PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY DAN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI.

(1)

Tesis

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Biologi

oleh

Eka Nurlaena NI M 1302553

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Jalan Dr. Setiabudhi no. 229 Bandung


(2)

dan Membentuk Habits of Mind Mahasiswa Calon Guru Biologi" ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,

Eka Nurlaena (NIM: 1302553)


(3)

KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY DAN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Nama : Eka Nurlaena NIM : 1302553

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing

Dr. Hj. Siti Sriyati, M. Si. NIP: 19640928 198901 2 001

Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Dr. Bambang Supriatno, M. Si. NIP. 19630521 198803 1 002


(4)

i

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Tesis dengan judul Pembelajaran Morfologi Tumbuhan dengan Pendekatan Konstruktivisme untuk Membangun Self Efficacy dan Membentuk Habits of Mind Mahasiswa Calon Guru Biologi merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan metode Poor Experimental Design dan desain penelitian The One Group Pretest- Posttest Design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat self efficacy dan habits of mind mahasiswa calon guru biologi setelah diberikan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme. Instrumen yang digunakan terdiri dari instrumen utama berupa angket, dan instrumen pendukung berupa lembar observasi, pretest-posttest, peer assessment dan self assessment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme memberikan pengaruh dalam proses membangun self efficacy dan membentuk habits of mind. Hal ini dapat dilihat dari perubahan skor rata-rata sebelum pembelajaran sebesar 62,34 menjadi 85,54 dengan indeks gain (N-gain) 0,62 untuk self efficacy dan skor rata-rata habits of mind sebelum pembelajaran sebesar 70,27 meningkat menjadi 86,99 dengan indeks gain (N-gain) 0,56. Berdasarkan kategori indeks gain tersebut, untuk self efficacy, 33,53% mahasiswa termasuk kategori tinggi dan 76,47% termasuk kategori sedang. Untuk habits of mind terdapat 29,41% mahasiswa termasuk kategori tinggi dan 70,59% termasuk kategori sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme dapat membangun self efficacy dan membentuk habits of mind mahasiswa calon guru biologi.


(5)

ii

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Thesis titled Study of Plant Morphology with Constructivist Approach to Building Self Efficacy and Forming Habits of Mind Biology Teacher Student Candidate is an experimental research that uses methods Poor Experimental Design and research design The one group pretest-posttest design. This study aims to determine the level of self-efficacy and habits of mind biology student teachers after a given learning with constructivism approach. The instrument used consisted of the main instrument in the form of questionnaires, and supporting instruments such as observation sheets, pretest-posttest, peer assessment and self-assessment. The results showed that the constructivist approach to learning with influence in the process of building self-efficacy and forming habits of mind. It can be seen from the average change in score before learning of 62.34 into 85.54 with a gain index (N-gain) 0.62 to self-efficacy and the average score habits of mind before learning of 70.27 increased to 86.99 with a gain index (N-gain) 0.56. Based on the gain index category, to self efficacy, 33.53% of the students were high and 76.47% including medium category. For the habits of mind are 29.41% of the students were high and 70.59% including medium category. It can be concluded that learning with constructivism approach can build self-efficacy and forming habits of mind biology student teachers.


(6)

i

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak... i

Abstract ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... vi

Daftar tabel ... ix

Daftar gambar ... x

Daftar lampiran... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C Tujuan Penelitian ... 11

D Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Self Efficacy atau Efikasi Diri ... 13

1. Pengertian Self Efficacy... 13

2. Membangun Self Efficacy ... 15

B. Habits of Mind ... 16

1. Pengertian Habits of Mind... 16

2. Indikator Habits of Mind ... 18

3. Membentuk Habits of Mind ... 26

C. Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme ... 31

D. Morfologi Tumbuhan ... 39

1. Batang ... 39

2. Daun ... 42

E. Penelitian yang Relevan ... 44


(7)

ii

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

A. Definisi Operasional... 46

B. Metode dan Desain Penelitian ... 47

C. Subjek Penelitian ... 48

D. Instrumen Penelitian ... 48

E. Prosedur Penelitian ... 59

1. Tahap Persiapan ... 59

2. Tahap Pelaksanaan ... 60

3. Tahap Akhir ... 64

F. Analisis Data... 65

G. Bagan Alur Penelitian... 69

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 70

A. Temuan ... 70

1. Hasil penelusuran angket self efficacy ... 70

2. Hasil penelusuran angket habits of mind... 73

3. Hasil penelusuran lembar observasi... 79

4. Hasil penelusuran pretest dan posttest ... 85

5. Hasil penelusuran peer assessment ... 86

6. Hasil penelusuran self assessment ... 89

B. Pembahasan ….. ... 92

1. Self Efficacy... .. 92

2. Habits of Mind ... 96

3. Data pendukung ... 115

a. Lembar observasi ... 115

b. Pretest dan posttest ... 120

c. Peer assessment... 121

d. Self assessment ... 123

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI……… ... 125

A. Simpulan ……... 125


(8)

iii

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

REFERENSI ………. ... 127

LAMPIRAN-LAMPIRAN………. ... A. Satuan Acara Pembelajaran ……. ... 135

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……. ... 138

B. Instrumen Penelitian ……. ... 148

C. Analisis Data ... 166 D. Perizinan ……. ...


(9)

iv

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Indikator habits of mind ……….……….…...…… 18 3.1. Instrumen penelitian ………..…… 48 3.2. Hasil uji coba angket penelusuran self efficacy ………. 54 3.3. Butir instrumen self efficacy yang valid dan reliabel ………..………..…. 55 3.4. Hasil uji coba angket penelusuran habits of mind……….. 56 3.5. Butir instrumen habits of mind yang valid dan reliabel ……..…...……… 58 3.6. Konten morfologi tumbuhan yang digunakan pada setiap pertemuan ….. 61 3.7. Paradigma antara pembelajaran konstruktivisme, self efficacy, dan habits

of mind………...………..….… 63

4.1. Rata-rata skor sebelum dan setelah pembelajaran serta indeks gain

penelusuran self efficacy mahasiswa calon guru biologi ………..….. 71 4.2. Persentase indeks gain self efficacy mahasiswa calon guru biologi ….….. 71 4.3. Rata-rata skor sebelum pembelajaran, setelah pembelajaran, dan indeks

gain self efficacy mahasiswa untuk setiap indikator………...…. 72 4.4. Rata-rata skor sebelum dan setelah pembelajaran serta indeks gain

penelusuran habits of mind mahasiswa calon guru biologi………….……. 74 4.5. Persentase indek gain habits of mind mahasiswa calon guru biologi .….... 74 4.6. Rata-rata skor sebelum pembelajaran, setelah pembelajaran, dan indeks

gain habits of mind untuk setiap indikator ………..………… 75 4.7. Persentase kesesuaian kegiatan dosen dan mahasiswa selama pembelajaran


(10)

v

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

4.8. Rata-rata skor pretest dan posttest yang diperoleh mahasiswa pada setiap

pertemuan ………..…….……….…… 85

4.9. Persentase mahasiswa berdasarkan instrumen peer asessment pada setiap pertemuan ……..…..…….……….…………...…...… 87 4.10. Hasil analisis instrumen self asessment pada setiap pertemuan…..….… 90

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1.Keterkaitan antara pendekatan konstruktivisme dengan pencapaian

indikator- indikator self efficacy dan habits of mind ………….…..…...….. 9 3.1. Alur penelitian ……….……...……….…..……... 69 4.1. Rata-rata skor indeks gain untuk masing- masing dimensi self efficacy

pada setiap pertemuan ………….………...……....….. 73 4.2. Rata- Rata-rata skor indeks gain untuk masing- masing indikator habits of

mind pada setiap pertemuan …..……….………….…..……..….. 80


(11)

vi

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Satuan Acara Pembelajaran (SAP) ………..………... 135

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ………….…..……… 138

L 2.1. Kisi-kisi instrumen angket penelusuran habits of mind …………..…… 148

L 2.2. Kisi-kisi instrumen angket penelusuran self efficacy ……….…..……... 152

Lampiran instrumen angket penelusuran habits of mind dan self efficacy …… 154

Lampiran instrumen lembar observasi ………….…..….………...…... 159

Lampiran instrumen peer assessment ………….…..……..………...…... 161

Lampiran instrumen self assessment ……….…..………...….. 162

Lampiran instrumen pretest ………..…..………... 163

Lampiran instrumen posttest ……….…..………...….. 164

Rubrik penilaian pretest dan posttest ……….…..…...………...….. 165

L 3.1. Hasil penelusuran self efficacy sebelum pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme ……….…..………...…... 166

L 3.2. Hasil penelusuran self efficacy setelah pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme ………..…………...……. 167

L 3.3. Hasil analisis gain self efficacy mahasiswa calon guru biologi ……..… 168

L 3.4. Hasil analisis angket penelusuran self efficacy pada dimensi Magnitude ………….…..………...…....….. 169


(12)

vii

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

L 3.5. Hasil analisis angket penelusuran self efficacy pada dimensi strength

………….…..………...…... 170

L 3.6. Hasil analisis angket penelusuran self efficacy pada dimensi

generality ………...….. 171

L 3.7. Hasil penelusuran habits of mind sebelum pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme ………….…...…..………...….. 172 L 3.8. Hasil penelusuran habits of mind setelah pembelajaran dengan

Pendekatan konstruktivisme ………...….…..………...….. 173 L 3.9. Hasil analisis gain habits of mind mahasiswa calon guru biologi

………….…..………...….. 174 L 3.10. Hasil analisis angket penelusuran habits of mind untuk indikator

persisting ………..……….…..……….. 175

L 3.11. Hasil analisis angket penelusuran habits of mind untuk indikator

managing impulsivity ………...….…..……….. 176 L 3.12. Hasil analisis angket penelusuran habits of mind untuk indikator

listening with understanding and emphaty ………….…..………..… 177

L 3.13. Hasil analisis angket penelusuran habits of mind untuk indikator

thinking flexibly ………….………...….. 178

L 3.14. Hasil analisis angket penelusuran habits of mind untuk indikator

metacognition ………….……….………..……...….. 179

L 3.15. Hasil analisis angket penelusuran habits of mind untuk indikator

striving for accuracy ……….…..………... 180

L 3.16. Hasil analisis angket penelusuran habits of mind untuk indikator

questioning and problem posing ………….…..………...….. 181

L 3.17. Hasil analisis angket penelusuran habits of mind untuk indikator

applying past knowledge to new situations ………….…..……….… 182

L 3.18. Hasil analisis angket penelusuran habits of mind untuk indikator


(13)

viii

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

L 3.19. Hasil analisis angket penelusuran habits of mind untuk indikator

gathering data through all sense ………….…..………...….. 184

L 3.20. Hasil analisis angket penelusuran habits of mind untuk indikator

creating, imagining, and innovating ………….…..……….... 185

L 3.21. Hasil analisis angket penelusuran habits of mind untuk indikator

responding with wonderment and awe ………….…..……… 186

L 3.22. Hasil analisis angket penelusuran habits of mind untuk indikator

taking responsible risk ……….…..………...….. 187

L 3.23. Hasil analisis angket penelusuran habits of mind untuk indikator

finding humour ………….…..………...….. 188

L 3.24. Hasil analisis angket penelusuran habits of mind untuk indikator

thinking interdependently ………….……….…..…………...…...….. 189

L 3.25. Hasil analisis angket penelusuran habits of mind untuk indikator

remaining open to continous learning ………….…..……….... 190

L 3.26. Hasil analisis uji coba instrumen angket penelusuran habits of mind

………….…..………...….. 191 L 3.27. Validitas angket penelusuran habits of mind ………….…..……….. 192 L 3.28. Reliabilitas instrumen habits of mind ………….…..……….. 193 L 3.29. Hasil analisis uji coba instrumen angket penelusuran self efficacy … 194 L 3.30. Validitas angket penelusuran self efficacy ………….…..……… 196 L 3.31. Reliabilitas instrumen self efficacy ………….…..………...… 197 Surat ijin penelitian dari UPI - Bandung

Surat keterangan pelaksanaan uji coba instrumen dari STKIP – Garut Surat keterangan pelaksanaan penelitian dari UMMI – Sukabumi.


(14)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Paradigma dominansi penggunaan otak kiri pada pembelajaran sains di lingkungan pendidikan masih menjadi tren. Proses transfer pengetahuan masih menjadi suatu kebiasaan pada kebanyakan lembaga pendidikan. Fenomena tersebut nampak biasa namun menjadi beban tersendiri bagi mahasiswa. Mereka dituntut untuk menguasai berbagai kompetensi yang seringkali berkutat pada masalah pengetahuan secara konten.

Faktor kebijakan pemerintah dalam mengembangkan kurikulum dan sistem pendidikan yang berlaku turut pula menambah beban mahasiswa untuk menyesuaikan kemampuan agar dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Hal ini menuntut solusi yang tepat untuk menjawab semua tantangan yang terjadi. Dalam pendidikan, aspek perkembangan mahasiswa seyogyanya diperhatikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

Berbagai permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan tentunya perlu dicari solusi untuk menyelesaikannya. Seorang pendidik sebagai ujung tombak pendidikan dan orang yang berhadapan langsung dengan mahasiswa dituntut selalu kreatif dalam setiap pembelajaran. Selain itu juga pendidik harus memperhatikan tingkat perkembangan mahasiswa agar pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan bukan menjadi beban.

Mahasiswa terutama pada tingkat awal menghadapi tantangan yang besar ketika memasuki perguruan tinggi. Secara psikologi, mahasiswa berada pada peralihan dari masa remaja menuju dewasa awal. Pada masa ini, mahasiswa sudah mampu berpikir abstrak dan menggunakan alasan-alasan yang ilmiah, sehingga mereka memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang kompleks termasuk mengembangkan alternatif pemecahan masalah yang mereka hadapi. Kemampuan mereka untuk melihat dari perspektif yang berbeda juga akan


(15)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

muncul, sehingga akan tampak bahwa mereka mampu melihat persoalan secara kritis, mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri.

Pada kenyataannya, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal. Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit. Pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Hal ini dapat diakibatkan sistem pendidikan di Indonesia yang banyak menggunakan metode belajar-mengajar satu arah (ceramah) dan kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir mahasiswa (Hidayat, 2011).

Pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme menawarkan sebuah solusi membantu mahasiswa belajar sesuai dengan pengetahuan awal yang dimilikinya. Pengetahuan awal ini dijadikan sebagai patokan untuk melangkah melalui pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa.

Berangkat dari pengetahuan awal yang dikembangkan secara bertahap melalui pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme diharapkan dapat meningkatkan self efficacy mahasiswa dengan anggapan bahwa mahasiswa merasa yakin dengan kemampuannya. Pembelajaran yang dimulai dari pengetahuan awal dan dikembangkan secara bertahap diduga dapat menjadi stimulus sehingga tingkat keyakinan (self efficacy) mahasiswa untuk menyelesaikan tugaspun akan meningkat. Self efficacy yang tinggi memberikan dampak yang baik terhadap mahasiswa.

Self efficacy merupakan salah satu aspek yang memiliki pengaruh dalam

menentukan keberhasilan seseorang dalam kehidupan. Hal ini disebabkan karena

self efficacy memegang peranan penting yang dapat mempengaruhi seseorang

untuk menentukan tindakan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam pembelajaran, self efficacy menentukan tingkat keberhasilan mahasiswa (Nur & Rini, 2010).


(16)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Bandura (1997) menyatakan bahwa self efficacy dapat membentuk perilaku yang tepat dalam menghadapi rasa takut ataupun halangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Seorang pelajar yang memiliki self efficacy tinggi cenderung memilih tugas yang sulit dan penuh tantangan.

Pemikiran yang sejalan dengan Bandura diungkap oleh Aurah (2013) yang menyatakan bahwa mahasiswa dengan self efficacy tinggi cenderung dapat menyelesaikan masalah yang rumit. Selain itu juga, mereka dapat menggunakan strategi metakognisi untuk mencapai prestasi secara akademis. Mahasiswa dengan

self efficacy yang tinggi memiliki regulasi belajar sendiri.

Menurut Myers (1989) individu yang memiliki keyakinan diri yang tinggi akan mengalami sensasi atau perasaan bahwa dirinya kompeten dan efektif, yaitu mampu melakukan sesuatu dengan hasil yang baik. Self efficacy mempunyai peranan penting dalam memotivasi suatu perilaku untuk mengerjakan tugas.

Baron & Byrne (1991) menjelaskan bahwa individu yang memiliki self

efficacy yang tinggi akan menunjukkan antusiasme dan kepercayaan diri yang

kuat. Self efficacy akan menentukan seberapa keras usaha yang dilakukan untuk mengatasi persoalan atau menyeleksi tugas dan seberapa lama dia akan mampu berhadapan dengan hambatan yang tidak diinginkan.

Self efficacy memiliki peranan terhadap pengembangan karir dan kesuksesan

seseorang dalam menguasai suatu keahlian. Keahlian psikososial menyumbang dorongan lebih kepada kesuksesan dalam karir daripada keahlian keterampilan yang bersifat teknis (Alwisol, 2004).

Paparan di atas menunjukkan bahwa self efficacy memegang peran yang penting dalam mencapai kesuksesan, baik dalam hal belajar maupun karir. Dalam konteks pembelajaran, self efficacy berpengaruh terhadap tindakan mahasiswa dalam pencapaian hasil belajar yang tinggi. Oleh karena itu, pendidikan seyogianya dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar dapat membangun self efficacy.

Selain self efficacy, kecakapan yang seyogianya dimiliki oleh mahasiswa dalam mencapai keberhasilan belajar adalah habits of mind. Dalam proses


(17)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

pembelajaran, habits of mind memiliki peranan penting untuk menyelesaikan permasalahan yang solusinya tidak dapat diketahui dengan mudah.

Mahmudi & Sumarmo (2011) mengungkapkan bahwa dalam kehidupannya, tiap individu senantiasa menghadapi masalah, dalam skala sempit maupun luas, sederhana maupun kompleks. Kesuksesan individu antara lain ditentukan oleh keterampilan berpikirnya dalam menyelesaikan masalah. Individu yang terbiasa menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi memandang masalah sebagai tantangan yang harus dihadapi, bukan dihindari.

Institusi pendidikan memiliki peran dan tanggung jawab untuk membekali mahasiswa kemampuan-kemampuan yang berguna bagi kehidupan mereka. Namun demikian, peran dan tanggung jawab tersebut tampaknya belum dilakukan secara optimal. Hasil penelitian McGregor (2007) menunjukkan bahwa sekitar dua pertiga orang di Amerika yang berusia 16 sampai 25 tahun menyatakan bahwa institusi pendidikan tidak membekali mereka kemampuan-kemampuan penting yang diperlukan untuk menghadapi tantangan kehidupan.

Beberapa penelitian tentang habits of mind telah dilakukan diantaranya penelitian Sriyati (2011) menunjukkan bahwa asesmen formatif dapat meningkatkan habits of mind mahasiswa, meningkatkan hasil belajar, membentuk karakter yang lebih baik dan menimbulkan kepedulian mahasiswa terhadap keanekaragaman hayati Indonesia. Sejalan dengan penelitian Sriyati, Idris (2013) menyatakan bahwa penerapan asesmen portofolio dapat meningkatkan habits of

mind dan penguasaan konsep siswa. Penelitian Haka (2013) menyatakan bahwa

pembelajaran dengan strategi asesmen kinerja lebih efektif meningkatkan keseluruhan kemampuan habits of mind siswa dan dapat meningkatkan penguasaan siswa. Hal ini menunjukkan bahwa habits of mind mempunyai dampak terhadap pengetahuan dan keterampilan.

Penelitian-penelitian Sriyati (2011), Idris (2013), dan Haka (2013) memberikan penekanan pada penggunaan assessment dalam membentuk habits of

mind. Sedangkan penggunaan stategi dalam merancang proses pembelajaran


(18)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Oleh karena itu, penelitian ini menitikberatkan pada penggunaan pendekatan pembelajaran dalam membentuk habits of mind.

Melatihkan habits of mind memerlukan berbagai daya dukung. Menurut Isaksen (Mahmudi & Sumarmo, 2011), daya dukung tersebut dapat berupa konteks, situasi, atau faktor sosial. Konteks dapat berupa masalah yang menantang sebagai pemicu bagi proses belajar mahasiswa. Dalam hal ini, masalah tidak lagi dipandang sebagai penerapan konsep yang ditempatkan di akhir pembelajaran, melainkan di tahap awal pembelajaran sebagai pemicu proses belajar mahasiswa dalam membangun pengetahuan dan mengembangkan habits of mind.

Brooks & Brooks (1999) menawarkan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai daya dukung berupa konteks melalui pembelajaran berbasis konstruktivisme. Prinsip-prinsip pembelajaran konstruktivisme melibatkan pertanyaan-pertanyaan yang menarik, bersifat kontekstual dan menantang, serta pertanyaan yang menuntut mahasiswa untuk berhipotesis.

Sejalan dengan Brooks and Brooks, Polya (1973) berpendapat bahwa pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, dalam hal ini habits of mind adalah pembelajaran yang menempatkan guru sebagai fasilitator. Guru memahami apa yang ada dalam benak siswa, dan memfasilitasi siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berpikirnya. Tugas guru adalah membantu siswa dalam membangun pengetahuannya, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir sendiri. Pembelajaran yang demikian merupakan pembelajaran yang berpandangan kontruktivisme. Pembelajaran konstruktivisme memiliki ciri-ciri siswa terlibat secara aktif, informasi baru yang diberikan selalu dikoneksikan dengan pengetahuan lama yang terdapat pada siswa, sehingga membentuk skemata baru sehingga informasi baru dapat menjadi lebih bermakna dan lebih komplek.

Proses pembelajaran berbasis konstruktivisme dengan menggunakan metode diskusi, presentasi, dan praktikum yang mendukung interaksi sosial antara mahasiswa, memberikan kesempatan bagi perkembangan karakteristik habits of


(19)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

kecerdasan seseorang dalam bertindak. Leager (2005) menyatakan bahwa strategi untuk membantu perkembangan habits of mind sains adalah dengan memasukkannya dalam strategi ataupun pendekatan pembelajaran.

Konstruktivisme merupakan pandangan yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses aktif. Seseorang yang sedang belajar berarti sedang membangun pengetahuannya sendiri. Pada pembelajaran konstruktivisme, mahasiswa dituntut sebagai pembelajar aktif dan pendidik sebagai fasilitator. Dalam hal ini, mengajar bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi melatih kemampuan mahasiswa untuk berpikir, menggunakan struktur kognitifnya secara penuh dan terarah. Materi pelajaran digunakan sebagai alat untuk melatih kemampuan berpikir, bukan sebagai tujuan.

Mengajar yang hanya menyampaikan informasi akan membuat mahasiswa kehilangan motivasi dan konsentrasinya. Mengajar adalah mengajak mahasiswa berpikir, sehingga akan terbentuk mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir cerdas dan mampu memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya.Selain itu, penggunaan ide-ide konstruktivisme (Vigotsky, 2003) dapat digunakan dalam menunjang pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran kooperatif (diskusi dan presentasi), pembelajaran berbasis kegiatan (praktikum), dan penemuan (diskusi dan praktikum).

Sejalan dengan teori pembelajaran yang dikemukakan oleh Bandura (Feist & Feist, 2009) bahwa manusia merupakan “agen” untuk dirinya sendiri. Hal ini dapat diartikan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengkonstruk sendiri pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh. Selanjutnya, Bandura (Feist & Feist, 2009) mengasumsikan bahwa manusia cukup fleksibel dan sanggup mempelajari berbagai kecakapan bersikap dan berperilaku. Kecakapan tersebut diperoleh dari pengalaman-pengalaman.

Pengalaman-pengalaman tersebut dapat disajikan dalam kegiatan pembelajaran dan didesain agar memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuannya. Bandura (Feist & Feist, 2009) berkeyakinan bahwa manusia sanggup mengatur dirinya sendiri, proaktif, reflektif dan


(20)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

mengorganisasikan dirinya. Selain itu, manusia juga memiliki kemampuan untuk mempengaruhi tindakannya untuk memperoleh tujuan atau konsekuensi yang diinginkan.

Pembelajaran yang dimulai berdasarkan pengetahuan awal dan bersifat kontekstual diharapkan dapat mendorong mahasiswa agar senantiasa kritis terhadap permasalahan yang terjadi disekitarnya dan mahasiswa dapat membuat solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Hal ini menuntut mahasiswa untuk dapat berpikir kritis dan kreatif. Berpikir kritis dan berpikir kreatif merupakan kategori dalam habits of mind.

Kebiasaan berpikir secara bertahap dimulai dari level awal (pengetahuan awal) menuju berpikir tingkat tinggi membutuhkan kemampuan pengaturan diri dalam belajar. Pengaturan diri setiap mahasiswa tentu berbeda bergantung pada tingkat keyakinan terhadap kemampuan yang dimilikinya (self efficacy).

Pencapaian indikator-indikator self efficacy dan habits of mind memerlukan suatu wadah atau sarana untuk melatihkannya. Wadah atau sarana tersebut berupa mata kuliah atau mata pelajaran tertentu, dalam hal ini adalah mata kuliah morfologi tumbuhan. Mata kuliah ini memiliki karakteristik yang menuntut mahasiswa agar dapat memahami, menerapkan, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang berhubungan dengan ciri, fungsi, dan perkembangan organ pada tumbuhan.

Keberagaman tumbuhan di lingkungan sekitar menjadi sumber pengetahuan bagi mahasiswa. Keberagaman yang paling mudah dikenali adalah penampakan luar dari organ-organ tumbuhan tersebut. Morfologi tumbuhan merupakan salah satu cabang ilmu yang membahas mengenai bentuk dan penampakan tubuh tumbuhan.

Morfologi tumbuhan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenali berbagai variasi bentuk yang dimiliki oleh organ tumbuhan, misalnya keberagaman bentuk daun. Bentuk dan penampakan organ tumbuhan tersebut tentunya menjadi ciri atau karakter suatu jenis tumbuhan. Media alam, dalam hal ini organ tumbuhan yang bersifat konkret atau nyata seyogyanya dapat membantu


(21)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

mahasiswa dalam mengkonstruk pengetahuan mengenai suatu konsep dalam mempelajari morfologi tumbuhan.

Menurut Davis dan Heywood (dalam Rahayu dan Handayani, 2008), karakter morfologi mempunyai peran penting di dalam sistematika, sebab walaupun banyak pendekatan yang dipakai dalam menyusun sistem klasifikasi, namun semuanya berpangkal pada karakter morfologi. Selain itu pendekatan ini memberikan jalan tercepat memperagakan keanekaragaman dunia tumbuhan, dan dapat dipakai sebagai sistem pengacuan umum yang dapat menampung pernyataan data-data dari bidang lainnya. Karakter morfologi mudah dilihat sehingga variasinya dapat dinilai dengan cepat jika dibandingkan dengan karakter-karakter lainnya., karena pembatasan takson yang baik dilakukan dengan menggunakan karakter yang mudah dilihat, dan bukan oleh karakter-karakter yang tersembunyi.

Pembelajaran morfologi tumbuhan dengan pendekatan konstruktivisme digunakan sebagai wadah atau media untuk melatihkan indikator-indikator self

efficacy dan habits of mind. Keterkaitan antara pembelajaran morfologi tumbuhan

dengan pendekatan konstruktivisme, self efficacy dan habits of mind dapat dilihat pada Gambar 1.1.


(22)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Diskusi

Magnitude , strength, generality

Magnitude , strength, generality Berteguh hati; mengendalikan impulsivitas;

mendengarkan dengan pengertian dan empati; berpikir fleksibel; mempertanyakan dan menemukan permasalahan; menerapkan pengetahuan masa lalu pada situasi yang baru; berpikir dan berkomunikasi dengan jelas dan cermat; berkreasi, berimajinasi, dan berinovasi; mengambil resiko bertanggung jawab; melihat humor; berpikir secara interdependen; bersedia untuk terus belajar

Magnitude , strength, generality

Presentasi Praktikum

Berteguh hati; mengendalikan impulsivitas; mendengarkan dengan pengertian dan empati; berpikir fleksibel; mempertanyakan dan menemukan permasalahan; menerapkan pengetahuan masa lalu pada situasi yang baru; berpikir dan berkomunikasi dengan jelas dan cermat; berkreasi, berimajinasi,dan berinovasi; mengambil resiko bertanggung jawab; melihat humor; berpikir secara interdependen; bersedia untuk terus belajar

Berteguh hati; berpikir fleksibel; menerapkan pengetahuan masa lalu pada situasi yang baru; mengumpulkan data dengan menggunakan semua indera; berkreasi, berimajinasi, dan berinovasi; menanggapi dengan kekaguman dan keheranan; mengambil resiko bertanggung jawab; melihat humor,bersedia untuk terus belajar


(23)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Gambar 1.1

Keterkaitan antara pendekatan konstruktivisme dengan pencapaian indikator-indikator self efficacy dan habits of mind

Mengacu pada Gambar 1.1, keterampilan proses yang harus dicapai pada mata kuliah morfologi tumbuhan menjadi media untuk melatihkan self efficacy dan habits of mind. Dalam mencapai keterampilan-keterampilan tersebut, digunakan prinsip-prinsip pembelajaran yang diajukan oleh Brooks & Brooks (1999) melalui berbagai metode.

Metode praktikum, diskusi, dan presentasi digunakan karena memiliki kesesuaian dengan konstruktivisme. Hal ini sejalan dengan ungkapan Vigotsky (2003) bahwa konstruktivisme dapat menunjang pembelajaran yang menekankan pada pembelajaran kooperatif (diskusi dan presentasi), pembelajaran berbasis kegiatan (praktikum), dan penemuan (diskusi dan praktikum).

Pada proses pembelajaran, ketiga metode tersebut dilakukan dengan berpijak pada prinsip-prinsip konstruktivisme. Melalui proses inilah dimensi-dimensi self efficacy dan habits of mind dilatihkan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pembelajaran Morfologi Tumbuhan dengan Pendekatan Konstruktivisme untuk Membangun Self Efficacy dan Membentuk Habits of Mind Mahasiswa Calon Guru Biologi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “bagaimanakah self efficacy dan habits of mind mahasiswa calon


(24)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Dari masalah utama tersebut dapat diuraikan ke dalam beberapa pertanyaan khusus yaitu:

1) Bagaimanakah self efficacy mahasiswa calon guru biologi setelah pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme?

2) Bagaimanakah habits of mind mahasiswa calon guru biologi setelah pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat self

efficacy dan habits of mind mahasiswa calon guru biologi setelah pembelajaran

dengan pendekatan konstruktivisme.

Tujuan dari penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Mengidentifikasi self efficacy mahasiswa calon guru biologi setelah

pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme.

2) Mengidentifikasi habits of mind mahasiswa calon guru biologi setelah pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagi pendidik

Sebagai sumber referensi bagi pendidik yang memiliki keinginan untuk membangun self efficacy dan membentuk Habits of Mind mahasiswa. Selain itu, pendidik juga dapat lebih meningkatkan kompetensi pada aspek pedagogik dan senantiasa mempertimbangkan aspek mahasiswa sebagai manusia yang sifatnya sosial dengan berbagai karakteristik kemanusiaannya.

2) Bagi mahasiswa

Mahasiswa dapat menyadari bahwa self efficacy memiliki peran yang baik dalam mencapai prestasi yang diharapkan sehingga senantiasa harus ditingkatkan.


(25)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Selain itu, habits of mind juga perlu dilatih agar kelak manfaatnya dapat dirasakan ketika mulai memasuki lingkungan kerja dan lingkungan sosial lainnya.

3) Bagi peneliti lain

Penelitian mengenai self efficacy dan habits of mind perlu dikembangkan terutama untuk kelompok sains. Dalam dunia pendidikan, konten sains tidak dapat dilepaskan dengan unsur sosial karena subjek pendidikan adalah manusia yang unik dengan berbagai karakteristiknya.

4) Bagi pengembang kurikulum

Sebagai sumber inspirasi dalam mengembangkan kurikulum sehingga mempermudah dalam pencapaian tujuan pendidikan. Para pengembang kurikulum dapat mengubah paradigma bahwa pembelajaran bukan hanya proses transfer pengetahuan dan penguasaan konten bukanlah satu-satu tujuan dari pendidikan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengembang kurikulum agar pendidikan di Indonesia dapat membekali kemampuan-kemampuan penting yang diperlukan dalam menghadapi tantangan kehidupan.


(26)

46

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

1. Pembelajaran dengan Pendekatan Konstruktivisme

Pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan penerapan prinsip-prinsip konstruktivisme yang ditawarkan oleh Jacqueline Grennon Brooks dan Martin G. Brooks dalam The case for constructivist classrooms (1999), yaitu: (1) Mengajukan permasalahan yang sesuai bagi mahasiswa; (2) Penataan pembelajaran di sekitar konsep utama; (3) Menggali pendapat atau sudut pandang mahasiswa; (4) Mengadaptasi pembelajaran berdasarkan aspek mahasiswa; dan (5) Menilai belajar mahasiswa dalam konteks pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang digunakan berupa praktikum, presentasi, dan diskusi. Kegiatan pembelajaran ini diamati dengan menggunakan lembar observasi (Lampiran 2).

2. Self Efficacy

Self efficacy yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keyakinan

individu terhadap kemampuan atau kapasitas dirinya dalam melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, menghasilkan sesuatu ataupun menampilkan kecakapan tertentu. Self efficacy diukur dari tiga dimensi, yaitu: magnitude, generality, dan strength (Bandura, 1977). Tingkat self

efficacy diukur dengan menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh

Thomas, Anderson, & Nashon (2008) dan diberi nama Self Efficacy and

Metacognitive Learning Orientation Inventory – Science (SEMLI-S) yang

dimodifikasi sesuai kebutuhan penelitian. 3. Habits of Mind


(27)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Habits of Mind dalam penelitian ini meliputi 16 indikator yang diajukan

oleh Costa & Kallick (2008) yaitu: berteguh hati; mengendalikan impulsivitas; mendengarkan dengan pengertian dan empati; berpikir fleksibel; metakognisi; memeriksa akurasi; mempertanyakan dan menemukan permasalahan; menerapkan pengetahuan masa lalu pada situasi yang baru; berpikir dan berkomunikasi dengan jelas dan cermat; mengumpulkan data dengan semua indera; berkreasi, berimajinasi, dan berinovasi; menanggapi dengan kekaguman dan keheranan; mengambil resiko bertanggung jawab; melihat humor; berpikir secara interdependen; dan bersedia untuk terus belajar. Kemampuan ini dijaring dengan menggunakan angket.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini berupa Poor Experimental Design karena tidak menyertakan kelompok kontrol atau kelas pembanding (Fraenkel, Wallen, and Hyun, 2012). Hal ini dilakukan tidak ada kelas yang berimbang pada perguruan tinggi tersebut. Desain penelitian yang digunakan adalah The One Group Pretest-

Posttest Design. Sekelompok subjek diberi perlakuan/treatment untuk jangka

waktu tertentu berupa pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme. Selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap variabel terikat yaitu tingkat self

efficacy dan habits of mind. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah

perlakuan diberikan dan pengaruh perlakuan tersebut diukur dari perbedaan antara

pretest dan posttest. Hal ini sejalan dengan ungkapan Fraenkel, Wallen dan Hyun

(2012) bahwa dalam The One Group Pretest- Posttest Design, pengukuran dilakukan tidak hanya setelah treatment atau perlakuan tetapi juga dilakukan sebelum treatment atau perlakuan. Jadi, pengukuran dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah eksperimen. Perbedaan antara O1 dan O2 yakni O2 – O1 diasumsikan merupakan efek dari treatment atau eksperimen. Adapun bagan desain eksperimennya adalah:


(28)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Kelompok Pre- Treatment Post-

Eksperimen O1 X O2

Keterangan :

O1 = pengukuran tingkat habits of mind dan self efficacy sebelum treatment O2 = pengukuran tingkat habits of mind dan self efficacy setelah treatment X = pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme (treatment)

C. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian merupakan mahasiswa calon guru biologi yang mengontrak mata kuliah morfologi tumbuhan. Subjek penelitian ini berjumlah 17 orang yang terdiri dari empat orang mahasiswa dan 13 orang mahasiswi. Subjek penelitian merupakan mahasiswa tingkat 1 tahun ajaran 2014/2015.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen digunakan untuk mengumpulkan data sehingga data tersebut dapat diolah dan ditarik sebuah kesimpulan. Adapun instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu instrumen utama dan instrumen pendukung. Instrumen utama berupa angket untuk menelusuri tingkat self efficacy dan habits of mind mahasiswa. Instrumen pendukung berupa penelusuran pengetahuan awal mahasiswa melalui

pretest, lembar observasi, posttest, peer assessment dan self assessment.

Adapun instrumen yang digunakan secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel ini menunjukkan bentuk-bentuk instrumen dan tujuan penggunaannya.

Tabel 3.1 Instrumen penelitian

No Bentuk Intrumen Tujuan

1 Angket a. Angket penelusuran self efficacy untuk menjaring tingkat self efficacy mahasiswa calon guru biologi


(29)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

menjaring tingkat habits of mind mahasiswa calon guru biologi

2 Lembar observasi Untuk mengetahui kegiatan dosen dan mahasiswa ketika pelaksanaan pembelajaran dengan

pendekatan konstruksivisme

No Bentuk Intrumen Tujuan

3 Pretest dan posttest Pretest digunakan untuk mengetahui pemahaman

konsep sebelum pembelajaran berbasis konstruktivisme dilaksanakan (penelusuran

pengetahuan awal calon guru), sedangkan posttest digunakan untuk melihat perubahan pemahaman mahasiswa pada suatu konsep yang terjadi setelah pembelajaran berbasis konstruktivisme. Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada calon guru dalam mengevaluasi dan merencanakan strategi untuk pembelajaran berikutnya.

4 Peer assessment Untuk menilai atau mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap rekannya mengenai aktivitas yang dilakukan selama pembelajaran. Assessment ini berisi pernyataan yang menunjukkan aktivitas mahasiswa pada pencapaian indikator habits of

mind dan dimensi self efficacy.

5 Self assessment Untuk mengetahui tanggapan atau perasaan calon guru setelah kegiatan pembelajaran dilaksanaka n sehingga dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan habits of mind dan membangun

self efficacy

Instrumen angket penelusuran self efficacy dan habits of mind diberikan sebanyak dua kali, yaitu sebelum pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme diberikan dan setelah pembelajaran usai. Analisis data awal dan akhir dilakukan untuk melihat pengaruh pembelajaran tersebut terhadap self

efficacy dan habits of mind mahasiswa. Penggunaan instrumen yang berkaitan

dengan konten biologi juga digunakan untuk menjaring pengetahuan awal mahasiswa sehingga pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme dapat dimulai dari pengetahuan awal tersebut dan dikembangkan.


(30)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Setiap instrumen yang digunakan, disusun berdasarkan indikator habits of

mind dan dimensi self efficacy sehingga dari pengukuran tingkat habits of mind

dan self efficacy diperoleh data yang akurat. Satu instrumen paling tidak dapat memberikan kesempatan mahasiswa untuk mencapai salah satu atau beberapa indikator dari habits of mind dan self efficacy.

Sebelum membuat instrumen penelitian, ada beberapa tahapan yang dilalui, yaitu: (i) membuat kisi-kisi berdasarkan indikator-indikator yang ingin dicapai, (ii) membuat instrumen sesuai dengan kisi-kisi, dan (iii) melakukan uji coba untuk mengetahui kualitas setiap butir pernyataan pada instrumen yang dibuat. Hasil uji coba tersebut dianalisis sesuai dengan jenis instrumennya. Adapun hasil analisis soal yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menentukan tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. Hal ini sesuai dengan pengertian validitas yang diajukan oleh Arikunto (2002) yaitu suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. Pengertian lain yang mendukung dilakukannya uji validitas diajukan oleh Fraenkel, Wallen, dan Hyun (2012), didukung oleh McMillan and Schumacher (1997), yang menunjukkan bahwa istilah validitas yang digunakan dalam penelitian mengacu pada kesesuaian, kebermaknaan, kebenaran, dan kebergunaannya dalam menentukan suatu kesimpulan dari hasil penelitian.

Validitas digunakan sebagai dasar untuk mengambil suatu kesimpulan dari hasil penelitian. Validitas merupakan suatu keadaan dimana kesimpulan dan kegunaan yang dibuat pada basis skor dari suatu instrumen cukup beralasan dan sesuai. Validitas adalah penilaian kesesuaian atas suatu ukuran untuk kesimpulan, keputusan, konsekuensi atau kegunaan yang spesifik dari hasil dimana skor tercipta.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus valid. Maksudnya adalah instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2007) yang mengatakan bahwa “instrumen yang valid


(31)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”.

Untuk menentukan validitas instrumen angket, digunakan rumus Korelasi

Pearson Product Moment yang mengacu pada pendapat Sugiyono (2007). Adapun

rumusnya adalah sebagai berikut.

Keterangan:

r = koefisien korelasi n = jumlah responden ∑ = jumlah skor item ∑ = jumlah skor total

Skor korelasi yang diperoleh dengan rumus Korelasi Pearson Product

Moment selnjutnya diuji tingkat validitas dengan rumus thitung (uji-t). Adapun rumus uji-t mengacu pada pendapat Sugiyono (2007) sebagai berikut:

Keterangan: thit = nilai thitung

r = koefisien korelasi hasil rhitung n = jumlah responden

Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Nilai thitung diperoleh dari rumus uji-t, sedangkan nilai ttabel diperoleh dari tabel t. Dalam menentukan nilai ttabel, perlu ditentukan derajat kebebasan (dk). Angka derajat


(32)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

kebebasan ditentukan oleh jumlah partisipan yang terlibat pada uji coba instrumen. Partisipan yang terlibat pada uji coba berjumlah 34 sehingga distribusi (tabel t) untuk = 0,05 dan derajat kebebasan:

dk = n – 2 = 34 – 2 = 32

Maka ttabel = 1,690

Distribusi (tabel t) untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (n – 2), dengan kriteria, jika:

Jika instrumen tersebut dinyatakan valid, maka dapat dilihat instrumen penafsiran mengenai indeks korelasinya ( r ) sebagai berikut.

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid) 2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menentukan tingkat keajegan suatu instrumen. Dengan kata lain, reliabilitas mengacu pada ukuran tingkat ketetapan instrumen penelitian karena instrumen sudah dapat dikatakan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Fraenkel, Wallen, & Hyun (2012: 162) yang menyatakan bahwa reliabilitas dalam suatu penelitian mengacu pada konsistensi skor atau jawaban yang diberikan oleh suatu instrumen. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan McMillan and Schumacher (1997) yang mengungkapkan bahwa reliabilitas menunjukkan ukuran konsistensi, keadaan dimana skor bernilai sama dalam berbagai format yang berbeda dari instrumen atau pengumpul data yang sama. Tujuan dari pengembangan ukuran yang dapat dipercaya adalah untuk

thitung> ttabel berarti valid thitung< ttabel berarti tidak valid


(33)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

meminimalisasi pengaruh terhadap skor kesempatan atau variabel lainnya yang tidak berhubungan dengan tujuan pengukuran.

Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas alpha yang mengacu pada angka 0,000 sampai 1,000. Semakin tinggi koefisien mendekati angka 1,000 berarti reliabilitas semakin tinggi. Sebaliknya reliabilitas alat ukur yang rendah ditandai oleh koefisien reliabilitas yang mendekati angka 0,000 (Azwar, 2008).

Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen yang berupa angket adalah dengan menggunakan teknik alpha Cronbach. Adapun rumus alpha

Cronbach yang mengacu pada pendapat Azwar (2008) sebagai berikut.

Keterangan:

r11 = Koefisien reliabilitas instrumen yang dicari

k = Banyaknya item

2

b

 = Jumlah variansi skor butir soal ke-i

i = 1, 2, 3, 4, …n

2

t

 = Variansi total

Nilai r yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan rumus Alpha Cronbach kemudian dikonsultasikan pada harga r tabel dengan  = 0,05 dan dk = N-2 (N = banyaknya partisipan). Bila rhit > rtab maka instrumen dinyatakan reliabel.

Sedangkan untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas instrumen digunakan kategori menurut Azwar (2008) sebagai berikut:

0,800 – 1,000 : sangat tinggi 0,600 – 0,799 : tinggi 0,400 – 0,599 : cukup 0,200 – 0,399 : rendah 0,000 – 0,199 : sangat rendah


(34)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Setelah dilakukan perhitungan reliabilitas dengan menggunakan program excel diperoleh rhitung = 0, 595 > 0, 287 = rtabel dengan  = 0,05 dan dk = 32 untuk instrumen self efficacy dan rhitung = 0, 633 > 0, 287 = rtabel dengan  = 0,05 dan dk = 32 untuk instrumen habits of mind. Berdasarkan angka rhitung, reliabilitas instrumen self efficacy berada pada kategori cukup dan instrumen habits of mind berada pada kategori tinggi.

Selanjutnya peneliti mencoba membuang beberapa item yang memiliki tingkat validitas rendah dan sangat rendah agar instrumen yang digunakan dapat memiliki reliabilitas yang tinggi atau sangat tinggi. Setelah dilakukan perhitungan reliabilitas tanpa menyertakan item-item dengan validitas rendah dan sangat rendah diperoleh rhitung = 0, 795 > 0, 287 = rtabel dengan  = 0,05 dan dk = 32 untuk instrumen self efficacy dan rhitung = 0, 925 > 0, 287 = rtabel dengan  = 0,05 dan dk = 32 untuk instrumen habits of mind.

Dalam hal ini koefisien reliabilitas instrumen self efficacy termasuk dalam kriteria reliabilitas tinggi dan koefisien reliabilitas instrumen habits of mind termasuk kriteria sangat tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 3.28 dan 3.31.

Adapun hasil analisis uji coba instrumen angket penelusuran self efficacy dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel ini menunjukkan nilai reliabilitas yang diperoleh dari instrumen untuk seluruh item dengan tingkat validitas mulai dari kategori sangat rendah sampai dengan kategori tinggi.

Tabel 3.2

Hasil Uji Coba Angket Penelusuran Self Efficacy No

item Nilai validitas Kategori Nilai reliabilitas Keterangan

1 0,314 Rendah 0,595

(cukup)

Tidak digunakan

2 0,598 Cukup tinggi Digunakan

3 0,361 Rendah Digunakan

4 0,242 Rendah Tidak digunakan

5 -0,012 Sangat rendah Tidak digunakan

6 0,288 Rendah Tidak digunakan


(35)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

8 0,419 Cukup tinggi Digunakan

9 0,311 Rendah Tidak digunakan

10 0,354 Rendah Digunakan

11 0,406 Cukup tinggi Digunakan

12 0,378 Rendah Digunakan

13 0,304 Rendah Tidak digunakan

14 0,362 Rendah Digunakan

15 0,397 Rendah Digunakan

16 0,567 Cukup tinggi Digunakan

17 -0,026 Sangat rendah Tidak digunakan

18 0,073 Sangat rendah Tidak digunakan

19 0,402 Cukup tinggi Digunakan

20 0,504 Cukup tinggi Digunakan

21 0,602 Tinggi Digunakan

22 0,430 Cukup tinggi Digunakan

23 0,256 Rendah Tidak digunakan

24 0,440 Cukup tinggi Digunakan

25 -0,028 Sangat rendah Tidak digunakan

No

item Nilai validitas Kategori Nilai reliabilitas Keterangan

26 0,575 Cukup tinggi Digunakan

27 0,291 Rendah Tidak digunakan

28 0,460 Cukup tinggi Digunakan

29 0,443 Cukup tinggi Digunakan

Berdasarkan Tabel 3.2, validitas setiap item pernyataan pada angket penelusuran self efficacy memiliki perbedaan angka yang menunjukkan tingkat keshahihan item tersebut. Item nomor 5, 17, 18, dan 25 termasuk kriteria validitas sangat rendah sehingga tidak digunakan dalam penelitian. Beberapa item dengan kriteria validitas rendah digunakan dalam penelitian dan sebagian tidak digunakan. Item pernyataan nomor 3, 10, 12, 14, dan 15 digunakan dalam penelitian karena meskipun termasuk kategori rendah namun angka yang diperoleh (rhitung) melebihi angka pada rtabel yang digunakan pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,339. Sedangkan item pernyataan nomor 1, 4, 6, 9, 13, 23, dan 27 tidak digunakan dalam penelitian karena termasuk kriteria validitas rendah dengan rhitung lebih kecil dari rtabel. Item-item pernyataan dengan kriteria validitas cukup


(36)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

tinggi dan tinggi digunakan sebagai instrumen penelitian karena dapat dipastikan rhitung lebih besar dari rtabel.

Berdasarkan analisis uji coba instrumen, diperoleh item-item pernyataan yang valid dan reliabel sehingga dapat digunakan dalam penelitian. Adapun item-item pernyataan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Butir Instrumen Self Efficacy yang Valid dan Reliabel No

item Nilai validitas Kategori Nilai reliabilitas

No item pada instrumen

2 0,598 Cukup tinggi 0,795

(tinggi)

33

3 0,361 Rendah 34

7 0,439 Cukup tinggi 35

8 0,419 Cukup tinggi 36

10 0,354 Rendah 37

11 0,406 Cukup tinggi 38

12 0,378 Rendah 39

14 0,362 Rendah 40

15 0,397 Rendah 41

No

item Nilai validitas Kategori Nilai reliabilitas

No item pada instrumen

16 0,567 Cukup tinggi 42

19 0,402 Cukup tinggi 43

20 0,504 Cukup tinggi 44

21 0,602 Tinggi 45

22 0,430 Cukup tinggi 46

24 0,440 Cukup tinggi 47

26 0,575 Cukup tinggi 48

28 0,460 Cukup tinggi 49

29 0,443 Cukup tinggi 50

Berdasarkan Tabel 3.3, setiap item yang digunakan mewakili masing-masing indikator pada dimensi self efficacy (lihat lampiran Tabel L 1.2). Setiap indikator diwakili oleh dua item pernyataan.

Selain angket penelusuran self efficacy, uji coba juga dilakukan pada angket penelusuran habits of mind. Adapun hasil analisis uji coba instrumen angket penelusuran habits of mind dapat dilihat pada Tabel 3.4.


(37)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Hasil Uji Coba Angket Penelusuran Habits of Mind No

item Nilai validitas Kategori Nilai reliabilitas Keterangan

1 0,473 Cukup tinggi 0,633

(tinggi)

Digunakan

2 0,616 Tinggi Digunakan

3 -0,032 Sangat rendah Tidak digunakan

4 0,407 Cukup tinggi Digunakan

5 0,118 Sangat rendah Tidak digunakan

6 0,524 Cukup tinggi Digunakan

7 0,420 Cukup tinggi Digunakan

8 0,157 Sangat rendah Tidak digunakan

9 0,440 Cukup tinggi Digunakan

10 0,384 Rendah Digunakan

11 0,160 Sangat rendah Tidak digunakan

12 0,350 Rendah Digunakan

13 0,478 Cukup tinggi Digunakan

14 0,387 Rendah Digunakan

15 0,454 Cukup tinggi Digunakan

16 0,466 Cukup tinggi Digunakan

17 -0,006 Sangat rendah Tidak digunakan

18 0,050 Sangat rendah Tidak digunakan

No

item Nilai validitas Kategori Nilai reliabilitas Keterangan

19 0,180 Sangat rendah Tidak digunakan

20 0,408 Cukup tinggi Digunakan

21 0,570 Cukup tinggi Digunakan

22 0,288 Rendah Tidak digunakan

23 0,566 Cukup tinggi Digunakan

24 0,395 Rendah Digunakan

25 0,130 Sangat rendah Tidak digunakan

26 0,461 Cukup tinggi Digunakan

27 0,391 Rendah Digunakan

28 0,245 Rendah Tidak digunakan

29 0,386 Rendah Digunakan

30 0,596 Cukup tinggi Digunakan

31 0,437 Cukup tinggi Digunakan

32 0,465 Cukup tinggi Digunakan

33 0,127 Sangat rendah Tidak digunakan

34 0,377 Rendah Digunakan

35 0,468 Cukup tinggi Digunakan


(38)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

37 0,236 Rendah Tidak digunakan

38 0,518 Cukup tinggi Digunakan

39 0,356 Rendah Digunakan

40 0,453 Cukup tinggi Digunakan

41 0,187 Sangat rendah Tidak digunakan

42 0,349 Rendah Digunakan

43 0,358 Rendah Digunakan

44 0,499 Cukup tinggi Digunakan

45 0,183 Sangat rendah Tidak digunakan

46 0,054 Sangat rendah Tidak digunakan

47 0,009 Sangat rendah Tidak digunakan

48 0,384 Rendah Digunakan

49 0,396 Rendah Digunakan

Berdasarkan Tabel 3.4, validitas setiap item pernyataan pada angket penelusuran habits of mind memiliki perbedaan angka yang menunjukkan tingkat keshahihan item tersebut. Item nomor 3, 5, 8, 11, 17, 18, 19, 25, 33, 36, 41, 45, 46, dan 47 termasuk kriteria validitas sangat rendah sehingga tidak digunakan dalam penelitian. Beberapa item dengan kriteria validitas rendah digunakan dalam penelitian dan sebagian tidak digunakan. Item pernyataan nomor 10, 12, 14, 24, 27, 29, 34, 39, 42, 43, 48, dan 49 digunakan dalam penelitian karena meskipun termasuk kategori rendah namun angka yang diperoleh (rhitung) melebihi angka pada rtabel yang digunakan pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,339. Pada item pernyataan nomor 22, 28, dan 37 tidak digunakan dalam penelitian karena termasuk kriteria validitas rendah dengan rhitung lebih kecil dari rtabel. Item-item pernyataan dengan kriteria validitas cukup tinggi dan tinggi digunakan sebagai instrumen penelitian karena dapat dipastikan rhitung lebih besar dari rtabel.

Berdasarkan analisis uji coba instrumen, diperoleh item-item pernyataan yang valid dan reliabel sehingga dapat digunakan dalam penelitian. Adapun item-item pernyataan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5

Butir Instrumen Habits of Mind yang Valid dan Reliabel No

item Nilai validitas Kategori Nilai reliabilitas

No item pada instrumen


(1)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

---. (2009). Theories of Personality. Edisi ketujuh. New York: McGraw Hill Companies.

Frankael, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2012). How to design and evaluate

research in education. Edisi kedelapan. New York: McGraw Hill

Companies

Haka, N. B. (2013). Pengaruh Asesmen Kinerja untuk Meningkatkan Kemampuan

Habits of Mind dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI. Tesis Magister

pada SPS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Hakim, L. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Hanifah, N., & Agustini, R. (2012). “Peningkatan Self Efficacy dan Berpikir Kritis

Melalui Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Materi Pokok Asam Basa

Kelas XI SMAN 9 Surabaya”. Unesa Journal of Chemical Education. 1,

(1): 27-33.

Hapsari, T. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Jurnal Pendidikan Penabur.

Hidayat, D. R. (2011). Permasalahan Mahasiswa. Artikel Pelatihan Penasehat

Akademik Kopertis Wilayah III, 1-3 April.

Hoffman, B., & Spatariu, A. (2008). “The Influence of Self Efficacy and

Metacognitive Prompting on Math Problem Solving Efficiency”. Contemporary Educational Phsycology, 33, 875-893.

Hoffman, B. (2010). “I think I can, but I'm afraid to try”: The role of self-efficacy beliefs and mathematics anxiety in mathematics problem-solving

efficiency”. Learning and Individual Differences, 20, (3), 276-283.

Hoffman, B., & Schraw, G. (2009). The influence of self-efficacy and working memory capacity on problem-solving efficiency. Learning and Individual

Differences, 19, 91-100.

Idris, T. (2013). Penerapan Asesmen Portofolio untuk Meningkatkan Habits of

Mind dan Penguasaan Konsep Siswa Kelas XI. Tesis Magister pada SPS

UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Jhonson, E. B. (2007). Contextual Teaching & Learning (terjemahan Ibnu Setiawan). Bandung: MLC.

Jhonson, L. (2009). Teaching Outside the Box: How to Grab Your Students by


(2)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Karli, H. dan Yuliariatiningsih, M.S. (2003). Model-Model Pembelajaran. Bandung : Bina Media Informasi.

Kuhn, D. (2000). Theory of Mind, Metacognition and Reasoning: A life-span

Perspective. In P. Mitchell & K. J. Riggs (Eds.). Children’s Reasoning and The Mind (pp. 301–326). Hove, UK: Psychology Press

Kukla, A. (2003). Konstruktivisme Sosial dan Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Jendela.

Lambertus. (2009). “Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Matematika di SD”. Forum Kependidikan, 28, (2), 136-142.

Larkin, S. (2006). Collaborative Group Work and Individual Development of Metacognition in the Early Years. Research in Science Education, 36: 7-27. DOI: 10.1007/s/11165-006-8147-1.

Launch, P. (2001). Thinking Skill. Oxpord: Brookes University.

Leager, C. (2005). “Fostering Scientific Habits of Mind”. Iowa Scientific

Teachers Journal. Vol. 32(3): 8-12.

Luca, J & McLoughlin. (2002). A Question of Balance: Using Self and Peer

Assessment Effectively In Teamwork. [Online]. Tersedia: http://www.ascilite.org.au/conferences/auckland02/proceedings/papers/072. pdf (28 Nopember 2014).

Mahmudi, A. & Sumarmo, U. (2011). “Pengaruh Strategi Mathematical Habits of Mind (MHM) Berbasis Masalah Terhadap Kreativitas Siswa”. Cakrawala Pendidikan. (2). 216-229.

Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Makmun, A. S. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Maknun, J. (2007). Penerapan Pembelajaran Konstruktivisme untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dasar Fisika Siswa SMK. Artikel

Seminar Internasional, Jakarta, 31 Mei.

Malaka, S. (2011). 99 Tips Cerdas dan Efektif Berpikir Positif dan Berjiwa Besar. Yogyakarta: Araska.

Mansur, H. (2009). Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.


(3)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Marzano, R. J. (1994). Performance Assessment on Dimensions of Learning. Alexandria: ACSD.

McMillan, J. H., & Schumacher, S. (1997). Research in Education: A Conceptual

Introduction. New York: Longman.

Meltzer. (2002). “The relationship Between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gain in Physics : A Posible “Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores”. American Journal Physics.

Myers. D.G. (1989). Psychology 6 th ed. New York: Worth Publisher, Inc.

Moma, L. (2014). “Peningkatan Self Efficacy Matematis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Generatif”. Cakrawala Pendidikan. (3): 434-444.

Murti, B. (2009). Berpikir Kritis (Critical Thinking). Seri Kuliah Budaya Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. [Online]: tersedia http://researchengenis.com. ( 10 Juni 2015).

Noonan, B. & C. R. Duncan. (2005). “Peer and Self Assessment in High Schools. Practical Assessment, Research & Evaluation”. A peer-reviewed electronic

journal, 10 (17), 1-8.

Nurhasanah, S. (2010). Pengaruh Pendekatan Reciprocal Teaching terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Belajar Matematika. Studi

Eksperimen UIN Syarif Hidayatullah: tidak diterbitkan.

Nur, G. & Rini, R. (2010). Teori-teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Ormrod, J. E. (2008). Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan

Berkembang Jilid 2. Terjemahan oleh Amitya Kumara. Jakarta: Erlangga.

Pajares, F. (2006). Self-efficacy Beliefs of Adolescents. Greenwich Connecticut: Information Age Publishing, Inc.

Pavelich, M. J. (1982), “Using General Chemistryto Promote the Higher Level

Thinking Abilities”. Journal of Chemical Education. 59,(9), 201-203. Polya, G. (1973). How to Solve It. A New Aspect of Mathematical Method, New

Jersey: Princenton University Press.

Purwadhi. (2004). “Model pembelajaran berpikir dan kemungkinan implementasinya pada pelajaran Akuntansi”. Jurnal Pendidikan Pengembangan Kurikulum dan Teknologi, 5 (2): 42-51.


(4)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Rahayu, E. (2009). Pembelajaran Konstruktivisme ditinjau dari Gaya Belajar Siswa. Artikel Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika,

Yogyakarta, 5 Desember 2009.

Rahayu, S. E., & Handayani, S. (2008). “Keanekaragaman Morfologi dan

Anatomi Pandanus (Pandanaceae) di Jawa Barat”. Vit Vitalis. 01, (2):

29-44.

Ramadhan, B., Ibrahim, Y., & Setiono. (2012). Morfologi Tumbuhan. Bandung: Prisma press.

Risnanosanti. (2008). Melatih Kemampuan Metakognitif Siswa dalam pembelajaran Matematika. Artikel Seminar Nasional Matematika dan

Pendidikan Matematika.

---. (2010). “Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Self Efficacy

terhadap Matematika Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam

Pembelajaran Inkuiri”. Disertasi Doktor pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.

Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press. ---(2008). Pendidikan dan Penelitian Sains dalam Mengembangkan

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi untuk Membangun Karakter. Makalah Seminar Nasional VIII Pendidikan Biologi.

Santrock, J. W. (2002). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Damanik, J., Chusairi, A. penerjemah. Kristiaji, W. C., Sumiharti, Y. editor. Jakarta: Erlangga.

Senko, C. & Harackiewicz, J. M. (2005). “Regulation of Achievement Goal: The Role of Competence Feedback”. Journal of Educational Psychology. 97, (3): 320-336.

Sitompul, R. (2003). “Memacu potensi kreatif melalui pembelajaran”. Pelangi

Pendidikan, 10 (3): 93-97.

Sriyati, S. (2011). Peran Asesmen Formatif dalam Membentuk Habits of Mind

Mahasiswa Biologi. Disertasi Doktor Kependidikan. Program Studi

Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.


(5)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Sudargo, F. (2009). Pembelajaran Biologi Berbasis Praktikum untuk

Meningkatkan Keterampilan Proses dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Laporan Penelitian LPPM UPI: Tidak diterbitkan.

Sudiarta, I G. P. (2007). “Pengembangan pembelajaran berpendekatan tematik berorientasi pemecahan masalah matematika terbuka untuk mengembangkan kompetensi berpikir divergen, kritis dan kreatif”. Jurnal

Pendidikan dan Kebudayaan. 13, (069): 1004-1024.

Sugiarmin, M. (2007). Anak dengan ADHD. Makalah seminar, Bandung. Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sumiyati. (2012). Menumbuhkan Karakter Bekerja Keras dan Pantang Menyerah Pada Siswa Kelas XII IPS SMAN I Tempel. Makalah Seminar Nasional

Matematika dan Pendidikan Matematika.

Suriadi. (2006). Pembelajaran dengan Pendekatan Discovery yang Menekankan

Aspek Analogi untuk Meningkatkan Pemahaman Matematik dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis pada PPs UPI. Bandung:

tidak diterbitkan.

Suryabrata, S. (1995). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grapindo Persada. Sutawidjaja, A. (1998). “Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika”.

Makalah Seminar Nasional. PPs IKIP Malang, tanggal 4 April.

Sutikno, M. S. (2007). Peran Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar

Siswa. [online]. Tersedia: http//www.bruderfic.or.id (23 April 2015).

Suyanto, S. (2005). Pembelajaran Untuk Anak TK. Jakarta : depiknas,dikti.

Syukria, A., Johar, R., & Marwan. (2013). “kemampuan Komunikasi Matematis

dan habits of Mind Mahasiswa pada Materi Lintasan Terpendek

Menggunakan Algoritma Floyd Warshall”. Jurnal Peluang. 1, (2),

2302-5158.

Thomas, G., Anderson, D., & Nashon, S. (2008). “Development of an Instrument Designed to Investigate Elemens of Science Students’ Metacognition, Self

Efficacy and Learning Processes: the SEMLI-S ”. International Journal of Science Educational. 30, (13), 1701-1724.

Trowbridge, L. W., & Bybee R. W. (1990). Becoming a Secondary School

Science Teacher, Fifth Edition. Columbus, Ohio: Merrill Publishing


(6)

Eka Nurlaena, 2015

PEMBELAJARAN MORFOLOGI TUMBUHAN D ENGAN PEND EKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MEMBANGUN SELF EFFICACY D AN MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Tjitrosoepomo, G. (2005). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah mada University Press.

Vygotsky. (2003). Educational Theory in Cultural Context. Cambridge Universty press.

Warli. (2009). “Pembelajaran Kooperatif berbasis Gaya Kognitif Reflektif

-impulsif”. Seminar nasional Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009.

Warti, R. (2013). “Kecerdasan Intuitif dan Kecerdasan Reflektif”. Edu-Math, 4,

27-37.

Woolfolk, A. (2010). Educational Psychology Eleventh Edition. Upper Saddle River, NJ:Pearson Education International.

Yamin, M. (2008). Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: GP Press. Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Zaman, B., & Eliyawati, C. (2010). Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Bahan Ajar PPG UPI: tidak diterbitkan.

Zimmerman, B. J. (2000). Attaining Self-Regulation. Dalam M. Boekaerts, P. R. Pintrich & M.Zeidner (Ed.). Handbook of Self-Regulation. San Diego: Academic Press.