Perbandingan Antara Kadar Antioksidan Total Yang Terdapat Pada 8 Genus Rumput Laut Dengan Metode Spektrofotometri.
ABSTRAK
PERBANDINGAN ANTARA KADAR ANTIOKSIDAN TOTAL YANG TERDAPAT PADA 8 GENUS RUMPUT LAUT
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
Yohannes Indra, 2007 Pembimbing I: Winsa Husin, dr., Msc., Mkes. Pembimbing II: Savitri R. Wardhani, dr., spKK.
Rumput laut telah dikenal masyarakat sebagai bahan pangan maupun obat-obatan dan relatif mudah didapatkan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah rumput laut memiliki kadar antioksidan yang dapat digunakan sebagai pelindung dari radikal bebas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar antioksidan yang terdapat dalam 8 genus jenis rumput laut.
Penelitian ini menggunakan 1,1 Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) dan analisis total phenol sebagai pengukur kadar antioksidan. Rumput laut yang digunakan adalah Caulerpa sp., Eucheuma sp., Gelidium sp., Gracilaria sp., Monostroma sp., Porphyra sp., Sargassum sp., Ulva sp. Rumput laut dalam bentuk ekstrak dicampur dengan DPPH dan dilihat absorbansinya dengan spektrofotometer panjang gelombang 517nm. Dengan rumus persentase inhibisi, hasil absorbansi yang didapat digunakan untuk membuat grafik regresi linear sehingga dapat diketahui EC 50 dari 8 genus rumput laut. Analisis total phenol digunakan untuk membandingkan mana dari rumput laut yang digunakan memiliki nilai total phenol lebih tinggi. Campurkan ekstrak rumput laut dengan reagen Folin-Ciocalteau lalu dilihat absorbansinya dengan spektrofotometer panjang gelombang 765nm.
Hasil penelitian dengan DPPH menunjukkan bahwa dari delapan jenis rumput laut yang digunakan dua diantaranya memiliki nilai EC50 yang berdekatan, yaitu Caulerpa sp. dengan 0.082 dan Sargassum sp. dengan 0.084 Setelah diuji dengan analisis total phenol ternyata Caulerpa sp. memiliki total phenol tertinggi dengan 1.86%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa rumput laut mengandung antioksidan, ini dibuktikan dengan melihat kemampuan rumput laut dalam menguraikan DPPH serta melihat nilai total phenol pada rumput laut.
(2)
v Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT
COMPARISON OF TOTAL ANTIOXYDANT ABILITY IN 8 GENUS OF SEAWEEDS WITH SPECTROPHOTOMETRIC METHOD Yohannes Indra, 2007 Tutor I: Winsa Husin, dr., Msc., Mkes.
Tutor II: Savitri R. Wardhani, dr., spKK.
Seaweeds have been recognized as the food source and also as herbal medicines and they are relatively easy to get in Indonesia. This experiment was done to see if seaweeds have the antioxidant value which can be use as protection from free radical.
The purpose of this experiment is to know the antioxidant value in eight genus of seaweeds.
This experiment used 1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) and analysis total phenolic as the antioxidant ability marker. Seaweeds that were used are Caulerpa sp., Eucheuma sp., Gelidium sp., Gracilaria sp., Monostroma sp., Porphyra sp., Sargassum sp., Ulva sp. Seaweeds’ extract were mixed with DPPH and read the absorbance with spectrophotometer wave length 517nm. With the inhibition percentage formula, the result absorbents were used to make a linear regression chart so as to know the EC 50 of each seaweed. Analysis total phenolic was used to compare which seaweeds that were used has the most total phenol point. Mixed the seaweeds extract with the Folin-Ciocalteau reagent then read the absorbance with spectrophotometer wave length 765nm.
The result of the experiment with DPPH shows that from eight variant of seaweed that were used, two of them have similar higher EC50 point than the others, they are Caulerpa sp. with 0.082 and Sargassum sp. with 0.084 After being tested with analysis total phenolic, Caulerpa sp. has higher total phenol point than the others with 1.86%.
The conclusion of this experiment is seaweeds can be used as antioxidant for the skin, this was proved by seeing the ability of seaweeds to analyze the DPPH and the point of total phenol in the seaweeds.
(3)
(4)
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR DIAGRAM ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 3
1.4 Kegunaan Penelitian ... 3
1.5 Kerangka Pemikiran ... 3
1.6 Metodologi ... 4
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radikal Bebas ... 5
2.1.1 Definisi Radikal Bebas ... 5
2.1.2 Pembentukan Radikal bebas ... 5
2.2 Kulit ... 7
2.2.1 Epidermis ... 8
2.2.2 Dermis ... 10
2.2.3 Subkutan ... 10
2.3 Aging ... 11
2.4 Antioksidan ... 11
2.4.1 Definisi Antioksidan ... 11
2.4.2 Pembagian Antioksidan ... 12
2.4.3 Mekanisme Kerja Antioksidan ... 13
2.5 Rumput Laut ... 14
2.5.1 Sejarah Rumput Laut ... 14
2.5.2 Definisi Rumput Laut ... 15
2.5.3 Kandungan dan Manfaat Rumput Laut ... 16
2.6 DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) ... 22 2.7 Analisis Total Phenol Metode Spektrofotometri (Folin-Ciocalteau) 23
(6)
ix Universitas Kristen Maranatha BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ... 25
3.2 Prosedur Kerja Penelitian ... 25
3.2.1 Alat ... 25
3.2.2 Bahan ... 25
3.2.3 Prosedur Penelitian ... 26
3.2.3.1 Pembuatan Konsentrasi Awal Dari Ekstrak Rumput Laut ... 26
3.2.3.2 Penetapan Efek Penangkapan Antioksidan Terhadap Radikal DPPH ... 26
3.2.3.3Analisis Total Phenol Metode Spektrofotometri (Folin-Ciocalteau) ... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... 29
4.2 Pembahasan ... 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 43
5.2 Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
LAMPIRAN ... 49
(7)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Tabel Kerja DPPH Berdasarkan Kit ... 27
Tabel 4.1 Penetapan Absorbansi Penangkapan Radikal DPPH oleh Eucheuma sp. ... 29
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Rumus Persentase Inhibisi Eucheuma sp. ... 29
Tabel 4.3 Penetapan Absorbansi Penangkapan Radikal DPPH oleh Porphyra sp. ... 30
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Rumus Persentase Inhibisi Porphyra sp. ... 31
Tabel 4.5 Penetapan Absorbansi Penangkapan Radikal DPPH oleh Monostroma sp. ... 32
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Rumus Persentase Inhibisi Monostroma sp. . 32 Tabel 4.7 Penetapan Absorbansi Penangkapan Radikal DPPH oleh Gelidium sp. ... 33
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Rumus Persentase Inhibisi Gelidium sp. ... 34
Tabel 4.9 Penetapan Absorbansi Penangkapan Radikal DPPH oleh Ulva sp. ... 35
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Rumus Persentase Inhibisi Ulva sp. ... 35
Tabel 4.11 Penetapan Absorbansi Penangkapan Radikal DPPH oleh Sargassum sp. ... 36
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Rumus Persentase Inhibisi Sargassum sp. .. 37
Tabel 4.13 Penetapan Absorbansi Penangkapan Radikal DPPH oleh Gracilaria sp. ... 38
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Rumus Persentase Inhibisi Gracilaria sp. .... 38
Tabel 4.15 Penetapan Absorbansi Penangkapan Radikal DPPH oleh Caulerpa sp. ... 39
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Rumus Persentase Inhibisi Caulerpa sp. ... 40
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan EC50 ... 41
(8)
xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Grafik Regresi Linear Persentase Inhibisi terhadap
Konsentrasi Sampel Eucheuma sp. ... 30 Diagram 4.2 Grafik Regresi Linear Persentase Inhibisi terhadap
Konsentrasi Sampel Porphyra sp. ... 31 Diagram 4.3 Grafik Regresi Linear Persentase Inhibisi terhadap
Konsentrasi Sampel Monostroma sp. ... 33 Diagram 4.4 Grafik Regresi Linear Persentase Inhibisi terhadap
Konsentrasi Sampel Gelidium sp. ... 34 Diagram 4.5 Grafik Regresi Linear Persentase Inhibisi terhadap
Konsentrasi Sampel Ulva sp. ... 36 Diagram 4.6 Grafik Regresi Linear Persentase Inhibisi terhadap
Konsentrasi Sampel Sargassum sp. ... 37 Diagram 4.7 Grafik Regresi Linear Persentase Inhibisi terhadap
Konsentrasi Sampel Gracilaria sp. ... 39 Diagram 4.8 Grafik Regresi Linear Persentase Inhibisi terhadap
(9)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 kulit ... 7
Gambar 2.2 Epidermis ... 8
Gambar 2.3 Mekanisme Kerja Antioksidan ... 13
Gambar 2.4 Sargassum sp. ... 17
Gambar 2.5 Ulva sp. ... 17
Gambar 2.6 Caulerpa sp. ... 18
Gambar 2.7 Gelidium sp. ... 18
Gambar 2.8 Porphyra sp. ... 19
Gambar 2.9 Gracilaria sp. ... 19
Gambar 2.10 Monostroma sp. ... 20
Gambar 2.11 Eucheuma sp. ... 20
Gambar 2.12 susunan molekul 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl(DPPH) ... 22
(10)
xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
(11)
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
FOTO ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Gambar 1.A.1 Maserator
Gambar 1.A.2 Evaporator
(12)
50
Universitas Kristen Maranatha Gambar 1.A.3 Mikrosentrifuge
Gambar 1.A.4
(13)
51
(14)
52
Universitas Kristen Maranatha B. Bahan
Gambar 1.B.1 Ekstrak Rumput Laut
Gambar 1.B.2
(15)
53
RIWAYAT HIDUP
• Nama : Yohannes Indra
• Nomor Pokok Mahasiswa : 0310057
• Tempat dan tanggal lahir : Jakarta, 21 November 1984
• Alamat : Jl. Lap. Supratman no.5, Bandung
• Riwayat Pendidikan :
SD Kristen Yahya, Bandung, 1997 SLTP Kristen Yahya, Bandung, 2000 SLTA Kristen Yahya, Bandung, 2003
(16)
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan aneka ragam kekayaan alam baik dari darat maupun dari dalam laut. Di antara keanekaragaman kekayaan ini, banyak yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Tidak sedikit hasil-hasil alam yang ada di Indonesia memiliki nilai yang amat tinggi dalam berbagai macam bidang baik industri, kesehatan, makanan, dan lain-lain, bahkan banyak kekayaan alam yang ada di Indonesia yang belum diketahui dan ditemukan baik dari dalam laut maupun dari beribu-ribu pulau yang ada di Indonesia.
Masalah kesehatan merupakan salah satu masalah yang perlu memperoleh perhatian di negara berkembang pada umumnya, khususnya di Indonesia. Semakin mahalnya biaya pengobatan, makin banyak pula bermunculan pengobatan komplementer dan makin sering ramuan-ramuan tradisional yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan dalam pengobatan penyakit. Bidang yang sedang banyak berkembang dewasa ini adalah bidang perawatan dan kecantikan kulit. Banyak tempat perawatan kulit yang didirikan di berbagai kota dewasa ini, dan tentu saja menawarkan berbagai produk perawatan kulit yang mempergunakan bahan-bahan alami baik dari luar maupun dari dalam negeri, salah satu bahan alami yang sering dipergunakan dalam pengobatan dan perawatan kulit yang berasal dari dalam laut adalah rumput laut (Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, 2003; Abe Susanto, (tt)).
Rumput laut banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai bahan makanan, bahan industri dan juga digunakan dalam perawatan kulit, banyak orang telah memakainya tetapi masih jarang sekali dilakukan penelitian terutama di Indonesia karena keterbatasan saran dan prasarana (Hety Indriani dan Emi Suminarsih, 2005; Budi Sutomo, 2006). Banyak penelitian tentang rumput laut dari luar
(17)
2
Indonesia telah dimulai, seperti Korea (Senevirathne et al, 2005), Jepang, bahkan negara tetangga kita Malaysia (Amin Ismail dan Tan Siew Hong, 2002) dan produk-produk dari rumput laut yang diekspor dari negara-negara tersebut dapat dijumpai di pasaran perdagangan makanan, industri, obat-obatan di Indonesia. Rumput laut terkenal dengan kandungan antioksidannya yang cukup tinggi dan relatif aman digunakan karena merupakan bahan alami sehingga banyak digunakan dalam produk-produk kecantikan kulit.
Kulit membutuhkan antioksidan sebagai pelindung terhadap radikal bebas yang tersebar di alam dan yang berasal dari dalam tubuh manusia sendiri. Radikal bebas merupakan racun yang sangat potensial dan menyebabkan kulit mengalami penuaan atau dikenal sebagai istilah aging (Posman Sibuea,2004; Chang, 2006; South, (tt)). Dalam tubuh sebenarnya juga ada enzim yang dapat menangkal radikal bebas, akan tetapi tidak pernah mencapai 100%, oleh sebab itu dibutuhkan antioksidan yang berasal dari luar tubuh (Sri Kumalaningsih, 2006; Begoun, 2006; South, (tt)).
Untuk mengetahui pengaruh rumput laut sebagai antioksidan terhadap kulit maka, akan dilakukan penelitian dengan melihat kadar antioksidan beberapa jenis rumput laut yang ada di Indonesia.
1.2 Identifikasi masalah
1. Apakah rumput laut mengandung antioksidan yang cukup untuk menangkal radikal bebas?
2. Bagaimana kadar antioksidan 8 genus rumput laut yang dipakai dalam menguraikan radikal bebas 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) ? 3. Dari hasil kemampuan penguraian DPPH, rumput laut manakah yang memiliki
(18)
3
Universitas Kristen Maranatha 1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud
Ingin mengetahui apakah rumput laut, yang merupakan bahan yang mudah didapatkan di Indonesia, dapat dipakai untuk mengatasi radikal bebas. Tujuan
Ingin mengetahui kadar antioksidan dalam beberapa jenis rumput laut.
1.4 Kegunaan Penelitian
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat umum tentang rumput laut dan juga kegunaannya dalam bidang kesehatan, terutama fungsinya sebagai antioksidan. Dengan mengetahui kadar antioksidan dalam beberapa jenis rumput laut diharapkan dapat dipakai sebagai acuan dalam pembuatan obat-obatan maupun bidang industri lainnya.
1.5Kerangka Pemikiran
Peneliti dari luar negeri telah membuktikan bahwa kandungan suatu rumput laut, walaupun dari golongan warna yang sama, memiliki kandungan zat yang jauh berbeda (Amin Ismail dan Tan Siew Hong, 2002).
Dalam penelitian ini, dipakai beberapa jenis rumput laut yang akan dilihat kadar antioksidannya. Dengan membandingkan kadar antioksidan masing-masing rumput laut dapat diketahui rumput laut apa yang memiliki kadar antioksidan tertinggi. Untuk mengetahui kadar antioksidan yang terkandung di dalam rumput laut ini digunakan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).
Dengan mengetahui kadar antioksidan dalam rumput laut yang ada maka akan memudahkan pemilihan rumput laut sebagai bahan obat-obatan dengan kadar antioksidan yang tertinggi.
(19)
4
1.6 Metodologi
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorik dengan metode spektrofotometri. Kadar antioksidan pada 8 jenis rumput laut diukur dengan spektrofotometer setelah ditambahkan radikal bebas DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl), pada 2 jenis rumput laut yang memiliki hasil DPPH yang lebih tinggi dan kurang lebih sama digunakan metode total phenol dengan reagen Folin Ciocalteau.
1.7Lokasi dan Waktu
Lokasi
Laboratorium kimia bahan alam fakultas MIPA UNPAD Waktu
(20)
43 Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian pembandingan kadar antioksidan dalam delapan jenis rumput laut, didapatkan kesimpulan:
1. Rumput laut mengandung antioksidan yang cukup untuk menangkal radikal bebas.
2. Kemampuan rumput laut dalam menguraikan radikal bebas DPPH cukup tinggi, jenis Sargassum sp. dan Caulerpa sp. memiliki kemampuan yang lebih baik dari yang lain.
3. Hasil analisis total phenol menunjukkan bahwa rumput laut jenis Caulerpa sp. memiliki nilai total phenol yang lebih tinggi daripada rumput laut jenis Sargassum sp.
5.2 Saran
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penentuan banyaknya rumput laut yang digunakan sebagai antioksidan, serta bentuk sediaan yang akan digunakan dalam pemberiannya.
Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menggunakan jenis rumput laut yang lebih variatif agar dapat diketahui kandungan antioksidan mana yang lebih banyak.
Penelitian terhadap rumput laut di Indonesia perlu lebih dikembangkan dengan penelitian yang lebih spesifik. Terutama meneliti zat aktif yang terkandung di dalamnya mengingat sedikitnya penelitian yang menggunakan rumput laut dalam bidang kesehatan.
(21)
DAFTAR PUSTAKA
Abe Susanto. (tt). Rumput laut bukan sekedar hidup di laut. http://nakula.rvs.uni-bielefeld.de/~jlitheng/rumput/hidup.html, 29 Desember 2006.
Achmad Kadi. 2005. Beberapa catatan kehadiran marga Sargassum di perairan Indonesia. http://www.oseanografi.lipi.go.id/volxxxno42.pdf, 2 Januari 2007.
Alnicolsa del Peru S.A.C. 2003. The folin-ciocalteau colorimetric reaction. http://taninos.tripod.com/metododenisfolin.htm, 3 agustus 2006.
Amin Ismail and Tan Siew Hong. 2002. Antioxidant activity of selected commercial seaweeds.
http://nutriweb.org.my/publications/mjn008_2/mjn8n2_art4.pdf, 15 Juni 2006.
Annonymous-1. 2004. Seaweed uses history.
http://www.organichealthy.com/seaweed_uses_history.htm, 11 Desember 2006.
Arabei I.Y. 2005. Introduction to seaweed.
http://www.lcrlimuplus.com/Seaweed.html, 12 Desember 2006.
Begoun P. 2006. Antioxidants and free radical damage.
http://www.cosmeticscop.com/learn/article.asp?PAGETYPE=ART&REF ER=SKIN&ID=13, 12 Desember 2006.
Berlett B.S., Levine R.L., Chock P.B., Chevion M., dan Stadtman E.R. 2002. Antioxidant activity of ferrozine-iron-amino acid complexes. http://www.pnas.org/cgi/content/full/98/2/451?ck=nck, 2 Januari 2007.
Berryman M. 2001. Basic skin histology. http://www.oucom.ohiou.edu/dbms-witmer/Downloads/Basic%20Skin%20Histology2-21-01.pdf, 1 Januari 2007.
Chang M.N. (tt). The process of aging.
http://www.nuskin.com/corp/science/skinscience/processofaging.shtml#4, 6 November 2006.
(22)
45
Universitas Kristen Maranatha Chin-Yuan Hsu. 2006. Antioxidant activity of extract from polugonum aviculare l. http://dumenat.smbh.univ-paris13.fr/cdi/06/Volume%208/6070050.pdf, 3 Januari 2007.
CHS International Research LTD. 2001. Anti-Oxidants.
http://www.chsir.com/Anti-oxidants.htm, 11 Desember 2006.
Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2003. Pengolahan rumput laut Euchema sp. http://www.dkp.go.id/content.php?c=778, 2 Agustus 2006.
Dikalova A.E., Kadiiska M.B., Mason R.P. 2001. An in vivo esr spin-trapping study: free radical generation in rats from formate intoxication-role of the fenton reaction. http://www.pnas.org/cgi/reprint/98/24/13549, 2 Januari 2007.
Drum R. 2004. Sea vegetables forfood and medicine.
http://www.organichealthy.com/ocean_veggies.htm, 11 Desember 2006.
Food Science Central. 2005. Seaweed - a radical scavenger. www.foodsciencecentral.com/fsc/ixid14000, 2 Juni 2006.
Fukuyama Y. (tt). Determination of scavenging effect on DPPH radicals.
http://p.bunri-u.ac.jp/~fukuyama/fukuyama/englishpage/reseach/dpph/dpph.htm, 24 November 2006.
Hety Indriani dan Emi Sumiarsih. 2005. Mengenal rumput laut. Budi Daya, Pengolahan dan Pemasaran Rumput Laut.Cetakan XII. Jakarta: Penebar Swadaya. h. 4-13.
Hong-Yu Zhang and Hong-Fang Ji. 2006. How vitamin e scavenges DPPH radicals in polar protic media.
http://chemistry.rsc.org/Publishing/Journals/NJ/article.asp?doi=b600025h, 16 Agustus 2006.
Horwitz R. 2003. The integument-structure and function. http://www.med-ed.virginia.edu/public/CourseSitesDocs/CellandTissueStructure/handouts/ unrestricted/original/MMHndt_Skin.html, 2 Januari 2007.
(23)
46
Kiefer D. 2006. Superoxide dismutase-boosting the body`s primary antioxidant defense. http://www.lifeextensionvitamins.com/sudibobopran.html, 1 Januari 2007.
McNeil L.K. 2004. Modifications to experiment 1: photometry.
http://www.life.uiuc.edu/biochem/355/protocol/expmods1.pdf#search='foli n%20ciocalteau', 3 Agustus 2006.
Medline Plus. 2005. Seaweed, kelp, bladderwrack (fucus vesiculosus). http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natural/patient-bladderwrack.html, 12 Desember 2006
Nelson N.C. (tt). The free radical theory of aging. http://www.physics.ohio-state.edu/~wilkins/writing/Samples/shortmed/nelson/radicals.html, 1 Januari 2007.
Patra R.C. dan Swarup D. 2004. Effect of antioxidant ascorbic acid, 1-methionine or α tocopherol alone or along with chelator on cardiac tissue of lead-treated rats. http://www.vef.hr/vetarhiv/papers/2004-74-3-6.pdf, 2 Januari 2007.
Posman Sibuea. 2004. Antioksidan, senyawa ajaib penangkal penuaan dini. http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1075781857,73580, 29 Desember 2006.
Poumorad F., Hosseininmehr S.J., Shahabimajd N.. 2006. Antioxidant activity, phenol and flavonoid contents of some selected iranian medicinal plants. http://www.academicjournals.org/AJB/PDF/pdf2006/2Jun/Pourmorad%20 et%20al.pdf, 12 Desember 2006.
Ray Sahelian. 2005. Seaweed health benefit.
http://www.raysahelian.com/seaweed.html, 12 Desember 2006.
Senevirathne M., Soo-Hyun Kim, Siriwardhana N., Jin-Hwan Ha, Ki-Wan Lee and You-Jin Jeon. 2006. Antioxidant potential of Ecklonia cava on reactive oxygen species scavenging, metal chelating, reducing power and lipid peroxidation inhibition. http://fst.sagepub.com/cgi/reprint/12/1/27, 30 Juli 2006.
Slomianka L. 2006. Blue histology-integumentary system.
www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/CorePages/Integumentary/Integum.htm, 1 Januari 2007.
(24)
47
Universitas Kristen Maranatha South J. (tt). The free radical theory of aging.
http://www.antiaging-systems.com/extract/freeradical.htm, 1 Januari 2007.
Sri Kumalaningsih. 2006a. Radikal bebas. Antioksidan Alami. Cetakan I. Surabaya: Trubus Agrisarana. h. 7-14; 15-22.
Swanson J.R. 1996a. Introduction to the skin.
http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/dermatology/skinlsn /skini.htm, 1 Januari 2007.
_______. 1996b. Stratum germinativum.
http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/dermatology/skinlsn /stgerm.htm, 1 Januari 2007.
_______. 1996c. Stratum spinosum.
http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/dermatology/skinlsn /stspin.htm, 1 Januari 2007.
_______. 1996d. Stratum granulosum.
http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/dermatology/skinlsn /stgran.htm, 1 Januari 2007.
_______. 1996e. Stratum Lucidum.
http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/dermatology/skinlsn /stluci.htm, 1 Januari 2007.
_______. 1996f. Stratum Corneum.
http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/dermatology/skinlsn /stcorn.htm, 1 Januari 2007.
_______. 1996g. Papillary dermis.
http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/dermatology/skinlsn /papderm.htm, 6 Januari 2007.
_______. 1996h. Reticular dermis.
http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/dermatology/skinlsn /retderm.htm, 6 Januari 2007.
Unus Suriawiria. 2003. Bahan baku industri bernilai tinggi.
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0305/28/inspirasi/324824.htm, 2 Agustus 2006.
(25)
48
Weed S.. 2006. Seaweed. an everyday miracle.
http://www.herbalremediesinfo.com/seaweed.html, 12 Desember 2006.
Wikipedia. 2006. Seaweed. http://en.wikipedia.org/wiki/Seaweed, 11 Desember 2006.
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian pembandingan kadar antioksidan dalam delapan jenis rumput laut, didapatkan kesimpulan:
1. Rumput laut mengandung antioksidan yang cukup untuk menangkal radikal bebas.
2. Kemampuan rumput laut dalam menguraikan radikal bebas DPPH cukup tinggi, jenis Sargassum sp. dan Caulerpa sp. memiliki kemampuan yang lebih baik dari yang lain.
3. Hasil analisis total phenol menunjukkan bahwa rumput laut jenis Caulerpa sp. memiliki nilai total phenol yang lebih tinggi daripada rumput laut jenis Sargassum sp.
5.2 Saran
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penentuan banyaknya rumput laut yang digunakan sebagai antioksidan, serta bentuk sediaan yang akan digunakan dalam pemberiannya.
Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menggunakan jenis rumput laut yang lebih variatif agar dapat diketahui kandungan antioksidan mana yang lebih banyak.
Penelitian terhadap rumput laut di Indonesia perlu lebih dikembangkan dengan penelitian yang lebih spesifik. Terutama meneliti zat aktif yang terkandung di dalamnya mengingat sedikitnya penelitian yang menggunakan rumput laut dalam bidang kesehatan.
(2)
Achmad Kadi. 2005. Beberapa catatan kehadiran marga Sargassum di perairan Indonesia. http://www.oseanografi.lipi.go.id/volxxxno42.pdf, 2 Januari 2007.
Alnicolsa del Peru S.A.C. 2003. The folin-ciocalteau colorimetric reaction. http://taninos.tripod.com/metododenisfolin.htm, 3 agustus 2006.
Amin Ismail and Tan Siew Hong. 2002. Antioxidant activity of selected commercial seaweeds.
http://nutriweb.org.my/publications/mjn008_2/mjn8n2_art4.pdf, 15 Juni 2006.
Annonymous-1. 2004. Seaweed uses history.
http://www.organichealthy.com/seaweed_uses_history.htm, 11 Desember 2006.
Arabei I.Y. 2005. Introduction to seaweed.
http://www.lcrlimuplus.com/Seaweed.html, 12 Desember 2006.
Begoun P. 2006. Antioxidants and free radical damage.
http://www.cosmeticscop.com/learn/article.asp?PAGETYPE=ART&REF ER=SKIN&ID=13, 12 Desember 2006.
Berlett B.S., Levine R.L., Chock P.B., Chevion M., dan Stadtman E.R. 2002. Antioxidant activity of ferrozine-iron-amino acid complexes. http://www.pnas.org/cgi/content/full/98/2/451?ck=nck, 2 Januari 2007.
Berryman M. 2001. Basic skin histology. http://www.oucom.ohiou.edu/dbms-witmer/Downloads/Basic%20Skin%20Histology2-21-01.pdf, 1 Januari 2007.
Chang M.N. (tt). The process of aging.
http://www.nuskin.com/corp/science/skinscience/processofaging.shtml#4, 6 November 2006.
(3)
45
Chin-Yuan Hsu. 2006. Antioxidant activity of extract from polugonum aviculare l. http://dumenat.smbh.univ-paris13.fr/cdi/06/Volume%208/6070050.pdf, 3 Januari 2007.
CHS International Research LTD. 2001. Anti-Oxidants.
http://www.chsir.com/Anti-oxidants.htm, 11 Desember 2006.
Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2003. Pengolahan rumput laut Euchema sp. http://www.dkp.go.id/content.php?c=778, 2 Agustus 2006.
Dikalova A.E., Kadiiska M.B., Mason R.P. 2001. An in vivo esr spin-trapping study: free radical generation in rats from formate intoxication-role of the fenton reaction. http://www.pnas.org/cgi/reprint/98/24/13549, 2 Januari 2007.
Drum R. 2004. Sea vegetables forfood and medicine.
http://www.organichealthy.com/ocean_veggies.htm, 11 Desember 2006.
Food Science Central. 2005. Seaweed - a radical scavenger. www.foodsciencecentral.com/fsc/ixid14000, 2 Juni 2006.
Fukuyama Y. (tt). Determination of scavenging effect on DPPH radicals.
http://p.bunri-u.ac.jp/~fukuyama/fukuyama/englishpage/reseach/dpph/dpph.htm, 24 November 2006.
Hety Indriani dan Emi Sumiarsih. 2005. Mengenal rumput laut. Budi Daya, Pengolahan dan Pemasaran Rumput Laut.Cetakan XII. Jakarta: Penebar Swadaya. h. 4-13.
Hong-Yu Zhang and Hong-Fang Ji. 2006. How vitamin e scavenges DPPH radicals in polar protic media.
http://chemistry.rsc.org/Publishing/Journals/NJ/article.asp?doi=b600025h, 16 Agustus 2006.
Horwitz R. 2003. The integument-structure and function. http://www.med-ed.virginia.edu/public/CourseSitesDocs/CellandTissueStructure/handouts/ unrestricted/original/MMHndt_Skin.html, 2 Januari 2007.
(4)
Kiefer D. 2006. Superoxide dismutase-boosting the body`s primary antioxidant defense. http://www.lifeextensionvitamins.com/sudibobopran.html, 1 Januari 2007.
McNeil L.K. 2004. Modifications to experiment 1: photometry.
http://www.life.uiuc.edu/biochem/355/protocol/expmods1.pdf#search='foli n%20ciocalteau', 3 Agustus 2006.
Medline Plus. 2005. Seaweed, kelp, bladderwrack (fucus vesiculosus). http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natural/patient-bladderwrack.html, 12 Desember 2006
Nelson N.C. (tt). The free radical theory of aging. http://www.physics.ohio-state.edu/~wilkins/writing/Samples/shortmed/nelson/radicals.html, 1 Januari 2007.
Patra R.C. dan Swarup D. 2004. Effect of antioxidant ascorbic acid, 1-methionine or α tocopherol alone or along with chelator on cardiac tissue of lead-treated rats. http://www.vef.hr/vetarhiv/papers/2004-74-3-6.pdf, 2 Januari 2007.
Posman Sibuea. 2004. Antioksidan, senyawa ajaib penangkal penuaan dini. http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1075781857,73580, 29 Desember 2006.
Poumorad F., Hosseininmehr S.J., Shahabimajd N.. 2006. Antioxidant activity, phenol and flavonoid contents of some selected iranian medicinal plants. http://www.academicjournals.org/AJB/PDF/pdf2006/2Jun/Pourmorad%20 et%20al.pdf, 12 Desember 2006.
Ray Sahelian. 2005. Seaweed health benefit.
http://www.raysahelian.com/seaweed.html, 12 Desember 2006.
Senevirathne M., Soo-Hyun Kim, Siriwardhana N., Jin-Hwan Ha, Ki-Wan Lee and You-Jin Jeon. 2006. Antioxidant potential of Ecklonia cava on reactive oxygen species scavenging, metal chelating, reducing power and lipid peroxidation inhibition. http://fst.sagepub.com/cgi/reprint/12/1/27, 30 Juli 2006.
Slomianka L. 2006. Blue histology-integumentary system.
www.lab.anhb.uwa.edu.au/mb140/CorePages/Integumentary/Integum.htm, 1 Januari 2007.
(5)
47
South J. (tt). The free radical theory of aging.
http://www.antiaging-systems.com/extract/freeradical.htm, 1 Januari 2007.
Sri Kumalaningsih. 2006a. Radikal bebas. Antioksidan Alami. Cetakan I. Surabaya: Trubus Agrisarana. h. 7-14; 15-22.
Swanson J.R. 1996a. Introduction to the skin.
http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/dermatology/skinlsn /skini.htm, 1 Januari 2007.
_______. 1996b. Stratum germinativum.
http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/dermatology/skinlsn /stgerm.htm, 1 Januari 2007.
_______. 1996c. Stratum spinosum.
http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/dermatology/skinlsn /stspin.htm, 1 Januari 2007.
_______. 1996d. Stratum granulosum.
http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/dermatology/skinlsn /stgran.htm, 1 Januari 2007.
_______. 1996e. Stratum Lucidum.
http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/dermatology/skinlsn /stluci.htm, 1 Januari 2007.
_______. 1996f. Stratum Corneum.
http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/dermatology/skinlsn /stcorn.htm, 1 Januari 2007.
_______. 1996g. Papillary dermis.
http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/dermatology/skinlsn /papderm.htm, 6 Januari 2007.
_______. 1996h. Reticular dermis.
http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/dermatology/skinlsn /retderm.htm, 6 Januari 2007.
Unus Suriawiria. 2003. Bahan baku industri bernilai tinggi.
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0305/28/inspirasi/324824.htm, 2 Agustus 2006.
(6)
Weed S.. 2006. Seaweed. an everyday miracle.
http://www.herbalremediesinfo.com/seaweed.html, 12 Desember 2006.
Wikipedia. 2006. Seaweed. http://en.wikipedia.org/wiki/Seaweed, 11 Desember 2006.