Satire Dalam Animasi Bakabon.

(1)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

I. BAB I dan BAB II

Dalam skripsi ini, penulis menganalisis komik dan film animasi “Tensai Bakabon” (天才バカボン), karya Fujio Akatsuka. Komik ini pertama kali muncul di Jepang pada tahun 1967 dan dipublikasikan hanya dalam betuk komik saja. Karen kesuksesan komik Bakabon, maka pada tahun 1971 Bakabon diangkat ke layar lebar.

Dalam komik dan film animasi “Tensai Bakabon” (天才バカボン), terdapat beberapa tokoh, seperti Papa Bakabon, Bakabon, Omawari-san, Hajime, dll. Tema utama dalam cerita ini tentang, kebodohan yang diperlihatkan oleh masing-masing tokohnya. Tokoh yang paling sering melakukan kebodohan dalam cerita ini adalah

Papa Bakabon. Cerita Bakabon mengambil setting kehidupan masyarakat Jepang

sehari-hari. Kekonyolan yang terjadi pada cerita ini biasanya mengambil tema kehidupan sehari-hari.

Penulis menganalisis komik dan film animasi “Tensai Bakabon” (天才バカボン) dengan menggunakan pendekatan moral. Tujuan penulis menggunakan pendekatan moral adalah untuk lebih memudahkan penulis untuk melihat dan mengetahui pesan moral yang disisipkan oleh pengarang. Penulis akan mencari satir atau sindiran yang terdapat pada komik maupun film animasi “Tensai Bakabon” (天才バカボン).

Satir merupakan salah satu karya sastra yang digunakan untuk mengkritik, mencemooh, mengejek, menyerang, bahkan menertawakan kepada sesuatu yang


(2)

Universitas Kristen Maranatha disindir. Satir juga biasanya digunakan untuk mengkritik suatu kebudayaan, lembaga, kegiatan manusia. Satir biasanya mencakup pendapat moral yang ditujukan untuk memperbaiki keadaan, kebiasaan, kepercayaan, dan tradisi.

Setelah penulis menemukan satir, maka penulis akan mengelompokan satir ke dalam pola pemikiran masyarakat Jepang. Ada dua pola pikir masyarakat Jepang yang penulis tulis yaitu Ganbaru dan Akiramenai. Ganbaru adalah sikap gigih dengan ketekunan yang dilakukan, untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Akiramenai adalah sifat pantang menyerah yang dilakukan dalam mengejar sesuatu

yang ingin dicapai, walaupun harus berkorban sesuatu.

II. BAB III

Tokoh utama pada komik dan film animasi “Tensai Bakabon” (天才バカボン) adalah Papa Bakabon, Bakabon, Omawari-san. Papa Bakabon merupakan tokoh yang sangat ceroboh dan bodoh. Bakabon adalah anak dari Papa Bakabon. Ia mewarisi sifat bodoh sang ayah. Omawari-san dikisahkan dalam cerita komik ini sebagai tokoh yang memiliki profesi sebagai polisi, tetapi ia sangat bodoh dan selalu malas dalam kerja. Kebodohan dan kekonyolan para tokoh yang muncul, merupakan tema utama dalam komik dan film animasi ini.

Hasil yang didapat penulis setelah mencari, baik dalam komik maupun film animasi, penulis mendapatkan beberapa satir yang disisipkan oleh pengarang. Terdapat beberapa satir yang dapat dikelompokan penulis kedalam dua kelompok


(3)

Universitas Kristen Maranatha (Ganbaru dan Akiramenai). Pada pengelompokan satir terhadap ganbaru penulis mendapatkan lima satir, kemudian pengelompokan satir terhadap akiramenai penulis mendapatkan enam satir.

Berikut adalah beberapa contoh analisis satir, yaitu:

1. Dalam komik “Tensai Bakabon (天才バカボン) jilid 9, episode ”Washi Wa Noguchi no Igaku no Shori Nanoda わしは野口

のぐち

の医学

いがく

の勝利

しょうり

2. Dalam “Tensai Bakabon(天才バカボン) jilid 3, Bakabon dan Papa menyelamatkan seorang yang sangat kaya dari perampok, sebagai ucapan terima kasih orang tersebut berjanji akan mentraktir Bakabon dan papa makan sepuasnya. Tetapi karena Bakabon dan papa sudah kenyang maka janji tersebut ditunda minggu depan. Orang tersebut karena memiliki janji ia tidak makan selama seminggu dan sikap tersebut hampir saja merenggut nyawanya. Cerita ini memiliki satir yang ditujukan terhadap なのだ. Dikisahkan Omawari-san memiliki permainan yang dinamakan チェノフ , permainan tersebut merupakan permainan kawat yang memiliki rahasia untuk membukanya. Ia sangat gigih mencari cara untuk membuka permainan tersebut, hingga pada akhirnya ia sakit. Sindiran dalam cerita ini ditujukan kepada sikap ganbaru. Karena jika kita mengejar suatu hal, kita juga harus memiliki batasan, jangan sampai kita berlebihan, karena pada akhirnya kita sendiri yang rugi.


(4)

Universitas Kristen Maranatha sikap akiramenai. Kita boleh saja tidak menyerah dalam suatu hal tetapi kita juga jangan sampai mengorbankan sesuatu hal yang berlebihan, karena pada akirnya kita sendiri yang akan rugi.

3. Dalam Komik “Tensai Bakabon(天才バカボン) jilid 14, episode

Bakarashi Kisha Tsurainoda” (バカラシ記者

きしゃ

つらいのだ), halaman 3,

diceritakan seorang jurnalis yang merupakan karyawan dari bagian redaksi komik yang bernama Bakarashi. Ia dikirim oleh atasannya untuk mengambil naskah komik yang akan dicetak. Karena takut dipecat oleh atasannya ia rela melakukan apapun demi naskah komik tersebut. Pada akhirnya karena naskah hilang ia mengorbankan kepentingan orang lain demi mendapatkan naskah komik tersebut. Sindiran ini ditujukan pada sikap akiramenai. Sikap akiramenai yang ditujukan Bakarashi sangatlah baik, tetapi jangan sampai mengorbankan kepentingan orang lain, karena perilaku tersebut merupakan perilaku yang tidak baik.


(5)

Universitas Kristen Maranatha III. BAB IV

Setelah penulis menganalisis satir yang terdapat dalam komik dan film animasi “Tensai Bakabon” (天才バカボン). Maka penulis dapat menarik kesimpulan, yaitu :

Dalam komik dan film animasi “Tensai Bakabon” (天才バカボン) terdapat satir yang disisipkan pengarang sebagai pesan moral untuk pembaca. Kemudian beberapa satir yang ditemukan oleh penulis, dapat dikelompokan kedalam dua pola pemikiran masyarakat Jepang, yaitu ganbaru dan akiramenai. Kebanyakan dari pesan moral yang disampaikan dalam cerita “Tensai Bakabon” (天才バカボン), yaitu adalah tentang sesuatu yang dilakukan jika berlebihan tidak akan mendatangkan suatu hal yang baik.


(6)

Universitas Kristen Maranatha 梗概

I. 序論

この論文において、筆者は赤塚不二夫先生が作った「天才バカボン 」という漫画及びアニメを分析する。この「天才バカボン」は1967年に始め

て現れ、漫画の形のみ発行された。その漫画の大好評のため、1971年におい

て「天才バカボン」はアニメ化された。

「天才バカボン」の漫画及びアニメにおいては「バカボンのパパ」

、「バカボン」、「お巡りさん」、「ハジメ」などという多少の登場人物が

いる。この「天才バカボン」の本のテーマはそれぞれの登場人物がした馬鹿

なことである。この漫画によく馬鹿なことをする登場人物はバカボンのパパ

である。この「天才バカボン」は日本社会の毎日生活を場面にする。この漫

画に話された馬鹿なことは普通毎日生活をテーマにする。

筆者は「天才バカボン」という漫画及びアニメを道徳のアプローチ

を使い、分析する。筆者が道徳のアプローチを使う理由は「天才バカボン」

が含めた道徳の伝言を簡単に見たり、分かったりするためである。筆者はこ

の論文において「天才バカボン」という漫画及びアニメにある風刺或いはか らかいを探す。


(7)

Universitas Kristen Maranatha 風刺はからかったことを批判したり、いじめたり、ののしたり、襲

ったり、その上笑ったりする文学の種類である。風刺も普通ある文化、組織

、人間の行為を批判するために使われる。風刺は普通ある事情、習慣、信頼 或いは伝統を直すために述べた道徳の意見を含む。

「天才バカボン」の風刺を見つけた以降、筆者はその風刺を日本社

会の考え方の中に区別する。筆者がこの論文に書いた日本社会の考え方は二

つあり、つまり「頑張る」及び「諦めない」である。「頑張る」は最も良い

成果をもらうためにする忍耐的態度や真剣さである。「諦めない」は達成し

たいあることを追いかけるためにあることを犠牲してもいい、簡単に諦めな い性格である。

II. 本論

「天才バカボン」という漫画及びアニメの主人公は「バカボンのパパ

」、「バカボン」、と「お巡りさん」である。「バカボンのパパ」非常にそ

そっかしくて馬鹿なキャラクターである。「バカボン」は「バカボンのパパ

」の息子である。彼は父親の愚かさを受け継いだ。「お巡りさん」はこの漫

画において警官として就職していると話されるが、彼は非常に馬鹿で仕事に

おいても怠けた者である。登場する登場人物の愚かさ及びおかしいところは この漫画及びアニメの主要なテーマである。


(8)

Universitas Kristen Maranatha 筆者が漫画及びアニメから探した跡にもらった結果は作者が隠した多

少の風刺である。その多少風刺は筆者に二つの団体に区別できる(「頑張る

」及び「諦めない」。この風刺の区別で筆者「頑張る」の風刺を5つ、それ

から「諦めない」の風刺を6つ見つけた。

以下は多少の風刺の分析である:

1.「天才バカボン」の第9巻の漫画の「わしは野口の医学の勝利な

のだ。」という話においてお巡りさんは「チェノフ」という遊び

を持っていると話された。その遊びは解除するためにある仕掛け

があるワイヤーの遊びであった。お巡りさんはその遊びを解除す

るために一生懸命に探しており、結局病気になった。この話にあ

る皮肉は「頑張る」の態度に対して書かれた。あることを追いか

けるとき、私達は自分の限界を持たなければならない。自分が損 を得るため、やりすぎないほうがいい。

2.「天才バカボン」の第3巻の漫画において、バカボンとバカボン

のパパはある非常に金持ち人を強盗から助けた。その人は恩返し

としてバカボンとバカボンのパパを食べ放題に奢る約束をした。

しかし、バカボンとバカボンのパパは満腹のため、その約束は翌


(9)

Universitas Kristen Maranatha べなかった。その行為のせいで、命が奪われるところであった。

この話は「諦めない」という態度に対して皮肉の話がある。私達

はあることに諦めなくても良いが、やりすぎたことのために犠牲

するまでもない。なぜならば、最後に損を得るのは私たちである 。

3.「天才バカボン」の第14巻の漫画の「バカラシ記者つらいのだ

」の3ページにおいて、「バカラシ」という編集部の社員である

一人の記者が話された。彼は発行される漫画の原稿を取るために

上司に送られた。上司に解雇されることに怖がるため、その漫画

の原稿のために何もすると決めた。結局、その原稿がなくなった

ため、なくなった原稿を探すために他の人の用事を犠牲した。こ

の皮肉は「諦めない」の態度に対する皮肉である。バカラシが見

せた「諦めない」の態度は非常に良いが、他の人の用事を犠牲す

るまでもない。なぜならば、その行為はよくない行為のためであ る。

III. 結論

「天才バカボン」という漫画及びアニメにある風刺を分析した 後、筆者は結論を取ることができる。つまり:


(10)

Universitas Kristen Maranatha 「天才バカボン」という漫画及びアニメにおいては読者に伝えたい

道徳の伝言として作者が隠した皮肉がある。それから、筆者が見つけた風刺

は二つの日本社会の考え方に区別でき、つまり「頑張る」及び「諦めない」

である。「天才バカボン」の話に伝えられたたいていの道徳の伝言は人間が する行為はやりすぎならば、いいことも来てくれない。


(11)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Pembatasan Masalah ...3

1.3 Tujuan Penelitian ...4

1.4 Metode Penelitian ...4

1.5 Organisasi Penulisan ... 6

BAB II ANIMASI DAN KOMIK BAKABON 2.1 Pengertian Satir ………8

2.2 Ganbaru ………...12

2.3 Akiramenai ………..17


(12)

Universitas Kristen Maranatha BAB III ANALISIS DATA

3.1 Tokoh–Tokoh Film Animasi dan Komik Bakabon ...………. 23

3.2 Satir Terhadap Ganbaru 3.2.1 Tokoh Omawari-san………. 25

3.2.2 Tokoh Papa Bakabon ……… 27

3.2.3 Tokoh Bakabon ……….. 30

3.2.1 Tokoh Figuran……….. 31

3.3 Satir Terhadap Akiramenai 3.3.1 Tokoh Omawari-san………...34

3.3.1 Tokoh Figuran ………...35

BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan...45

DAFTAR PUSTAKA ... 49

LAMPIRAN …………...vi

SINOPSIS ...viii


(13)

Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan negara Jepang dalam segala bidang seperti dalam bidang teknologi, industri serta ekonomi, menjadikan Jepang merupakan salah satu negara maju di dunia. Kemajuan yang sangat pesat ini tidak lain dikarenakan oleh sikap semangat pantang menyerah dan ulet, serta rajin dalam bekerja yang dimiliki oleh individu masyarakat Jepang itu sendiri. Sikap ini dalam bahasa Jepang disebut Ganbaru( 頑 張 る ). Sikap tersebut sudah dimiliki oleh

masyarakat Jepang sejak lama. Sikap tersebutlah yang menjadikan negara Jepang seperti sekarang ini. Tetapi sikap tersebut juga tidak selamanya berdampak baik terhadap kehidupan sosial masyarakat Jepang sendiri, banyak masalah yang ditimbulkan akibat dari sikap itu. Seperti salah satu contohnya, karena terlalu bersemangat dan pantang menyerah dalam bekerja, akhirnya banyak masyarakat Jepang yang meninggal akibat terlalu lelah dalam bekerja atau biasa disebut かろ

うし.

Banyak para seniman mulai mengkritik sikap tersebut, dengan cara menghasilkan karya-karya yang menyindir. Salah satu tokoh seniman Jepang yang mengkritik sikap Ganbaru(頑張る)yang berlebihan yaitu Fujio Akatsuka. Dia

banyak sekali menyindir kehidupan masyarakat Jepang sehari-hari dalam animasi, baik dalam bentuk film ataupun manga yang diciptakannya. Animasi yang


(14)

Universitas Kristen Maranatha

dihasilkan oleh Fujio Akatsuka banyak digemari hampir oleh seluruh kalangan, itu semua dikarenakan oleh humor dan kesederhanaan gaya manga tersebut, tetapi pendapat sebagian orang tua yang membaca atau menonton karya-karya dari Fujio Akatsuka berkata lain, dimana mereka mengatakan dan memuji bahwa dalam karya-karya yang dihasilkan oleh Fujio Akatasuka memiliki satir atau sindiran terhadap kehidupan sosial (biginjapanarchive249/237). Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk membahas keterkaitan antara sindiran-sindiran yang dituangkan oleh Fujio Akatsuka dalam salah satu karya film animasi miliknya yang berjudul Rerere no Tensai Bakabon (天才

バカボン

)

dengan konsep atau

pola pikir kehidupan masyarakat Jepang saat ini.

Animasi Rerere no Tensai Bakabon ( レ レ レ の 天 才 ハ ゙ カ ホ ゙ ン

)

sendiri

diperkenalkan pertama kali kepada masyarakat Jepang yaitu pada tahun 1999, yaitu dalam manga Shonen Magazine. Pada bulan oktober tahun 1999 TV Tokyo menyiarkan seri animasi Rerere no Tensai Bakabon ( レレレの天才

バカボン

)

yang berjumlah 24 episode, dan berakhir pada bulan maret tahun 2000 . Penulis akan membahas keterkaitan sindiran dalam manga ataupun film animasi Rerere No Tensai Bakabon ( レレレ

の天才

バカボン

)

baik dari segi kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang serta


(15)

Universitas Kristen Maranatha

Contohnya adalah demikian: Fukkoban Tensai Bakabon ( ふっこばん天才

バカ

ボン

)

Jilid 1, Dalam cerita ini digambarkan ayah Bakabon dan Bakabon ingin sekali menggendong dan mengasuh bayi, tetapi di dalam keluarga Bakabon tidak ada bayi (mereka mempunyai pikiran seperti itu karena dalam cerita digambarkan bahwa mereka sedang menunggu kelahiran bayi dari keluarga Bakabon). Mereka mencoba mengasuh bayi dengan mencoba memakai cara apapun, sehingga pada akhirnya kehabisan akal dan memaksakan suatu hal yang hasilnya cukup konyol. Sindiran ini nampaknya ditujukan kepada pola pikir Akiramenai (諦めない)

yang ada pada masyarakat Jepang.

1.2 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah yang akan dibahas, yaitu penulis hanya mengkhususkan penganalisaan keterkaitan sindiran dalam manga

Tensai Bakabon (天才

バカボン

)

the best

,

Tensai Bakabon (天才

バカボン

)

jilid

8–14 serta animasi Tensai Bakabon (天才

バカボン

)

baik dari segi kehidupan

sehari–hari masyarakat Jepang serta dari pola pikir yang dimiliki masyarakat Jepang. Penulis akan mengelompokan satir kedalam dua hal yaitu pada Ganbaru ( 頑張る), Akiramenai (あきらめない). Lalu penulis akan melakukan analisis

terhadap sindiran tersebut. Setelah selesai menganalisis, penulis akan mencoba melakukan pemaknaan terhadap sindiran, dengan menggunakan metode pendekatan moral. Sehingga pada akhirnya penulis akan menemukan serta


(16)

Universitas Kristen Maranatha

mendapatkan penafsiran makna dari sindiran yang terdapat dalam film animasi dan manga yang diteliti.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis menganalisa sindiran atau satir adalah untuk lebih memahami makna dari sindiran yang ditampilkan dalam animasi dan manga

Tensai Bakabon (天才

バカボン

)

.

1.4 Metode Penelitian

Sindiran-sindiran yang tersamarkan dalam sebuah tanda pada media audio

visual banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sindiran dalam media

tersebut memiliki makna langsung sebagai sindiran dan objek sindiran tersebut sangat jelas, tetapi ada juga sindiran yang sengaja ditampilkan tidak terlalu mencolok dan biasanya menyindir tentang moral dan kehidupan sosial masyarakat. Sindiran inilah yang akan penulis coba temukan dan pada akhirnya penulis juga akan mencoba memaknai sindiran-sindiran yang ditemukan. Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan pendekatan moral.

Secara umum moral menyaran pada pengertian (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya, akhlak, budi pekerti, susila.(KBBI,1994)

Dalam bukunya Metode Penelitian Sastra, Prof. Drs. M Atar Semi (1990) mengartikan pendekatan moral bertolak dari asumsi dasar bahwa salah satu tujuan


(17)

Universitas Kristen Maranatha

kehadiran sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca adalah berupaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai mahluk berbudaya, berpikir, dan berketuhanan. Moral dalam pengertian filsafat merupakan suatu konsep yang telah dirumuskan oleh sebuah masyarakat untuk menentukan kebaikan atau keburukan. Karena itu, moral merupakan suatu norma tentang kehidupan yang telah diberikan kedudukan istimewa dalam kegiatan atau kehidupan sebuah masyarakat.

Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya, makna yang disarankan lewat cerita. Moral, kadang-kadang diidentikan pengertiannya dengan tema walaupun tidak selalu pada maksud yang sama. Moral dan tema, karena keduanya merupakan sesuatu yang terkandung, dapat ditafsirkan, diambildari cerita, dapat dipandang sebagai memiliki kemiripan. Namun, tema bersifat lebih kompleks daripada moral disamping tidak memiliki nilai langsung sebagai saran yang ditujukan kepada pembaca. (Kenny, 1966:89). Moral, dengan demikian, dapat dipandang sebagai salah satu wujud tema dalam bentuk yang sederhana, namun tidak semua tema merupakan moral. Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangan terhadap nilai-nilai kebenaran, dan hal itulah yang ingin disampaikan kepada pembaca.

Moral menurut Kenny juga dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang dapat diambil (dan ditafsirkan) lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Ia


(18)

Universitas Kristen Maranatha

merupakan “petunjuk” yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang bersangkutan dengan masalah kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan. Ia bersifat praktis sebab “petunjuk” itu dapat ditampilkan, atau ditemukan modelnya, dalam kehidupan nyata, sebagaimana model yang ditampilkan dalam cerita itu lewat sikap dan tingkah laku tokoh-tokohnya.

Karya sastra mempunyai tugas penting baik dalam usahanya menjadi pelopor pembaharuan, maupun memberikan pengakuan terhadap suatu gejala kemasyarakatan.

Langkah – langkah penulis dalam melakukan penelitian yaitu dengan mengkaji film dan manga (mencari simbol atau satir yang muncul baik di dalam film animasi maupun manga Tensai Bakabon (天才

バカボン

))

.

1.5 Organisasi Penulisan

Penulisan skripsi ini terbagi dalam empat Bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Teori, Bab III Analisis Data beserta kutipan-kutipan dan Bab IV Kesimpulan.

Dalam pendahuluan atau Bab I, penulis menjelaskan latar belakang masalah yang ingin dikemukakan dan diketemukan, dengan cara menyisipkan sedikit gambaran garis besar tentang apa saja yang akan diteliti oleh penulis serta alasan mengapa penulis tertarik dengan penelitian yang dipilih. Penulis juga menuliskan bagaimana pembatasan masalah sehingga penelitian tidak akan mencakup bidang yang terlalu luas. Tujuan penelitian juga akan dikemukakan


(19)

Universitas Kristen Maranatha

penulis sebagai maksud penelitian dan kegunaan penelitian. Pemilihan metode dan teknik penelitian yang tepat sehingga dapat membantu penulis untuk menyelesaikan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Dalam Bab II penulis akan menuliskan kajian teori, penulis akan mencoba memaparkan sejarah pencipta film dan manga Tensai Bakabon (天才

バカボン

).

Memaparkan definisi dari satir

atau Fuushi (風刺)serta menjelaskan Ganbaru ( 頑張る) dan Akiramenai (あ

きらめない).. Bab III penulis akan mencoba mencari simbol-simbol atau tanda

yang menjadi sindiran, yang terdapat didalam animasi ataupun manga yang berjudul Tensai Bakabon ( レレレの天才

バカボン

),

lalu menganalisis hasil dari

temuan tanda maupun simbol yang berupa sindiran atau satir. Penulis juga akan melakukan pemaknaan dari simbol atau tanda serta melihat keterkaitan dengan moral masyarakat Jepang Lalu penulis akan mengklasifikasikan atau mengkelompokan simbol satir kedalam beberapa konsep atau pola pikir yang telah penulis tuliskan di Bab II. Bab IV penulis akan menarik kesimpulan yang didapat dari analisa bab-bab sebelumnya, dan sesuai dengan tujuan penelitian. Lampiran berisi gambar-gambar yang berfungsi sebagai pelengkap.

Alasan penulis membuat penelitian ini agar para pembaca dapat menelusuri pemikiran penulis secara sistematik. Penulis juga menginginkan pembaca lebih mengerti arti lain yang terdapat dalam manga dan film animasi Bakabon selain tentang komedi situasi dan sebagai hiburan saja. Selain itu penulis juga ingin pembaca mengetahui beberapa sindiran yang terdapat dalam manga maupun film animasi.


(20)

Universitas Kristen Maranatha

BAB IV KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan analisis film animasi dan manga “Tensai

Bakabon” (天 才 バ カ ボ ン) yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara

sistematis dengan menganalisis dari segi tokoh dan satir. Penulis mendapatkan beberapa satir yang dapat dikelompokan ke dalam dua kelompok yaitu ganbaru dan

akiramenai.

Manga dan film animasi “Tensai Bakabon” (天 才 バ カ ボ ン) adalah salah

satu karya dari Fujio Akatsuka. Manga dan film animasi Bakabon menceritakan tentang kebodohan dan kekonyolan dari berbagai latar belakang karakter yang diciptakan oleh Fujio Akatsuka. Tetapi manga dan animasi ini tidak hanya menceritakan tentang kebodohan dan kekonyolan saja, ada satir yang sengaja disisipkan kedalam cerita oleh Fujio Akatsuka. Sebagian dari satir atau sindiran ini ditujukan kepada sikap ganbaru dan akiramenai, banyak pula satir yang ditujukan kepada hal lain selain ganbaru dan akiramenai.

Satir merupakan salah satu bentuk dari karya sastra yang digunakan untuk mencela, mencemooh, mengejek, mengkritik dan sebagai bahan tertawaan. Satir memiliki dua bentuk yaitu secara langsung dan tidak langsung. Kebanyakan satir yang digunakan dalam manga dan animasi Bakabon, dalam bentuk tidak langsung. Tujuan dari satir sendiri yaitu untuk merubah suatu keadaan yang buruk menjadi


(21)

Universitas Kristen Maranatha

lebih baik. Sasaran dari satir biasanya adalah kegiatan manusia, kehidupan sosial, lembaga atau institusi, kepercayaan dan tradisi. Satir yang terdapat dalam Bakabon banyak mengkritik tentang kehidupan sehari-hari, kehidupan sosial, serta konsep pemikiran masyarakat Jepang.

Ganbaru dan akiramenai merupakan dua konsep pemikiran masyarakat

Jepang yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan. Biasanya ganbaru berkaitan dengan kegigihan atau sedang berusaha dalam mengejar suatu hasil yang diinginkan.

Akiramenai merupakan sikap pantang menyerah yang biasanya terus menerus

dilakukan walaupun kesulitan yang sangat berat menghadang, tetapi dihadapi untuk mencapai apa yang diinginkan. Kedua sikap tersebut memiliki arti yang hampir serupa, tetapi dalam pemakaiaannya sedikit berbeda. Setelah penulis melihat manga dan animasi Bakabon,penulis dapat menyimpulkan bahwa ganbaru biasanya dipakai ketika sedang berusaha sebaik mungkin dalam suatu hal yang dikerjakan, dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik. Tetapi Akiramenai penggunaannya lebih kepada saat mendapatkan suatu kegagalan, tetapi tidak menyerah dan terus mencoba lagi hingga mendapatkan apa yang diinginkan. Kedua sikap tersebut dalam manga dan animasi “Tensai Bakabon” (天 才 バ カ ボ ン) dilakukan secara berlebihan, dimana pada

akhirnya semua usaha tersebut tidak mendapatkan hasil.

Dalam manga dan animasi, pengarang ingin menyampaikan pesan moral yang disamarkan kedalam satir untuk memberitahukan pembaca, bahwa segala sesuatu yang dilakukan secara berlebihan akan berakhir dengan buruk.


(22)

Universitas Kristen Maranatha

Hal tersebut dapat dilihat dari satir pada cerita Ai Ha Hito Wo Kaerunoda (愛 あい

は ひ と を 変 か

Contoh lain satir pada cerita “Tensai Bakabon” (天 才 バ カ ボ ン) yang

menunjukan kegigihan yang berlebihan hingga rela mengorbankan dirinya, demi mengejar suatu hal terdapat dalam cerita “Tensai Manga Ie Repouto Nanoda” (天才

マンガ家レポートなのだ). Dalam cerita ini dikisahkan seorang karyawan bernama

Degarashi yang diperintah oleh atasannya untuk mengambil naskah komik. Karena

penulis naskah memiliki perangai yang buruk, Degarashi pun selalu dikerjaioleh penulis tersebut. Tetapi karena pekerjaan ia tidak menyerah walaupun harus mengorbankan dirinya.

え る の だ), dimana pemuda yang tidak percaya diri, ia tidak pernah

menyerah dan mau melakukan apapun dan merubah penampilannya secara berlebihan demi disukai wanita tetapi pada akhirnya ia kehilangan wanita tersebut.

Secara keseluruhan satir yang disisipkan oleh Fujio Akatsuka merupakan bentuk-bentuk yang mengkritik kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang yang digambarkan secara dramatis. Hampir seluruh satir yang dimunculkan dalam animasi dan manga karyanya pada akhirnya selalu memberikan pesan moral. Sesuai dengan pengertian satir, dimana suatu kritikan mengandung pesan moral untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik dari sebelumnya.


(23)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

http://www. metropolis.co.jp/biginjapanarchive249/237/biginjapaninc.htm http://web-japan.org/nipponia/nipponia21/en/living/index.html

Cowie, N. 2007. Gambaru: Japanese students’ learning persistence.In K. Bradford-Watts (Ed.), JALT2006 Conference Proceedings. Tokyo: JAL Cuddon, J.A. 1977.A Dictionary of Literary Term.Penguin Books.England De Mente, Boy.2004. Japan’s Cultural Code Words.Tuttle Publishing. England Drabble, Margareth.1985. The Oxford Companion to English Literature Fifth

Edition. Oxford University Press;London.

Hartoko, Dick dan B. Rahmanto.1986.Pemadu di Dunia Sastra. Penerbit Kanisius; Yogyakarta

Hemmi Chantal.2005. ‘Ganbarism’: an art in the craft of collaborative teaching. IATEFL Voices

Kamus Besar Bahasa Indonesia;Balai Pustaka;Jakarta

Michitaro, Tada.1972. Shigusa No Nihon Bunka.Kodansha; Jepang.

Nelson, Andrew. 2002. Kamus Kanji Modern Jepang-Indonesia. PT Kesaint Blanc Indah Corp;Indonesia.

Ousby, Ian.1993.The Cambridge Guide to Literature in English.Cambridge; University Press;Great Britain.

Shaw, Harry.1972. Dictionary of Literary Term.McGraw Hill,Inc;United Kingdom.


(24)

Universitas Kristen Maranatha

Sugai, Taichi,2007. A Public Elementary School as a Cultural Context: Japanese

Children Learning to Perceive their environment.

Sugimoto, Y. (1997). An introduction to Japanese society.Cambridge: Cambridge University Press.

Tarigan, Henry Guntur, Prof.Dr.1985.Pengajaran Gaya Bahasa.Angkasa;Bandung Webster, Meriam.1995.Ensyclopedia of Literature.


(1)

Universitas Kristen Maranatha

penulis sebagai maksud penelitian dan kegunaan penelitian. Pemilihan metode dan teknik penelitian yang tepat sehingga dapat membantu penulis untuk menyelesaikan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Dalam Bab II penulis akan menuliskan kajian teori, penulis akan mencoba memaparkan sejarah pencipta film

dan manga Tensai Bakabon (天才

バカボン

).

Memaparkan definisi dari satir

atau Fuushi (風刺)serta menjelaskan Ganbaru ( 頑張る) dan Akiramenai (あ きらめない).. Bab III penulis akan mencoba mencari simbol-simbol atau tanda

yang menjadi sindiran, yang terdapat didalam animasi ataupun manga yang

berjudul Tensai Bakabon ( レレレの天才

バカボン

),

lalu menganalisis hasil dari temuan tanda maupun simbol yang berupa sindiran atau satir. Penulis juga akan melakukan pemaknaan dari simbol atau tanda serta melihat keterkaitan dengan moral masyarakat Jepang Lalu penulis akan mengklasifikasikan atau mengkelompokan simbol satir kedalam beberapa konsep atau pola pikir yang telah penulis tuliskan di Bab II. Bab IV penulis akan menarik kesimpulan yang didapat dari analisa bab-bab sebelumnya, dan sesuai dengan tujuan penelitian. Lampiran berisi gambar-gambar yang berfungsi sebagai pelengkap.

Alasan penulis membuat penelitian ini agar para pembaca dapat menelusuri pemikiran penulis secara sistematik. Penulis juga menginginkan pembaca lebih mengerti arti lain yang terdapat dalam manga dan film animasi Bakabon selain tentang komedi situasi dan sebagai hiburan saja. Selain itu penulis juga ingin pembaca mengetahui beberapa sindiran yang terdapat dalam manga maupun film animasi.


(2)

Universitas Kristen Maranatha

BAB IV

KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan analisis film animasi dan manga “Tensai Bakabon” (天 才 バ カ ボ ン) yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara

sistematis dengan menganalisis dari segi tokoh dan satir. Penulis mendapatkan beberapa satir yang dapat dikelompokan ke dalam dua kelompok yaitu ganbaru dan akiramenai.

Manga dan film animasi “Tensai Bakabon” (天 才 バ カ ボ ン) adalah salah

satu karya dari Fujio Akatsuka. Manga dan film animasi Bakabon menceritakan tentang kebodohan dan kekonyolan dari berbagai latar belakang karakter yang diciptakan oleh Fujio Akatsuka. Tetapi manga dan animasi ini tidak hanya menceritakan tentang kebodohan dan kekonyolan saja, ada satir yang sengaja disisipkan kedalam cerita oleh Fujio Akatsuka. Sebagian dari satir atau sindiran ini ditujukan kepada sikap ganbaru dan akiramenai, banyak pula satir yang ditujukan kepada hal lain selain ganbaru dan akiramenai.

Satir merupakan salah satu bentuk dari karya sastra yang digunakan untuk mencela, mencemooh, mengejek, mengkritik dan sebagai bahan tertawaan. Satir memiliki dua bentuk yaitu secara langsung dan tidak langsung. Kebanyakan satir yang digunakan dalam manga dan animasi Bakabon, dalam bentuk tidak langsung. Tujuan dari satir sendiri yaitu untuk merubah suatu keadaan yang buruk menjadi


(3)

Universitas Kristen Maranatha

lebih baik. Sasaran dari satir biasanya adalah kegiatan manusia, kehidupan sosial, lembaga atau institusi, kepercayaan dan tradisi. Satir yang terdapat dalam Bakabon banyak mengkritik tentang kehidupan sehari-hari, kehidupan sosial, serta konsep pemikiran masyarakat Jepang.

Ganbaru dan akiramenai merupakan dua konsep pemikiran masyarakat Jepang yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan. Biasanya ganbaru berkaitan dengan kegigihan atau sedang berusaha dalam mengejar suatu hasil yang diinginkan. Akiramenai merupakan sikap pantang menyerah yang biasanya terus menerus dilakukan walaupun kesulitan yang sangat berat menghadang, tetapi dihadapi untuk mencapai apa yang diinginkan. Kedua sikap tersebut memiliki arti yang hampir serupa, tetapi dalam pemakaiaannya sedikit berbeda. Setelah penulis melihat manga dan animasi Bakabon,penulis dapat menyimpulkan bahwa ganbaru biasanya dipakai ketika sedang berusaha sebaik mungkin dalam suatu hal yang dikerjakan, dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik. Tetapi Akiramenai penggunaannya lebih kepada saat mendapatkan suatu kegagalan, tetapi tidak menyerah dan terus mencoba lagi hingga mendapatkan apa yang diinginkan. Kedua sikap tersebut dalam manga dan animasi

“Tensai Bakabon” (天 才 バ カ ボ ン) dilakukan secara berlebihan, dimana pada

akhirnya semua usaha tersebut tidak mendapatkan hasil.

Dalam manga dan animasi, pengarang ingin menyampaikan pesan moral yang disamarkan kedalam satir untuk memberitahukan pembaca, bahwa segala sesuatu yang dilakukan secara berlebihan akan berakhir dengan buruk.


(4)

Universitas Kristen Maranatha

Hal tersebut dapat dilihat dari satir pada cerita Ai Ha Hito Wo Kaerunoda (愛

あい

は ひ と を 変

Contoh lain satir pada cerita “Tensai Bakabon” (天 才 バ カ ボ ン) yang

menunjukan kegigihan yang berlebihan hingga rela mengorbankan dirinya, demi

mengejar suatu hal terdapat dalam cerita “Tensai Manga Ie Repouto Nanoda” (天才

マンガ家レポートなのだ). Dalam cerita ini dikisahkan seorang karyawan bernama Degarashi yang diperintah oleh atasannya untuk mengambil naskah komik. Karena penulis naskah memiliki perangai yang buruk, Degarashi pun selalu dikerjaioleh penulis tersebut. Tetapi karena pekerjaan ia tidak menyerah walaupun harus mengorbankan dirinya.

え る の だ), dimana pemuda yang tidak percaya diri, ia tidak pernah

menyerah dan mau melakukan apapun dan merubah penampilannya secara berlebihan demi disukai wanita tetapi pada akhirnya ia kehilangan wanita tersebut.

Secara keseluruhan satir yang disisipkan oleh Fujio Akatsuka merupakan bentuk-bentuk yang mengkritik kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang yang digambarkan secara dramatis. Hampir seluruh satir yang dimunculkan dalam animasi dan manga karyanya pada akhirnya selalu memberikan pesan moral. Sesuai dengan pengertian satir, dimana suatu kritikan mengandung pesan moral untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik dari sebelumnya.


(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

http://www. metropolis.co.jp/biginjapanarchive249/237/biginjapaninc.htm http://web-japan.org/nipponia/nipponia21/en/living/index.html

Cowie, N. 2007. Gambaru: Japanese students’ learning persistence.In K. Bradford-Watts (Ed.), JALT2006 Conference Proceedings. Tokyo: JAL Cuddon, J.A. 1977.A Dictionary of Literary Term.Penguin Books.England De Mente, Boy.2004. Japan’s Cultural Code Words.Tuttle Publishing. England Drabble, Margareth.1985. The Oxford Companion to English Literature Fifth

Edition. Oxford University Press;London.

Hartoko, Dick dan B. Rahmanto.1986.Pemadu di Dunia Sastra. Penerbit Kanisius; Yogyakarta

Hemmi Chantal.2005.‘Ganbarism’: an art in the craft of collaborative teaching. IATEFL Voices

Kamus Besar Bahasa Indonesia;Balai Pustaka;Jakarta

Michitaro, Tada.1972. Shigusa No Nihon Bunka.Kodansha; Jepang.

Nelson, Andrew. 2002. Kamus Kanji Modern Jepang-Indonesia. PT Kesaint Blanc Indah Corp;Indonesia.

Ousby, Ian.1993.The Cambridge Guide to Literature in English.Cambridge; University Press;Great Britain.

Shaw, Harry.1972. Dictionary of Literary Term.McGraw Hill,Inc;United Kingdom.


(6)

Universitas Kristen Maranatha

Sugai, Taichi,2007. A Public Elementary School as a Cultural Context: Japanese

Children Learning to Perceive their environment.

Sugimoto, Y. (1997). An introduction to Japanese society.Cambridge: Cambridge University Press.

Tarigan, Henry Guntur, Prof.Dr.1985.Pengajaran Gaya Bahasa.Angkasa;Bandung Webster, Meriam.1995.Ensyclopedia of Literature.