IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA : Studi Deskriptif di SMA Negeri 3 Bandung.

(1)

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Deskriptif di SMA Negeri 3 Bandung)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

oleh

Apriyani Eka Safitri 1103096

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif di SMA Negeri 3 Bandung)

Oleh

Apriyani Eka Safitri 1103096

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Apriyani Eka Safitri 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA


(4)

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA


(5)

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA


(6)

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

ABSTRAK

Apriyani Eka Safitri. 2015. Implementasi Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) dalam Mata Pelajaran PPKn untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Deskriptif di SMA Negeri 3 Bandung).

Pendekatan ilmiah adalah sebuah pendekatan yang diterapkan dalam proses pembelajaran yang berbasis proses keilmuan, yaitu melalui tahap mengamati, menanya, menalar, mencoba, hingga mengkomunikasikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Atsnan & Rakmita (2013) menjabarkan bahwa dalam pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah banyaknya informasi yang dimiliki oleh guru dapat dipahami secara kontekstual dengan baik oleh siswa hingga tingkat pemahaman lebih dari 50 % dari informasi yang disampaikan. Hal ini terjadi karena dalam pembelajaran dengan pendekatan ilmiah siswa dituntut secara aktif dan mandiri mencari serta menggali informasi dari berbagai sumber. SMA Negeri 3 Bandung merupakan salah satu sekolah yang telah menerapan pendekatan ilmiah dalam proses pembelajarannya, termasuk dalam mata pelajaran PPKn. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana implementasi pendekatan ilmiah dalam mata pelajaran PPkn dikaitkan dengan peningkatan motivasi belajar siswa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, catatan lapangan dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) implementasi pendekatan ilmiah pada mata pelajaran PPkn di SMA Negeri 3 Bandung terlihat dari pembelajaran yang telah menggunakan kegiatan 5M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan dengan runtut dan sistematis, dimana hal ini terimplementasikan dalam sebuah tugas project citizen berupa program untuk mengatasi masalah yang ada di Kota Bandung. 2) dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah guru memiliki peran sebagai pengarah (director) dan fasilitator, sedangkan siswa memiliki peran sebagai subjek utama dalam pembelajaran. 3) hambatan-hambatan dalam mengimplentasikan pendekatan ilmiah dalam mata pelajaran PPkn yaitu (a) terkait alokasi waktu pembelajaran, (b) beban materi pembelajaran, dan (c) strategi pembelajaran yang diterapkan. 4) upaya mengatasi hambatan yang terjadi, diantaranya (a) membuat menejemen waktu pembelajaran yang lebih baik, efektif, dan efisien, (b) guru selalu berupaya untuk mendesain pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, sedangkan siswa berusaha untuk kooperatif dengan mencari dan menggali pengetahuan secara aktif dan mandiri, dan (c) siswa berupaya untuk selalu memperbaharui informasi dan pegetahuan dengan membaca dari berbagai sumber, agar lebih melek politik, hukum dan permasalahan sosial lainnya.


(7)

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

ABSTRACT

Apriyani Eka Safitri. 2015. Implementation of Scientific Approach in Civic Education to Improving Student Learning Motivation (Descriptive Study in SMAN 3 Bandung).

The scientific approach is the approach adopted in learning process based on scientific process, begin from observing, questioning, reasoning, trying, and communicating. Results of research conducted by Atsnan & Rakmita (2013) describes that in learning to use a scientific approach to the amount of information that a teacher can be contextually understood well by the students up to the level of understanding of more than 50% of the information submitted. This happens because the scientific approach to learning students are required to actively and independently seek and gather information from a variety of sources. SMAN 3 Bandung is one of the schools that have implemented a scientific approach in the learning process, including in Civic Education. Accordingly, this study was conducted to determine how the implementation of scientific approach to the Civic Education associated with increased student motivation. The approach used in this study is a qualitative approach with descriptive method. The collection of data obtained through interview, observation, documentation, field notes and literature. The results showed that: First, the implementation of scientific approach to the Civic Education in SMAN 3 Bandung look of learning that has been using 5M activity is observed, ask, gather information, associates, and communicate with a coherent and systematic, in which it is implemented in a citizen project tasks in the form of programs to address the problems that exist in Bandung city. Seconds, in learning to use a scientific approach to the teacher has a role as a director and facilitator, while students have a role as a major subject in the study. Third, constraint in implementing the scientific approach in Civic Education namely (a) the associated allocation time schedule learning, (b) learning materials too heavy, and (c) applied learning strategies. Fourth, efforts to overcome the obstacles that occur, including (a) make learning time management better, effective, and efficient, (b) teachers are always working to design learning interesting and fun, while the students are trying to cooperate with searching and digging knowledge active and independent, and (c) the student seeks to constantly update the information and knowledge by reading from a variety of sources, to be more political literate, legal and social problems.


(8)

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

DAFTAR ISI

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) ... 9

1. Pengertian, Tujuan, dan Prinsip Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) ... 9

2. Kriteria Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) ... 13

3. Sasaran Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) ... 14

4. Langkah-langkah Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) ... 16

B. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ... 18

1. Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Ruang Lingkup PPKn ... 18

2. Objek Studi PPKn ... 22

3. Komponen Pembelajaran PPKn ... 23

4. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran PPKn ... 24


(9)

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

1. Pengertian, Fungsi dan Prinsip Motivasi ... 31

2. Pengertian Motivasi Belajar ... 35

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 36

4. Peranan Motivasi dalam Belajar ... 37

5. Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 40

1. Pendekatan Penelitian ... 40

2. Metode Penelitian ... 40

3. Teknik Pengumpulan Data ... 41

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 44

1. Lokasi Penelitian ... 44

2. Subjek Penelitian ... 44

C. Prosedur Penelitian ... 44

1. Tahap Pra penelitian ... 45

2. Perizinan Penelitian ... 45

3. Pelaksanaan Penelitian ... 45

D. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 46

1. Reduksi Data ... 47

2. Penyajian Data ... 48

3. Kesimpulan ... 48

E. Validitas Data ... 49

1. Uji Kredibilitas ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 53

1. Sejarah SMA Negeri 3 Bandung ... 53

2. Profil SMA Negeri 3 Bandung ... 54

3. Visi, Misi dan Keunggulan Negeri 3 Bandung ... 55


(10)

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

5. Daya dukung tenaga pendidik dan kependidikan SMA Negeri 3

Bandung ... 57 B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 58

1. Bentuk implementasi pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam mata

pelajaran PPkn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Bandung ... 59 2. Peran guru dan siswa dalam penerapan pendekatan ilmiah (scientific

approach) dalam mata pelajaran PPkn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Bandung ... 65

3. Hambatan dalam mengimplementasikan pendekatan ilmiah (scientific

approach) dalam mata pelajaran PPkn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Bandung ... 69

4. Upaya mengatasi hambatan dalam mengimplementasian pendekatan

ilmiah (scientific approach) dalam mata pelajaran PPkn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Bandung ... 71 C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

1. Bentuk implementasi pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam mata

pelajaran PPkn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Bandung ... 73 2. Peran guru dan siswa dalam penerapan pendekatan ilmiah (scientific

approach) dalam mata pelajaran PPkn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Bandung ... 79

3. Hambatan dalam mengimplementasikan pendekatan ilmiah (scientific

approach) dalam mata pelajaran PPkn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Bandung ... 85

4. Upaya mengatasi hambatan dalam mengimplementasian pendekatan

ilmiah (scientific approach) dalam mata pelajaran PPkn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Bandung ... 90

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 96 A. Simpulan ... 96


(11)

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

1. Simpulan Umum ... 96

2. Simpulan Khusus ... 96

3. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100 LAMPIRAN


(12)

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Gradasi Sasaran dalam Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) 15

Tabel 2.2 Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah ... 28

DAFTAR BAGAN Bagan 2.1 Langkah pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah ... 16

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Jenis Penalaran ... 9

Gambar 2.2 Proses Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) ... 11

Gambar 2.3 Sasaran Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) ... 14

Gambar 2.4 Kompetensi dalam PPKn ... 24

Gambar 2.5 Hirarki Kebutuhan ... 32

DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1 Tenaga Pendidik di SMA Negeri 3 Bandung ... 55


(13)

1

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran tidak hanya sekedar menekankan kepada pengertian atau konsep-konsep, tetapi lebih menekankan pada proses pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman dan penerapan konsep dalam kehidupan nyata, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Syaifurahman dan Ujiati (2013,

hlm. 60) mengemukakan bahwa “pembelajaran bermakna terjadi apabila siswa boleh menghubungkan fenomena ke dalam struktur pengetahuan mereka”. Dari

pendapat tersebut dapat dipahami bahwa pembelajaran yang baik adalah pempelajaran yang melibatkan pengalaman siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran berdasarkan pengalaman memberikan kebermaknaan dalam proses pembelajaran karena siswa dituntut mampu mengidentifikasi permasalahan-permasalahan atau fenomena-fenomena yang terjadi disekitarnya yang kemudian secara aktif dan kritis mencari solusi penyelesainnya. Mengenai hal ini Hamalik (2003, hlm. 212) mengungkapkan bahwa:

“… pengajaran berdasarkan pengalaman memberi para siswa

seperangkat/serangkaian situasi-situasi belajar dalam bentuk keterlibatan pengalaman sesungguhnya yang dirancang oleh guru. Cara ini mengarahkan para siswa ke dalam ekplorasi yang alami dan investigasi

langsung ke dalam suatu situasi pemecahan masalah”.

Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Zuckerman (dalam Warsono dan Hariyanto, 2012, hlm. 4) yang mengatakan bahwa :

Belajar akan diperoleh melalui pengalaman (learning from experience), melalui pembelajaran aktif (active learning), dan dengan cara melalukan interaksi dengan bahan ajar maupun dengan orang (interacting with learning materials and with people).

Dari hal yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang optimal adalah pembelajaran yang melibatkan pengalaman siswa melalui proses pembelajaran aktif.


(14)

2

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bandung merupakan salah satu sekolah yang dalam proses pembelajaran telah menerapkan sistem pembelajaran yang mengfokuskan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Pendekatan ilmiah yang telah diterapkan oleh SMA Negeri 3 Bandung tidak hanya diterapkan pada mata pelajaran tertentu, tetapi sudah diterapkan pada semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran PPKn. Pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa dalam prosesnya, sementara guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator dapat diterapkan dengan pendekatan ilmiah.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara yang dilakukan kepada guru dan siswa di SMA Negeri 3 Bandung, diketahui bahwa pendekatan ilmiah sudah diterapkan khususnya dalam mata pelajaran PPKn dan telah memberikan dampak bagi peningkatan motivasi belajar siswa. Hal ini terlihat pada proses pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa, sementara guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Pembelajaran yang dilakukan seperti adanya penayangan video yang kemudian siswa harus menganalisis video tersebut dan mengemukakan hasil analisisnya. Pembelajaran yang dilakukan tersebut menggunakan model pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) yang didalamnya mencakup unsur-unsur pendekatan ilmiah yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.

Selain itu, diperoleh pula bahwa penerapan pendekatan ilmiah pada mata pelajaran PPKn ini sudah dikembangkan dan di inovasi lebih lanjut oleh guru. Hal ini terlihat dari bentuk tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa, dimana tugas ini berupa bentuk tugas mandiri. Bentuk tugas mandiri yang diberikan oleh guru mempunyai bentuk yang bermacam-macam, seperti penelitian, film, cerpen, makalah, video, dan bentuk-bentuk hasil karya siswa lain yang memberi kebebasan kepada siswa dalam memilih dan membuat hasil karyanya, yang tentunya erat kaitannya dengan materi PPKn. Disini muncul unsur mengamati, dimana siswa dituntut untuk mengamati berbagai masalah atau fenomena yang terjadi disekitanya. Ketika siswa merasa kesulitan atau kebingungan, siswa dapat melakukan konsultasi mengenai tugasnya kepada guru, disini peran guru sebagai pembimbing. Dari hal ini muncul kegiatan siswa selanjutnya yaitu menanya dan


(15)

3

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

mencoba menalar permasalahan yang dijadikan bahan pembelajaran. Kemudian hasil karya tersebut nantinya dituntut untuk dipublikasikan dan sekaligus akan dipersentasikan di depan guru dan siswa lain. Dari hasil ini dapat dilihat kemampuan siswa untuk mencoba dan mengkomunikasikan atau menyajikan hasil pekerjaannya.

Berdasarkan fakta di lapangan tersebut, pendekatan ilmiah sudah diterapkan dengan cukup baik di SMA Negeri 3 Bandung. Namun demikian, masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan pendekatan ini, diantaranya terkait kesiapan siswa untuk melakukan pembelajaran. Tidak semua siswa secara aktif dan cepat merespon tugas yang berikan oleh guru. Selain itu juga tidak semua siswa merasa senang dengan model pembalajaran aktif yang diterapkan guru. Dengan kata lain, belum sepenuhnya motivasi belajar siswa belajar siswa muncul dalam proses pembelajaran. Sehingga dalam hal ini diperlukan pemahaman yang lebih terkait penerapan pendekatan ilmiah serta inovasi- inovasi yang mampu dilakukan dalam penerapan pendekatan ini. Dengan demikian hasil yang diharapakan berupa peningkatan motivasi belajar siswa dapat dicapai secara baik. Hal ini dirasa perlu menjadi perhatian, karena pada dasarnya pendekatan ilmiah bertujuan untuk membantu mengembangkan kompetensi siswa yang mencakup tiga aspek yaitu kognitif berupa pengetahuan, afektif diwujudkan dalam sikap, dan psikomotor dalam bentuk keterampilan.

Saminanto (2013, hlm. 25) mengemukakan bahwa:

Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah (scientific approach), ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar

agar peserta didik tahu ‘mengapa’. Ranah keterampilan mengapit

transformasi substansi atau materi ajar peserta didik tahu tentang

‘bagaimana’. Ranah pengetahuan menggapit transformasi substansi atau

materi ajar peserta didik tahu tentang ‘apa’.

Pengembangan kompetensi tersebut dapat diterapkan melalui aktivitas pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa, yaitu dalam aktifitas mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan yang ada dalam pendekatan ilmiah. Hal ini sejalan dengan yang dijabarkan oleh Kemendikbud (Atsnan &


(16)

4

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

perpaduan antara proses pembelajaran yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, menalar,

mencoba, dan mengkomunikasikan”.

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah ini lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Atsnan & Rakmita (2013) membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari guru sebesar 10% setelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25%. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar lebih dari 90% setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50–70%. Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa banyaknya informasi yang dimiliki oleh guru dapat dipahami secara kontekstual dengan baik oleh siswa hingga tingkat pemahaman lebih dari 50 % dari informasi yang disampaikan. Dengan demikian proses pembelajaran secara tradisional, informasi yang disampaikan oleh guru cenderung sulit dan lambat diterima oleh siswa. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) lebih efektif dalam pengembangan kemampuan dan taraf berpikir siswa.

Hal yang kemudian membuat peneliti merasa penelitian ini penting dilakukan adalah bahwa pendekatan ilmiah merupakan pendekatan baru dalam pembelajaran. Walaupun secara konsep pendekatan ini sudah ada sejak lama karena merupakan pengembangan dari pendekatan inkuiri, namun secara aplikatif pendekatan ini merupakan pendekatan baru. Selain itu, pendekatan ilmiah ini pun dirasa sangat penting untuk diterapkan dalam mata pelajaran PPKn, karena paradigma yang ada selama ini bahwa mata pelajaran PPKn cenderung membosankan bagi siswa. Dengan demikian, adanya penelitian ini dapat merubah paradigma tersebut, dan menjadikan pembelajaran PPKn menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.

Selanjutnya penelitian ini pun diharapkan mampu memberi hasil terkait penerapan pendekakatan ilmiah (scientific approach) di SMA Negeri 3 Bandung khususnya pada mata pelajaran PPKn yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan model penerapan pendekatan ini. Selain itu juga sekaligus sebagai sarana berbagi


(17)

5

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

pengalaman terbaik (best practices) bagi sekolah yang belum atau akan menerapkan pendekatan ilmiah dalam pembelajarannya.

Berdasarkan hasil kajian yang telah dikemukakan di atas, membuat peneliti tertarik untuk lebih meneliti bagaimana implementasi pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam mata pelajaran PPKn dihubungkan dengan motivasi belajar siswa, sehingga penelitian ini dirumuskan melalui judul penelitian yaitu

“IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA” (Studi Deskriptif di SMA Negeri 3

Bandung).

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Belum dilakukan penelitian tentang pendekatan ilmiah (scientific approach) sebagai bagian dari Kurikulum 2013, khususnya dalam pembelajaran PPKn;

2. Perlunya pemahaman guru secara utuh mengenai pendekatan ilmiah (scientific

approach) sebagai implementasi dalam Kurikulum 2013 dalam pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran PPKn;

3. Pentingnya penerapan pendekatan ilmiah (scientific approach) secara utuh dalam pembelajaran guna meningkatkan motivasi belajar siswa;

4. Belum adanya daya dukung kreatifitas guru dalam penerapan pendekatan ilmiah (scientific approach) sebagai implementasi dalam Kurikulum 2013 khususnya dalam mata pelajaran PPKn sehingga mempengaruhi tingkat motivasi belajar siswa.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini, adapun beberapa hal yang menjadi rumusan masalah, diantaranya:


(18)

6

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

1. Bagaimana bentuk implementasi pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar di SMA Negeri 3 Bandung?

2. Bagaimana peran guru dan siswa dalam penerapan pendekatan ilmiah

(scientific approach) pada mata pelajaran PPKn di SMA Negeri 3 Bandung sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa?

3. Apa saja hambatan dalam pengimplementasian pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA 3 Bandung?

4. Apa upaya mengatasi hambatan dalam pengimplementasian pendekatan ilmiah

(scientific approach) dalam mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi siswa belajar di SMA 3 Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya:

1. Mengetahui bentuk implementasi pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar di SMA Negeri 3 Bandung.

2. Mengidentifikasi peran guru dan siswa dalam penerapan pendekatan ilmiah (scientific approach) pada mata pelajaran PPKn di SMA Negeri 3 Bandung sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Mengidentifikasi hambatan dalam pengimplementasian pendekatan ilmiah

(scientific approach) dalam mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA 3 Bandung.

4. Mengidentifikasi upaya mengatasi hambatan dalam pengimplementasian

pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA 3 Bandung.

E. Manfaat Penelitian


(19)

7

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan keilmuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) khususnya dalam konteks pendekatannya yaitu dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach), dimana sesuai dengan tujuan PPKn itu sendiri yaitu dalam proses pembelajarannya menjadikan kelas sebagai laboratorium demokrasi. Salah satu manfaat menjadikan kelas sebagai laboratorium demokrasi dalam pembelajaran PPKn yaitu dapat diketahui tingkat motivasi belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

Manfaat secara praktis dapat diperoleh baik oleh penulis maupun pembaca dan juga bagi banyak pihak terlebih dalam bidang pendidikan. Manfaat dari penelitian diharapkan dapat dirasakan oleh banyak pihak, diantaranya:

a. Bagi guru PPKn

1) Mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan penerapan pendekatan

ilmiah (scientific approach) secara memadai.

2) Meningkatkan profesionalitas guru sebagai fasilitator dalam proses

pembelajaran sehingga dapat memberikan motivasi belajar pada siswa.

3) Dengan penerapan pendekatan ilmiah (scientific approach) secara memadai, mampu membantu meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Bagi siswa

1) Memberikan pemahaman terkait pentingnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran yang optimal sehingga siswa mampu melibatkan diri secara aktif dalam proses pembelajaran, atau dengan kata lain motivasi belajar siswa menjadi meningkat.

2) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dengan penggunaan pendekatan

ilmiah yang dilakukan dalam proses pembelajaran.

c. Bagi sekolah

1) Mampu mengembangkan model penerapan pendekatan ilmiah (scientific


(20)

8

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

2) Mendukung terwujudnya pembelajaran yang bermakna sebagai upaya

terwujudnya sekolah yang berkualitas. Salah satu ciri pembelajaran yang bermakna adalah tingginya motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dalam penyusunan skripsi ini meliputi, judul, pernyataan mengenai maksud karya ilmiah, nama dan kedudukan tim pembimbing, pernyataan tentang keaslian karya ilmiah, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran

BAB I: Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, metodologi penelitian, dan stuktur organisasi skripsi.

BAB II: Tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen-dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

BAB III: Metodologi penelitian. Pada bab ini peneliti menjelaskan metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

BAB IV: Analisis hasil penelitian. Dalam bab ini peneliti menganalisis hasil temuan data tentang Implementasi Pendekatan Ilmiah (Scientific Aprroach) dalam mata Pelajaran PPKn untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.

BAB V: Kesimpulan dan saran. Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.


(21)

40

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Ditinjau dari karakteristik masalah yang diteliti, pendekatan yang sesuai untuk penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif.

Moleong (2014, hlm.6) yang mengatakan bahwa:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat motivasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Bandung khususnya dalam pembelajaran PPKn dengan menggunakan pendekatan ilmiah dalam proses pembelajarannya. Dengan demikian dalam penelitian ini, peneliti berusaha objektif dalam memperoleh data dan informasi secara terperinci terkait tingkat motivasi belajar siswa dengan menerapkan pendekatan ilmiah (scientific approach) di SMA Negeri 3 Bandung khususnya dalam pelajaran PPKn.

2. Metode Penelitian

Menurut Arikunto (2006, hlm.160) “metode penelitian adalah “cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan satuan penelitiannya”. Metode yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan penerapan pendekatan ilmiah pada mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Bandung.

Sugiono (2002, hlm. 6) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif adalah “penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat


(22)

41

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain”. Sedangkan

menurut Danial & Wasriah (2009, hlm. 62) metode deskriptif adalah “metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematik suatu situasi, kondisi objek bidang kajian pada suatu waktu secara akurat. Tujuan metode ini untuk memperlihatkan keberadaan suatu fenomena yang ada”.

Berkenaan dengan tujuan metode dekriptif, Azwar (2012, hlm.7) mengemukakan pendapatnya mengenai tujuan metode deskriftif, yaitu:

Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian. Dan yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi.

Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa pemilihan metode deskriptif dalam penelitian ini yaitu karena penelitian ini bertujuan membuat gambaran secara sistematik berkenaan dengan implementasi pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Menurut Moleong (2014, hlm.186) bahwa, “wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu”. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Teknik pengumpul data jenis ini mudah digunakan, dan hampir ada pada setiap penelitian dan pengumpulan data. Artinya wawancara merupakan teknik pengumpul data yang ada dimana-mana digunakan untuk memperoleh informasi dari berbagai narasumber. Selain itu, teknik pengumpul data jenis ini juga praktis dan tidak terlalu terikat oleh waktu, tempat dan siapa saja.


(23)

42

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Dalam pelaksanaannya, peneliti menggunakan bentuk wawancara terbuka. Moleong (2014, hlm. 189) mengatakan bahwa “wawancara terbuka adalah wawancara yang para subjeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud dan tujuan wawancara itu”.

Penggunaan jenis wawancara terbuka karena berkaitan dengan karateristik masalah yang ingin diteliti yaitu terkait implementasi pendekatan ilmiah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, yang dari karakteristik masalah tersebut diperlukan informasi yang lengkap dan utuh dari para subjek penelitian, sehingga pemilihan wawancara terbuka sesuai digunakan dalam penelitian ini.

Adapun mengenai wawancara yang dibuat, diajukan peneliti kepada siswa siswa SMA Negeri 3 Bandung sebagai subjek yang merasakan langsung pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach), dan juga guru PPKn sebagai pelaksanaan pendekatan ilmiah (scientific approach) dilapangan. Selain itu juga, wawancara dilakukan kepada Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum.

b. Observasi

Bungin (2010, hlm.133) mengemukakan bahwa:

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.

Observasi yang dipilih oleh peneliti guna menunjang penelitian ini ialah observasi terstruktur. Observasi terstruktur menurut Sugiono (2009, hlm. 205) adalah “observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya”. Pemilihan observasi terbuka dalam penitian ini karena penelitian telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati dan dilakukan menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti berhubungan dengan pengamatan terkait penerapan pendekatan ilmiah (scientific approach) yang dilakukan oleh


(24)

43

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

guru dalam proses pembelajaran mata pelajaran PPKn di SMA Negeri 3 Bandung. Dengan demikian, observasi yang dilakukan peneliti adalah berkaitan dengan proses pembelajaran PPKn yang dilakukan baik di dalam maupun di luar kelas. c. Dokumentasi

Menurut Riduwan (2012, hlm.77) “dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian”.

Dokumentasi yang dapat diambil oleh peneliti berupa gambar proses pembelajaran guru di kelas, portofolio dan hasil tugas siswa, soal-soal ulangan, dan dokumen mengenai SMA Negeri 3 Bandung, serta silabus dan RPP yang digunakan dalam pembelajaran di SMA Negeri 3 Bandung.

d. Studi Kepustakaan (Literature)

“Studi kepustakaan (literature) adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian.” (Danial dan Wasriah, 2009, hlm.80).

Studi kepustakan digunakan peneliti untuk membaca, mencari, dan mengkaji beberapa referensi teori-teori yang revelan dengan fokus penelitian, seperti melalui buku, jurnal, karya ilmiah, dan lainnya yang berkaitan dengan implementasi pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

e. Catatan Lapangan (Field Note)

Bogdan & Biklen (dalam Moleong, 2012, hlm.209) mengemukakan bahwa

“catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,

dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data reflekasi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.

Catatan lapangan digunakan oleh peneliti guna membantu mencatat hasil pengamatan sesuai yang peneliti rasakan dan alami. Catatan lapangan yang peneliti


(25)

44

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

gunakan di lapangan yaitu berupa buku catatan untuk mencatat hasil wawancara serta alat perekam suara (recorder) untuk merekam hasil wawancara.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bandung yang teletakdi Jl. Belitung No.8 Bandung. Dipilihnya sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian karena berdasarkkan observasi yang telah dilakukan sekolah tersebut merupakan pilot project yang telah menerapkan pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran khususnya dalam PPKn dengan bervariatif dan menarik. Hal ini terlihat dari penggunaan metode dan model yang bervariasi dalam pembelajarannya, dengan banyak melibatkan peran aktif siswa. 2. Subjek Penelitian

Agar penelitian ini terarah sesuai dengan masalah yang akan diteliti, maka penulis perlu menentukan subjek penelitian yang mampu memberikan informasi yang penulis butuhkan. Sesuai dengan yang dikemukakan Nasution (2003, hlm. 32) bahwa “subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi bertalian dengan tujuan yang ingin dicapai”.

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dijadikan subjek penelitian meliputi: Wakil Kepala sekolah bidang kurikulum, guru mata pelajaran PPKn berjumlah tiga orang, dan siswa berjumlah delapan orang berdasarkan jenjang kelas yang dalam pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013, khususnya pendekatan ilmiah (scientific approach) yaitu siswa kelas X berjumlah lima orang, siswa kelas XI berjumlah empat orang, dan siswa kelas X program Akselerasi dua orang.

C. Prosedur Penelitian

Untuk memudahkan dalam penelitian secara sistematis maka harus melalui beberapa tahapan penelitian. Tahapan penelitian tersebut ialah sebagai berikut:


(26)

45

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra penelitian yang dilakukan peneliti yaitu memilih masalah, menentukan judul, dan menentukan lokasi penelitian. Pada tahap ini, penulis mencoba menyusun rancangan penelitian terlebih dahulu yang tertuang dalam proposal penelitian dan berisikan tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian lokasi serta subjek penelitian. Tujuannya yaitu untuk menyesuaikan antara kebutuhan dan kepentingan fokus penelitian.

Dalam tahap pra penlitian ini juga peneliti melaksanakan studi pendahuluan. Tujuannya yaitu untuk memperoleh gambaran secara umum tentang masalah yang akan diteliti.

2. Perizinan Penelitian

Perizinan ini dilakukan agar penulis dapat dengan mudah melakukan penelitian yang sesuai dengan objek serta subjek penelitian. Adapun perizinan tersebut ditempuh dan dikeluarkan oleh:

a. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan PKn FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.

b. Mengajukan syrat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu Dekan I atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat rekomendasinya untuk disampaikan kepada Rektor UPI.

c. Dengan membawa surat rekomendasi dari UPI, penulis meminta izin

penelitian kepada Lembaga Kesatuan Pembangunan (Dinas Pendidikan) memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

d. Setelah mendapatkan izin kemudian penulis melakukan penelitian di tempat yang telah ditentukan yaitu SMA Negeri 3 Bandung.

3. Pelaksanaan Penelitian

Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, dimana penulis mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk


(27)

46

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

memecahkan fokus masalah. Adapun langkah-langkah yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut:

a. Menghubungi Guru PPKn SMA Negeri 3 Bandung untuk meminta informasi

untuk melaksanakan penelitian.

b. Mendatangi Sekolah yang menjadi objek penelitian.

c. Memberikan surat pengantar pra penelitian kepada pihak Tata Usaha untuk di disposisi.

d. Mengadakan wawancara dengan Guru PPKn.

e. Mengadakan wawancara dengan siswa.

f. Mengadakan wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum.

g. Membuat catatan yang diperlukan dan dianggap penting yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

D. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberi makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Setelah selesai mengadakan wawancara dengan subjek penelitian, menuliskan kembali data-data yang terkumpul ke dalam catatan lapangan dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data dan informasi secara mendetail. Data yang diperoleh dari wawancara disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah didukung oleh hasil observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan.

Analisis data menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2014, hlm. 248) adalah:

Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dari penjelasan tersebut di atas, dapat dipahami bahwa analisis data dapat dilakukan dengan cara mengorganisasikan dan memilah-milah data, yang


(28)

47

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

kemudian disintesiskan untuk mencari apa yang penting, dan kemudian memutuskan apa yang dapat diceritakan.

Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Seiddel (dalam Moleong, 2014, hlm. 248) proses analisis data kualitatif berjalan sebagai berikut:

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengkalsifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

Dari kedua definisi tersebut di atas, dapat dipahami bahwa analisis data adalah proses yang memerlukan kemampuan berpikir dari mulai mencatat sumber data hasi penelitian, kemudian mengumpulkan dan memilah-milah yang kemudian disintesiskan menjadi informasi yang utuh guna menghasilkan temuan-temaun sesuai dengan tujuan penelitian.

Analisis data dalam penelitian kulitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Berkaitan dengan analisis data, Miles & Huberman (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 246) mengemukakan bahwa:

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakuakan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclution drawing/verification.

Sejalan dengan pendapat diatas, Sugiyono (2012, hlm. 247-153) mengungkapkan rangkaian aktivitas pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan reduksi data diharapkan


(29)

48

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

mampu memberikan gambaran yang lebih jelas, serta mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan dapat mencarinya bila perlu.

Dari langkah ini, peneliti dapat melakukan reduksi data dengan merangkum dan memilih hal-hal penting terkait dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan ilmiah, mulai dari penyusunan RPP, pembelajaran di kelas, dengan metode dan model yang sesuai dengan prinsip pendekatan ilmiah, pembelajaran diluar kelas, seperti observasi yang dilakukan siswa dan pemberian tugas, sampai pada penilaian atau evaluasi yang digunakan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data (data display). Penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.

Penyajian data dalam penelitian ini digunakan untuk mengecek data dengan menyusun data atau informasi yang telah terkumpul terkait penerapan pendekatan ilmiah dalam mata pelajaran PPKn berdasarkan hasil penelitian. Data-data yang telah terkumpul, selanjutnya dilakukan penyajian data dengan membuat uraian singkat, matrik, tabel, dan lainnya, sehingga memudahkan peneliti untuk memahami struktur data dan melihat pola hubungan anatra penerapan pendekatan ilmiah dengan peningkatan motivasi belajar siswa.

3. Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification)

Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dengan penarikan kesimpulan ini dimaksudkan untuk mencari makna yang sesungguhnya dari data yang telah dikumpulkan dilapangan, sehingga peneliti berharap mendapatkan penemuan-penemuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Penarikan kesimpulan yang dilakukan oleh peneliti adalah mengenai tingkat pengaruh penerapan pendekatan ilmiah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, salah satu indikatornya adalah dengan melihat bentuk-bentuk


(30)

49

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

penerapan pendekatan ilmiah yang dilakukan oleh guru PPKn di SMA Negeri 3 Bandung.

E. Validitas Data

Validitas data yang dilakukan untuk membuktikan kesesuaian yang telah diamati penelitian dengan yang sesungguhnya ada dalam dunia nyata. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi:

1. Uji Kredibilitas

Sugiyono (2009, hlm. 368-374) menyatakan bahwa uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan:

a. Perpanjangan pengamatan

Dalam sebuh penelitian, untuk memeriksa absah tidaknya suatu data penelitian, perpanjangan pengamatan dilapangan akan mengurangi kebiasan suatu data karena dengan waktu yang lebih lama dilapangan. Peneliti akan mengetahui keadaan secara mendalam serta dapat menguji ketidakbenaran data, baik yang disebabkan oleh diri peneliti itu sendiri ataupun oleh subjek penelitian.

Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk rapport, maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian, di mana kehadiran peneliti tidak lagi menggangu perilaku yang dipelajari.

Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau tidak. Bila data yang diperoleh selama ini setelah dicek kembali pada sumber data asli atau sumber data lain ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan


(31)

50

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

lagi yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.

Waktu yang dibutuhkan dalam pengamatan, akan sangat tergantung pada kedalaman, keluasan, dan kepastian data. Kedalaman artinya apakah peneliti ingin menggali data sampai pada tingkat makna. Makna berarti data di balik yang tampak.

b. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Meningkatkan ketekunan ibarat kita mencek pengerjaan soal-soal ujian, atau meneliti kembali tulisan dalam makalah yang telah dikerjakan, ada yang salah atau tidak. Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/dipercaya atau tidak.

c. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tiangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, seperti guru,


(32)

51

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

siswa, dan kepala sekolah. Selanjutnya, dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik. Data yang telah dianalisis oleh peneliti menghasilkan suatu kesimpulan selanjtnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut. 2) Triangulasi Teknik

Triagulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Sumber yang sama dengan teknik yang berbeda maksudnya adalah sumber data, yaitu kepala sekolah, wakasek bidang kurikulum, guru, serta siswa sama namun dicek dengan teknik yang berbeda, yang semula dilakukan dengan teknik wawancara namun dapat pula dilakukan dengan teknik observasi. Bila dengan teknik yang digunakan menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepaa sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar.

3) Triangulasi Waktu

Dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan sacara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.

d. Menggunakan Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi, tujuan member


(33)

52

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

check adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.

Pelaksanaan member check dapat dilakukan setelah satu periode

pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan, atau kesimpulan. Setelah data disepakati bersama, maka para pemberi data diminta untuk menandatangani, agar lebih otentik. Selain itu juga sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan member check.


(34)

96

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini peneliti akan merumuskan beberapa kesimpulan sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait, sebagai berikut:

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Pendekatan ilmiah (scientific approach) merupakan pendekatan yang berbasis keilmuan yang diterapkan dalam pembelajaran dengan kompetensi yang diharapkan mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan, Pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah (scientific approach) dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa, karena dengan langkah kegiatan yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan menuntut peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, akan tercipta pembelajaran yang bermakna dan menarik bagi siswa.

2. Simpulan Khusus

Disamping kesimpulan umum di atas, kesimpulan khusus dari hasil penelitian ini, yakni:

a. Implementasi pendekatan ilmiah (scientific approach) pada mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Bandung ditandai dari proses pembelajaran yang telah menggunakan sintak pendekatan ilmiah secara runtut dan melibatkan peran aktif siswa. Hal ini terlihat dari adanya tugas project citizen, dimana siswa membuat sebuah program untuk mengatasi masalah yang ada di Kota Bandung. Tugas ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh siswa terhadap permasalahan yang terjadi di Kota Bandung saat ini. Siswa secara berkempok merancang dan membuat


(35)

97

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

sebuah program untuk mengatasi masalah yang ada dan kemudian dibuat dalam bentuk seperti maket, makalah, atau video. Contoh program yang dibuat siswa diantaranya penanggulangan masalah sampah dengan menggunakan jaring-jaring selokan, pengalihan jalur angkutan umum untuk mengatasi masalah kemacetan, penertiban trotoar dari Pedagang Kaki Lima (PKL), dan lain sebagainya. Program tersebut kemudian dipersentasikan dan di follow up untuk membantu program kerja Pemerintah Kota Bandung.

b. Peran guru dan siswa dalam penerapan pendekatan ilmiah (scientific approach) pada mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Bandung yaitu guru berperan sebagai fasilitator dan pengarah (director) dan siswa berperan sebagai subjek utama dalam pembelajaran, karena siswa harus secara aktif dan mandiri melibatkan diri dalam proses pembelajaran dengan mencari dan menggali sumber informasi dari berbagai sumber.

c. Hambatan dalam mengimplementasikan pendekatan ilmiah (scientific

approach) pada mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Bandung diantaranya: (1) terkait pelaksanaan pembelajaran yang berbenturan dengan alokasi waktu, (2) beban materi pembelajaran yang cukup berat bagi siswa, dan (3) terkait strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru terkadang menuntut siswa harus mengetahui situasi dan fakta yang terjadi di lingkungan sekitar.

d. Upaya mengatasi hambatan yang terjadi dalam implementasi pendekatan ilmiah (scientific approach) pada mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Bandung diantaranya: (1) Guru berupaya mengelola dan mengatur waktu dengan baik dengan cara memadatkan materi pembelajaran agar pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien. (2) Guru mendesain pembelajaran yang menarik agar pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, sehingga tidak ada beban yang dirasakan siswa dalam pembelajaran. Selain itu, siswa juga terus mencari dan menggali pengetahuan dari berbagai sumber. (3) siswa selalu memperbaharui


(36)

98

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

(up date) informasi dengan membaca serta mencari dari media massa dan media elektronik.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, sebagai saran atau rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan saran atau rekomendasi adalah sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

a. Sekolah hendaknya lebih memberikan dukungan kepada guru dengan

memfasilitasi pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa, baik dalam hal teknis maupun nonteknis.

b. Sekolah hendaknya selalu melaksanakan monitoring atau pengawasan

terhadap proses pembelajaran guru agar dapat dapat diketahui tingkat ketercapaian proses pembelajaran dan kendala dalam pelaksanaanya mampu diatasi dengan baik.

c. Sekolah hendaknya terus mempertahankan dan meningkatkan efektifitas program yang telah dirancang sebagai upaya peningkatan kompetensi dan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaraan dengan pendekatan ilmiah (scientific approach).

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya terus meningkatkan strategi pembelajaran yang dilakukan

agar dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. b. Guru hendaknya lebih memahami arah minat dan keinginan siswa siswa

dalam belajar agar siswa mampu melaksanakan pembelajaran yang aktif dan mandiri.

c. Guru hendaknya selalu memberikan contoh sikap dan nilai yang baik kepada siswa, melalui keteladanan dan pembiasaan, dimana hal ini sejalan dengan kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran menggunakan pendekaatan ilmiah (scientific approach) yang mencakup pengembangan ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan.


(37)

99

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

3. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya lebih memahami adanya tuntutan untuk belajar secara mandiri dan aktif dalam pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (scientific approach).

b. Siswa hendaknya meningkatkan kompetensi dan keterampilan dengan

terus menggali informasi dan pengetahuan dari berbagi sumber.

c. Siswa hendaknya mampu menginternalisasi nilai-nilai yang didapatkan dari proses pembelajaran melalui perubahan perilaku dan karakter yang lebih baik.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya hendaknya dapat melakukan penelitian terkait implementasi pendekatan ilmiah (scientific approach) pada sekolah yang belum memiliki pemahaman yang baik terkait pendekatan ilmiah (scientific approach).


(38)

100

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. (2012). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bungin, B. (2010). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Danial, E. dan Wasriah. (2009). Metode penulisan karya ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Fathurrohman, dan Sobry. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.

Hamalik, O. (2002). Psikologi belajar dan mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Hamalik, O. (2003). Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hosnan, M. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Isjoni, dkk. (2007). Pembelajaran Visioner. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Meleong, L. (2014). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution, S. (2003). Metode penelitian naturalistik kualitatif. Bandung:

PT.Tarsito.

Rohani, A. (2004). Pengelolaan pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Riduwan. (2011). Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Saminanto. (2013). Mengembangkan RPP PAIKEM scientific kurikulum 2013.

Semarang: RaSAIL.

Sardiman. A. (2014). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Solihatin, E. (2012). Strategi pembelajaran ppkn. Jakarta: Bumi Aksara. Somantri, N. (1976). Metode mengajar civics. Jakarta: Erlangga.


(39)

101

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syaifurahman, dan Ujiati. (2013). Manajemen dalam pembelajaran. Jakarta: Indeks.

Uno, H. (2009). Teori motivasi dan pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Universitas pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI PERSS.

Wahab, A dan Sapriya. Teori dan landasan pendidikan kewarganegaraan.

Bandung: Alfabeta.

Warsono, dan Hariyanto. (2012). Pembelajaran aktif teori dan asesmen. Bandung: Rosda.

Winardi. (2001). Motivasi dan pemotivasian dalam manajemen. Jakarta: Rajawali Perss.

Winarno. (2013). Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Winataputra, U. (2014). Kurikulum 2013: sebagai wahana untuk mendidik

generasi emas Indonesia. Disajikan dalam Seminar Sosialisasi Kurikulum 2013, FPIPS, UPI. Bandung

Wuryan, S dan Syaifullah. (2008). Ilmu kewarganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber Publikasi Departemen atau Lembaga Pemerintah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 78 Tahun 2009 Tentang Pemberian Bantuan kepada Lembaga Pendidikan Nonformal dan Informal.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Kelulusan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.


(40)

102

Apriyani Eka Safitri, 2015

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

Sumber dari internet

Atsnan, dan Rahmita Yuliana. (2013). Penerapan pendekatan scientific dalam pemebelajaran matematika SMP kelas VII materi bilangan (pecahan). Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema ”Penguatan Peran Matematika dan Pendidikan Matematika untuk Indonesia yang Lebih Baik" Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA, UNY. [Online].

Tersedia:http://eprints.uny.ac.id/10777/1/P%20-%2054.pdf. (13 Maret


(1)

sebuah program untuk mengatasi masalah yang ada dan kemudian dibuat dalam bentuk seperti maket, makalah, atau video. Contoh program yang dibuat siswa diantaranya penanggulangan masalah sampah dengan menggunakan jaring-jaring selokan, pengalihan jalur angkutan umum untuk mengatasi masalah kemacetan, penertiban trotoar dari Pedagang Kaki Lima (PKL), dan lain sebagainya. Program tersebut kemudian dipersentasikan dan di follow up untuk membantu program kerja Pemerintah Kota Bandung.

b. Peran guru dan siswa dalam penerapan pendekatan ilmiah (scientific approach) pada mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Bandung yaitu guru berperan sebagai fasilitator dan pengarah (director) dan siswa berperan sebagai subjek utama dalam pembelajaran, karena siswa harus secara aktif dan mandiri melibatkan diri dalam proses pembelajaran dengan mencari dan menggali sumber informasi dari berbagai sumber.

c. Hambatan dalam mengimplementasikan pendekatan ilmiah (scientific approach) pada mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Bandung diantaranya: (1) terkait pelaksanaan pembelajaran yang berbenturan dengan alokasi waktu, (2) beban materi pembelajaran yang cukup berat bagi siswa, dan (3) terkait strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru terkadang menuntut siswa harus mengetahui situasi dan fakta yang terjadi di lingkungan sekitar.

d. Upaya mengatasi hambatan yang terjadi dalam implementasi pendekatan ilmiah (scientific approach) pada mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Bandung diantaranya: (1) Guru berupaya mengelola dan mengatur waktu dengan baik dengan cara memadatkan materi pembelajaran agar pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien. (2) Guru mendesain pembelajaran yang menarik agar pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, sehingga tidak ada beban yang dirasakan siswa dalam pembelajaran. Selain itu, siswa juga terus mencari dan menggali pengetahuan dari berbagai sumber. (3) siswa selalu memperbaharui


(2)

(up date) informasi dengan membaca serta mencari dari media massa dan media elektronik.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, sebagai saran atau rekomendasi dengan mempertimbangkan hasil temuan maka beberapa hal yang dapat menjadi bahan saran atau rekomendasi adalah sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

a. Sekolah hendaknya lebih memberikan dukungan kepada guru dengan memfasilitasi pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa, baik dalam hal teknis maupun nonteknis.

b. Sekolah hendaknya selalu melaksanakan monitoring atau pengawasan terhadap proses pembelajaran guru agar dapat dapat diketahui tingkat ketercapaian proses pembelajaran dan kendala dalam pelaksanaanya mampu diatasi dengan baik.

c. Sekolah hendaknya terus mempertahankan dan meningkatkan efektifitas program yang telah dirancang sebagai upaya peningkatan kompetensi dan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaraan dengan pendekatan ilmiah (scientific approach).

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya terus meningkatkan strategi pembelajaran yang dilakukan agar dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. b. Guru hendaknya lebih memahami arah minat dan keinginan siswa siswa

dalam belajar agar siswa mampu melaksanakan pembelajaran yang aktif dan mandiri.

c. Guru hendaknya selalu memberikan contoh sikap dan nilai yang baik kepada siswa, melalui keteladanan dan pembiasaan, dimana hal ini sejalan dengan kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran menggunakan pendekaatan ilmiah (scientific approach) yang mencakup pengembangan ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan.


(3)

3. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya lebih memahami adanya tuntutan untuk belajar secara mandiri dan aktif dalam pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (scientific approach).

b. Siswa hendaknya meningkatkan kompetensi dan keterampilan dengan terus menggali informasi dan pengetahuan dari berbagi sumber.

c. Siswa hendaknya mampu menginternalisasi nilai-nilai yang didapatkan dari proses pembelajaran melalui perubahan perilaku dan karakter yang lebih baik.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya hendaknya dapat melakukan penelitian terkait implementasi pendekatan ilmiah (scientific approach) pada sekolah yang belum memiliki pemahaman yang baik terkait pendekatan ilmiah (scientific approach).


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. (2012). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bungin, B. (2010). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Danial, E. dan Wasriah. (2009). Metode penulisan karya ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Fathurrohman, dan Sobry. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.

Hamalik, O. (2002). Psikologi belajar dan mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Hamalik, O. (2003). Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hosnan, M. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Isjoni, dkk. (2007). Pembelajaran Visioner. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Meleong, L. (2014). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution, S. (2003). Metode penelitian naturalistik kualitatif. Bandung:

PT.Tarsito.

Rohani, A. (2004). Pengelolaan pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Riduwan. (2011). Belajar mudah penelitian untuk guru-karyawan dan peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Saminanto. (2013). Mengembangkan RPP PAIKEM scientific kurikulum 2013. Semarang: RaSAIL.

Sardiman. A. (2014). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Solihatin, E. (2012). Strategi pembelajaran ppkn. Jakarta: Bumi Aksara. Somantri, N. (1976). Metode mengajar civics. Jakarta: Erlangga.


(5)

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syaifurahman, dan Ujiati. (2013). Manajemen dalam pembelajaran. Jakarta: Indeks.

Uno, H. (2009). Teori motivasi dan pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Universitas pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI PERSS.

Wahab, A dan Sapriya. Teori dan landasan pendidikan kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta.

Warsono, dan Hariyanto. (2012). Pembelajaran aktif teori dan asesmen. Bandung: Rosda.

Winardi. (2001). Motivasi dan pemotivasian dalam manajemen. Jakarta: Rajawali Perss.

Winarno. (2013). Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.

Winataputra, U. (2014). Kurikulum 2013: sebagai wahana untuk mendidik generasi emas Indonesia. Disajikan dalam Seminar Sosialisasi Kurikulum 2013, FPIPS, UPI. Bandung

Wuryan, S dan Syaifullah. (2008). Ilmu kewarganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber Publikasi Departemen atau Lembaga Pemerintah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Modul pelatihan implementasi kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 78 Tahun 2009 TentangPemberian Bantuan kepada Lembaga Pendidikan Nonformal dan Informal.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Kelulusan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.


(6)

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

Sumber dari internet

Atsnan, dan Rahmita Yuliana. (2013). Penerapan pendekatan scientific dalam pemebelajaran matematika SMP kelas VII materi bilangan (pecahan). Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema

”Penguatan Peran Matematika dan Pendidikan Matematika untuk

Indonesia yang Lebih Baik" Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA, UNY. [Online].

Tersedia:http://eprints.uny.ac.id/10777/1/P%20-%2054.pdf. (13 Maret 2013).


Dokumen yang terkait

PERAN GURU PPKn DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PPKn DI SMA NEGERI 1 LIMAPULUH TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 3 23

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI Implementasi Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Ips Di Sma Negeri 3 Pati Tahun Ajara

0 2 15

PENDAHULUAN Implementasi Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Ips Di Sma Negeri 3 Pati Tahun Ajaran 2014/2015.

0 3 4

Artikel Publikasi: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK Implementasi Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Ips Di Sma Negeri 3 Pati Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 12

Kajian Tentang Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran PPKn Di SMA (Studi Deskriptif Analitis terhadap Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Alfa Centauri Bandung).

0 1 16

PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BASIC SKILLS ELEKTRONIKA PESAWAT UDARA DI SMK NEGERI 12 BANDUNG.

0 2 27

IMPLEMENTASI PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA : Studi Deskriptif di SMA Negeri 3 Bandung - repository UPI S PKN 1103096 Title

0 0 5

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM (1)

0 0 20

Implementasi Pendekatan Scientific dalam. pdf

0 0 20

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Scientific Model Role Playing Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegraan ( PPKn ) Kelas XI Mia4 SMA Negeri 3 Gorontalo - Tugas Akhir

0 0 6