PELAKSANAAN TUGAS INSPEKTORAT DALAM RANGKA PENGAWASAN PEMERINTAHAN DAERAH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN DITINJAU DARI PERATURAN BUPATI PADANG PARIAMAN NOMOR 21 TAHUN 2008.

(1)

i PELAKSANAAN TUGAS INSPEKTORAT DALAM RANGKA PENGAWASAN PEMERINTAHAN DAERAH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN DITINJAU

DARI PERATURAN BUPATI PADANG PARIAMAN NOMOR 21 TAHUN 2008 Oleh :

(Rahmad Hidayat, Nomor BP: 07.940.040, Fakultas Hukum Universitas Andalas, 61

Halaman, 2012) ABSTRAK

Dalam suatu negara yang berbentuk negara kesatuan tidaklah memungkinkan adanya suatu negara yang berbentuk sistem. Hal ini menimbulkan akibat hukum dalam bentuk hubungan hukum antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Dasar pembagian otonomi daerah kepada daerah menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tersebut adalah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerintah, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. penelitian ini adalah bersifat yuridis sosiologis (sociological research) dan menekankan pada praktek di lapangan dikaitkan dengan aspek hukum atau perundang undangan dengan menggunakan data Primer dan Sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Adapun hasil penelitian ini adalah dengan berlakunya Peraturan Bupati Padang Pariaman Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Eselon II, III dan Uraian Tugas Eselon IV Inspektorat Kabupaten Padang Pariaman serta Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan Bebas dari Korupsi dan Nepotisme yang didasarkan pada prinsip-prinsip Good Governance serta Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, maka paradigma penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah mengalami perubahan. Pada era otonomi daerah pelaksanaan urusan pemerintahan daerah didasarkan atas azas desentralisasi, yaitu kewenangan yang dimiliki oleh daerah secara mandiri, luas, nyata dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan urusan rumah tangganya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan sangat ditentukan oleh kemampuan daerah itu sendiri. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2008 tanggal 17 Juli 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Kabupaten Padang Pariaman dan Keputusan Bupati Padang Pariaman Nomor 04 Tahun 2009 tanggal 23 Februari 2009 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Kabupaten Padang Pariaman adalah Lembaga teknis Daerah yang merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah di bidang pengawasan dan dipimpin oleh seorang Kepala Inspektorat serta Peraturan Bupati Padang Pariaman Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Eselon II, III dan Uraian Tugas Eselon IV Inspektorat Kabupaten Padang Pariaman, pengawasa yang dilakukan oleh Inspektorat daerah adalah pengawasan secara internal dengan sifat pengawasan fungsional dengan bentuk pengawasan preventif dan represif. Namun Secara yuridis formal permasalahan yang dihadapi Inspektorat Kabupaten Padang Pariaman di dalam pelaksanaan tugasnya belum berfungsinya secara maksimal oleh karena itu pemerintah hendaknya lebih memperhatikan kerja aparat penyelenggara pemerintah di Kabupaten Padang Pariaman untuk lebih maksimal dan diharapkan lebih mampu meningkatkan kemampuan (Managerial skill).


(2)

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Negara Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”. Hal ini

menimbulkan akibat hukum dalam bentuk hubungan hukum antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.Dalam hal hubungan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dikenal dua sistem yakni: sistem sentralisasi dan sistem desentralisasi. Dalam sistem sentralisasi semua wewenang ada dan berada pada pemerintah pusat, maksudnya semua daerah terkoptaxsi oleh Pemerintah Pusat.Sedangkan dalam desentralisasi, terjadi penyerahan kewenangan pusat kepada daerah. Jadi daerah mempunyai kewenangan mengatur urusan rumah tangganya sendiri, yang lebih dikenal dengan nama daerah otonomi.1

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa2 :

“Penyelenggaraan otonomi daerah dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab di daerah secara proposional diwujudkan dengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional dengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah”.

Adapun dasar pembagian otonomi daerah kepada daerah menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tersebut adalah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat serta

1

Kansi C.S.T. Dan Christine S.T. Kansil, 2001, Pemerintahan Daerah Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta; hlm 17

2


(4)

peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerintah, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dengan dasar pertimbangan asas otonomi tersebut, maka daerah memiliki kewenangan yang seluas-luasnya, yang disertai hak dan kewajiban untuk menyelenggarakan otonomi daerahnya, dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintah daerah.Adapun yang dimaksud dengan otonomi daerah menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan aturan perundang-undangan3.

Daerah otonom Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah: “Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia”4

.

Dari pemahaman pengertian diatas jelaslah bahwa daerah dan atau pemerintah daerah (kabupaten/kota)mempunyai keleluasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup semua bidang pemerintahan,kecuali kewenangan dibidang politik luar negeri, pertahanan dan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan dibidang lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Disamping itu ketentuan otonomi mencakup pula kewenangan yang utuh dan bulat dalam penyelenggaraan yang mulia dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi.

3

Pasal 1 angka (5) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

4Ibid,


(5)

Pembagian urusan pemerintahan didalam Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 10 ayat (1) ditetapkan bahwa pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ini ditentukan menjadi urusan Pemerintah. Sedangkan ayat (2) menyatakan dalam menyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemerintahan daerah menjalankan otonomi daerah seluas luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Untuk mencapai tujuan dimaksud, dibutuhkan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang merupakan suatu proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintah Daerah berjalan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Didalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, BAB XII, Pasal 218 ayat (1) dan (2) bidang Pembinaan dan Pengawasan telah ditetapkan bahwa pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilaksanakan oleh pemerintah meliputi : a). Pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dan b.) Pengawasan terhadap peraturan kepala daerah. Sedangkan pengawasan atas pelaksanaan urusan Pemerintahan di daerah, dilaksanakan oleh aparat pengawasan Intern pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan. Amrah Muslimin, dalam bukunya aspek-aspek hukum otonomi daerah mengatakanbahwa : “Pengawasan terhadap pemerintahan daerah adalah semata-mata yang tidak dapat ditinggalkan, malahan suatu syarat mutlak dalam organisasi negara”.5

Dari pemahaman pengawasan di atas jelaskan bahwa : Pengawasan yang dilaksanakan oleh pemerintahan terkait dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan, terutama terhadap peraturan daerah dan peraturan kepala daerah. Disamping itu untuk mengoptimalkan fungsi

5

Amrah Muslimin, 1986, Aspek-Aspek Hukum Otonomi Daerah. Bandung, Penerbit Alumni Bandung,hlm 118


(6)

pembinaan dan pengawasan, pemerintahan dapat menerapkan sanksi kepada penyelenggaraan pemerintahan daerah apabila ditemukan adanya penyimpangan dalam penyelenggaraan oleh penyelenggara pemerintahan daerah tersebut.Adapun sanksi yang dimaksud antara lain dapat berupa penataan kembali suatu daerah otonom, pembatalan pengangkatan pejabat, penangguhan dan pembatalan berlakunya suatu kebijakan daerah, baik peraturan daerah, dan ketentuan lain, yang diterapkan daerah, serta dapat memberikan sanksi pidana yang diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kehadiran lembaga inspektorat dalam menjalankan pengawasan pemerintahan sangatlah dirasakan manfaatnya.Hal itu dikarenakan dengan adanya inspektorat ini dapat mengawasi jalannya pemerintahan daerah.untuk mewujudkan adanya ketegasan dan konsistensi penyelenggaraan negara yang berdayaguna dan berhasilguna.Bagi pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat, maka kewenangan daerah otonom diperlukan dan pengawasan, untuk menghindari agar kewenangan tersebut tidak mengarah pada kedaulatan.Pemerintah daerah pada hakikatnya merupakan subsistem dari pemerintahan nasional secara imprensif.Pembinaan dan pengawasan terhadap pemerintahan daerah merupakan bagian integral dari sistem penyelenggaraan.

Dalam bidang pengawasan pelaksanaan Pemerintahan Daerah di Kabupaten Padang Pariaman yang diatur dalam Perda Kabupaten Padang Pariaman Nomor 06 Tahun 2008, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Padang Pariaman yang masih mengacu kepada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.Di dalam aturan tersebut belum dimuat secara terperinci tentang teknis pelaksanaan pengawasan di lapangan dan penulis ingin mengetahui lebih dalam terkait Inspektorat Daerah Kabupaten Padang Pariaman ini.


(7)

Melihat betapa pentingnya aspek dan peran pengawasan pemerintahan daerah maka penulis tertarik untuk mengambil judul : “Pelaksanaan Tugas Inspektorat Dalam Rangka Pengawasan Pemerintahan Daerah Di Kabupaten Padang Pariaman Ditinjau dari Peraturan Bupati Padang Pariaman Nomor 21 Tahun 2008’’.

B. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah yang akan diangkat adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Pelaksanaan Tugas Inspektorat dalam rangka pengawasan terhadap

pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah di Kabupaten Padang Pariaman ?

2. Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam Pelaksanakan tugas Inspektorat dan bagaimana cara penyelesaian kendala-kendalatersebut ?

C. Tujuan Penelitian.

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui memahami Pelaksanaan Tugas Inspektorat di Kabupaten Padang Pariaman

2. Untuk mengetahuikendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan tugas dan upaya bagaimana cara penyelesaian kendala-kendala tersebut ?

D. Manfaat Penelitian.

Berangkat dari perumusan masalah yang telah di kemukakan di atas, ada beberapa manfaat yang ingin penulis peroleh. Adapun manfaat tersebut penulis kelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :

1. Manfaat Teoretis :

a. Untuk lebih memperkaya khasanah ilmu pengetahuan penulis baik dibidang hukum pada umumnya maupun dibidang Hukum Tata Negara khususnya dan untuk memberikan


(8)

sumbangan bagi perkembangan hukum secara teoritis, khususnya mengenai Pelaksanaan Tugas Inspektorat di Kabupaten Padang Pariaman

b. Untuk menjadi pedoman bagi para pihak yang ingin mengetahui dan mendalami tentang Tugas Inspektorat tersebut

c. Untuk pedoman awal bagi peneliti yang ingin mendalami masalah ini lebih lanjutdan menambah ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis :

a. Penulis agar memberikan sumbangan pemikiran terutama untuk mahasiswa jurusan hukum mengenai aspek Hukum Tata Negara khususnya mengenai Pelaksanaan Tugas Inspektorat di Kab. Padang Pariaman dan dapat di jadikan perbandingan bagi penilitian selanjutnya.

b. Agar hasil penelitian ini menjadi perhatian dan dapat di gunakan oleh semua pihak baik itu bagi pemerintah, masyarakat umum maupun setiap pihak yang bekerja seharian di bidang hukum, khususnya Hukum Tata Negara.

E. Metode Penelitian

Metode pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat yuridis sosiologis (sociological research) dan menekankan pada praktek di lapangan dikaitkan dengan aspek hukum atau perundang undangan6. Berkenaan dengan objek penelitian yang dibahas dan melihat norma-norma hukum untuk selanjutnya dihubungkan dengan kenyataan atau fakta-fakta yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.

Untuk melaksanakan metode penelitian diatas diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Sifat Penelitian

6


(9)

Penelitian ini bersifat Yuridis Sosiologis yaitu penelitian yang memberikan data tentang suatu keadaan atau gejala-gejala sosial yang berkembang ditengah– tengah masyarakat sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperoleh gambaran yang menyeluruh, lengkap dan sistematis tentang objek yang akan diteliti.

2. Jenis dan Sumber Data

Dalam penulisan ini sumber data yang digunakan adalah : a. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung melalui penelitian di lapangan, dalam hal ini penulis dapat memperoleh data primer dari kantor Inspektorat Kabupaten Padang Pariaman

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari penelitian kepustakan yang ada berupa bahan hukum, data tersebut antara lain :

1). Bahan Hukum Primer

Bahan hukum yang memiliki kekuatan hukum mengikat yang dalam hal ini berupa peraturan perundang undangan yang terkait untuk itu antara lain : Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, UUD, Peraturan Daerah Kabupaten Padang Pariaman Nomor 06 Tahun 2008

2). Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum yang dapat menunjang bahan hukum primer yang dapat membantu penulis dalam menganalisa dan memahami bahan hukum primer


(10)

seperti : penulisan yang berupa hasil penelitian, peraturan perundang undangan, buku-buku, makalah, majalah tulisan lepas dan artikel.

3). Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum yang memberi petunjuk atau penjelas terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum dan kamus besar Bahasa Indonesia.

3. Teknik Pengumpulan data

Penelitian lapangan ini dilakukan di kantor, dalam penelitian ini untuk memanfaatkan data yang ada maka dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara ini dilakukan secara semi struktur dengan menggunakan teknik dan pedoman wawancara. Wawancara dilakukan dengan beberapa orang pegawai yang terkait dengan bidang tugasnya masing-masing. Wawancara dilakukan terhadap informan yang mendukung penulisan ini.

Pejabat-Pejabat Inspektorat yang diwawancarai :

1. Bidang Inspektur Pembantu Wilayah IV 2. Subag Perencanaan

4.Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data a. Pengolahan Data

Pengolahan data disusun secara sistematis melalui proses editing yaitu akan merapikan kembali data yang telah diperoleh dengan memilih data yang sesuai dengan keperluan dan tujuan penelitian sehingga di dapat suatu kesimpulan akhir


(11)

secara umum yang nantinya akan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan kenyataan yang ada.

b. Analisis Data

Setelah data primer dan data skunder diperoleh selanjutnya dilakukan analisis data yang didapat dengan mengungkapkan kenyataan-kenyataan dalam bentuk kalimat, terhadap data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut, penulis menggunakan metode analisis secara kualitatif yaitu uraian terhadap data yang terkumpul dengan tidak menggunakan angka-angka tapi berdasarkan peraturan perundang undangan, pandangan pakar dan pendapat penulis sendiri.


(12)

PELAKSANAAN TUGAS INSPEKTORAT DALAM RANGKA PENGAWASAN PEMERINTAHAN DAERAH DI KABUPATEN PADANG

PARIAMAN DITINJAU DARI PERATURAN BUPATI PADANG PARIAMAN NOMOR 21 TAHUN 2008

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

Disusun Oleh : RAHMAD HIDAYAT

BP : 07.940.040

Program Kekhususan HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS HUKUM REGULER MANDIRI UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG 2012


(13)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

LEMBAR PENGESAHAN……….v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Perumusan Masalah...5

C. Tujuan Penelitian...5

D. Manfaat Penelitian...5

E. Metode Penelitian...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Pemerintahan Daerah 1. Dasar Hukum Pemerintah Daerah..………...10

2. Pengertian Hukum Pemerintahan Daerah…...15

3. Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004………17


(14)

vi

B.Tinjauan Tentang Asas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah……..….21

1. Asas Sentralisasi…..……...21

2. Asas Desentralisasi..……….21

3. Asas Dekonsentralisasi…..………...22

4. Asas Tugas Pembantuan………...22

C. Tinjaun Tentang Pengawasan Daerah………23

1. Pengawasan umum………...24

2. Pengawasan Preventif………..24

3. Pangawasan Represif………...24

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Tugas Inspektorat di Kabupaten Padang Pariaman Dalam Rangka Pengawasan Pemerintahan Daerah di Kabupaten Padang Pariaman Ditinjau dari Peraturan Bupati Padang Pariaman No 21 Tahun 2008………30

B. Permasalahan Yang Dihadapi Oleh Inspektorat Kabupaten dan upaya Inspektorat Kabupaten Padang Pariaman untuk Menangulangi Permasalahan yang ada………..55

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan...60


(15)

vii

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(1)

seperti : penulisan yang berupa hasil penelitian, peraturan perundang undangan, buku-buku, makalah, majalah tulisan lepas dan artikel.

3). Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum yang memberi petunjuk atau penjelas terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus hukum dan kamus besar Bahasa Indonesia.

3. Teknik Pengumpulan data

Penelitian lapangan ini dilakukan di kantor, dalam penelitian ini untuk memanfaatkan data yang ada maka dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara ini dilakukan secara semi struktur dengan menggunakan teknik dan pedoman wawancara. Wawancara dilakukan dengan beberapa orang pegawai yang terkait dengan bidang tugasnya masing-masing. Wawancara dilakukan terhadap informan yang mendukung penulisan ini.

Pejabat-Pejabat Inspektorat yang diwawancarai :

1. Bidang Inspektur Pembantu Wilayah IV 2. Subag Perencanaan

4.Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data a. Pengolahan Data

Pengolahan data disusun secara sistematis melalui proses editing yaitu akan merapikan kembali data yang telah diperoleh dengan memilih data yang sesuai dengan keperluan dan tujuan penelitian sehingga di dapat suatu kesimpulan akhir


(2)

secara umum yang nantinya akan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan kenyataan yang ada.

b. Analisis Data

Setelah data primer dan data skunder diperoleh selanjutnya dilakukan analisis data yang didapat dengan mengungkapkan kenyataan-kenyataan dalam bentuk kalimat, terhadap data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut, penulis menggunakan metode analisis secara kualitatif yaitu uraian terhadap data yang terkumpul dengan tidak menggunakan angka-angka tapi berdasarkan peraturan perundang undangan, pandangan pakar dan pendapat penulis sendiri.


(3)

PELAKSANAAN TUGAS INSPEKTORAT DALAM RANGKA PENGAWASAN PEMERINTAHAN DAERAH DI KABUPATEN PADANG

PARIAMAN DITINJAU DARI PERATURAN BUPATI PADANG PARIAMAN NOMOR 21 TAHUN 2008

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum

Disusun Oleh : RAHMAD HIDAYAT

BP : 07.940.040

Program Kekhususan HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS HUKUM REGULER MANDIRI UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG 2012


(4)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

LEMBAR PENGESAHAN……….v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Perumusan Masalah...5

C. Tujuan Penelitian...5

D. Manfaat Penelitian...5

E. Metode Penelitian...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Pemerintahan Daerah 1. Dasar Hukum Pemerintah Daerah..………...10

2. Pengertian Hukum Pemerintahan Daerah…...15

3. Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004………17


(5)

vi

B.Tinjauan Tentang Asas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah……..….21

1. Asas Sentralisasi…..……...21

2. Asas Desentralisasi..……….21

3. Asas Dekonsentralisasi…..………...22

4. Asas Tugas Pembantuan………...22

C. Tinjaun Tentang Pengawasan Daerah………23

1. Pengawasan umum………...24

2. Pengawasan Preventif………..24

3. Pangawasan Represif………...24

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Tugas Inspektorat di Kabupaten Padang Pariaman Dalam Rangka Pengawasan Pemerintahan Daerah di Kabupaten Padang Pariaman Ditinjau dari Peraturan Bupati Padang Pariaman No 21 Tahun 2008………30

B. Permasalahan Yang Dihadapi Oleh Inspektorat Kabupaten dan upaya Inspektorat Kabupaten Padang Pariaman untuk Menangulangi Permasalahan yang ada………..55

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan...60


(6)

vii DAFTAR PUSTAKA