ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA.

(1)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN...i

ABSTRAK...ii

ABSTRACT...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR...xii

DAFTAR LAMPIRAN...xiii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang Penelitian...1

1.2Rumusan Masalah...7

1.3 Tujuan Penelitian...8

1.4 Kegunaan Penelitian...8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ...9

2.1 Kajian Teori...9

2.1.1 Kosep City Branding dan Citra Kota dalam Pemasaran Pariwisata...9

2.1.2 Konsep City Branding...13

2.1.2.1 Definisi City Branding...13

2.1.2.2 Dimensi City Branding...15

2.1.2.3 Model City Branding...16

2.1.3 Konsep Citra...17

2.1.3.1 Definisi Citra...17

2.1.3.2 Dimensi Citra...18

2.1.4 Konsep Keputusan Berkunjung Wisatawan...21

2.1.4.1 Pengertian Pariwisata...21

2.1.4.2 Produk Pariwisata...25


(2)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2.1.4.4 Keputusan Pembelian dalam Perilaku Konsumen...26

2.1.4.5 Definisi Keputusan Pembelian...27

2.1.4.6 Proses Keputusan Pembelian...28

2.1.4.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian...30

2.1.4.8 Keputusan Mengunjungi Destinasi Pariwisata...33

2.1.5 Teori Penghubung...34

2.1.5.1 Teori Penghubung City Branding terhadap Citra Kota...34

2.1.5.2 Teori Penghubung City Branding terhadap Keputusan berkunjung wisatawan...34

2.1.5.3 Teori Penghubung Citra Kota terhadap Keputusan berkunjung Wisatawan...34

2.2 Kerangka Pemikiran...35.

2.3 Hipotesis Penelitian...41.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN...43

3.1 Objek Penelitian...43

3.2 Metode Penelitian...44

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan...44

3.2.1.1 Jenis Penelitian...44

3.2.1.2 Metode yang Digunakan...44

3.2.2 Operasionalisasi Variabel...44

3.2.3 Jenis dan Sumber Data...50

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel...51

3.2.4.1 Populasi...51

3.2.4.2 Sampel...52

3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampel...53

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data...53

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas...54

3.2.6.1 Uji Validitas...54

3.2.6.2 Uji Reliabilitas...58


(3)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3.2.7.1 Analisis Deskriptif...59

3.2.7.2 Analisi Verifikatif...60

3.2.8 Pengujian Hipotesis...61

3.2.8.1 Analisis Jalur (Path Analysis)...61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...65

4.1 Profil Kota Batam...65

4.1.1 Sejarah Kota Batam...65

4.1.3 Keadaan Geografis Kota Batam...65

4.1.4 Visi dan Misi Kota Batam...66

4.1.5 Pemerintahan Kota Batam...67

4.1.6 Lambang Kota Batam...68

4.1.7 Destinasi Wisata Kota Batam...69

4.1.8 Identitas Responden...72

4.1.5.1 Karaktersitik Responden...72

4.1.5.2 Pengalaman Responden...74

4.2 Analisis Deskriptif...76

4.2.1 Analisis Deskriptif Variabel City Branding...77

4.2.1.1 Tanggapan Responden Mengenai The Presence...77

4.2.1.2 Tanggapan Responden Mengenai The Place...78

4.2.1.3 Tanggapan Responden Mengenai The Prequisite...79

4.2.1.4 Tanggapan Responden Mengenai The People...80

4.2.1.5Tanggapan Responden Mengenai The Pulse...81

4.2.1.6 Tanggapan Responden Mengenai The Potential...82

4.2.1.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai City Branding ...83

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Citra Kota Batam...83

4.2.2.1 Tanggapan Responden Mengenai Path Ways...84

4.2.2.2 Tanggapan Responden Mengenai Edge...85

4.2.2.3 Tanggapan Responden Mengenai District...86

4.2.2.4 Tanggapan Responden Mengenai Nodes...87


(4)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.2.2.6 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Citra Kota Batam...89

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Keputusan Berkunjung...90

4.2.2.1 Tanggapan Responden Mengenai Time and Cost Constraints...90

4.2.2.2 Tanggapan Responden Mengenai Past and Travel Experience...91

4.2.2.3 Tanggapan Responden Mengenai Safety and Health...92

4.2.2.4 Tanggapan Responden Mengenai Available Information...93

4.2.2.5 Tanggapan Responden Mengenai Type and Range of Travel...93

4.2.2.6 Tanggapan Responden Mengenai Attractions and Amenities of Destination...94

4.2.2.7 Tanggapan Responden Mengenai Travel Agent...95

4.2.2.8 Tanggapan Responden Mengenai Recommendations by Friends...96

4.2.2.9 Tanggapan Responden Mengenai Advertising ...97

4.2.2.10 Tanggapan Responden Mengenai Personal Taste ...98

4.2.2.11 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Berkunjung...99

4.3 Hasil Pengujian Hipotesis...101

4.3.1 Pengaruh City Branding Terhadap Citra Kota Batam...101

4.3.2 Pengaruh City Branding Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Mancanegara ke Kota Batam...103

4.3.3 Pengaruh Citra Kota Batam Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Mancanegara ke Kota Batam...105

4.4 Pembahasan Pengaruh City Branding (X) untuk Meningkatkan Citra Kota (Y) serta Implikasinya terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan (Z)...110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...112

5.1 KESIMPULAN...112

5.2 SARAN...115


(5)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN...121

DAFTAR TABEL Tabel 2.1Definisi Pariwisata Menurut Para Ahli...22

Tabel 2.2 Istilah Dan Pengertian Dalam Kepariwisataan...24

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel...45

Tabel 3.2 Jenis Dan Sumber Data...51

Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data Dan Sumber Data...54

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian...55

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian...59

Tabel 4.1Keadaan Geografik Kota Batam...66

Tabel 4.2 Visi Dan Misi Kota Batam...66

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Dilihat Dari Jenis Kelamin Dan Usia Responden...72

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Negara Dilihat Dari Jenis Kelamin Dan Usia Responden...73

Tabel 4.5 Pengalaman Responden Berdasarkan Tujuan Berkunjung Dilihat Dari Jenis Kelamin Dan Usia Responden...74

Tabel 4.6 Pengalaman Responden Berdasarkan Datang Ke Kota Batam Bersama Siapa Dilihat Dari Jenis Kelamin Dan Usia Responden...74

Tabel 4.7 Pengalaman Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan Ke Kota Batam Dilihat Dari Jenis Kelamin Dan Usia Responden...75

Tabel 4.8 Pengalaman Responden Berdasarkan Sumber Informasi Mengenai Kota Batam Dilihat Dari Jenis Kelamin Dan Usia Responden...76

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai The Presence...77

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai The Place...79

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Mengenai The Prequisite...80


(6)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Mengenai The Pulse...81

Tabel 4.14 Tanggapan Responden Mengenai The Potential...82

Tabel 4.15 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai City Branding...83

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Mengenai Path Ways...84

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Edge...85

Tabel 4.18 Tanggapan Responden Mengenai District...86

Tabel 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Nodes...87

Tabel 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Landmark...88

Tabel 4.21 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Citra Kota Batam...89

Tabel 4.22 Tanggapan Responden Mengenai Time And Cost Constraits...90

Tabel 4.23 Tanggapan Responden Mengenai Past And Travel Experience...91

Tabel 4.24 Tanggapan Responden Mengenai Safety And Health...92

Tabel 4.25 Tanggapan Responden Mengenai Available Information...93

Tabel 4.26 Tanggapan Responden Mengenai Type And Range Of Travel...93

Tabel 4.27 Tanggapan Responden Mengenai Attractions And Amenities Of Destination...94

Tabel 4.28 Tanggapan Responden Mengenai Travel Agent...95

Tabel 4.29 Tanggapan Responden Mengenai Recommendations By Friends...96

Tabel 4.30 Tanggapan Responden Mengenai Advertising...97

Tabel 4.31 Tanggapan Responden Mengenai Personal Taste...98

Tabel 4.32 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Berkunjung...99

Tabel 4.33 Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh City Branding Terhadap Citra Kota Batam...101

Tabel 4.34 Koefisien Pengaruh City Branding Terhadap Citra Kota Batam...102

Tabel 4.35 Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh City Branding Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Mancanegara Ke Kota Batam...103

Tabel 4.36 Koefisien Pengaruh City Branding Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Mancanegara Ke Kota Batam...104

Tabel 4.37 Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh Citra Kota Batam Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Mancanegara Ke Kota Batam...106


(7)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.38 Koefisien Pengaruh Citra Kota Batam Terhadap Keputusan

Berkunjung Wisatawan Mancanegara Ke Kota Batam...107

Tabel 4.39 Dekomposisi Pengaruh Antar Variabel City Branding (X), Citra Kota (Y), Dan Keputusan Berkunjung Wisatawan Mancanegara (Z)...109

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Struktur Ekonomi Kota Batam Tahun 2013...2

Gambar 1.2 Pendapatan Pajak Kota Batam...3

Gambar 1.3 Penerimaan Devisa Kota Batam...4

Gambar 1.4 Penerimaan Devisa Dari Wisatawan Mancanegara Ke Kota Batam...5

Gambar 1.5 Jumlah Wisatawan Mancanegara Yang Berkunjung Ke Kota Batam...6

Gambar 1.6 Asal Negara Wisatawan Mancanegara Yang Berkunjung Ke Kota Batam...6

Gambar 2.1 City Branding Hexagon...16

Gambar 2.2 Model Of Consumer Behaviour...27

Gambar 2.3 Five Stage Of The Consumer Buying Process...28

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran...40

Gambar 2.5 Paradigma Pengaruh City Branding Terhadap Citra Kota Dan Implikasinya Terhadap Keputusan Berkunjung Ke Kota Batam...41

Gambar 3.1 Struktur Kausal Antara X Terhadap Y Serta Implikasinya Terhadap Z...63

Gambar 4.1 Lambang Kota Batam...68


(8)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN


(9)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Globalisasi diseluruh aspek kehidupan, terutama dalam ekonomi, berdampak kepada seluruh negara di dunia. Pemerintah di berbagai negara berupaya membuat kebijakan yang mampu meningkatkan iklim perekonomian yang kondusif. Hal tersebut memiliki tujuan agar investasi dalam negeri dapat meningkat serta mampu mendorong masyarakat berperan aktif di pasar global. Salah satu implikasi dari kondisi tersebut adalah adanya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi terhadap efisiensi dan efektivitas sektor publik.

Sektor publik tidak hanya dijalankan dan menjadi tanggung jawab pemerintah pusat saja, tetapi pemerintah daerah juga wajib mengatur dan mengelola sendiri urusan pemerintahannya di sektor publik. Kebijakan pemerintah dengan memebrikan otonomi daerah diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas sektor publik di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Otonomi daerah memungkinkan pemerintah daerah untuk mengatur pemerintahannya sendiri secara lebih mandiri untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan partisipasi masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah, peluang, serta persaingan global.

Dampak dari pelaksanaan Undang-Undang tentang Pemerintah Daerah adalah harus meningkatkan kemampuan daerah dalam mendapatkan dan mengumpulkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang memiliki tujuan agar subsidi dari pemerintah pusat dapat diminimalisasi, mengurangi beban APBN, serta mampu mempercepat laju pertumbuhan ekonomi daerah dengan memaksimalkan potensi daerah tersebut. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) di


(10)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

antaranya adalah penerimaan hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, atau hasil pengelolaan kekayaan daerah.

Salah satu daerah yang berkembang dan mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan karena adanya otonomi daerah adalah kota Batam. Di era reformasi pada akhir dekade tahun 1990-an, dengan Undang-Undang nomor 53 tahun 1999, maka kotamadya administratif Batam berubah statusnya menjadi daerah otonomi, yaitu Pemerintah kota Batam untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan pembangunan dengan mengikutsertakan Badan Otorita Batam. Bahkan, pertumbuhan ekonomi kota Batam pada tahun 2012 yang lebih tinggi 7,85% dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional menjadikan wilayah ini andalan bagi pemacu pertumbuhan ekonomi secara nasional maupun bagi Provinsi Kepulauan Riau. Pertumbuhan ekonomi kota Batam juga dapat dilihat dari struktur ekonomi kota Batam yang terdiri atas keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, pertanian, sektor jasa, listrik dan air bersih, indistri, bangunan dan konstruksi, pengangkutan dan komunikasi, perdagangan, pertambangan, penggalian dan pariwisata.

Gambar 1.1 adalah struktur ekonomi kota Batam tahun 2013 yang terdiri atas berbagai sektor ekonomi.


(11)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sumber: Badan Pusat Statistik kota Batam GAMBAR 1.1

STRUKTUR EKONOMI KOTA BATAM TAHUN 2013

Gambar 1.1 menunjukkan struktur ekonomi kota Batam tahun 2013 yang didominasi oleh sektor industri yang mencapai 57 persen, dan posisi kedua berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 27 persen. Sedangkan struktur ekonomi kota Batam yang lainnya terdiri atas sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan besesar 5 persen, sektor pertanians sebesar 1 persen, jasa-jasa sebesar 1 persen, listrik dan air bersih sebesar 0 persen, pertambangan dan penggalian 0 persen, bangunan dan konstruksi sebesar 2 persen, serta pengangkutan dan komunikasi sebesar 2 persen.

Selain struktur ekonomi, hal yang menunjukkan pertumbuhan kota Batam adalah dari penerimaan pajak dan devisa. Gambar 1.2 menunjukkan penerimaan pajak kota Batam tahun 2013.

Sumber: Badan Pusat Statistik kota Batam GAMBAR 1.2

PENDAPATAN PAJAK KOTA BATAM

Gambar 1.2 menunjukkan pendapatan pajak kota Batam dari tahun 2003 sampai dengan Juni 2013. Secara keseluruhan pendapatan pajak kota Batam selalu


(12)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mengalami peningkatan, walaupun mengalami penurunan di tahun 2009. Berdasarkan Gambar 1.2 mengindikasikan pertumbuhan ekonomi kota Batam dari sektor pendapatan pajak mengalami pertumbuhan. Selain pendapatan pajak, hal lainnya yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi kota Batam adalah pertumbuhan devisa kota Batam. Penerimaan devisa yang tinggi mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu daerah meningkat. Gambar 1.3 menunjukkan pertumbuhan devisa kota Batam tahun 2013.

Sumber: Badan Pusat Statistik kota Batam GAMBAR 1.3

PENERIMAAN DEVISA KOTA BATAM

Gambar 1.3 menunjukkan bahwa penerimaan devisa kota Batam secara umum mengalami fluktuasi dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2013. Pendapatan terbesar dari devisa terjadi di tahun 2010. Penerimaan devisa kota Batam selain dari nilai ekspor juga berasal dari wisatawan mancanegara. Oleh karena itu, jika ingin pertumbuhan ekonomi kota Batam meningkat melalui penerimaan devisa maka diperlukan upaya peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke kota Batam. Gambar 1.4 menunjukkan penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota Batam.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2002 2004 2005 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Pengeluaran Wisatawan Mancanegara dan Nilai Ekspor


(13)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sumber: Badan Pusat Statistik kota Batam GAMBAR 1.4

PENERIMAAN DEVISA DARI WISATAWAN MANCANEGARA KE KOTA BATAM

Gambar 1.4 menunjukkan bahwa penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara ke kota Batam sangat fluktuatif. Pemasukan devisa terbesar terjadi pada tahun 2004. Sedangkan penerimaan devisa di tahun 2012 ke tahun 2013 tidak mengalami peningkatan atau penurunan. Hal tersebut menjadi permasalahan, karena sektor pariwisata merupakan sumber penerimaan kota Batam yang memberikan kontribusi yang cukup besar.

Selain pemasukan devisa yang tidak meningkat, jumlah wisatawan mancanegara pun terjadi penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2013. Kunjungan wisatawan mancanegara ke kota Batam yang meningkat akan meningkatkan pula penerimaan devisa kota Batam. Gambar 1.5 menunjukkan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota Batam.


(14)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Batam GAMBAR 1.5

JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA YANG BERKUNJUNG KE KOTA BATAM

Gambar 1.5 menunjukkan bahwa jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota batam mengalami fluktuasi, tetapi khusus di tahun 2012 ke tahun 2013 jumlah wisatawan mengalami penurunan. Gambar 1.6 menunjukkan asal negara wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota Batam.

Gambar 1.6 menunjukkan bahwa wisatawan mancanegara yang paling banyak berkunjung ke kota Batam adalah wisatawan yang berasal dari Singapura

Sumber: Badan Statistik Kota Batam GAMBAR 1.6


(15)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dan disusul oleh wisatawan yang berasal dari Malaysia. Hal tersebut dikarenakan letak kedua negara tersebut sangat denkat dengan kota Batam.

Masalah yang dihadapi oleh pemerintah kota Batam adalah menurunnya jumlah wisatawan mancanegara yang berdampak menurunnya penerimaan devisa dari pengeluaran wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota Batam. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan sebuah penelitian agar jumlah wisatawan mancanegara meningkat melalui keputusan berkunjung ke kota Batam. Menurut teori Kevin Lynch, hal yang dapat mempengaruhi keputusan berkunjung wisatawan mancanegara adalah citra kota. Dengan citra kota yang baik maka keputusan wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke kota Batam akan meningkat. Salah satu hal yang dapat meningkatkan citra kota adalah city branding. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Jiang Tao Wan dalam tesisnya yang menyatakan bahwa city branding berpengaruh terhadap keputusan berkunjung wisatawan mancanegara. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengangkat judul penelitian: Analisis City Branding

Untuk Meningkatkan Citra Kota Batam Serta Implikasinya Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Mancanegara.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran city branding menurut wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota Batam.

2. Bagaimana gambaran citra kota menurut wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota Batam.

3. Bagaimana gambaran keputusan berkunjung wisatawan mancanegara ke kota Batam.


(16)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5. Seberapa besar pengaruh city branding terhadap keputusan berkunjung wisatawan mancanegara ke kota Batam.

6. Seberapa besar pengaruh citra kota terhadap keputusan berkunjung wisatawan manacanegara ke kota Batam.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran city branding menurut wisatawan yang berkunjung ke kota Batam.

2. Untuk mengetahui gambaran citra kota menurut wisatawan yang berkunjung ke kota Batam.

3. Untuk mengetahui gambaran keputusan kunjungan wisatawan ke kota Batam. 4. Untuk mengetahui pengaruh city branding terhadap citra kota Batam.

5. Untuk mengetahui pengaruh city branding terhadap keputusan berkunjung wisatawan mancanegara ke kota Batam.

6. Untuk mengetahui pengaruh citra kota terhadap keputusan berkunjung wisatawan manacanegara ke kota Batam.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khasanah kajian dalam bidang manajemen pemasaran mengenai city branding, citra kota, dan keputusan berkunjung wisatawan mancanegara serta bermanfaat untuk memberikan gambaran dan pengetahuan yang lebih luas kepada peneliti-peneliti berikutnya dan kepada masyarakat umum yang membutuhkannya.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi Pemerintah kota Batam dalam meningkatkan keputusan berkunjung wisatawan mancanegara ke kota Batam melalui city branding dan citra kota.


(17)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini terdiri atas tiga variabel yaitu variabel X, Y, dan variabel Z.

Menurut Kidder dalam Sugiyono (2012:59) variabel adalah suatu kualitas (qualities) di mana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Menurut Sugiyono (2012:59), variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah city branding (X) yang memiliki tiga dimensi, yakni the presence, the place, the potential, the pulse, the people, dan the prerequisite.

Menurut Tuckman (dalam Sugiyono, 2012:61) menyatakan bahwa intervening variable is that factor that theoritically affect the observed phenomenon but cannot be seen. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoretis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak antara variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini, variabel interveningnya adalah citra kota (Y) yang memiliki dimensi path ways, edges, district, nodes, landmark. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan berkunjung wisatawan (Z) yang memiliki dimensi daerah tujuan, metode perjalanan, waktu dan biaya, pengatur perjalanan, dan sumber layanan.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke kota Batam. Penelitian ini menganalisis pengaruh city branding terhadap citra kota Batam serta implikasinya terhadap keputusan berkunjung wisatawan. Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun yaitu mulai dari Juni 2014 sampai dengan Agustus 2014 maka metode yang digunakan adalah cross sectional method. Menurut Husein Umar (2008:131) cross sectional, yaitu


(18)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam satu kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan 3.2.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif di dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai city branding, citra Kota Batam serta gambaran mengenai keputusan berkunjung wisatawan mancanegara ke kota Batam. Menurut Sugiyono (2008:36), penelitian verifikatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Sedangkan jenis penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan. Melalui penelitian verifikatif data-data dikumpulkan dari sumber data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan menyebar kuesioner kepada sampel responden untuk memperoleh fakta yang relevan. Penelitian ini diuji mengenai pengaruh city branding terhadap citra kota Batam serta implikasinya terhadap keputusan berkunjung wisatawan mancanegara ke kota Batam.

3.2.1.2 Metode yang Digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptiv survey dan explanatory survey. Berdasarkan jenis penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Menurut Kerlinger dalam Sugiyono (2012:7), metode survey adalah metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif. Distribusi dan hubungan-hubungan antarvariabel sosiologis maupun psikologis.


(19)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian dalam penelitian ini dioperasionalisasikan dalam tiga variabel utama yaitu variabel bebas (independen), yakni city branding yang memiliki dimensi the presence, the place, the potential, the pulse, the people, dan the prerequisite. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah citra kota yang memiliki dimensi path ways, edges, district, nodes, landmark. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan berkunjung wisatawan (Z) yang memiliki dimensi daerah tujuan, metode perjalanan, waktu dan biaya, pengatur perjalanan, dan sumber layanan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini meliputi city branding sebagai variabel independen, citra kota sebagai variabel intervening, dan keputusan berkunjung wisatawan sebagai variabel dependen. Sebagai variabel independen, city branding dapat berpengaruh langsung terhadap keputusan berkunjung wisatawan, tetapi dapat juga pengeruhnya tidak langsung melalui variabel citra kota terlebih dahulu, baru kemudian pada keputusan berkunjung wisatawan mancanegara. Berikut adalah operasionalisasi variabel secara rinci.

TABEL 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item

City Branding (X)

City branding seluruh rangkaian tindakan untuk membangun citra positif kota dan berkomunikasi di antara berbagai kelompok target melalui visual, narasi dan peristiwa lokal maupun internasional untuk mendapatkan keuntungan kompetitif di antara kota-kota lain (Viktorija Prilenska, 2012:12) 1. The Presence Daya tarik sejarah kota

Batam bagi wisatawan untuk berkunjung

Daya tarik budaya kota Batam bagi wisatawan untuk berkunjung

Kemampuan pemerintah kota Batam dalam menarik wisatawan untuk berkunjung

Tingkat daya tarik sejarah kota Batam dalam menarik wisatawan untuk

berkunjung

Tingkat daya tarik budaya kota Batam dalam menarik wisatawan untuk

berkunjung

Tingkat kemampuan pemerintah kota Batam dalam menarik wisatwan untuk berkunjung

Ordinal

A1.1

A1.2


(20)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item

2. The Place Daya tarik tempat tujuan wisata di kota Batam dalam bagi wisatawan untuk berkunjung

Kebersihan tempat tujuan wisata di kota Batam bagi wisatawan untuk berkunjung

Keadaan iklim kota Batam bagi wisatawan untuk berkunjung

 Tingkat daya tarik tempat tujuan wisata di kota Batam dalam menarik wisatawan untuk berkunjung

Tingkat kebersihan tempat tujuan wisata di kota Batam dalam menarik wisatawan untuk berkunjung

Tingkat pengenalan keadaan iklim kota Batam dalam menarik wisatawan untuk berkunjung Ordinal A2.1 A.2.2 A2.3 3. The Prequisite

Ketersediaan fasilitas pendukung di tempat tujuan wisata kota Batam, meliputi tempat beribadah, tempat makan dan minum, pusat souvenir dan handycraft, penginapan, fasilitas keamanan, transaksi keuangan, pemandu wisata, pusat perbelanjaan, serta biro perjalanan

Kemudahan

menggunakan fasilitas di tempat tujuan wisata di kota Batam

Tingkat ketersediaan fasilitas pendukung di tempat tujuan wisata kota Batam, meliputi tempat beribadah, tempat makan dan minum, pusat soevenir dan handycraft, penginapan, fasilitas keamanan,

transaksi keuangan, pemandu wisata, pusat perbelanjaan, serta biro perjalanan

Tingkat kemudahan menggunakan fasilitas di tempat tujuan wisata di kota Batam

Ordinal

A3.1

A3.2

4. The People Pengetahuan wisatawan tentang tempat tujuan wisata di kota Batam.

Keramahan dan kesopanan penduduk di kota Batam.

Tingkat pengetahuan wisatawan tentang tempat tujuan wisata di kota Batam.

Tingkat keramahan dan kesopanan penduduk di kota Batam.

Ordinal

A4.1

A4.2

5. The Pulse Daya tarik fasilitas kota Batam bagi wisatawan untuk berkunjung

Daya tarik konsep wisata di kota Batam bagi wisatawan untuk berkunjung

Tingkat daya tarik fasilitas kota Batam dalam menarik wisatawan untuk

berkunjung

Tingkat daya tarik konsep wisata di kota Batam dalam

menarik wisatawan untuk Ordinal

A5.1


(21)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item

berkunjung

6. The

Potential

Keamanan kota Batam dalam menarik wisatawan untuk berkunjung

Daya tarik ekonomi kota Batam dalam menarik wisatawan untuk berkunjung

Daya tarik pendidikan kota Batam dalam menarik wisatawan untuk berkunjung

Tingkat keamanan kota Batam dalam menarik wisatawan untuk berkunjung

Tingkat daya tarik ekonomi kota Batam dalam menarik wisatawan untuk

berkunjung

Tingkat daya tarik pendidikan kota Batam dalam menarik wisatawan untuk berkunjung Ordinal A6.1 A6.2 A6.3 Citra Kota (Y)

Lynch di dalam Henry Ellis (2010:31) mengungkapkan bahwa Citra kota dapat didefinisikan sebagai gambaran mental dari sebuah kota sesuai dengan rata-rata pandangan masyarakatnya. 1.Path ways Ketersediaan jaringan

jalan sebagai prasarana pergerakan wisatawan di kota Batam

Kelancaran jaringan jalan sebagai prasarana pergerakan wisatawan di kota Batam

Tingkat ketersediaan jaringan jalan sebagai prasarana pergerakan wisatawan di kota Batam

Tingkat kelancaran jaringan jalan sebagai prasarana pergerakan wisatawan di kota Batam

Ordinal

B1.1

B1.2

2.Edges Daya tarik daerah tepian kota Batam seperti pantai yang dijadikan tujuan wisata

Ketersediaan daerah tepian kota Batam seperti pantai yang dijadikan tujuan wisata

Tingkat daya tarik daerah tepian kota Batam seperti pantai yang dijadikan tujuan wisata

Tingkat ketersediaan daerah tepian kota Batam seperti pantai yang dijadikan tujuan wisata

Ordinal

B2.1

B2.2

3.District Daya tarik daerah perdagangan di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

Ketersediaan daerah perdagangan di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

Daya tarik daerah

Tingkat daya tarik daerah perdagangan di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

 Tingkat ketersediaan daerah perdagangan di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

Tingkat daya tarik daerah

Ordinal

B3.1

B3.2


(22)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item

hiburan-hiburan di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

Ketersediaan daerah hiburan-hiburan di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

hiburan-hiburan di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

Tingkat ketersediaan daerah hiburan-hiburan di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

4.Nodes Ketersediaan bandara di kota Batam

Daya tarik alun-alun di kota Batam

Ketersediaan Pusat Perbelanjaan di Kota Batam

Tingkt ketersediaan bandara di kota Batam

Tingkat daya tarik alun-alun di kota Batam

Ketersediaan Pusat

Perbelanjaan di Kota Batam

Ordinal

B4.1

B4.2

B4.3

5.Landmark  Ketersediaan pantai di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

 Daya tarik pantai di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

 Ketersediaan Jembatan Barelang di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

 Daya tarik gedung dan bangunan di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

 Tingkat ketersediaan pantai di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

 Tingkat daya tarik pantai di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

 Tingkat ketersediaan Jembatan Barelang di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata

 Tingkat daya tarik gedung dan bangunan di kota Batam yang dijadikan tujuan wisata Ordinal B5.1 B5.2 B5.3 B5.4 Keputusan Berkunjung (Z)

The consumer starts the decision-making process once they are aware of an imbalance between the actual and desired state. From this point, the consumer recognises that his/her personal needs should be satisfied. The recognition of a need is hence likely to occur when the consumer is faced with a problem or desire. (Hoyer & Maclnnis, 2004; Lamb et al, 2004; Schiffman & Kanuk, 2000; Sheth & Mittal, 2004)

1. Time and cost constraints

Keputusan berkunjung karena kesesuaian waktu berkunjung ke kota Batam

Keputusan berkunjung karena kesesuaian biaya berkunjung ke kota Batam

Tingkat keputusan berkunjung karen kesesuaian waktu

berkunjung ke kota Batam

Tingkat keputusan berkunjung karena karena kesesuaian biaya

berkunjung ke kota Batam

Ordinal

C1.1


(23)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item

2. Past travel experience

Keputusan berkunjung karena kemenarikan kunjungan ke Batam sebelumnya

Keputusan berkunjung karena kenyamanan kunjungan ke Batam sebelumnya

Tingkat keputusan berkunjung karena

kemenarikan kunjungan ke Batam sebelumnya

Tingkat keputusan berkunjung karena kenyamanan kunjungan ke Batam sebelumnya

Ordinal

C2.1

C2.2

3. Safety and health

Ordinal

C3.1

C3.2

4. Available Information

Keputusan berkunjung karena kemudahan mendapatkan informasi tentang Kota Batam.

Tingkat keputusan berkunjung karena kemudahan mendapatkan informasi tentang Kota Batam.

Ordinal C4.1

5. Type and range of travel

Keputusan berkunjung karena keberagaman tempat wisata di kota Batam

Keputusan berkunjung karena kemenarikan tempat wisata di kota Batam

Tingkat keputusan berkunjung karena

keberagaman tempat wisata di kota Batam

Tingkat keputusan berkunjung karena

kemenarikan tempat wisata di kota Batam

Ordinal C5.1 C5.2 6. Attractions and amenities of destination

Keputusan berkunjung karena keragamam layanan yang diberikan seperti, pemandu wisata, pusat souvenir,

fotografi, dan lain-lain

Keputusan berkunjung karena ketersediaan fasilitas pendukung di tempat wisata kota Batam

Tingkat keputusan berkunjung karena keragamam layanan yang diberikan seperti, pemandu wisata, pusat souvenir, fotografi, dan lain-lain

Keputusan berkunjung karena ketersediaan fasilitas pendukung di tempat wisata kota Batam

Ordinal

C6.1


(24)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala No Item

7. Travel Agent Keputusan berkunjung karena jumlah travel agent yang melayani wisata di kota Batam

Keputusan berkunjung karena kenyamanan pelayanan travel agent yang melayani wisata di kota Batam

Tingkat keputusan berkunjung karena jumlah travel agent yang melayani wisata di kota Batam

Tingkat keputusan berkunjung karena kenyamanan pelayanan travel agent yang melayani wisata di kota Batam

Ordinal C7.1 C7.2 8. Recommend-ations by friends

Keputusan berkunjung karena jumlah

rekomendasi teman untuk mengunjungi kota Batam

Keputusan berkunjung karena kemenarikan rekomendasi teman untuk mengunjungi kota Batam

Tingkat keputusan berkunjung karena jumlah rekomendasi teman untuk mengunjungi kota Batam

Tingkat keputusan berkunjung karena kemenarikan rekomendasi teman untuk mengunjungi kota Batam

Ordinal

C8.1

C8.2

9. Advertising Keputusan berkunjung karena jumlah iklan mengenai wisata di kota Batam

Keputusan berkunjung karena kemenarikan iklan mengenai wisata di kota Batam

Tingkat keputusan berkunjung karena jumlah iklan mengenai wisata di kota Batam

Tingkat keputusan berkunjung karena kemenarikan iklan mengenai wisata di kota Batam

Ordinal

C9.1

C9.2

10. Personal taste

Keputusan berkunjung karena ketertarikan pribadi terhadap kota Batam

Keputusan berkunjung karena keinginan pribadi untuk mengunjungi kota Batam

Tingkat keputusan berkunjung karena ketertarikan pribadi terhadap kota Batam

Tingkat keputusan berkunjung karena keinginan pribadi untuk mengunjungi kota Batam

Ordinal

C10.1

C10.2

Sumber : Diolah Dari Berbagai Sumber Literatur

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Menurut Hermawan (2005: 168) berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.


(25)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survey ataupun observasi.

2. Data Sekunder (Secondary Data Source)

Data sekunder merupakan struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain. Sumber data sekunder bisa diperoleh dari dalam suatu perusahaan (sumber internal), berbagai internet, website, perpustakaan umum maupun lembaga pendidikan, membeli dari perusahaan-perusahaan yang memang mengkhususkan diri untuk menyajikan data sekunder. Sumber data sekunder menurut Ulber Silalahi (2009:291) adalah merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedian sebelum penelitian dilakukan.

Tabel 3.2 menyajikan sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini.

TABEL 3.2 Jenis dan Sumber Data

No Jenis Data Jenis Data Sumber Data

1 Struktur Ekonomi Kota Batam Tahun

2013 Sekunder Badan Pengusaha Batam

2 Pendapatan Pajak Kota Batam

Sekunder Badan Pengusaha Batam 3 Penerimaan Devisa Kota Batam

Sekunder Badan Pengusaha Batam 3 Penerimaan Devisa dari Wisatawan

Mancanegara ke Kota Batam Sekunder Badan Pengusaha Batam 4 Jumlah Wisatawan Mancanegara yang

Berkunjung Ke Kota Batam Sekunder Badan Pengusaha Batam 5 Asal Negara Wisatawan Mancanegara

yang Berkunjung Ke Kota Batam Sekunder Badan Pengusaha Batam 6 Tanggapan responden terhadap city

branding kota Batam Primer

Wisatawan yang berkunjung ke kota Batam


(26)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

7 Tanggapan responden terhadap citra

kota Batam Primer

Wisatawan yang berkunjung ke kota Batam 8 Tanggapan responden terhadap

keputusan berkunjung wisatawan ke kota Batam

Primer Wisatawan yang berkunjung ke kota Batam Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:115). Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota Batam yang terdata selama tahun 2014 sampai dengan Bulan April yang tercatat oleh Badan Pusat Statistik Kepulauan Riau, yakni 450.447 wisatawan.

3.2.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, (Sugiyono, 2012: 116). Menurut Sugiyono (2012:116) mengatakan bahawa bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar mewakili. Penelitian ini tidak meneliti seluruh populasi akan tetapi diambil sampel yang representatif (mewakili).

Dalam menentukan ukuran sampel (n) dan populasi (N) yang telah ditetapkan maka dalam penelitian ini menggunakan rumus sample Slovin (Umar, 2003:141) yaitu sebagai berikut:


(27)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1+ Ne2 Keterangan

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Taraf kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolerir (e = 0,1)

Berdasarkan rumus tersebut di atas, diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:

n = N 1+ Ne2 n = 450.447

1+ 450.447 (0,05)2 n = 450.447

1127,1175

n = 399,64 dibulatkan menjadi 400 responden

Menurut perhitungan di atas, maka ukuran sampel dalam penelitian ini setelah dijumlahkan antara proporsi sampel untuk dijadikan responden yaitu sebesar 400 responden.

3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Setelah memperoleh data jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Batam yang merupakan populasi penelitian, selanjutnya peneliti mengambil sampel berdasarkan teknik probability sampling. Dalam probability sampling setiap unsur populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Berdasarkan teknik probability sampling, penulis menggunakan teknik simple random sampling atau pemilihan sampel acak sederhana karena populasi dalam penelitian dianggap homogeny dan telah memiliki kerangka sampling. Sugiyono (2012:118) mengatakan bahwa teknik simple random sampling adalah pengambilan anggota


(28)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik sebagai berikut :

1. Wawancara

Sebagai teknik komunikasi langsung dalam mencari informasi tambahan bagi penelitian ini. Wawancara ini dilakukan kepada Dinas Pariwisata Kota Batam untuk memperoleh data mengenai profil Kota Batam dan data jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Batam

2. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis (Sugiyono, 2012:203). Observasi dilakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian. Dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi terhadap wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota Batam serta para pihak yang terkait dengan Pariwisata kota Batam.

3. Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2012:199). Kuisioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai karakteristik responden, pengalaman responden, city branding, citra kota dan keputusan berkunjung wisatawan mancanegara ke Kota Batam. Kuisioner ditujukan kepada responden yang merupakan wisatawan mancanegara yang berkunjung di Kota Batam tahun 2014.


(29)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi dan data yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang diteliti yaitu city branding (X), citra kota (Y), dan keputusan berkunjung wisatawan mancanegara (Z). Studi literatur dilakukan dengan studi perpustakaan, referensi buku, jurnal, koran, majalah, artikel yang dianggap relevan dan reliable.

TABEL 3.3

Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data

No Teknik Pengumpulan Data

Sumber Data 1 Observasi Dinas Pariwisata Kota Batam 2 Wawancara Dinas pariwisata Kota Batam

3 Kuesioner Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke Kota Batam

4 Studi Literatur Buku, majalah, dan jurnal Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas 3.2.6.1 Uji Validitas

Sugiyono (2010:398) mengemukakan bahwa terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Menurut Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Pengujian validitas instrumen dilakukan untuk menjamin bahwa terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang berarti memiliki validitas rendah.

Rumus untuk menghitung validitas instrumen menggunakan rumus yang digunakan oleh Pearson (Arikunto. 2010:213) yang dikenal dengan rumus korelasi product moment.


(30)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

 

  } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy Keterangan

rxy = menunjukkan indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan

X = skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = skor total

∑X = jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2

= jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = jumlah responden

Saifudin Azwar (Kusnendi, 2008:96) mengemukakan bahwa untuk menentukan item mana yang memiliki validitas yang memadai, para ahli menetapkan patokan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0,25 atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah item. Berikut adalah hasil uji validitas instrumen penelitian.

TABEL 3.4

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

No PERTANYAAN Validitas Koefisien Korelasi Item Total Dikoreksi Keterangan

City Branding

The Presence

1 Daya tarik sejarah kota Batam bagi wisatawan untuk

berkunjung 0,850 0,25 Valid

2 Daya tarik budaya kota Batam bagi wisatawan untuk

berkunjung 0,360 0,25 Valid

3 Kemampuan pemerintah kota Batam dalam menarik

wisatwan untuk berkunjung 0,825 0,25 Valid

The Place

1 Daya tarik tempat tujuan wisata di kota Batam bagi wisatawan untuk berkunjung 0,817 0,25 Valid 2 Kebersihan tempat tujuan wisata di kota Batam bagi wisatawan untuk berkunjung 0,505 0,25 Valid


(31)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No PERTANYAAN Validitas Koefisien Korelasi Item Total Dikoreksi Keterangan 3 Keadaan iklim kota Batam bagi wisatawan untuk berkunjung 0,847 0,25 Valid

The Prequisite

1

Ketersediaan fasilitas pendukung di tempat tujuan wisata kota Batam, meliputi tempat beribadah, tempat makan dan minum, pusat soevenir dan handycraft, penginapan, fasilitas keamanan, transaksi keuangan, pemandu wisata, pusat perbelanjaan, serta biro perjalanan

0,849 0,25 Valid

2 Kemudahan menggunakan fasilitas di tempat tujuan wisata di kota Batam 0,694 0,25 Valid

The People

1 Pengetahun wisatawan tentang tempat tujuan wisata di kota Batam . 0,812 0,25 Valid 2 Keramahan dan kesopanan penduduk di kota Batam 0,718 0,25 Valid

The Pulse

1. Daya tarik fasilitas kota Batam bagi wisatawan untuk

berkunjung 0,780 0,25 Valid

2. Daya tarik konsep wisata di kota Batam bagi wisatawan

untuk berkunjung 0,674 0,25 Valid

The Potential

1. Keamanan kota Batam dalam menarik wisatawan untuk

berkunjung 0,817 0,25 Valid

2. Daya tarik ekonomi kota Batam dalam menarik wisatawan

untuk berkunjung 0,505 0,25 Valid

3. Daya tarik pendidikan kota Batam dalam menarik

wisatawan untuk berkunjung 0,847 0,25 Valid

Citra Kota Path ways

1 Ketersediaan infrastruktur jalan sebagai prasarana

pergerakan wisatawan di kota Batam 0,720 0,25 Valid 2 Kelancaran infrastuktur jalan sebagai prasarana pergerakan

wisatawan di kota Batam 0,772 0,25 Valid

Edges

1 Daya tarik daerah tepian kota Batam seperti pantai yang

dijadikan tujuan wisata 0,760 0,25 Valid

2 Ketersediaan daerah tepian kota Batam seperti pantai yang

dijadikan tujuan wisata 0,803 0,25 Valid

District

1 Daya tarik daerah perdagangan di kota Batam yang

dijadikan tujuan wisata 0,656 0,25 Valid

2 Ketersediaan daerah perdagangan di kota Batam yang

dijadikan tujuan wisata 0,267 0,25 Valid

3 Daya tarik daerah hiburan-hiburan di kota Batam yang

dijadikan tujuan wisata 0,535 0,25 Valid

4 Ketersediaan daerah hiburan-hiburan di kota Batam yang

dijadikan tujuan wisata 0,512 0,25 Valid

Nodes


(32)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

No PERTANYAAN Validitas Koefisien Korelasi Item Total Dikoreksi Keterangan 2 Daya tarik alun-alun di kota Batam 0,906 0.25 Valid 3 Tersedianya Pusat Perbelanjaan di Kota Batam 0,471 0.25 Valid

Landmark

1 Ketersediaan pantai di kota Batam yang dijadikan tujuan

wisata 0,427 0.25 Valid

2 Daya tarik pantai di kota Batam yang dijadikan tujuan

wisata 0,258 0.25 Valid

3 Ketersediaan Jembatan Barelang di kota Batam yang

dijadikan tujuan wisata 0,267 0.25 Valid

4 Daya tarik gedung dan bangunan di kota Batam yang

dijadikan tujuan wisata 0,479 0.25 Valid

Keputusan Berkunjung Ke Kota Batam

1 Kesesuaian waktu berkunjung ke kota Batam 0,260 0,25 Valid 2 Kesesuaian biaya berkunjung ke kota Batam 0,315 0,25 Valid 3 Kemenarikan kunjungan ke Batam sebelumnya 0,323 0,25 Valid 4 Kenyamanan kunjungan ke Batam sebelumnya 0,447 0,25 Valid 5 Ketersediaan informasi mengenai kesehatan dan keamanan 0,457 0,25 Valid 6 Kejelasan informasi mengenai kesehatan dan keamanan 0,340 0,25 Valid 7 Kemudahan mendapatkan informasi tentang Kota Batam. 0,288 0,25 Valid 8 Keberagaman tempat wisata di kota Batam 0,510 0,25 Valid 9 Kemenarikan tempat wisata di kota Batam 0,472 0,25 Valid 10 Keragamam layanan yang diberikan seperti, pemandu

wisata, pusat souvenir, fotografi, dan lain-lain 0,389 0,25 Valid 11 Ketersediaan atraksi yang menarik di tempat wisata kota

Batam 0,457 0,25 Valid

12 Jumlah travel agent yang melayani wisata di kota Batam 0,389 0,25 Valid 13 Kenyamanan pelayanan travel agent yang melayani wisata

di kota Batam 0,387 0,25 Valid

14 Keputusan berkunjung karena rekomendasi teman untuk

mengunjungi kota Batam 0,315 0,25 Valid

15 Keputusan berkunjung karena kemenarikan rekomendasi

teman untuk mengunjungi kota Batam 0,356 0,25 Valid 16 Keputusan berkunjung karena iklan mengenai wisata di

kota Batam 0,259 0,25 Valid

17 Keputusan berkunjung karena kemenarikan iklan mengenai

wisata di kota Batam 0,301 0,25 Valid

18 Keputusan berkunjung karena ketertarikan pribadi terhadap

kota Batam 0,297 0,25 Valid

19 Keputusan berkunjung karena keinginan pribadi untuk

mengunjungi kota Batam 0,329 0,25 Valid


(33)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4 menunjukkan hasil uji validitas yang dilakukan, dapat diketahui bahwa seluruh item pertanyaan dalam instrumen penelitian adalah valid. Oleh karena itu, setiap pertanyaan dalam instrumen penelitian ini menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan yang tinggi. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil uji validitas yang memiliki nilai lebih dari korelasi item total dikoreksi sebesar 0,25 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah item.

3.2.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukkan tingkat keterandalan tertentu (Arikunto,2006:178). Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan mengahasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliable artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat konsistensi responden dalam menjawab semua butir pertanyaan.

Menurut Husein Umar (2009:54) uji reabilitas berguna untuk menentukan apakah instrumen yang dalam hal ini kuisioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama. Rumus yang digunakan yaiu alpha

Cornbac’s (α) karena instrumen dalam penelitian ini menggunakan rentangan beberapa nilai dengan rintang skala Likert dari 1 sampai dengan 5, yang memiliki makna sangat positif dan sangat negatif.


(34)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Menurut Sekaran dalam Soedibjo (2004:71), kriteria penilaian terhadap

koefisien α kurang dari 0,6 maka instrument dikatakan tidak reliabel, jika di antara 0,6 sampai dengan 0,8 dikatakan cukup reliabel, sedangkan jika α lebih besar dari

0,8 maka ostrumen dikatakan sangat reliabel. Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 21.

TABEL 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

No Variabel Cronbach’s

Alpha

Koefisien Alpha Cronbach

Keterangan

1 City Branding 0,886 0,800 Reliabel

2 Citra Merek 0,884 0,800 Reliabel

3 Keputusan Berkunjung 0,873 0,800 Reliabel

Sumber Hasil Pengolahan Data 2014

Tabel 3.5 menunjukkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa seluruh pertanyaan sesuai dengan variabel penelitian adalah reliabel. Reliabilitas tersebut menunjukkan instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik.

3.2.7 Rancangan Analisis Data 3.2.7.1 Analisis Deskriptif

Pada penelitian ini, digunakan dua jenis analisis, yaitu analisis deskriptif khususnya bagi variabel yang bersifat kualitatif dan analisis kuantitatif berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Analisis deskripif digunakan untuk melihat faktor penyebab, sedangkan analisis kuantitatif menitikberatkan dalam pengungkapan perilaku variabel penelitian. Dengan menggunakan kombinasi metode analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi yang bersifat komprehensif. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat faktor penyebab yang dalam penelitian ini analisis deskriptif yang digunakan antara lain:


(35)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian sebagai berikut:

a. City branding Kota Batam b. Citra Kota Batam

c. Keputusan berkunjung wisatawan mancanegara

3.2.7.2 Analisi Verifikatif

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket kuesioner. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu memberikan keterangan dan data mengenai pengaruh city branding brand untuk meningkatkan citra Kota Batam serta implikasinya terhadap keputusan berkunjung wisatawan mancanegara ke Kota Batam. Adapun yang menjadi variabel bebas atau variabel X adalah city branding . Variabel intervening dalam penelitian ini adalah citra kota serta variabel terikatnya adalah keputusan berkunjung wisatawan mancanegara. Oleh karena itu, penelitian ini akan meneliti city branding (X) untuk meningkatkan citra kota Batam (Y) serta implikasinya terhadap keputusan berkunjung wisatawan mancanegara (Z).

Data mentah yang terkumpul dari kuesioner diolah agar memperoleh makna yang berguna. Data yang diperoleh diolah dengan kriteria sebagai berikut : 1. Setiap variabel yang dinilai diklasifikasikan ke dalam lima alternatif jawaban.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:132). Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif ke sangat negatif. Menurut Sugiyono (2012:133) untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, sebagai berikut.

a. Sangat setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5


(36)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

c. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3

d. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diber skor 2 e. Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif diberi skor 1

2. Setiap peringkat jawaban mencerminkan penilaian siswa terhadap city branding yang mempengaruhi citra kota serta berdampak kepada keputusan berkunjung wisatawan mancanegara.

Penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh

responden terkumpul. Langkah-langkah dalam kegiatan analisis data dalam penelitian ini yaitu:

1. Menyusun data

Kegiatan seleksi data ditujukan untuk mengecek kelengkapan identitas responden, kelengkapan data serta isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Tabulasi data

a. Memberi skor pada setiap item b. Menjumlahkan skor pada setiap item

c. Menyusun ranking pada setiap variabel penelitian 3. Menganalisis data

Menganalisis data yaitu proses pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus statistik, menginterprestasi data agar diperoleh suatu kesimpulan.

3.2.8 Pengujian Hipotesis

Sebagai langkah terakhir dari analisis data adalah pengujian hipotesis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis verifikatif, maka dilakukan analisis jalur (path analysis). Dalam hal ini, analisis jalur digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel intervening (Y) serta dampaknya terhadap variabel dependen (Z) baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Analisis jalur digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen (X) yaitu city branding , variabl intervening yaitu citra kota (Y)


(37)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

terhadap variabel dependen (Z) yaitu keputusan berkunjung wisatawan mancanegara.

3.2.8.1 Analisis Jalur (Path Analysis)

Penelitian ini menggunakan analisis jalur untuk menguji hipotesis penelitian. Analisis jalur adalah metode analisis data multivariat dependensi yang digunakan untuk menguji hipotesis hubungan asimetris yang dibangun atas dasar kajian teori tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel penyebab terhadap variabel akibat yang dapat diobservasi secara langsung (Kusnendi, 2008:147). Menurut Riduan dan Kuncoro (2011:222) menyebutkan langkah-langkah atau prosedur pengolahan data adalah sebagai berikut.

1. Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, kemudian menentukan skornya.

3. Melakukan analisis secara deskriptif untuk mengetahui kecenderungan data. 4. Melakukan uji korelasi, regresi, dan dilanjutkan path analysis.

Analisis ini digunakan untuk menentukan seberapa besar pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, baik itu pengaruh langsung maupun pengaruh tidak langsung. Besarnya pengaruh dari suatu penyebab variabel akibat disebut dengan koefisien jalur dan diberi simbol Pyxi. Pengujian analisis jalur dilakukan


(38)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1. Menggambarkan struktur jalur hipotesis

GAMBAR 3.1

Struktur Kausal Antara X Terhadap Y Serta Implikasinya Terhadap Z

Keterangan X = City Branding Y = Cita Kota

Z = Keputusan Berkunjung Wisatawan Mancanegara


(39)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Selanjutnya diagram hipotesis tersebut diterjemahkan ke dalam beberapa sub hipotesis yang menyatakan pengaruh sub variabel independen yang paling dominan terhadap variabel independen.

3. Menghitung matriks korelasi antar variabel bebas.

4. Identifikasi persamaan sub struktur hipotesis.

5. Menghitung semua koefisien jalur .

6. Hitung R2Y (X1, X2, X3) yaitu koefisien yang menyatakan determinasi total X1, dan X2 terhadap Y .

7. Menguji pengaruh langsung maupun tidak langsung dari setiap variabel 8. Menghitung pengaruh variabel lain (ɛ) dengan rumus sebagai berikut. ( 1, 2, 3)

2

1 Y X X X

y R

P  

9. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan). Uji secara keseluruhan dilakukan melalui uji F. Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan menurut Sugiyono (2007:188) ialah:

Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak artinya X berpengaruh terhadap Y

Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima artinya X tidak berpengaruh terhadap Y

10. Menghitung koefisien jalur secara individu atau parsial. Secara individu uji statistik yang digunakan adalah uji t. Pengujian t statistik bertujuan untuk menguji signifikansi masing-masing variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat. Sesuai dengan kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan menurut Sugiyono (2007:185), yaitu:

Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak artinya X berpengaruh terhadap Y


(40)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Semua teknis analisis data dalam pelaksanaan perhitungan statistik menggunakan program SPSS 21.


(41)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan uraian teori, hasil pengolahan dan analisa data yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan city branding yang dilakukan Pemerintah Kota Batam, khususnya Dinas Perhubungan, Pariwisata, dan Kebudayaan serta pihak terkait lainnya, diniliai para wisatawan mancanegara cukup baik. Hal ini terlihat dari hasil skor kuesioner dengan variabel city branding, dimana sub variabel The Place memiliki skor yang paling tinggi.

A. The Presence, dimana pemerintah kota Batam mampu menarik wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Kota Batam.

B. The Place, memiliki skor tertinggi di rekapitulasi variabel city branding. The place merupakan sub variabel yang membahas tentang tempat untuk dijelajahi, dengan berbagai aspek fisik dari sudut kota serta kenikmatan iklim dan kebersihan lingkungan. Para wisatawan mancanegara berpendapat bahwa daerah tujuan wisata di kota Batam memiliki daya tarik sehingga layak dikunjungi.

C. The Prequisite adalah bagaimana wisatawan memahami sfiat dassar suatu kota, wisatawan mancanegara menilai bahwa kota Batam menyediakan semua fasilitas pendukung yang mempermudah para wisatawan mancanegara.

D. The Poeple adalah keramahan para penduduk yang menyambut hangat dinilai wisatawan Mancanegara dengan sangat baik.

E. The Pulse, para wisatawan mancanegara menilai konsep pariwisata cukup baik di kota Batam.

F. The Potential, para wisatawan mancanegara menilai bahwa daya tarik ekonomi di kota Batam juga ikut menarik wisatawan untuk berkunjung.


(42)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Keadaan citra kota Batam dinilai sangat tinggi. Penilaian responden yang paling Tinggi dari citra kota adalah sub variabel district, dimana hal tersebut membuktikan bahwa pusat kota berupa daerah komersial yang didominasi oleh kegiatan ekonomi diminati oleh wisatawan yang berkunjung ke kora Batam.

Berikut adalah sub variabel yang mendukung variabel citra kota :

A. Path ways, elemen tentang rute-rute sirkulasi yang biasanya digunakan untuk melakukan pergerakan secara umum. Menurut wisatawan mancanegara, jaringan jalan menuju daerah tujuan wisata tersedia dengan baik.

B. Edges , berarti pemutus linear, misalnya pantai. Kota Batam merupakan sebuah pulau yang memiliki banyak sekali pilihan pantai yang pantas dikunjungi.

C. District, merupakan kawasan kota, menurut wisatawan mancanegara daerah pusat kota Batam memiliki daya tarik Hiburan-hiburan yang selalu ramai dikunjungi.

D. Nodes, adalah simpul atau lingkaran steategis, hasil skor yang paling banyak dipilih oleh wisatawan adalah pusat perbelanjaan yang tersedia di sudut-sudut kota. Sehingga mudah untuk berbelanja bagi para wisatawan. E. Landmark, adalah elemen eksternal dan merupakan bentuk visual yang menonjol dari sebuah kota. Ketersediaan pantai sebagai landmark kota Batam mendapatkan skor paling tinggi yang dipilih oleh wisatawan mancanegara.

3. Keadaan keputusan berkunjung wisatawan mancanegara secara umum dinilai tinggi. Penilaian responden yang paling tinggi dari variabel keputusan berkunjung adalah sub variabel advertising. Berikut adalah sub variabel yang terdapat pada variabel keputusan berkunjung wisatawan :

A. Time And Cost Constraints, menurut wisatawan mancanegara biaya berkunjung ke kota Batam sudah sangat sesuai.


(1)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5. Pengaruh city branding terhadap keputusan berkunjung wisatawan mancanegara ke kota Batam, dinilai positif dan signifikan. Tinggi rendahnya keputusan berkunjung wisatawan mancanegara dipengaruhi oleh sub variabel Time And Cost Constraints, Past Travel Experience, Safety And Health, Available Information, Type And Range Of Travel, Attractions And Amenities Of Destination, Travel Agent, Recommendations By Friends, Advertising, dan Personal Taste.

6. Pengaruh citra kota terhadap keputusan berkunjung wisatawan menunjukkan pengaruh positif dan signifikan. Tinggi rendahnya keputusan berkunjung wisatawan mancanegra ke kota Batam dipengaruhi oleh citra kota Batam melalui dimensi Path Ways, Edges, District Nodes, Landmark.

5.2 SARAN

Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, sebagai saran untuk meningkatkan citra kota dan keputusan berkunjung wisatawan mancanegara melalui city branding, maka Pemerintah Kota Batam, khususnya Dinas Perhubungan, Pariwisata, dan Kebudayaan perlu melakukan upaya sebagai berikut:

1. Rekomendasi berkaitan dengan city branding. Hendaknya pemerintah kota Batam harus meningkatkan the place yang merupakan dimensi dari city branding. Peningkatan tersebut difokuskan pada indikator yang termasuk dalam the place yaitu daya tarik tempat tujuan wisata, kebersihan tempat tujuan wisata, dan keadaan iklim kota Batam dalam menarik wisatawan untuk berkunjung.

2. Rekomendasi berkaitan dengan citra kota Batam. Memberikan pengetahuan seluas mungkin terhadap pengunjung tempat tujuan wisata mengenai slogan, logo, dan simbol visual Batam yang diimplementasikan melalui monumen, bangunan yang menarik, pintu gerbang pagar, menara, atau jembatan. Komponen kampanye pemasaran tersebut secara


(2)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

berkelanjutan dipromosikan melalui brosur, pamflet, tour-guide book, billboard, dan media promosi lainnya.

3. Rekomendasi berkaitan dengan keputusan berkunjung wisatawan mancanegara. Memberikan perhatian terhadap penyediaan alat transportasi umum, memberikan akses masuk menuju daerah tujuan wisata yang baru dibuka sebagai salah satu faktor penting dari produk wisata, serta lebih gencar mempromosikan kota Batam melalui media sosial.

4. Untuk meningkatkan citra kota dan keputusan para wisatawan untuk berkunjung, perlu dikomunikasikan segala komponen city branding secara inovatif dan berkesinambungan. Selain itu, perlu memperkuat koordinasi antardinas/departemen serta stakeholder partnerships. Serta pemerintah Kota Batam harus dapat meningkatkan dan lebih mensosialisasikan kebudayaan di Kota Batam serta tentu saja dengan peran serta masyarakat Kota Batam.

5. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya memperluas objek penelitian pada kota-kota yang sudah menjadi tujuan wisata dan kota-kota baru yang berpotensi sebagai tujuan wisata bagi para wisatawan agar dapat meningkatkan pemasukan devisa bagi negara Indonesia.


(3)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Kuncoro, Engkos, dan Riduan. 2011. Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis. Bandung: CV Alfabeta

Buchari Alma. 2011. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: CV Alfabeta

Husein Umar. 2009. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali

Ismayanti. 2009. Pengantar Pariwisata. Jakarta:Grasindo.

Kartajaya, Hermawan dan Yuswohady. 2005. Attracting Tourists Traders Investors Strategi Memasarkan Daerah di Era Otonomi. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, Philip dan Gery Amstrong.2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi 12. Jakarta: Erlangga

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management 14th Edition. New Jersey: Prentice Hall

Kusnendi.2008. Model-model Persamaan Struktural. Bandung: CV Alfabeta

Lovelock, Christopher and Jochen Wirtz. 2012. Service Marketing: People, Technology and Strategy 7th Edition. New Jersey: Prentice Hall

Lovelock, Christopher and Lauren K Wright. 2007. Principles of Service Marketing and Management. New Jersey: Prentice Hall


(4)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pitana, I Gde dan Diarta I Ketut Surya. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Rambat Lupiyoadi. 2013. Manajemen Pemasaran Jasa: Berbasis Kompetensi. Jakarta: Salemba Empat

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2011. Cara Menggunakan dan Mamaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta.

Schiffman, Leon dan Leslie Kanuk . 2007. Perilaku Konsumen. Jakarta: Indeks

Soedibjo.2004. Pengantar Metode Penelitian. Bandung: STIE-STMIK Pasim

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta

Suharsim Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Ulber Silalahi. 2009: Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Rafika Aditama

Yuty, Oka A. 2008. Ekonomi Pariwisata Introduksi, Informasi, dan Implementasi. Jakarta: Kompas

Zeithaml, Valarie A, Mary Jo Bitner, and Dwayne D Gremler. 2012. Service Marketing: Integrating Customer Focus across the Firm 6th Edition. New York: The McGraw-Hill


(5)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Jurnal dan Karya Ilmiah

David A Aaker. 1991. Managing Brand Equity, The Free Press.

David L. Edgell. 2002. The Ten P’s of Travel, Tourism, and Hospitality Marketing.

Di Marino, Emma. 2010. The Strategic Dimension Of Destination Image.

An Analysis Of The French Riviera Image From The Italian Tourists' Perception.Disertasi P.hD di University of Naples

Prophet. 2006. Branding Your City

Kevin Lynch. 1960. The City Image and its Elements

Jiangtao Wan. 2005. An Investigation Of The Factors That Influence The Decision-Making Of Chinese Tourist Travelling To South Africa. Tesis pada Magister di Nelson Mandela Metropolitan University.

Julia Winfield-Pfefferkorn. 2005. The Branding Of Cities: Exploring City Branding and the Importancerof Brand Image.

Mottiar, Zianne and Ms. Deirdre Quinn. 2003. Couple dynamic in household tourism decision making: Women as the gatekeepers?

Murphy, L. 1999. Australia’s image as a holiday destination. Perception of backpackers visitors. Journal of Travel and Tourism Marketing


(6)

Rimayang Anggun Laras Prastianty Ramli, 2014

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

O’Leary S. and J. Deegan. 2003. People, pace, place: Qualitative and quantitative images of Ireland as a tourism destination in France. Journal of vacation marketing.

Richards, Greg and Julie Wilson. 2001. The Impact of Cultural Events on City Image: Rotterdam, Cultural Capital of Europe 2001

Park, Yumi dan David Njite. 2010. Relationship between Destination Image and

Tourist’ Future Behavior:Observations from Jeju Island, Korea. Asia Pacific Journal of Tourism Research.

Wulandari, Tresna. 2012. Analisis Place Branding untuk Meningkatkan Citra Kabupaten Purwakarta serta Implikasinya Terhadap Keputusan Mengunjungi Destinasi Pariwisata. Tesis pada Magister Universitas Pendidikan Indonesia.

Website

Kota Batam (2014) BPS Kota Batam Site 2014. (accessed 3-9-14/19.15) [Available on http://www.batamkota.bps.com]

Wiwik Mahdayani/Desma Center. (2010). “Menyambut Wonderful Indonesia”.