Perancangan City Branding Kota Palabuhanratu

(1)

(2)

(3)

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Moh.Riansyah Tempat Lahir : Sukabumi

Tanggal Lahir : 03 Februari 1995 No.HP : 083822336241

Email : mohriansyah@gmail.com Pendidikan : - (2001-2007) - MI Cimaja

- (2007-2009) - SMPN 1 Cisolok - (2009-2012) - SMAN 1 Palabuhanratu

- (2012 – 2016) - S1 Universitas Komputer Indonesia Fakultas Desain

Jurusan Desain Komunikasi Visual Pengalaman Kerja :

- Guru Private Musik Global Edutraining (Guitar Teacher) 2013-2015

- Kuma Ramen Joint sebagai Waiter 2013-2014 - Pizza Hut Delivery sebagai Currier2014 – 2015 - Sindo Trijaya Fm sebagai Designer 2015

- Angklung SADAYA UNIKOM sebagai Coach, Arranger & Condactor 2015-2016


(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN CITY BRANDING KOTA PALABUHANRATU

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

oleh:

Moh.Riansyah NIM. 51912112

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga Laporan Pengantar Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan City Branding Kota Palabuhanratu” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan Tugas Akhir dalam menyelesaikan Studi Program Strata 1 (S1) Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia. Penyusunan Laporan Pengantar Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, oleh karena itu penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, atas nikmat kesehatan yang telah diberikan sehingga Laporan Pengantar Tugas Akhir ini terselesaikan dengan tepat waktu.

2. Kedua Orang tua yang telah memberikan doa, semangat, dukungan, dan motivasi selama melakukan studi.

3. Bapak Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

4. Bapak Prof. Dr. Primadi Tabrani selaku Dekan Fakultas Desain

5. Bapak M.Syahril Iskandar, S,Sn.,M.Ds. selaku Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual.

6. Bapak M.Syahril Iskandar, S,Sn.,M.Ds. sebagai Dosen Pembimbing selama menyelesaikan Laporan Pengantar Tugas Akhir.

7. Ibu Ambarsih Ekawardhani,M.SN., M.DS selaku penguji 1 dalam proses Prasidang dan Sidang Akhir semester genap Desain Komunikasi visual . 8. Bapak Ivan Kurniawan, M.DS selaku penguji 2 dalam proses Prasidang dan

Sidang Akhir semester genap Desain Komunikasi visual.

9. Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sukabumi selaku pemberi data .

10.Bappeda Kabupaten Sukabumi selaku pemberi data.

11.KESBANGPOL Kabupaten Sukabumi selaku pemberi izin penelitian untuk kelengkapan data pada Laporan Pengantar Tugas Akhir.


(7)

iv 12.Seluruh Masyarakat Kota Palabuhanratu selaku responden yang mendukung

proses penelitian.

13.Masyarakat Kota Bandung selaku responden yang mendukung penelitian. 14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang terlibat dalam

penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sehingga dapat selesai dengan baik. Akhir kata, penulis menyadari bahwa pelaksanaan pembuatan dan penyusunan laporan makalah penelitian ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga penyusunan Laporan Pengantar Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, 16 Agustus/2016 Penulis,


(8)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ……… i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ………... ii

KATA PENGANTAR ………... iii

ABSTRAK ………. v

ABSTRACK ………. vi

DAFTAR ISI ……….. vii

DAFTAR GAMBAR ………... .. ix

BAB I. PENDAHULUAN ……….. 1

I.1 Latar Belakang Masalah ……… 1

I.2 Identifikasi Masalah ……….. 3

I.3 Rumusan Masalah ………... 3

I.4 Batasan Masalah ……… 4

I.5 Manfaat dan Tujuan Perancangan ……….. 4

BAB 2. PEMBAHASAN MASALAH DAN SOLUSI MASALAH …………. 5

PERANCANGAN CITY BRANDING ……….. 5

II.1 Landasan Teori ………. 5

II.1.A Potensi Kota ……….. 5

II.1.B Pengertian Kota ………. 5

II.1.C Brand ………. 6

II.1.D City Branding ………... 8

II.2 KOTA PALABUHANRATU ………. 9

II.2.A Letak Administratif dan Geografis ……….. 9

II.2.B Sejarah Kota Palabuhanratu ………. 12

II.2.C Potensi yang ada di Kota Palabuhanratu ……….. 14

II.3 ANALISA ………... 27

II.4 KEADAAN KHALAYAK SAAT INI ……… 29


(9)

viii

BAB 3. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP ………. 31

III.1. STRATEGI PERANCANGAN ………. 31

III.1.1 Tujuan Komunikasi ……….. 31

III.1.2 Pendekatan Komunikasi ……….. . 31

III.1.3 Materi pesan ………. 33

III.1.4 Gaya Bahasa ………... 33

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan ……… 34

III.1.6 Strategi Kreatif ………... 37

III.1.7 Strategi Media ……….. 40

III.1.8 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran ……….. 41

III.2. KONSEP VISUAL ……… 41

III.2.1 Format Desain ……….. 41

III.2.2 Tata Letak ………. 42

III.2.3 Huruf ……… 44

III.2.4 Warna ………... 44

III.2.4 Ilustrasi ………... 45

III.2.5 Filososfi Logo ………... 45

BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI ………... .. 47

IV.1 Proses Perancangan Logo ………... 47

IV.2 Saluran Media dan Proses Produksinya ………. 50

DAFTAR PUSTAKA ……….. .. 58


(10)

58 DAFTAR PUSTAKA

Sumber Arsip

BAPPEDA (2015). Kabupaten Sukabumi dalam Angka. Kabupaten Sukabumi: KSDA 2015. (Diakses pada 24 Desember 2015)

Badan Pusat Statistik (2015). Kabupaten Sukabumi Dalam Angka. Kabupaten Sukabumi: KSDA 2015. (Diakses pada 24 Desember 2015)

Kesbangpol (2015). Sejarah Kota Palabuhanratu. Kabupaten Sukabumi: Kesbangpol Kab Sukabumi. (Diakses pada 24 Desember 2015)

Sumber Buku

Sedarmayanti. (2014). Membangun & Mengembangkan Kebudayaan & Industri Pariwisata. Bandung: Bunga rampai tulisan Pariwisata PT Refika Aditama. Rustan, Surianto. (2009). Mendesain Logo. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Arvidsson. (2006). Brands- Meaning and Value in Media Culture. London and

You York: Rotledge

Travis, Daniel. (2006). Emotional Branding. Roseville,California : Prima Venture

Sumber Artikel Internet

Muddasir, Sayed. (2013). Geografi Kota. Diambil dari: www.sayedmuddasir.wordpress.com/2013/06/14/geografi-kota/.

(Diakses pada 10 Januari 2016)

Bp.blogspot. (2014). Hari Nelayan Palabuhanratu. Diambil dari :

www.2.bp.blogspot.com/-FkjoXjNon2A/VSICjtDjfI/AAAAAAAACRc/SUzCM_Fd5ME/s1600/6.jpg. (Diakses pada 10 Januari 2016).

Disparbudpora Kabupaten Sukabumi. (2015). Peta Wisata Kabupaten Sukabumi. Diambil dari : www.Disparbudporakabsukabumi.co.id. (10 Januari 2016)


(11)

59 Sumber Penelitian Digital

Dita Fatmal. (2010). City Branding Kota Bandung. Diambil dari : http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/571/jbptunikompp-gdl-ditafatmal-28523-10-unikom_d-i.pdf. (Diakses pada 13 April 2016)


(12)

1 BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pertumbuhan kota - kota di dunia semakin maju dan berkembang pesat dan menjadi sebuah ajang persaingan yang populer antara satu kota dengan kota lainnya, baik bertujuan untuk kesejahteraan masyarakatnya ataupun sebagai pencitraan kota tersebut. Indonesia, negara dengan 33 Provinsi dengan kota sebanyak 98 Kota (Data 2015 - 2016) memiliki potensi baik dari segi wisata, Industri / Bisnis, Ruang publik atau fasilitas publik, akomodasi serta kebudayaan masyarakatnnya yang harus dikembangkan menjadi kota yang unggul dan sejajar dengan kota-kota lain didunia yang tingkat pertumbuhannya diatas rata-rata. Pulau Jawa yang merupakan bagian dari kepulauan Indonesia yang tingkat populasinya kedua terbesar di Indonesia memiliki tujuh bagian daerah diantaranya Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur memiliki potensi Kota yang unik dan menarik terutama dibagian selatan Provinsi Jawa Barat. Provinsi Jawa barat mempunyai 18 Kabupaten dan 9 Kota salah satunya adalah Kota Palabuhanratu yang merupakan Ibu kota dari Kabupaten Sukabumi. Kota Palabuhanratu terbagi atas 8 Desa yaitu Desa Palabuhanratu, Desa Tonjong, Desa Citepus, Desa Buniwangi, Desa Cibodas, Desa Pasir Suren dan Desa Citarik yang memiliki potensi – potensi diantaranya dari segi Pariwisata, Industri/Bisnis, Ruang Publik atau fasilitas publik, Akomodasi dan kebudayaan yang harus ditingkatkan agar bisa menjadi kota yang unggul.

Kota Palabuhanratu merupakan kota dengan pusat arus pertumbuhan ekonomi yang sangat strategis, karena dari letak strategisnya Kota Palabuhanratu merupakan jalur penghubung keberbagai sudut daerah seperti ke Provinsi Banten, kota Sukabumi dan sekitarnya, wilayah Jampang Surade dan daerah lainnya. Kota Palabuhanratu merupakan kota yang memiliki potensi yang sangat besar yang memiliki keunikan beragam yang tidak kalah dengan kota-kota lain di Indonesia, selain kelebihan dari tata letak kotanya yang dekat dengan area laut dan pantai, Kota Palabuhanratu juga memiliki kebudayaan dan cerita sejarah yang menarik dan merupakan sebuah


(13)

2 potensi kota yang harus dikembangkan. Kota Palabuhanratu memiliki banyak kelebihan akan potensi yang di milikinya seperti dari bidang Pariwisata, yaitu memiliki kawasan wisata pantai yang menarik karena letak Pantainya berada disekitar perkotaan, pantai tersebut antara lain Pantai Palabuhanratu, Pantai Citepus, Pantai Gado Bangkong, Pantai Karang Sari dan pantai Patuguran. Selanjutnya kawasan wisata Pegunungan yaitu Pegunungan Jayanti, Goa lalay dan Cagar Alam Tangkuban Parahu, meskipun daerah perkotaan kota Palabuhanratu masih memiliki udara yang segar untuk dihirup karena masih adanya pegunungan-pegunungan. Tidak hanya kawasan wisata pantai dan pegunungan, kota Palabuhanratu memiliki objek wisata yang bernuansa Religi yaitu Masjid Agung Kota Palabuhanratu dan wisata buatan yaitu Kolam Renang Tirta Gunung Butak dan Citepus Park.

Potensi yang dimiliki kota Palabuhanratu tidak terletak pada potensi dalam bidang pariwisata saja, dalam bidang Industri dan bisnis kota Palabuhanratu justru lebih tinggi dibanding sektor lain, misalnya Pelabuhan Perikanan Nusantara dan Dermaga kapal yang letaknya dijantung kota Palabuhanratu adalah Pelabuhan nelayan tersibuk di pantai selatan Propinsi Jawa Barat, yang menghadap Samudera Hindia dan dipasarkan kedaerah besar seperti Jakarta dan Bandung, dan ini merupakan sumber devisa bagi masyarakat kota Palabuhanratu. Kota Palabuhanratu juga memiliki kebudayaan yang unik, itu tergambar dalam sebuah acara tahunan yang bertemakan syukuran hari nelayan dimana semua masyarakat terutama para nelayan berbondong-bondong untuk pawai dan memberikan hasil tangkapan mereka dan disimpan ditengah laut.

Namun potensi yang ada dikota Palabuhanratu memiliki kelemahan yang berasal dari masyarakatnya itu sendiri, masyarakat daerah yang ada di Kota Palabuhanratu hanya menganggap potensi yang ada adalah hal yang biasa saja dan tidak ada apa-apanya contohnya dermaga kapal yang dibiarkan terlantar sehingga menciptakan sebuah pemandangan yang tidak enak untuk dilihat, padahal disamping itu Kota Palabuhanratu merupakan kota yang memiliki Potensi yang sangat besar jika


(14)

3 masyarakatnya berkeinginan untuk mengolah supaya Kota Palabuhanratu menjadi kota yang sejajar dengan kota-kota yang berkembang lainnya.

I.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah mengenai potensi Kota Palabuhanratu maka ditemukannya permasalahan antara lain :

 Masyarakat lokal dan luar negeri mengabaikan potensi-potensi yang ada di Kota Palabuhanratu, misalnya seperti potensi pada aspek Pariwisata, masyarakat hanya mengetahui objek- objek wisata yang terkenal saja, padahal disamping itu masih banyak kawasan wisata yang menarik.

 Karena asumsi buruk masyarakat terutama masyarakat daerah terhadap Kota Palabuhanratu seperti Kota Palabuhanratu itu adalah kota yang panas, Kota Palabuhanratu merupakan kota wisata akan tetapi masih banyak yang kurang digarap dan kurang dimaksimalkan, Destinasi wisata di Kota Palabuhanratu kurang terawat, masih banyak sampah serta kurangnya perawatan baik dari sarana publik serta lingkungannya, cerita legenda yang ada di Kota Palabuhanratu masih dianggap sebagai hal tabu, serta kurangnya pengetahuan akan asal-muasal kota Palabuhanratu. Potensi Kota Palabuhanratu tidak dimaksimalkan sehingga citra Kota Palabuhanratu sebagai kota yang memiliki banyak potensi tidak meningkat.

Padahal disamping asumsi masyarakat tersebut Kota Palabuhanratu merupakan kota yang memiliki potensi yang besar khususnya dibidang pariwisata serta peradaban dan kebudayaan yang menarik yang bisa meningkatkan citra kota dan membuat kota menjadi berkembang jika segala potensi dan keunikannya mampu digarap dengan baik.

I.3 Rumusan Masalah

Bagaimana cara meningkatkan citra Kota Palabuhanratu sebagai kota yang memiliki potensi yang besar dibidang Pariwisata dan memiliki unikan dari legenda


(15)

4 yang dimilikinya sehingga segala potensi dan keunikan tersebut bisa dimunculkan dan menjadi sebuah kota berkembang?

I.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dari latar belakang, identifikasi masalah serta rumusan masalah antara lain :

 Konsep perancangan hanya daerah Kota Palabuhanratu, yaitu meliputi Desa Palabuhanratu, Desa Tonjong, Desa Citepus, Desa Buniwangi, Desa Cibodas, Desa Pasir Suren dan Desa Citarik.

 Konsep perancangan hanya dibatasi untuk potensi Kota Palabuhanratu terutama dibidang Pariwisata.

 Konsep perancangan hanya untuk upaya meningkatkan citra Kota Palabuhanratu.

I.5 Manfaat dan Tujuan Perancangan

Adapun manfaat dan tujuan perancangan antara lain :

 Meningkatkan citra Kota Palabuhanratu sebagai kota yang berpotensi dan memiliki keunikan sehingga bisa muncul kepermukaan.

 Meningkatkan devisa Kota Palabuhanratu dari hasil potensi yang dimilikinya.  Memudahkan masyarakat lokal dan asing untuk mencari informasi ketika akan berkunjung ke Kota Palabuhanratu, sedang berkunjung atau hanya sekedar informasi untuk edukasi.


(16)

5 BAB II. CITY BRANDING KOTA PALABUHANRATU

II.1. Landasan Teori II.1.A. Potensi

Menurut Wiyono yahun 2005, Potensi memiliki arti kemampuan dasar dari seseorang yang masih terpendam dan menunggu untuk dimunculkan menjadi kekuatan yang nyata. Dari pendapat Wiyono tersebut potensi dapat diartikan sebagai kemampuan yang masih terpendam dan siap untuk diwujudkan dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia itu sendiri. Sementara menurut Endra K Pihaldi tahun 2008, Potensi adalah suatu energi ataupun kekuatan yang masih belum digunakan secara optimal. Dalam hal ini potensi diartikan sebagai kekuatan yang masih terpendam yang dapat berupa kekuatan, minat, bakat, kecerdasan, dan lain-lain yang masih belum digunakan secara optimal, sehingga manfaatnya masih belum begitu terasa.

Pada potensi kota menurut Sayed Muddasir dalam halaman website wordpress.com tahun 2013 yang diakses pada 13 April 2016 dengan judul geografi kota terdapat beberapa bagian antara lain:

1. Potensi sosial

Yaitu adanya badan-badan atau yayasan, sosial, organisasi, pemuda dan lain-lain. 2. Potensi ekonomi

Yaitu adanya pasar-pasar, bank-bank, stasiun, dan kompleks pertokoan yang menunjang sistem perekonomian kota.

3. Potensi politik

Yaitu adanya aparatur kota yang menjalankan tugas-tugasnya baik aparatur sipil maupun militer.

4. Potensi budaya yaitu adanya bentuk-bentuk budaya yang ada antara lain dibidang pendidikan kesenian, dan kegiatan lain yang menyemarakkan kota.

II.1.B. Pengertian Kota

Menurut Max Weber Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Ciri kota adalah adanya pasar


(17)

6 sebagai benteng serta mempunyai sistem hukum tersendiri dan bersifat cosmopolitan. Sedangakan menurut Peranturan Mendagri No.2 tahun 1987 Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundangan, serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan.

II.1.C Brand

Menurut Alina Wheeler, Berbagai bidang memandang brand dari sudut pandangnya masing-masing, antara lain bisnis dan keuangan, marketing, advertising, sales, promotion, public relation, komunikasi, desain grafis, semiotic, psikologis, statistic, antropologi, sosiologi, dan lain-lain. Karena itu makna brand

menjadi sangat luas, Alina Wheeler menulis dalam sebuah bukunya “Designing

Brand Identity”, “makna Brand dapat berubah sesuai konteksnya. Kadang brand sebagai benda, kadang sebagai kata kerja, kadang menjadi sama dengan nama perusahaan, pengalaman perusahaan dan harapan konsumen”. Menurut Surianto Rustan dalam bukunya Mendesain Logo pada halaman 15, Brand memiliki makna yang jauh lebih dalam dan luas dari pada logo. Logo berbentuk benda fisik yang bisa dilihat, sedangkan brand mencakup keseluruhannya, baik yang fisik, non-fisik, pengalaman dan asosiasi. Brand merupakan rangkuman nilai-nilai esensial dari entitas.

Menurut Daryl Travis tahun dalam bukunya Emosional Branding tahun 2006 halaman 15, Sebuah Brand bukan sebuah pabrik, mesin, persediaan, teknologi, paten, pendiri, hak cipta, logo, atau slogan. Bahkan produk Anda adalah Brand Anda. seperti dikatakan sebelumnya, produk dibuat di pabrik, sebuah Brand dibuat didalam pikiran Anda.

Advirson menjelaskan dalam bukunya Meaning and Value in Media Culture tahun 2006, Brand telah menjadi alat penting untuk mengubah kehidupan sehari-hari menjadi nilai ekonomi. logo perusahaan yang tertulis dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai perusahaan mencoba untuk merek gaya hidup tertentu atau nilai kompleks ke produk mereka, bekerja pada asumsi bahwa konsumen menginginkan produk karena kemampuan mereka untuk memberi makna bagi kehidupan mereka.


(18)

7 Namun, brand juga memiliki fungsi tombol dalam strategi manajerial. Melalui evaluasi tentang media baru, manajemen kontemporer dan ekonomi media secara keseluruhan, ia menyajikan sebuah teori yang sistematis dan komprehensif brand. Brand atau merek menggunakan studi kasus ilustratif seluruh dari riset pasar, iklan, display toko, ponsel, internet dan perusahaan virtual.

Dewasa ini terdapat berbagai definisi "brand" dan "branding", menurut kamus kosakata Interbrand, sebuah konsultan branding terkemuka di dunia yang berpusat di New York, mendefinisikan brand secara lebih spesifik, yakni "a mixture of attributes, tangible and intangible, symbolized in a trademark, which, 7 if managed properly, creates value and influence" yaitu suatu perpaduan dari atribut, nyata dan abstrak, yang disimbolkan melalui sebuah nama dagang, yang, apabila dikelola dengan tepat, dapat menghasilkan nilai dan pengaruh. Sedangkan "branding" didefinisikan sebagai "selecting and blending tangible and intangible attributes to differentiate the product, service or corporation in an attractive, meaningful and compelling way" yaitu pemilihan dan pencampuran atribut-atribut nyata dan abstrak untuk membedakan produk, jasa atau perusahaan dengan cara yang menarik, penuh arti dan memaksa.

Menurut Kotler (2002, h.460) Merek dapat memiliki enam level pengertian yaitu:  Atribut. Atribut berarti bahwa merek mengingatkan pada atibut-atribut

tertentu.

 Manfaat. Manfaat berarti bahwa atribut perlu diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional.

 Nilai. Nilai berarti bahwa merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen.

 Budaya. Budaya berarti bahwa merek juga mewakili budaya tertentu.

 Kepribadian. Kepribadian berarti bahwa merek juga mencerminkan kepribadian tertentu.

 Pemakai. Pemakai berarti bahwa merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan merek tersebut.


(19)

8 a. Fungsi Brand

Menurut Surya dalam bukunya Global Capabilities halaman 23, beberapa fungsi utama brand adalah:

 Sebagai sebuah janji. Brand menjanjikan diferensiasi yang berarti, menciptakan kecenderungan, dan mampu menjadikan produk “premium”.

 Sebagai jalan pintas dalam pengambilan keputusan.  Sebagai aset yang menambah nilai finansial.

 Menandakan perubahan kepada audience.  Menanggapi perubahan audience.

 Mengkomunikasikan kembali nilai-nilai perusahaan pada masyarakat.  Memerangkati moral orang-orang didalam perusahaan.

 Mengabsahkan momentum untuk sebuah pernyataan jangka panjang.

 Menciptakan, mengelola, dan menguasai persepsi masyarakat, baik didalam organisasi maupun masyarakat umum.

II.D. City Branding

Menurut Gustiawan tahun 2011, City branding dapat dikatakan sebagai strategi dari suatu negara atau daerah untuk membuat positioning yang kuat didalam benak target pasar mereka, seperti layaknya positioning sebuah produk atau jasa, sehingga negara dan daerah tersebut dapat dikenal secara luas diseluruh dunia. Berdasarkan definisi city branding di atas, City branding dapat diartikan sebagai sebuah proses pembentukan merek kota atau suatu daerah agar dikenal oleh target pasar (investor, tourist, talent, event) kota tersebut dengan menggunakan ikon, slogan, eksibisi, serta positioning yang baik, dalam berbagai bentuk media promosi. Sebuah city branding bukan hanya sebuah slogan atau kampanye promosi, akan tetapi suatu gambaran dari pikiran, perasaan, asosiasi dan ekspektasi yang datang dari benak seseorang ketika seseorang tersebut melihat atau mendengar sebuah nama, logo, produk layanan, event, ataupun berbagai simbol dan rancangan yang menggambarkannya.

a. Syarat City Branding

Menurut Handito Sugiarsono tahun 2009 dalam membuat sebuah city branding, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya:


(20)

9 - Attributes: Do they express a city’s brand character, affinity, style, and

personality?

(menggambarkan sebuah karakter, daya tarik, gaya dan personalitas kota). - Message: Do they tell a story in a clever, fun, and memorable way?

(menggambarkan sebuah cerita secara pintar, menyenangkan dan mudah atau selalu diingat).

- Differentiation: Are they unique and original? (unik dan berbeda dari kota-kota yang lain).

- Ambassadorship: Do they inspire you to visit there, live there, or learn more? (Menginsipirasi orang untuk datang dan ingin tinggal dikota tersebut).

b. Tujuan City Branding

Alasan logis melakukan city branding menurut Handito Sugiarsono tahun 2009  Memperkenalkan kota / daerah lebih dalam

 Memperbaiki citra

 Menarik wisatawan asing dan domestik  Menarik minat investor untuk berinvestasi  Meningkatkan perdagangan.

II.2. Kota Palabuhanratu

II.2.A Letak Administratif dan Geografis

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi tahun 2005 menjelaskan, Kota Palabuhanratu merupakan wilayah bagian dari Kabupaten Sukabumi yaitu tepatnya Ibu kota dari Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Sukabumi terdiri dari 47 kecamatan termasuk Kota Palabuhanratu terdiri terbagi atas 8 Desa yaitu Desa Palabuhanratu, Desa Tonjong, Desa Citepus, Desa Buniwangi, Desa Cibodas, Desa Pasir Suren dan Desa Citarik, daerah ini merupakan daerah dengan populasi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi serta potensi yang besar.


(21)

10 Gambar II.1. Peta Rencana Peruntukan Pariwisata Kab.Sukabumi

Sumber: Bappeda 2015 (Diakses pada 24 Desember 2015)

Gambar.II.2. Peta Kabupaten Sukabumi Sumber: Badan Pusat Statistik 20015


(22)

11 Secara letak Geografis Kota Palabuhanratu berada di sebelah selatan Kabupaten Sukabumi dengan Batas Median Utara : 6 0 - 57 ‘ Lintang Selatan, Selatan : 7 0 - 25 ‘ Lintang Selatan, Barat : 106 0 - 49 ‘ Bujur Timur dan Timur : 107 0 - 00 ‘ Bujur Timur. Daerah yang membatasi Kota Palabuhanratu (wilayah IV). Batas wilayah pada bagian utara yaitu Kabandungan dan Cikidang, pada batas wilayah bagian selatan Samudera Hindia, pada bagian timur Bantar Gadung dan batas wilayah pada bagian Barat yaitu Kecamatan Cikakak. Kota Palabuhanratu merupakan wilayah yang memiliki potensi untuk di kembangkan. selain potensi, jarak antar kota juga merupakan sesuatu yang harus diperhatikan untuk ke produktifitasan Kota Palabuhanratu.

Tabel II.1. Jarak Antar Ibu Kota Kabupaten Di Jawabarat

Sumber: KSDA 2015 dan Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi 2015. (Diakses pada 24 Desember 2015)


(23)

12 II.2.B. Visi dan Misi Bupati Sukabumi 2016-2021 dengan sumber Bappeda

Kabupaten Sukabumi 2015.  VISI

‘’Terwujudnya Kabupaten Sukabumi yang Religius dan Mandiri”  MISI

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan Visi. Misi ini merupakan suatu rumusan bagaimana mencapai atau jenis pelayanan apa saja yang akan diberikan atau disediakan untuk mencapai Visi. Selanjutnya Misi adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis ekonomi lokal melalui bidang agribisnis, pariwisata dan industri yang berwawasan lingkungan

2) Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berdaya saing dan religius 3) Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan professional 4) Optmalisasi pelayanan kesehatan, pendidikan dan infrastruktur daerah

 Program Prioritas

- Meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 2 kali lipat dari 2.917.660 menjadi 6.000.000 wisatawan, 150.000 diantaranya wisatawan asing pada tahun 2020. (urusan pariwisata)

- Penataan destinasi wisata. (urusan pariwisata). (Sumber : Bappeda Kabupaten Sukabumi, 2015: Visi Misi Bupati Kabupaten Sukabumi)

II.2.C. Sejarah Kota Palabuhanratu

Sejarah Kota Palabuhanratu yang bersumber dari Tata Pemerintahan Kabupaten Sukabumi 20016.

Nyi Purnamasari adalah putri sulung dari istri ke tujuh Prabu Sedah Raga Mulya Suryakancana atau Siliwangi V. Kecantikannya luar biasa, sehingga tak heran banyak para pangeran dan bangsawan yang berebut memperistrinya. Nyi Purnama Sari lebih memilih sang Pangeran Pajajaran Girang. Merasa cintanya tak sampai, Jaya Antea memilih mundur dari jabatan dan diam diam mulai bergabung dengan


(24)

13 komunitas Islam yang mulai berkembang terutama di daerah Banten. Rupanya Jaya Antea orang cerdas yang tanggap menangkap perubahan jaman. Dia melihat Banten sebagai calon penguasa baru tanah Pasundan di era berikutnya.

Pada hari yang ditentukan, dengan terbukanya Lawang Gintung, maka pasukan Banten dengan leluasa membumi hanguskan terutama lima bangunan utama istana Pakuan, yaitu Bima, Punta, Narayana, Madura dan Suradipati atau "panca persada" (lima keraton). Epik tentang cinta, pengkhianatan, keyakinan dan peperangan terus berlanjut. Jaya Antea yang masih memendam bara api cinta terhadap Nyi Ratu Purnamasari terus membuntuti rombongan kecil ini.

Di suatu tempat di Bantargadung dua kelompok yang dari segi jumlah tidak seimbang terus bertempur sampai malam menghentikan pertumpahan darah itu. Pada malam itulah terjadi dialog antara Jaya Antea dengan Ki Kalang Sunda, sisa terakhir pasukan banten telah dihalau. Jaya Antea sang pemimpin telah berkalang air-tubuhnya dilempar ke laut. Tetapi kisah belum selesai, malah babak baru sesunguhnya baru saja dimulai.

Pada saat pelarian itu Nyi Purnamasari sedang hamil 5 bulan. Ki Kalang Sunda mencari tempat yang aman untuk junjungannya agar selamat selama persalinan. Ditemukanlah tempat yang bernama Babakan Cidadap, di sebuah mata air yang bernaung dibawah pohon dadap tak jauh dari sungai Cimandiri. Bayi lahir sehat dan berjenis kelamin perempuan. Kemudian diberi nama Nyi Mayang Sagara. Kedatangan Nyi Purnamasari membawa berkah tersendiri bagi Cidadap. Cidadap tumbuh menjadi pelabuhan ramai, dan penduduknya kian berkembang. Para puun kemudian sepakat mengangkat Nyi Purnama sari menjadi puun Nyi Ratu Purnamasari.

Sejalan dengan beranjak dewasanya Nyi Mayang sagara, maka ketiga puun sepakat menyerahkan kembali tampuk pimpinan kepada putri Nyi Ratu tersebut, yang kemudian bergelar Nyi Ratu Kidul. Kemudian nama pelabuhan pun diganti menjadi Palabuan Nyi Ratu. Palabuhananratu sendiri berasal dari kata “Panglabuhan” yaitu tempat berlabuh sedangkan “Ratu” adalah putri kerajaan. Jadi Palabuhanratu adalah tempat berlabuhnya Ratu anak dari Prabu Siliwangi V.


(25)

14 II.2.D. Potensi Wisata Kota Palabuhanratu

Kota Palabuhanratu memiliki banyak potensi untuk dikembangkan dan di informasikan kepada masyarakat, agar Kota Palabuhanratu menjadi kota yang berkembang sehingga meningkatkan citra kota Palabuhanratu sebagai kota yang penuh dengan potensi dan keunikan yang bisa dikembangkan, baik itu kehidupan masyarakatnya ataupun tatanan kotanya yang mempunyai citra bagus di masyarakat.

Berikut ini merupakan potensi-potensi dibidang wisata: 1. Kawasan wisata pantai

Kota Palabuhanratu merupakan Kota yang terletak diwilayah selatan di Jawa Barat yang dekat dengan Samudera Hindia, tidak heran kawasan wisata Pantai merupakan bagian dari potensi yang dimiliki oleh Kota Palabuhanratu. Uniknya, kawasan wisata Pantai yang ada dikota Palabuhanratu letaknya tidak jauh dengan perkotaan, sehingga masyarakat atau pun pengunjung mengunjungi Kota Palabuhanratu, masyarakat akan disuguhkan dengan pemandangan kawasan wisata pantai yang dekat dengan perkotaan. Berikut ini adalah kawasan wisata pantai yang ada di Kota Palabuanratu:

 Pantai Patuguran

Pantai Patuguran merupakan Pantai yang terletak tidak jauh dari pusat kota, letaknya berada disebelah selatan. Pantai Patuguran ini merupakan pantai yang berada paling awal diperbatasan Kota Palabuhanratu. Pantai Patuguran ini didominasi oleh hamparan pasir dan ombak yang tenang, tidak hanya ini dipantai Patuguran ini merupakan pantai yang bersebelahan dengan pegunungan, jadi pengunjung tidak hanya bisa menikmati keindahan pantainya saja, disisi lain masih bisa menikmati pegunungan disebelahnya.

Untuk bisa mencapai pantai patuguran ini perlu waktu sekitar 20 menit dari pusat kota dengan kendaraan roda besar agar keselamatan dan kenyaman tetap terjaga.


(26)

15 Gambar.II.3. Pantai Patuguran

Sumber: Dokumentasi Pribadi (Diambil pada 24 Desember 2015)  Pantai Gado Bangkong

Pantai Gado Bangkong merupakan Pantai yang didominasi oleh batuan dan bata hasil pengembangan. Pantai Gado Bangkong ini berada didekat dengan Pusat Kota Palabuhanratu dan dekat dengan Dermaga.

Gambar.II.4. Pantai Gado Bangkong Sumber: Dokumentasi Pribadi (Diambil pada 24 Desember 20015)  Pantai Karang Sari

Pantai Karang Sari merupakan Pantai yang didominasi oleh, hamparan pasir, batu karang serta memiliki ombak yang cukup kuat. Pantai Karang Sari ini lokasinya tidak jauh dari pantai Gado Bangkong berada menuju ke sebelah barat.


(27)

16 Gambar.II.5. Pantai Karangsari

Sumber: Dokumentasi Pribadi (Diambil pada 24 Desember 2015)  Pantai Karang Pamulang

Pantai karang Pamulang merupakan pantai yang didominasi oleh pesisir pantai dan karang, Pantai Karang Pamulang ini lokasinya berada di bawah peninggalan presiden yaitu Tenjo Resmi. Posisinya berada disebelah barat pantai Karangsari.

Gambar.II.6. Pantai Karang Pamulang Sumber: Dokumentasi Pribadi (Diambil pada 24 Desember 2015)  Pantai Citepus

Pantai Citepus merupakan pantai yang di dominasi oleh hamparan pasir dan terdapat muara. Pantai Citepus berlokasi bersebelahan dengan Pantai Karang Pamulang kira-kira 500 meter dari pusat kota. Pantai Citepus ini merupakan Pantai yang sering banyak dikunjungi untuk bersantai sambil menikmati kuliner.


(28)

17

Gambar.II.7. Pantai Citepus Sumber: Dokumentasi Pribadi (Diambil pada 24 Desember 2015)  Kawasan Wisata Pegunungan

Selain kawasan wisata Pantai yang dimiliki oleh Kota Palabuhanratu dan meskipun wilayah Kota Palabuhanratu merupakan daerah perkotaan akan tetapi Kota Palabuhanratu juga masih memiliki kawasan wisata pegunungan yang menarik untuk dikunjungi sebagai tujuan objek wisata baru. Berikut adalah kawasan wisata yang ada dikota Palabuhanratu

- Gunung Jayanti

Gunung Jayanti adalah Gunung yang letaknya tidak jauh dari pusat kota, gunung ini tidak memiliki aktivitas apapun selain memberikan oksigen serta pemandangan yang menarik bagi Kota Palabuhanratu.

- Goa Lalay

Goa Lalay adalah objek wisata pegunungan dengan Nuansa Goa yang merupakan tempat tinggal bagi para kelelawar yang letaknya kira-kira 1 km dari pusat kota letaknya dekat dengan pantai Patuguran. Pada destinasi wisata Goa Lalay ini keunikannya adalah pengunjung bisa melihat Goa yang merupakan habitat ribuan kelelawar yang bersarang di Goa tersebut. Pengunjung hanya mengeluarkan uang Rp.3000 saja untuk bisa melihat ribuan kelelawar tersebut serta bisa dengan bebas mengambil foto dokumentasi diarea tersebut.


(29)

18 Gambar II.8. Goa Lalay

Sumber: Dokumentasi Pribadi (Diambil pada 24 Desember 2015)

- Cagar Alam Tangkuban Parahu

Objek wisata Cagar Alam Tangkuban Parahu Palabuhanratu merupakan cagar alam yang letaknya dekat dengan Kota Palabuhanratu.

Gambar II.9. Cagar Alam Tangkuban Parahu Sumber: Dokumentasi Pribadi

(Diambil pada 24 Desember 2015  Kawasan Wisata Buatan

Sebuah daerah tentunya memiliki potensi yang harus dikembangkan yang berasal dari alam, namun karena daerah tersebut ingin berkembang dan membuat masyarakat yang hidup didalamnya nyaman, maka terciptalah sebuah potensi yang unik contohnya kawasan wisata buatan. Kota Palabuharatu tentunya tidak kalah dengan kota-kota lain yang sudah berkembang, di Kota Palabuhanratu juga memiliki kawasan wisata buatan seperti:


(30)

19 - Kolam Renang Tirta Gunung Butak

Kawasan wisata Kolam Renang Tirta Gunung Butak merupakan kawasan wisata Kolam Renang untuk umun yang letaknya tidak jauh dari pusat Kota yang memiliki nuansa Pegunungan.

- Citepus Park Kawasan wisata

Citepus Park merupakan kawasan wisata air pertama (Waterboom) yang dibangun di Kota Palabuhanratu, yaitu letaknya di Desa Citepus dan tidak jauh dari pusat Kota yang menghadap kearah Pantai.

Gambar II.10. Citepus Park Sumber: Dokumentasi Pribadi

(Diambil 24 Desember 2015)  Kawasan Wisata Religi

Kota Palabuhanratu memiliki bangunan wisata Religi yang besar yaitu Masjid Agung Palabuhanratu, letaknya di jantung kota Palabuhanratu dan bersebelahan dengan alun-alun kota. Wisata Religi Masjid Agung Kota Palabuhanratu ini selain sebagai objek wisata karena keunikan dan kemegahan dari bangunannya, Masjid Agung ini digunakan untuk beribah masyarakat Kota Palabuhanratu karena letaknya dijantung kota jadi Masjid Agung ini sering dikunjungi oleh masyarakat dan pengunjung untuk beribadah serta beristirahat.


(31)

20 Gambar II.11. Mesjid Agung Palabuhanratu

Sumber: Dokumentasi Pribadi (Diambil pada 24 Desember 2015  Kuliner

Sama seperti halnya Industri pengasinan ikan, dalam aspek kuliner di Kota Palabuhanratu merupakan bisnis yang mengolah hasil tangkapan laut menjadi bentuk lain yang bisa dinikmati oleh masyarakat. Bisnis Kuliner merupakan bisnis perorangan yang jumlahnya banyak di sekitar Kota Palabuhanratu.

Gambar II.12. Rumah makan di Kota Palabuhanratu Sumber: Dokumentasi Pribadi

(Diambil pada 24 Desember 2015  Kawasan Peninggalan Sejarah

Kawasan Peninggalan Sejarah di Kota Palabuhanratu merupakan kawasan sejarah yang di bangun baik pada masa pemerintahan Belanda, Presiden Pertama RI dan cerita kerajaan.


(32)

21 - Tenjo Resmi Peristirahatan Presiden

Tenjo Resmi merupakan bangunan bersejarah yang di bangun oleh Presiden Ir. Soekarno saat beliau istirahat di Kota Palabuhanratu.

Gambar II.13. Tenjo Resmi Sumber: Dokumentasi Pribadi (Diambil pada 24 Desember 2015 - Jembatan Bagbagan

Merupakan Jembatan yang dibangun pada zaman Belanda, dan cerita kerajaan, jembatan ini merupakan bukti peradaban yang kuat dizaman dahulu terbentuknya Kota Palabuhanratu. Jembatan Bagbagan ini sudah lama tidak beroperasi karena factor umur bangunan yang sudah tua, akan tetapi bisa disaksikan keindahannya melalui kacamata sejarah.

Gambar II.14. Jembatan Bagbagan Sumber: Dokumentasi Ilham Fadilah


(33)

22  Ruang Publik dan Sarana Lain

Strategi untuk masyarakat agar merasa lebih nyaman ketika bertempat tinggal disuatu wilayah tentunya tidak lepas dari sarana dan prasarana yang mendukung sebuah kota. Kota Palabuhanratu contohnya, Ruang Publik yang tersedia di Kota Palabuhanratu sudah sangat baik untuk masyarakatnya agar merasa nyaman, dan tidak hanya nyaman ruang publik yang ada di Kota Palabuhanaratu miliki keunikan dan bernuansa berbeda dengan kota-kota lain, diantarannya seperti:

- Alun-Alun Kota Palabuhanratu

Ruang Publik seperti Alun-alun yang ada di Kota Palabuhanratu merupakan ruang publik yang sering dikunjungi oleh masyarakat setempat atau pengunjung luar daerah, karena Alun-alun Kota Palabuhanratu digunakan sebagai tempat berkumpul, upacara serta tempat yang sering digunakan untuk mengadakan event.

Gambar II.15. Alun-alun Kota Palabuhanratu Sumber: Dokumentasi Pribadi

(Diambil pada 24 Desember 2015)

- Ruang Publik di tiap-tiap kawasan objek wisata Pantai

Ruang publik dikawasan wisata sering digunakan sebagai tempat kumpul, bermain, latihan serta pengadaan event pariwisata. Tidak hanya itu ruang publik ditiap-tiap kawasan wisata ini juga dilengkapi dengan toilet umum, area parkir serta kursi untuk bersantai.


(34)

23 Gambar II.16. Fasilitas Publik di kawasan Pantai

Sumber: Dokumentasi Pribadi (Diambil pada : 24 Desember 2015)  Sarana Pendidikan

Banyak diantaranya Sarana Pendidikan di Kota Palabuhanratu, dibawah ini merupakan, penampilan wajah pendidikan untuk mendukung citra Kota.

Gambar II.17. Penampilan gerbang sekolah Sumber: Dokumentasi Ilham fadilah

(Diambil pada 24 Desember 20015  Sarana Kota Lainnya

Sarana kota lainnya seperti keberadaan tempat sampah, lampu jalan serta sistem tanda, Pos Gatur pun disediakan untuk kenyamanan masyarakat dan pengunjung.


(35)

24 Gambar II.18. Tampilan Tong Sampah

Sumber: Dokumentasi Ilham Fadilah (Diambil pada 24 Desember 2015)

Gambar II.19. Pos Gatur Lalu Lintas Sumber: Dokumentasi Ilhamfadilah

(Diambil pada 24 Desember 2015)  Akomodasi

Kota Palabuhanratu memiliki akomodasi yang mendukung masyarakat dan kotanya untuk bergerak berkembang menjadi sebuah kota yang unggul, ini dibuktikan dengan akomodasi yang tersedia sudah mendukung. Tidak hanya itu, pelayanan, sistem dan fasilitas yang diberikannya pun sangat baik. Berikut adalah akomodasi yang ada di Kota Palabuhanratu.


(36)

25 - Akomodasi Perhubungan

Pada akomodasi perhubungan, di Kota Palabuhanratu tersedia satu terminal yang cukup besar yang berfungsi untuk memudahkan pengunjung datang. Letaknya tidak jauh dari Alun-alun kota.

Gambar II.20. Terminal Kota Sumber: Dokumentasi Pribadi (Diambil pada 24 Desember 2015)

- Akomodasi Keamanan

Kota Palabuhanratu memiliki akomodasi keamanan yang sangat baik untuk memberikan keamanan pada masyarakatnya, selain itu peran keamanan sangat menentukan citra kota tersebut. Akomodasi keamanan yang tersedia di Kota Palabuhanratu yaitu kantor Polisi Daerah, kantor Polisi Sektor, serta Pamong Praja.

Gambar II.21. Tampilan Akomodasi Keamanan Kota Palabuhanratu Sumber: Dokumentasi Pribadi


(37)

26 - Akomodasi Hotel dan Penginapan

Kota Palabuhanratu merupakan daerah dengan pusat arus wisata yang banyak, selain itu nuansa pantai selatannya sangat terasa sehingga membuat masyarakat yang datang ingin merasakan nuansa tersebut. Banyak sekali hotel dan penginapan yang ada di Kota Palabuhanratu dengan level bintang 3 atau hanya bungalow. Deretan hotel dan penginapan berada tidak jauh dari perkotaan dan Pegunungan. Dibawah ini adalah contoh tampilan hotel dan peninapan di Kota Palabuhanratu:

Gambar II.22. Tampilan Akomodasi Hotel dan Penginapan Sumber: Dokumentasi Pribadi

(Diambil pada 24 Desember 2015)  Event dan Kebudayaan Kota Palabuhanratu

Kota Palabuhanratu merupakan sebuah kota dengan latar belakang yang unik dan menarik jika dilihat dari kacamata sejarah, Karena Kota Palabuhanratu dibentuk dengan peradaban yang unik, maka dari itu Kota Palabuharatu memiliki sebuah event dan kebudayaan yang menarik untuk masyarakat ketahui yaitu Hari Nelayan Kota Palabuhanratu, merupakan sebuah tradisi budaya dalam rangka mengucapkan


(38)

27 rasa syukur masyarakat terhadap yang diberikan, yaitu berupa hasil sumber daya yang berasal dari laut dan Pantai. Masyarakat Kota Palabuhanratu berbondong-bondong untuk pawai dan meletakan hasil tangkapan ditengah laut.

Gambar.II.23. Hari Nelayan Kota Palabuhanratu Sumber: Disparbudpora jabar, 2007

(Diakses pada 24 Desember 2015) II.3 Analisa

Berdasarkan dilihat dari masalah dan objek penelitian, maka hasil analisanya sebagai berikut:

- Kota Palabuhanratu itu sebenarnya kota yang memiliki banyak potensi yang sangat besar dibidang pariwisata untuk dikembangkan. Namun, masyarakat luar umumnya tidak mengetahui bahwa begitu banyak potensi yang ada di Kota Palabuhanratu, disebabkan karena informasi yang kurang mengenai potensi-potensi tersebut. Dan untuk masyarakat dalam daerah khususnya, masyarakat tidak mengenali potensi yang ada di Kota Palabuhanratu, padahal jika masyarakat mengenali dan menggali potensi tersebut, Kota Palabuhanratu akan semakin berkembang seperti kota-kota lain yang indeks pertumbuhan kotanya tinggi.


(39)

28 - Kota Palabuhanaratu merupakan daerah kota yang memiliki keunikan, keanekaragaman dan potensi yang besar terutama dibidang Pariwisata untuk dijunjung tinggi pencitraannya, sehingga kota Palabuhanratu menjadi sebuah kota yang dikenali masyarakat sebagai kota yang beridentitas, mempunyai ciri khas dari potensi-potensi yang dimilikinya. Namun, masyarakat dalam daerah mempunyai asumsi yang buruk terhadap kota Palabuhanratu yaitu menganggap kota Palabuhanratu tidak memiliki apa-apa selain suasana pantai yang panas dan gersang, daerah perkotaan yang sesak dan bau akibat limbah dari laut, pemandangan tumpukan sampah disepanjang pantai Kota Palabuhanratu dan sebagainya yang menjadikan identitas kota Palabuhanratu tidak muncul ke permukaan masyarakat dalam daerah ataupun masyarakat luar daerah sehingga potensi yang ada yang seharusnya menarik para pengunjung untuk datang hanya terkubur dan tidak termaksimalkan dengan baik.

Gambar II.24. Pemandangan kapal-kapal para nelayan yang tak terpakai Sumber: Dokumentasi Pribadi


(40)

29 Gambar II.25. Pemandangan sampah di daerah objek wisata pantai

Sumber: Dokumentasi Pribadi (Diambil pada 24 Desember 2015)

Gambar II.26. Pemandangan sampah di daerah perkotaan Palabuhanratu Sumber: Dokumentasi Pribadi

(Diambil pada 24 Desember 2015)

II.4 Keadaan Khalayak Saat Ini

Dari fenomena yang terjadi, keadaan khalayak yang ada di dalam daerah saat ini yaitu:

 Acuh dan cuek terhadap situasi yang terjadi di Kota Palabuhanratu, misalnya tidak ada gerakan untuk memungut sampah yang berserakan disepanjang pantai atau kawasan wisata di Kota Palabuhanratu


(41)

30  Masyarakat memilih untuk bertempat tinggal di Kota yang lebih layak yang menurut mereka jauh lebih baik daripada bertempat tinggal di Kota Palabuhanratu yang tidak ada apa-apanya padahal mereka tidak mengetahui potensi yang ada.

 Kepedulian masyarakat mengenai lingkungan Kota Palabuhanratu, misalnya kepedulian terhadap ruang publik yang seharusnya dijaga tetapi malah dirusak atau bahkan menjadi hak milik pribadi.

 Masyarakat tetap berasumsi bahwa citra Kota Palabuhanratu biasa saja, tidak ada yang bisa dibanggakan, masyarakat hanya membanggakan kota-kota lain yang mungkin sudah berkembang.

II.5 Resume Yang Mengarah Pada Solusi

Dari hasil uraian masalah dan penjelasan mengenai Kota Palabuhanratu, Kota Palabuhanratu merupakan Kota yang memiliki Potensi yang sangat besar untuk dikembangkan agar menjadi kota yang unggul, kota yang maju dan sejajar dengan kota-kota lainnya yang sudah berkembang sehingga bisa membuat citra kota Palabuhanratu semakin naik dan mampu menarik perhatian masyarakat luar untuk datang melihat potensi yang ada di Kota Palabuhanratu, namun segala potensi yang ada masih belum muncul kepermukaan akibat asumsi yang buruk serta kurangnya penggalian dari masyarakat terhadap kota Palabuhanratu sehingga menjadikan citra kota Palabuhanratu semakin susah untuk naik ke permukaan dan diketahui oleh masyarakat luas. Maka dari itu diperlukan sebuah perancangan yang mengarah untuk meningkatkan citra Kota Palabuhanratu sebagai kota yang mempunyai Potensi besar yang memiliki identitas, ciri khas unik yang nantinya bisa merubah pandangan masyarakat dari yang asalnya “hanya” menjadi “tidak hanya”, selain itu merubah pandangan citra kota Palabuhanratu yang masyarakat asumsikan tidak ada apa-apanya menjadi sebuah kota yang bercitra yang menggambarkan semua potensi yang ada di kota Palabuhanratu, sehingga baik potensi yang dimiliki dan citra dari Kota Palabuhanratu menjadi muncul kepermukaan dan dikenali oleh masyarakat luas.


(42)

31 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN

III.1 Strategi Perancangan

Menurut Rangkuti mengatakan bahwa strategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan Perancangan menurut John Burch dan Gary Grudnitski adalah penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah dari satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Jadi strategi perancangan adalah suatu langkah-langkah yang harus diatur mulai dari penggambaran, perencanaan dari beberapa elemen yang terpisah menjadi sebuah kesatuan untuk mencapai suatu tujuan. Maka dari itu, perancangan City Branding Kota Palabuhanratu yang tujuannya meningkatkan pencitraan dari potensi wisata dan karena beberapa faktor masalah seperti asumsi buruk masyarakat terhadap Kota Palabuhanratu yang dianggap tidak memiliki potensi dibutuhkan strategi perancangan sebagai berikut:

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Dari masalah yang ada yaitu asumsi buruk masyarakat terutama masyarakat daerah terhadap kota Palabuhanratu yang beranggapan bahwa kota Palabuhanratu tidak memiliki potensi untuk di kembangkan selain pemandangan kota yang kumuh dan panas, padahal disamping itu kota Palabuhanratu memiliki potensi yang besar dan memiliki keunikan yang menarik, oleh karena itu perlu menetapkan tujuan komunikasi agar strategi perancangan bisa berjalan sesuai dan mencapai target, tujuan komunikasinya adalah meningkatkan citra kota Palabuhanratu sebagai kota yang memiliki banyak potensi terutama pada aspek Pariwisata, serta merubah pandangan buruk masyarakat terhadap Kota Palabuhanratu beserta aspek Pariwisatanya yang dianggap tidak memiliki potensi untuk bisa berkembang sehingga potensi yang dimiliki kurang diolah dan pencitraan kota Palabuhanratu yang unik dan menarik tidak muncul kepermukaan.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi (Pendekatan visual dan verbal)

Selain strategi perancangan menetapkan tujuan, selanjutnya diperlukan sebuah pendekatan komunikasi yaitu menggunakan gaya pendekatan yang bersifat


(43)

32 langsung direct yaitu secara langsung, tegas, lugas dan fungsional. Maksudnya adalah, mengingat perkembangan kota yang semakin hari semakin berkembang atau pencitraan kota harus dibangun secara bertahap langsung sehingga perancangan nantinya bisa langsung difungsikan dan diharapkan bisa cepat menarik target, apalagi letak strategis kota Palabuhanratu sebagai kota wisata yang banyak diminati oleh para wisatawan, pastinya para wisatawan atau target mengharapkan sesuatu yang baru dari wajah kota Palabuhanratu.

 Pendekatan Visual

Pada pendekatan visual perancangan City Branding Kota Palabuhanratu yaitu dari tarikan garis konsep perancangan logo yang dinamis yang diambil dari objek wisata pantai yaitu ombak karena Kota Palabuhanratu dikenal oleh masyarakat sebagai kota pariwisata pantai dengan ombak yang bagus. Selain itu pendekatan visual yang selanjutnya adalah menghadirkan ciri khas tokoh yang melegenda yaitu “Nyi Roro

Kidul” yang merupakan tokoh legenda setengah nusantara akan tetapi sebenarnya tokoh tersebut merupakan tokoh sejarah yang membangun Kota Palabuhanratu dan legenda ini sudah melekat kuat dibenak masyarakat dan masyarakat sudah mengenal bahwa kota Palabuhanratu identik dengan tokoh legenda Nyi Roro Kidul. Tujuannya agar target bisa langsung mengenali identitas dari kota dan ciri khas Kota Palabuhanratu dengan framing sebagai kota pariwisata secara keseluruhan baik pegunungan, budaya, peninggalan sejarah, kuliner, olah raga termasuk pantai yang merupakan bagian wisata yang paling menonjol dikota Palabuhanratu dengan nuansa legenda didalamnya. Selain elemen visual pendekatan visual warna juga berpengaruh untuk citra kota, maka dari itu pendekatan warna yang digunakan adalah dengan cara penggunaan warna-warna kontras dan sesuai dengan nilai-nilai yang nada di kota Palabuhanratu.

 Pendekatan Verbal

Pada pendekatan verbal perancangan City Branding Kota Palabuhanratu yaitu menggunakan bahasa yang sederhana, langsung dan dinamis sesuai target audience, sehingga pesan yang ingin disampaikan dari perancangan tersebut bisa tercapai dengan baik.


(44)

33 III.1.3 Materi Pesan

Selain tujuan dan pendekatan, perancangan City Branding kota Palabuhanratu haruslah menanamkan materi pesan yang akan disampaikan supaya nantinya perancangan mempunyai jalur, tetap konsisten terhadap pesan dan tidak bercabang. Materi pesan yang akan disampaikan yaitu pencitraan terhadap Kota Palabuhanratu yang memiliki keunikan dan mempunyai potensi yang besar khususnya dibidang Pariwisata serta merubah pandangan buruk masyarakat terhadap kota Palabuhanratu yang nantinya bisa menarik wisatawan untuk datang ke kota Palabuhanratu selain itu, kota Palabuhanratu juga mempunyai cerita legenda yang kental dimata masyarakat dan ini merupakan sesuatu yang unik yang dimiliki oleh kota Palabuhanratu. Jadi materi pesan yang disampaikan yaitu menggabungkan antara pencitraan Kota Palabuhanratu sebagai kota Pariwisata dengan kota Palabuhanratu yang memiliki cerita legenda yang unik dan terkenal dimasyarakat yang selama masyarakat tidak mengetahui asal muasalnya.

III.1.4 Gaya Bahasa

Strategi perancangan selanjutnya yaitu menetapkan gaya bahasa yang sesuai dengan target supaya nantinya materi pesan dengan gaya bahasa yang jelas dan sesuai bisa menarik perhatian target dan mudah masuk kedalam pikiran dan benak target.

Gaya bahasa yang dipakai adalah gaya bahasa dengan majas Pengulangan, yaitu gaya bahasa yang menyatakan atau bengungkapkan kata yang berulang-ulang. Maksudnya adalah kota Palabuhanratu merupakan kota yang dikenal sebagai kota yang memiliki sejarah yang unik termasuk dari cara penamaan kota tersebut, kota berlabuhnya Ratu, lahirnya Ratu anak dari Prabu Siliwangi V dan terkenalnya tokoh Nyi Roro Kidul sebagai penguasa pantai selatan, semua keunikan tersebut

digambarkan dengan kata “Legenda”. Legenda menurut William R.Bascom adalah cerita yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mitos, yaitu di anggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Pengertian lainnya adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah, menurut KBBI 2005.


(45)

34 Jadi gaya bahasa yang dipakai menjelaskan tetang filosofi dari nama kota

Palabuhanratu yang berasal dari kata “Panglabuhan Ratu” yang menunjukan tempat

berlabuhnya Ratu kemudian ditujukan kepada target bahwa tempat berlabuhnya Ratu adalah tempat berlabuhmu (masyarakat/target) juga atau keindahan dari kota Palabuhanratu baik dari wisata, budaya dan keunikan yang merupakan tempat berlabuhnya Ratu adalah tempat wisata yang siapa saja bisa mengunjungi atau datang ke kota Palabuhanratu.

Gaya bahasa atau tageline perancangan City Branding Kota Palabuhanratu: Panglabuhan Ratu, Panglabuhan untukmu

Tagline diatas menjelaskan tempat pariwisata yang merupakan tempat asal berlabuhnya Ratu Mayang Sagara yang merupakan tokoh legenda dan sering dijuluki Nyi Roro Kidul yang terkenal dengan kecantikan dan keindahannya merupakan tempat yang disuguhkan untuk berwisata bagi siapa saja yang berkunjung dan ingin merasakan nuansa mistis dan legenda Kota Palabuhanratu. III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan

Selain strategi perancangan yang bersifat internal, yang bersifat eksternal pun seperti menentukan target, memahami karakter target dan pandangan target sangat diperlukan untuk mencapai tujuan dan menjawab masalah yang ada, selain itu menentukan khalayak sasaran berpengaruh pada perancangan, gaya bahasa dan gaya visual.

Perancangan City Branding Kota Palabuhanratu ini menargetkan sasaran sebagai berikut:

 Demografis

- Kewarganegaraan, Indonesia khususnya dan Luar negeri umumnya, perancangan City Branding disasarkan khususnya kepada seluruh masyarakat yang berkewarganegaraan Indonesia, selebihnya berharap menjangkau ke kewarganegaraan diluar indonesia.

- Suku dan Budaya, yaitu semua budaya yang ada di Indonesia dengan bahasa utama yaitu bahasa Indonesia.


(46)

35 - Umur, perancangan City Branding disasarkan kepada umur yaitu umur 20 tahun sampai dengan 23 tahun karena pada rentan usia 20 sampai 23 tahun ini merupakan umur yang produktif untuk berwisata, selain itu range 3 tahun karena agar memudahkan dalam menerapkan gaya visual dari identitas.

- Gender, laki – laki dan perempuan.

- Pendidikan, untuk aspek pendidikan tidak disegmentasikan karena supaya Kota Palabuhanratu bisa dikunjungi oleh siapa saja dan pendidikan apa saja. - Status Pernikahan, Kawin dan Belum kawin.

- Agama, semua agama.

- Pekerjaan, Karyawan, Pelajar.

- Status Ekonomi, dalam status ekonomi disasarkan kepada target semua kalangan, karena wisata merupakan kebutuhan semua orang baik dari status ekonomi bawah, menengah dan atas. Selain itu, agar semua orang dengan status ekonomi seperti apapun bisa berwisata dan berkunjung ke Kota Palabuhanratu.

 Geografis

Pada aspek Geografis bukan menjadi permasalahan yang serius untuk target, jika dilihat dari latar belakang target dengan latar belakang yang sudah diuraikan pada point A bisa datang ke Kota Palabuhanratu, namun sebenarnya ada perbedaan dari faktor suhu, kelembaban udara dan lain-lain akan tetapi target bisa menyesuaikan. Dilihat dari keunikan objek pariwisata yang ada di Kota Palabuhanratu tentunya semua orang bisa datang dan menikmatinya baik masyarakat domestik ataupun dalam negeri.

 Psikografis

Pada aspek Psikografis target yang disasar (berdasarkan umur dan uraian point A) yaitu:

- Target sasaran yang memiliki karakter psikografis yang dinamis. - Yang selalu ingin bergerak.


(47)

36 - Tingkat Stress yang tinggi sehingga membutuhkan sesuatu hal yang bisa

me-refresh pikiran target contohnya liburan dengan berwisata kepantai, pegunungan, budaya, peninggalan sejarah, kuliner, olah raga dan religi serta didukung dengan pencitraan kota tujuan yang baik.

III.1.5.A Consumer Insight

Pada consumer insight yaitu pandangan target atau konsumen, berpandangan bahwa berwisata itu penting, dengan berwisata segala pikiran yang tegang akan menjadi rileks. Tidak hanya itu, pandangan konsumen terhadap tempat wisata yang akan mereka kunjungi sangat berpengaruh. Misalnya seperti pandangan konsumen terhadap kawasan wisata terkenal akan bisa menaikan derajatnya, pandangan konsumen ketika berwisata ke tempat edukasi dan sejarah akan dianggap sebagai konsumen yang tidak hanya menikmati keindahan atau rileks tetapi disamping itu ada pelajaran yang diperoleh. Pandangan konsumen terhadap kota Palabuhanratu adalah, sebuah tempat yang bisa membuat rileks, memanjakan mata lewat keindahan alam serta pandangan-pandangan yang berbau mitos atau legenda. III.1.5.B Consumer Journey

Mengetahui perjalanan konsumer merupakan strategi perancangan yang penting yang harus diterapkan supaya perancangan bisa sampai kepada pikiran dan benak konsumen melalui apa yang dilihatnya (point of view).

Berikut adalah perjalanan konsumer atau khalayak sasaran dengan segmentasi umur 20 sampai 23 tahun:

Tidur – Bangun tidur – Handphone – Jendela / Pintu – Kamar mandi – Kamar tidur – Ganti pakaian – Handphone – Parkiran – Jalan raya – Warung Kopi/ breakfast corner – Handphone – Parkiran - Kantor / Kampus – Ruang kelas – Laptop / PC – Tempat makan – Nongkrong – Nonton – Jalan Raya – Rumah – Laptop / PC – TV – Handphone – Tidur.

III.1.5.C Indikator Konsumen / Target

Indikator konsumen merupakan kadar atau ukuran dari target terhadap objek antara lain:


(48)

37  Masyarakat ingin berlibur dan memilih destinasi liburannya sendiri yang

menurut mereka bagus baik pantai, pegunungan budaya dan lain sebagainya.  Kota dengan ciri khas Pantai adalah tempat yang mengasyikan untuk berlibur

dan menghilangkan stress, apalagi destinasi pantai yang banyak pengunjungnya.  Destinasi wisata seperti pantai, masyarakat menginginkan destinasi wisata yang bersih aman dan nyaman termasuk keadaan lingkungan dan keberadaan objek wisata lain seperti adanya objek wisata pegunungan, wisata sejarah, kuliner dan lain sebagainya dengan fasilitas ruang publik yang mempuni.

 Selain destinasi wisata dikota dengan mayoritas pantai adalah sebagai utamanya, masyarakat juga menginginkan citra kota yang baik untuk mereka simpan sebagai pengalaman kehidupan pribadinya.

III.1.6 Strategi Kreatif

Strategi perancangan yang bersifat hasil pemikiran dan orisinalitas sangat diperlukan untuk merubah dan menggiring perancangan kepada khalayak hingga sampai kepada pikiran dan benak khalayak. Berikut adalah strategi kreatif perancangan City Branding Kota Palabuhanratu:

- Penamaan Kreatif.

Pada strategi penamaan kreatif, nama perancangan identitas diambil dari budaya masyarakat kota Palabuhanratu yang sebagian besar masyarakatnya khususnya usia 21-23 tahun memanggil nama kota Palabuhanratu dengan sebutan “Plara” karena sudah menjadi kebiasaan dan kenyamanan dalam pengucapan masyarakat khususnya masyarakat dengan range umur 20 sampai 23 tahun di Kota Palabuhanratu . Kata “Plara” yaitu akronim dari kata Palabuhanratu yang mana

ejaan kata tersebut diambil dari kata awal “P”, “La” yang menekankan pengucapan

Plabuhan / Palabuhan dan “Ra” kata awal dari “Ratu”. Ini merupakan suatu strategi

kreatif dalam bentuk penamaan yang unik yang harus diangkat. Selain mudah untuk

di ucapkan, kata “Plara” juga gampang untuk diingat karena cara pelafalan serta


(49)

38

- Copywriting

Pada strategi kreatif copywriting, konsep yang diambil berdasarkan filosofi nama kota Palabuhanratu yang berarti Panglabuhan Ratu yaitu termpat berlabuh Ratu dan dikaitkan dengan tempat yang ada di kota Palabuhanratu (khusunya wisata) sebagai destinasi wisata yang sering dikunjungi dan diartikan bahwa tempat berlabuhnya Ratu adalah tempat untuk siapa saja yang akan berkunjung dan menikmati segala keindahan yang ada di Kota Palabuhanratu. Contoh konsep copywriting:

“Panglabuhan Ratu, Panglabuhan untukmu” (konsep keseluruhan). Merupakan konsep copywriting yang digunakan untuk menjelaskan materi pesan dari konsep perancangan city branding.

 Visualisasi

Pada strategi kreatif visualisasi, tema visualisasi yang diambil yaitu pada elemen logo ombak yang menggambarkan ciri khas Kota Palabuhanratu yang merupakan sebagian besar potensinya ada pada pantai dan laut. Visualisasi ini disederhanakan yang kemudian dijadikan elemen pada logo dan dijadikan sebagai motif dasar dari visual pada perancangan City Branding Kota Palabuhanratu.

Gambar III.1 Elemen Visual dari Ombak yang disederhanakan Sumber: Karya Pribadi

(Dibuat pada 12 Mei 2016)

Elemen visual ini selain merupakan elemen bagain dari logo, elemen visual ini juga merupakan kerangka yang nantinya dipakai untuk menguatkan dan memperbagus


(50)

39 tampilan dari desain pada media-media seperti pada media luar ruang, cetak, souvenir, City furniture dan lain sebagainya.

Selain elemen visual dari ciri khas kawasan wisata yaitu ombak, Elemen visual lain seperti dari tokoh legenda untuk menguatkan citra dan pesan yang akan disampaikan dibenak target sangat diperlukan supaya identitas mudah dikenali oleh target.

Gambar III.2 Studi Visual tokoh legenda

Sumber: www.google.image/sosokdibalikNyirorokidul.jpg (Diakses pada 08 Mei 2016)

Legenda yang disederhanakan menjadi siluet. Elemen visual ini hanya dipakai pada identitas Logoram saja tujuannya untuk menguatkan kesan bahwa Kota Palabuhanratu merupakan kota yang mempunyai legenda yang unik.

Gambar III.2. Studi Visual dari lukisan yang disederhanakan Sumber: Karya Pribadi


(51)

40 III.1.7 Strategi Media

Pada strategi media, saluran media-media yang dipilih mengacu berdasarkan costumer journey atau point of contact dari target. Tujuannya, agar media bisa berfungsi dengan baik dan nantinya bisa mempermudah proses pencitraan dari Kota Palabuhanratu. Berikut adalah strategi media pada perancangan City Branding Kota Palabuhanratu:

 Media luar ruang

Saluran media luar ruang ini bertujuan menjangkau target di area luar (outdoor). Media luar ruang ini seperti vertikal billboard, horizontal billboard, creative billboard (ambient media), horizontal spanduk, vertikal spanduk, neon box dan umbul-umbul.

 Media cetak / Print Ad

Saluran media cetak ini bertujuan untuk menjangkau target secara langsung tanpa terpaku pada luar ruang ataupun dalam ruang dan mudah dibawa yang fungsinya menginformasikan dan menguatkan citra. Contohnya seperti poster dan brosur panduan wisata.

 Media digital

Pada zaman digital, media yang berada dalam digital sangat diperlukan tujuannya agar informasi atau pesan yang akan disampaikan tetap masuk dalam benak konsumen termasuk informasi mengenai identitas kota Palabuhanratu. Media digital ini seperti Audio visual, website dan lain sebagainya.

 Media pendukung / product reminder / gimmick / souvenir

Pada saluran media-media pendukung ini adalah media yang erat dengan masyarakat karena fungsinya bisa digunakan oleh target pada kebutuhan kehidupan sehari-harinya. Strategi media pendukung inilah yang bisa mempercepat proses pembentukan citra dari identitas kota Palabuhanratu. Contoh medianya seperti T-shirt, totebag, ballpoint, jaket, pin, gantungan kunci, stiker dan lain-lain sebagainya.


(52)

41  Media City Furniture

Pada media city furniture ini berfungsi untuk merubah tema keseluruhan Kota Palabuhanratu dengan tujuan memperkuat citra dan ciri khas yang dimiliki oleh Kota Palabuhanratu. Contoh medianya seperti tempat sampah kota, kursi taman / kota, trotoar, pos gatur, peletakan huruf pada area-area wisata dan tempat ramai dan lain sebagainya.

III.1.8 Strategi Distribusi dan waktu penyebaran media

Strategi distribusi dan waktu penyebaran media dilakukan seiring proses perancangan city branding berjalan yaitu melakukan penerangan konsep dan penyuluhan kepada masyarakat dan Bupati kota sampai proses persetujuan. Selanjutnya membangun dan membenahi sarana dan prasarana elemen-elemen kota dengan tema city branding Palabuhanratu dengan tujuan adanya bukti kekuatan dan keindahan yang digambarkan contohnya seperti mengganti dan merubah objek-objek lama dengan yang baru berdasarkan tema. Ketika proses perancangan pembenahan kota telah selesai, barulah proses pembuatan media-media pendukung dan meletakan logo identitas keberbagai saluran media.

III.2 Konsep Visual III.2.1 Format Desain

Dalam Perancangan City Branding Kota Palabuhanratu, format desain yaitu sebuah brand atau identitas kota (City Branding) dengan tujuan mengangkat citra kota Palabuhanratu sebagai kota yang memiliki potensi dibidang pariwisata dan potensi budaya yaitu keunikan cerita legenda Nyi roro kidul yang kental dimasyarakat. Konsep identitas Kota Palabuhanratu lebih menonjol kepada potensi Pariwisata seperti kawasan wisata pantai, karena Kota Palabuhanratu terkenal dengan deretan kawasan wisata pantainya seperti ombak, pasir, karang dan lainnya. Selain itu, letak strategis Kota Palabuhanratu dekat dengan Samudera Hindia yang mana daerah ini dikenal dengan ombaknya yang bagus dan kuat.

Selain menonjolkan potensi wisata pantai dan ombaknya yang kuat, konsep perancangan identitas Kota Palabuhanratu ini menonjolkan cerita legenda atau mitos yang kuat dimata masyarakat yaitu Nyi roro kidul, dimana tokoh ini


(53)

42 merupakan tokoh yang sangat popular dan berdampak bagi kota Palabuhanratu. Perancangan City Branding ini adalah perancangan identitas kota yang mengarah pada kota Palabuhanratu sebagai kota Pariwisata, yaitu menggabungkan antara Pariwisata (pantai/ombak) dengan tokoh legenda yang tidak lepas dan masih berkaitan dengan laut dan pantai yaitu Nyi roro kidul.

III.2.2 Tata Letak / Layout

Tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/ pesan yang dibawanya. Pada prinsip-prinsip dasar layout menurut Surianto Rustan dalam bukunya Layout dasar dan penerapannya tahun 2008, terbagi menjadi 5 prinsip antara lain urutan, penekanan, keseimbangan, kesatuan, dan konsistensi.

Pada perancangan identitas City Branding Kota Palabuhanratu konteks atau pesan yang akan dibawa dari logo tersebut yaitu menyampaikan potensi kota Palabuhanratu di bidang Pariwisata yang dipadukan dengan keunikan dan ciri khas cerita legenda yang dimiliki kota Palabuhanratu. Setelah konteks dan konsep sudah dibuat, berikut adalah uraian layout perancangan identitas Kota Palabuhanratu berdasarkan prinsip-prinsip:

 Urutan

Pada urutan membaca perancangan identitas kota Palabuhanratu, arah baca tulisan baik dari logotype ataupun tagline nya yaitu dari arah kiri ke kanan dengan kata-kata yang simpel dan kompleks yang bisa memudahkan target atau orang lain ketika membaca logo atau identitas tersebut.

 Penekanan

Perancangan logo identitas Ccty branding kota Palabuhanratu penekanannya dimulai dari elemen visual yang tempatkan diatas yaitu berupa logogram yang memvisualkan ciri khas tokoh legenda dan potensi wisata pantai dengan elemen visual ombak sebagai ciri khasnya, kemudian ditekan dan dikuatkan dengan kehadiran tipografi dibawah logogram yang menjelaskan nama tempat yaitu dengan arah baca dari arah kiri ke kanan, kemudian penekanan selanjutnya kepada tagline dari logo yang berada dikanan bawah yang menjelaskan secara detail maksud dan tujuan serta pesan yang akan disampaikan dari logo melalui tagline. Pada


(54)

43 penekanan ini logo terbaca menjadi berkesinambungan maksudnya mula-mula menjelaskan ciri khas yang divisualkan melalui siluet, kemudian dijelaskan dengan nama tempat dan kemudian maksud dan pesan yang akan disampaikan memalui tagline.

 Keseimbangan

Pada prinsip keseimbangan, perancangan identitas logogram diletakan ditengah-tengah logotype (Plara) dengan maksud agar visual terlihat seimbang dan tidak berat sebelah, tujuannya yaitu menciptakan ruang kosong sisi kiri dan kanan pada logogram agar tidak terlihat padat baik sebelah kiri, kanan atau kedua sisinya. Selanjutnya tagline logo diletakan dibawah kanan dari logotype. Maksudnya, agar menciptakan irama yang lain yang bisa menyeimbangkan dari tampilan keseluruhan, apabila tagline diletakan ditengah, maka kesan dari layout akan terlihat monotone karena sama-sama berada ditengah-tengah baik logogram ataupun tagline.

 Kesatuan

Bentuk visual dari logogram yaitu tokoh legenda kota Palabuhanratu dan dibawah

tokoh merupakan elemen visual “ombak” dengan tarikan dinamis dari arah kiri ke

kanan kemudian membentuk lengkungan, dari logoram sudah tergambarkan suatu kesatuan bentuk yang mengarah ke pesan dari logo yaitu menjelaskan legenda di kota pariwisata. Kemudian selain logogram ada pula tipografi dibawahnya dengan jenis font identik dengan pantai atau karakter huruf yang mencerminkan potensi pariwisata yaitu pantai dengan nama kota. Selanjutnya dengan tagline yang berada dibawahnya, menguatkan isi dari pesan yang disampaikan dari dua komponen diatasnya. Ketiga komponen tersebut antara Logogram, Logotype dan tagline memiliki satu kesatuan yang menjelaskan pesan yang akan disampaikan mengenai kota Palabuhanratu.

 Konsistensi

Pada logo city branding Kota Palabuhanratu, terlihat konsistensinya dari gaya yang dinamis serta tarikan garis yang didominasi oleh tarikan garis yang melengkung dan setengah memutar. Ketiga komponen dari logo, semuanya diterapkan gaya dan tarikan garis yang sama, hal ini agar logo terlihat menonjolkan ciri khas dan citra yang dimiliki Kota Palabuhanratu.


(55)

44 III.2.3 Huruf / Tipografi

Perancangan identitas City Branding Kota Palabuhanratu adalah logo identitas yang mencerminkan potensi wisata dan keunikan legendanya. Maka dari itu pemilihan jenis huruf harus disesuaikan dengan pesan yang akan disampaikan agar bisa mendukung elemen visual lainnya menjadi satu kesatuan dan pesan yang disampaikan terlihat jelas.

Jenis huruf yang digunakan untuk penrancangan identitas Logo City Branding Kota Palabuhanratu menggunakan jenis huruf baru yang dibuat berdasarkan memanfaatkan bentuk dan keunikan dari apa yang ada di Kota Palabuhanratu khususnya betuk keindahan kawasan wisata pantainya.

Huruf yang dihasilkan berdasarkan studi tipografi dan mengambil bentuk dari potensi wisata pantai yang ada di Kota Palabuhanratu yang sebagian besar pantainya memiliki keunikan dari bentuk dan strategisnya yaitu setiap bibir pantai tidak selalu berhadapan dengan pasir melainkan adanya bukit yang menghadap dan berhadapan dengan garis pantai salah satunya adalah pantai Karang sari. Jenis huruf ini diambil dari keunikan tersebut dan diberi nama “Plara Font” yang berarti huruf ciri khas Kota Palabuhanratu. Dari dibuatnya jenis huruf tersebut menciptakan suatu bentuk yang baru yang bisa merepresentasikan dan menguatkan kesan dan pesan dari logo city branding Kota Palabuhanratu.

III.2.4 Warna

Sebuah konsep desain tentu sangat penting dengan kehadiran warna didalamnya agar konsep desain serta pesan yang disampaikan terlihat lebih dinamis, bervariasi, musah dimengerti serta menarik perhatian target termasuk konsep perancangan logo city branding Kota Palabuhanratu.

Skema warna untuk perancangan logo city branding Kota Palabuhanratu yaitu skema warna yang menggunakan konsep out of the box yang diambil dari studi penelitian, digabungkan dengan skema warna dari logo Kabupaten Sukabumi kemudian ditambahkan dan menjadi variasi warna lain berdasarkan filosofi yang dimiliki oleh kota Palabuhanratu. Skema warna yang diterapkan pada Logo berdasarkan nilai-nilai yang ada di Kota Palabuhanratu serta nilai filosofi yang terkandung didalamnya. Tujuannya yaitu menguatkan pesan yang akan


(56)

45 disampaikan kepada target dengan cara menonjolkan warna-warna yang merepresentasikan keunikan dari potensi dan legenda yang dimiliki Kota Palabuhanratu dengan demikian citra Kota Palabuhanratu masih tetap dalam konteks citra kota kota yang menonjolkan potensi pariwisata dan keunikan cerita legenda yang ada di Kota Palabuhanratu.

Berikut ini merupakan filosofi dari skema warna yang akan diterapkan pada Perancangan identitas city branding Kota Palabuhanratu:

- Biru : Mengartikan kerajaan, cerah, dunia, laut, langit.

- Hijau : Mengartikan alam, bumi, sejuk dan merupakan warna ciri khas dari tokoh legenda Kota Palabuhanratu.

- Pink : Mengartikan keindahan, dinamis dan keseimbangan. - Kuning : Mengartikan semangat, langit yang damai, ketenangan

III.2.5 Ilustrasi

Pada Perancangan logo city branding Kota Palabuhanratu terdapat sebuah ilustrasi yang menggambarkan tokoh legenda yang terkenal dikalangan masyarakat. Gaya Ilustrasi pada Perancangan logo city branding Kota Palabuhanratu menggunakan gaya Abstrack Silouette, gaya Ilustrasi ini digunakan untuk menapilkan kesan misterius selain itu gaya gambar pada perancangan logo cukup dengan Abstrack Silouette agar mudah dipahami dan diketahui tanpa harus menjelas secara gamblang gambar figure nya.

III.2.6 Filosofi Logo

Identitas Kota Palabuhanratu dibuat dengan mempertimbangkan filosofi dan nilai-nilai yang ada di Kota Palabuhanratu, filosofi ini berdasarkan riset lapangan dan hasil studi.

 Tokoh Legenda Nyi Mayang Sagara atau Nyi Ratu Kidul, merupakan anak dari Putri kerajaan Prabu Siliwangi V dan merupakan orang yang pertama kali membangun tempat dan pertama kali tempat tersubut diberi julukan Palabuhanratu.


(57)

46  Digambarkan setengah badan karena pengambilan gambar ini mengartikan penguasa atau Ratu lebih terlihat detail dengan pose tubuh yang memperlihatkan keanggunannya sebagai Putri.

 Posisi tokoh legenda berada diatas ombak karena kedudukan sebagai penguasa Pantai Selatan atau ciri khas kedudukan daerahnya adalah laut dan pesisir pantai.  Elemen visual ombak menggambarkan potensi wisata yang paling menonjol

adalah pantai/Samudera dan digambarkan dengan ombak, pengambilan elemen visual ombak merupakan pengambilan bahwa ombak di Kota Palabuhanratu sangatlah bagus.

 Penggunaan warna kuning - pink serta pink gelap menjelaskan daerah yang cerah dan semangat (kuning), daerah yang memiliki keindahan (Pink).

 Posisi Logogram berada di atas Logotype merupakan kedudukan tokoh legenda dengan tempat berlabuhnya adalah yang paling utama, setelah itu barulah lama serta tagline tempat. Tokoh legenda-ciri khas tempat-nama-tagline. Menurut teori Gestalt dalam ilmu desain penempatan di tengah-tengah logotype agar terlihat seimbang.


(58)

47 BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

Pada proses perancangan city branding Kota Palabuhanratu setelah menjalani beberapa studi dimulai dari studi lapangan, studi visual, studi tipografi, merancang layout dan kemudian ditetapnya subuah konsep desain logo identitas Kota Palabuhanratu yang mengusung pesan pariwisata dan legenda tentulah hasil akhirnya yaitu diterapkan ke berbagai saluran media dengan fungsi dan tujuannya masing-masing tetapi dengan suatu konsep yang sama yaitu membangun citra Kota Palabuhanratu yang awal mula dianggap sebagai kota yang tidak memiliki apa-apa menjadi kota yang unik dan bisa menonjolkan potensi dibidang pariwisata serta keunikan dari cerita legenda dan akhirnya citra tersebut naik kepermukaan. Berikut adalah jenis saluran media city branding Kota Palabuhanratu:

IV.1 Proses Perancangan Logo

1. Proses Sketsa

Proses sketsa dilakukan karena semua bentuk desain harus berdasarkan Riset dan dari pemikiran ide kreatif, setelah itu dituangkan kedalam bentuk visual atau tulisan. Selain itu proses sketsa memudahkan mencapai bentuk desain dengan gaya yang kita inginkan.

Gambar IV.1 Sketsa Ombak Sumber: Karya pribadi (Dibuat pada 12 Juni 2016)


(59)

48 Gambar IV.2 Sketsa Ilustrasi tokoh

Sumber: Karya pribadi (Dibuat pada 12 Juni2016)

Gambar IV.3 Sketsa Tipografi Sumber: Karya pribadi (Dibuat pada 12 Juni 2016)

2. Proses Digital

Proses digital dilakukan supaya desain atau karya bisa menjangkau saluran media apapun baik cetak, digital, dan lain sebagainya. Selain itu proses digital merupakan proses edit atau merubah bentuk sesuai kebutuhan.


(60)

49 Gambar IV.4 Program Grafis Adobe Ilustrator

Sumber: Karya pribadi (Dibuat pada 12 Juni2016)

Dalam melakukan proses digital penulis biasanya menggunakan software grafis yaitu adobe Ilustrator, aplikasi ini merupakan aplikasi yang biasanya dipakai dengan vector basic.

3. Tampilan logo sesudah melakukan proses digital

Gambar IV.5 Tampilan Logo City Branding Kota Palabuhanratu Sumber: Karya pribadi


(61)

50 IV.2 Saluran Media dan Proses Produksinya

Setelah melakukan proses sketsa dan digital, kemudia menetapkan saluran media perancagan sesuai perjalanan target dan point of view nya.

Pada media utama yaitu berupa Manual Book, didalamnya berisi panduan penggunaan Logo serta gambaran dari proses awal sampai terciptanya logo city

branding Kota Palabuhanratu. Manual Book merupakan buku panduan yang

bersifat konseptual, didalamnya dijelaskan nilai-nilai dari logo serta hal yang diperbolehkan dan hal yang tidak diperbolehkan ketika logo akan di aplikasikan keberbagai media- media pendukung tujuannya agar logo berada dalam jalur yang kaitannya dengan pesan yang disampaikan.

1. Manual Book

Pada cover manual book dicetak menggunakan ukuran A3 + serta dijilid dengan teknik hardcover dengan metode block lem. Selain untuk kerapihan, cover manual book ini merupakan cerminan dari konten dan isi yang akan disampaikan pada setiap halaman perhalaman.

Gambar IV.6 Tampilan Cover Manual Book Sumber: karya pribadi


(62)

51 Gambar IV.7 Tampilan halaman daftar isi Manual Book

Sumber: karya pribadi (Dibuat pada 14 Juni 2016)

Diproduksi dengan proses cetak yaitu dengan ukuran A3 dan jenis kertas Akasia. Penjilidan menggunakan cover block lem

2. Media Pendukung

Selain media utama, media pendukung dalam perancangan City Branding Kota Palabuhanratu merupakan proses yang kongkret dan nyata. Karena segala proses yang tertuang dalam Manual Book diterapkan dan direalisasikan melalui media media pendukung agar tujuan meningkatkan citra Kota Palabuhanratu bisa berjalan dengan adanya media pendukung ini. Berikut adalah saluran media pendukung untuk membangun citra Kota Palabuhanratu sebagai kota yang memiliki potensi dibidang Pariwisata dan keunikan dari cerita legenda:

Billboard vertikal dan horizontal

Media yang berukuran besar ditempatkan di luar ruangan seperti di persimpangan jalan raya, lalu lalang pejalan kaki dan destinasi tempat yang ramai. Tujuannya agar citra Kota Palabuhanratu terlihat sangat menonjol dan menarik perhatian masyarakat termasuk target audience. Teknis produksi dengan cara di cetak dengan ukuran lebih dari 10 meter dan di tempelkan disebuah papan dengan ukuran yang sama serta melewati beberapa perizinan dari pihak pemerintah.


(63)

52 Gambar.IV.8. Tampilan miniatur Billboard city branding Kota Palabuhanratu

Sumber: Karya Pribadi (Dibuat pada 25 Juli 2016)

Pada billboard terbagi menjadi dua penyampaian. Yang pertama menjelaskan konsep keseluruhan dari pesona wisata dan legenda Kota Palabuhanratu yang ditempatkan di pusat kota dan pintu masuk, yang kedua billboard berdasarkan tema dan ditempatkan disetiap destinasi wisata yang ada di Kota Palabuhanratu.

 Umbul-Umbul

Saluran media umbul-umbul yang terbuat dari besi atau kayu sebagai batang pengait serta bahan kain (Bendera) dengan pengaturan konsep city branding Kota Palabuhanratu. Umbul-umbul ini berisikan ucapan selamat datang dan tagline yang menjelaskan keunikan Kota Palabuhanratu.

Gambar.IV.9. Tampilan miniatur Umbul-umbul city branding Kota Palabuhanratu

Sumber: Karya Pribadi (Dibuat pada 25 Juli 2016)


(64)

53

Vertikal Banner

Vertikal banner sama halnya dengan umbul-umbul cara menyampaikan pesannya, akan tetapi vertikal banner ini digunakan untuk kepentingan yang berhubungan dengan proses city branding, seperti penyampaian pesan, event dan lain sebagainya. Ditempatkan di tempat orang yang sering berlalu lalang.

Gambar IV.10 Vertikal Banner Sumber: Karya Pribadi

(Dibuat 20 Juli 2016)

Print Ad

Yaitu berupa teknik cetak dengan ukuran kecil dan medium, biasanya Print Ad ini berbentuk flyer dan poster. Print Ad ini fungsinya sama seperti Horizontal banner yang membedakan dari penempatan dan ukurannya. Print Ad ini di tempatkan di madding, papan pengumuman, disebar kepada masyarakat dan pengunjung agar nantinya citra Kota Palabuhanratu semakin kuat dengan adanya kontak langsung dengan target. Selain itu, aturan penempatan logo pada Print Ad harus mengikuti aturan yang ada dalam buku panduan logo yang sudah disediakan, dilarang keras merubah posisi logo dan elemen lain kecuali konten dan foto, asalkan konten dan foto berisikan mengenai city branding Kota Palabuhanratu.


(1)

52 Gambar.IV.8. Tampilan miniatur Billboard city branding Kota Palabuhanratu

Sumber: Karya Pribadi (Dibuat pada 25 Juli 2016)

Pada billboard terbagi menjadi dua penyampaian. Yang pertama menjelaskan konsep keseluruhan dari pesona wisata dan legenda Kota Palabuhanratu yang ditempatkan di pusat kota dan pintu masuk, yang kedua billboard berdasarkan tema dan ditempatkan disetiap destinasi wisata yang ada di Kota Palabuhanratu.

 Umbul-Umbul

Saluran media umbul-umbul yang terbuat dari besi atau kayu sebagai batang pengait serta bahan kain (Bendera) dengan pengaturan konsep city branding Kota Palabuhanratu. Umbul-umbul ini berisikan ucapan selamat datang dan tagline yang menjelaskan keunikan Kota Palabuhanratu.

Gambar.IV.9. Tampilan miniatur Umbul-umbul city branding Kota Palabuhanratu

Sumber: Karya Pribadi (Dibuat pada 25 Juli 2016)


(2)

53  Vertikal Banner

Vertikal banner sama halnya dengan umbul-umbul cara menyampaikan pesannya, akan tetapi vertikal banner ini digunakan untuk kepentingan yang berhubungan dengan proses city branding, seperti penyampaian pesan, event dan lain sebagainya. Ditempatkan di tempat orang yang sering berlalu lalang.

Gambar IV.10 Vertikal Banner Sumber: Karya Pribadi

(Dibuat 20 Juli 2016)  Print Ad

Yaitu berupa teknik cetak dengan ukuran kecil dan medium, biasanya Print Ad ini berbentuk flyer dan poster. Print Ad ini fungsinya sama seperti Horizontal banner yang membedakan dari penempatan dan ukurannya. Print Ad ini di tempatkan di madding, papan pengumuman, disebar kepada masyarakat dan pengunjung agar nantinya citra Kota Palabuhanratu semakin kuat dengan adanya kontak langsung dengan target. Selain itu, aturan penempatan logo pada Print Ad harus mengikuti aturan yang ada dalam buku panduan logo yang sudah disediakan, dilarang keras merubah posisi logo dan elemen lain kecuali konten dan foto, asalkan konten dan foto berisikan mengenai city branding Kota Palabuhanratu.


(3)

54 Gambar IV.11. Print Ad

Sumber: Karya Pribadi (Dibuat pada 20 Juli 2016)

TV Screen dan Website

Saluran media dalam bentuk digital yang melingkupi promosi dan informasi melalui digital / audio visual yang bertujuan agar masyarakat luas mengetahui Kota Palabuhanratu merupakan kota dengan wajah baru yang unik dan menarik. TV Screen berupa pengaturan penempatan Logo sedangkan website berisi tentang informasi, gallery, event dan share untuk target yang datang atau tidak datang (perencanaan).

Gambar.IV.12 TV screen & Website Sumber: Karya Pribadi


(4)

55  Brosur Panduan Kota

Brosur panduan kota ini digunakan sebagai media operasional yang

didistribusikan dari Dinas Pariwisata kepada pengunjung yang datang ke kota Palabuhanratu. Brosur yang berukuran A5 terdiri dari 10 halaman dengan proses cetak ini berisikan konten-konten informasi seperti larangan dan tips, tentang kota, peta destinasi wisata, peta terminal, peta tempat penting dan peta keberadaan hotel dan bungalow yang memudahkan pengunjung untuk mencari informasi sesuai kebutuhannya.

Gambar IV.13. Brosur panduan kota Sumber: Karya Pribadi (Dibuat pada 30 Juli 2016)

City Furniture

Saluran media ini merupakan media baru yang bertujuan untuk mengangkat citra kota dengan memanfaatkan objek yang sudah ada lalu di modifikasi ulang serta berfungsi untuk keindahan kota sebagai kota berindentitas dan digunakan untuk kepentingan sehari-hari masyarakat termasuk target. City Furniture ini biasanya di tempatkan disudut-sudut kota dan juga setiap destinasi wisata dengan tema yang berbeda-beda.


(5)

56 Gambar IV.14. City Furniture Kota Palabuhanratu

Sumber: Karya Pribadi (Dibuat pada 20 Juli 2016)

 Peletakan Logo pada tempat

Tujuannya agar perwujudan dari identitas terlihat jelas oleh masyarakat sebagai kota dengan yang unik. Selain itu peletakan logo pada tempat sering dipakai untuk

keunggulan dan destinasi tempat “selfy” dikalangan target untuk pengalaman

hidupnya atau untuk kebahagiaan semata.

Gambar IV.15. Peletakan Logo Pada setiap tempat di Kota Palabuhanratu Sumber: Karya Pribadi


(6)

57  Souvenir

Merupakan saluran media berupa barang dengan fungsi untuk dipakai dikehidupan sehari-hari target. Selain itu media saluran ini adalah media yang sering digemari oleh target karena dari segi bentuk sangatlah bagus dan ringan, pengunjung bisa membeli atau dihadiahkan sebagai event yang fungsinya menginformasikan secara langsung dan melekat dibenak target sehingga pencitraan Kota Palabuhanratu akan berkembang cepat melalui media ini. Untuk souvenir mengunakan teknik separasi, cetak dan sablon dengan warna CMYK serta didistribusikan ditoko penjual souvenir di Kota Palabuhanratu.

Gambar IV.16. Souvenir Kota Palabuhanratu hasil dari Identitas Sumber: Karya Pribadi