PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Natar, Tahun Pelajaran 2012/2013)

ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
PADA MATERI POKOK
CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP
(PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Natar,
Tahun Pelajaran 2012/2013)
Oleh :
Juairiah
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa
pada pembelajaran IPA yang pencapaiannya hanya 30,0% siswa yang tuntas
memenuhi nilai KKM mata pelajaran IPA. Selain itu, guru masih menggunakan
metode yang bersifat teacher centered, yaitu metode ceramah. Berdasarkan
permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian yang
ingin dicapai ialah
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran
yang di harapkan mampu mengatasi masalah tersebut adalah model pembelajaran
inkuiri terbimbing dengan menggunakan media gambar.
Metode Inkuiri menurut Nurhadi dan Senduk (2003 : 78), inkuiri terbimbing
merupakan proses belajar dengan melakukan pemecahan masalah, melakukan

hipotesis, merancang kegiatan, melakukan kegiatan untuk memperoleh data,
mengumpulkan data, serta membuat kesimpulan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan aktivitas dan
hasil belajar IPA siswa melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing
dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas yang
di laksanakan pada tiga siklus. Subjek penelitian di lakukan pada SMP Muhammadiyah 2
Natar. Jumlah siswa sebanyak 25 orang. Instrumen pembelajaran yang digunakan adalah
berupa tes pada akhir siklus untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar
siwa, Hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing
ditunjukkan dengan perencanaan setiap siklusnya yang mengalami perbaikan berdasarkan
hasil refleksi di siklus sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa pada
setiap siklusnya yang mengalami peningkatan.
Pencapaian hasil belajar siswa pada siklus I mencapai rata-rata 35,71% jumlah siswa
yang dinyatakan tuntas hanya 5 orang, siklus II mencapai rata-rata 46,42% jumlah siswa

JUAIRIAH
yang tuntas meningkat menjadi 10 orang dan siklus III mencapai rata-rata 85,71% dengan
juamlah siswa 22 orang. Adapun peningkatan aktivitas belajar siswa di siklus I mencapai
23,0 % siklus II mencapai 65,0% dan siklus III mencapai 75,0%. Berdasarkan hasil

penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri
terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA materi Ciri-Ciri
Makhluk Hidup. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terdapat saran yang hendak
disampaikan yaitu guru atau peneliti lain yang akan melakukan pembelajaran IPA untuk
mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran, seperti model pembelajaran inkuiri
terbimbing yang sudah terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Model pembelajaran inkuiri terbimbing, aktivitas belajar siswa, hasil belajar
siswa, mata pelajaran IPA materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................

i

DAFTAR GAMBAR .............................................................................

ii

PENDAHULUAN ......................................................................


1

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

Latar Belakang ........................................................................
Identifikasi Masalah ...............................................................
Rumusan Masalah...................................................................
Tujuan Penelitian ....................................................................
Manfaat Penelitian ..................................................................
Ruang Lingkup Penelitian ......................................................
Kerangka Pikir ........................................................................
Hipotesis Tindakan .................................................................


1
4
4
5
5
6
6
6

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................

8

I.

A.
B.
C.
D.

E.

Model Pembelajaran Inkuiri ...................................................
Model pembelajaran inkuiri Terbimbing ................................
Aktivitas belajar ......................................................................
Hasil Belajar Siswa .................................................................
Media Pembelajaran ` .............................................................

8
18
21
22
28

III. METODE PENELITIAN..........................................................

32

A.
B.

C.
D.
E.
F.
G.
H.

Waktu dan Tempat Penelitian.................................................
Faktor Penelitian .....................................................................
Rencana Tindakan ..................................................................
Pelaksanaan Penelitian ...........................................................
Data Penelitian ........................................................................
Teknik Pengambilan Data ......................................................
Teknik Analisis Data .............................................................
Indikator Keberhasilan ...........................................................

32
32
33
34

35
36
39
40

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................

41

A. Hasil Penelitian ......................................................................
B. Pembahasan ............................................................................

41
55

V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

63


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang
dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi
sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan
pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai
antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).
Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan
mendorong potensi dan mobilitas siswa dalam belajar. Menurut Sardiman
(2003:20) belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan
dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mendengarkan,
meniru dan lain sebagainya. Keterlibatan siswa dalam proses belajar
mengajar merupakan suatu implimentasi dari keaktifan siswa dalam proses
tersebut, siswa dapat berperan aktif dengan cara melakukan aktivitas yang
dapat mendukung proses belajar diantaranya dengan berdiskusi, membaca
dan memahami materi pelajaran, kerja kelompok, serta melaksanakan tugastugas yang diperintahkan guru. Siswa akan bekerja dalam kelompok kecil

untuk menguasai materi pelajaran.

2

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar
mengajar diantaranya adalah faktor eksternal dan faktor internal, faktor
eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar diri siswa, diantaranya
adanya kurikulum yang terstruktur,adanya tenaga pendidik dan kependidikan
yang bekerja secara baik dan bertanggung jawab, faktor internal adalah faktor
yang bersumber dalam diri siswa diantaranya aktivitas siswa.Memes
(2001:36) aktivitas siswa tergolong dalam kategori aktif.
Dari pengalamana nyata guru dalam proses kegiatan belajar mengajar IPA
pada siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Natar Lampung Selatan
menemukan berbagai permasalahan. Permasalahan-permasalahan tersebut
adalah hasil pengamatan guru, aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan,
menjawab pertanyaan, serta dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
masih rendah ini ditunjukkan dengan sedikitnya jumlah siswa yang
mengajukan pendapat dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan
metode pembelajaran yang dipakai hanya satu arah yakni metode ceramah
sehingga siswa merasa bosan.

Hasil observasi SMP Muhammadiyah 2 Natar Lampung Selatan diketahui
bahwa nilai rata-rata semester dua siswa kelas VII Tahun ajaran
2011/2012sebesar 55 sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar
65, berarti dapat dikatakan hasil belajar siswa rendah. Beberapa faktor
penyebab rendahnya hasil belajar siswa tersebut diantaranya adalah karena
siswa menganggap pelajaran IPA merupakan salah satu pelajaran yang sulit
untuk dipahami, selain itu dipengaruhi oleh rendahnya aktivitas belajar yaitu
kurangnya keinginan untuk belajar, kurangnya perhatian dan kemauan untuk

3

belajar, kurangnya ketekunan menghadapi tugas, kurangnya keuletan
menghadapi kesulitan dan memecahkan soal-soal, kurangnya tanggung
jawab siswa dalam menyelesaikan tugasnya dan kurangnya keberanian siswa
dalam mengutarakan pendapat sehingga siswa kurang aktif dalam
pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diduga bahwa aktivitas belajar siswa akan
berpengaruh terhadap hasil belajar IPA. Abdurrahman (1999:37) menyatakan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seorang yang

berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah laku yang relatip
menetap.Atas dasar hal-hal yang telah diuraikan, pada pembelajaran IPA
perlu diterapkan suatu metode pembelajaran dengan pendekatan yang
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa salah satunya adalah model
pembelajaran yang diketahui dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yaitu
model pembelajaran InkuiriTerbimbing. Pembelajaran menggunakanmodel
pembelajaraninkuiriinidiharapkandapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa.
Sehubungan dengan itu dilakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Media Gambar untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi ciri-ciri makhluk
hidup kelas VIIA SMP Muhammadiyah 2 Natar “

4

B. Indentifikasi Masalah

Dalam proses pembelajaran pada materi ciri-ciri makhluk hidup sebagian
besar siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Natar masih lemah dalam
pemahaman materi. Hal ini yang menyebabkan prestasi siswa rendah di lihat
dari hasil rata-rata semester ganjil siswa, dalam pembelajaran siswa masih
malu bertanya dan mengeluarkan pendapat sehingga keaktifan siswa belum
nampak hal itu dikarenakan pembelajaran masih berpusat pada guru, diskusi
kelompok jarang dilaksanakan. Guru seharusnya menggunakan model
pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar dalam kelompok sehingga
siswa akan terbiasa aktif bertanya dan berpendapat, salah satu model
pembelajaran yang mendorong keaktifan, kemandirian dan tanggung jawab
dalam diri siswa diantaranya adalah model pembelajaran Inkuiri terbimbing.
Model pembelajaran Inkuiri terbimbing melatih siswa untuk bekerjasama
dalam kelompoknya yang heterogen untuk memecahkan suatu permasalahan
dengan melakukan observasi melalui hipotesis yang di temukan sehingga
dapat menyimpulkan dalam diskusi kelompok
.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah
1. Apakah penerapan model pembelajaran Inkuiri terbimbing dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi ciri-ciri makhluk
hidup pada siswa kelas VIIASMP Muhammadiyah 2 Natar Lampung
Selatan

5

2. Apakah penerapan model pembelajaran Inkuiri terbimbingdapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ciri-ciri makhluk hidup
pada siswa kelas VIIASMP Muhammadiyah 2 Natar Lampung Selatan

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian tindakan kelas ini
adalah
1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi ciri-ciri makhluk
hidup di kelas VIIA SMP Muhammadiyah 2 Natar Lampung Selatan
melalui penerapan model pembelajaran Inkuiri terbimbing.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ciri-ciri makhluk hidup
di kelas VIIA SMP Muhammadiyah 2 Natar Lampung Selatan melalui
penerapan model pembelajaran Inkuiriterbimbing

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Guru
Pengalaman dalam pengelolaan penggunaan metode pembelajaran Inkuiri
terbimbing, sehingga akan meningkatkan aktivitas belajar siswa serta
meningkatkan hasil belajar siswa lebih baik lagi.
2. Siswa
Pengalaman yang berbeda dengan pembelajaranInkuiriterbimbing dalam
upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

6

3. Sekolah
Upaya peningkatan mutu pembelajaran di sekolah, memotivasi pihak
sekolah dalam memberikan motivasi pada guru, agar mengembangkan
berbagai macam model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIA SMP
Muhammadiyah 2 Natar semester genap tahun pelajaran 2012/2013
2. Tahapan-tahapan pembelajaran Inkuiri terbimbing dalam penelitian ini
adalah pembelajaran dalam kelompok–kelompok kecil dengan anggota
5siswa dalam satu kelompok secara heterogen yang diawali dengan
penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, presentasi kelas
kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok
3. Materi pokok dalam penelitian ini adalah ciri-ciri makhluk hidup (KD 6.1)
4. Aktivitas siswa dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa selama
pembelajaran berlangsung yaitu kemampuan mengemukan pendapat,
bekerjasama dengan teman anggota kelompok, mempresentasikan hasil
diskusi, kemampuan bertanya,dan kemampuan membuat kesimpulan

G. Kerangka Pikir

Dalam proses pembelajaran tidak hanya media yang diperlukan tetapi harus
disertai dengan model pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

7

Model pembelajaran yang sesuai adalah Model
pembelajaranInkuiriterbimbing. Tipe pembelajaran Inkuiriinidiawali dengan
penyampaian tujuan pembelajaran dan motivasi, penyampaian materi,
kegiatan kelompok, evaluasi, kuis dan penghargaan kelompok. Pada saat
kegiatan kelompok, siswa dituntut untuk berdiskusi dalam memecahkan
permasalahan yang diberikan oleh guru sehingga diperlukan suatu pemikiran
untuk menemukan jawaban secara logis dari persoalan tersebut. Hal ini dapat
diduga dapat melatih siswa untuk mengembangkan keterampilan berfikir juga
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa selama proses
pembelajaran. Model ini juga menekankan pada aktivitas interaksi diantara
siswa untuk saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna
mencapai hasil belajar yang optimal

H. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakandalam penelitian ini adalah :
1. Pembelajaran IPA biologi ketika menggunakan model pembelajaran
Inkuiri terbimbing akan meningkatkan aktivitas belajar serta pemahaman
siswa pada materi, pada siswa kelas VIIA SMP Muhammadiyah 2 Natar
tahun pelajaran 2012/2013
2. Pembelajaran IPA biologi ketika menggunakan model pembelajaran
Inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VIIA
SMP Muhammadiyah 2 Natar tahun pelajaran 2012/2013

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Inkuiri

Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan
sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya
merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia
memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera
penglihatan, pendengaran, pengecapan dan indera-indera lainnya. Hingga
dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan
menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan
bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh keingintahuan itu. Didasari
hal inilah suatu strategi pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri
dikembangkan Sanjaya (2008 : 119)

Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan. Ia menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan
untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan
intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir

9

reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus
ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun
kemampuan itu.

Selanjutnya Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang
menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri
menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek
belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka
berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan
dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Artinya dalam
pendekatan inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan
tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktvitas pembelajaran
biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa,
sehingga kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan
syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan dari penggunaan
strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual
sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inkuiri
siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana
mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Sanjaya (2008:202)
menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:

10

A. Orientasi

Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini
adalah:

1.

Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat

dicapai oleh siswa.
2.

Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh

Siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkahlangkah inkuirI serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah
merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan
kesimpulan.
3.

Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini
dilakukandalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.

B. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Tekateki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong
untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang
sangat penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses
tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga
sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

11

C. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah
satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan
menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan
berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat
merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai
perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
D. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran
inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat
penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data
bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi
juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya.
E. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan
bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh
data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

12

F. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa
data mana yang relevan.

Alasan rasional penggunaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri
adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik
mengenai matematika dan akan lebih tertarik terhadap matematika jika
mereka dilibatkan secara aktif dalam “melakukan” penyelidikan.
Investigasi yang dilakukan oleh siswa merupakan tulang punggung
pembelajaran dengan pendekatan inkuiri. Investigasi ini difokuskan untuk
memahami konsep-konsep matematika dan meningkatkan keterampilan
proses berpikir ilmiah siswa. Sehingga diyakini bahwa pemahaman
konsep merupakan hasil dari proses berpikir ilmiah tersebut.

Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri yang mensyaratkan keterlibatan
aktif siswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap
anak terhadap pelajaran matematika, khususnya kemampuan pemahaman
dan komunikasi matematis siswa. Pembelajaran dengan pendekatan
inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang berupaya
menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam
proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri,
mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benarbenar ditempatkan sebagai subjek yang belajar, peranan guru dalam

13

pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah sebagai pembimbing dan
fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan
kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa
masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya
adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka
memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih
diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan
masalah harus dikurangi.

Dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas, guru mempunyai peranan
sebagai konselor, konsultan dan teman yang kritis. Guru harus dapat
membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok melalui tiga
tahap: (1) Tahap problem solving atau tugas; (2) Tahap pengelolaan
kelompok; (3) Tahap pemahaman secara individual, dan pada saat yang
sama guru sebagai instruktur harus dapat memberikan kemudahan bagi
kerja kelompok, melakukan intervensi dalam kelompok dan mengelola
kegiatan pengajaran.

Kelebihan dan kekurangan pembelajaran Inkuiri (Sudirman, 1990:13)
adalah sebagai berikut :

a. Kelebihan
1)

Model pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat penyajian
informasimenjadi pengolahan informasi.

14

2)

Pengajaran berubah menjadi teacher centered menjadi student
centered. Guru lebih banyak bersifat membimbing.

3)

Dapat membentuk dan mengembangkan self-concept pada diri
siswa.

4)

Dapat memperkaya dan memperdalam materi yang di pelajari
sehingga tahan lama dalam ingatan.

5)

Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai
jenis sumber belajar yang tidak hanya menjadikan guru sebagai
satu-satunya sumber belajar.

6)

Menghindarkan cara belajar tradisional (menghafal).

b. Kekurangan
(1)

Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang
menerima informasi dari guru apa adanya menjadi belajar mandiri
dan kelompok dengan mencari dan mengolah informasi sendiri.
Mengubah kebiasaan bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi
kebiasaan yang telah bertahun-tahun.

(2)

Guru dituntut mengubah kemasan mengajar yang umumnyasebagai
penyaji informasi menjadi fasilitator dan motivator. Hal ini
merupakan pekerjaan yang tidak gampang, karena umumnya guru
merasa belum mengajar dan belum puas apabila tidak
menyampaikan informasi (ceramah).

15

(3)

Metode ini dalam pelaksanaannya memerlukan penyediaan sumber
belajar dan fasilitas yang memadai yang tidak selali tersedia.

(4)

Metode ini tidak efisien khususnya untuk mengajar siswa dalam
jumlah besar, sedangkan jumlah guru terbatas.

Sun dan Trowridge (1973:67) mengemukakan mengenai macam – macam
model pembelajaran inkuiri, yaitu :

1. Inkuiri terbimbing (guided inquiry)

Pada jenis inkuiri ini, sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru.
Selain itu guru menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang
cukup luas kepada siswa. Dalam hal ini siswa tidak merumuskan masalah.
Pada umumnya model pembelajaran inkuiri terbimbing terdiri atas : (1)
Pertanyaan masalah; (2) Prinsip-prinsip atau konsep-konsep yang
ditemukan; (3) alat/bahan; (4) kelas semester; (5) diskusi pengarahan; (6)
kegiatan penemuan oleh siswa; (7) proses berfikir kritis dan ilmiah; (8)
pertanyaan yang bersifat open ended; (9) catatan guru.

2. Inkuiri yang dimodifikasi (modified inquiry)

Dalam hal ini guru hanya menyediakan masalah-masalah dan
menyediakan alat/bahan yang diperlukan untuk memecahkan masalah
secara perorangan atau kelompok. Kemudian siswa diundang untuk
memecahkan masalah yang diberikan oleh guru melalui pengamatan,
ekplorasi atau prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya.

16

Pemecahan masalah atas inisiatif dan caranya sendiri secara kelompok
atau perorangan. Pada model ini, guru berperan sebagai pendorong, nara
sumber, dan bertugas memberikan bantuan yang diperlukan untuk
menjamin kelancaran proses belajar siswa. Bantuannya bisa berupa
pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan siswa dapat berpikir dan
menemukan cara-cara penelitian yang tepat.

3. Inkuiry bebas (free inqury)

Proses pembelajaran inkuiri bebas, guru mengundang siswa untuk
melibatkan diri dalam kegiatan inkuiri bebas. Dalam hal ini, siswa dapat
mengidentifikasi dan merumuskan macam-macam masalah yang akan
dipelajari. Free inquiry dilakukan setelah siswa mempelajari dan
mengerti tentang bagaimana memecahkan suatu masalah dan telah
memperoleh pengetahuan yang cukup tentang bidang studi tertentu
serta telah melakukan modified inquiry

4.

Mengundang ke dalam inkuiri (invitation into inquiry)

Jenis inkuiri ini melibatkan siswa dalam proses pemecahan masalah,
cara-caranya serupa dengan cara-cara yang biasanya diikuti oleh para
ilmuwan. Suatu undangan memberikan suatu masalah kepada siswa
dan melalui pertanyaan yang telah direncanakan dengan teliti
mengudang siswa untuk melakukan beberapa kegiatan seperti
merancang eksperimen, merumuskan hipotesis, menetapkan

17

pengawasan, menetukan sebab-akibat, menginterpretasi data, membuat
grafik, menentukan peran diskusi dan simpulan dalam merencanakan
penelitian, serta mengenal bagaimana kesalahan eksperimental agar
dapat mengurangi atau memperkecil kesalahnnya.

5.

Inkuiri pendekatan peranan (inquiry role approach)

Inquiry role approach (IRA) merupakan kegiatan proses belajar yang
melibatkan siswa dalam tim-tim yang masing-masing terdiri atas
empat anggota untuk memecahkan invitation into inquiry. Masingmasing anggota diberi tugas yang berbeda-beda seperti: koordinator
tim, penasihat teknis, pencatat data, dan evaluator proses. Anggota
tim menggambarkan peranan-peranan tersebut, bekerjasama untuk
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan topik yang
dipelajari.

6. Teka-teki bergambar (pictorial riddle)

Pictorial riddle adalah salah satu teknik atau metode untuk
mengembangkan motivasi dan minat siswa di dalam diskusi
kelompok kecil maupun besar. Gambar, peragaan atau situasi yang
sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir
kritis dan kreatif siswa.

18

7. Pembelajaran sinektik (synectic lesson)

Pendekatan ini untuk menstimulir bakat-bakat kreatif siswa.
Misalnya science dan ilmu-ilmu sastra lebih lanjut dikatakan bahwa
emosi, efektif, dan komponen-komponen irasional dan kreativitas
pada mulanya lebih penting dibandingkan dengan pikiran-pikiran
rasional. Pada dasarnya synectics memusatkan pada keterlibatan
siswa untuk membuat berbagai macam bentuk kiasan supaya dapat
membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Hal
ini dapat dilaksanakan karena kiasan dapat membantu melepaskan
ikatan struktur mental yang melekat kuat dalam memandang suatu
masalah sehingga dapat menunjang timbulnya ide-ide kreatif.

8. Kejelasan nilai-nilai ( value clarification)

Perlu diadakan evaluasi lebih lanjut tentang kelebihan-kelebihan
pendekatan ini, terutama yang menyangkut sikap, nilai-nilai dan
pembentukan self-concept siswa.

B.

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Model pembelajaran inkuiri terbimbing digunakan apabila dalam
pembelajaran guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas
kepada siswa. Pada umumnya, model pembelajaran inkuiri terbimbing
terdiri atas : 1) Pernyataan masalah; 2) kelas semester; 3) prinsip atau
konsep yang ditemukan; 4) alat/bahan; 5) diskusi pengarahan; 6)

19

kegiatan penemuan oleh siswa; 7) proses berpikir kritis dan ilmiah; 8)
pertanyaan yang bersifat open ended ; 9) catatan guru.

Pada model pembelajaran inkuiri terbimbing ini, guru memberikan
petunjuk-petunjuk kepada siswa seperlunya. Petunjuk tersebut dapat
berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing agar siswa mampu
menemukan sendiri arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan
untuk memecahkan permasalahan yang diberikan guru.
Pengerjaannya dapat dilakukan sendiri atau dapat diatur secara
kelompok. Bimbingan yang diberikan kepada siswa dikurangi sedikit
demi sedikit seiring bertambahnya pengalaman siswa dengan
pembelajaran secara inkuiri.

Tahap-tahap pembelajaran model inkuiri terbimbing yang akan
diterapkan pada penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Eggen dan Kauchak (Trianto, 2007:36), meliputi menyajikan
pertanyaan atau masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan,
melakukan percobaan untuk memperoleh data, mengumpulkan dan
menganalisis data, serta membuat kesimpulan.

20

Tabel 2.1Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing
Fase Ke-

Indikator

Peran guru

1.

Menyajikan
pertanyaan atau
masalah

Guru membimbing siswa mengidentifikasi
masalah dan di tuliskan di papan tulis. Guru
membagi siswa dalam beberapa
kelompok.

2.

Membuat hipotesis

Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk curah pendapat dalam membentuk
hipotesis.
Guru membimbing siswa dalam menentukan
hipotesis yang relevan dengan permasalahan
dan memprioritaskan hipotesis yang akan
digunakan untuk dijadikan prioritas
penyelidikan.

3.

Merancang kegiatan

Guru memberikan kesempatan pada siswa
untuk menentukan langkah-langkah yang
sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan.
Guru membimbing siswa dalam menentukan
langkah-langkah kegiatan.

4.

Guru membimbing siswa mendapatkan data
melalui kegiatan

5.

Melakukan kegiatan
untuk memperoleh
data
Mengumpulkan data

6.

Membuat kesimpulan

Guru memberikan kesempatan kepada tiap
kelompok untuk menyampaikan hasil
pengolahan data yang terkumpul
Guru membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan berdasarkan data yang telah
diperoleh.

21

C.

Belajar
Menurut Gagne (Dahar, 1996 :78) belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman. Menurut teori-teori Gesalt-field (Dahar, 1996:65),
belajar merupakan suatu proses perolehan atau perubahan insaitinsait (insight), pandangan-pandangan (outlooks), harapan-harapan,
atau pola-pola berpikir. Selain itu ada beberapa ahli yang mencoba
merumuskan dan membuattafsiran tentang belajar diantaranya
sebagai berikut:
1. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman (learning is defined as the modification or
strengthening of behavior throughth experience). Maksudnya
belajar merupakan proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil
atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih
luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.
2.

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu
memalui interaksi dengan lingkungan. Pengertian belajar ini
lebih menitikberatkan pada interaksi antara individu dengan
lingkungan.

22

D. Hasil Belajar
Bloom (Arikunto, 2007: 35) membagi masingmasing ranah ke
dalam tingkatan-tingkatan kategori yang dikenal dengan
istilahBloom’s Taxonomy (Taksonomi Bloom).
1. Ranah Kognitif
a. Hafalan/C1 (Knowledge)
Jenjang ini meliputi kemampuan menyatakan atau mengingat
kembalifakta, konsep, prinsip, prosedur atau istilah yang telah
dipelajari. Tingkatan ini merupakan tingkatan yang paling rendah,
tapi menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Kemampuan
yang dimiliki hanya menangkap informasi kemudian
mengungkapkan kembali informasi tersebut. Contoh kata kerja
operasional yaitu menyebutkan, mengenal, menunjukkan,
mengingat, dan mendefinisikan.
b. Pemahaman/C2 (Comprehension)
Merupakan kemampuan untuk memahami makna translasi,
interpolasi, suatu masalah yang dinyatakan dengan kata-kata
sendiri. Munaf (2001:34) mengemukakan bahwa pemahaman
merupakan salah satu jenjang kemampuan dalam proses berpikir
dimana siswa dituntut untuk memahami yang berarti mengetahui
sesuatu hal dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pada
tingkatan ini, siswa harus memahami makna yang terkandung di

23

dalamnya sehingga dapat mengubah satu bentuk menjadi bentuk
lain. Contoh kata kerja operasional yaitu mengubah, menjelaskan,
menyajikan, menginterpretasikan, dan menentukan.
c.

Penerapan/C3 (Application)
Penerapan merupakan kemampuan untuk menggunakan
konsep dalam situasi baru. Jenjang ini lebih tinggi dari
pemahaman. Pada tingkatan ini kemampuan yang diperoleh
yaitu kemampuan menerapkan prinsip, konsep, teori, hukum
maupun metode yang dipelajarinya untuk menyelesaikan suatu
masalah. Contoh kata kerja operasional yaitu menerapkan,
menghitung, dan menemukan.

d.

Analisis/C4 (Analysis)
Analisis merupakan kemampuan untuk memisahkan materi
atau konsep menjadi komponen-komponen sehingga
strukturnya dapat dipahami. Dengan analisis diharapkan
seseorang dapat membagi suatu sistem menjadi bagian-bagian
yang lebih rinci atau lebih terurai dan memahami hubungan
diantara bagian yang satu dengan yang lainnya. Contoh kata
kerja operasional yaitu menganalisis, mengklasifikasikan, dan
membandingkan.

24

e.

Sintesis/C5 (Synthesis)
Sintesis merupakan kemampuan untuk membangun struktur
atau pola dan unsur-unsurnya, serta menggabungkan bagianbagian menjadi satu kesatuan yang memiliki makna.
Kemampuan sintesis merupakan kemampuan menggabungkan
bagian-bagian (unsur-unsur) sehingga terjelma pola yang
berkaitan secara logis atau mengambil kesimpulan dari
peristiwa-peristiwa yang ada hubungannya satu dengan yang
lain (Munaf, 2001:73). Misalnya dalam merencanakan
eksperimen, menyusun karangan, menggabungkan objekobjek yang memiliki sifat sama ke dalam satu klasifikasi.
Contoh kata kerja operasional yaitu menghubungkan,
menghasilkan,merumuskan,mengorganisasikan, dan
menyimpulkan.

f. Evaluasi/C6 (Evaluation)
Merupakan kemampuan untuk membuat pertimbangan yang
berkaitan dengan nilai-nilai terhadap suatu gagasan atau materi.
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu
yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja,
materi berdasarkan kriteria tertentu. Untuk dapat membuat
suatu penilaian, seseorang harus dapat memahami, menerapkan,
menganalisis dan mensintesis terlebih dahulu. Contoh kata

25

kerja operasional yaitu menilai, mempertimbangkan,
menafsirkan, menaksir, dan memutuskan.

2. Ranah Afektif
Ranah Afektif berkaitan dengan perkembangan emosional
individu misalnya sikap (attitude), apresiasi (appreciation), dan
motivasi (motivation). Bloom membagi ranah afektif dalam lima
kategori yaitu :
a. Penerimaan / Receiving
Kesukarelaan dan kemampuan memperhatikan terhadap
stimulus yang tepat. Misalkan siswa mampu mendengarkan
penjelasan dari guru secara seksama tanpa memberikan
respon yang lebih.
b.

Pemberian respon/Responding
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Kemampuan ini
meliputi keinginan dan kesenangan menanggapi suatu
stimulus. Misalkan dalam pembelajaran, siswa memberikan
pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahaminya, siswa
menjawab pertanyaan guru dan mau bekerjasama dalam
penyelidikan.

26

c.

Penilaian/Valuing
Nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tertentu.
Reaksi-reaksi yang dapat muncul seperti menerima, menolak
atau tidak menghiraukan. Contoh sikap yang ditunjukkan
misalnya siswa dapat bertanggung jawab terhadap alat-alat
penyelidikan dan bersikap jujur dalam kegiatan pembelajaran.

d.

Pengorganisasian/Organization
Meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai.
Sikap-sikap yang membuat lebih konsisten dapat
menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu
sistem nilai internal. Sikap yang ditunjukkan misalnya
kemampuan dalam menimbang dampak positif dan negatif
dari suatu perlakuan.

e.

Karakteristik/Characterization
Keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang yang
mempengaruhi pola kepribadian atau tingkah lakunya.
Misalnya mau mengubah pendapatnya jika pendapat tersebut
tidak sesuai dengan bukti-bukti yang ditunjukkan.

27

3. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan (skills). Ranah
psikomotor dikemukakan oleh Dave (Clark, 2000) dibagi menjadi lima
kategori sebagai berikut:
a.

Imitation (Peniruan) Kemampuan ini dimulai dengan mengamati
suatu gerakan kemudian memberikan respon serupa dengan yang
diamati. Misalnya kemampuan menggunakan alat ukur setelah
diperlihatkan cara menggunakannya.

b.

Manipulation (Manipulasi)
Kemampuan ini merupakan kemampuan mengikuti pengarahan
(instruksi), penampilan dan gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan
suatu penampilan. Misalkan mampu melakukan kegiatan penyelidikan
sesuai dengan prosedur yang dibacanya.

c.

Precision (Ketepatan)
Kemampuan ini lebih menekankan pada kecermatan, proporsi dan
kepastian yang lebih tinggi. Misalkan pada saat menggunakan alat
ukur, memperhatikan skala alat ukur yang digunakan dan satuan yang
digunakan juga dalam mengambil data, orang yang memiliki
ketepatan biasanya melakukan pengamatan berulang kali untuk
mendapatkan hasil yang lebih pasti.

28

d.

Articulation (Artikulasi)
Merupakan kemampuan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan
membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau
konsistensi internal diantara gerakan-gerakan yang berbeda. Contoh
yang ditunjukkan menulis dengan rapi dan jelas, mengetik dengan
cepat dan tepat serta menggunakan alat-alat sesuai dengan
ketentuannya.

e.

Naturalization (Naturalisasi)
Menekankan pada kemampuan yang lebih tinggi secara alami,
sehingga gerakan yang dilakukan dapat secara rutin dan tidak
memerlukan pemikiran terlebih dahulu.

E. Media Gambar Dalam Pembelajaran
Gambar termasuk media pembelajaran berbasis visual. Telah diketahui
bahwa media berbasis visual seperti gambar dapat memudahkan
pemahaman terhadap suatu materi pelajaran yang rumit atau kompleks.
Media gambar dapat menyuguhkan elaborasi yang menarik tentang
struktur atau organisasi suatu hal, sehingga juga memperkuat ingatan.
Media gambar dapat menumbuhkan minat siswa dan memperjelas
hubungan antara isi materi pembelajaran dengan dunia nyata. Untuk
memperoleh kemanfaatan yang sebesar-besarnya dalam penggunaan
media gambar dalam pembelajaran ini, maka ia haruslah dirancang dengan
sebaik-baiknya.Jenis-Jenis Media Gambar dalam Pembelajaran

29

Media pembelajaran gambar dapat disajikan dalam bentuk : (1) Poster; (2)
Kartun; (3) Komik; (4) Gambar Fotografi; (5) Slide; (6) Bagan;dan (7)
Diagram.

1. Poster
Poster adalah media pembelajaran berbentuk ilustrasi gambar yang
disederhanakan, dibuat dengan ukuran besar, bertujuan menarik
perhatian, dan isi atau kandungannya berupa bujukan, memotivasi,
atau mengingatkan suatu gagasan pokok, fakta atau peristiwa tertentu.
Gagasan tadi disampaikan dengan kata-kata singkat namun padat dan
jelas.
2. Kartun
Kartun merupakan sebuah media unik untuk mengemukakan gagasan.
Kartun dapat digunakan sebagai media pembelajaran karena dapat
dipakai untuk memotivasi siswa dan memberikan ilustrasi secara
komunikatif.Kartun dibuat dalam bentuk lukisan atau karikatur.

3.

Komik
Komik adalah media pembelajaran berbentuk gambar selain kartun
yang juga bersifat unik.Bedanya, pada komik terdapat karakter yang
memerankan suatu cerita dalam urutan (rangkaian seri).Komik
memiliki keunggulan tersendiri sebagai media pembelajaran dalam
bentuk gambar, karena komik sangat akrab dengan keseharian siswa.

30

4.

Gambar Fotografi
Gambar fotografi merupakan media pembelajaran yang sangat mudah
dibuat pada era digital sekarang ini. Berbagai macam gadget yang ada
di sekitar kita biasanya dilengkapi dengan fitur kamera yang
memungkinkan kita membuat gambar fotografi.Gambar fotografi
karena langsung berisi foto nyata objek atau situasi atau peristiwa,
maka ia merupakan media pembelajaran gambar yang sangat realistik
(konkret)

5.

Bagan
Bagan adalah kombinasi media grafis dan foto yang dirancang untuk
memvisualisasikan suatu fakta pokok atau gagasan dengan cara yang
logis dan teratur.Fungsi utama bagan sebagai media gambar adalah
untuk memperlihatkan hubungan, perbandingan, jumlah relatif,
perkembangan, proses, klasifikasi, dan organisasi.
Perhatikan contoh media gambar berbentuk bagan berikut:

6.

Diagram

Diagram adalah gambar yang digunakan untuk media pembelajaran
dalam bentuk gambaran sederhana yang dibuat dengan tujuan
memperlihatkan bagian-bagian, atau hubungan timbal balik, biasanya
dengan menggunakan garus-garis dan keterangan bagian atau
hubungan yang ingin di tujukan.

31

7.

Grafik
Grafik adalah media gambar untuk tujuan penyajian data berupa
angka-angka. Grafik memberikan informasi inti suatu data, berupa
hubungan antar bagian-bagian data. Adabermacam-macam bentuk
media gambar grafik yang dapat disajikan sebagai media pembelajaran
kepada siswa, misalnya grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran,
dan grafik bergambar. Setiap jenis grafik mempunyai kekhususan
dalam hal jenis data yang ditampilkan.

32

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

1. Lokasi penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti adalah SMP
Muhammadiyah 2 Natar Lampung Selatan
2. Kelas yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah kelas VIIAyang
berjumlah 25 orang siswa dengan perempuan.
3. Mata pelajaran yang digunakan sebagai materi penelitian adalah Ilmu
Pengetahuan Alam Biologi semester genap
4. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMP Muhammadiyah
2 Natar Lampung Selatan.

B. Faktor yang diteliti

Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah:
Aktivitas belajar siswa diteliti melalui observasi pada saat pembelajaran
berlangsung dan hasil belajar siswa yang dilihat dari tes pada akhir dari setiap
siklus.

33

C. Rencana Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dalamdua siklus, masing-masing siklus dengan
tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Tahapan rencana penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut
Tahapanrencanapenelitianinidapatdigambarkansebagaiberikut :

RENCANA TINDAKAN
DI LAPANGAN

SIKLUS 1

RENCANA 1

PELAKSANAAN1

OBSERVASI 1

REFLEKSI1

SIKLUS 2

SIKLUS 3

RENCANA2

RENCANA 3

PELAKSANAAN2

OBSERVASI2

PERBAIKAN
RENCANA 2

Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan dalam Hopkins (1993:44)

PELAKSANAAN 3

OBSERVASI 3

DST

34

Keterangan :
Menurut(Hopkins, 1993:44) PTK adalahpenelitian yang
mengkombinasikanprosedurpenelitiandengan tindakansubstantife ,
suatutindakan yang dilakukandalamdisiplininkuiri,
atausuatuusahaseseoranguntukmemahamiapa yang sedangterjadi,
sambilterlibatdalamsebuahperbaikandanperubahan.

D.

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus, dalam 2 kali pertemuan
dengan rincian sebagai berikut:

Siklus 1
1. Perencanaan
Diawali dengan tahap persiapan pembelajaran guru membuat silabus,RPP,
lembar kerja siswa (LKS), lembar tugas siswa
2. Pelaksanaan
Tahap pertama kegiatan yang dilakukan meliputi berdoa, mengisi daftar
hadir, membentuk kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa untuk tiap
kelompok. Guru menjelaskan tentang konsep yang telah ditetapkan
membagi lembar kerja dan siswa melaksanakan diskusi
Siswa berdiskusi menggunakan LKS yang diberikan oleh guru
Beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi, guru mengobservasi
dan serta menyimpulkan materi. Kemudian tahap terakhir yaitu
penghargaan kelompok yang dihitung dari nilai individu

35

3. Pengamatan (observasi)
Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran siklus 1
berlangsung yaitu mengenai aktivitas siswa dan kinerja guru. Data yang
diperoleh akan diolah, dan digeneralisasikan agar diperoleh kesimpulan
yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang
dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya.
4. Refleksi
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh peneliti bersama guru untuk
mengkaji kinerja guru dan aktivitas serta hasil belajar siswa selama
pembelajaran berlangsung, sebagai acuan dalam membuat rencana
pembelajaran pada siklus selanjutnya.

Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi siklus 1 perencanaan siklus II sama dengan siklus I

Siklus III
Berdasarkanhasilperkembangan yang di lihatdarirefleksisiklus II
perencanaansiklus III samadengansiklus II.

E. Data penelitian

Data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi aktivitas belajar
siswa selama pembelajaran berlangsung
2. Tes tertulis/evaluasi (Tes siklus I, II, III)

36

F. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Aktivitas siswa
Aktivitas siswa diperoleh dengan lembar observasi aktivitas siswa yang
berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran
setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan memberi
tanda (√) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah
ditentukan. Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data
aktivitas siswa pada saat pembelajaran adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Lembar observasi aktivitas siswa

No

Aspek yang diamati

Nama
siswa

A
1

B

C

D

E

∑xi

2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1
2
3
4
5
Jumlah

Keterangan :
A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ide
1. Tidak mengemukan pendapat/ide (diam saja)
2. Mengemukakan pendapat/ide tapi tidak sesuai dengan pembahasan
3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan
B. Bekerjasama dengan teman anggota kelompok
1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja)
2. Bekerjasama tetapi hanya satu atau dua teman
3. Bekerjasama dengan teman anggota kelompok sehingga semua
anggota kelompok itu menguasai materi pembelajaran

X

X

37

C. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi
kelompok
2. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi tetapi
kurang baik
3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi
kelompok dengan baik
D. Kemampuan bertanya
1. Tidak mengajukan pertanyaan (diam saja)
2. Mengajukan pertanyaan tetapi tidak mengarah pada permasalahan
3. Mengajukan pertanyaan mengarah dan sesuai pada permasalahan
E. Kemampuan untuk membuat kesimpulan
1. Kurang dapat membuat kesimpulan
2. Kesimpulan yang dibuat kurang lengkap
3. Membuat kesimpulan sesuai dengan pembahasan

2. Aktivitas Guru
Aktivitas guru diperoleh dengan lembar observasi aktivitas guru yang berisi
semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Guru diamati oleh guru mitra dengan mengisi memberi tanda
(√) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Lembar
observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas guru pada saat
pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut :

38

Tabel 2. Lembar observasi kinerja guru
No

A

Aspek yang diamati

Penilaian
dilakukan
KB CB B SB
Ya Tidak

Pendahuluan
1. Membacakan standar kompetensi KD
dan Indikator
2. Memberikan Motivasi
3. Memberikan Apresiasi
4. Menjelaskan Langkah
InkuiriTerbimbing.
Kegiatan Inti
1. Melakukan Presentasi

B

C

2. Membentuk kelompok belajar dengan
Anggota 5 siswa pada tiap kelompok
3. Membimbing Siswa dalam kerja
kelompok
Penutup
1. Memberikan Test
2. Memberikan penghargaan pada
kelompok yang berprestasi

Beri tanda (√)
Keterangan :
KB : Kurang dilaksanakan
CB : Cukup Baik
B : Baik
SB : Sangat Baik

3. Instrumen hasil belajar
Tes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa.
Setelah diberikan pelajaran melalui metodepembelajaraninkuiriterbimbing.
Nilai diambil dari hasil tes yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Bentuk
tes yang digunakan yaitu tes tertulis berupa soal pilihan jamak. Hasil tes
seluruh siswa dirata - rata, kemudian dijadikan data tiap siklus yang
akandibandingkan dengan rata - rata hasil tes pengusaan konsep siklus

39

berikutnya.
G. Teknik Analisis Data

1. Aktivitas siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan
data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan
menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata-rata skor
aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

X =

∑xi
x 100


Keterangan: �= rata-rata skor aktivitas siswa

∑�i = jumlah skor yang diperoleh

n= jumlah skor maksimum Hake (dalam Belina,2008:37)
Tabel 2. Klasifikasi indeks aktivitas siswa
Interval

Kategori

0,00 – 29,99

Sangat Rendah

30,00 – 54,99

Rendah

55,00 – 74,99

Sedang

75,00 – 89,99

Tinggi

90,00 – 100,00

Sangat tinggi

Sumber, Belina, (2008:37)
2. Simpanganbaku
Standar deviasi (simpangan baku) adalah ukuran-ukuran keragaman (variasi)
data statistik yang paling sering digunakan. Rumusstandardeviasiadalah

Standardeviasi =
Keterangan :x = rata-rata sampel

40

n = ukuransampel
3. Analisis tes hasil belajar
Analisis tes hasil belajar siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat
ketuntasan belajar siswa yang diperoleh dari tiap siklus. Penguasaan materi
pelajaran dapat diperoleh dari nilai yang diperoleh siswa untuk setiap siklus.
Nilai hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai =

jumlah skor perolehan
X 100
jumlah skor

H. Indikator Keberhasilan
Keberhasilan penelitian kelas ini dapat diperoleh dari aktivitas dan hasil
belajar. Keberhasi

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

2 12 55

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP ( Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Krui Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 8 43

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 4 57

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 11 57

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Natar, Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 6 52

PENERAPAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP KELAS VII2 SMP MUHAMMADIYAH 2 KALIANDA

0 12 116

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA (PTK pada siswa Kelas VII di SMP PGRI 2 Braja Selebah T.P. 2012/2013)

0 3 40

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batu Ketulis Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 3 57

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

2 41 56

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

1 11 72