Usulan Pengurangan Durasi Proyek Menggunakan Metode Penggabungan Aktivitas Dan Metode Laddering (Studi Kasus Di Pt. Rico Putra Selatan).
i Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Kegiatan proyek merupakan kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan kontraktor PT. Rico Putra Selatan yang beralamat di Jl. Mayjen Sutoyo No. 80 Tanah Patah Kota Bengkulu, objek penelitian yang diambil adalah
pelebaran jalan akses pelabuhan (Pagar Dewa – Pulau Baai). Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan, penulis menemukan bahwa metode penjadwalan proyek yang dilakukan oleh perusahaan belum baik. Oleh karena itu, penulis ingin memberikan usulan perbaikan metode penjadwalan proyek agar menjadi lebih baik.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari cara terbaik untuk mengatasi masalah kendala dengan tujuan mengetahui urutan aktivitas yang optimal, merencanakan proyek agar dapat diselesaikan tepat waktu, membandingkan hasil metode yang diusulkan dengan yang diterapkan oleh perusahan. Langkah penyelesaian sebagai berikut menghitung durasi aktivitas awal, menganalisis aktivitas yang dapat digabung, menganalisis aktivitas yang dapat di laddering, melakukan penggabungan aktivitas dan laddering aktivitas, pembuatan precedence usulan, membuat peta jaringan usulan, perhitungan persentase proyek selesai tepat pada waktunya, melakukan perhitungan biaya proyek usulan, membandingkan perhitungan biaya awal dengan biaya usulan. Kemudian dilakukan analisis mengenai precedence usulan, Critical Path Method usulan,
Project Evaluation and Review Technique, dan analisis biaya proyek awal dan
biaya proyek usulan. Dari hasil perhitungan menggunakan metode penggabungan aktivitas dan metode laddering menghasilkan durasi waktu penyelesaian proyek yang lebih cepat dan menghasilkan biaya pengerjaan proyek yang lebih murah, durasi pengerjaan proyek awal adalah 28 minggu, sedangkan dengan menggunakan metode penggabungan aktivitas dan metode laddering didapatkan durasi pengerjaan proyek selama 24 minggu dengan probabilitas proyek selesai tepat pada waktunya yaitu 99,9% dengan biaya pengerjaan proyek Rp.9.390.080.895,52,- lebih murah dibandingkan dengan biaya proyek awal sebesar Rp.10.549.937.000.
Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik hasil kesimpulan bahwa metode yang diterapkan oleh perusahaan memiliki banyak kekurangan dalam menagani masalah penjadwalan proyek. Sedangkan dengan menggunakan metode yang diusulkan oleh penulis didapatkan hasil waktu penyelesaian proyek
lebih cepat dan dapat menunjukan kegiatan – kegiatan mana saja yang merupakan
kegiatan kritis, biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan menjadi lebih murah, dapat memprediksi persentase kemungkinan proyek selesai tepat pada waktunya, serta perusahaan dapat mempertimbangkan metode yang diusulkan oleh penulis sebagai metode untuk menyelesaikan proyek selanjutnya.
(2)
iv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
ABSTRAK...…...i
KATA PENGANTAR...…...ii
DAFTAR ISI...…...iv
DAFTAR TABEL...…...vi
DAFTAR GAMBAR...xii BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ……..……….………...1-1
1.2 Identifikasi Masalah ………..……….……...……..1-2
1.3 Pembatasan Masalah dan asumsi ………...………...…...1-2
1.4 Perumusan Masalah …………...……….…...………...1-3
1.5 Tujuan Penelitian …………..……….……...1-3
1.6 Sistematika Penulisan …….……….……….…………..1-3
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Definis Proyek...…....2-1 2.1.1 Sasaran Proyek dan Tiga Kendala (Triple Constaraint)...2-1 2.1.2 Kegiatan Proyek Versus Kegiatan Operasional...2-3 2.2 Kompleksitas dan Macam Proyek...2-4 2.2.1 Kompleksitas Proyek...2-4 2.2.2 Macam Proyek...2-4 2.2.2 Timbulnya Suatu Proyek...2-6 2.3 Siklus Hidup Proyek...2-6 2.4 Work Breakdown Structure (WBS)...2-9 2.5 Sejarah Perkembangan Jaringan Kerja...2-9 2.6 Mengembangkan Jaringan Proyek...2-11 2.7 Teknik dan Metode Perencanaan...2-11 2.8 Jenis – jenis Jaringan Kerja...2-12 2.9 Menggambar Jaringan Kerja...2-14 2.9.1 Dummy...2-14 2.10 Deterministik dan Probabilistik...2-15
(3)
v Universitas Kristen Maranatha 2.11 Metode, Teknik Perencanaan Waktu dan Menyusun Jadwal...2-16
2.11.1 Metode Jalur Kritis (CPM)...2-16 2.11.2 Teknik Evaluasi dan Review Proyek (PERT)...2-21 2.12 Perbandingan PERT versus CPM...2-32 2.13 Konsep Nilai Hasil...2-33 2.13.1 Biaya Pekerjaan Berdasarkan Anggaran...2-33 2.13.2 Pekerjaan Yang Masih Berlangsung...2-34
2.13.3 Indikator – indikator ACWP, BCWP, dan BCWS...2-36
2.14 Metode Laddering...2-40 2.15 Metode Penggabungan Aktivitas...2-40
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Penelitian Pendahuluan...…….………...…...3-1
3.2 Identifikasi Masalah...……...3-1
3.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi...………...…..3-2
3.4 Perumusan Masalah...………...…3-6
3.5 Tujuan Penelitian...………...…...3-6
3.6 Studi Pustaka...………...…...….3-6
3.7 Penentuan Metode Pemecahan Masalah...………...3-7
3.8 Pengumpulan Data...3-7 3.9 Pengolahan Data...……...3-7 3.10 Analisis Data...3-11 3.11 Kesimpulan dan Saran...3-11 BAB 4 PENGUMPULAN DATA
4.1 Data Umum Perusahaan...4-1 4.1.1 Sejarah Perusahaan...4-1 4.1.2 Struktur Organisasi...4-1 4.2 Data Proyek...4-2 4.3 Harga Jual Proyek...4-5 4.4 Peta Lokasi Proyek dan Spesifikasi Proyek...4-8 4.5 Masalah Yang Terjadi Saat Pelaksanaan Proyek...4-9
(4)
vi Universitas Kristen Maranatha
BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
5.1 Pengolahan Data...5-1 5.1.1 Work Breakdown Stucture...5-1 5.2 Pembuatan Jaringan Kerja...5-2 5.2.1 Jaringan Kerja dan Perhitungan Waktu Kerja CPM...5-2 5.2.2 Analisis Analisis Penggabungan Pekerjaan pada Precedence
Usulan...5-5 5.2.2.1Gabungan 1 ( Gabungan Lapis Aggregat Kelas A Untuk
Pekerjaan Minor dan Lapis Pondasi Aggregat Kelas A..5-5
5.2.2.2Gabungan 2 (Gabungan Galian Biasa dan Galian Selokan
Drainase Serta Saluran Air)...5-10
5.2.2.3Gabungan 3 ( Gabungan Pemasangan Batu Dengan Mortar
dan Pasangan Batu)...5-13
5.2.2.4Gabungan 4 (Gabungan Galian Perkerasan Beraspal Tanpa
Cold Miling Machine dan Galian Pengkerasan Berbutir).5-16
5.2.2.5Gabungan 5 (Gabungan Timbunan Biasa Dari Sumber Galian
dan Timbunan Pilihan)...5-20
5.2.2.6Gabungan 6 (Gabungan Campuran Aspal Panas Untuk
Pekerjaan Minor dan Laston Lapis Antara (AC –
BC)(Gradasi Halus / Kasar)...5-25 5.3 Analisis Precedence Usulan...5-28 5.4 Pembuatan Jaringan Kerja (CPM) Untuk Precedence Final....5-33 5.4.1 Jaringan Kerja dan Perhitungan Waktu Kerja PERT...5-39
5.5Analisis Perhitungan Biaya Pekerjaan Gabungan...5-43
5.5.1 Pengelompokan Biaya...5-43 5.5.2 Perhitungan biaya fix dan biaya variabel dari aktivitas gabungan...5-49 5.5.3 Perhitungan Biaya gabungan akhir...5-54 5.6 Perhitungan Biaya Proyek...5-59 5.7 Analisis Perbandingan Hasil Metode Usulan dengan Hasil Metode
(5)
v Universitas Kristen Maranatha BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ….……...6-1 6.2 Saran ...6-6 DAFTAR PUSTAKA...x
(6)
vii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
2.1 Perbandingan Kegiatan Proyek 2-3
2.2 Hasil Perhitungan Maju Untuk Mendapat EF 2-19
2.3 Hasil Perhitungan Maju Untuk Mendapat LF 2-20
2.4 Hasil Perhitungan TE, TL, dan Slack 2-28
2.5 Kegitan A dan B Dengan te Sama Besar 2-29
2.6 Perbandingan PERT versus CPM 2-33
2.7 Contoh Perhitungan Nilai Hasil 2-36
2.8 Data Varians Biaya dan Jadwal 2-38
2.9 Analisis Varians Terpadu 2-39
4.1 Jadwal Penyelesaian Proyek Awal 4-4
4.2 Jadwal Penyelesaian Proyek Awal (lanjutan) 4-5
4.3 Anggaran Biaya Proyek 4-7
4.4 Upah Tenaga Kerja 4-8
4.5 Data Peralatan 4-6
5.1 Pengkajian Lingkup Proyek Menjadi Komponen Kegiatan 5-1
5.2 Tabel Urutan Pembuatan Jaringan Kerja Proyek Awal 5-2
5.3 Tabel Durasi, Hubungan Start to Start dan Finish to Start 5-2
5.4 Precedence Usulan 5-29
5.5 Validasi dengan wawancara tentang precedence usulan 5-30
5.6 Perbandingan tabel aktivitas precedence awal dengan tabel aktivitas
precedence usulan 5-31
5.7 Tabel usulan precedence Final 5-33
5.8 Jadwal penyelesaian proyek awal dilakukan oleh perusahaan 5-37
5.9 Jadwal penyelesaiaan proyek Usulan 5-38
5.10 Estimasi Waktu Pengerjaan Proyek 5-39
5.11 Hasil perhitungan ES,EF,LS,LF, dan Slack jaringan kerja proyek 5-40
(7)
viii Universitas Kristen Maranatha 5.13 Pengelompokan Aktivitas Lapis Aggregat Kelas A Untuk Pekerjaan Minor
dan Lapis Pondasi Aggregat Kelas A 5-44
5.14 Pengelompokan Aktivitas Campuran Aspal Panas Untuk Pekerjaan Minor
dan Laston Lapis Antara (AC – BC) (Gradasi Halus/Kasar) 5-45
5.15 Pengelompokan Galian Untuk Selokan Drainase Serta Saluran Air dan
Galian Biasa 5-46
5.16 Pengelompokan Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling Machine
dan Galian Perkerasan Berbutir 5-47
5.17 Pengelompokan Timbunan Biasa Dari Sumber Galian dan Timbunan
Pilihan 5-48
5.18 Pengelompokan Pemasangan Batu Dengan Menggunakan Mortar dan
Pasangan Batu 5-49
5.19 Pengelompokan Aktivitas Lapis Aggregat Kelas A Untuk Pekerjaan Minor
dan Lapis Pondasi Aggregat Kelas A 5-50
5.20 Pengelompokan Aktivitas Campuran Aspal Panas Untuk Pekerjaan Minor
dan Laston Lapis Antara (AC – BC) (Gradasi Halus/Kasar) 5-51
5.21 Pengelompokan Galian Untuk Selokan Drainase Serta Saluran Air dan
Galian Biasa 5-52
5.22 Pengelompokan Galian Perkerasan Beraspal Tanpa Cold Milling Machine
dan Galian Perkerasan Berbutir 5-52
5.23 Pengelompokan Timbunan Biasa Dari Sumber Galian dan Timbunan
Pilihan 5-53
5.24 Pengelompokan Pemasangan Batu Dengan Menggunakan Mortar dan
Pasangan Batu 5-54
5.25 Perhitungan biaya gabungan akhir 5-57
5.26 Proyek Total Hasil Gabungan 5-58
5.27 Perhitungan Biaya Proyek dengan Konsep Nilai Hasil serta indikator
perkembangan proyek yang dihasilkan. 5-60
5.28 Perbandingan Hasil Metode Terapan Perusahaan dan Metode Usulan 5-62
6.1 Precedence Usulan Hasil Penggabungan Aktivitas 6-2
(8)
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Sasaran Proyek atau Tiga Kendala ( Triple Constraint) 2-2
2.2 Siklus Hidup Proyek 2-8
2.3 Tanda atau simbol dalam jaringan kerja 2-12
2.4 Hubungan ketergantungan dengan memakai dummy 2-15
2.5 Contoh proyek dengan enam komponen kegiatan 2-17
2.6 Penggabungan Kegiatan 2-19
2.7 Pemecahan Kegiatan 2-21
2.8 Kurva Distribusi Frekuensi 2-25
2.9 Jaringan kerja dengan angka – angka a, b, dan m 2-27
2.10 Jaringan kerja dengan te 2-27
2.11 Jaringan Kerja dengan te dan v pada masing – masing kegiatan 2-30
2.12 Jaringan Kerja dengan V(TE) pada masing – masing kegiatan 2-31
2.13 Menilai Biaya Gambar 2-33
2.14 Kemajuan Pekerjaan yang Berlainan 2-35
2.15 Contoh Metode Ladderin 2-40
3.1 Flowchart Metodologi Penelitian 3-3
3.2 Flowchart Metodologi Penelitian (lanjutan) 3-4 3.3 Flowchart Metodologi Penelitian (lanjutan) 3-5 3.4 Flowchart Pengolahan Data dan Analisis 3-8 3.5 Flowchart Pengolahan Data dan Analisis (lanjutan) 3-8
4.1 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Rico Putra Selatan 4-1
4.2 Struktur Organisasi Proyek di lapangan 4-2
4.3 Sketsa / Lokasi Proyek 4-8
5.1 Jaringan Kerja Proyek Dengan Metode CPM 5-4
5.2 Tahapan dan Cara Pelaksanaan Lapis Pondasi Aggerat kelas A 5-7
(9)
x Universitas Kristen Maranatha
5.4 Tahapan dan Cara Pelaksanaan Lapis Pondasi Aggerat Kelas A Untuk
Pekerjaan Minor 5-9
5.5 Aktivitas Lapis Pondasi Aggregat Kelas A Untuk Pekerjaan Minor 5-9
5.6 Barchart gabungan 1 5-10
5.7 Tahapan dan Cara Pelaksanaan Galian Selokan Drainase dan Saluran Air
5-11
5.8 Gambar aktivitas Galian Selokan Drainase dan Saluran Air 5-12
5.9 Tahapan dan Cara Pelaksanaan Galian Biasa 5-12
5.10 Aktivitas Galian Biasa 5-13
5.11 Barchart Gabungan 2 5-13
5.12 Tahapan dan Cara Pelaksanaan Pemasangan Batu Dengan Mortar 5-14
5.13 Aktivitas Pasangan Batu Dengan Mortar 5-15
5.14 Tahapan dan Cara Pelaksanaan Pasangan Batu 5-15
5.15 Aktivitas Pasangan Batu 5-16
5.16 Barcchart Gabungan 3 5-16
5.17 Tahapan dan Cara Pelaksanaan Galian Perkerasan beraspal Tanpa Cold
Milling Machine 5-18
5.18 Aktivitas Galian Perkerasan beraspal Tanpa Cold Milling Machine 5-18
5.19 Tahapan dan Cara Pelaksanaan Aktivitas Galian Perkerasan
Berbutir 5-19
5.20 aktivitas Galian Perkerasan Berbutir 5-19
5.21 Barcchart Gabungan 4 5-20
5.22 Tahapan dan Cara Pelaksanaan Timbunan Biasa 5-21
5.23 Aktivitas Timbunan Biasa Untuk Median Jalan 5-22
5.24 Aktivitas Timbunan Biasa Untuk daerah Jurang 5-22
5.25 Tahapan dan Cara Pelaksanaan Timbunan Pilihan 5-23
5.26 Aktivitas Timbunan Pilihan 5-24
5.27 Barcchart Gabungan 5 5-24
5.28 Tahapan dan Cara Pelaksanaan Campuran Aspal Panas Untuk Pekerjaan
Minor 5-26
(10)
xi Universitas Kristen Maranatha
5.30 Tahapan dan Cara Pelaksanaan Laston Lapis Antara (AC – BC)
(Gradasi Halus / Kasar) 5-27
5.31 Aktivitas Laston Lapis Antara (AC – BC)(Gradasi Halus / Kasar) 5-28
5.32 Barcchart Gabungan 6 5-28
5.33 Metode Leaddering Untuk Aktivitas 5 dan 6 5-34
5.34 Jaringan Kerja proyek Usulan Sebelum Laddering(CPM) 5-35
5.35 Jaringan Kerja proyek Usulan Setelah Laddering (CPM) 5-36
6.1 Jaringan Kerja Proyek Usulan (CPM) Untuk Metode Penggabungan
(11)
1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kegiatan proyek merupakan kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas.
Perusahaan yang diamati adalah PT. Rico Putra Selatan Beralamatkan Jl. Mayjen Sutoyo No. 80 Tanah Patah Kota Bengkulu, perusaaan ini berdiri pada tahun 1999 dan telah mengerjakan lebih dari 30 paket pekerjaan yang berlokasi antara lain di seluruh Provinsi Bengkulu. selain itu perusahaan ini dipercaya karena kualitas hasil pekerjaan yang baik dan penyelesaian pekerjaan yang tepat waktu. Objek penelitian yang
diambil adalah paket pelebaran jalan akses pelabuhan ( Pagar Dewa –
Pulau Baai). PT. Rico Putra Selatan sendiri merupakan jenis perusahaan konstruksi yang dikategorikan dalam grade 1, yaitu dapat menangani proyek dengan anggaran sampai dengan sepuluh milyar rupiah.
Proyek yang diteliti adalah pelebaran jalan akses pelabuhan (Pagar
Dewa – Pulau Baai) yang dimulai pada tanggal 26 Juni 2015, berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan dengan pemilik perusahaan, ditemukan kendala yang dialami oleh perusahaan yaitu perusahaan mengalami kesulitan dalam menangani masalah mundurnya waktu penyelesaian proyek yang dapat mengakibatkan biaya yang harus dikeluarkan menjadi meningkat. Oleh karena itu, penulis ingin memperbaiki metode yang digunakan oleh perusahaan tersebut agar dapat mempermudah perusahaan dalam menangani masalah mundurnya waktu penyelesaian proyek.
(12)
Bab 1 Pendahuluan 1-2
Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
1.2 Identifikasi Masalah
Penulis mengidentifikasi masalah yang terjadi di perushaan PT.
Rico Putra Selatan. Permasalahan yang terjadi adalah sebagai berikut:
Metode penjadwalan proyek yang diterapkan oleh perusahaan
kurang baik.
Sumberdaya yang dimiliki perusahaan tidak mencukupi (karena
sesuatu hal).
1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi
Pembatasan masalah yang dilakukan agar penelitian lebih spesifik dan tidak terlalu luas. Adapun pembatasan masalah yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Data biaya yang digunakan adalah data yang terdapat pada kontrak
kerja.
2. Tidak dilakukan penjadwalan pekerja (resource selalu tesedia)
Selain itu penulis juga menggunakan asumsi, yaitu :
1. Keadaan ekonomi stabil (harga bahan baku yang digunakan adalah
harga awal sesuai dengan pembelian/pengadaannya).
2. Keriteria yang baik adalah dilihat dari Memo Of Understanding
(kesepakatan bersama kedua pihak) yaitu prioritas utamanya dilihat dari segi waktu penyelesaian dan proritas selanjutnya dilihat dari segi biaya.
(13)
Bab 1 Pendahuluan 1-3
Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
1.4 Perumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah yang ada, agar hasil penelitian yang didapatkan mendekati kondisi baik. Adapun perumusan masalah yang hendak diteliti adalah :
1. Bagaimana metode perusahaan?
2. Bagaimana metode usulan?
3. Bagaimana kelebihan metode usulan dibandingkan dengan metode
Perusahaan?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada dapat ditentukan tujuan penelitian, yaitu :
1. Mengidentifikasi kekurangan dari metode yang diterapkan oleh
perusahaan saat ini.
2. Mengusulkan metode yang sebaiknya digunakan oleh perusahaan saat
ini.
3. Mengemukakan kelebihan yang dapat diperoleh oleh perusahaan
melalui metode yang diusulkan.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian adalah :
BAB 1 PENDAHULUAN
Penulis memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitan, serta sistematika penulisan.
BAB 2 STUDY PUSTAKA
Penulis memaparkan teori – teori yang digunakan sebagai dasar
(14)
Bab 1 Pendahuluan 1-4
Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Penulis menggambarkan langkah – langkah kerja untuk melakukan
penelitian perbaikan metode penjadwalan proyek dari awal hingga akhir, sehingga dapat teratur dan dimengerti dalam melakukan penyusunan.
BAB 4 PENGUMPULAN DATA
Penulis melakukan pengumpulan informasi dan data perusahaan yang diteliti yaitu berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan
data – data lainya yang menunjang penelitian ini.
BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
Penulis melakukan pengolahan data yang telah diperoleh dari pengumpulan data, kemudian dianalisis. Hasil yang dianalisis akan menjadi acuan dalam melakukan usulan terhadap perusahaan.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Penulis mendeskripsikan intisari dari permasalahan yang dibahas dalam keseluruhan perbaikan metode penjadwalan proyek dan
memberikan saran – saran yang berguna bagi pihak – pihak yang
(15)
6-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dan penglahan data maka dapat disimpulkan :
1. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa metode yang digunakan oleh
perusahaan adalah metode balok yang memiliki banyak kekurangan dalam menangani masalah penjadwalan proyek dimana metode ini tidak dapat secara langsung menunjukkan hubungan antar kegiatan, sehingga apabila suatu kegiatan mengalami penundaan maka akan sulit untuk mengetahui kegiatan berikutnya apakah akan terpengaruh, dan bagaimana dampaknya terhadap waktu penyelesaian proyek serta metode ini tidak dapat menunjukkan kegiatan apa saja yang merupakan kegiatan kritis.
2. Metode – metode yang diusulkan oleh penulis untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi oleh PT. Rico Putra Selatan adalah dengan menggunakan Metode penggabungan aktivitas, metode laddering, metode
Critical Path Methoad dan Project Evaluation and Review Technique.
Dari Hasil metode usulan yang dilakukan oleh penulis didapatkan hasil sebagai berikut:
Hasil precedence usulan dengan metode Penggabunagn aktivitas kerja yaitu
urutan aktivitas yang sesuai dengan (gambar 5.34), dengan uraian aktivitas sebagai berikut :
(16)
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2
_______________________________________________________________________ Universitas Kristen Maranatha
6.1 Tabel
Tabel Precedence Hasil Penggabungan Aktivitas Kerja
Hasil precedence usulan dengan Laddering yaitu urutan aktivitas yang
sesuai dengan (gambar 5.34), dengan uraian aktivitas sebagai berikut : 6.2 Tabel
Tabel Precedence Hasil Laddering
No Aktivitas Aktivitas Pendahulu Tabel Precedence Final Durasi 1 - Galian Biasa,Selokan drainase dan saluran air (M3) 6 2 - Pemasangan batu dengan mortar dan pasangan batu (M3) 6 3 - Galian perkerasan beraspal tanpa cold miling machine dan perkerasan berbutir (M3) 2
4 3 Penyiapan badan jalan (M2) 6
5 3 Timbunan biasa dari sumber galian,Timbunan pilihan (M3) 7 6 5 Lapis Pondasi Agregat Kelas A Untuk Pekerjaan Minor dan Lapis Pondasi Agregat Kelas A (M3) 6 7 1 Lapisan Resap Pengikat - Aspal Cair (Liter) 4 8 1 Laston Lapis Pondasi (AC - Base) (Ton) 4
9 1 Bahan Anti Pengelupasan (Kg) 9
10 7,8 Campuran Aspal Panas Untuk pekerjaan Minor dan Laston Lapis Antara ( AC - BC ) ( Gradasi Halus / Kasar) (M3) 3 11 7,8 Lapisan Perekat - Aspal Cair (Liter) 3 12 7,8 Laston Lapis Antara Perata ( AC - BC(L) ) ( Gradasi Halus / Kasar) (Ton) 3 13 6,10,11,12 Kerb Pracetak Jenis 2 ( Penghalang / Barrier ) (M1) 5 14 13 Laston Lapis Aus ( AC - WC ) ( Gradasi Halus / Kasar) (Ton) 2
15 14,17 Pohon (Buah) 1
16 14,17 Rambu Jalan Tunggal dengan Pemantul High Intensity Grade (Buah) 1 17 13 Lapis Pondasi Agregat Kelas S (M3) 2 18 14,17 Marka Jalan Termoplastik (M2) 1
No Aktivitas Aktivitas Pendahulu Tabel Precedence Final Durasi 1 - Galian Biasa,Selokan drainase dan saluran air (M3) 6 2 - Pemasangan batu dengan mortar dan pasangan batu (M3) 6 3 - Galian perkerasan beraspal tanpa cold miling machine dan perkerasan berbutir (M3) 2
4 3 Penyiapan badan jalan (M2) 6
5 3 Timbunan biasa dari sumber galian,Timbunan pilihan (M3) 3 5 5 Timbunan biasa dari sumber galian,Timbunan pilihan (M3) 2 5 5 Timbunan biasa dari sumber galian,Timbunan pilihan (M3) 2 6 5 Lapis Pondasi Agregat Kelas A Untuk Pekerjaan Minor dan Lapis Pondasi Agregat Kelas A (M3) 2 6 5,6 Lapis Pondasi Agregat Kelas A Untuk Pekerjaan Minor dan Lapis Pondasi Agregat Kelas A (M3) 2 6 5,6 Lapis Pondasi Agregat Kelas A Untuk Pekerjaan Minor dan Lapis Pondasi Agregat Kelas A (M3) 2 7 1 Lapisan Resap Pengikat - Aspal Cair (Liter) 4 8 1 Laston Lapis Pondasi (AC - Base) (Ton) 4
9 1 Bahan Anti Pengelupasan (Kg) 9
10 7,8 Campuran Aspal Panas Untuk pekerjaan Minor dan Laston Lapis Antara ( AC - BC ) ( Gradasi Halus / Kasar) (M3) 3 11 7,8 Lapisan Perekat - Aspal Cair (Liter) 3 12 7,8 Laston Lapis Antara Perata ( AC - BC(L) ) ( Gradasi Halus / Kasar) (Ton) 3 13 6,10,11,12 Kerb Pracetak Jenis 2 ( Penghalang / Barrier ) (M1) 5 14 13 Laston Lapis Aus ( AC - WC ) ( Gradasi Halus / Kasar) (Ton) 2
15 14,17 Pohon (Buah) 1
16 14,17 Rambu Jalan Tunggal dengan Pemantul High Intensity Grade (Buah) 1 17 13 Lapis Pondasi Agregat Kelas S (M3) 2 18 14,17 Marka Jalan Termoplastik (M2) 1
(17)
B
ab 6 K
esim pulan da n S ara n 6-3 ________________________________ ________________________________ _______ Un iv er sitas Kri sten M ar anat h a
5 4 11 13 13 18 6 24 3
3 3 5 6 5 9 9 6 11
1 1 1 1 1 1
4 2 6 7 3 10 10 2 12
1 9 5 11 11 6 13
1 1 1 1
10 2 12 12 2 14
0 Start 0 11 5 13 13 6 15
0 0 1 1 1 1
0 0 0 12 2 14 14 2 16
3 1 9 9 7 13 13 10 16 21 14 23 23 15 24
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 3 6 9 9 4 13 13 3 16 21 2 23 23 1 24
9 8 13 13 11 16 16 13 21 23 16 24 24 Finish 24
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 4 13 13 3 16 16 5 21 22 1 23 24 0 24
13 12 16 21 17 23 23 18 24
0 0 0 0 0 0
13 3 16 22 2 23 23 1 24
9 9 18 6 6 15 9 24 4 2 10 14 14
4 18 6 24
Gambar 5.34
(18)
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-4
_______________________________________________________________________ Universitas Kristen Maranatha
Dari hasil pembuatan precedence usulan dengan menggunakan metode
penggabungan aktivitas dan metode laddering didapatkan hasil peta jaringan usulan seperti pada (gambar 6.1) dimana waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek yaitu selama 24 minggu serta pada aktivitas
laddering aktivitas tersebut dapat mengalami kemunduran selama 1 minggu
dikarenakan tidak mengganggu waktu penyelesaian aktivitas selanjutnya.
Setelah dilakukan penyusunan peta jaringan kerja dengan menggunkan
metode Critical Path Methoad, penulis menghitung persentase
kemungkinan proyek selesai tepat pada waktunya dengan menggunkan metode Project Evaluation and Review Technique, maka dapat diperoleh total waktu kritisnya selama 24 minggu, dengan total varians V(TE) = 1.94 sehingga standar deviasi S = 1.393.
Dari penyelesaian waktu proyek 28 minggu, ditetapkan target penyelesaian pada hari T (d) = 28 minggu dan waktu penyelesaiaan yang diharapkan TE = 24 minggu , diperoleh nilai Z = 3,88 (lihat tabel distribusi normal kumulatif z pada lampiran) diperoleh angka probabilitas sebesar 0.99, yang berarti kemungkinan proyek selesai pada waktu yang diharapkan TE = 24 minggu adalah sebesar 99%.
Hasil penelitian dengan menggunakan metode yang diusulkan lebih baik
dibandingkan dengan hasil metode yang diterapkan oleh perusahaan, yaitu dapat dilihat pada (Tabel 5.26) perbandingan hasil metode terapan perusahaan dan metode usulan.
Hasil metode terapan perusahaan (bagan balok) membutuhkan
anggaran biaya Rp. 10.549.937.000 Dengan waktu penyelesaian proyek selama 28 minggu.
Hasil metode usulan dengan menggunkan metode penggabungan
aktivitas dan metode laddering membutuhkan anggaran biaya Rp. 9.260.495.968,76 Dengan waktu penyelesaian proyek 24 minggu.
(19)
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-5
_______________________________________________________________________ Universitas Kristen Maranatha
3. Perbandingan metode usulan dengan metode yang diterapkan oleh
perusahaan.
Dengan menggunakan metode penggabunagn aktivitas, dan metode
laddering, diperoleh keuntungan – keuntungan yang tidak diperoleh pada
penggunaan bagan balok, yaitu :
Dengan pembuatan jaringan kerja dapat memperkirakan kurun waktu
penyelesaian proyek , dapat mengetahui kegiatan – kegiatan bersifat kritis
dalam hubungannya dengan penyelesaian proyek, serta dapat melihat pengaruh jika terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu terhadap sasaran jadwal penyelesaian proyek secara menyeluruh. Jaringan kerja juga dapat menyusun urutan kegiatan proyek yang memiliki sejumlah besar komponen dengan hubungan ketergantungan yang kompleks, serta juga dapat meminimasi pemakaian sumber daya sedangkan dengan menggunkan metode balok tidak dapat melakukannya.
Dengan penyusunan aktivitas – aktivitas pekerjaan menggunakan
Penggabungan aktivitas dan laddeing menghasilkan susunan pekerjaan dengan biaya yang lebih kecil dibandingkan dengan metode balok yang digunakan oleh perusahaan.
Dengan menggunakan metode penggabungan aktivitas dan laddeing waktu
penyelesaian proyek menjadi lebih cepat selesai, serta dapat mengantisipasi terjadinya kendala yang terjadi sedangkan dengan menggunkan metode balok yang diterapkan oleh perusahaan sulit untuk mengantisipasi kendala yang terjadi.
Dengan menggunkan metode Project Evaluation and Review Technique
dapat melihat percentase kemungkinan proyek selesai tepat pada waktunya sedangkan dengan menggunkan metode balok yang diterapkan oleh perusahaan tidak dapat menentukan kemungkinan proyek selesai tepat pada waktunya.
(20)
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-6
_______________________________________________________________________ Universitas Kristen Maranatha
4. Dari hasil penggabungan aktivitas yang sudah dilakukan oleh penulis,
aktivitas – aktivitas yang sudah digabung untuk pekerjaan pelebaran jalan
menjadi acuan bagi perusahaan, apabila aktivitas – aktivitas tersebut
dilakukan kembali pada pekerjaan pelebaran jalan selanjutnya, sebaiknya
aktivitas – aktivitas yang sudah digabung diterapkan oleh perusahaan,
dikarenakan dapat membantu perusahaan untuk mengurangi durasi waktu penyelesaian aktivitas tersebut.
6.2
Saran
Dalam pengerjaan aktivitas proyek yang memiliki ukuran atau kompleksitas tinggi sebaiknya menggunakan metode Penggabungan aktivitas dan metode laddering, karena dengan menggunkan kedua metode ini kita dapat mempercepat durasi waktu proyek disbanding dengan metode lain dan biaya yang dikeluarkan juga akan jauh lebih murah disbanding dengan metode lainnya.
Sebaiknya melakukan pengamatan dengan sekala proyek yang lebih besar yaitu dengan proyek yang memiliki aktivitas lebih dari 30 aktivitas pekerjaan, serta kompleksnya tinggi juga memiliki permasalahan yang tidak dapat dipecahkan dengan metode lain, dengan demikian dapat membuktikan penerapan metode penggabungan aktivitas dan metode laddeing sangat berguna untuk memecahkan permasalahan yang terjadi dalam proyek yang bersekala besar ataupun kompelsitasnya tinggi.
Diharapkan agar perusahaan dapat menerapkan metode yang di usulkan oleh
(21)
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Asiyant; “Manajemen Produksi Untuk Jasa Konstruksi”, Cetakan kesatu, PT
Pradnya Parama, Jakarta, 2005.
2. Dipohusodo, Istimawan.; “Manajemen Proyek & Konstruksi”, Jilid 1, kasinius
(Anggota IKAPI), Yogyakarta, 1996.
3. Ervianto, Wulfram L.; “Manejemen Proyek Konstruksi”, Edisi revisi, CV andi
Offset, Yogyakarta, 2004. Companies, Inc, 2002.
4. Gray, Clifford F.; “Project Management : The Managerial Process 3nd
Edition.”, The McGraw-Hill Compenies, Inc., 2006.
5. Morder, J.J, Philips C.R., Davis E.W.; “Project Management with CPM,
PERT and Precedence Diagram”, Van Nostrand Reinhold Co., 1983.
6. Nicholas J.M.; “Project Manajement for Buisnes and Engginering”, Pearson
Education, Inc., 2004.
7. Soeharto, Iman.; “Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai
Operasional)”, Erlangga, Jakarta, 1995.
8. Sugiyono.; “Metode Penelitian Administrasi”, edisi ke – 14, Alfabeta,
Bandung, 2006.
9. Soeharto, Iman.; “Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai
(1)
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2
_______________________________________________________________________ Universitas Kristen Maranatha 6.1 Tabel
Tabel Precedence Hasil Penggabungan Aktivitas Kerja
Hasil precedence usulan dengan Laddering yaitu urutan aktivitas yang sesuai dengan (gambar 5.34), dengan uraian aktivitas sebagai berikut :
6.2 Tabel
Tabel Precedence Hasil Laddering
No Aktivitas Aktivitas Pendahulu Tabel Precedence Final Durasi
1 - Galian Biasa,Selokan drainase dan saluran air (M3) 6
2 - Pemasangan batu dengan mortar dan pasangan batu (M3) 6
3 - Galian perkerasan beraspal tanpa cold miling machine dan perkerasan berbutir (M3) 2
4 3 Penyiapan badan jalan (M2) 6
5 3 Timbunan biasa dari sumber galian,Timbunan pilihan (M3) 7
6 5 Lapis Pondasi Agregat Kelas A Untuk Pekerjaan Minor dan Lapis Pondasi Agregat Kelas A (M3) 6
7 1 Lapisan Resap Pengikat - Aspal Cair (Liter) 4
8 1 Laston Lapis Pondasi (AC - Base) (Ton) 4
9 1 Bahan Anti Pengelupasan (Kg) 9
10 7,8 Campuran Aspal Panas Untuk pekerjaan Minor dan Laston Lapis Antara ( AC - BC ) ( Gradasi Halus / Kasar) (M3) 3
11 7,8 Lapisan Perekat - Aspal Cair (Liter) 3
12 7,8 Laston Lapis Antara Perata ( AC - BC(L) ) ( Gradasi Halus / Kasar) (Ton) 3
13 6,10,11,12 Kerb Pracetak Jenis 2 ( Penghalang / Barrier ) (M1) 5
14 13 Laston Lapis Aus ( AC - WC ) ( Gradasi Halus / Kasar) (Ton) 2
15 14,17 Pohon (Buah) 1
16 14,17 Rambu Jalan Tunggal dengan Pemantul High Intensity Grade (Buah) 1
17 13 Lapis Pondasi Agregat Kelas S (M3) 2
18 14,17 Marka Jalan Termoplastik (M2) 1
No Aktivitas Aktivitas Pendahulu Tabel Precedence Final Durasi
1 - Galian Biasa,Selokan drainase dan saluran air (M3) 6
2 - Pemasangan batu dengan mortar dan pasangan batu (M3) 6
3 - Galian perkerasan beraspal tanpa cold miling machine dan perkerasan berbutir (M3) 2
4 3 Penyiapan badan jalan (M2) 6
5 3 Timbunan biasa dari sumber galian,Timbunan pilihan (M3) 3
5 5 Timbunan biasa dari sumber galian,Timbunan pilihan (M3) 2
5 5 Timbunan biasa dari sumber galian,Timbunan pilihan (M3) 2
6 5 Lapis Pondasi Agregat Kelas A Untuk Pekerjaan Minor dan Lapis Pondasi Agregat Kelas A (M3) 2
6 5,6 Lapis Pondasi Agregat Kelas A Untuk Pekerjaan Minor dan Lapis Pondasi Agregat Kelas A (M3) 2
6 5,6 Lapis Pondasi Agregat Kelas A Untuk Pekerjaan Minor dan Lapis Pondasi Agregat Kelas A (M3) 2
7 1 Lapisan Resap Pengikat - Aspal Cair (Liter) 4
8 1 Laston Lapis Pondasi (AC - Base) (Ton) 4
9 1 Bahan Anti Pengelupasan (Kg) 9
10 7,8 Campuran Aspal Panas Untuk pekerjaan Minor dan Laston Lapis Antara ( AC - BC ) ( Gradasi Halus / Kasar) (M3) 3
11 7,8 Lapisan Perekat - Aspal Cair (Liter) 3
12 7,8 Laston Lapis Antara Perata ( AC - BC(L) ) ( Gradasi Halus / Kasar) (Ton) 3
13 6,10,11,12 Kerb Pracetak Jenis 2 ( Penghalang / Barrier ) (M1) 5
14 13 Laston Lapis Aus ( AC - WC ) ( Gradasi Halus / Kasar) (Ton) 2
15 14,17 Pohon (Buah) 1
16 14,17 Rambu Jalan Tunggal dengan Pemantul High Intensity Grade (Buah) 1
17 13 Lapis Pondasi Agregat Kelas S (M3) 2
(2)
pulan da
n S
ara
n
6-________________________________
_______
Un
iv
er
sitas
Kri
sten
M
ar
anat
5 4 11 13 13 18 6 24 3
3 3 5 6 5 9 9 6 11
1 1 1 1 1 1
4 2 6 7 3 10 10 2 12
1 9 5 11 11 6 13
1 1 1 1
10 2 12 12 2 14
0 Start 0 11 5 13 13 6 15
0 0 1 1 1 1
0 0 0 12 2 14 14 2 16
3 1 9 9 7 13 13 10 16 21 14 23 23 15 24
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 3 6 9 9 4 13 13 3 16 21 2 23 23 1 24
9 8 13 13 11 16 16 13 21 23 16 24 24 Finish 24
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 4 13 13 3 16 16 5 21 22 1 23 24 0 24
13 12 16 21 17 23 23 18 24
0 0 0 0 0 0
13 3 16 22 2 23 23 1 24
9 9 18
6 6
15 9 24 4 2 10 14 14
(3)
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-4
_______________________________________________________________________ Universitas Kristen Maranatha
Dari hasil pembuatan precedence usulan dengan menggunakan metode penggabungan aktivitas dan metode laddering didapatkan hasil peta jaringan usulan seperti pada (gambar 6.1) dimana waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek yaitu selama 24 minggu serta pada aktivitas laddering aktivitas tersebut dapat mengalami kemunduran selama 1 minggu dikarenakan tidak mengganggu waktu penyelesaian aktivitas selanjutnya.
Setelah dilakukan penyusunan peta jaringan kerja dengan menggunkan metode Critical Path Methoad, penulis menghitung persentase kemungkinan proyek selesai tepat pada waktunya dengan menggunkan metode Project Evaluation and Review Technique, maka dapat diperoleh total waktu kritisnya selama 24 minggu, dengan total varians V(TE) = 1.94 sehingga standar deviasi S = 1.393.
Dari penyelesaian waktu proyek 28 minggu, ditetapkan target penyelesaian pada hari T (d) = 28 minggu dan waktu penyelesaiaan yang diharapkan TE = 24 minggu , diperoleh nilai Z = 3,88 (lihat tabel distribusi normal kumulatif z pada lampiran) diperoleh angka probabilitas sebesar 0.99, yang berarti kemungkinan proyek selesai pada waktu yang diharapkan TE = 24 minggu adalah sebesar 99%.
Hasil penelitian dengan menggunakan metode yang diusulkan lebih baik dibandingkan dengan hasil metode yang diterapkan oleh perusahaan, yaitu dapat dilihat pada (Tabel 5.26) perbandingan hasil metode terapan perusahaan dan metode usulan.
Hasil metode terapan perusahaan (bagan balok) membutuhkan anggaran biaya Rp. 10.549.937.000 Dengan waktu penyelesaian proyek selama 28 minggu.
Hasil metode usulan dengan menggunkan metode penggabungan aktivitas dan metode laddering membutuhkan anggaran biaya Rp. 9.260.495.968,76 Dengan waktu penyelesaian proyek 24 minggu.
(4)
3. Perbandingan metode usulan dengan metode yang diterapkan oleh perusahaan.
Dengan menggunakan metode penggabunagn aktivitas, dan metode laddering, diperoleh keuntungan – keuntungan yang tidak diperoleh pada penggunaan bagan balok, yaitu :
Dengan pembuatan jaringan kerja dapat memperkirakan kurun waktu penyelesaian proyek , dapat mengetahui kegiatan – kegiatan bersifat kritis dalam hubungannya dengan penyelesaian proyek, serta dapat melihat pengaruh jika terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu terhadap sasaran jadwal penyelesaian proyek secara menyeluruh. Jaringan kerja juga dapat menyusun urutan kegiatan proyek yang memiliki sejumlah besar komponen dengan hubungan ketergantungan yang kompleks, serta juga dapat meminimasi pemakaian sumber daya sedangkan dengan menggunkan metode balok tidak dapat melakukannya.
Dengan penyusunan aktivitas – aktivitas pekerjaan menggunakan Penggabungan aktivitas dan laddeing menghasilkan susunan pekerjaan dengan biaya yang lebih kecil dibandingkan dengan metode balok yang digunakan oleh perusahaan.
Dengan menggunakan metode penggabungan aktivitas dan laddeing waktu penyelesaian proyek menjadi lebih cepat selesai, serta dapat mengantisipasi terjadinya kendala yang terjadi sedangkan dengan menggunkan metode balok yang diterapkan oleh perusahaan sulit untuk mengantisipasi kendala yang terjadi.
Dengan menggunkan metode Project Evaluation and Review Technique dapat melihat percentase kemungkinan proyek selesai tepat pada waktunya sedangkan dengan menggunkan metode balok yang diterapkan oleh perusahaan tidak dapat menentukan kemungkinan proyek selesai tepat pada waktunya.
(5)
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-6
_______________________________________________________________________ Universitas Kristen Maranatha 4. Dari hasil penggabungan aktivitas yang sudah dilakukan oleh penulis,
aktivitas – aktivitas yang sudah digabung untuk pekerjaan pelebaran jalan menjadi acuan bagi perusahaan, apabila aktivitas – aktivitas tersebut dilakukan kembali pada pekerjaan pelebaran jalan selanjutnya, sebaiknya aktivitas – aktivitas yang sudah digabung diterapkan oleh perusahaan, dikarenakan dapat membantu perusahaan untuk mengurangi durasi waktu penyelesaian aktivitas tersebut.
6.2
Saran
Dalam pengerjaan aktivitas proyek yang memiliki ukuran atau kompleksitas tinggi sebaiknya menggunakan metode Penggabungan aktivitas dan metode laddering, karena dengan menggunkan kedua metode ini kita dapat mempercepat durasi waktu proyek disbanding dengan metode lain dan biaya yang dikeluarkan juga akan jauh lebih murah disbanding dengan metode lainnya.
Sebaiknya melakukan pengamatan dengan sekala proyek yang lebih besar yaitu dengan proyek yang memiliki aktivitas lebih dari 30 aktivitas pekerjaan, serta kompleksnya tinggi juga memiliki permasalahan yang tidak dapat dipecahkan dengan metode lain, dengan demikian dapat membuktikan penerapan metode penggabungan aktivitas dan metode laddeing sangat berguna untuk memecahkan permasalahan yang terjadi dalam proyek yang bersekala besar ataupun kompelsitasnya tinggi.
Diharapkan agar perusahaan dapat menerapkan metode yang di usulkan oleh penulis untuk penjadwalan proyek – proyek selanjutnya.
(6)
1. Asiyant; “Manajemen Produksi Untuk Jasa Konstruksi”, Cetakan kesatu, PT
Pradnya Parama, Jakarta, 2005.
2. Dipohusodo, Istimawan.; “Manajemen Proyek & Konstruksi”, Jilid 1, kasinius (Anggota IKAPI), Yogyakarta, 1996.
3. Ervianto, Wulfram L.; “Manejemen Proyek Konstruksi”, Edisi revisi, CV andi Offset, Yogyakarta, 2004.
Companies, Inc, 2002.
4. Gray, Clifford F.; “Project Management : The Managerial Process 3nd
Edition.”, The McGraw-Hill Compenies, Inc., 2006.
5. Morder, J.J, Philips C.R., Davis E.W.; “Project Management with CPM, PERT and Precedence Diagram”, Van Nostrand Reinhold Co., 1983.
6. Nicholas J.M.; “Project Manajement for Buisnes and Engginering”, Pearson Education, Inc., 2004.
7. Soeharto, Iman.; “Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional)”, Erlangga, Jakarta, 1995.
8. Sugiyono.; “Metode Penelitian Administrasi”, edisi ke – 14, Alfabeta, Bandung, 2006.
9. Soeharto, Iman.; “Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai