Pengaruh City Branding "Purwakarta Istimewa" pada City Image dan Keputusan Berkunjung Wisatawan (Studi pada Kota Purwakarta).
ABSTRACT
This research aims to investigate the influence of city branding on city image, investigate the influence of city branding on decision to visit, and investigate the influence of citu image on decision to visit. The research method used in this study is explanatory research. Sample of 156 tourist visiting the tourist attractions in Purwakarta. Method of data collection questionnaire. Descriptive data analysis and path analysis. The result showed that the variable significantlu influence city branding of city image, city branding variable significantly influence on decision to visit, and variable city image significantly influence on decision to visit. Based on these results it is suggested city branding Purwakarta should continue to be published to the public so that people understand the meaning of the brand of purwakarta “Purwakarta Istimewa”. In addition, the government should improve city image of purwakarta in order create more positive image of the good of the town in the mind of tourist.
(2)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh city branding terhadap city image, pengaruh city branding kepada keputusan berkunjung, dan pengaruh city image terhadap keputusan berkunjung. Jenis penelitian yang digunakan adalah
explanatory research. Sampel yang digunakan sebanyak 156 wisatawan yang
mengunjungi tempat wisata di Purwakarta. Teknil yang digunakan adalah purposive
random sampling. Metode pengumpulan data kuesioner. Analisis data secara
deskriptif dan path analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel city branding berpengaruh signifikan terhadap city image, variabel city branding berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung, variabel city image berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung. Berdasarkan hasil penelitian ini makan disarankan city branding Purwakarta hendaknya terus dipublikasikan kepada masyarakat agar agar masyarakat memahami makna dari brand Kabupaten Purwakarta yaitu “Purwakarta Istimewa”. Selain itu, pemerintah kabupaten Purwakarta sebaiknya meningkatkan citra image kabupaten Purwakarta yang lebih positif agar tercipta citra yang baik terhadap Kabupaten Purwakarta di benak wisatawan.
(3)
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN………i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI……….ii
SURAT KETERANGAN……….iii
KATA PENGANTAR………..…iv
ABSTRACT………vii
ABSTRAK……….viii
DAFTAR ISI……….………...ix
DAFTAR GAMBAR……….………xiii
DARTAR TABEL………..xiv
DAFTAR LAMPIRAN………..xvi
BAB I PENDAHULUAN………. 1
1.1 Latar Belakang………...1
1.2 Rumusan Masalah………..5
1.3 Tujuan Penelitian………. ... 5
(4)
BAB II LANDASAN TEORI………7
2.1 Tinjauan Pustaka………7
2.1.1 Pemasaran………..…7
2.1.2 Manajemen Pemasaran………..8
2.1.3 Bauran Pemasaran……….9
2.1.4 Produk………..12
2.1.5 Brand………12
2.1.6 Customer Based Brand Equity……….13
2.1.7 City Branding………...13
2.1.8 City Image………...18
2.1.9 Perilaku Konsumen………..20
2.1.10 Keputusan Pembelian………..22
2.2 Rerangka Pemikiran……….27
2.3 Penelitian Terdahulu………28
2.4 Pengembangan Hipotesis……….30
2.5 Model penelitian………..31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………32
3.1 Jenis Penelitian………32
3.2 Populasi, Sampel dan Tenik Pengambilan Sampel ………32
3.3 Definisi Operasional Variabel……….35
(5)
3.5 Uji Instrumen…...………37
3.6 Uji Data…….………..39
3.7 Teknik Pengumpulan Data………..40
3.8 Teknik Analisis Data………...41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………44
4.1 Analisis Deskriptif Data Responden………44
4.1.1 Jenis Kelamin Responden………44
4.1.2 Usia Responden………...45
4.1.3 Pekerjaan Responden………..….46
4.1.4 Pendapatan per Bulan Responden………...47
4.1.5 Kota Asal Responden………..48
4.2 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas………...50
4.2.1 Uji Validitas……….50
4.2.2 Uji Reliabilitas……….53
4.3 Uji Normalitas Data………54
4.4 Pengujian Hipotesis dengan Menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis) ………...55
4.4.1 Merumuskan Persamaan Struktural……….55
4.4.2 Membuat Diagram Jalur………..…………56
4.4.3 Konversi Skala……….…………56
4.4.4 Pengaruh Antara City Branding terhadap City Image………57
(6)
4.4.5 Pengaruh City Branding dan City Image terhadap
Keputusan Berkunjung………61
4.4.6 Menguji Kesesuaian Antara Model Jalur………68
4.4.7 Rangkuman Dalam Bentuk Tabel………69
4.4.8 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis………..69
BAB V SIMPULAN DAN SARAN………71
5.1 Kesimpulan………..71
5.2 Keterbatasan Penelitian………72
5.3 Saran……….………...72
DAFTAR PUSTAKA………..74
(7)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan………..23
Gambar 2.2 Rerangka Teoritis………26
Gambar 2.3 Rerangka Pemikiran………27
Gambar 2.4 Model Penelitian……….31
Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………...45
Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Responden Berdasarkan Usia………...46
Gambar 4.3 Diagram Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan………..47
Gambar 4.4 Diagram Frekuensi Responden Berdasarkan Pendapatan per bulan...48
Gambar 4.5 Diagram Frekuensi Responden Berdasarkan Kota asal………...50
Gambar 4.6 Model Diagram jalur………55
Gambar 4.7 Diagram Jalur dan Paradigma penelitian……….56
Gambar 4.8 Diagram Path………...58
Gambar 4.9 Kurva Uji-t untuk Pengujian Pengaruh X terhadap Y1………...61
Gambar 4.10 Diagram Dekomposisi……….63
Gambar 4.11 Kurva Uji-F………..65
Gambar 4.12 Kurva Uji-t untuk Pengujian Pengaruh X terhadap Y2…………..….67
Gambar 4.13 Kurva Uji-t untuk Pengujian Pengaruh Y1 terhadap Y2……….67
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu………28
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel (DOV) ……… Tabel 3.2 Skala Likert……….. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden………44
Table 4.2 Usia Responden………...45
Tabel 4.3 Pekerjaan Responden………...46
Tabel 4.4 Pendapatan per Bulan Responden………...47
Tabel 4.5 Kota Asal Responden………..48
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Sub Variabel City Branding (X) ………...51
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Sub Variabel City Images (Y1) ………52
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Sub Variabel Keputusan Berkunjung (Y2) ………...52
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian………53
Tabel 4.10 Uji Normalitas……….54
Tabel 4.11 Koefisien Jalur City Branding (X) ………58
Tabel 4.12 Uji Hipotesis (Uji t) Variabel City Branding (X) ……….60
(9)
Tabel 4.14 Uji Hipotesis Simultan Variabel City Branding (X) dan City
Images (Y1) ………64
Tabel 4.15 Uji Hipotesis Parsial Variabel City Branding (X) dan City
Images (Y1) ………66
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Kuesioner Penelitian………77
Lampiran B Data Input………. 82
Lampiran C Data Interval………88
Lampiran D Tabel Karakteristik Responden………..100
Lampiran E Variabel Kontinum………102
(11)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak wilayah potensi parawisata (Bridatul J, 2014). Untuk memperkenalkan suatu daerah obyek wisata di berbagai wilayah Indonesia, maka pemerintah harus memiliki strategi-strategi untuk memperkenalkan daerah-daerah wisata agar dikenal oleh wisatawan. Dalam jurnal Nugroho A (2014), parawisata merupakan sektor pendapatan devisa dalam pembangunan nasional Indonesia. Bisnis parawisata memiliki potensi yang sangat menjanjikan, namun untuk mengelola parawisata bukanlah suatu hal yang gampang untuk dilakukan. Dalam UU No.21 tahun 1999 yang kemudian disempurnakan dengan UU No. 32 Tahun 2004 mengenai peraturan daerah yang berisi otonomi daerah mulai mengeksplorasi potensi daerah yang dimiliki. Selain itu berwisata bukan suatu kebutuhan biasa lagi, namun sudah menjadi kebutuhan penting untuk setiap orang (Hardyantoro S, 2012). Otonomi daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan partisipasi masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan potensi dan keragaman daerah, peluang, serta persaingan global. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, setiap daerah bersaing untuk mendapatkan perhatian dan pengaruh dari berbagai pihak karena
(12)
2
konsekuensi dari Undang-Undang tersebut, pemerintah daerah harus meningkatkan kemampuannya dalam mengumpulkan Pendapatan Asli Daerah dengan maksud agar subsidi dari pemerintah pusat dapat diperkecil serta mengurangi beban APBN (Tresna, 2012). Salah satu sektor yang memiliki kontribusi terhadap penghasilan asli daerah adalah pariwisata. Sektor ini merupakan salah satu potensi kekayaan daerah yang harus dikelola dengan baik guna menghasilkan pendapatan asli daerah melalui retribusi serta penerimaan hasil pajaknya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Oleh sebab itu, beberapa kota di Indonesia mulai membuat strategi pemasaran untuk menarik minat wisatawan agar berkunjung ke kota tersebut.
Sesuai dengan perkembangan jaman, merek tidak hanya dimiliki oleh sebuah produk atau jasa, namun kini sebuah daerah juga telah memiliki sebuah merek atau yang bisa disebut dengan Place Branding atau City
Branding (Wandari L A, 2014). Menurut Kotler dalam Eko N (2015), ada dua
keinginan besar yang mendorong seseorang memasarkan dan memperkenalkan tempat. Yang pertama, warga kota menginginkan sebuah tempat dimana mereka dapat mengisinya dengan berbagai hal yang dapat meningkatkan kemampuan dan minat mereka, yang akan memberikan kebanggaan pada tempat yang mereka miliki. Sedangkan yang kedua,
(13)
3
peningkatan teknologi dan globalisasi. Masyarakat dan sumber daya dapat dengan mudah membuang tempat yang dianggap bermasalah dan dengan mudah mereka berpindah ke tempat lain yang lebih menguntungkan. Sehingga untuk memperkenalkan potensi wisata yang dimiliki masing-masing daerah dapat diterapkan dengan membuat strategi city branding. Chandler J dan Owen M (2002) menegaskan bahwa branding adalah proses-proses upaya untuk membuat dan mempengaruhi orang untuk mengiterpretasikan dan menumbuhkan dalam perasaannya sendiri mengenai brand itu sendiri. Menurut Madan (2006), Identitas lebih banyak berkaitan dengan apa yang dipikirkan seseorang terhadap orang lain, apa yang seseorang percayai dan apa yang seseorang lakukan. City branding merupakan manajemen citra suatu destinasi melalui inovasi strategis serta koordinasi ekonomi, social, komersial, cultural, dan peraturan pemerintah (Simon Anholt dalam Moilanen & Rainisto, 2009).
Beberapa kota di Indonesia mengadopsi strategi city branding untuk mempromosikan potensi parawisatanya. Beberapa kota yang sudah menerapkan city branding diantanya adalah kota Solo dengan “Spirit of
Java”. Yogyakarta dengan “Never Ending Asia”, Jakarta dengan “Enjoy
Jakarta”, dan yang baru di launching pada tahun 2013 yaitu Kota Batu
dengan brandingnya “Shinning Batu” (Wandari, 2014).
Selain kota-kota di atas yang memiliki city branding, Purwakarta juga menerapkan city branding yaitu “PURWAKARTA ISTIMEWA”. Purwakarta selama ini dikenal sebagai titik temu tiga koridor utama lalu lintas yaitu
(14)
4
Jakarta-Purwakarta, Purwakarta-Bandung, dan Purwakarta-Cirebon. Letak Purwakarta yang strategis tersebut menjadikan Purwakarta mudah diakses oleh masyarakat dari luar Purwakarta. Terlebih lagi sejak pembangunan tol cipularang dan rel kereta double track mulai berfungsi serta pembangunan sektor industri dan budaya mulai dilakukan, menjadikan daerah Purwakarta memiliki daya tarik sendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Purwakarta. Daya tarik yang dibangun oleh pemerintah daerah sehingga menghasilkan diferensiasi dari daerah lain menjadikan Purwakarta daerah yang istimewa bagi masyarakat purwakarta maupun wisatawan lokal dan internasional, sehingga pemerintah daerah Purwakarta memilih brand “PURWAKARTA ISTIMEWA”. Dengan adanya city branding tersebut diharapkan akan membentuk city image yang akan mampu menarik minat berkunjung wisatawan ke Purwakarta, dimana city image yang diharapkan adalah city
image yang positif sehingga dapat meningkatkan minat berkunjung
wisatawan.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti city branding, city image, dan keputusan berkunjung wisatawan, maka peneliti mengambil judul penelitian “Pengaruh City Branding “PURWAKARTA ISTIMEWA” pada City Image dan Keputusan Berkunjung Wisatawan (studi pada Kota Purwakarta)”
(15)
5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah yang dapat diidentifikasi yaitu: 1. Apakah terdapat pengaruh city branding terhadap city image Purwakarta? 2. Apakah terdapat pengaruh city branding terhadap keputusan berkunjung
wisatawan ke Purwakarta?
3. Apakah terdapat pengaruh city image tergadap keputusan berkunjung wisatawan ke Purwakarta?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh city branding terhadap city
image Purwakarta
2. Untuk menguji dan menganalisis city branding terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Purwakarta
3. Untuk menguji dan menganalisis city image terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Purwakarta
(16)
6
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini ditujukan untuk: 1. Bagi Penulis
Penilitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat mengaplikasikan dan mensosialisasikan teori yang didapat selama perkuliahan.
2. Bagi pemerintah
Sebagai pemahaman pentingnya mempertahankan dan menjaga city brand
serta mengetahui pengaruhnya terhadap city image sehingga pemerintah diharapkan dapat menyusun strategi untuk meningkatkan image dari kota Purwakarta. Pemerintah diharapkan dapat lebih meningkatkan citra kota baik dari segi produk, jasa, maupun hal-hal yang menjual untuk meningkatkan kuatitas kedatangan pengunjung ke kota Purwakarta.
3. Bagi akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi tambahan mengenai city brand yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh peneliti selanjutnya dalam memngembangkan teori city brand yang berpengaruh pada city image dan keputusan berkunjung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai adanya pengaruh city brand terhadap city image dan keputusan berkunjung wisatawan ke Purwakarta, sehingga dapat mengembangkan penelitian selanjutnya.
(17)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang “Pengaruh City
Branding ‘Purwakarta Istimewa’ pada City Images dan Keputusan Berkunjung
Wisatawan (Studi Pada Kota Purwakarta)”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. City Branding (X) berpengaruh signifikan terhadap City Images (Y1) dengan
persentase pengaruh sebesar 40,7%.
2. City Branding (X) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Berkunjung
(Y2) dengan persentase pengaruh sebesar 11,5%.
3. City Images (Y1) berpengaruh terhadap Keputusan Berkunjung (Y2) dengan
persentase pengaruh sebesar 19,5%.
4. City Branding (X) dan City Images (Y1) berpengaruh terhadap Keputusan
Berkunjung (Y2) dengan persentase pengaruh sebesar 50,98%.
5. City Branding (X) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Berkunjung
(18)
72
5.2 Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya dilakukan di beberapa tempat wisata yang ada di kabupaten Purwakarta.
2. Penilitian ini hanya mengidentifikasi faktor city branding pada city image dan keputusan berkunjung wisatawan.
5.3 Saran
1. City branding merupakan upaya untuk meningkatkan kunjungan wisata baik secara nasional maupun internasional alangkah lebih baik jika Kabupaten Purwakarta membangun fasilitas yang lebih baik, seperti penginapan, jalan menuju daerah wisata, dan alat transportasi yang dapat memudahkan para wisatawan yang ingin mengunjungi daerah wisata di Kabupaten Purwakarta.
2. Pemerintah sebaiknya bekerja sama dengan masyarakat Kabupaten untuk membangun dan meningkatkan daerah wisata yang ada di Purwakarta.
3. Pemerintah sebaiknya melakukan komunikasi pemasaran seperti
advertising, interactive marketing dan public relation agar promosi yang
disampaikan dapat mencapai sasaran target audience secara tepat sehingga mampu memotivasi target audience yaitu wisatawan untuk berkunjung dan merokemendasikan Kabupaten Purwakarta sebagai destinasi wisata.
(19)
73
“Purwakarta Istimewa”. Selain itu, pemerintah kabupaten Purwakarta sebaiknya meningkatkan citra image kabupaten Purwakarta yang lebih positif agar tercipta citra yang baik terhadap Kabupaten Purwakarta di benak wisatawan.
5. Penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan variabel-variabel lain diluar variabel yang sudah masuk dalam penelitian ini.
6. Sebaiknya pada penelitian berikutnya, objek penelitian lebih diperluas, mencari ruang lingkup populasi yang lebih luas, serta sampel yang lebih banyak agar dapat memberikan gambaran yang lebih spesifik.
(20)
74
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David. (2001). Managing Brand Equity Capitalizing on the Value of a Brand Name. The Free Press, New York.
Alma, Buchari. (2009). Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. Bandung: alfabeta.
Anholt, S. (2007). Competitive Identity: The New Brand Management for Nation,
Cities, and Regions. Palgrave macmillan, London.
Chaerani,Raty Yulya. (2011). Pengaruh City Branding Terhadap City Image (Studi
Pencitraan Kota Solo: “The Spirit of Java”). Jurnal Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
Christianto, Aditya Indra. Memetakan potensi kabupaten bondowoso dalam
merancang strategi city branding. Jurnal fakultas ilmu social dan ilmu politik
universitas brawijaya.
Dharmmesta, B.S. & Handoko, H.(1982), Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku
Konsumen. Yogyakarta: PBFE Universitas Gadjah Mada.
Ferrel, O.C, Hirt, G. & Ferrel, L.(2008). Business: A Changing World. New York:
McGraw-Hill Book Company.
Ghozali, Dodi M. (2005). Communication Measurement. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Ghozali, imam. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
Jannah, Bridiatul, dkk. (2014). Pengaruh City Branding dan City Image Terhadap
Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Banyuwangi. Jurnal Admistrasi Bisnis.
Vol. 17. No. 1 Desember 2014.
Kavaratzis, Mihalis. (2004). City and Their Brands: Lessons from Corporate
Branding. Journal of Place branding and public diplomacy Vol.5,1,26-37.
Palagrace Macmillan.
Kevin, lane keller. (1998). Strategic Brand Management: Building, Measuring and
(21)
75
Kotler, P.(1980). Marketing Management: Analysis, Planning, and Control. 4th Ed. London: Prentice-Hall, Inc.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.(2008). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.(2009). Manajemen Pemasaran (Edisi 13. Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks kelompok Gramedia.
Nursanty, Eko. 2015. Arsitektur dan Kehidupannya Sebagai Elemen Branding Pada
Kota Warisan Budaya Di Solo. Jurnal Dosen Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945, Semarang.
Putra, C.R.E. 2015. Presepsi Masyarakat Kota Mojokerto Terhadap City Brand Kota
Mojokerto Sebagai “Kota Onde-Onde”. Jurnal Ilmu Komunikasi, Fakultas
Ilmu Social Dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, Malang.
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro.(2011). Cara Menggunakan dan Memaknai
Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.
Riduwan. (2003). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Riyadi.(2009). Fenomena City Branding Pada Era Otonomi Daerah. Jurnal Bisnis Dan Kewirausahaan. Vol.5 No.1 Hal-1.
Sari, Mutia Ismi.(2015). Analisis Implementasi City Branding. Jurnal Ekonomi Jurusan Manajemen Konsentrasi Pemasaran Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang.
Stanton, W.J.(1978). Fundamentals of Marketing, 5th Ed. Tokyo: Kogakusha, McGraw-Hill Book Company.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Velayani, Yosi Nova.(2011). Aktivitas City Branding Kota Wisata Batu. Skripsi Fakultas Ilmu Social Dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang.
Wandari, dkk. (2014). Pengaruh City Branding kota wisata Batu. Jurnal administrasi Bisnis (JAB) Vol. 16 No. 1.
(22)
76
Yananda, Salamah.(2014). Branding Tempat: Membangun Kota, Kabupaten, dan
Provinsi Berbasis Identitas. Makna Informasi, Jakarta.
Website
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_pemasaran. diakses pada tanggal 5
november 2015 jam 08.36 WIB
http://perpustakaanmanajemen.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-perilaku-konsumen
-menurut.html?m=1 diakses pada tanggal 23 desember 2015 jam 9:25 WIB
https://ilmumanajemenpemasaran.wordpress.com/artikel/merek/definis-merek/
(1)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang “Pengaruh City
Branding ‘Purwakarta Istimewa’ pada City Images dan Keputusan Berkunjung
Wisatawan (Studi Pada Kota Purwakarta)”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. City Branding (X) berpengaruh signifikan terhadap City Images (Y1) dengan persentase pengaruh sebesar 40,7%.
2. City Branding (X) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Berkunjung (Y2) dengan persentase pengaruh sebesar 11,5%.
3. City Images (Y1) berpengaruh terhadap Keputusan Berkunjung (Y2) dengan persentase pengaruh sebesar 19,5%.
4. City Branding (X) dan City Images (Y1) berpengaruh terhadap Keputusan Berkunjung (Y2) dengan persentase pengaruh sebesar 50,98%.
5. City Branding (X) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Berkunjung (Y2) melalui City Images (Y1) dengan persentase pengaruh sebesar 9,6%.
(2)
5.2 Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya dilakukan di beberapa tempat wisata yang ada di kabupaten Purwakarta.
2. Penilitian ini hanya mengidentifikasi faktor city branding pada city image dan keputusan berkunjung wisatawan.
5.3 Saran
1. City branding merupakan upaya untuk meningkatkan kunjungan wisata baik secara nasional maupun internasional alangkah lebih baik jika Kabupaten Purwakarta membangun fasilitas yang lebih baik, seperti penginapan, jalan menuju daerah wisata, dan alat transportasi yang dapat memudahkan para wisatawan yang ingin mengunjungi daerah wisata di Kabupaten Purwakarta.
2. Pemerintah sebaiknya bekerja sama dengan masyarakat Kabupaten untuk membangun dan meningkatkan daerah wisata yang ada di Purwakarta.
3. Pemerintah sebaiknya melakukan komunikasi pemasaran seperti advertising, interactive marketing dan public relation agar promosi yang disampaikan dapat mencapai sasaran target audience secara tepat sehingga mampu memotivasi target audience yaitu wisatawan untuk berkunjung dan merokemendasikan Kabupaten Purwakarta sebagai destinasi wisata.
4. City branding hendaknya terus dipublikasikan kepada masyarakat agar masyarakat memahami makna dari brand Kabupaten Purwakarta yaitu
(3)
“Purwakarta Istimewa”. Selain itu, pemerintah kabupaten Purwakarta sebaiknya meningkatkan citra image kabupaten Purwakarta yang lebih positif agar tercipta citra yang baik terhadap Kabupaten Purwakarta di benak wisatawan.
5. Penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan mempertimbangkan variabel-variabel lain diluar variabel yang sudah masuk dalam penelitian ini.
6. Sebaiknya pada penelitian berikutnya, objek penelitian lebih diperluas, mencari ruang lingkup populasi yang lebih luas, serta sampel yang lebih banyak agar dapat memberikan gambaran yang lebih spesifik.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David. (2001). Managing Brand Equity Capitalizing on the Value of a Brand Name. The Free Press, New York.
Alma, Buchari. (2009). Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. Bandung: alfabeta.
Anholt, S. (2007). Competitive Identity: The New Brand Management for Nation, Cities, and Regions. Palgrave macmillan, London.
Chaerani,Raty Yulya. (2011). Pengaruh City Branding Terhadap City Image (Studi Pencitraan Kota Solo: “The Spirit of Java”). Jurnal Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Christianto, Aditya Indra. Memetakan potensi kabupaten bondowoso dalam merancang strategi city branding. Jurnal fakultas ilmu social dan ilmu politik universitas brawijaya.
Dharmmesta, B.S. & Handoko, H.(1982), Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen. Yogyakarta: PBFE Universitas Gadjah Mada.
Ferrel, O.C, Hirt, G. & Ferrel, L.(2008). Business: A Changing World. New York: McGraw-Hill Book Company.
Ghozali, Dodi M. (2005). Communication Measurement. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Ghozali, imam. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
Jannah, Bridiatul, dkk. (2014). Pengaruh City Branding dan City Image Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Banyuwangi. Jurnal Admistrasi Bisnis. Vol. 17. No. 1 Desember 2014.
Kavaratzis, Mihalis. (2004). City and Their Brands: Lessons from Corporate Branding. Journal of Place branding and public diplomacy Vol.5,1,26-37. Palagrace Macmillan.
Kevin, lane keller. (1998). Strategic Brand Management: Building, Measuring and Managing Brand Equity. NJ: Prentice Hall.
(5)
Kotler, P.(1980). Marketing Management: Analysis, Planning, and Control. 4th Ed. London: Prentice-Hall, Inc.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.(2008). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.(2009). Manajemen Pemasaran (Edisi 13. Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks kelompok Gramedia.
Nursanty, Eko. 2015. Arsitektur dan Kehidupannya Sebagai Elemen Branding Pada Kota Warisan Budaya Di Solo. Jurnal Dosen Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945, Semarang.
Putra, C.R.E. 2015. Presepsi Masyarakat Kota Mojokerto Terhadap City Brand Kota Mojokerto Sebagai “Kota Onde-Onde”. Jurnal Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Social Dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, Malang.
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro.(2011). Cara Menggunakan dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.
Riduwan. (2003). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Riyadi.(2009). Fenomena City Branding Pada Era Otonomi Daerah. Jurnal Bisnis Dan Kewirausahaan. Vol.5 No.1 Hal-1.
Sari, Mutia Ismi.(2015). Analisis Implementasi City Branding. Jurnal Ekonomi Jurusan Manajemen Konsentrasi Pemasaran Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang.
Stanton, W.J.(1978). Fundamentals of Marketing, 5th Ed. Tokyo: Kogakusha, McGraw-Hill Book Company.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Velayani, Yosi Nova.(2011). Aktivitas City Branding Kota Wisata Batu. Skripsi Fakultas Ilmu Social Dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang.
Wandari, dkk. (2014). Pengaruh City Branding kota wisata Batu. Jurnal administrasi Bisnis (JAB) Vol. 16 No. 1.
(6)
Yananda, Salamah.(2014). Branding Tempat: Membangun Kota, Kabupaten, dan Provinsi Berbasis Identitas. Makna Informasi, Jakarta.
Website
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_pemasaran. diakses pada tanggal 5 november 2015 jam 08.36 WIB
http://perpustakaanmanajemen.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-perilaku-konsumen
-menurut.html?m=1 diakses pada tanggal 23 desember 2015 jam 9:25 WIB
https://ilmumanajemenpemasaran.wordpress.com/artikel/merek/definis-merek/