Tidak Hanya Lima Tahun Sekali.

--- -- ----

Pikiran Rakyat
o Sen;n

,

123

I

17

18

OJan

o Selasa 0
4

19


5
20

6
21

o Mar OApr

OPeb

Rabu

7
22

0
8
23


0

Kam;s

9

o Me; OJun

10
24

Jumat

o Sabtu

11

25

OJul


12~13
~
0 Ags 8Sep
26

.

28
OOkt

Mlnggu

14

15
16
29
30
31

ONov ODes

R.A.M. Ruslan

Tidak ~any~
Lima
Tahun
Sekali
"
-

APAK bade ka dieu
deui henteu upami
kapilih? (Bapak akan
datang lagi ke sini tidak jika
nanti terpilih?)" Pertanyaan itu
dilontarkan seorang penduduk
pada seorang anggota calon Iegislatif yang mendatanginya
pada masa kampanye. Pertanyaan yang polos, tetapi menohok, semacam sindiran pada
tabiat elite politik yang barn sibuk mendatangi masyarakat lima tahun sekali demi kebutuhan meraih suara.

Pertanyaan inilah yang dihadapi oleh H.A.M. Ruslan pada masa kampanye pemilihan
anggota legislatif di Kabupaten
Bogor, yang menjadi daerah
pemilihan (dapil)-nya untuk
menuju kursi DPR RI. Dalam
pandangan dia, pertanyaan itu
lebih pentillg dari jawabannya.
~ertanyaan itu semacam cara
masyarakat mengingatkan, sekaligus mengatakan harapannya bahwa mereka tidak membutuhkaIrpemimpin yang hanya datang lima tahun sekali.
Oleh karena itulah, sebagai caIon anggota legislatifbersama
dua calon lainnya, ia berani
membuat semacam kontrak
politik yang pada intinya merupakan jawaban atas pertanyaan
tersebut. Disebutkan dalam
kontrak politik itu, jika terpilih
kelak, mereka bersedia kembali
ke daerah pemilihan minimal
satu tahun sekali, juga membuat sejumlah program agar silaturahmi bersama masyarakat
terns berkelanjutan.
"Jadi hubungan kami dengan

masyarakat tidak selesai setelah
pemilihan legislatif," ujar
HAM. Ruslan.
Dunia politik bukanlahjagat
barn bagi lelaki kelahiran Manonjaya, Tasikmalaya ini. Kedua orang tuanya, aIm. H. Kanta Sumpena dan alm. Hj. Maryam adalah pasangan politisi
yang pernah menjadi anggota
konstituante dan DPRGR di tahun 1955hingga 196o-an mewakili Nahdlatul Ulama (NU).
H~M. R1,lslan_melliejakkan_

B

-.

kakinya ke dunia politik, sejak
terpilih sebagai anggota DPRD
Provinsi Jawa Barat pada 1992.
Selama empat periode ia berada di lembaga perwakilan tersebut, sebelum terpilih sebagai
ketua dewan.
Ketika pada pemilihan anggota legislatif 2009, ia dicalonkan oleh Partai Golkar sebagai
calon anggota legislatif untuk

DPR RI. la lolos mewakili dapil
Kab. Bogor. Berikut perbincangan bersama sosok yang namanya tak bisa dipisahkan dari
HU Pikiran Rakyat ini, di kediamannya, barn-barn ini.
Mengapa baru sekarang
menjadi anggota DPR Rl?
Apakah itu kebijakan partai
atau muncul dari Anda?
Jawaban yang pastinya saya
kurangtahu, tetapi sayapercaya, semua ada yang mengatur.
Mungkin partai yang mengatur,
mungkin keinginan saya menghabiskan batasan waktu empat
periode itu di Jabar. Memang
ada ketentuan dari partai tidak
boleh melebihi empat periode,
harus pindah ke jenjang yang

---

-


lebihtinggi~ Saya pikir inilah
yang teIjadi. Mungkin hanya
garis tangan dan keputusan
yang di atas bahwa saya harus
seperti ini.
Ada sih keinginan karena dulu almarhum orang tua sayajuga pernahjadi anggota DPR.
Nah, cita-cita itu barnjadi kenyataan yang insya Allah dalam
periode sekarang karena partai
mengusulkan saya.

'Permukaan. lni yang men~t
saya sangat berat bagi seorang
calon anggota legislatif,tetapi
manfaatnya sangat bagus. Seorang pemimpin sebaiknya memang harus mengikuti proses
semacam ini. Proses untuk bersatu dan melebur bersama rakyat di dalam sebuah realitas.
Makan bareng, kehujanan bareng, salat bareng di masjid,
dan mendengar keluhan mereka. Kami bisa menangis dan tertawa mendengar kisah mereka.
lni memberi keyakinan yang
kuat pada saya bahwa menjadi
pemimpin itu tidak mudah.

Kelak di DPR, pennasalahan-pennasalahan Jabar apa
saja yang akanAnda bawa ?
Saya pikir setiap anggota
DPR yang berasal dari Jabar
harus mempeIjuangkan dan
menyuarakan kepentingan masyarakat Jabar. Dia harus melayaninya melalui sejumlah program yang bisa dilakukan di
tingkat pusat. Sebutlah, Pemrov J abar menggarisbawahi
permasalahan pendidikan, kemiskinan, dan ekonomi kerakyatan. Tiga pilar ini harus kami
prioritaskan. lni bukan pekeIjaan mudah dan harus dikeIjakan serempak oleh seluruh
anggota DPR dari Jabar. Dalam
konteks Kab. Bogor, memperjuangkan pemekaran Kab. Bogor Barat menjadi kenyataan.

Akhimya masyarakat di
Dapil Kab. Bogor memilih Anda. Bagaimana perasaan Anda?
Pertama saya ingin menjelaskan, tentang proses. Dengan
sistem pernilu legislatif seperti
sekarang, ternyata bukan pekerjaan yang mudah karena kami
hanis turun langsung dan bertemu langsung dengan rakyat.
Saya harus tekankan kata "langsung" karena mungkin ada se_iumlah ternan ~g seka~ di


K If pin 9 Hum Q5 U n p Qd 2 00 9'
-

-

Sekarang ini sorotan pada
anggota DPR miring sekali.
Lebih dari sekadar karier po/itik adalah sebuah keberanian
ketikaAnda masuk ke wilayah
yang diasumsikan semacam
itu.
Saya empat periode di DPRD
Jabar. Setiap periode saya
mengikuti perubahan yang terjadi dalam cara pandang masyarakat terhadap lembaga perwakilan. Opini yang saya tangkap selama ini, wajah lembaga
perwakilan seolah tidak ~da bagusnya. Percayalah, dengan
rendah hati, saya ingin mengatakan, kineIja dewan perwakilan rakyat itu tidaklah seperti
yang tampak di permukaan.
Lebih banyak lagi ternan-ternan
sayayangbekeIjadenganbagus, penuh
dedikasi,

tanpa
,.
.
.._
'._u

--

-

ratul Lisan (2002).
Kenapa sih Anda merasa
perlujadipolitisi? Apa tidak
puasjadi wartawan?
Saya dilahirkan dalarn keluarga politisi. Ibu saya Ketua
Fatayat dan Muslimat NU di
Jabar. Tahun 1955,umur 27tahun, ibu sayajadi anggota konstituante termuda sebelum dibubarkan Presiden Soekarno
dan pindah ke DPR GR Ketika
jadi wartawan "PR", saya diposkan di bidang politik, pemerintaban, dan pendidikan, sehingga banyak bergaul dengan tokoh-tokoh yang bergerak di bidang itu. Tahun 1984, saya
masuk menjadi anggota Golongan KaIya. Aktif di media
intemw Golkar, menjadi'pengurns selarna beberapa periode,
sampai akhimya dicalonkan
menjadi anggota DPRD Jabar
menggantikan Wmarhum Bram
M. Darmaprawira yang ketika .
itu menjabat Pemred "PR".

DUDI SUGANDI

parnrih. Tetapi tentu saja kesalahan yang teIjadi itu tidak boleh terolang lagi. Ada data pada
saya, selarna lima tabun, DPRD
Jabar telah menghasilkan 75
perda yang harnpir seluruhnya
untuk kepentingan publik. Bahkan, ada dua perda inisiatif
yang menurut saya perlu digarisbawahi, yakni Perda Trafficking dan Perda Penyandang
Cacat. Termasuk tentu saja perda APBD Jabar.
Karakter DPR tentu berbeda
dengan DPRD Jabar. Dalam
konteks itu apa yan§ akanAnda lakukan ketika sikap atau
keputusanfraksi bertentangan
dengan pandanganAnda?
Sayaselwuop~bahwa
setiap masalah adajwan keluarnya. Swah satujwan adwah
melakukan komunikasi. Saya
percaya, tidak mungkin fraksi
mengarnbil keputusan tanpa
didiskusikan. Di situlah seorang anggota dewan memberikan saran dan pandangan-pandangannya. Syukur kWau diterima. Kalau tidak, apa boleh
buat karena itu sudah diputuskan bersama sebagai sikap
fraksi. Saya harus loyal pada
keputusan fraksi karena fraksi
adalah perpanjangan tangan
partai.
**
DALAM konteks HAM.
Ruslan ini menjadi menarikjika dihubungkan dengan latar .
belakangnya sebagai wartawan.
Berbeda dengan dunia politiJ