi S.Pd, Dianson S.Pd, Nurwulan S.Pd, Siti Holijah S.Pd, Tia Susantriani S.Pd, Elisabeth Sinaga S.Pd. dan juga tidak lupa kepada seluruh sahabat – sahabat saya sekelas yang namanya tidak bisa saya sebut satu persatu.
16.Buat kawan - kawanku tersayang seluruh teman seperjuangan selama perkuliahan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Program Studi Bimbingan Konseling Stambuk 2009 yang nama – namanya tidak bisa
(8)
peneliti sebutkan satu persatu terimakasih atas bantuan, dukungan dan saran selama perkuliahan sampai dengan selesai skripsi ini. Biarlah kenangan kita selama perkuliahan tetap menjadi persahabatan yang terindah, kelak kita ingat sampai generasi kita selanjutnya dan kelak kita mampu menjadi konselor yang profesional yang membangkitkan kembali nama baik konselor.
Akhir kata penulis mengharapkan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama dalam dunia pendidikan pada umumnya dan khusus dalam bidang Bimbingan dan Konseling.
Medan, 21 Juli 2013 Penulis,
Berthalia Fanny Aritonang NIM. 109351005
(9)
ABSTRAK
Berthalia Fanny Aritonang, Nim 109351005, “Meningkatkan Kemandirian Belajar Melalui Self Regulation Bagi Mahasiswa Semester II Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED T.A 2013/2014”. Skripsi Jurusan Pendidikan Psikologi Dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan Dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan 2013.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah dengan self regulation dapat meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa semester II jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED T.A 2013/2014. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemandirian melalui self regulation pada mahasiswa semester II Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED 2013/2014. Subjek penelitian setelah dilakukan AUMPTSDL adalah 44 mahasiswa dan 12 orang yang mengalami masalah keterampilan belajar yaitu maslah kemandirian dalam belajar. Penelitian ini diadakan dengan 2 siklus, dimana pada siklus 1 diadakan 3 kali pertemuan dan siklus 2 ada 2 kali pertemuan dengan menggunakan konten dengan strategi BMB3
Hasil penelitian menunjukkan dalam meningkatkan kemandirian belajar melalui self regulation dengan layanan konten strategi BMB3 ini diproleh data awal yang menunjukkan bahwa manusia mandiri dalam kategori dalam tahap berfikir dan merasa “ kurang baik ” didapati hasil siklus 1 (75%), dengan hasil (75%) “Baik” peneliti mampu melanjutkan pada siklus II, Hasil pada pertemuan ke empat dan kelima menunjukkan kemandirian mahasiswa 91,6 % “sangat baik” mahasiswa sudah mampu berfikir, merasa, bersikap dan bertindak. Maka dari hasil penelitian terdapat kemandirian melalui self regulation dengan layanan konten strategi BMB3 pada semester II Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED Tahun Ajaran 2013/2014.
Dengan demikian peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya, peneliti mengawali penelitian dengan memulainya dengan tes AUMPTSDL untuk mempermudah penelitian, peneliti juga harus mendiskusikan dengan pihak yang terlibat dengan subjek penelitian agar mendapat waktu dan tempat yang khusus agar hasil penelitian lebih optimal. Peneliti juga kelak harus mempertimbangkan jumlah subjek penelitian, agar lebih efisien sebaiknya mengambil subjek penelitian 7 orang mahasiswa.
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data AUMPTSDL ... 7
Tabel 4.1 Data Peningkatan Kemandirian Pertemuan 1 ... 79
Tabel 4.2 Data Peningkatan Kemandirian Pertemuan 2 ... 95
Tabel 4.3 Data Peningkatan Kemandirian Pertemuan 3 ... 111
Tabel 4.4 Data Peningkatan Kemandirian Pertemuan 4 ... 126
Tabel 4.5 Data Peningkatan Kemandirian Pertemuan 5 ... 140
Tabel 4.6 Data Perbandingan Peningkatan Kemandirian siklus 1 ... 145
Tabel 4.7 Perbandingan Peningkatan Siklus I ... 147
Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Siklus I Dengan Siklus II ... 148
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis ... 48
Gambar 4.1 Perbandingan Peningkatan Kemandirian Pada Siklus I ... 147
Gambar 4.2 Perbandingan Siklus I dan Siklus II ... 150
Gambar 1 Perkenalan Terhadap UPBK UNIMED (LPM Lt.II) ... 177
Gambar 2 Peneliti Akan Menjelaskan Materi Yang Telah Dibagikan ... 177
Gambar 3 Peneliti Sedang Menjelaskan Materi Yang Akan Dibahas ... 178
Gambar 4 Mahasiswa Sedang Berdiskusi Kelompok ... 178
Gambar 5 Mahasiswa Sedang Mengerjakan Lembar Penilaian Dan Lembar Evaluasi BMB ... 179
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Format Layanan Konten Pertemuan I ... 156
Lampiran 2.Format Layanan Konten Pertemuan II ... 158
Lampiran 3.Format Layanan Konten Pertemuan III ... 160
Lampiran 4.Format Layanan Konten Pertemuan IV ... 162
Lampiran 5.Format Layanan Konten Pertemuan V ... 164
Lampiran 6.Lembar Penilaian Segera ... 166
Lampiran 7.Lembar Penilaian Jangka Pendek ... 167
Lampiran 8.Lembar Evaluasi BMB3 ... 168
Lampiran 9.Lembar Observasi Self Regulation Pertemuan I. ... 169
Lampiran 10.Lembar Observasi Self Regulation Pertemuan II ... 170
Lampiran 11.Lembar Observasi Self Regulation Pertemuan III ... 171
Lampiran 12.Lembar Observasi Self Regulation Pertemuan IV ... 172
Lampiran 13.Lembar Observasi Self Regulation Pertemuan V ... 173
(13)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hakekat belajar di Perguruan Tinggi adalah membangun pola pikir dalam struktur kognitif mahasiswa, bukan sekedar untuk memperoleh materi kuliah sebanyak-banyaknya dan memperoleh nilai yang tinggi akan tetapi pembelajaran di Perguruan Tinggi ini lebih banyak memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memiliki keterampilan yang memadai. Mahasiswa bukan hanya mampu mengingat pelajaran yang diberikan oleh dosen-dosen saat perkuliahan, tetapi harus mampu melihat berbagai fenomena di balik fakta. Proses pembelajaran tidak hanya bertujuan mengingat pelajaran tetapi belajar dengan terampil dengan mencari berbagai informasi lebih dari yang diberikan dosen saat perkuliahan. Mengembangkan proses belajar yang menekankan pemberian kesempatan pada mahasiswa untuk memiliki keterampilan belajar yang akan lebih bermakna. Mahasiswa difasilitasi untuk berfikir dan bertindak dengan cara mereka sendiri, sehingga mereka merasakan makna dari pembelajaran yang sesungguhnya.
Mahasiswa harus belajar untuk mengali ilmu sendiri dan menerapkan ilmu itu kepada apa yang sudah/belum diketahui sebelumnya. Tugas Perguruan Tinggi memberikan keterampilan agar mahasiswa belajar dengan mandiri. Salah satu keterampilan belajar yang penting di kuasai oleh mahasiswa adalah keterampilan berfikir sebagai alat belajar (tools of learning) yang digunakan untuk memecahkan masalah belajar pada umumnya.
(14)
Kemandirian merupakan suatu sikap individu yang diperoleh secara berkala selama perkembangan, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan dan dalam belajar, sehingga individu pada akhirnya akan mampu berfikir dan bertindak sendiri. Dikatakan kemandirian diperoleh secara berkala karena pada dasarnya kemandirian dapat dibentuk dan berkembang mulai dari usia dini. Namun pada faktanya masih banyak mahasiswa yang tidak mandiri dalam belajar meskipun tahap perkembangan pada diri mahasiswa sudah masuk pada tingkat perkembangan baik afektif, kognitif dan psikomotorik.
Seperti yang diungkapkan oleh Isroah dan Sumarsih digilib.unimed.ac.id/p ublic/UNIMED-Undergraduate-24261-BAB%20I.pdf diakses pada tanggal 20 Februari 2013 , menyatakan kenyataan yang dijumpai oleh sebagian dosen dalam proses pembelajaran adalah 1) Masih ada mahasiswa yang tergantung pada temannya saat mengerjakan tugas atau saat ujian, 2) Dalam mengerjakan tugas mandiri sering ada mahasiswa yang menyalin pekerjaan teman, 3) Inisiatif mencari sumber bacaan rendah sementara sebenarnya banyak sumber belajar yang dapat diakses, 4) Masih ada sebagian mahasiswa yang hadir kuliah tanpa persiapan tetapi hanya berprinsip datang, duduk, diam dan pulang, 5) Kurangnya kesadaran mahasiswa untuk belajar, 6) Masih ada anggapan sebahagian mahasiswa bahwa yang penting memperoleh nilai, bukan pada proses belajarnya, 7) Rendahnya daya juang mahasiswa dan mengerjakan tugas apa adanya, dan 8) Tugas kelompok cenderung hanya dikerjakan sendirian, sementara tugas mandiri dikerjakan secara berkelompok.
Dalam mengerjakan tugas-tugas akademik kerap kali mahasiswa mengandalkan kemampuan teman-teman nya, dan berpusat pada dosen, tidak mau berusaha menggali kemampuannya sendiri. Usia mahasiswa termasuk pada “masa dewasa dini” (18 – 40 tahun ) menunjukkan mereka berada pada masa remaja akhir dan dewasa awal atau berada diantara keduanya, yakni transisi dari masa remaja pada masa dewasa (Harlock,1980:246).
(15)
Fakta menunjukkan masih banyak mahasiswa yang belum mampu belajar secara mandiri. Ketidakmandirian ini merupakan cerminan belajar dan pola didik mahasiswa yang diwariskan ketika masih berada di tingkat SLTA. Begitu pula, ketidakmandirian di tingkat SLTP adalah produk dari cara belajar ketika masih belajar di tingkat sekolah yang lebih rendah dan seterusnya. Ketidakmandirian dalam belajar adalah masalah serius bagi seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia saat ini, karena perlu dipahami perguruan tinggi merupakan upaya akhir secara formal dalam mencetak SDM (sumber daya manusia) yang profesional.
Untuk itulah pendidikan di perguruan tinggi memliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan belajar di sekolah lanjutan. Karakteristik utama dari studi pada tingkat ini adalah kemandirian, baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan pemilihan program studi, maupun pengelolaan diri sebagai seorang mahasiswa. Masalah dalam akademik merupakan hambatan / kesulitan yang sering dialami oleh mahasiswa dalam merencanakan, melaksanakan dan memaksimalkan.
Kegagalan yang dialami oleh seseorang dalam meraih segala sesesuatu yang menjadi tujuan hidup mereka tidak selamanya karena kurang cerdas secara intelektual, akademik, melainkan karena kurang cerdas dalam meregulasi-diri. Goleman dalam Hamzah (2006:70) meyakini bahwa kesuksesan seseorang 80% dipengaruhi oleh faktor-faktor non-IQ. Faktor-faktor non-IQ itu dinamakan dengan emotional intelligence, yang salah satu domainnya adalah regulasi-diri (self-regulation).
Dalam era globalisasi ini banyak tuntutan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa, banyaknya tuntutan memberikan dorongan pada mahasiswa untuk
(16)
belajar lebih mandiri dan hal yang terpenting dalam proses belajar mandiri ini adalah peningkatan self regulation di dalam diri. Regulasi diri (self regulation) adalah proses dimana seseorang dapat mengatur pencapaian dan aksi mereka sendiri. Menentukan target untuk mereka, mengevaluasi kesuksesan mereka saat mencapai target tersebut dan memberikan penghargaan pada diri mereka sendiri karena telah mencapai tujuan tersebut.
Dilihat dari faktor internal sekurang-kurangnya ada 4 alasan penelitian ini dilakukan. Pertama, ada potensi internal pada individu mahasiswa untuk mengembangkan daya pikirnya. Berdasarkan perkembangan kognitifnya usia (18-40) sudah mencapai tahap berfikir abstrak, hipotesis dan kritis karena struktur kognitif akan selalu berubah baik saat terjadi pendewasaan biologis menurut Piaget, dalam Hegenhahn (2008:323). Dengan demikian perkembangan cara berfikir mahasiswa sudah memungkinkan untuk mandiri. Sebab kemandirian yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja dan karir kedepan sesuai dengan potensi, bakat dan minatnya.
Kedua, ada dorongan internal untuk meraih kemandirian pada masa tersebut. Usia perkembangan mahasiswa berdasarkan perkembangannya sudah mencapai tahap pembentukan identitas. Mereka sudah ingin mandiri dari orang tua dan orang dewasa lainnya (Hurlock 2007:250), disamping mereka mandiri, mereka mulai memperoleh peranan gender. Usia orang muda ini sedang memasuki periode pengambilan keputusan dan dianggap sudah dewasa, meski belum banyak mengambil peran orang dewasa. Jadi yang menjadi ciri kedewasaan seseorang adalah kemandirian, yang ditunjukkan oleh kemampuan dalam bertanggung jawab dan mengambil keputusan”.
(17)
Ketiga, ada kebutuhan internal pada individu untuk mengaktualisasikan diri secara mandiri sebagi manifestasi dari kedewasaannya, sehingga mandiri dalam aspek kognitif, sikap, maupun perbuatan termasuk kemandirian dalam hal belajar yang merupakan tugas perkembangan usia dewasa dini.
Keempat, Usia mahasiswa dipandang sudah cukup matang dan mampu merancang program dan melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan minat dan cita-citanya dan cara belajar mereka yang sudah berubah dengan cara belajar anak-anak. Menurut Corno & Mandinach dalam Jeanne Ellis (2008:31) juga berpendapat bahwa mahasiswa sudah mampu melihat kebutuhan belajarnya, apa yang akan dipelajari dan bagaiman cara mempelajarinya dapat merumuskan program belajar, mengidentifikasi sumber-sumber belajar, memilih strategi belajar, membuat keputusan sesuai dengan kebutuhan belajarnya, mengatur sendiri kegiatan belajarnya dengan inisiatifnya sendiri, tanpa selalu bergantung pada orang lain, mengikuti proses belajar dan mengevaluasi hasil belajarnya .
Dilihat dari faktor eksternal, ada dua hal yang menjadi alasan penelitian ini, pertama, ada tuntutan eksternal dari sistem belajar dan sistem kredit semester (SKS) yang belaku di Perguruan Tinggi. Karakteristik utama dengan SKS adalah menuntut kemandirian, baik dalam pelaksanaan proses belajar maupun dalam pengelolaan pengembangan dirinya sebagai mahasiswa. Mahasiswa dituntut untuk mampu belajar sendiri, mencari, menemukan dan mendayagunakan sumber-sumber belajar, memperdalam dan mengkaji diri bahan perkuliahan tanpa banyak mengantungkan diri pada dosen, serta menentukan apa yang bermanfaat untuk dirinya, apa lagi dengan pembatas waktu yang ketat membuat mahasiwa harus
(18)
membuat perencanaan yang matang bagi dirinya dan menuntut penguasaan keterampilan belajar secara mandiri.
Kedua, kondisi eksternal dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sekarang ini menuntut keterampilan berfikir kritis dan kreatif dalam belajar. Fenomena kemajuan IPTEK memberi dampak terhadap dunia pembelajaran, terutama di Perguruan Tinggi, menyangkut segi penyediaan sumber belajar dan cara membelajarkan mahasiswa. Keterampilan hidup perlu untuk menguasai pelbagai keterampilan untuk memperoleh, mengelolah dan memanfaatkan informasi secara efektif dan optimal bagi kemajuan hidupnya. Informasi perlu dikelola oleh mahasiswa, karena informasi yang biasa diterima belum terstrukstur, sehingga perlu menguasai keterampilan untuk menata informasi tersebut untuk dipahami dan berguna bagi kemajuan hidupnya. Pemanfaatan infomasi sama halnya dengan proses penyerapan dan penalaran pengetahuan. Semakin baik penguasan keterampilan mengakses informasi, semakin banyak pula informasi yang diperoleh, maka makin banyak pula pengetahuan yang dapat dipahami. Semakin baik penguasaan keterampilan untuk menggunakan dan memanfaatkan informasi, semakin banyak informasi dan pengetahuan potensial yang dapat digunakan untuk memecahkan persoalan hidup dan dimanfaatkan untuk mencapai kemajuan hidupnya.
Dari faktor diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang mandiri akan berusaha sendiri dengan segala potensi yang ada di dalam diri dan mengatur sedemikian rupa pola pikirnya untuk menentukan strategi belajar dengan mandiri dan segala yang bermakna baginya, bila itu semua telah diusahakan semaksimal mungkin tetapi tetap mendapat kesulitan dalam menyelesaikannya maka
(19)
mahasiswa bisa bertanya pada dosen atau teman dan mencari sumber informasi lain. Mahasiswa yang telah mandiri mampu mencari sumber belajar yang dibutuhkan nya. Jadi kemandirian dapat juga dilihat melalui alat pengumpul data AUMPTSDL, untuk melihat masalah apa yang dominan dialami mahasiswa Jurusan PGSD semester II Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED T.A 2013/ 2014.
1.1 Data Kelompok AUM PTSDL Mahasiswa FIP Jurusan PGSD Semester II Kelas B Ekstensi UNIMED T.A 2013 / 2014
BIDANG MASALAH (KOMPONEN)
SKOR MUTU BELAJAR MASALAH BELAJAR
Skor Total Masalah
Keseluruhan Masalah total
1.Persyaratan Penguasaan Materi pelajaran (P) 20 3,59 8,18 394 8.95 13,82
2. Keterampilan Belajar (T) 75 15,45 35,21 1310 29,77 45,96
3.Sarana Belajar ( S ) 15 5,45 12,43 230 5,23 8,07
4.Diri Pribadi (D) 30 8,09 18,44 483 10,98 16,95
5.Lingkupan Fisik dan Sosio-emosional ( L ) 25 11,30 25,74 433 9.84 15,19
Keseluruhan (165) 43,89 100,00 2850 64,77 100
Data diatas (Tabel 1.1) menunjukkan masalah pada bidang keterampilan belajar (45,96 %), diri pribadi (16,95%), lingkungan fisik dan sosioemosional (15,19%), Penguasaan materi pelajaran (13,82 % ), Sarana belajar (8,07%), Jadi dari pengelolaan data AUM PTSDL yang ada pada (tabel 1.1) yang diselenggarakan oleh UPBK UNIMED bahwa yang paling banyak mengalami masalah adalah pada bidang keterampilan belajar (45,96%). Salah satu keterampilan belajar adalah kemandirian belajar. Dalam mengikuti tes AUMPTSDL ini ada 44 mahasiswa yang mengikuti tes ini, namun peneliti mengambil subjek penelitian khusus mahasiswa yang mengalami masalah
(20)
kemandirian dalam belajar didapati 12 orang mahasiswa yang mengalami masalah keterampilan belajar dalam bidang kemandirian.
Maka dengan ini penulis memilih untuk membahas masalah keterampilan belajar dalam kemandirian melalui self regulation yang dikemas dalam layanan konten strategi BMB3 (Befikir, merasa, bertindak, bersikap dan bertanggung jawab). Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa self regulation adalah bentuk pengaturan diri yang menjadi konten yang akan dibentuk menjadi sikap dan kebiasaan yang diharapkan kelak akan menjadi suatu keterampilan bagi mahasiswa untuk menjadikan sikap dan kebiasaan itu menjadi suatu kebutuhan pokok yang berguna bagi mahasiswa untuk mencapai tujuan dalam hidupnya.
Bimbingan Konseling sebagai bagian integral dari pendidikan, salah satu tanggung jawabnya adalah membantu mengatasi masalah kemandirian mahasiswa dengan meningkatkan Self Regulation yang ada pada diri mahasiswa melalui pelayanan bimbingan konseling dengan salah satu model yang akan dipakai dan dibahas adalah layanan konten dengan strategi BMB3 tehnik diskusi kelompok.
Ada beberapa alasan mengapa penulis memilih menggunakan layanan konten strategi BMB3 dalam penelitian ini, salah satunya yaitu layanan konten ini merupakan layanan pembelajaran untuk mendapatkan kompetensi / keterampilan dalam belajar, salah satu dari keterampilan adalah kemandirian belajar. Dalam kegiatan layaanan konten strategi BMB3 ini mahasiswa diharapkan mampu berpikir, merasa, bersikap, bertindak dan bertanggung jawab untuk mendapatkan suatu keterampilan atau kompetensi dalam belajar yang diawali dengan pembentukan sikap atau kebiasaan yaitu pengaturan diri self regulation yang akan dibentuk untuk menjadikan mahasiswa memperoleh kemandirian dalam belajarya.
(21)
Atas dasar pemikiran di atas peneliti mengajukan judul “Meningkatkan Kemandirian Belajar Melalui Self Regulation Bagi Mahasiswa Semester II Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED T.A 2013/2014”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belkang diatas, dapat diidentifikasian beberapa permasalahan yang berhubungan dengan mahasiswa Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED. Masalah yang sering ditemui pada mahasiswa yaitu 1) Masih ada mahasiswa yang tergantung pada temannya saat mengerjakan tugas atau saat ujian, 2) Dalam mengerjakan tugas mandiri sering ada mahasiswa yang menyalin pekerjaan teman, 3) Inisiatif mencari sumber bacaan rendah sementara sebenarnya banyak sumber belajar yang dapat diakses, 4) Masih ada sebagian mahasiswa yang hadir kuliah tanpa persiapan tetapi hanya berprinsip datang, duduk, diam dan pulang, 5) Kurangnya kesadaran mahasiswa untuk belajar, 6) Masih ada anggapan sebahagian mahasiswa bahwa yang penting memperoleh nilai, bukan pada proses belajarnya, 7) Rendahnya daya juang mahasiswa dan mengerjakan tugas apa adanya, 8) Tugas kelompok cenderung hanya dikerjakan sendirian, sementara tugas mandiri dikerjakan secara berkelompok. Beberapa masalah yang diidentifikasi akibat ketidakmampuannya mengatur diri (self regulation) mengakibatkan mahasiswa tidak mandiri dalam belajar dan pada akhirnya kurang bersemangat menjalani aktivitas perkuliahan.
1.3 Batasan Masalah
Sesuai dengan judul penelitian dan permasalahan yang hendak diulas dalam penelitian ini serta untuk menghindari timbulnya penafsiran yang berbeda
(22)
maka perlu adanya pembatasan masalah yang akan diteliti, maka penulis membatasi penelitian ini. Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa yang akan mengambil gelar S1 (Strata 1), yang akan membantu mahasiswa lainnya, yang dikemas menjadi konseling teman sebaya dengan layanan konten strategi BMB3 teknik diskusi kelompok. Penelitian dilakukan bagi mahasiswa semester II FIP Jurusan PGSD UNIMED. Masalah yang akan di bantu yaitu kemandirian mahasiswa dalam belajar dengan meningkatkan terlebih dahulu Self Regulation dengan layanan konten pembelajaran. Maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada “Meningkatkan Kemandirian Belajar Melalui Self Regulation Bagi Mahasiswa Semester II Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED T.A 2013/2014”.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ’’Apakah Dengan Self Regulation Dapat Meningkatkan Kemandirian Belajar Mahasiswa Semester II Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED T.A 2013/2014 ?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan fakta dan data-data tentang kemungkinan Meningkatkan Kemandirian Belajar Melalui Self Regulation Dapat Meningkatkan Kemandirian Belajar Mahasiswa Semester II Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED T.A 2013/2014.
(23)
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : 1) Manfaat Konseptual
1. Sebagai bahan masukan dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya pada Jurusan Pendidikan Psikologi dan Bimbingan tentang penggunaan layanan konten strategi BMB3 dalam meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa.
2. Memberikan masukan pada dunia pendidikan tentang pengaruh self regulation untuk kemandirian belajar mahasiswa dan diharapkan mahasiswa mampu mengalami kemandian dalam belajar.
3. Penelitian ini dapat dijadikan wahana dalam pengembangan ilmu psikologi pendidikan dan bimbingan yang telah diperoleh oleh peneliti.
2) Manfaat Praktis
1. Sebagai bahan untuk mengembangkan sikap kemandirian belajar mahasiswa yang berpengaruh besar terhadap peningkatan aktivitas, motivasi dan indeks prestasi mahasiswa, sehingga kesuksesan belajar dapat dicapai dengan maksimal sesuai dengan kebutuhan bila mahasiswa memiliki pengaturan diri ( self regulation) yang baik.
2. Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang pentingnya memiliki self regulation untuk meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa. 3. Memberikan informasi pada mahasiswa tentang aplikasi dari peningkatan
(24)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan sebagai
berikut :
1. Peningkatan kemandirian akan meningkat bila mahasiswa memiliki self
regulation sebagai kontrol diri yang mampu mengotrol setiap akativitas
mahasiswa, khususnya dalam belajar. Kehidupan ini tidak tergantung oleh
situasi ataupun kondisi dan hidup seseorang tidak terletak pada orang lain.
Kemandirian dalam belajar juga tidak tergantung seberapa besar
intelegensi seseorang seperti pendapat ahli “Goleman dalam Hamzah (2006:70) meyakini bahwa kesuksesan seseorang 80% dipengaruhi oleh
faktor-faktor non-IQ. Faktor-faktor non-IQ itu dinamakannya dengan
emotional Question, yang salah satu domainnya adalah regulasi-diri (self-regulation). Kegagalan seseorang dalam meraih segala sesuatu yang
menjadi tujuan hidup individu tidak selamanya karena kurang cerdas
secara intelektual, akademik, melainkan karena kurang cerdas dalam
meregulasi diri.”
2. Penilaian melalui Lembar Laiseg, Laijapen dan observasi BMB3 terlihat
mahasiswa sudah mampu berpikir, merasa, bersikap, bertindak namun
belum sampai pada bertanggung jawab. Oleh karena keterbatasan waktu
penelitian maka peneliti melihat peningkatan hanya sebatas mahasiswa
(25)
3. Peningkatan yang terjadi pada siklus I sebanyak 75%, melihat peningkatan
pada siklus 1 peneliti melanjutkan pada siklus 2 dan pada siklus
2 mahasiswa mengalami peningkatan sebanyak 91,6% angka ini menunjuk
- an lebih dari target yang ditentukan peneliti pada awal penelitian.
Dengan penelitian dalam “ Meningkatkan Kemandirian Belajar Melalui
Self Regulation Bagi Mahasiswa Semester II Jurusan PGSD Fakultas Ilmu
Pendidikan UNIMED T.A 2013/2014.” dapat diterima.
5.2 Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti terlebih dahulu dapat memulai
dengan tes AUMPTSDL untuk mempermudah penelitian.
2. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya ada kerjasama yang baik
antara peneliti dengan semua yang terlibat dengan subjek penelitia.
Untuk mendapatkan waktu khusus dalam penelitian yang ditentukan
oleh pihak yang berwenang untuk subjek penelitian, waktu yang
digunakan bukan saja mengisi waktu kosong tetapi tersedia waktu
khusus.
3. Ada tempat khusus yang disediakan oleh pihak subjek penelitian, saat
penelitian berlangsung untuk menjalankan penelitian dengan baik.
4. Sebaiknya mengambil subjek penelitian semester II dikarenakan
perjalanan belajar mereka yang masih panjang dan membutuhkan lebih
(26)
5. Sebaiknya subjek penelitian tidak terlalu banyak, lebih efisien
maksimal 7 agar waktu yang digunakan lebih optimal untuk
(27)
DAFTAR PUSTAKA
Ali dan Asrori. 2009. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. . http://www.e-psikologi.com diakses 10 maret 2013.
Deborah. 2005. Tumbuh Kembang Kemandirian dalam belajar. http://www.e-psikologi.com diakses 10 maret 2013.
Dewi, Rosmala. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Desain Emperikal dan PTK. Medan : Pasca Sarjana.
Digilib. unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-24261 BAB%20I.pdf diakses pada tanggal 20 Februari 2013.
Corey, Gerald 2005) Profil Konselor Sebaya http://birokonsultasipsikologitazkia.b logspot.com/2012/02/materi-peer-counseling-asas-asas-dan.html diakses 15 Mei 2013.
Ellis, Jeanne. 2008. Psikologi Pendidikan (Membantu Siswa Tumbuh Kembang). Jakarta : Erlangga.
Hamzah.2006. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Havnes, Anton. 2008. Peer-Mediated Learning Beyond The Curriculum. Society for Research into Higher Education, (Online), Vol. 33, No. 2, 193–204, ( http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=65803ca3-595f-4a7f-875e-5472953d8604%40sessionmgr13&vid=1&hid=21, diakses 20 Mei 2013)
Hergenhahn & Olson, Matthew. 2008. Theories Of Learning (Teori Belajar).
Jakarta : Kencana.
Hurlock, Elizabeth. Edisi Ke lima. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta : Penerbit Erlangga
Juantika, Achmad. 2006. Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung : Refika Aditama.
Karuna, Amara. 2011. Hand in Hand, Heart to Heart : Peer Counseling in Community. Academic Search Complete, Archives, (Online), Issue 150, p32-35. 4p, (http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=0d2cb7d0-4669 -4cf2-bacb-990ec7714bd7%40sessionmgr15&vid=1&hid=21, diakses 20 Mei 2013)
Knowless. 2005. Ciri-ciri Anak Mandiri Dalam Belajar. http://www.sekolahrumah.com diakses pada tanggal 28 februari 2013.
Mahayana, Dimitri. 2007. Quantum Question (Kecerdasan Quantum). Jakarta : Nuansa.
(28)
Naning Anningrum, 2011. Konselor Sebaya (Peer Counseling) Untuk Mahasiswa.
http://raneebk.blogspot.com/2011/06/konselor-sebaya-peer-counseling-untuk.html diakses 20 mei 2013.
Prayitno & Amti, Erman. 2004. Dasar –Dasar Bimbingan Konseling. Jakarta Rineka Cipta.
Richards, Laura C. 2010. A Classwide Peer-Modeling Interevention Package To Increase On- Task Behavior: Wiley InterScience. Psychology in the Schools, Published, (online), Vol.47, No.6 (http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer /pdfviewer?sid=f3d28b42-b600-4828-996e-3ed3caddf2d1%40sessionmgr11 &vid=1&hid=21, diakses 20 Mei 2013).
Rusman. 2010. Model –Model Pembelajaran ( Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta : Grafindo Persada.
Santrock, John W. 2007. A Topical Approach To Life Span Development. New York : Tata McGraw-Hill.
Schunk dalam Susanto. 2006. Regulasi Diri (Self Regulation)
http://www.psychologymania.com/2012/04/regulasi-diri-self-regulation.html/ dikses 28 februari 2013.
Shertzer & Stone. 1981. Konseling Teman Sebaya http://konselorindonesia.blogs pot.com/2011/02/konseling-teman-sebaya.html diakses 20 mei 2013.
Sunarti, 2008. Peranana Pembimbinga Dalam Layanan Bimbingan Konseling di SMA Negeri I Cangkringan ( Tinjauan). Karya Ilmiah.
http://bk-sma-sunarti.blogspot.com/search/label/Karya diakses 20 Mei 2013.
Suwarjo, 2008. Konseling Teman Sebaya (Peer Counseling) Untuk Mengembangk an Resiliensi Remaja. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Suwar jo,%20M.Si.,%20Dr.%20/Peer%20Couns%20&%20Resiliensi%20Siswa.pdf diakses 20 mei 2013.
Sugiono. 2008 . Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung : Alfa Betta.
Yamin, Martinis. 2012. Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta : Referensi.
(1)
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : 1) Manfaat Konseptual
1. Sebagai bahan masukan dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya pada Jurusan Pendidikan Psikologi dan Bimbingan tentang penggunaan layanan konten strategi BMB3 dalam meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa.
2. Memberikan masukan pada dunia pendidikan tentang pengaruh self regulation untuk kemandirian belajar mahasiswa dan diharapkan mahasiswa mampu mengalami kemandian dalam belajar.
3. Penelitian ini dapat dijadikan wahana dalam pengembangan ilmu psikologi pendidikan dan bimbingan yang telah diperoleh oleh peneliti.
2) Manfaat Praktis
1. Sebagai bahan untuk mengembangkan sikap kemandirian belajar mahasiswa yang berpengaruh besar terhadap peningkatan aktivitas, motivasi dan indeks prestasi mahasiswa, sehingga kesuksesan belajar dapat dicapai dengan maksimal sesuai dengan kebutuhan bila mahasiswa memiliki pengaturan diri ( self regulation) yang baik.
2. Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang pentingnya memiliki self regulation untuk meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa. 3. Memberikan informasi pada mahasiswa tentang aplikasi dari peningkatan
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka disimpulkan sebagai berikut :
1. Peningkatan kemandirian akan meningkat bila mahasiswa memiliki self regulation sebagai kontrol diri yang mampu mengotrol setiap akativitas mahasiswa, khususnya dalam belajar. Kehidupan ini tidak tergantung oleh situasi ataupun kondisi dan hidup seseorang tidak terletak pada orang lain. Kemandirian dalam belajar juga tidak tergantung seberapa besar intelegensi seseorang seperti pendapat ahli “Goleman dalam Hamzah (2006:70) meyakini bahwa kesuksesan seseorang 80% dipengaruhi oleh faktor-faktor non-IQ. Faktor-faktor non-IQ itu dinamakannya dengan emotional Question, yang salah satu domainnya adalah regulasi-diri (self-regulation). Kegagalan seseorang dalam meraih segala sesuatu yang menjadi tujuan hidup individu tidak selamanya karena kurang cerdas secara intelektual, akademik, melainkan karena kurang cerdas dalam meregulasi diri.”
2. Penilaian melalui Lembar Laiseg, Laijapen dan observasi BMB3 terlihat mahasiswa sudah mampu berpikir, merasa, bersikap, bertindak namun belum sampai pada bertanggung jawab. Oleh karena keterbatasan waktu penelitian maka peneliti melihat peningkatan hanya sebatas mahasiswa sudah mampu berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak .
(3)
3. Peningkatan yang terjadi pada siklus I sebanyak 75%, melihat peningkatan pada siklus 1 peneliti melanjutkan pada siklus 2 dan pada siklus 2 mahasiswa mengalami peningkatan sebanyak 91,6% angka ini menunjuk - an lebih dari target yang ditentukan peneliti pada awal penelitian. Dengan penelitian dalam “ Meningkatkan Kemandirian Belajar Melalui Self Regulation Bagi Mahasiswa Semester II Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED T.A 2013/2014.” dapat diterima.
5.2 Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti terlebih dahulu dapat memulai dengan tes AUMPTSDL untuk mempermudah penelitian.
2. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya ada kerjasama yang baik antara peneliti dengan semua yang terlibat dengan subjek penelitia. Untuk mendapatkan waktu khusus dalam penelitian yang ditentukan oleh pihak yang berwenang untuk subjek penelitian, waktu yang digunakan bukan saja mengisi waktu kosong tetapi tersedia waktu khusus.
3. Ada tempat khusus yang disediakan oleh pihak subjek penelitian, saat penelitian berlangsung untuk menjalankan penelitian dengan baik. 4. Sebaiknya mengambil subjek penelitian semester II dikarenakan
perjalanan belajar mereka yang masih panjang dan membutuhkan lebih banyak lagi bimbingan.
(4)
5. Sebaiknya subjek penelitian tidak terlalu banyak, lebih efisien maksimal 7 agar waktu yang digunakan lebih optimal untuk memecahkan permasalahan subjek penelitian.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Ali dan Asrori. 2009. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. . http://www.e-psikologi.com diakses 10 maret 2013.
Deborah. 2005. Tumbuh Kembang Kemandirian dalam belajar. http://www.e-psikologi.com diakses 10 maret 2013.
Dewi, Rosmala. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Desain Emperikal dan PTK. Medan : Pasca Sarjana.
Digilib. unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-24261 BAB%20I.pdf diakses pada tanggal 20 Februari 2013.
Corey, Gerald 2005) Profil Konselor Sebaya http://birokonsultasipsikologitazkia.b logspot.com/2012/02/materi-peer-counseling-asas-asas-dan.html diakses 15 Mei 2013.
Ellis, Jeanne. 2008. Psikologi Pendidikan (Membantu Siswa Tumbuh Kembang). Jakarta : Erlangga.
Hamzah.2006. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Havnes, Anton. 2008. Peer-Mediated Learning Beyond The Curriculum. Society for Research into Higher Education, (Online), Vol. 33, No. 2, 193–204, (http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=65803ca3-595f-4a7f-875e-5472953d8604%40sessionmgr13&vid=1&hid=21, diakses 20 Mei 2013)
Hergenhahn & Olson, Matthew. 2008. Theories Of Learning (Teori Belajar). Jakarta : Kencana.
Hurlock, Elizabeth. Edisi Ke lima. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta : Penerbit Erlangga
Juantika, Achmad. 2006. Bimbingan dan Konseling Dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung : Refika Aditama.
Karuna, Amara. 2011. Hand in Hand, Heart to Heart : Peer Counseling in Community. Academic Search Complete, Archives, (Online), Issue 150, p32-35. 4p, (http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=0d2cb7d0-4669 -4cf2-bacb-990ec7714bd7%40sessionmgr15&vid=1&hid=21, diakses 20 Mei 2013)
Knowless. 2005. Ciri-ciri Anak Mandiri Dalam Belajar. http://www.sekolahrumah.com diakses pada tanggal 28 februari 2013.
Mahayana, Dimitri. 2007. Quantum Question (Kecerdasan Quantum). Jakarta : Nuansa.
(6)
Naning Anningrum, 2011. Konselor Sebaya (Peer Counseling) Untuk Mahasiswa.
http://raneebk.blogspot.com/2011/06/konselor-sebaya-peer-counseling-untuk.html diakses 20 mei 2013.
Prayitno & Amti, Erman. 2004. Dasar –Dasar Bimbingan Konseling. Jakarta Rineka Cipta.
Richards, Laura C. 2010. A Classwide Peer-Modeling Interevention Package To Increase On- Task Behavior: Wiley InterScience. Psychology in the Schools, Published, (online), Vol.47, No.6 (http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer /pdfviewer?sid=f3d28b42-b600-4828-996e-3ed3caddf2d1%40sessionmgr11 &vid=1&hid=21, diakses 20 Mei 2013).
Rusman. 2010. Model –Model Pembelajaran ( Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta : Grafindo Persada.
Santrock, John W. 2007. A Topical Approach To Life Span Development. New York : Tata McGraw-Hill.
Schunk dalam Susanto. 2006. Regulasi Diri (Self Regulation) http://www.psychologymania.com/2012/04/regulasi-diri-self-regulation.html/ dikses 28 februari 2013.
Shertzer & Stone. 1981. Konseling Teman Sebaya http://konselorindonesia.blogs pot.com/2011/02/konseling-teman-sebaya.html diakses 20 mei 2013.
Sunarti, 2008. Peranana Pembimbinga Dalam Layanan Bimbingan Konseling di SMA Negeri I Cangkringan ( Tinjauan). Karya Ilmiah.
http://bk-sma-sunarti.blogspot.com/search/label/Karya diakses 20 Mei 2013.
Suwarjo, 2008. Konseling Teman Sebaya (Peer Counseling) Untuk Mengembangk an Resiliensi Remaja. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Suwar jo,%20M.Si.,%20Dr.%20/Peer%20Couns%20&%20Resiliensi%20Siswa.pdf diakses 20 mei 2013.
Sugiono. 2008 . Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD. Bandung : Alfa Betta.
Yamin, Martinis. 2012. Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta : Referensi.