Tantangan kebijakan luar negeri Indonesi

Tantangan Kebijakan Luar Negeri Indonesia Pasca Pemilu 20141
Mohamad Rosyidin
Abstrak
Selama dua periode pemerintahan Susilo bambang Yudhoyono (2004-2014), politik luar negeri
Indonesia mengalami kemajuan signifikan dalam hal peran Indonesia di pentas global. Namun
peningkatan peran itu ternyata tak mampu mendorong peningkatan pengaruh Indonesia di dunia
luar. Pengaruh Indonesia tetap minimal meskipun Indonesia adalah salah satu pemain utama
dalam politik internasional abad-21. Tulisan ini ingin memecahkan paradoks tersebut
menggunakan konsep power conversion dari Joseph Nye. Argumen utama tulisan ini adalah
kecilnya pengaruh Indonesia di luar negeri bukan disebabkan oleh faktor keterbatasan
sumberdaya ekonomi dan militer Indonesia sebagaimana anggapan mayoritas kalangan,
melainkan oleh faktor ketiadaan strategi diplomasi yang handal dan kepemimpinan yang efektif.
Kedua faktor itu merupakan variabel penting yang menentukan bagaimana sumberdaya ekonomi
dan militer diubah menjadi kekuatan untuk mempengaruhi pihak lain. Pemerintah yang akan
datang perlu mempertimbangkan pilihan strategi smart power dan memiliki kemauan dan
keberanian politik untuk mengubah sumberdaya nasional menjadi kekuatan aktual.
Kata-kata kunci: power conversion, strategi diplomasi, kepemimpinan, smart power

1 Published by Analisis CSIS, Vol. 43, No. 2 (Juni 2014), pp. 160-180.