PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK ( VISUAL AUDITORI KINESTETIK ) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (PTK Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 ).

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK ( VISUAL AUDITORI KINESTETIK ) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

( PTK Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 )

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1

Program Studi Matematika

Diajukan Oleh : Ari Sugiarti A 410 060 293

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan dalam rangka membentuk nilai, sikap dan perilaku. Pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan manusia sepanjang hayat. Manusia akan sulit berkembang bahkan akan terbelakang tanpa adanya pendidikan. Dengan demikian pendidikan harus diarahkan untuk membentuk manusia yang berkualitas, mampu bersaing, memiliki budi pekerti yang luhur dan bermoral yang baik.

Kemajuan dunia pendidikan tidak mengubah pandangan siswa Indonesia terhadap pendidikan khususnya pendidikan matematika. Pelajaran matematika bagi sebagian besar siswa merupakan pelajaran yang sulit dan tidak menarik, apalagi kebanyakan guru memberikan rumus seringkali siswa dituntut untuk menghafalnya. Pembelajaran matematika diberikan secara klasikal melalui metode ceramah tanpa melihat kemungkinan penerapan model pembelajaran lain, bahan dan alat peraga yang tersedia. Hal ini menyebabkan siswa kurang berminat mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. Siswa merasa bosan dan kurang tertarik mengikuti pelajaran sehingga tidak ada motivasi dalam dirinya untuk memahami apa yang diajarkan oleh gurunya. Motivasi mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Menurut Gage dan Rerliner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 42) motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.


(3)

Rendahnya motivasi membuat siswa malas belajar bahkan acuh terhadap pelajaran matematika sehingga tidak heran selama ini prestasi belajar matematika siswa masih rendah dan dibawah rata – rata.

Rendahnya prestasi belajar siswa terlihat pada ketidaklulusan, sebagian besar siswa tidak mencapai nilai batas lulus yang telah ditetapkan. Hal ini bukan berarti siswa tidak memiliki kemampuan matematika, tetapi masih banyak unsur yang terkait diantaranya guru. Era sekarang dibutuhkan guru yang professional, mampu menyampaikan materi dengan baik, menciptakan suasana belajar yang kondusif, menarik minat dan antusias siswa serta dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran.

Siswa memiliki gaya belajar yang berbeda – beda. Siswa di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta pada umumnya belajar melalui visual (apa yang dapat dilihat atau diamati), auditori (apa yang dapat didengar) dan kinestetik (apa yang dapat digerakkan atau dilakukan) sehingga mereka memerlukan perlakuan yang berbeda sesuai dengan gaya belajarnya masing - masing. Tugas utama seorang guru adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Hal yang perlu dilakukan seorang guru adalah mengenali dan memahami gaya belajar seluruh siswa yang diampunya dan menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Hasil observasi pendahuluan berkaitan dengan metode pembelajaran, guru matematika kelas VIIIA di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta masih menggunakan metode pembelajaran konvensional dan monoton sehingga mengurangi motivasi siswa untuk belajar. Siswa merasa jenuh dengan pola pembelajaran yang sama secara


(4)

terus - menerus. Sebagian besar siswa kurang tertarik bahkan acuh terhadap pelajaran matematika sehingga tidak heran banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Siswa pada umumnya enggan mengemukakan pertanyaan ataupun pendapat saat pembelajaran berlangsung. Rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran matematika menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika. Rendahnya prestasi belajar matematika terlihat dari hasil ulangan harian dari sebagian besar siswa di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta khususnya kelas VIIIA yang belum mencapai ketuntasan minimal. Nilai ulangan harian sebagian besar siswa kelas VIIIA masih dibawah 60.

Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam pembelajaran. Oleh karena itu perlu diterapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta khususnya kelas VIIIA. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran VAK (Visual Auditori Kinestetik). Model pembelajaran VAK merupakan gaya belajar yang menggunakan 3 macam sensori dalam menerima informasi yaitu penglihatan, pendengaran dan gerak. Pembelajaran akan berlangsung efektif dan efisien dengan memperhatikan ketiga hal tersebut. Setiap siswa akan terpenuhi kebutuhannya sehingga mereka termotivasi dalam pembelajaran matematika. Termotivasinya siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta khususnya kelas VIIIA dalam pembelajaran matematika.


(5)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Adakah peningkatan motivasi belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran VAK kelas VIIIA di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta?

Adanya peningkatan motivasi terlihat dari sebagian besar siswa : a. Antusias dalam belajar.

b. Memperhatikan penjelasan dari guru.

c. Aktif, sering mengajukan dan menjawab pertanyaan. d. Mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru. e. Memiliki kemandirian dalam pembelajaran.

2. Adakah peningkatan prestasi belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran VAK kelas VIIIA di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta?

Untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar matematika siswa dapat dilihat dari nilai latihan mandiri (tes) pada setiap akhir putaran. Siswa dikatakan berhasil jika siswa dapat menyelesaikan soal dengan benar dan mencapai target KKM yaitu mencapai nilai = 60.


(6)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan motivasi belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran VAK kelas VIIIA di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta.

2. Meningkatkan prestasi belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran VAK kelas VIIIA di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat konseptual terutama pada pembelajaran matematika. Disamping itu dengan penelitian tersebut dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran matematika. 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai salah satu alternatif bagi guru mata pelajaran matematika untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui penerapan model pemebelajaran VAK. Sebagai referensi ilmiah dan motivasi untuk meneliti bidang studi yang la in serta sebagai acuan penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Manfaat Praktis

Penulis memiliki pengetahuan yang luas, ketrampilan dan pengalaman langsung dalam menerapkan model VAK dalam pembelajaran matematika. Bagi


(7)

Guru, penelitian ini dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa, memperbaiki dan meningkatkan kinerja dan profesionalnya sebagai guru. Siswa diharapkan memperoleh pengalaman langsung, dapat termotivasi dan dapat mencapai prestasi belajar yang optimal dalam pembelajaran matematika.

E. Definisi Operasional Istilah

Untuk menghindari kesalahan persepsi dari penelitian yang berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran VAK ( Visual Auditori Kinestetik ) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ( PTK Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2009 / 2010)” maka peneliti merasa perlu menyertakan definisi operasional istilah.

1. Model Pembelajaran VAK

Model pembelajaran VAK ( Visual Auditori Kinestetik ) merupakan suatu gaya belajar yang menggunakan tiga macam sensori dalam menerima informasi yaitu visual ( Penglihatan ), Auditori ( Pendengaran), Kinestetik ( Gerak). (http://sekolahrumah.com)

a. Visual

Visual ya ng dimaksud disini adalah belajar dengan cara melihat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual yang memegang peranan penting adalah mata.


(8)

b. Auditori

Auditori yang dimaksud disini adalah belajar dengan cara mendengar. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengaran ). Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch ( tinggi rendah suara ), kecepatan berbicara dan hal – hal auditori lainnya.

c. Kinestetik

Kinestetik yang dimaksud disini adalah belajar dengan cara bergerak, bekerja, menyentuh dan melakukan sesuatu. Siswa yang bergaya belajar kinestetik cenderung mudah menyerap dan mengolah informasi melalui sentuhan dan gerakan tubuh

(http://www.e-dukasi.net/pengpop) 2. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para siswanya didalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat bakat dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dalam mempelajari matematika tersebut.


(9)

3. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya(Hamzah B. Uno: 2008: 3).

Menurut Thorndike (dalam Hamzah B. Uno, 2008: 11) belajar adalah proses interaksi antara stimulus ( yang mungkin berupa pikiran, perasaan atau gerakan) dan respons ( yang juga bisa berupa pikiran, perasaan atau gerakan), perubahan tingkah laku dapat berwujud sesuatu yang konkret ( dapat diamati ) atau yang non konkret ( yang tidak dapat diamati )

Motivasi belajar adalah dorongan yang terdapat dalam diri siswa untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang dapat berwujud konkret maupun non konkret.


(1)

terus - menerus. Sebagian besar siswa kurang tertarik bahkan acuh terhadap pelajaran matematika sehingga tidak heran banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Siswa pada umumnya enggan mengemukakan pertanyaan ataupun pendapat saat pembelajaran berlangsung. Rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran matematika menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika. Rendahnya prestasi belajar matematika terlihat dari hasil ulangan harian dari sebagian besar siswa di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta khususnya kelas VIIIA yang belum mencapai ketuntasan minimal. Nilai ulangan harian sebagian besar siswa kelas VIIIA masih dibawah 60.

Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam pembelajaran. Oleh karena itu perlu diterapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta khususnya kelas VIIIA. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran VAK (Visual Auditori Kinestetik). Model pembelajaran VAK merupakan gaya belajar yang menggunakan 3 macam sensori dalam menerima informasi yaitu penglihatan, pendengaran dan gerak. Pembelajaran akan berlangsung efektif dan efisien dengan memperhatikan ketiga hal tersebut. Setiap siswa akan terpenuhi kebutuhannya sehingga mereka termotivasi dalam pembelajaran matematika. Termotivasinya siswa dalam pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta khususnya kelas VIIIA dalam pembelajaran matematika.


(2)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Adakah peningkatan motivasi belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran VAK kelas VIIIA di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta?

Adanya peningkatan motivasi terlihat dari sebagian besar siswa : a. Antusias dalam belajar.

b. Memperhatikan penjelasan dari guru.

c. Aktif, sering mengajukan dan menjawab pertanyaan. d. Mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru. e. Memiliki kemandirian dalam pembelajaran.

2. Adakah peningkatan prestasi belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran VAK kelas VIIIA di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta?

Untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar matematika siswa dapat dilihat dari nilai latihan mandiri (tes) pada setiap akhir putaran. Siswa dikatakan berhasil jika siswa dapat menyelesaikan soal dengan benar dan mencapai target KKM yaitu mencapai nilai = 60.


(3)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan motivasi belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran VAK kelas VIIIA di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta.

2. Meningkatkan prestasi belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran VAK kelas VIIIA di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat konseptual terutama pada pembelajaran matematika. Disamping itu dengan penelitian tersebut dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran matematika. 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai salah satu alternatif bagi guru mata pelajaran matematika untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui penerapan model pemebelajaran VAK. Sebagai referensi ilmiah dan motivasi untuk meneliti bidang studi yang la in serta sebagai acuan penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Manfaat Praktis

Penulis memiliki pengetahuan yang luas, ketrampilan dan pengalaman langsung dalam menerapkan model VAK dalam pembelajaran matematika. Bagi


(4)

Guru, penelitian ini dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa, memperbaiki dan meningkatkan kinerja dan profesionalnya sebagai guru. Siswa diharapkan memperoleh pengalaman langsung, dapat termotivasi dan dapat mencapai prestasi belajar yang optimal dalam pembelajaran matematika.

E. Definisi Operasional Istilah

Untuk menghindari kesalahan persepsi dari penelitian yang berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran VAK ( Visual Auditori Kinestetik ) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa ( PTK Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2009 / 2010)” maka peneliti merasa perlu menyertakan definisi operasional istilah.

1. Model Pembelajaran VAK

Model pembelajaran VAK ( Visual Auditori Kinestetik ) merupakan suatu gaya belajar yang menggunakan tiga macam sensori dalam menerima informasi yaitu visual ( Penglihatan ), Auditori ( Pendengaran), Kinestetik ( Gerak). (http://sekolahrumah.com)

a. Visual

Visual ya ng dimaksud disini adalah belajar dengan cara melihat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual yang memegang peranan penting adalah mata.


(5)

b. Auditori

Auditori yang dimaksud disini adalah belajar dengan cara mendengar. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengaran ). Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch ( tinggi rendah suara ), kecepatan berbicara dan hal – hal auditori lainnya.

c. Kinestetik

Kinestetik yang dimaksud disini adalah belajar dengan cara bergerak, bekerja, menyentuh dan melakukan sesuatu. Siswa yang bergaya belajar kinestetik cenderung mudah menyerap dan mengolah informasi melalui sentuhan dan gerakan tubuh

(http://www.e-dukasi.net/pengpop) 2. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para siswanya didalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat bakat dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dalam mempelajari matematika tersebut.


(6)

3. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya(Hamzah B. Uno: 2008: 3).

Menurut Thorndike (dalam Hamzah B. Uno, 2008: 11) belajar adalah proses interaksi antara stimulus ( yang mungkin berupa pikiran, perasaan atau gerakan) dan respons ( yang juga bisa berupa pikiran, perasaan atau gerakan), perubahan tingkah laku dapat berwujud sesuatu yang konkret ( dapat diamati ) atau yang non konkret ( yang tidak dapat diamati )

Motivasi belajar adalah dorongan yang terdapat dalam diri siswa untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang dapat berwujud konkret maupun non konkret.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEDUNG ADEM BOJONEGORO

0 3 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMP TAMAN SISWA GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 51

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Natar, Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 6 52

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIS AUDITORI VISUAL DAN INTELEKTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD N 2 NOTOHARJO

1 7 71

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL AUDITORI KINESTETIK) PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DENGAN MATERI PASAR DI KELAS VIII

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

0 0 6

ANALISIS PEMANFAATAN SOFTWARE GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Yayah Umayah

1 9 10

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEADS TOGHETHER SISWA KELAS VIII SMP N 1 ALIAN

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA

0 8 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE CIRC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 3 KUNINGAN

0 1 20