PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR TEMA 8 SUBTEMA 1 MUATAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

  JMP Online Vol 2, No. 7, 603-612. © 2018 Kresna BIP.

  Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) e-ISSN 2550-0481

   p-ISSN 2614-7254

  PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR TEMA 8 SUBTEMA 1 MUATAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS 4 SDN LEDOK 07 SALATIGA SEMESTER

II TAHUN PELAJARAN 2017/2018

  1) 2) 3) Lucky Rusyita , Nyoto Harjono , Gamaliel Septian Airlanda Universitas Kristen Satya Wacana

  INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

  Dikirim : 07 Juli 2018 Latar belakang masalah penelitian adalah guru Revisi pertama : 17 Juli 2018 menerapkan prinsip pembelajaran tidak hanya dilakukan Diterima : 18 Juli 2018 di sekolah melainkan juga rumah dan lingkungan serta Tersedia online : 30 Juli 2018 menerapk an prinsip pembelajaran untuk siswa membaca buku di perpustakaan. Meskipun begitu, masih terdapat beberapa siswa yang memiliki hasil belajar rendah.

  Kata Kunci : PBL, Proses, Hasil Belajar, IPS Penelitian bertujuan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran PBL siswa kelas

  4 SDN Ledok 07 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran Email : , 2) 2017/2018. Penelitiannya adalah PTK dengan dua siklus , 3) setiap siklusnya ada tiga pertemuan. Instrument yang digunakan adalah observasi, tes, wawancara. Hasil penelitian menunjukkan prasiklus, siklus I, siklus II.

  Perbandingan proses aktivitas guru mengalami peningkatan setiap siklusnya yaitu siklus I mencapai 58% dari kondisi awal 35% kemudian meningkat ke siklus II mencapai 81%. Peningkatan juga terjadi pada hasil belajar yaitu rata-rata nilai IPS prasiklus adalah 62, siklus I 65, siklus II adalah 74. Berdasarkan analisis, model PBL dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPS siswa kelas 4.

  PENDAHULUAN Latar Belakang

  Hasil belajar adalah hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Apriliani dkk, 2013). Sedangkan dari sisi guru menurut Widiantono hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evalusi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang mencangkup kognitif, afektif, dan psikomotor (Widiantono & Harjono, 2017).

  Hasil belajar muatan IPS siswa berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti. Rendahnya hasil belajar pada muatan IPS yaitu pada materi pengaruh lingkungan terhadap mata pencaharian. Beberapa siswa belum mampu menjelaskan pengaruh lingkungan terhadap jenis pekerjaan. Rendahnya hasil belajar dalam muatan

  IPS diduga adanya langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang belum terpenuhi atau telah dilaksanakan tetapi belum maksimal. Selain itu, adanya masalah karena rendahnya hasil belajar IPS tentang pengaruh lingkungan terhadap jenis pekerjaan yaitu beberapa siswa belum dapat memahami materi pembelajaran yang mengakibatkan siswa tidak dapat menjawab pertanyaan mengenai materi yang sebelumnya sudah diajarkan.

  Mengatasi hasil belajar yang rendah yang disebabkan ketidak pahaman peserta didik terhadap materi, guru dapat mengganti metode pembelajaran menjadi metode yang lebih menarik siswa sehingga hasil belajar dapat meningkat dari sebelumnya baik dalam pengadaan diskusi dan praktek bersama kelompok maupun secara individu. Model pembelajaran yang cocok untuk mengatasi permasalahan yang ada di SDN Ledok 07 pada muatan IPS yaitu Problem Based Learning dengan melengkapi langkah-langkah pembelajaran, karena sebelumnya langkah-langkah pada model masih ada yang belum terlaksana. Penulis memilih model pembelajaran Problem Based

  

Learning dalam menyelesaikan permasalahan karena menurut penulis model

  pembelajaran ini adalah model yang dapat merangsang siswa dalam keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan baru melalui diskusi maupun belajar sendiri.

  Rumusan Masalah

  Berdaasrkan latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut.

  1. Bagaimana penerapan model PBL dalam meningkatkan proses pembelajaran muatan IPS tema 8 subtema 1 pada siswa kelas 4 SDN Ledok 07?

  2. Apakah penerapan proses pembelajaran melalui model PBL dapat meningkatkan hasil belajar muatan IPS tema 8 subtema 1 pada siswa kelas 4 SDN Ledok 07?

  Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut.

  1. Untuk menerapkan model PBL dalam meningkatkan proses pembelajaran muatan IPS tema 8 subtema 1 pada siswa kelas 4 SDN Ledok 07

  2. Untuk dapat meningkatkan proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar muatan IPS tema 8 subtema 1 dengan menggunakan model PBL pada siswa kelas 4 SDN Ledok 07.

  KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematik

  Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Implementasi tematik sendiri adalah untuk melatih pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran agar pengetahuan yang didapat tidak setengah-setengah. Dengan menggunakan pembelajaran tema peserta didik akan mudah memahami materi dan konsep secara utuh. Pemahaman yang utuh ini akan berdampak pada perkembangan kepribadian, kedewasaan, serta pengetahuan peserta didik. Apabila dipraktikkan secara terus menerus akan menjadikan bahan penting untuk memecahkan suatu permasalahan dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Arum & Wahyudi, 2016).

  Pembelajaran tematik terpadu berfungsi memberikan kemudahan peserta didik dalam memahami konsep materi serta menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari adalah materi nyata dan bermakna bagi peserta didik. Ciri-ciri pembelajaran tematik yaitu berpusat pada peserta didik. Memberikan pengalaman langsung pada peserta didik. Pemisahan antar muatan pelajaran tidak begitu jelas atau menyatu dalam satu pemahaman dalam kegiatan pembelajaran. Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran dalam satu proses pembelajaran (saling terkait antar pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lainnya). Bersifat luwes, keterpaduan berbagai muatan pelajaran. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik (Mustamillah, 2015).

  Pengertian IPS menurut (Erlinawati & Mahardi, 2015) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang membahas mengenai beberapa peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan masalah sosial. Pola pembelajaran IPS ditekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada siswa. Penekanan pada pembelajarannya bukan hanya pada upaya memberikan siswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan, tetapi juga terletak pada upaya siswa agar dapat menjadikan apa yang telah dipelajari sebagai bekal memahami dan ikut serta didalam kehidupan bermasyarakat (Nattha & Harjono, 2007). Sedangkan menurut (Kristin, 2016) IPS adalah ilmu yang memperlajari berbagai disiplin ilmu yang terpadu berkaitan dengan manusia dan lingkungannya.

  Hasil Belajar

  Hasil belajar adalah hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Apriliani dkk, 2013). Sedangkan dari sisi guru menurut (Widiantono & Harjono, 2017). hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evalusi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang mencangkup kognitif, afektif, dan psikomotor.

  Model Pembelajaran PBL Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang berorientasi

  pada pembelajaran konstruktivisme. Pembelajaran ini dikatakan penting dalam hal psikologi pendidikan yaitu khususnya pada guru. Guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuannya (Mustamillah, 2015). Sedangkan menurut (Rahmadani & Anugraheni, 2017) Problem Based Learning sendiri adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan permasalahan dunia nyata sebagai suatu konteks, guna merangsang kemampuan berfikir kritis serta kemampuan pemecahan masalah siswa dalam memahami konsep dan prinsip yang esensi dari materi pelajaran.

  Langkah-langkah model pembelajaran PBL menurut (Walsh, 2005) ada 7 yaitu:

  

identify the problem , siswa memperkirakan masalah. Explore pre-existing knowledge,

  siswa mmpertahankan pemahamannya dan menerapkan untuk dirinya sendiri juga untuk teman sekelompoknya. Generate hypotheses and possible mechanisms, dugaan awal dari permasalahan yang telah didiskusikan. Identifikasi learning issues, siswa mencari dan menemukan masalah untuk mereka jelaskan di tahap selanjutnya. Self

  

study, siswa diberi kesempatan belajar mandiri untuk mangasah pengetahuannya selain

  bersama dengan anggota kelompoknya. Re-evaluation and application of new

  

knowlwdge to problem, anggota kelompok dikumpulkan kembali untuk menjelaskan

pengetahuan barunya yang akan diterapkan pada masalah yang mereka dapatkan.

Assessment and reflection on learning, kelompok diberikan kesempatan untuk

memberi umpan balik terhadap proses pembelajaran.

  METODE PENELITIAN Tempat, Subjek dan Waktu Penelitian

  Penelitian dilaksanakan di SDN Ledok 07 yang berada di Jl. Veteran 43 A, Dusun Ringinawe RT/RW 05/01, Desa Ledok, Ledok, Salatiga, Jawa Tengah. Lokasi tersebut terletak di seberang jalan raya yang cukup ramai dan juga terletak di belakang SDN Ledok 02 Salatiga. Lingkungan yang berada di sekitar sekolah cukup kondusif dan nyaman untuk proses belajar mengajar. Kondisi sekolah yang berhadapan dengan SDN Ledok 02 ini dapat menjalin kebersamaan dan menumbuhkan nilai-nilai sosial antar siswa-siswinya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2018. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 29 siswa, 13 diantaranya adalah siswa laki-laki dan 16 sisanya adalah siswa perempuan.

  Siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda seperti suka bermain saat dijelaskan guru, suka berbicara dengan teman sebangku, siswa kurang bersemangat dalam pembelajaran, serta siswa membutuhkan waktu lebih dalam memahami materi pembelajaran.

  Teknik Pengumpulan Data dan Analisis

  Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuantitif, yaitu dengan menggunakan alat pengumpulan data yang berupa instrument yang akan menghasilkan data numerikal (angka). Instrument dalam penelitian ini berupa lembar observasi guru dan siswa, wawancara, soal tes formatif. Sedangkan data numerikal (angka) yaitu berupa hasil belajar yang didapat siswa setelah mengerjakan soal tes setiap selesai siklus.

  Desain Penelitian

  Desain penelitian ini merupakan rancangan dari Kurt Lewin yang telah mencangkup beberapa siklus yang masing-masing terdiri dari tahap: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan pertimbangan.

  

Gambar 1. PTK Model Lewin

  Sumber Variabel dalam penelitian ini yaitu dibedakan menjadi dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel bebas yang dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran PBL. Variabel terikat adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas yang dalam penelitian ini yaitu proses dan hasil belajar (Slameto, 2015).

  Indikator Keberhasilan

  Indikator keberhasilan terdiri dari indikator proses dan hasil. Indikator proses merupakan hasil indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh guru melalui model pembelajaran PBL. Indikator hasil dalam penelitian ini yaitu hasil belajar IPS. Penerapan model PBL dikatakan meningkatkan untuk hasil belajar IPS apabila secara signifikan mengalami ketuntasan belajar individu dengan nilai hasil belajar IPS ≥ 68.

  Hasil belajar dikatakan berhasil dapat dibuktikan dari beberapa penelitian. Sebagai contoh penelitian dari (Ristiana dkk, 2015) penerapan model PBL dengan media audio visual pada pembelajaran IPS menggunakan langkah-langkah yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Sedangkan menurut (Rini & Mawardi, 2015) meningkatkan ketrerampilam proses saintifik dan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Slungkep 02 yang menunjukkan bahwa aktifitas belajar siswa pada siklus I mencapai kategori cukup baik dan siklus II mencapai kategori baik sekali.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Prasiklus

  Permasalahan yang muncul di SDN Ledok 07 kelas 4 adalah hasil belajar rendah yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPS dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu selain dari siswa juga dari guru. Faktor dari guru seperti kurang menyenangkannya dalam mengajar sehingga siswa kurang memperoleh kesempatan berinteraksi dan berkreasi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu kurang paham dalam materi yang disampaiakn oleh guru.

  Pada prasiklus guru melakukan proses pembelajaran dengan biasa yang sebelumnya guru menyusun terlebih dahulu RPP serta alat dan media pembelajaran. Adanya observasi yang dilakukan oleh observer untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran berlangsung. Pembelajaran selesai dilanjutkan dengan pemberian refleksi. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran.

  Berdasarkan hasil observasi aktifitas guru yang mencapai rata-rata mendapat skor 2 dengan persentase 35%. Hal ini juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada ulangan IPS dengan rata-rata siswa mendapat 62 yang berarti masih dibawah KKM. Dari adanya nilai tersebut masih banyak siswa yang belum tuntas dengan persentase 65.52%.

  Siklus I

  Pelaksanaan tindakan pada siklus I meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan, serta pertimbangan. Ditahap perencanaan penulis menyusun RPP pembelajarn IPS dengan model PBL, menyiapkan lembar observasi guru dan siswa, serta alat dan media pembelajaran. Tahap tindakan guru melakukan proses pembelajaran sesuai dengan RPP. Pada saat guru melakukan proses pembelajaran, observer mangamati proses berjalannya pembelajaran. Setelah tindakan dan pengamatan, guru melakukan refleksi untuk membandingkan hasil tindakan selama pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang dicapai.

  Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran, data aktivitas guru dan siswa yang diambil, dengan indikator guru sebanyak 25 dan indikator siswa sebanyak 10 indikator. Pada siklus I rata-rata skor aktivitas guru mencapai persentase 58% dan rata- rata skor aktivitas siswa mencapai persentase 62.5%. Hasil belajar muatan IPS kelas 4 SDN Ledok 07 diperoleh dari pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus I. Hasil yang diperoleh yaitu nilai terendah adalah 29, nilai tertinggi adalah 93, dan nilai rata-rata adalah 66. Masih terdapat siswa yang belum tuntas sebanyak 11 siswa dan 18 siswa yang telah tuntas. Dari data tersebut telah mengalami peningkatan dari kondisi awal.

  Siklus II

  Pelaksanaan tindakan pada siklus II meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan, serta pertimbangan sama dengan pada siklus I. Ditahap perencanaan penulis menyusun RPP pembelajarn IPS dengan model PBL serta alat dan media pembelajaran, menyiapkan lembar observasi guru dan siswa. Tahap tindakan guru melakukan proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Saat guru melaksanakan proses pembelajaran, tugas observer mangamati proses berjalannya pembelajaran dari awal hingga akhir. Setelah tindakan dan pengamatan, guru melakukan refleksi untuk membandingkan hasil tindakan selama pembelajaran dengan tujuan pembelajaran yang dicapai apakah sudah sesuai atau belum.

  Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer, data aktivitas guru dan siswa dengan indikator guru sebanyak 25 dan indikator siswa sebanyak 10 indikator. Pada siklus II rata-rata skor aktivitas guru mencapai persentase 81% dan rata-rata skor aktivitas siswa mencapai persentase 87.5%. sedangkan hasil belajar muatan IPS kelas 4 SDN Ledok 07 diperoleh dari pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus II. Hasil yang diperoleh yaitu nilai terendah adalah 60, nilai tertinggi adalah 100, dan nilai rata-rata adalah 79. Masih terdapat siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa dan 25 siswa yang telah tuntas.

  Analisis Komparatif

  Perbandingan hasil penelitian prasiklus, siklus I, dan siklus II setelah dilakukan pengamatan saat proses pembelajaran yaitu diperoleh data sebagai berikut:

  

Tabel 1. Perbandingan Analisis Observasi Aktviats Guru dan Siswa pada

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Tindakan Siklus 2

  

Pra Siklus Siklus 1

  Aktivitas guru 58% 81% 35%

  Aktivitas siswa 62.5% 87.5% 40%

  Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2018) Tabel diatas tentang analisis persentase observasi aktivitas guru dan siswa sudah mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II dengan penerapan model PBL.

  Terlihat pada prasiklus dengan presentase 35% pada guru dan 40% pada siswa. sesudah diadakannya tindakan dengan model PBL mengalami peningkatan persentase menjadi 58% pada guru dan 62.5% pada siswa di siklus I. Pada siklus II mengalami peningkatan persentase lagi menjadi 81% pada guru dan 87.5% pada siswa. Perbandingan ketuntasan dan hasil belajar IPS prasiklus, siklus I, siklus II yaitu sebagai berikut:

  

Tabel 2. Perbandingan Ketuntasan dan Hasil Belajar IPS pada Pra Siklus,

Siklus I dan Siklus II

Ketuntasan Prasiklus Siklus 1 Siklus 2

No Nilai

Belajar Jumlah % Jumlah % Jumlah %

  1 Tuntas ≥ 68 10 34,48% 18 62,1% 25 86,21%

  2 Belum Tuntas 65,52% 11 37,9% 4 13,79% ≤ 68 19

  Total 29 100% 29 100% 29 100% Nilai rata-rata Kelas

  62

  66

  79 Sumber : Hasil Penelitian, diolah (2018) Pada tabel di atas jelas bahwa siswa yang tuntas pada prasiklus sebanyak 10 siswa dengan persentase 34,48% dan yang belum tuntas sebanyak 19 siswa dengan persentase 65,52%. Kemudian nilai rata-rata kelas yang didapat yaitu 62. Pada siklus I yang tuntas sebanyak 18 siswa dengan persentase 62,1% dan yang belum tuntas sebanyak 11 siswa dengan persentase 37,9%. Kemudian nilai rata-rata yang didapat pada siklus I yaitu 66. Siklus II yang tuntas sebanyak 25 siswa dengan persentase 86,21% dan yang belum tuntas sebanyak 4 siswa dengan prsentase 13,79%. Serta nilai rata-rata kelas yang didapat yaitu 79. Adanya data tersebut pembelajaran dengan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Ledok 07.

  Pembahasan

  Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas 4 SDN Ledok 07, dapat diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian dengan penerapan model PBL guru kurang membangun pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa kurang mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi, berkreasi dan kurang paham akan materi yang menyebabkan hasil belajar IPS siswa rendah.

  Pengamatan selama pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II terlihat bahwa kemampuan rata-rata siswa mengalami peningkatan baik dalam proses maupun hasil pada setiap siklus. Adanya penerapan model PBL pembelajaran di kelas menjadi lebih menarik dan mudah dimengerti siswa, proses pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru melainkan siswa juga terlibat didalamnya. Penerapan model pembelajaran PBL memberikan dampak positif bagi siswa dengan bukti adanya peningkatan hasil belajar

  IPS.

  Peningkatan pada aktivitas guru terjadi pada prasiklus ke siklus I yaitu terlihat dari indikator yang mulanya mendapat skor 2 menjadi 3. Contoh indikatornya yaiti penjelasan materi baik kelancaran materi, kemampuan menjawab pertanyaan, serta keragaman pemberian contoh. Ketepatan pemilihan metode yang sesuai dengan materi, diskusi siswa, ketepatan media sesuai materi, keterampilam menggunakan media, media dapat memperjelas materi. Kejelasan suara yang diucapkan, komunikasi guru dengan siswa, ketepatan dalam pemberian reward, melakukan refleksi, tindak lanjut. Sedangkan untuk yang awalnya hanya mendapat skor 2 menjadi 4 yaitu indikator kepedulian guru terhadap siswa.

  Selain pada siklus I ke siklus II yaitu terilihat pada indikator yang mulanya mendapat skor 2 menjadi 3. Contoh indikatornya yaitu mempersiapkan RPP, alat dan media. Kesesuaian uraian materi, kesesuaian uraian materi dengan KI KD. Ketepatan pemilihan metode sesuai dengan materi, kesesuaian uraian sintak dengan metode yang digunakan. Kenaikan juga terjadi yang awalnya mendapat skor 1 menjadi 3 yaitu kesiapan siswa. yang mendapat skor 3 menjadi 4 yaitu penguasaan materi baik kelancaran materi, kemampuan menjawab pertanyaan serta ketepatan pemberian contoh. Kemudahan diikuti siswa, ketepatan pemilihan media dengan materi, keterampilan menggunakan media, media dapat memperjelas materi dan lain-lain. Peningkatan aktivitas juga terjadi pada siswa pada saat prasiklus ke siklus I yaitu pada indikator tertentu, yang awalnya mendapat skor 1 menjadi 2 dan skor 2 menjadi 3. Contoh indikator yang awalnya skor 1 menjadi 2 yaitu antusias siswa dalam belajar, mengajukan pertanyaan, menanggapi pendpaat dari siswa lain. Sedangkan indikator yang awalanya mendapat skor 2 menjadi 3 contohnya mencari permasalahan dalam penyelesaian tugas, memeberi pendapat dan lain-lain.

  Sedangkan pada siklus I ke siklus II adanya peningkatan dari skor 1 menjadi 2, skor 2 menjadi 3 dan 3 menjadi 4. Contoh skor 1 menjadi 2 yaitu pada indikator kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Skor 2 menjadi 3 contoh indikatornya yaitu ketertarikan siswa dalam melihat alat media pembelajaran. Skor 3 menjadi 4 contoh indikatornya yaitu mencari permasalahan dalam penyelesaian tugas dan memberi hipotesis.

  Adanya peningkatan aktivitas siswa menyebabkan nilai rata-rata yang didapat siswa juga meningkat dari siklus I dan siklus II. Siklus I mendapatkan rata-rata sebesar 66 dikarenakan masih adanya indikator yang mendapat skor 1 yaitu pada indikator kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Siklus II mendapatkan rata-rata sebesar 79 dikarekan telah banyaknya skor 4 yang didapat pada beberapa indikator.

  Menurut penelitian dari (Rini & Mawardi, 2015) meningkatkan keterampilan proses saintifik dan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Slungkep 02 yang menunjukkan bahwa aktivitas mengajar guru pada kategori baik dan siklus II pada kategori baik. Aktifitas belajar siswa pada siklus I mencapai kategori cukup baik dan siklus II mencapai kategori baik sekali. Sedangkan menurut (Mustamilah, 2015) bahwa keberhasilan model Problem Based Learning mampu meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar. keberhasilan ini terbukti didalam sintak pembelajaran. Pendapat Mustamil ini juga sejalan dengan penelitian Sugiyanto (2012) dan Rutinah (2013).

  Beberapa pendapat diatas memiliki persamaan dengan penelitian dari penulis yaitu model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada muatan

  IPS. Sedangkan perbedaannya terletak pada media bantuan yang digunakan. Seperti pada penelitian (Ristiana dkk, 2015), Ristiana menggunakan media audio visual sedangkan penulis langsung terjun ke luar untuk wawancara kepada warga sekitar sekolah tentang pekerjaannya.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Penerapan model pembelajaran PBL berpengaruh dalam meningkatkan proses pembelajaran muatan IPS siswa kelas 4. Dilihat dari lembar observasi aktivitas guru serta siswa. Skor aktivitas guru pada pra siklus adalah 35, pada siklus I menunjukkan peningkatan menjadi 58, pada siklus II juga mengalami peningkatan mejadi 81. Sedangkan skor aktivitas siswa pada pra siklus adalah 16, pada siklus I menunjukkan peningkatan menjadi 25, pada siklus II juga menunjukkan peningkatan menjadi 35. Selain berpengaruh pada meningkatnya proses belajar juga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hal ini terlihat pada hasil belajar yang terus meningkat dari siklus I hingga siklus II. Pada pra siklus nilai rata-rata siswa 62 dengan persentase ketuntasan 34.48%, siklus I telah menunjukkan peningkatan yaitu menjadi 66 dengan persentase ketuntasan 62.1%, dan siklus II juga mengalami peningkatan menjadi 79 dengan persentase ketuntasan 86.21%.

  Jadi melalui model pembelajaran PBL dapat meningkatkan proses dan hasil belajar tema 8 subtema 1 muatan IPS kelas 4 SDN Ledok 07 Salatiga semester II tahun pelajaran 2017/2018.

  Saran

  Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis menyarankan bagi siswa untuk beersngguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa tidak ragu untuk tanya jawan dengan guru mengenai materi yang belum dimengertinya. Bagi guru yaitu menginovasi lagi dalam penggunaan model pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

  Pembelajaran Melalui Konsep Bermain di SDN Cisitu. fpok upi, jurnal pgsd pendidikan jasmani, volume 1 nomor 3 .

  Melalui Pendekatan Problem Based Learning bagi Siswa Kelas 4 SD . scholaria: jurnal pendidikan dan kebudayaan, vol 7 no 3 , 241-250.

  er gambar PTK Model Kurt Lewin.

  Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas 5 SD. scholaria: jurnal perndidikan dan kebudayaan, vol 7 no 3 , 199-213.

  Slameto. 2015. Metode Penelitian dan Inovasi Pendidikan. Salatiga: Satya Wacana University Press. Walsh, A. 2005. The Tutor In Problem Based Learning: A Novice's Guide Canada: McMaster university, Faculty of Health Sciences. Widiantono, N., & Harjono, N. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Interaktif untuk

  103-113. Ristiana, dkk. 2015. Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Problem Based Learning dan Media Audio Visual. Ipi Univeritas Lampung.

  Belajar Siswa Kelas 4 SDN Slungkep 02 Tema Peduli terhadap Makhluk Hidup Menggunakan Model Problem Based Learning . Scholaria Vol. 5 No. 1 Januari ,

  Rini, R., & Mawardi. 2015. Peningkatan Keteramplan Proses Sintifik dan Hasil

  Rahmadani, N., & Anugraheni, I. 2017. Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika

  Arum, T. S., & Wahyudi. 2016. Pengembangan Modul Pembelajaran Tematik

  Model Team Games Tournament SD Negeri 2 Kaligentong. Wacana Academika Volume 1 No 1 , 37-38.

  Apriliani, N. dkk 2013. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam

  Model Problem Based Learning Pada Sub Tema Merawat Tubuhku Siswa Kelas 1 SD Negeri 1 Gosono-Wonosegoro . Scholaria Vol.5 No.2 Mei , 70-79.

  Pekanbaru. Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau . Kristin, F. 2016. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ditinjau dari

Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 Sd. Scholaria, Vol.6 No. 2 Mei 2016, 74-79.

Mustamilah. 2015. Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Menggunakan

  Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN 169

  Erlisnawati, & Marhadi, H. 2015. Implementasi Model Pembelajaran Berdasarkan

  Integratif Subtema Hubungan Makhluk Hidup dalam Ekosistem Pendekatan Saintifik untuk Kelas 5 SD . Scholaria vol 6 no 3 , 239-250.

  Nattha, A. A., & Harjono, N. 2007. Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS