Andri Widi Santoso F3609009

(1)

commit to user

ANALISIS PRODUK ASURANSI SURETY BOND PADA

PT. ASURANSI JASA INDONESIA CABANG SOLO

Disusun oleh : Andri Widi Santoso

F3609009 Tugas Akhir

Diajukan untuk melengkapi tugas dan syarat-syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

PROGRAM STUDI DIII KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

(3)

(4)

commit to user

MOTTO

Tak ada kata kalah dan menyerah untuk mengejar sesuatu yang diinginkan, Pantang menyerah adalah kunci utama dari dalam diri!

(Penulis)

“Semuanya itu tak luput dari Kebesaran Alloh S.W.T” (Penulis)


(5)

commit to user PERSEMBAHAN

1. (Alm) Bapak Sutarto,yang disana melihat penulis tumbuh besar sampai sekarang ini, terimakasih untuk Beliau, walaupun engkau disana tapi penulis selalu merasakan segenap doa, kasih sayang dan segala-galanya yang

diberikan kepada penulis.

2. Ibu Sartini, yang telah sabar mendidik dan membimbing penulis, serta selalu do’a, kasih sayang dan segala-galanya yang diberikan kepada penulis. 3. Kakak-kakak ku, yang tak luput kasih sayangnya kepada penulis dan telah

memberikan dukungan moral untuk meraih cita-cita.

4. Saudara-saudara ku, yang senantiasa memberikan perhatian dan kasih sayangnya.

5. Kekasih hatiku, terimakasih telah membuat penulis bisa merasakan Cinta yang sesungguhnya dan motivasinya.

6. Teman-teman & masyarakat, dimanapun kamu berada yang kenal sama penulis, terima kasih banyak untuk kalian semua.

7. Teman-teman Program D3 Keuangan dan Perbankan Angkatan 2009, you are @ll the best friends.

8. Almamater ku & Dosen-dosen Ekonomi UNS, terima kasih.

9. Bapak-bapak karyawan PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo, yang telah membantu memberikan saya bimbingan


(6)

commit to user

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirrabil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan Tugas Akhir ini untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Ahli Madya.

Selama penulisan hingga penyusunan hasil penelitian ini, penulis tidak terlepas dari rintangan dan hambatan. Meskipun demikian, berkat usaha, kerja keras, dukungan, do’a dan bantuan dari berbagai pihak, maka Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, SE, M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Kresno Sarosa Pribadi, SE, M.Si selaku Ketua Program Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Dr. Evi Gravitiani, SE, M.Si Selaku dosen pembimbing, yang telah sabar memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan Tuga Akhir ini.

4. Semua Dosen pengajar D3 Keuangan & Perbankan, terimakasih atas segala ilmu pengetahuan yang telah Bapak dan ibu berikan kepada penulis.

5. Bapak Yoki Triyuni Putra selaku Kepala Cabang PT Asuransi Jasa Indonesia cabang Solo yang berkenan memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan magang dan penelitian.


(7)

commit to user

6. Bapak Rudy Bagus Tjahjono, Bapak Teguh, Bapak Irvan, Bapak Crish selaku Kepala unit PT Asuransi Jasa Indonesia cabang Solo dan seluruh karyawan PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo yang telah membantu memberikan data-data dan membimbing dalam pelaksanaan praktik magang kepada penulis.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala bantuan, dukungan dan do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan pelaksanaan praktik magang dan sekaligus menyusun laporan Tugas Akhir ini.

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan tugas akhir ini.

Semoga penulisan tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, Amin ya Robbal ‘Alamin.

Wassalamu’alaikum.Wr. Wb

Surakarta, 22 Juni 2012


(8)

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

ABSTRAK... ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO . ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN... ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Metode Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Produk... 7


(9)

commit to user

B. Strategi Pemasaran ... 9

C. Pengertian Sistem dan Prosedur ... 12

D. Pengertian Produk Surety Bond ... 13

E. Pengertian Asuransi ... 23

F. Kegiatan Asuransi ... 24

G. Penggolongan Asuransi ... ... 26

H. Usaha Penunjang Usaha Asuransi ... ... 29

I. Manfaat Asuransi ... ... 29

J. Resiko Asuransi ... ... 31

K. Penggolongan Risiko ... ... 32

L. Prinsip Asuransi ... ... 35

M. Polis Asuransi ... ... 36

N. Premi Asuransi ... ... 37

O. Pengaturan Peransuansian di Indonesia ... ... 38

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 41

B. Analisis dan Pembahasan ... 51

1. Sistem dan Prosedur ... 51

2. Strategi Pemasaran ... 54

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 67

B. Saran... 69 DAFTAR PUSTAKA


(10)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

3.1 Struktur Organisasi PT Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo ... 45


(11)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pernyataan Tugas Akhir

Lampiran 2 Surat Keterangan diterima Magang

Lampiran 3 Surat Persetujuan Magang

Lampiran 4 Surat Keterangan Magang

Lampiran 5 Laporan magang

Lampiran 6 Form Penilaian Magang

Lampiran 7 Formulir Permohonan Surety Bond


(12)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuransi secara umum yaitu memberi jaminan bagi berbagai resiko yang mengancam harta benda dan berbagai kepentingan. Kepentingan disini mempunyai banyak hal, adapun bentuk sebuah kepentingannya pasti mempunyai resiko yang harus ditanggulangi.

Perekonomian dan pembangunan nasional di negara kita ini semakin berkembang dalam berbagai bidang / sektor, baik proyek yang didanai oleh APBN, APBD maupun luar negeri maka meningkat pula dukungan regulasi / kebijakan pemerintah dalam pembangunan, khususnya dalam hal pasar jaminan dan juga dalam upaya membangkitkan sikap “Insurance mindel” dikalangan masyarakat. Mengatasi banyak nya proyek-proyek yang sedang tumbuh disektor pembangunan negara ini timbullah sebuah produk asuransi yang bergulir dibidang ini.

Produk asuransi dan pemasarannya semakin beragam kompleksnya. Hal ini dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi maupun pemegang polis atau tertanggung. Mengatasi hal itu terdapat rancangan aturan Bapepam-LK yang menggantikan KMK No.422/KMK/2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dan KMK No.426/KMK/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan


(13)

commit to user

Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Rancangan aturan bertujuan agar pengelolaan risiko produk asuransi dan pemasarannya berjalan dengan baik sehingga penerapan tata kelola yang baik (good governance), manajemen risiko yang memadai, dan praktik-praktik asuransi yang sehat pada perusahaan asuransi dan pemberdayaan pemegang polis atau tertanggung perlu ditingkatkan.

Dunia perekonomian banyak dikenal jenis bisnis penjaminan seperti produk surety bond. Sampai dengan abad XX ini produk surety bond dalam perkembagannya bagi negara-negara maju maupun berkembang menjadi suatu alat penjaminan dalam melaksanakan proyek-proyek pembangunan maupun transaksi bisnis lainnya.

Lini usaha jasa asuransi keuangan produk (surety bond) dapat menjadi kuda hitam yang akan mendongkrak usaha dan menggeser posisi properti dan kendaraan bermotor dalam menghimpun pendapatan premi. Lini usaha produk surety bond menjadi primadona dan menunjukkan kinerja mengagetkan sepanjang paruh pertama tahun ini. Mencatat persentase kenaikan pendapatan premi bruto tertinggi dengan persentase penurunan klaim tertajam.

Hal ini terjadi terutama setelah pemerintah mengeluarkan payung hukum Perpres No 54/2010 tentang pengadaan Barang / Jasa Pemerintah yang menyatakan bahwa setiap proyek-proyek pemerintah harus dilengkapi dengan jaminan tertulis yang bersifat mudah dicairkan dan


(14)

commit to user

tidak bersyarat. “Surety bond“ jadi primadona, kontribusi terbanyak bagi lini usaha surety bond berasal dari luar pulau jawa, terutama di kawasan indonesia bagian tengah dan bagian timur yang mana banyak pemilik proyek (obligee) yang mendirika sebuah bangunan didaerah tersebut. Seiring dengan kebijakan otonomi daerah, banyak muncul proyek baru yang membutuhkan proteksi.

Banyak perusahaan jasa asuransi di Indonesia yang menawarkan produk surety bond ini, salah satunya PT. Asuransi Jasa Indonesia. Maka dari itu penulis tertarik ingin membahas tentang surety bond di PT. Jasa Asuransi Indonesia dengan membuat judul “Analisis Produk Asuransi Surety Bond Pada PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana strategi pemasaran PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo dalam menghadapi munculnya perusahaan-perusahaan baru yang terkait dengan produk surety bond?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui tentang strategi pemasaran produk surety bond PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo dalam menghadapi munculnya perusahaan-perusahaan baru yang terkait dengan produk surety bond.


(15)

commit to user D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan tentang lembaga keuangan asuransi khususnya produk surety bond.

2. Bagi Pembaca

Memberikan informasi, pengetahuan dan tambahan wawasan tentang asuransi produk surety bond kepada pembaca.

3. Bagi PT. Asuransi Jasa Indonesia

Sebagai evaluasi PT. Asuransi Jasa Indonesia untuk masukan yang positif dalam mengembangkan produk surety bond.

4. Bagi Perguruan Tinggi

Dapat dijadikan informasi serta pengetahuan bagi mahasiswa dan mahasiswi yang akan melakukan penyusunan Tugas Akhir ataupun Skripsi dan sebagai tambahan referensi untuk perpustakan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Bagi Perusahaan

Sebagai perluasan pengetahuan perusahaan tentang produk surety bond.


(16)

commit to user E. Metodologi Penelitian

Metode Penelitian penulis dalam penelitian ini menggunakan Objek Penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Cabang Solo. Jl. Slamet Riyadi No. 333, Solo 57142. Telp: (0271) 712298, 741017, 741018. Fax.: (0271) 715408. Email: solo@jasindonet.com

Metode Pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Metode Observasi

Metode observasi yang diperlukan dalam pengumpulan data untuk menulis Tugas Akhir ini adalah:

a) Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama penulis dalam melakukan penelitian ini. Mencakup tentang data tehnik surety bond, data pemasaran surety bond dan data keuangan surety bond yang didapat penulis dari hasil wawancara dengan pihak PT. Asuransi Jasa Indonesia.

b) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber yang telah ada. Mencakup tentang data surety bond, pengertian surety


(17)

commit to user

bond dan mekanisme surety bond yang didapat penulis dari brosur, buku dan dokumen Lembaga Pendidikan Asuransi Indonesia tingkat “B” kerugian (bonding) PT. Asuransi Jasa Indonesia.

c) Metode Interview

Metode interview ini merupakan metode yang sangat baik untuk mendapatkan sebuah informasi yang sangat detail. Data surety bond ini diperoleh dari interview penulis kepada pihak PT. Asuransi Jasa Indonesia yang bersangkutan, yaitu kepala unit tehnik dengan melakukan interview tentang sejarah PT. Asuransi Jasa Indonesia, struktur organisasi, produk surety bond, pengembangan surety bond, sistem dan prosedur surety bond. Kepala unit pemasaran dengan melakukan interview tentang strategi pemasaran surety bond. Dan kepala unit keuangan dengan melakukan interview tentang laporan keuangan surety bond PT Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo.

d) Studi Pustaka

Metode pengumpulan data dengan mengambil data atau keterangan dari buku dan sumber yang relevan. Penulis mengambil dari data buku Bank dan Lembaga Keuangan.2006, Bank dan Lembaga Keuangan Lain.2009, Bank dan Lembaga Keuangan Lain.2011, Analisis & Perancangan Sistem Informasi


(18)

commit to user

untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Edisi I. 2007, serta dokumem Lembaga Pendidikan Asuransi Indonesia tingkat “B” kerugian MP. X Bonding PT. Asuransi Jasa Indonesia.


(19)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Produk

1. Pengertian produk

Salah satu komponen bauran pemasaran yang terpenting adalah produk. Keberadaannya merupakan penentu bagi program bauran pemasaran yang lain, misalnya penentu harga, program promosi, maupun kegiatan pendistribusiannya. Selain itu produk adalah sesuatu yang esensial mampu untuk memenuhi kebutuhan pasar. Produk ditentukan atau dirancang oleh produsen tetapi sebenarnya diproduksi untuk kepentingan pasar juga. Oleh karena itu pengertian produk tentu harus mempertimbangkan pandangan produsen maupun pandangan pasar.

Produk adalah segala sesuatu (meliputi obyek fisik, jasa, tempat, organisasi, gagasan, ataupun pribadi) yang dapat atau mampu ditawarkan produsen untuk diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginannya.

Produk mempunyai konsep yang total yaitu keseluruhan manfaat (kualitas, reputasi, cara pembayaran, informasi, jasa


(20)

commit to user

pengiriman, pembungkusan, cara pembayaran, jaminan, dsb.) atas produk yang ditawarkan (produsen) kepada konsumen.

2. Klasifikasi Produk

Klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Kotler (2002,p.451), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, salah satu nya berdasarkan wujudnya. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu:

a) Barang

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.

b) Jasa

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak


(21)

commit to user

berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.

B. Strategi Pemasaran

1. Pengertia pemasaran

(Kasmir, 2010: 53) Philip Kotler mendefinisikan pengertian pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.

Marketing atau pemasaran adalah semua kegiatan yang diarahkan kepada lancarnya arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Pengertian ini jauh lebih luas dari pada hanya sekedar kegiatan penjualan karena juga meliputi kegiatan pemilihan barang yang akan diproduksi, kegiatan pengembangan produk, kegiatan pelayanan purna jual/after sales service, dsb.

2. Strategi pemasaran

a) Analisis kesempatan (opportunity analysis) yaitu mencari kemungkinan-kemungkinan yang bersifat “keadaan khusus yang menguntungkan” (company marketing opportunity) yang mungkin timbul dari adanya kesempatan tertentu.


(22)

commit to user

b) Menentukan tujuan perusahaan (objectives); tujuan hendaknya dinyatakan dalam bentuk pemenuhan keperluan dan keinginan konsumen dengan memperhatikan kepentingan perusahaan itu sendiri.

c) Perencanaan pasar (marketing plan); Dalam marketing plan ada 3 hal yang paling penting ialah:

1) Penentuan harga (princing)

2) Target penjualan dan proyeksi laba (sales target & profit projection)

3) Anggaran pemasaran (marketing budget)

d) Pengelompokkan pasar/mengambil posisi (market segmentation/positioning).

e) Pemasaran terpadu (marketing mix) ialah aktifitas pemasaran secara terpadu untuk mempengaruhi respons konsumen.

Secara populer marketing mix dikenal dengan “P-4” nya marketing, yang terdiri dari:

1) Product (yang menyangkut produk, merek, ukuran, mutu, kemasan/bungkus/packaging, dll).


(23)

commit to user

2) Price (yang menyangkut penetapan harga, potongan harga/discount, kondisi-kondisi pembayaran yang dapat diberikan oleh perusahaan, dll)

3) Place (yang menyangkut letak perusahaan, jalur distribusi pedagang besar/agen tunggal- agne-pengecer,dll)

4) Promotion (yang menyangkut iklan / adpertensi, publisitas dan usaha-usaha sales promotion lainnya yang harus dilakukan oleh perusahaan.

Sedangkan marketing mix untuk jasa (service) perlu ditambah dengan 3P, yaitu:

(a) People (yang menyangkut manusia)

(b) Process (yang menyangkut lamanya proses)

(c) Physical evidence (yang menyangkut bukti fisik)

f) Saat memasuki pasar (timing strategy), ialah saat-saat mana yang paling tepat untuk mulai menjual produk kita. Memasuki pasar terlalu cepat dapat merugikan bila ternyata need and wants terhadap produk kita jumlahnya belum mencukupi. Tetapi sebaliknya adalah kurang baik pula bila kita memasuki pasar terlalu lambat, sehingga pasar sudah dikuasai oleh saingan


(24)

commit to user

g) Pengangkutan produk; dengan cara bagaimana produk tersebut disampaikan kepada konsumen, apakah dengan alat tramsportasi darat (truck, kereta api, kendaran lain), melalui udara (pesawat terbang), dengan melalui air (kapal laut atau perahu di sungai-sungai), melalui sistem pipa (pipa lines seperti halnya pengiriman minyak bumi), bahkan melalui sarana elektronika (internet) atau kabel.

C. Pengertian Sistem dan Prosedur

1. Pengertian sistem

Sistem dalam wikimedia merupakan istilah dari bahasa yunani system yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.

Sistem merupakan hubungan unit satu dengan yang lainnya yang tidak dapat dipisahkan serta menuju suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jika satu unit macet atau terganggu, maka unit yang lainnya akan terganggu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.

Sistem mengandung pengertian (G. Murdick 1987 : 7):

a) Sebagai sistem sosial yang disebut dengan organisasi.

b) Sebagai sistem manajemen yang digunakan dalam praktiknya untuk meningkatkan organisasi dan subsistemnya.


(25)

commit to user

c) Sebagai sistem informasi manajemen yang memberikan informasi untuk membuat keputusan.

Pengertian sistem menurut sejumlah para ahli (Hanif Al Fatta : 2007):

1) Murdick & Ross (1993)

Sistem adalah seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuk satu tujuan bersama.

2) Websters Unbriged

Sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan / organisasi.

3) Mc. Leod (1995)

Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Uraian pendapat ahli diatas disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sistem yaitu suatu bagian yang saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Pengertian Prosedur

Richard F. Neush, prosedur merupakan urutan operasi kerja (tulis-menulis), yang biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi bisnis.


(26)

commit to user

Uraian pendapat ahli diatas disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prosedur yaitu suatu kegiatan yang menggunakan tata cara untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memilki pola kerja yang tetap yang telah ditenetukan.

D. Produk Asuransi Surety bond

Peraturan Menteri Keuangan No.124/PMK.010/2008 tanggal 3 September 2008, perusahaan asuransi umum yang telah memasarkan produk asuransi kredit dan surety bond untuk jenis jaminan kontruksi wajib melakukan penyesuaian terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan No.124/PMK.010/2008 tersebut. Tata cara dan syarat pelaporan tersebut sama dengan tata cara dan syarat-syarat pelaporan produk baru.

Surety Bond adalah suatu bentuk Jaminan yang biasanya pihak obligee (Pemilik pekerjaan / proyek) meminta Surat Jaminan atau surety bond dari principal (kontraktor/pemborong) dengan maksud untuk menyatakan kesungguhan principal dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai kontrak/perjanjian yang telah disepakati. Jaminan itu diberikan oleh penjaminan (surety/surety company) yang diterbitkan Oleh Lembaga Keuangan Non Bank yaitu Perusahaan Asuransi yang memiliki program surety Bond.


(27)

commit to user

Bentuk penjaminan di Indonesia dikenal dengan Bank Garansi yang diterbitkan oleh Perbankan sedangkan di negar-negara maju surety bond salah satu bentuk jaminan telah lama dikenal.

Bisnis surety bond di Indonesia baru mulai diperkenalkan sejak tahun 1980 atas kebijaksanaan pemerintah. Dengan tujuan untuk membantu para pengusaha ekonomi lemah untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan, maka pemerintah mengeluarkan Keppres No. 14 A/0 tahun 1980 tentang Pelaksanaan APBN / APBD dan Bantuan Luar Negreri. Dalam pelaksanaannya, pemerintah menetapkan pemberian ijin kepada Lembaga Keuangan Non Bank untuk menerbitkan jaminan dalam bentuk surety bond sebagai alternatif lain dari Bank Garansi yang diterbitkan oleh Lembaga Keuangan Bank. Berdasarkan Keppres No. 14 A/80 tahun 1980 dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Repulik Indonesia Nomor ; 271/KMK.011/1980 tentang pemberian ijin bagi Bank-Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank yang dapat menerbitkan / memberikan jaminan dalam rangka pembangunan yang dibiayai APBN / APBD maupun bantuan Luar Negeri.

Pada tahun 1984 Pemerintah mengeluarkan Keppres Nomor 29 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai pengganti Keppres Nomor 14 A/1980 dan pada tahun 1994 dikeluarkan Keppres Nomor 16 sebagai pengganti Keppres Nomor 29 yang berisikan antara lain mengatur tentang penerbitan jaminan dalam pelaksanaan Keppres tersebut oleh Perbankan dan Perusahaan Asuransi Kerugian.


(28)

commit to user

Tujuan yang ingin dicapai Pemerintah dengan diperkenankannya Perusahaan Asuransi menerbitkan surety bond adalah, antara lain:

1. Untuk memperluas jaminan yang dapat digunakan oleh para kontraktor dengan memberikan alternatif pemilihan jaminan dalam pengerjaan pemborongan dan pembelian, sehingga para kontraktor berkesempatan memakai jaminan yang menurutnya biayanya lebih murah.

2. Untuk menciptakan pasar jaminan yang kompetitif, sehingga tidak dimonopoli oleh Perbankan saja dan mendorong para pemberi jaminan memberikan pelayanan yang lebih baik.

3. Untuk memberikan kesempatan bagi para kontraktor yang mempunyai kemampuan tehnis yang baik tetapi kekurangan modal kerja. Mereka perlu diberi bantuan modal kerja dengan cara memberikan uang muka. Pemberian uang muka seperti ini jarang dilakukan dinegara lain.

4. Dengan menunjuk perusahaan asuransi kerugian sebagai pengelola surety bond, dimaksudkan agar insurance minded dikalangan kontraktor khususnya dan dimasyarakat pada umumnya dapat makin bertambah.

Jenis jaminan untuk contructions bond yang diberikan sehubungan dengan perjanjian kerja yang diadakan antara obligee dengan principal khususnya yang telah dilaksanakan di Indonesia. Jenis jaminan yang digolongkan dalam surety bond adalah sebagai berikut:


(29)

commit to user a) Jaminan Penawaran (Tender Bid bond)

Jaminan penawaran adalah jaminan yang diterbitkan oleh surety company untuk menjamin obligee bahwa principal pemegang bid bond telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh obligee untuk mengikuti pelelangan tersebut dan apabila principal memenangkan pelelangan maka akan sanggup untuk menutup kontrak pelaksanaan pekerjaan dengan obligee. Apabila tidak maka surety company akan membayar kerugian kepada obligee sebesar selisih antara penawaran principal yang terendah dengan principal terendah berikutnya, maksimum sebesar nilai jaminan.

Besarnya nilai jaminan adalah presentase tertentu dari nilai penawaran principal (nilai jaminan tidak mencerminkan nilai proyek itu sendiri), nilai jaminan tersebut penal sum yang merupakan nilai maksimum dalam bid bond dan berkisar antara 1% s/d 3% dari nilai penawaran proyek.

Jaminan penawaran / tender (bid bond) yang berlaku di Indonesia sesuai dengan keppres No. 16 tahun 1994 dan tidak didasarkan pada besarnya kerugian, tetapi bersifat hukuman, yaitu jaminan dari peserta yang mengundurkan diri secara otomatis dicairkan.


(30)

commit to user Dokumen tender mencakup:

1) Intruksi umum / khusus kepada penawar.

2) Syarat-syarat umum / khusus kontrak.

3) Daftar kwantitas dan harga.

4) Spesifikasi teknis dan gambar.

5) Contoh bentuk surat penawaran, kontrak, surat jaminan penawaran.

Fungsi jaminan penawaran / tender yaitu:

(a) Sebagai syarat dalam rangka pelelangan / tender suatu proyek dengan maksud agar peserta tender bersungguh-sungguh untuk mendapatkan proyek yang dilelang / ditenderkan.

(b) Agar principal sebagai pemenang tender dijamin oleh surety company, apabila principal yang bersangkutan mengundurkan diri atau tidak bersedia melanjutkan kontrak pelaksanaannya maka dikenakan sanksi.

b) Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond)

Jaminan pelaksanaan adaalah jaminan yang diterbitkan oleh surety company untuk menjamin obligee, bahwa principal akan dapat menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh obligee sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diperjanjikan dalam kontrak, apabila tidak


(31)

commit to user

maka surety company akan menyelesaikan kerugian yang diderita oleh obligee maksimum sebesar nilai jaminan.

Jaminan pelaksanaan (performance bond) dalam jaminan ini yang dijamin adalah kerugian pemilik proyek (obligee) akibat kegagalan principal melaksanakan pekerjaannya. Karena sifat jaminan ini conditional, maka kerugian tersebut diperhitungkan dengan cara :

1) Melibatkan pihak lain untuk meneruskan pekerjaan yang belum selesai.

2) Bisa juga dengan menghitung perkiraan biaya untuk meneruskan pekerjaan tersebut sampai selesai.

Pelaksanaan jaminan (performance bond) di Indonesia saat ini mengacu pada keppres Nomor 16 tahun 1994. Apabila jaminan pelaksanaan didasarkan pada prinsip hukuman, maka jika principal gagal melakukan pekerjaan, jaminan secara otomatis dicairkan tanpa mempermasalahkan besarnya kerugian yang diderita obligee.

Sifat dari jaminan pelaksanaan adalah unconditional namun dalam pelaksanaannya tergantung pada wording dari jaminan (bond) yang dikeluarkan.

Besarnya nilai jaminan pelaksanaan adalah presentase tertentu dari nilai kontrak proyek itu sendiri yaitu antara 5% s/d. 10% dari nilai proyek. Nilai jaminan disebut penal sum yaitu nilai maksimum ganti


(32)

commit to user

rugi yang dapat dicairkan oleh surety company. Jumlah ini relatif kecil dan sering tidak cukup untuk menutup tambahan biaya yang diperlukan.

Fungsi jaminan pelaksanaan yaitu:

(a) Sebagai syarat dalam rangka penandatanganan kontrak kerja atas tender yang dimenangkannya.

(b) Apabila principal tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan kontrak, maka surety company akan memberikan ganti kerugian kepada obligee.

c) Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond)

Jaminan uang muka adalah jaminan yang diterbitkan oleh surety company untuk menjamin obligee bahwa principal akan sanggup mengembalikan uang muka yang telah diterimanya dari obligee sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diperjanjikan dalam kontrak, apabila tidak maka surety company akan membayar kembali kewajiban principal kepada obligee sesuai ketentuan yang diperjanjikan dalam kontrak.

Maksud dan tujuan pemberian uang muka kepada kontraktor (principal) yang diatur dalam keppres Nomor 16 tahun 1994 adalah untuk membantu para pengusaha memperlancar pembiayaan proyek.


(33)

commit to user

Uang muka akan diberi obligee jika ada jaminan bahwa uang muka tersebut akan kembali serta diperhitungkan dengan pembayaran tersebut atas pekerjaan yang telah selesai dan harus lunas selambat-lambatnya pada saat pekerjaan telah mencapai prestasi 100% (seratus persen).

Fungsi dari jaminan uang muka yaitu:

1) Sebagai syarat apabila principal mengambil uang muka dengan maksud untuk memperlancar pembiayaan proyek.

2) Apabila principal gagal melaksanakan pekerjaannya dan karenanya uang muka tidak bisa dikembalikan, maka surety company akan mengembalikan uang muka kepada obligee sebesar sisa uang muka yang belum dikembalikannya.

d) Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond)

Jaminan pemeliharaan adalah jaminan yang diterbitkan oleh surety company untuk menjamin obligee, bahwa principal akan sanggup untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan pekerjaan setelah pelaksanaan pekerjaan selesae sesuai dengan ketentuan yang diperjanjikan dalam kontrak, apabila tidak maka surety akan mengganti kerugian yang diderita oleh obligee maksimum sebesar nilai jaminan.


(34)

commit to user

Pelaksanaan suatu proyek dimana saat pekerjaan mencapai 100% (seratus persen), rekanan / principal akan menyerahkan pekerjaan kepada obligee dan diterbitkanlah berita acara serah terima pekerjaan I yang ditandatangani oleh kedua belah pihak (rekanan / principal dan obligee). Berita acara tersebut telah ditandatangani namun dalam kontrak biasanya ada ketentuan mengenai kewajiban rekanan / principal memelihara pekerjaan yang telah diselesaikannya untuk jangka waktu tertentu dan biasanya untuk jangka waktu 3 bulan s/d. 12 bulan. Untuk menjamin bahwa rekanan / principal melaksanakan kewajibannya pada masa pemeliharaan, maka obligee menahan uang rekanan / principal sebesar 5% (lima persen).

Fungsi jaminan pemeliharaan yaitu:

1) Sebagai pengganti dari jumlah uang yang ditahan obligee.

2) Apabila pricipal gagal memperbaiki kerusakan-kerusakan dan kekurangan, maka surety company akan mengganti biaya-biaya perbaikan maksimum sebesar nilai jaminan.

e) Customs Bond

Custom bond adalah jaminan yang diterbitkan oleh surety company untuk menjamin obligee bahwa principal yang memperoleh pembebasan bea masuk dari barang-barang yang di impornya akan menggunakaan barang-barang tersebut untuk pembuatan / kepentingan


(35)

commit to user

komoditi ekspor, apabila tidak maka surety akan membayar kerugian obligee maksimum sebesar nilai jaminan.

f) Jaminan Pembayaran (Paymen Bond)

Jaminan pembayaran adalah jaminan yang diterbitkan oleh surety company untuk menjamin obligee, bahwa principal akan sanggup membayar atas barang-barang yang dibelinya sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam kontrak, apabila tidak maka surety company akan menyelesaikan kerugian yang diderita oleh obligee maksimum sebesar nilai jaminan.

g) Jaminan Atas Penjualan Secara Angsuran (Installment Sales Bond)

Jaminan atas penjualan secara angsuran adalah jaminan yang diterbitkan oleh surety company untuk menjamin obligee, bahwa principal akan sanggup membayar angsuran pembayaran barang yang dibelinya sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam kontrak, apabila tidak maka surety company akan membayar kerugian obligee maksimum sebesar nilai jaminan.

Surety bond bersifat Conditional bond (jaminan bersyarat) karena penerbitan yang dilakukan oleh Perusahaan Asuransi berbeda dengan Bank Garansi. Surety bond tergolong dalam financial guarantee, yang pada umumnya dilakukan oleh Perbankan tetapi sekarang Perusahaan Asuransi turut menangani bisnis ini, maka dalam prakteknya pemberian jaminan dilaksanakan dengan 2 (dua) sifat, yaitu:


(36)

commit to user 1) Jaminan Bersyarat (Conditional Bond)

Jaminan bersyarat yaitu jaminan hanya akan dicairkan setelah diketahui sebab-sebab dari pencairan tersebut dan penjamin hanya wajib mengganti sebesar kerugian yang diderita oleh obligee.

2) Jaminan Tanpa Syarat (Unconditional Bond)

Jaminan tanpa syarat yaitu jaminan yang akan dicairkan apabila ketentuan dalam kontrak tidak dipenuhi tanpa harus membuktikan kegagalan (loss situation).

PT. Asuransi Jasa Indonesia adalah salah satu Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki program surety bond. Dalam melakukan bisnis surety bond ini biasanya yang sering digunakan PT. Asuransi Jasa Indonesia hanya jaminan penawaran, jamianaan pelaksanaan, jaminan uang muka dan jaminan pemeliharaan.

E. Pengertian Asuransi

Dalam kehidupan penuh dengan risiko. Risiko yang terduga maupun tidak terduga, oleh karena itu kita perlu memahami tentana asuransi. Perlindungan atau proteksi atas kerugian keuangan (financial loss),yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya (fortuitious event).

Usaha asuransi adalah suatu suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko dimasa mendatang.


(37)

commit to user

Dan apabila risiko tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko. Secara rasional para pelaku bisnis akan mempertimbangkan usaha untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga,asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga menghadapi risiko cacat atau meninggal.

Permintaan asuransi ada karena pada dasarnya manusia mempunyai sifat risk averse (tidak suka risiko), sehingga mereka memiliki pemikiran untuk mentransfer risiko. Mereka lebih suka membayar sejumlah dana yang disebut premi asuransi dari pada harus menerima risiko kehilangan harta benda atau yang lainnya. Namun demikian manusia tidak dapat mentransfer seluruh resikonya, karena biaya akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya risiko yang ingin ditransfer.

F. Kegiatan Asuransi

Kegiatan usaha asuransi merupakan jenis usaha yang termasuk dalam kategori kegiatan usaha yang sangat diatur oleh pemerintah. Karena asuransi sangat berkaitan dengan pengumpulan dari masyarakat, yang mana dana dari masyarakat tersebut adalah sebagai ganti pengalihan risiko


(38)

commit to user

kepada perusahaan asuransi. Dinegara kita kegiatan usaha perasuransian diatur dalam UU No. 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian. Pada dasarnya UU No.2 tersebut merupakan sebuah hukum publik yang mengatur kegiatan usaha perasuransian, sedangkan untuk perjanjian yang timbul berhubungan dengan kontrak asuransi diatur sendiri dalam kitab Undang-undang Dagang (KUHP) yang merupakan hukum privat. Beberapa hal yang diatur dalam UU No. 2 antara lain meliputi:

1. Ruang lingkup usaha, jenis usaha, bidang usaha serta bentuk hukum usaha perasuransian.

2. Objek asuransi.

3. Kepemilikan dan Perizinan usaha perasuransian.

4. Pembinaan dan pengawasan.

5. Kepailitan dan likuidasi dan

6. Ketentuan pidana.

Secara garis besar usaha asuransi terbagi atas tiga kegiatan usaha yang terpisah penyelenggaraannya, yaitu:

a) Asuransi Umum

Asuransi umum adalah jenis asuransi yang memberi jaminan bagi berbagai risiko yang mengancam harta benda dan berbagai kepentingan.


(39)

commit to user b) Asuransi Jiwa

Asuransi jiwa adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan terhadap kehilangan jiwa seseorang. Atau dengan kata lain penggantian risiko kehilangan nyawa seseorang.

c) Asuransi Sosial

Asuransi sosial mempunyai kesamaan dengan jenis kedua asuransi diatas. Hanya saja penyelenggaraannya didasarkan atas peraturan perundangan tersendiri yang bersifat wajib serta didalam asuransi ini terkandung tujuan tertentu dari pemerintah untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat.

G. Penggolongan Asuransi

1. Menurut sifatnya asuransi terbagi menjadi dua, yaitu:

a) Asuransi sukarela

Yaitu dimana pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara sukarela, dan semata-mata dilakukan atas kesadaran seseorang akan kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas suatu yang dipertanggungkan tersebut, contohnya : asuransi kecelakaan, asuransi kebakaran, asuransi kendaraan bermotor, dan sebagainya.


(40)

commit to user b) Asuransi wajib

Asuransi wajib yaitu merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-pihak terkait yang pelaksanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah, contohnya: asuransi tenaga kerja, asuransi kecelakaan, surety bond dan sebagainya.

2. Menurut jenisnya asuransi terbagi amenjadi tiga, yaitu:

a. Asuransi kerugian (nonlife insurance)

Asuransi kerugian menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Di beberapa negara asuransi kerugian juga disebut sebagai general insurance karena lingkup usahanya yang sangat luas. Usaha asuransi kerugian dapat dibagi sebagai berikut:

1) Asuransi kebakaran

Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran. Kebakaran adalah sesuatu yang terbakar yang seharusnya tidak terbakar yang diakibatkan karena adanya


(41)

commit to user

kejadian yang tiba-tiba dan terlepas dari unsur kesengajaan seperti petir, ledakan, dan kejatuhan pesawat.

2) Asuransi pengangkutan

Asuransi pengangkutan (marine insurance) adalah penanggung atau perusahaan asuransi akan menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya kehilangan atau kerusakan pada saat pelayaran.

3) Asuransi aneka

Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan kedalam asuransi kebakaran dan asuransi pengangkutan. Jenisnya antara lain: asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, pencurian uang dalam pengangkutan dan penyimpanan, kecurangan dan sebagainya.

b. Asuransi jiwa (life insurance)

Asuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Pada prinsipnya manusia menghadapi risiko berkurang atau hilangnya produktivitas ekonomi yang diakibatkan oleh : kematian,


(42)

commit to user

mengalami cacat, pemutusan hubungan kerja, dan pengangguran. Asuransi jiwa memberikan:

1) Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan.

2) Santunan bagi tertanggung yang meninggal.

3) Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh meninggalnya orang kunci.

4) Penghimpunan dana untuk persiapan pensiun.

c. Reasuransi (reinsurance)

Reasuransi adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah suatu sistem penyebaran risiko dimana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari pertanggunngan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain. Pihak tertanggung bisa disebut sebagai ceding company dan yang menjadi penanggung adalah reasurandur.

Reasuransi adalah proses untuk mengasuransikan kembali pertanggungjawaban pada pihak tertanggung.


(43)

commit to user H. Usaha Penunjang Usaha Asuransi

Dalam kinerja usaha asuransi, terdapat pula beberapa usaha yang menunjang untuk memperlancar perjalanan usaha asuransi, antara lain:

1. Usaha pialang asuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung.

2. Usaha pialang reasuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi dengan bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi.

3. Usaha penilai kerugian asuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa penilaian terhadap kerugian objek asuransi yang dipertanggungkan.

4. Usaha konsultan aktuaria, yaitu usaha yang memberikan jasa konsultasi aktuaria.

5. Usaha agen asuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.


(44)

commit to user I. Manfaat Asuransi

Asuransi mempunyai manfaat yang sangat baik. Dan pada dasarnya asuransi dapat memberikan manfaat bagi tertanggung, antara lain:

1. Rasa aman dan perlindungan

Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman dari risiko atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan penanggung.

2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil

Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukan nilai pertanggungan dan premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan memperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak. Semakin besar nilai pertanggungan semakin besar pula premi periodik yang harus dibayar oleh tertanggung.

3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit


(45)

commit to user

Disini polis dapat digunakan untuk meminjam uang disuatu lembaga peminjaman.

4. Berfungsi sebagai tabungan sumber pendapatan

Premi yang dibayarkan setiap periodik memiliki substansi yang sama dengan tabungan. Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga bonus(sesuai dengan perjanjian dari kedua belah pihak).

5. Alat penyebaran risiko

Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan.

6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha

Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan risiko kerugian yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lain sebagainya).

J. Risiko Asuransi

Dimanapun resiko pasti ada, disini asuransi sendiripun juga mempunyai sebuah resiko. Resiko dari sebuah asuransi yaitu ketidakpastian (uncertainty), yang mugkin menyebabkan suatu kerugian


(46)

commit to user

(loss) atau keuntungan (benefit). Jenis-jenis ketidakpastian (uncertainty) tersebut antara lain:

1. Economic uncertainity

Kejadian akibat perubahan sikap konsumen, perubahan selera, harga, teknologi, dan penemuan baru.

2. Uncertainity of nature

Kebakaran, badai, topan, dan banjir.

3. Human uncertainity

Peperangan, pencurian, dan pembunuhan.

K. Penggolongan Resiko

Dalam usaha perasuransian sudah dilakukan pemilahan risiko. Pemilihan ini dimaksudkan agar dapat dilakukan secara tepat identifikasi terhadap risiko yang akan diangkat dalam perjanjian asuransi. Dengan dilakukan identifikasi secara tepat, pihak penaggung dapat melakukan perhitungan atau etimasi yang tepat sehingga tidak merugikan pihak penanggug maupun pihak tertanggung. Adapun penggolomgan risiko yaitu:

1. Risiko murni (pure risk)

Bilas terjadi akan mendatangkan kerugian dan jika tidak terjadi akan berdampak netral (tidak rugi dan tidak untung). Mobil yang


(47)

commit to user

dikendarai dapat menabrak atau rumah dapat terbakar, jika hal itu terjadi maka pemilik akan merugi dan jika tidak terjadi pemilik juga tidak akan rugi ataupun untung.

2. Risiko spekulatif (speculative risk)

Bila terjadi akan mendatangkan rugi atau untung, misalnya melakukan investasi saham di bursa efek atau membeli undian berhadiah.

3. Risiko individu (individual risk)

Risiko yang dihadapi individu sehari-hari misalnya: mobil, rumah, atau investasi yang semuanya menimbulkan kerugian-kerugian keuangan.

Dalam risiko individiu terdapat 3 jenis risiko yang sudah dipilah:

a) Risiko pribadi (personal risk)

b) Risiko harta (property risk)

c) Risiko tanggung gugat (liability risk)

d) Risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung

Jawab akibat kerugian atau lukanya pihak lain.

Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik untuk mempertimbangkan kehidupan perekonomian di masa mendatang. Dalam


(48)

commit to user

menangani risiko tersebut minimal ada lima cara yang dapat dilakukan, antara lain:

1) Menghindari risiko (risk avoidance)

Orang yang bersangkutan perlu mempertimbangkan risiko yang mungkin muncul dari aktivitas yang akan dilakukan. Setelah mengidentifikasikan risiko, orang dapat meneruskan kegiatannya dapat juga menarik diri dari kegiatan yang akan dilakukan. Dengan cara menarik diri, sebenarnya orang tersebut sudah menghindari risiko.

2) Mengurangi risiko (risk reduction)

Mengurangi resiko berarti mengambil tindakan yang bersifat meminimalisasi kemungkinan terjadinya risiko kerugian. Mengurangi risiko dapat berarti mengurangi peluang terjadinya atau mengurangi jumlah kerugian yang mungkin terjadi.

3) Menahan risiko (risk retention)

Berarti kita tidak melakukan aktivitas apa-apa terhadap risiko tersebut. Risiko tersebut dapat ditahan karena secara ekonomis biasanya melibatkan jumlah yang kecil. Bahkan kadang-kadang orang tidak sadar akan usaha menahan risiko ini.


(49)

commit to user 4) Membagi risiko (risk Sharing)

Membagi risiko berarti melibatkan orang lain untuk sama-sama menghadapi risiko. Misalnya saja dalam memulai investasi, dianggap akan terlalu berisiko kalau hanya melibatkan satu orang. Oleh karena itu diajak satu atau beberapa orang untuk bekerja sama melakukan investasi tersebut.

5) Mentransfer risiko (risk transfering)

Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang bersedia serta mampu memikul beban risiko.

Sebuah risiko mempunyai sebuah karakteristik yang dapat diasuransikan, antara lain:

(a) Dapat dinilai dengan uang.

(b) Serupa dan dalam jumlah yang memadai.

(c) Harus bersifat murni.

(d) Kerugian terjadi secara kebetulan dan tidak direncanakan.

(e) Tidak bertentangan dengan kepentingan umum.

(f) Premi asuransi yang dikenakan cukup wajar.


(50)

commit to user L. Prinsip Asuransi

1. Insurable interest

Hak mempertanggungkan risiko yang terkait dengan keuangan yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dan sesuatu yang dipertanggungkan (berupa harta, benda, atau kejadian yang menimbulkan hak dan kewajiban keuangan secara hukum).

2. Utmost good faith

Kontrak atau perjanjian dilakukan dengan itikad baik, penanggung dan tertanggung memberikan informasi dan fakta secara benar.

3. Idemnity

Mengembalikan posisi keuangan tertanggung setelah terjadi kerugian seperti pada posisi sebelum terjadinya kerugian tersebut.

4. Proximate cause

Suatu sebab akibat, efisiensi yang mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa secara berantai atau berurutan tanpa intervensi suatu ketentuan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independen.


(51)

commit to user 5. Subrogation

Pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian. Dengan prinsip subrogasi, tertanggung tidak mungkin menerima ganti rugi yang lebih besar dari kerugian yang dideritanya.

6. Kontribusi

Kontribusi merupakan salah satu akibat wajar dari prinsip idemnity yaitu, bahwa penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing belum tentu sama besar.

M. Polis Asuransi

Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian asuransi. Polis memegang peranan penting dalam menjaga konsistensi pertanggungjawaban baik pihak penanggung maupun tertanggung. Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara kedua belah pihak mendapatkan kekuatan secara hukum. Dengan memiliki polis asuransi tersebut maka pihak tertanggung memiliki jaminan bahwa pihak penanggung akan mengganti kerugian yang mungkin dialami oleh tertanggung akibat peristiwa yang tidak terduga. Polis


(52)

commit to user

tersebut merupakan bukti otentik yang dapat digunakan oleh tertanggung untuk mengajukan klaim apabila pihak penanggung mengabaikan tanggung jawabnya. Penggantian finansial dari penanggung akan sangat bermanfaat untuk mengembalikan tertanggung kepada kedudukannya semula sebelum mengalami kerugian dan menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan. Polis asuransi juga berfungsi sebagai bukti pembayaran premi kepada penanggung. Polis asuransi memuat hal-hal sebagai berikut:

1. Nomor polis.

2. Nama dan alamat tertanggung.

3. Uraian risiko.

4. Jumlah pertanggungan.

5. Jangka waktu pertanggungan.

6. Besar premi, bea materai, dan lain-lain.

7. Bahaya-bahaya yang dijaminkan.

8. Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan nomor polisi, nomor rangka (chasis), dan nomor mesin kendaraan.


(53)

commit to user N. Premi Asuransi

Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi sangat tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkat risiko dan jumlah nilai pertanggungan. Apabila kemungkinan terjadinya risiko kerugian sangat tinggi, pihak penanggung tentu saja akan memperhitungkan tingkat premi yang jauh lebih tinggi dari pada pertanggungan yang kemungkinan terjadinya kerugian kecil. Selain itu, biasanya pihak penanggung juga memperhitungkan nilai waktu uang yang dibayarkan oleh pihak tertanggung. Jangka waktu pembayaran premi sangat tergantung pada perjanjian yang sudah dituangkan di dalam polis asuransi. Jangka waktu pembayaran dapat bulanan, triwulan, semesteran ataupun tahunan.

O. Pengaturan Peransuansian di Indonesia

Peraturan perundangan yang digunakan sebagai dasar acuan pembinaan dan pengawasan atas usaha perasuransian di indonesia saat ini adalah

1. UU No.2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.

2. PP No.73 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.


(54)

commit to user

a) Nomor 223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi.

b) Nomor 224/KNE.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi atau Reasuransi.

c) Nomor 225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari1993 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi atau Reasuransi.

d) Nomor 226/CMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan dan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi.

4. Pengaturan Peransuransian Produk Surety Bond

b) Keputusan presiden Nomor 16 Tahun 1994 tentang petunjuk pelaksanaan APBN, yang didalamnya memuat pasal-pasal yang mengatur tentang diperbolehkannya perusahaan asuransi kerugian yang memiliki program surety bond untuk menerbitkan jaminan proyek.

c) Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan Nomor 166/MK.3/1994 dan Ketua Bappenas/Meneg PPN Nomor KEP-27/KET/8/1994, tentang Petunjuk Pelaksanaan Keppres No. 16 Tahun 1994, yang secara khusus mempertegas diperbolehkannya perusahaan asuransi menerbitkan jaminan surety bond.


(55)

commit to user

d) Khusus untuk Kontraktor Golongan Ekonomi Lemah (GEL), maka besarnya jaminan uang muka maksimum 40% dari nilai komntrak, sesuai dengan surat edaran bersama antara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BPPN) dengan Departemen Keuangan No. SE-144/A/21/1098/5522/D.IV/10/1998

e) Peraturan Menteri Keuangan No.124/PMK.010/2008 tanggal 3 September 2008.

f) Surat Keputusan Menteri Keuangan Repulik Indonesia Nomor : 271/KMK.011/1980


(56)

commit to user

BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian

1. Sejarah Perkembangan PT. Asuransi Jasa Indonesia

PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) merupakan bagian penting dari perjalanan sejarah bangsa dan tanah air Indonesia. Sejarah tersebut bermula pada tahun 1845 ketika dilaksanakannya nasionalisasi atas NV Assurantie Maatschappij de Nederlander, sebuah perusahaan Asuransi Umum milik kolonial Belanda, dan Bloom Vander, perusahaan Asuransi Umum Inggris yang berkedudukan di Jakarta.

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang dinyatakan pada 17 Agustus 1945 oleh Proklamator RI, Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta, sekaligus mengamanatkan pelaksanaan pemindahan kekuasaan dan kepemilikan Kerajaan Belanda kepada Pemerintah Indonesia. Termasuk, melakukan nasionalisasi terhadap dua perusahaan tersebut dan mengubah nama keduanya menjadi PT. Asuransi Umum dalam Rupiah dan PT. Umum Internasional Underwriters (UIU) yang bergerak pada bidang Asuransi Umum dalam Valuta asing.

Perjalanan bersejarahnya, melalui Keputusan Menteri Keuangan No. 764/MK/IV/12/1972 tertanggal 9 Desember 1972, Pemerintah


(57)

commit to user

Indonesia memutuskan untuk melakukan merger antara PT. Asuransi Bendasraya dan PT. Umum Internasional Underwriters (UIU) menjadi PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha Asuransi Umum. Pengesahan penggabungan tersebut selanjutnya dikukuhkan dengan Akta Notaris Mohammad Ali Nomor 1 tanggal 2 Juni 1973.

PT. Asuransi Jasa Indonesia (selanjutnya dikenal dengan nama “Asuransi Jasindo”) yang bepusat di Jl. Let. Jend. M. T. Haryono Kav. 61 Jakarta 12780, Indonesia. Telp : +62 21 798 7908, 799 4508 / Fax : +62 21 797 1015, 799 5364. Email: jasindo@jasindo.co.id / jasindo@jasindonet.com. Call Center : 0-800-1-JASINDO 527463. Banyak dikenal dalam dunia usaha perasuransian, baik di Dalam Negeri maupun Luar Negeri. Di Dalan Negeri, Asuransi Jasindo dikenal sebagai perusahaan asuransi kerugian terbesar kedua dalam perolehan premi asuransi secara nasional setelah Tugu Pratama (Perusahaan asuransi kerugian milik Yayasan Dana Pensiun Pertamina). Tetapi dalam hal keragaman produk asuransi yang dijual, Asuransi Jasindo menempati urutan pertama. Asuransi Jasindo juga merupakan perusahaan asuransi pertama di Indonesia yang menutup asuransi untuk satelit. Di Luar Negeri, Asuransi Jasindo dikenal luas oleh Perusahaan Reasuransi (Reasurandur) terkemuka di dunia dan banyak Reasurandur terkemuka di dunia yang menjadi Back Up Asuransi Jasindo. Sebagai perusahaan yang berorientasi pada


(58)

commit to user

pemenuhan kebutuhan dan kepuasan pelanggan, asuransi jasindo akan selalu memberikan pelayanan terbaik dari kualitas terbaik. Memberikan perlindungan yang tepat dan terpercaya untuk mewujudkan rasa aman dan nyaman kepada pelanggan, dengan berpedoman pada layanan CARE : Cepat, Akurat, Ramah, dan Efisien.

Sebuah kinerja yang memberikan manfaat maksimal ketika keseluruhan dari komponennya bekerja dengan baik sesuai dengan peranannya masing-masing. Presisi antara ketepatan waktu dan kesempurnaan dalam menjalankan fungsi masing-masing komponen merupakan satu hal yang menentukan efektifitas dan efisiensi dari suatu sistem. Hal yang sama berlaku pada Jasindo, terinspirasi dengan kinerja roda gigi, Jasindo membangun dan mengatur tata kelola manajemen perusahaannya dengan begitu terperinci, terencana dan berkelanjutan. Dengan berorientasi pada masa depan, Jasindo menjadikan komunikasi sebagai bagian yang penting mengingat koordinasi merupakan satu komponen penting penentu keberhasilan. Hal lain yang menjadi penentu kesuksesan Jasindo sebagai satu-satunya perusahaan Asuransi Umum Nasional yang memperoleh pengakuan dari badan pemeringkat internasional adalah bahwa setiap karyawannya memahami dan berdedikasi untuk menjalankan tugas, fungsi serta tanggung jawabnya masing-masing. Hal ini juga yang mendorong terciptanya integritas perusahaan serta harmonisasi dalam upaya pencapaian visi, misi dan tujuan perusahaan untuk menjadi


(59)

commit to user

perusahaan yang reliabel bagi stakeholder, manajemen, provider maupun pelanggan.

PT. Asuransi Jasindo juga banyak menorehkan prestasi dalam bidangnya. Penghargaan dan sertifikat yang menjadi tanda bukti torehan prestasi PT. Asuransi Jasa Indonesia.Bermula mencatatkan prestasinya pada tanggal 9 April 2010 dalam ISO 9001/2008 SUCOFINDO, 20 April 2010 mendapatkan penghargaan dari Best Financial Strength B++ AM BEST 2010, 18 Agustus 2010 mendapat penghargaan Kinerja Keuangan Selama Tahun 2009 dengan Predikat SANGAT BAGUS Infobank Award, 22 September 2010 Annual Report Award 2009 Peringkat III Kategori BUMN/BUMD Keuangan - Non Listed KEMENTRIAN BUMN, 26 November 2010 Anugerah Business Review Award BUSINESS REVIEW, 9 Desember 2010 Trusted Company MAJALAH SWA – CGPI, 14 Desember 2010 BUMN Kategori Industri Keuangan yang Berpredikat SANGAT BAGUS MAJALAH INFOBANK.

2. Visi dan Misi

Adapun visi dan misi PT. Asuransi Jasindo sendiri adalah

Visi (vision)

Menjadi perusahaan asuransi yang tangguh dalam persaingan global dan menjadi market leader di pasar domestik.


(60)

commit to user Misi (mission)

Menyelenggarakan usaha asuransi kerugian dengan reputasi internasional melalui peningkatan pangsa pasar, pelayanan prima dan tetap menjaga tingkat profitabilitas serta memenuhi harapan stakeholders.

3. Struktur Organisasi

PT. Asuransi Jasa Indonesia mempunyai jaringan pemasaran yang luas diseluruh Indonesia. Tercatat disetiap daerah kota atau kabupaten seluruh indonesia ada dan terbagi atas kantor cabang dan kantor pemasaran. Salah satunya Kantor Cabang di Solo, yang beralamat di Jl. Slamet Riyadi No. 333, Solo 57142, Telp.: (0271) 712298, 741017, 741018, Fax.: (0271) 715408, Email: solo@jasindonet.com

a) Struktur Organisasi Perusahaan per September 2011

Gambar 3.1 Kepala Cabang

Ka. Unit Pemasaran Ka. Unit Teknik Ka. Unit

Staff Pemasaran Akspetasi/Data

Klaim

Surveyor Administrasi

Kasir

Akuntasi


(61)

commit to user b) Deskripsi Jabatan

Berikut tugas dan tanggung jawab bagian-bagian yang ada dalamstruktur organisasi PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo sebagai berikut:

1) Kepala cabang

Tugasi dari kepala cabang yaitu:

(a) Mengelola fungsi cabang.

(b) Menandatangani surat surat kepada tertanggung intern Jasindo untuk isi surat yang penting.

(c) Menandatangani polis asuransi.

(d) Memberikan kebijakan dalammemberi keputusan.

2) Kepala unit penjualan / pemasaran Kepala unit pemasaran mempunyai tugas:

(a) Memperkenalkan produk produk unggulan dari Asuransi Jasindo

(b) Merekrut pangsa pasr dari para kompetitor / pesaing.

(c) Memberikan penjelasan asuransi, trif dan luas jaminan kepada klien.

(d) Memberikan pelayanan yang baik dan memberikan surat pemberitahuan untuk jatuh tempo polis.


(62)

commit to user

(e) Sebagai koordinator untuk masing masing tenaga pemasaran (staff), broker dalam rangka mempertahankan kepercayaan dari tertanggung (klien).

(f) Meningkatkan perolehan premi dan mengembangkan jaringan kerjasama (network).

Kepala urusan penjualan / pemasaran membawahi dua fungsi yaitu:

(1) Fungsi penjualan / pemasran untuk BUMS / Bank / Broker / penjalan lansung (Direct).

(2) Fungsi penjualan / pemasaran untuk BUMN / BUMD.

3)

Kepala unit tehnik

Kepala unit tehnik mempunyai tugas:

(a) Memberikan keputusan atas usulan usulan unit terkait yang dibawahnya.

(b) Membantu urusan kepala cabang dalam hal penandatanganan polis maupun yang berhubungan dengan surat menyurat jika kepala cabang tidak berada ditempat. (c) Memberikan T & C (Tern and Conditions) polis. T & C

adalah kebijakan dalam hal pemutusan kondisi dan resiko asuransi kepada tertanggung.

Kepala urusan tehnik membawahi lima fungsi yaitu: (1) Fungsi akseptasi yang mempunyai tugas:


(63)

commit to user

i. Membuat polis yang berhubungan dengan Marine Cargo, Marine Hull (Rangka Kapal) dan Avation.

ii. Meminta persetujuan pembuatan polis / underwriting info kepada Divisi Underwriting kantor pusat.

iii. Membuat laporan produksi bulanan kepada unit penjuala / pemasaran.

(2) Casuality & Bonding yang mempunyai tugas:

i. Membuat polis yang berhubungan dengan Surety bond, Kendaraan Bermotor ( KBM ), Hole In One, Alat Berat / Moveable All Risk.

ii. Meminta persetujuan pembuatan polis / underwriting info kepada Divisi Underwriting Kantor Pusat.

iii. Membuat laporan produksi bulanan kepada unit penjualan / pemasaran.

iv. Membuat polis-polis yang berhubungan dengan Marine & Avation.

(3) Fungsi Non Marine yang mempunyai tugas:

i. Membuat polis polis yang berhubungan dengan Asuransi Kebakaran, Erection All Risk (EAR), Contuction All Risk (CAR), Machinery Breakdown (MB).

ii. Meminta persetujuan pembuatan polis / underwriting info kepada divisi underwriting kantor pusat.


(64)

commit to user

iii. Membuat laporan bulanan kepada unit prnjualan / pemasaran.

(4) Fungsi Klaim yang mempunyai tugas:

i. Melakukan analisa terhadap klaim / kerugian yang dialami tertanggung.

ii. Membuat laporan kerugian (nonfication of Loss) kepada divisi klaim kantor pusat.

iii. Membuat LKS (Laporan Kerugian Sementara) yang dimasukan kedata komputer sentral.

iv. Membuat analisa perhitungan ganti rugi terhadap tertanggung dengan angka yang wajar.

v. Membuat LPK (Laporan Kerugian Pasti), nota debit / kredit, kwitansi sebagai bukti penyelesaian klaim.

vi. Meminta dana kepada divisi pendanaan pusat.

vii. Membuat surat permintaan pembayaran klaim kepada unit keuangan.

(5) Surveyor / Adjuster yang mempunyai tugas:

Melakukan survey lapangan / analisa atas kebenaran klaim / kerugian yang dialami tertanggung dan melaporkan data-data kerugian kepada kepala unit.

4) Kepala unit keuangan

Kepala unit keuangan mempunyai tugas yaitu: (a) Mengelola keuangan cabang.


(65)

commit to user

(b) Menandatangani urusan-urusan yang berhubungan dengan keuangan.

(c) Memberikan laporan keuangan tiap bulan pada kantor pusat.

(d) Mengelola seluruh karyawan dikantor cabang. (e) Mengatur operasional kendaraan.

(f) Menilai produktifitas karyawan.

Kepala unit keuangan membawahi lima fungsi yaitu:

Fungsi pembendaharaan yang mempunyai tugas menyediakan fasilitas keuangan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

(1) Fungsi penagihan yang mempunyai tugas yaitu:

i. Melakukan penagihan yang berhubungan dengan premi angsuran.

ii. Membuat nota kas kredit / debet surat-surat yang berkaitan dengan aktifitas keuangan.

iii. Membuat laporan keuangan setiap bulan.

(2) Fungsi akuntansi & SIM yang mempunyai tugas yaitu: i. Melakukan analisa atas data-data yang masuk ke

komputer sentral.

ii. Membuat data-data produksi / akseptasi dan klaim. iii. Membuat laporan bulanan ke kantor pusat.


(66)

commit to user

(3) Fungsi SDM & umum yang mempunyai tugas yaitu: i. Menilai produktifitas karyawan.

ii. Memberikan laporan keuangan tiap bulan pada kantor pusat.

iii. Mengelola seluruh karyawan dikantor pusat. iv. Mengatur operasional kendaraan.

(4) Kasir yang mempunyai tugas yaitu:

Mengeluarkan dana / uang yang berhubungan dengan kegiatan keuangan kantor cabang.

B. Analisis dan Pembahasan produk surety bond pada PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo.

1. Sistem dan Prosedur Surety Bond PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo.

Surety Bond terjadi apabila suatu pihak berjanji untuk memberikan jaminan kepada atau untuk pihak yang lain bagi kepentingan pihak ketiga, bahwa bilamana pihak yang dijamin oleh sebab sesuatu hal lalai atau gagal melaksanakan kewajiban yang diperjanjikan kepada pihak ketiga, maka pihak penjamin akan bertanggung jawab terhadap pihak yang dijamin untuk menyelesaikan kewajibannya.


(67)

commit to user

Dengan demikian dapat diartikan bahwa perjanjian pemberian jaminan adalah suatu perjanjian tambahan terhadap perjanjian pokok (kontrak) yang melibatkan 3 (tiga) pihak, yaitu:

a) Pemilik Proyek (Obligee / Owner) adalah Pihak Pemberi Pekerjaan yang mengadakan perjanjian/kontrak dengan Pihak Kontraktor (Prinsipal).

Dalam perjanjian / kontrak ditegaskan mengenai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi masing-masing pihak. Kegagalan melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam perjanjian/kontrak bisa merupakan wanprestatie, default atau failure.

b) Kontraktor (Prinsipal) adalah Pihak yang mengikatkan diri dengan Pemilik Proyek (Obligee/Owner) dalam perjanjian / kontrak dan berjanji untuk melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam kontrak.

c) Penjamin (Surety company) adalah Pihak yang memberikan jaminan kepada Kontraktor (Principal) atas kesanggupannya untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian / kontrak dan jika tidak dilaksanakan maka Penjamin (Surety company) akan membayar ganti rugi maximum sebesar nilai jaminan.


(68)

commit to user Perjanjian Pokok

Kontrak

Perjanjian Tambahan (Accesoi)

Gambar 3. 2

Sebelum menerbitkan sertifikat surety bond, seorang Underwriting terlebih dahulu mengadakan / melakukan penelitian yang lebih luas mengenai Calon Prinsipal, mencakup:

1) Kemampuan finansial yang tercermin dari hasil analisa keuangan. 2) Management dan organisasi Calon Prinsipal (kontraktor).

3) Keahlian terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakannya. 4) Peralatan-peralatan yang dimiliki.

5) Kapasitas Kontraktor pada saat ini untuk menyelesaikan kontrak untuk waktu yang ditentukan.

6) Persyaratan-persyaratan hukum yang dimiliki. PEMILIK PROYEK

(OBLIGEE/OWNER)

PENJAMIN (SURETY COMPANY)

KONTRAKTOR (PRINSIPAL)


(69)

commit to user

Bagi kontraktor yang berpengalaman telah memiliki biodata lengkap yang dibutuhkan surety company karena biasanya dalam pengajuan / permohonan untuk menjadi rekanan ataupun pada saat tender, para kontraktor melampirkan biodata dimaksud.

Dari hasil analisa maka surety company akan memperoleh gambaran mengenai risiko yang akan ditanggung. Jadi dalam pemberian penjaminan surery bond tidak hanya didasarkan atas analisa kwantitatif tetapi juga mencakup analisa kwalitatif, dengan melakukan:

(a) Analisa 5C

Setiap calon prinsipal yang telah menyerahkan permohonan surety bond dan telah dilengkapi dengan biodata, Underwriting surety bond terlebih dahulu menganalisanya atas daasar faktor 5C, yaitu:

(1) Character

Character ini menjelaskan keadaan yang sebenarnya dan diharapkan prinsipal bersifat jujur dan terbuka. Dari character ini dapat dianalisa mengenai mentality prinsipal sehingga surety dalam menentukan judgment dapat atau tidaknya bond diterbitkan.Walaupun untuk menganlisa character ini tidak mudah dan bersifat subjectif tetapi hal-hal yang penting untuk diketahui antara lain, sebagi berikut:


(70)

commit to user

a. Kemampuan kontraktor secara comersial

b. Kejujuran dan integritas pimpinan dan orang-orang yang ada dalam perusahaan.

c. Opini dan untuk recomendasi.

(2) Capital

Capital disini adalah kemampuan finansial dari kontraktor dalam membiayai pekerjaan yang dipercayakan kepadanya. Biasanya kekuatan finansial kontraktor dapat diketahui dengan memperhatikan hal-hal, sebagai berikut :

a. Sumber dana keuangan untuk membiayai pekerjaannya (dana sendiri dan sumber dana yang diperoleh dari luar). b. Besarnya modal kerja.

c. Laba dan Neraca beberapa tahun terakhir (biasanya 3 tahun terakhir).

d. Perkembangan usaha.

e. Utang piutang yang ada hubungannya dengan likuiditas. f. Kekayaan bersih (net worth) kontraktor dengan

memperhatikan:

1. Pengendalian biaya. 2. Pekerjaan yang tertunda.

3. Fasilitas Bank dan tingkat pinjaman. 4. Cashflow, dsb.


(71)

commit to user

Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui kemampuan prinsipal yaitu:

a) Mendapatkan keuntungan yang diharapkan.

b) Kewajiban untuk menyelesaikan kewajiban finansialnya dengan segera.

c) Menyelesaikan kewajiban-kewajiban finansialnya pada saat likuidasi.

(3) Capacity

Untuk mengetahui kemampuan tehnis prinsipal dalam menyelesaikan pekerjaannya perlu diperhatikan apakah prinsipal mempunyai kapasitas yang baik dibandingkan dengan volume pekerjaan yang dikerjakan. Kemampuan yang dimaksud disini mencakup:

a. Keahlian orang-orang yang ada didalam perusahaan dan dilapaangan.

b. Pengalaman perusahaan menangani pekerjaan yang sama. c. Proyek-proyek yang pernah diselesaikan.

d. Peralatan-peralatan / mesin-mesin yang dimiliki.

e. Pendapatan dan informasi dari orang atau perusahaan lain mengenai prinsipal tersebut.


(72)

commit to user (4) Condition

Situasi dan kondisi yang mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan baik yang mendukung maupun yang dapat mempersulit. Untuk mengetahui apakah calon prinsipal telah memenuhi persyaratan-persyaratan suatu badan usaha, seperti:

b. Persyaratan hukum yang dimiliki, meliputi:

1. Akte notaris yang memuat tentang tujuan usaha, anggaran dasar yang mengatur tentang permodalan dan struktur keanggotaan pemegang saham.

2. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Surat Ijin Usaha Jasa Kontruksi (SIUJK) bagi kontraktor.

c. Syarat-syarat tambahan lainnya yang dimiliki oleh kontraktor secara khusus sesuai dengan bidang usahanya. d. Past performance kontraktor atau pengalaman-pengalaman.

(5) Collateral

Pada prinsipnya surety bond tanpa collateral, dalam pelaksanaannya tergantung dari hasil penelitian 4C tersebut diatas. Apakah masih diperlukan agunan atau cukup hanya dengan perjanjian ganti rugi kepada surety. Dalam pelaksanannya di Indonesia dapat menetapkan kebijaksanaaan untuk mengenakan collateral atas permohonan surety bond tertentu.


(73)

commit to user

Dengan mempertimbangkan kelima faktor tersebut diatas, maka surety dapat menentukan besarnya kemampuan prinsipal untuk melaksanakan proyek dalam batas nilai kontrak tertentu dalam periode waktu tertentu. Batasan nilai dari kemampuan prinsipal untuk melaksanakan suatu proyek disebut “Plafont Jaminan”.

(b) Perjanjian Ganti Rugi Kepada Surety

Perjanjian ganti rugi kepada surety adalah suatu bentuk perjanjian yang ditandatangani oleh prinsipal dan indemnitor yang menyatakan bahwa prinsipal dan indemnitor akan membayar kembali ganti rugi (klaim) yang telah dibayarkan oleh surety kepada obligee sebagai akibat dari kegagalannya.

Apabila ternyata dikemudian hari prinsipal mengalami wanprestasi (tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada obligee sesuai dengan kontrak) dan surety company membayar klaimnya kepada obligee, maka perjanjian ganti rugi kepada surety tersebut dapat dipergunakan oleh surety company untuk menuntut haknya kepada prinsipal untuk memperoleh kembali recovernya. Yang boleh menjadi indemnitor dalam perjanjian ganti rugi adalah:

(1) Pihak yang menyadari dan bertanggung jawab penuh atas apa yang dijaminnya.


(74)

commit to user

(3) Berkepentingan atas selesainya pekerjaan dengan baik. (4) Dapat dipercaya dan bersedia mengganti kerugian.

(c) Proses Akseptasi

Secara umum untuk tahapan-tahapan yang dilakukan oleh seorang underwriter dalam proses akseptasi surety bond adalah: (1) Mengisi formulir permohonan surety bond.

a. Surat permohonan penerbitan surety bond diatas Kop Surat Perusahaan yang berisi keterangan mengenai:

1. Nama Principal 2. Alamat Lengkap 3. Nama Obligee 4. Alamat Lengkap 5. Jenis Jaminan

6. Nama Pekerjaan / Proyek 7. Lokasi Pekerjaan / Proyek 8. Nilai Pekerjaan / Kontrak / Pagu 9. Nilai Jaminan

10. Jangka Waktu Periode b. Dokumen pendukung

Dokumen pendukung sesuai dengan jenis penerbitan surety bond, yaitu:

1. Jaminan penawaran 2. Jaminan pelaksanaan


(75)

commit to user 3. Jaminan uang muka 4. Jaminan pemeliharaan (2) Survey Lapangan

Survey lapangan dapat dilakukan untuk melihat lebih jelas mengenai:

a. Keadaan yang sebenarnya mengenai calon prinsipal.

b. Keadaan dilapaangan (proyek) untuk mengetahui sejauh mana yang telah dilaksanakan / dikerjakan (prestasi) prinsipal.

c. Peralatan-peralatan yang dimiliki dan dipergunakan untuk menyelesaikan proyek.

(3) Analisa Data

Menganalisa informasi dan dokumen-dokumen pendukung akseptasi, biasanya yang utama dianalisa adalah “3C” yaitu character, capacity dan capital.

(4) Keputusan Underwriting

Berdasarkan hasil analisa tersebut diatas, maka underwriter akan menentukan apakah permohonan surety bond tersebut dapat dipenuhi atau tidak.

(d) Penetapan Besarnya Service Charge

Besarnya service charge yang akan dibebankan kepada principal pada prinsipnya tergantung pada, antara lain:


(1)

commit to user

2. Strategi pemasaran PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo dalam menghadapi perusahaan-perusahaan baru yang terkait dalam produk

surety bond.

Produk surety bond lebih dititik beratkan pada strategi pemasarannya. Karena surety bond yang sifatnya sudah paten produk dari pemerintah maka dalam hal ini Lembaga Keuangan Asuransi hanya bisa mengembangkan produk surety bond dalam hal strategi pemasaran.

Strategi pemasaran yang digunakan PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo dalam usaha memasarkan produk surety bond kepada perusahaan-perusahaan baru yang terkait dengan program STP yang dilakukan secara kontinue, yaitu:

a) Segmentasi (Pengelompokan)

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang

bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen. Segmentasi pasar ini merupakan suatu falsafah yang berorientasi pada konsumen. Falsafah ini menunjukan usaha untuk meningkatkan ketepatan penetapan sasaran dari suatu perusahaan.

Perusahaan yang mengidentifikasi segmen pasarnya harus bisa mengevaluasi berbagai segmen dan memutuskan berapa banyak segmen yang akan dimasuki. Ada dua faktor penting yang


(2)

commit to user

mesti diperhatikan dalam melakukan evaluasi segmen pasar, yaitu daya tarik segmen secara keseluruhan dan sumberdaya perusahaan.

Strategi pemasaran yang dilakukan PT. Asuransi Jasa Indonesia dalam mengelompokkan target pemasarannya yang menjadi konsumen. Konsumen PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo dalam produk surety bond yaitu:

1) Badan Usaha atau yang bergerak dibidang kontruksi atau bidang jasa.

Contoh : PT. Wika

2) Pemasaran terbatas pada kondisi pilihan salah satu pihak

obligee (pemilik proyek).

3) PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo lebih mengutamakan tender dari pemerintah dari pada swasta dikarenakan resiko yang diambil lebih rendah.

b) Targetting (Target)

Mengevaluasi keaktifan setiap segmen, kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih untuk dilayani. Menetapkan pasar sasaran dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran dan daya tarik segmen, kemudian memilih segmen sasaran yang diinginkan oleh perusahaan. Segmen yang ditargetkan oleh


(3)

pemasaran ini dapat lebih memanfaatkan perusahaan dalam memasarkan produk yang dimiliki oleh perusahaan.

Strategi pemasaran yang dilakukan PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo pada saat melakuka tender dalam jaminan biaya. Target pemasarn produk surety bond PT. Asuransi Jasa Indonesia diambil 30% dari pasar tender.

c) Positioning (Posisi)

Positioning pasar adalah menentukan posisi dalam

persaingan yang kompetitif untuk produk atau suatu pasar. Produk atau jasa diposisikan pada posisi yang diinginkan oleh nasabah, sehingga dapat menarik minat nasabah untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan.

Strategi pemasaran yang dilakukan PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo dalam menempatkan target usahanya yaitu dengan:

1) Pelayanan

PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo sebagai pelayan jaminan terjadinya resiko yang tidak diinginkan oleh salah satu pihak.


(4)

commit to user 2) Back up asuransi

PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo juga menggunakan reasuransi dalam melakukan asuransi yang terlalu besar resikonya.

PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo juga mendistribusikan produk surety bond secara langsung melalui asosiasi perusahan dan membina ketrampilan agen dalam aspek produk serta pembinaan kepada pemilik proyek atau asosiasi yang bersangkutan dengan produk surety bond. Bukan kontraktor atau

obligee yang menggunakan produk surety bond ini tetapi sekarang

berkembang dikalangan Perusahaan-perusahaan, Pemborong yang punya wadah, Bank serta Pembiayaan kredit.


(5)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembahasan dari “Analisis Produk Surety Bond Pada PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo”dapat disimpulka bahwa:

Surety bond merupakan produk paten dari pemerintah, yang kemudian

dalam pemasarannya dilakukan oleh Lembaga Keuangan Asuransi. Perusahaan asuransi dalam hal ini mempunyai strategi pemasaran tersendiri dalam menghadapi munculnya perusahaan-perusahaan baru terkait dengan produk surety

bond.

PT. Asuransi Jasa Indonesia adalah salah satu perusahaan asuransi yang memasarkan produk surety bond, dan pemasarannya dilakukan oleh salah satu perusahaan cabangnya yaitu PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo, dalam menghadapi munculnya perusahaan-perusahaan baru yang terkait dengan produk

surety bond maka PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo menggunakan usaha

strategi pemasaran STP, yaitu:

a. Segmentasi (Pengelompokan)

Pengelompokan yang dilakukan PT. Asuransi Jasa Indonesia yaitu mengelompokkan target pemasarannya yang menjadi konsumen.


(6)

commit to user

b. Targetting (Target)

Target yang dilakukan PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo pada saat melakukan tender dalam jaminan biaya.

Target pemasarn produk surety bond PT. Asuransi Jasa Indonesia diambil 30% dari pasar tender.

c. Positioning (Posisi)

Strategi pemasaran yang dilakukan PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo dalam menempatkan target usahanya.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan penulis bagi produk surety bond pada PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo, yaitu:

1. PT. Asuransi Jasa Indonesia harus tetap menjaga hubungan baik dengan kontraktor (principal) dan pemilik proyek (obligee). PT. Asuransi Jasa Indonesia juga harus merangkul dan menarik perhatian pengusaha-pengusaha baru supaya bisnis surety bond lebih diketahui oleh pihak-pihak yang terkait.

2. PT. Asuransi Jasa Indonesia Cabang Solo harus menambah strategi-strategi pemasarannya,supaya pemasaran produk surety bond tidak hanya dikenal dikalangan pengusaha atau kontraktor (principal) dan pemilik proyek (obligee) saja tetapi di kenal dan berkembang dikalangan masyarakat luas supaya bisnis surety bond ini dapat dimanfaatkan dan digunakan semua orang.