PERBAIKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MUATAN IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

  JMP Online Vol 2, No. 7, 683-695. © 2018 Kresna BIP.

  Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) e-ISSN 2550-0481

   p-ISSN 2614-7254

  PERBAIKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MUATAN IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS 4 SD

  1) 2) 3) Maulida Ilfin Muasaroh , Nyoto Harjono , Gamaliel Septian Airlanda Universitas Kristen Satya Wacana

  INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

  Dikirim : 22 Juli 2018 Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki Revisi pertama : 26 Juli 2018 proses dan hasil belajar muatan IPA tema 8 subtema 1 Diterima : 28 Juli 2018 siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 Salatiga Semester II Tersedia online : 30 Juli 2018 Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui model pembelajaran

  Problem Based Learning. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, kajian dokumen dan tes. Kata Kunci : Proses, Hasil Belajar, Hasil observasi prasiklus aktivitas guru dan siswa Muatan IPA, Problem Based memperoleh persentase 66,69% dan 42,89%. Hasil Learning ulangan harian muatan IPA kelas 4 memperoleh nilai , 2) yang mencapai KKM, 14 siswa dari 34 siswa. Simpulan , 3) hasil penelitian adalah penerapan model PBL dapat memperbaiki proses dan hasil belajar muatan IPA tema 8. Pada siklus I, persentase ketercapaian aktivitas guru sebesar 88,1% meningkat pada siklus II menjadi 97,62%.

  Ketercapaian aktivitas siswa pada siklus I sebesar 72,6% meningkat pada siklus II menjadi 95,24%. Peningkatan hasil belajar muatan IPA dilihat dari aspek kognitif persentase ketuntasan untuk siklus I mencapai 67,65%, meningkat pada siklus II menjadi 88,24%.

  PENDAHULUAN Latar Belakang

  Pemerintah menerapkan kurikulum 2013 secara serentak di sekolah dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi berdasarkan Permendikbud No 68 Tahun 2013. Penerapan kurikulum 2013 diharapkan dapat memperbaiki dan menyempurnakan mutu pendidikan. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang penilaiannya tidak mengutamakan pada aspek pengetahuan, tetapi juga pada aspek keterampilan dan sikap. Dalam Kurikulum 2013 proses pembelajaran harus pembelajaran kurikulum 2013 belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

  SD Negeri Dukuh 01 Salatiga adalah salah satu SD yang menerapkan kurikulum 2013. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti ditemukan masalah dalam proses pembelajarannya yaitu siswa kurang antusias bertanya dan tidak berani maju didepan kelas untuk presentasi. Aktivitas belajar yang belum optimal dapat berdampak pada nilai muatan IPA tema 8 masih kurang maksimal, hal ini terlihat dari 34 siswa yang mengikuti ulangan harian, ada 20 siswa harus mengikuti program perbaikan atau remedial karena nilai di bawah KKM yang ditentukan yaitu 70. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara guru kelas 4 yang mengungkapkan bahwa siswa kelas 4 kurang antusias dalam bertanya saat guru meminta siswa untuk bertanya alasan siswa tidak antusias bertanya dan tidak berani maju ke depan kelas karena, siswa takut dan malu jika jawaban serta hasil diskusi yang disampaikan salah, maka mereka akan diejek oleh satu kelas.

  Rumusan Masalah

  Dari latar belakang yang ditemukan, maka rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut.

  1. Bagaimana menerapkan model Problem Based Learning dalam memperbaiki proses pembelajaran muatan IPA Tema 8 subtema 1 siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 Salatiga semester II tahun 2017/2018.

  2. Apakah perbaikan proses melalui model Problem Based Learning dapat memperbaiki hasil belajar IPA Tema 8 subtema 1 siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh

  01 Salatiga semester II tahun 2017/2018.

  Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.

  1. Menerapan model Problem Based Learning dalam memperbaiki proses pembelajaran muatan IPA Tema 8 subtema 1 siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 Salatiga semester II tahun 2017/2018.

  Dukuh 01 Salatiga semester II tahun 2017/2018 melalui model Problem Based Learning.

  KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar

  Kurikulum 2013 yang telah direvisi pada tahun 2016 menerapkan sistem pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik dan penilaian yang mengacu pada 3 ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Pembelajaran tematik dengan mengangkat tema-tema yang dekat dengan kehidupan dan lingkungan siswa sehingga akan memberikan makna bagi siswa karena memenuhi kebutuhan, meningkatkan minat, dan mengembangkan bakat serta membantu dalam menyelesaikan masalah di sistem pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk mencari, menggali dan menemukan konsep suatu ilmu secara keseluruhan, bermakna, dan autentik melalui tema tertentu dengan menggabungkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta pemikiran yang kreatif. Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tematik merupakan pembelajaran yang menggunakan tema yang dekat dengan kehidupan sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan siswa menjadi aktif mencari pengetahuannya sendiri, dapat meningkatkan minat, bakat, kreatifitas dan sikap melalui tema tertentu.

  Pengertian Muatan IPA

  Menurut Susanto (2013), IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam melalui pengamatan yang tepat, menggunakan prosedur, dan dapat dijelaskan dengan penalaran sehingga didapatkan sebuah kesimpulan. Menurut Trianto (2010)

  IPA merupakan kumpulan teori tentang gejala alam yang lahir dan berkembang yang menggunkan metode ilmiah yang menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur. IPA merupakan rumpun ilmu, yang memiliki ciri khusus dalam mempelajari fenomena alam berupa factual (factual), kenyataan (reality) atau kejadian (event) dan hubungan sebab akibatnya (Wisudawati & Sulistyowati, 2014). Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang alam melalui pengamatan dengan menggunakan metode ilmiah sehingga mendapatkan kesimpulan yang dapat dijelaskan dengan penalaran. Pembelajran IPA merupakan pembelajaran yang yang berkaitan dengan kejadian yang dialami oleh siswa, selain itu pembelajaran IPA juga memberikan hal yang nyata sehingga memberikan pemahaman yang baik karena mengalami secara langsung kejadian tersebut.

  Hasil Belajar

  Rusman (2012) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan pengalaman belajar siswa setelah melakukan proses pembelajaran yang mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Susanto (2013) hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada siswa, baik menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil yang didapatkan selama proses pembelajaran. Menurut Sudjana (2011) hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar itu sendiri merupakan suatu perubahan yang terjadi pada siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif afektif dan pisikomotorik sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, sehingga hasil belajar dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur penguasaan materi pada siswa.

  Problem Based Learning Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang membahas

  suatu masalah, sehingga siswa dapat merangkai pengetahuannya sendiri, mengembangkan keterampilan, membuat siswa lebih mandiri dan membuat siswa mengaktifkan siswa dalam memecahkan masalah nyata (Gunantara, Suarjana, & Riastini, 2014). PBL merupakan pembelajaran yang memberikan masalah kepada siswa dan diharapkan untuk memecahkan masalah dengan melaksanakan pembelajaran yang aktif (Wulan, Budi, & Suryandari, 2012). Jadi, dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa PBL merupakan model pembelajaran yang membahas suatu masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari secara kelompok atau individu, sehingga dalam memecahan masalah siswa menjadi aktif mencari pengetahuannya sendiri.

  Menurut Hosnan (2014) Sintak model pembelajaran PBL mencakup 5 langkah sebagai berikut: (1) Orientasi siswa pada suatu masalah, (2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) Membimbing penyelidikan indivudual dan kelompok, (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya yang telah didiskusikan dalam kelompok belajar, (5) Menganalisis dan mengevaluasi hasil karya.

  Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

  Penelitian relevan yang pertama disusun oleh Riana Rahmasari dalam Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem

  Based Learning

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD”. Hasil penelitian menunjukkan siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 78,58. Nilai tersebut telah

  mengalami kenaikan jika dibanding dengan nilai rata-rata kelas pada prasiklus yang hanya 69,67. Persentase tuntas belajar klasikal mencapai 23 orang atau 95,83% mempunyai nilai lebih besar atau sama dengan 65 (telah memenuhi KKM) dan hanya 1 orang atau 4,17% siswa mempunyai nilai lebih kecil dari 65 (belum memenuhi KKM), jika dibandingkan pada nilai awal pra siklus yang persentase tuntas belajar klasikal belum mencapai indikator keberhasilan yaitu sebanyak 14 orang atau 58,33% mempunyai nilai lebih besar atau sama dengan 65 (telah memenuhi KKM). Sedangkan sebanyak 10 orang atau sebanyak 41,67% siswa mempunyai nilai lebih kecil dari 65 (belum memenuhi KKM) (Rahmasari, 2016).

  Penelitian kedua disusun oleh Rizka Vitasari, Joharman, Kartika Chrysti Suryandari dalam Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas V

Sd Negeri 5 Kutosari”. Hasil penelitian menunjukkan keaktifan siswa setiap siklus mengalami peningkatan. Rata-rata siklus I sebesar 61,2%, dan siklus II sebesar 90,5%

  Jadi, dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 29,3%. Hasil belajar matematika siswa setiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I dengan nilai rata-rata sebesar 62,8 atau 54,2%, dan siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 88,1 atau

  85,4%. Jadi, dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 25,3 atau 31,2% % (Vitasari, Joharman, & Suryandari, 2012).

  Persamaan penelitian dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran PBL, mengukur hasil belajar dan instrumen yang digunakan berupa tes dan non tes. Perbedaannya dengan penelitian penulis yaitu masalah, tujuan, tindakan, jumlah siswa yang berbeda, penulis dengan jumlah 34 siswa. Sekolah yang berbeda, penelitian penulis di SD Dukuh 01 Salatiga.

  Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: (1) Penerapan model pembelajaran Problem Based

  Learning dapat memperbaiki proses pembelajaran yang meliputi aktivitas guru dan

  aktivitas siswa pada pembelajaran muatan IPA Tema 8 subtema 1 siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 Salatiga semester II tahun 2017/2018 secara signifikan dengan langkah-langkah yang sesuai dengan model pembelajaran PBL yaitu mengorientasi siswa pada suatu masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar secara individu maupun kelompok, membimbing penyelidikan indivudual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya yang telah didiskusikan dalam kelompok belajar, serta menganalisis dan mengevaluasi hasil karya. (2) Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar muatan IPA Tema 8 subtema 1 siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 Salatiga semester II tahun 2017/2018 secara individual mengalami ketuntasan belajar secara signifikan dengan nilai diatas KKM (≥ 70).

  METODE PENELITIAN Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian

  Penelitian dilakukan di SD Negeri Dukuh 01 Salatiga yang terletak di kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Letak sekolah di pinggir jalan yaitu samping perempatan lampu merah grogol sehingga dapat dijangkau dengan mudah, baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum seperti angkot. Penelitian dilakukan pada semester II, tahun ajaran 2017/2018 di SD Negeri Dukuh 01. Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, 2 kali tatap muka dan 1 ambil data yang dimulai pada Minggu ketiga bulan April sampai akhir bulan April 2018. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 tahun pelajaran 2017/2018. Siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 berjumlah 34 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan dengan karateristik siswa yang bervariasi dan rata-rata umur 10 tahun.

  Rencana Pelaksanaan Tindakan

  Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dengan tiap siklus dilaksanakan tiga kali pertemuan yang terdiri dari dua pertemuan tatap muka dan satu pertemuan evaluasi. Siklus I terdiri dari tiga tahap meliputi, tahap perencanaan tindakan, pelaksanan tindakan dan observasi, serta refleksi. Hasil refleksi pada siklus I digunakan untuk perbaikan pada pembelajaran siklus II. Tahapan pada siklus II meliputi, tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi. Apabila pembelajaran pada siklus II sudah memenuhi pencapaian untuk aktivitas belajar meningkat secara signifikan, dan ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata- rata hasil belajar muatan IPA tema 8 meningkat dari nilai KKM (≥ 70) yang telah ditentukan atau ketuntasan belajar klasikal sebesar 80% dari 34 siswa. Maka tidak perlu diadakan perbaikan kembali dan penerapan model pembelajaran PBL pada pembelajaran IPA dinyatakan berhasil.

  Teknik Pengumpulan Data

  acuan penelitian dengan menggunakan teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes sebagai alat pengumpulan data hasil belajar siswa tema 8 muatan IPA dan tenik non tes untuk mengamati proses pembelajaran menggunakan lembar observasi. Nilai r pada α = 5% adalah 0,413 (Sugiyono, 2010). Pada siklus 1 uji reliablilitas istrumen soal setelah diuji tingkat reliabilitasnya dengan Cronbach’s Alpha sebesar

  0,854 dari 35 item yang diuji dan pada siklus 2 instrumen soal diuji tingkat reliabilitasnya deng an Cronbach’s Alpha sebesar 0,878 dari 35 item yang diuji.

  Data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah data kuantitatif. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan statistik deskriptif. Sedangkan data hasil belajar muatan IPA tema 8 dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif untuk membandingkan hasil belajar setelah tindakan siklus I dan siklus II.

  Teknik Analisis Data

  Data yang diperoleh dari hasil pelaksanakan PTK pada kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 adalah data yang berupa angka (data kuantitatif) yang menunjukkan nilai tes kondisi awal, nilai setelah siklus I, nilai setelah siklus II, observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran muatan IPA tema 8 melalui model pembelajaran PBL dari setiap siklusnya. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa melalui model pembelajaran PBL menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk data nilai hasil belajar IPA dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif sehingga dapat dibandingkan nilai hasil belajar muatan IPA tema 8 setelah tindakan siklus I dan siklus II. Analisis hasil belajar muatan IPA tema 8 siswa dilakukan dengan menghitung persentase ketuntasan belajar IPA secara klasikal dan rata-rata nilai siswa

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Deskripsi Pra Siklus

  Berdasarkan observasi yang dilakukan sebelum tindakan penelitian, guru kelas

  4 SD Negeri Dukuh 01 sudah menerapkan kurikulum 2013, namun hasil belajar yang diperoleh siswa kurang maksimal. Muatan IPA merupakan salah satu muatan pelajaran dengan hasil belajar yang kurang maksimal. Proses pembelajaran muatan IPA siswa masih pasif dan kurang antusias mengikuti pembelajaran. Terbukti dari hasil observasi prasiklus aktivitas guru memperoleh persentasae 66,69%. Kemudian aktivitas siswa prasiklus memperoleh persentase 42,89%.

  Ternyata aktivitas belajar yang belum maksimal berdampak pada rendahnya hasil belajar. Berdasarkan hasil ulangan harian muatan IPA kelas 4 memperoleh hasil nilai tertinggi 95, nilai terendah 36, nilai rata-rata 63. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 14 siswa dari 34 siswa , itu artinya hasil belajar muatan IPA masih rendah.

  Deskripsi Siklus I

  Pelaksanaan tindakan siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan 1, April 2018. Hal-hal yang dilakukan pada kegiatan Siklus I adalah Perencanaan antara lain : rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I, lembar observasi atau pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, lembar aktivitas guru saat mengajar dalam menerapkan model PBL, laptop, proyektor, LCD, gambar taman bermain, ayunan dan anak mengayun sepeda, meja serta pintu. Dalam kegiatan inti juga menerapkan model pembelajaran PBL.

  Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran muatan IPA tema 8 menggunakan model pembelajaran PBL pada siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 diperoleh data aktivitas belajar siklus I. Aktivitas belajar meliputi aktivitas guru dan aktivitas siswa disajikan pada tabel 1 sebagai berikut:

  Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I No Aspek yang Guru Siswa Indikator Diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

  1 Kegiatan 1-6 100% 100% 83% 100% Awal

  2 Kegiatan 7-16 86,68% 93,34% 70,02% 70,02% Inti

  3 Kegiatan 16-19 66,7% 66,7% 66,7% 66,7% Akhir Rata-Rata 85,72% 90,48% 71,45% 73,82%

  Sumber: Hasil Penelitian, diolah (2018) Berdasarkan data tabel 1 dapat dilihat aktivitas guru pada pertemuan pertama dan kedua siklus I mengalami peningkatan.Pada pertemuan pertama memperoleh rata- rata presentase 85,72% meningkat menjadi 90,48%. Pada aktivitas siswa pertemuan pertama diperoleh presentase 71,45% dan pada pertemuan ke dua sebesar 73,82%.

  Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 19 indikator aktivitas guru dan 19 indikator aktivitas siswa. Masing-masing indikator diberi tanda centang √ apabila guru atau siswa melaksanakan kegiatan yang ada pada indikator.

  Data hasil belajar muatan IPA tema 8 siklus I pada siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 diperoleh setelah dilaksanakannya tes evaluasi di akhir siklus I. Nilai rata- rata kelas 74,5 dengan nilai tertinggi 95, sedangkan nilai terendah 48. Ketuntasan belajar siklus I diperoleh data sebanyak 23 siswa atau 67,65% dari keseluruhan siswa telah tuntas mencapai KKM (70), sedangkan yang belum tuntas sebanyak 11 siswa atau 32,35% dari keseluruhan siswa. Artinya hasil belajar IPA siklus I belum memenuhi indikator hasil pencapaian 80% dari 34 siswa tuntas, maka perlu dilakukan tindak lanjut pada siklus II.

  Deskripsi Siklus II

  Perencanaan pada siklus II yang dilakukan oleh peneliti adalah memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I dan mempersiapkan alat penunjang lain yang perlu dilakukan pada siklus II. Pelaksanaan tindakan siklus II ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan 1, 2 dan 3 yang berlangsung pada hari Selasa, Rabu dan Kamis adalah Perencanaan antara lain : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II, lembar observasi atau pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, lembar observasi atau pengamatan aktivitas guru saat mengajar dengan menerapkan model pembelajaran PBL, Laptop, Proyektor LCD, materi pelajaran gaya, gambar anak mengayuh sepeda, teks cerita dan menyiapkan meja.

  Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran muatan IPA tema 8 menggunakan model pembelajaran PBL pada siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 diperoleh data aktivitas belajar siklus II. Aktivitas belajar meliputi aktivitas guru dan aktivitas siswa disajikan pada tabel 2 sebagai berikut:

  Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II No Aspek yang Guru Siswa Indikator

Diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

  1 Kegiatan 1-6 100% 100% 100% 100% Awal

  2 Kegiatan 7-16 93,34% 100% 86,67% 100% Inti

  3 Kegiatan 16-19 100% 100% 100% 100% Akhir Rata-Rata 95,24% 100% 90,48% 100%

  Sumber: Hasil Penelitian, diolah (2018) Berdasarkan data tabel 2 dapat dilihat aktivitas guru pada pertemuan pertama dan kedua siklus II mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama memperoleh rata-rata presentase 95,24% meningkat menjadi 100%. Pada aktivitas siswa pertemuan pertama diperoleh presentase 90,48% dan pada pertemuan ke dua sebesar 100%.

  Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 19 indikator aktivitas guru dan 19 indikator aktivitas siswa. Masing-masing indikator diberi tanda centang

  √ apabila guru atau siswa melaksanakan kegiatan yang terdapat pada indikator. Data hasil belajar muatan IPA tema 8 siklus II pada siswa kelas 4 SD Negeri

  Dukuh 01 diperoleh setelah dilaksanakannya tes evaluasi di akhir siklus II. Nilai rata- rata siswa 80 dengan nilai tertinggi 100, sedangkan nilai terendah 48. Ketuntasan belajar siklus II diperoleh data sebanyak 30 siswa atau 88,24% dari keseluruhan siswa telah tuntas mencapai KKM (70), sedangkan yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau 11,76% dari keseluruhan siswa. Artinya hasil belajar IPA siklus II sudah memenuhi indikator hasil pencapaian 80% dari 34 siswa tuntas. Sehingga penerapan model pembelajaran PBL dalam pembelajaran muatan IPA pada kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 dinyatakan berhasil meningkatkan proses dan hasil belajar.

  Analisis Komparatif a.

  Aktivitas Belajar Setelah dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran muatan IPA tema 4 siklus I dan siklus II telah diperoleh data perbandingan hasil observasi aktivitas belajar yang disajikan dalam tabel 3 sebagai berikut:

  dan Siklus II Tindakan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Aktivitas 66,69% 88,1% 97,62% Guru Aktivitas 42,89% 72,6% 95,24% Siswa

  Sumber: Hasil Penelitian, diolah (2018) Berdasarkan tabel 3 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dan siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II dengan penerapan model pembelajaran PBL. Setelah pelaksanaan tindakan pra siklus rata-rata 66,69%, siklus I rata-rata aktivitas guru mencapai 88,1%. Pada siklus II rata-rata aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 97,62%. Seiring dengan peningkatan aktivitas guru, rata-rata aktivitas siswa juga mengalami peningkatan, pada pra siklus dengan rata-rata 42,89%, siklus I rata-rata aktivitas siswa 72,6%, kemudian pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 95,24%.

  b.

  Hasil Belajar Hasil belajar diperoleh dari tes evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Dari Pra Siklus, siklus I, dan siklus II telah terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar pada pembelajaran muatan IPA tema 8. Adapun data perbandingannya dasajikan dalam tabel 4 sebagai berikut:

  Tabel 4. Perbandingan Ketuntasan Belajar Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Prasiklus Siklus I Siklus II Ketuntasan Nilai No Banyak Persen Banyak Persen Banyak Persen Belajar KKM Siswa (%) Siswa (%) Siswa (%)

  1 Tuntas ≥ 70 14 41,18 23 67,65 30 88,24

  2 Belum 20 58,82 11 32,35

  4

  11.76 ≤ 69

  Tuntas Jumlah

  34 100 34 100 34 100

  63

  74.5

  80 Nilai Rata-rata Sumber: Hasil Penelitian, diolah (2018)

  Berdasarkan tabel 4 tentang perbandingan ketuntasan belajar muatan IPA, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari prasiklus, siklus I dan siklus II. Ketuntasan belajar siswa yang diperoleh dari kondisi awal siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM=70) sejumlah 14 siswa atau 41,18%, yang belum mencapai KKM sejumlah 20 siswa atau 58,82% dengan rata-rata hasil belajar muatan IPA 63. Ketuntasan belajar pada siklus I siswa yang mencapai KKM sejumlah 23 siswa atau 67,65%, yang belum mencapai KKM sejumlah 11 siswa atau 32,35% dengan rata-rata hasil belajar IPA 74,5. Sedangkan katuntasan siswa pada siklus II siswa yang mencapai KKM sejumlah 30 siswa atau 88,24%, yang belum mencapai KKM sejumlah 4 siswa atau 11,76% dengan rata-rata hasil belajar IPA 80. Dari hasil belajar IPA dan ketuntasan belajar siswa siklus II tersebut dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan penelitian menggunakan model pembelajaran yang telah ditentukan oleh peneliti sudah tercapai (ketuntasan belajar siswa ≥ 80%).

  Pembahasan

  Rendahnya aktivitas belajar muatan IPA diketahui berdasarkan hasil observasi pembelajaran muatan IPA prasiklus di kelas 4 SD Negeri Dukuh 01. Hasil aktivitas guru pra siklus yang memperoleh persentase 66,69%, kemudian aktivitas siswa pada prasiklus memperoleh persentase 42,89%. Ternyata dapat berpengaruh terhadap hasil belajar muatan IPA di kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 yang dibuktikan berdasarkan tingkat ketuntasan hasil belajar prasiklus, bahwa siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM (70) hanya 14 siswa atau 41,18% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 20 siswa atau 58,82% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan kondisi yang demikian maka peneliti merasa diperlukan adanya tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar muatan IPA tema 8 siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 dengan menerapkan model pembelajaran PBL.

  Setelah pembelajaran muatan IPA tema 8 dengan menerapkan model pembelajaran PBL dilaksanakan secara keseluruhan pada siklus I dan siklus II. Siswa menjadi lebih berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Terbukti dari data hasil observasi aktivitas siswa yang telah dipaparkan pada tabel 1. Meningkatnya aktivitas belajar siswa diikuti dengan meningkatnya hasil belajar muatan IPA tema 8 yang terlihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas siklus I sebesar 74,5 dengan ketuntasan mencapai 67,65%. Pencapaian tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti yaitu sebesar 80%, maka diadakan reflekasi sebagai perbaikan pada siklus II. Pada pembelajaran siklus I, hal-hal yang perlu diperbaiki yaitu pada langkah mengorganisasi peserta didik untuk belajar, siswa kurang berperan aktif dalam pembentukan kelompok. Pada langkah membimbing penyelidikan individual dan kelompok, siswa kuarang berperan aktif dalam berdiskusi, hanya 2 atau 3 siswa yang berdiskusi dan siswa masih malu bertanya saat kesulitan dalam mengerjakan LKS. Pada langkah mengembangkan dan menyajikan hasil, siswa kurang aktif dalam memberikan tanggapan kepada hasil diskusi dari kelompok lain. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 80 dengan pencapaian ketuntasan belajar mencapai 88,24% tuntas. Berdasarkan pencapaian ketuntasan pada siklus II, maka hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah mencapai indikator ketuntasan yang ditetapkan peneliti sebesar 80% siswa tuntas.

  Model PBL membuat siswa ikut terlibat dalam mencari pengetahuan pada proses pembelajaran dalam mencari pengetahuan pada proses pembelajaran menggunakan suatu masalah, sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu siswa, mengaktifkan siswa, dan siswa juga belajar untuk menyelesaikan masalah. Model pembelajaran PBL dapat mengurangi perasaan takut dan malu yang dirasakan oleh siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan metode

  PBL juga menjadikan siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan siswa yang lain.

  Dengan menerapkan model pembelajaran PBL pada siklus I dan siklus II siswa dapat merespon pertanyaan dari guru, mengenal masalah, menyelidiki masalah sendiri, mengembangkan bakat dan kecakapan individu, menggunakan kemampuan untuk hasil belajar siswa muatan IPA khususnya tema 8 Daerah Tempat Tinggalku.

  Penelitian yang disusun oleh Eni Wulandari, H. Setyo Budi, Kartika Chrysti Suryandari dalam Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Penerapan Model PBL

  (Problem Based Learning) Pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD

  ” (Wulandari, Budi, & Suryandari, 2012). Penilitian kedua yang disusun oleh Ni Luh Sri Ayu Karyaningsih, Nengah Suadnyana, I Gusti Agung Oka Negara dalam Penelitian Tindakan Kelas yan g berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

  Learning

  Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Pengetahuan IPA” (Karyaningsih, Suadnyana, & Negara, 2016). Berdasarkan bukti dan uraian penelitian yang disajikan, maka penerapan model pembelajaran PBL dalam pembelajaran muatan

  IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018 terbukti bahwa penerapan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Setelah menerapkan model pembelajaran PBL dengan langkah-langkah meliputi orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya yang telah di diskusikan dalam kelompok belajar, dan menganalisis dan mengevaluasi hasil karya dalam model PBl berdampak pada meningkatnya antusias siswa dalam proses pembelajaran, sehingga aktivitas siswa meningkat pada proses pembelajaran muatan IPA tema 8. Menggunakan model pembelajaran PBL mempengaruhi hasil belajar siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga hasil belajar muatan IPA tema 8 yang diperoleh siswa mengalami peningkatan.

  Diketahui hasil observasi aktivitas guru siklus I rata-rata aktivitas guru 88,1%, pada siklus II rata-rata aktivitas guru meningkat menjadi 97,68%. Peningkatan juga terlihat pada hasil observasi aktivitas siswa. Hasil observasi siswa siklus I rata-rata aktivitas siswa 72,6%, pada siklus II rata-rata aktivitas siswa meningkat menjadi 95,24%. Seiring dengan hasil aktivitas guru dan aktivitas siswa yang meningkat maka berpengaruh terhadap hasil belajar muatan IPA tema 8 siswa yang juga turut meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dari perolehan nilai siswa kondisi awal hingga pada pelaksanaan tiap siklusnya yang mengalami peningkatan. Pada kondisi awal mula-mula nilai rata-rata hasil tes muatan IPA tema 8 siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 adalah dengan persentase ketuntasan siswa sebesar 41,18%. Kemudian setelah pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model pembelajaran PBL hasil belajar muatan IPA tema 8 mengalami peningkatan dari perolehan kondisi awal sebelumnya, nilai rata-rata yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I menjadi 74,5 dengan besarnya persentase ketuntasan 67,65%, kemudian setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II nilai rata-rata hasil evaluasi muatan

  IPA tema 8 meningkat menjadi 80 dengan persentase ketuntasan 88,24%. Sehingga penerapan model PBL terbukti dapat meningkatkan hasil belajar muatan IPA tema 8 siswa kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 Tahun Pelajaran 2017/2018.

  Saran

  Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran untuk hasil setelah dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut.

  1. Bagi Siswa Siswa diharapkan lebih aktif dan sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL, sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar secara langsung dan hasil belajar akan meningkat.

  2. Bagi Guru Guru diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung pada proses pembelajarannya yang dapat dilakukan dengan melihat hal-hal nyata yang ada disekitar lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, kemudian dapat dikaitkan dengan model pembelajaran yang inovatif dan materi yang akan disampaikan. Hal ini dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna dan meningkatkan hasil belajar siswa.

  Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Gunantara, G., Suarjana, M., & Riastini, P. N. 2014. Penerapan Model Pembelajaran

  

Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika Siswa Kelas V . Jurnal Mimbar PGSD Universitas Ganesha

  Jurusan PGSD (Vol:2 No: 1 Tahun 2014) , 2. Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontektual dalam Pembelajaran Abad 21.

  Bogor: Ghalia Indonesia. Karyaningsih, N. L., Suadnyana, N., & Negara, I. G. 2016. Penerapan Model

  

Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan

Hasil Belajar Pengetahuan IPA . e-journal PGSD Universitas Pendidikan

  Ganesha Jurusan PGSD Vol:4 No:1 Tahun 2016. Majid, A. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosydakarya Offset.

  Permendikbud. 2013. Permendikbud No 68 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Rahmasari, R. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk

  

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas IV SD . Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 36 Tahun ke-5 2016. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru.

  Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

  Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R& D. Bandung: Alfabeta. Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.

  Vitasari, R., Joharman, & Suryandari, K. C. 2012. Peningkatan Keaktifan Dan Hasil

  

Belajar Matematika Malalui Model Problem Based Learning Siswa Kelas V SD

Negeri 5 Kutosari . Scholaria.

  Wisudawati, A. W., & Sulistyowati, E. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT.Bumi Aksara. Wulandari, E., Budi, H. S., & Suryandari, K. C. 2012. Penerapan Model PBL

(Problem Based Learning) pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD .

  Scholaria .