Makalah pendekatan dalam pembelajaran docx

Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dewasa ini, proses belaja mengajar di sekolah baik SD, SMP,
maupun

SMA

masih

menggunakan

paradigma

lama,

yaitu

didominasi oleh peran dan kegiatan guru, dimana guru yang lebih
aktif dalam mengajar daripada peserta didiknya. Peserta didik
hanya mendengarkan penjelasan yang guru sampaikan. Peserta

didik cendrung tidak diajak untuk mengetahui dan memahami
peristiwa dan konsep mengenai materi fisika kurrang dikuasai oleh
peserta didik dan peserta didik pun lambat dalam memahami
materi pembelajaran fisika
Dalam

kegiatan

belajar

mengajar

sangat

diperlukannya

interaksi antara guru dan murid yang memiliki tujuan. Agar tujuan
ini dapat tercapai sesuai dengan target dari guru itu sendiri, maka
sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru dan
murid. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat

interaksi antara kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan
dan tidak membosankan. Hal ini selain agar mencapai target dari
guru itu sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan dalam kegiatan
belajar mengajar, serta lebih merasa bersahabat dengan guru yang
mengajar.
Pendidik yang memandang anak didik sebagai pribadi yang
berbeda dengan anak didik lainnya, akan berbeda dengan pendidik
yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak
ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting untuk
meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Untuk
itu pendidik perlu menyadari dan memaklumi bahwasanya anak

didik

itu

merupakan

individu


dengan

segala

perbedaannya

sehingga diperlukan beberapa pendekatan dalam proses belajar
mengajar.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini berisi penjelasan mengenai pendekatan dalam
pembelajaran. Beberapa permasalahan akan dibahas antara lain :
1. Pengertian pendekatan dalam pembelajaran
2. Peran pendekatan dalam pembelajaran
3. Jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran
a. Pendekatan individual
b. Pendekatan kelompok
c. Pendekatan bervariasi
d. Pendekatan edukatif
e. Pendekatan keagamaan
f. Pendekatan kebermaknaan

4. Tipe-tipe pendekatan
a. Pendekatan Kontekstual
b. Pendekatan Konstruktivisme
c. Pendekatan Deduktif
d. Pendekatan Induktif
e. Pendekatan Konsep
f. Pendekatan Proses
g. Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran
Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan
hasil belajar pada siswa ialah bagaimana cara guru melakukan
pendekatan yang sesuai dengan karakter pembelajaran.
Pendekatan (approach) pembelajaran fisika adalah cara yang
ditempuh guru dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa
beradaptasi

dengan


sisiwa.

Pendekatan

pembelajaran

dapat

diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua
jenis pendekatan, yaitu:
1.

Pendekatan
pada


siswa

pendekatan

pembelajaran
(student
jenis

ini

yang

centered
guru

berorientasi
approach),

melakukan


atau

berpusat

dimana

pendekatan

pada

dengan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam
proses pembelajaran, dan
2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada
guru (teacher centered approach), dimana pada pendekatan jenis
ini guru menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran.
2. Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran
Fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah :


1.

Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah

metode pembelajaran yang akan digunakan.
2. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
3. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
4. Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul, dan
5.
Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah
dilaksanakan.
3. Jenis-Jenis Pendekatan dalam Pembelajaran
1. Pendekatan Individual
Pendekatan

individual

adalah


suatu

pendekatan

yang

melayani perbedaan-perbedaan perorangan siswa sedemikian rupa,
sehingga dengan penerapan pendekatan individual memungkinkan
berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal.
Dasar pemikiran dari pendekatan individual ini ialah adanya
pengakuan terhadap perbedaan individual masing-masing siswa.
Sebagai individu anak mempunyai kebutuhan dasar baik fisik
maupun kebutuan anak untuk diakui sebagai pribadi, kebutuhan
untuk dihargai dan menghargai orang lain, kebutuhan rasa aman,
dan juga sebgai makhluk sosial, anak mempunyai kebutuhan untuk
menyesuaikan dengan lingkungan baik dengan temannya ataupun
dengan guru dan orang tuanya.
Pembelajaran individual merupakan salah satu cara guru
untuk


membantu

siswa

membelajarkan

siswa,

membantu

merencanakan kegiatan belajar siswa sesuai dengan kemampuan
dan daya dukung yang dimiliki siswa. Pendekatan individual akan
melibatkan hubungan yang terbuka antara guru dan siswa, yang
bertujuan untuk menimbulkan perasaan bebas dalam belajar
sehingga terjadi hubungan yang harmonis antara guru dengan
siswa dalam belajar. Untuk mencapai hal itu, guru harus melakukan
hal berikut ini;

a)


mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara positif

pikiran anak didik dan membuat hubungan saling percaya.
b) membantu anak didik dengan pendekatn verbal dan non-verbal.
c) membantu anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil
alih tugas.
d) menerima
e)

perasaan

anak

didik

sebagaimana

adanya

atau

menerima perbedaannya dengan penuh perhatian.
menanggani anak didik dengan memberi rasa aman, penuh
pengertian, bantuan, dan mungkin memberi beberapa alternatif
pemecahan.
Ciri-ciri pendekatan individual :

a) Guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap siswa di
kelas dan memberikan kesempatan kepada anak didik sebagai
b)

individu untuk akatif, kreatif, dan mandiri dalam belajar.
Guru harus peka melihat perbedaan sifat-sifat dari semua anak

c)

didik secara individual.
Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pembimbing di kelas.
Para peserta didik dapat lebih terkontrol mengenai, bagaimana dan

apa yang mereka pelajari.
d) Guru harus mampu mennyajikan pelajaran yang menarik di depan
kelas. Menarik dalam pengertian mengasyikkan, mudah ditangkap
dan

dipahami

serta

tidak

membosankan

siswa.

Pengajaran

individual dilakukan untuk membantu siswa dalam menuntaskan
belajar mereka.
Oleh karena itu, pendekatan individual dapat mengefektifkan
proses belajar mengajar, interaksi guru dan siswa berjalan dengan
baik, dan terjadinya hubungan pribadi yang menyenangkan antara
siswa dan guru. Secara tidak langsung hal yang disebut diatas
merupakan

keuntungan

dari

pengajaran

dengan

pendekatan

individual. Keuntungan dari pengajaran pendekatan individual yaitu:
a) memungkin siswa yang lama dapat maju menurut kemampuannya
masing-masing secara penuh dan tepat,

b)

mencegah terjadinya ilusi dalam kemajuan tetapi bersifat nyata

melalui diskusi kelompok,
c) mengarahkan perhatian siswa terhadap hasil belajar perorangan,
d) memusatkan pengajaran terhadap mata ajaran dan pertumbuhan
yang bersifat mendidik, bukan kepada tuntutan-tuntutan guru,
e)
memberi peluang siswa untuk maju secara optimal
f)

dan

mengembangkan kemampuan yang dimilikinya,
latihan-latihan tidak diperlukan bagi anak yang cerdas, karena
dapat menimbulkan kebiasaan dan merasa puas dengan hasil

g)

belajar yang ada,
menumbuhkan hubungan pribadi yang menyenangkan siswa dan

h)

guru,
memberi kesempatan bagi para siswa yang pandai untuk melatih

inisiatif berbuat yang lebih baik,
i) mengurangi hambatan dan mencegah eliminasi terhadap para siwa
yang tergolong lamban.
Sedangkan kelemahan pembelajaran pendekatan individual
sebagai berikut dapat dilihat secara umum dan khusus. Kelemahan
secara umum:
a)

proses pembelajaran relative memakan banyak waktu sesuai

dengan jumlah bahan yang dihadapi dan jumlah peserta didik.
b) Motivasi siswa mungkin sulit dipertahankan karena perbedaanperbedaan individual yang dimiliki oleh peserta didik sehingga
dapat
c)

membuat

beberapa

siswa

rendah

diri/minder

dalam

pembelajaran.
Adanya penggunaan pasangan guru dan siswa dalam manajemen
kelas regular secara perorangan, sehingga terjadi kemungkinan

d)

sebagaian peserta didik tidak dapat dikelola dengan baik.
Guru-guru yang sudah terbiasa dengan cara-cara lama akan
mengalami hambatan untuk menyelenggarakan pendekatan ini
karena menuntut kesabaran dan penguasaan materi secara lebih
luas dan menyeluruh.

2. Pendekatan Kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru
yang menggunakan pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok.
Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan pelu
digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak
didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk
homo secius, yakni makhluk yang berkecendrungan untuk hidup
bersama.
Ketika guru akan menggunakan pendekatan kelompok, maka
guru

harus

sudah

mempertimbangkan

bahwa

hal

itu

tidak

bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode
yang akan dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akn diberikan
kepada anak didik memang cocok didekati dengan pendekatan
kelompok. Karena itu, pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan
secara sembarangan, tetapi harus mempertimbangkan hah-hal
yang ikut mempengaruhi penggunaannya.
Dalam

pengolahan

kelas,

terutama

yang

berhubungan

dengan penempatan anak didik, pendekatan kelompok sangat
diperlukan . Perbedaan individual anak didik, pada aspek biologis,
intelektual,

dan

psikologis

dijadikan

sebagai

pijakan

dalam

melakukan pendekatan kelompok.
3. Pendekatan Bervariasi
Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik
yang

bermasalah,

maka

guru

akan

berhadapan

dengan

permasalahan yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh
anak didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan.
Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik bervariasi,
maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan

pendekatan bervariasi pula. Pendekatan bervariasi bertolak dari
konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik
dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul
dalam penagajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan
variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya
pendekatan bervariasi ini sebagai alat yang dapat guru gunakan
untuk kepentingan pengajaran.
4. Pendekatan Edukatif
Apapun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran
dengan tujuan untuk mendidik, bukan karena motif-motif lain,
seperti karena dendam, karena gengsi, karena ingin ditakuti dan
sebagainya.
Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat
keributan didalam kelas ketika guru sedang memberikanpelajaran,
misalnya, tidak tepat diberi sanksi hokum dengan cara memukul
badannya sehingga luka atau cidera. Hal ini adalah sanksi hukum
yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah melakukan sanksi hukum
yang salah. Guru telah menggunakan teori power, yakni teori
kekuasaan untuk menundukkan orang lain. Dalam pendidikan, guru
akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan.
Karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan
kepribadian anak didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah
dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap tindakan dan
perbuatan yang dilakukan guru harus bernilai pendidikan dengan
tujuan untuk mendidik anak didik agar agar menghargai norma
hukum, norma susila, norma sosial dan norma agama.
Cukup banyak sikap dan perbuatan yang harus guru lakukan
untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak didik. Salah

satu contohnya, misalnya, ketika lonceng tanda masuk kelas telah
berbunyi, anak-anak jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi suruhlah
mereka berbaris di depan pintu masuk dan perintahkanlah ketua
kelas untuk mengatur barisan. Semua anak perempuan berbaris
dalam kelompok sejenisnya. Demikian juga semua anak laki-laki,
berbaris dalam kelompok sejenisnya. Jadi, berisan dibentuk menjadi
dua dengan pandangan terarah kepintu masuk. Di sisi pintu masuk
guru berdiri sambil mengontrol bagaimana anak-anak berbarisdi
depan pintu masuk kelas. Semua anak di persilahkan masuk oleh
ketua kelas. Mereka pun satu persatu masuk kelas, mereka satu
persatu menyalami guru. Semua anak-anak masuk dan pelajaran
pun dimulai.
Contoh diatas menggambarkan pendekatan edukatif yang di
lakukan telah oleh guru dengan menyuruh anak didik berbaris di
depan pintu masuk kelas. Guru telah meletakkan tujuan untuk
membina watak anak didik dengan pendidikan akhlak yang mulia.
Kasus yang terjadi di sekolah biasanya tidak hanya satu,
tetapi bermacam-macam jenis dan tigkat kesukarannya. Hal ini
menghendaki pendekatan yang tepat. Berbagai kasus yang terjadi
selain dapat didekati dengan pendekatan individual, pendekatan
kelompok, dan juga pendekatan kelompok. Namun yang penting
untuk

di

ingat

adalah

bahwa

pendekatan

individual

harus

bedampingan dengan pendekatan edukatif. Pendekatan kelompok
harus berdampingan dengan pendekatan edukatif, dan pendekatan
bervariasi

harus

berdampingan

dengan

pendekatan

edukatif.

Dengan demikian, semua pendekatan yang dilakukan oleh guru
harus bernilai edukatif, dengan tujuan mendidik.

5. Pendekatan Keagamaan
Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan
satu atau dua macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak
mata pelajaran. Dalam prateknya tidak hanya digunakan satu,
tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.
Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip
korelasi dan sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan
keagamaan untuk semua mata pelajaran. Khususnya untuk mata
pelajaran umum sangat penting dengan pendekatan keagamaan.
Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ini tidak sekuler, tetapi
menyatu dengan nilai agama. Tentu sajaguru harus menguasai
ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan mata pelajaran yang
dipegang. Mata pelajaran biologi, misalnya, bukan terpisah dari
masalah agama,tetapi ada hubunganya. Persoalan nya sekarng
terletak mau atau tidaknya guru mata pelajaran tersebut.
Pendekatan agama dapat membantu guru untuk memperkecil
kerdilnya jiwa agama didalam diri siswa, agar nilai-nilai agamanya
tidak

dicemoohkan

dan

dilecehkan,

tetapi

diyakini,

dipahami,dihayati dan diamalkan secara hayat siswa dikandung
badan.
6. Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami
gagasan pikiran, pendapat, dan perasaan, secara lisan atau tulisan.
Bahasa

merupakan

alat

untuk

mengungkapkan

makna

yang

diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa kata). Dengan
demikian struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna

(gagasan, pikiran, pendapat dan perasaan). Jadi pendekatan
kebermaknaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur
terpenting yaitu pada bahasa dan makna. Misalnya pendekatan
dalam rangka penguasaan bahasa Inggris.
Bahasa

Inggris

adalah

bahasa

asing

yang

pertama

di

indonesia yang dianggap penting untuk tujuan penyerapan dan
pengembangan ilmu pengetahuan. Kegagalan penguasaan bahasa
inggris oleh siswa salah satu sebabnya kurang tepatnya pendekatan
yang digunakan oleh guru selain faktor lain seperti faktor sejarah,
fasilitas,

dan

Karenanya

lingkungan

perlu

serta

dipecahkan.

kompetensi
Salah

satu

guru

itu

alternatif

sendiri.
ke

arah

pemecahan masalah tersebut diajukanlah pendekatan baru, yaitu
pendekatan kebermaknaan. Ada beberapa konsep penting yang
menyadari pendekatan ini sebagai berikut :


Bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna yang



diwujudkan melalui struktur ( tata bahasa dan kosa kata).
Makna ditentukan oleh lingkup kebahasaan maupun lingkup
situasi yang merupakan konsep dasar dalam pendekatan



kebermaknaan pengajaran bahasa yang natural.
Makna dapat diwujudkan melalui kalimat yang berbeda, baik
secara lisan maupun tertulis. Suatu kalimat dapat mempunyai
makna yang berbeda tergantung pada situasi saat kalimat



digunakan.
Belajar bahasa asing adalah belajar berkomunikasi melalui
bahasa tersebut, sebagai bahasa sasaran, baik secara lisan
maupun tertulis. Belajar berkomunikasi ini perlu didukung oleh



pembelajaran unsur-unsur bahasa sasaran.
Motivasi belajar siswa merupakan faktor

utama

yang

menentukan keberhasilan belajarnya. Kadar motivasi ini banyak

ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan peljaran dan


kegiatan pembelajaran siswa yang bersangkutan.
Bahan pelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih
penting

bermakna

bagi

siswa

jika

berhubungan

dengan

kebutuhan siswa yang berkaitan dengan pengalaman, minat,


tata nilai, dan masa depannya.
Dalam proses belajar mengajar siswa merupakan subjek
utama, tidak hanya sebagai objek belaka. Karena itu, ciri-ciri
dan kebutuhan mereka harus dipertimbangkan dalam segala



keputusan yang berkaitan dengan pengajaran.
Dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai
fasilitator yang membantu siswa mengembangkan ketrampilan
berbahasanya.

4. Tipe-tipe pendekatan
a. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual lahir karena kesadaran bahwa kelaskelas di Indonesia tidak produktif. Sehari-hari kelas-kelas di sekolah
diisi dengan “pemaksaan” terhadap siswa untuk belajar dengan
cara menerima dan menghafal. Harus segera ada pilihan strategi
pembelajaran yang lebih berpihak dan memberdayakan siswa.
Adapun

yang

melandasi

pengembangan

pendekatan

kontekstual adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang
menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa
harus mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.
Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta
atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan
yang dapat diterapkan. Konstruktivisme berakar pada filsafat

pragmatisme yang digagas oleh John Dewey pada awal abad 20
yang lalu.
Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran
bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan
alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa
yang

dipelajarinya,

bukan

sekedar

mengetahuinya.

Sebab,

pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti
berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal
dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan
jangka panjang. Inilah yang terjadi pada kelas-kelas di sekolah
Indonesia dewasa ini. Hal ini terjadi karena masih tertanam
pemikiran bahwa pengetahuan dipandang sebagai perangkat faktafakta yang harus dihapal, kelas berfokus pada guru sebagai sumber
utama pengetahuan, akibatnya ceramah merupakan pilihan utama
strategi mengajar. Karena itu, diperlukan :
1.

Sebuah pendekatan belajar yang lebih memberdayakan

siswa.
2. Kesadaran bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat fakta
dan konsep yang siap diterima, melainkan sesuatu yang
3.

harus dikonstruksi sendiri oleh siswa.
Kesadaran pada diri siswa tentang pengertian makna
belajar

bagi

mereka,

apa

manfaatnya,

bagaimana

mencapainya, dan apa yang mereka pelajari adalah berguna
4.

bagi hidupnya.
Posisi guru yang lebih berperan pada urusan strategi
bagaimana belajar daripada pemberi informasi.

Pendekatan

konstektual

merupakan

pendekatan

yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkanya
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan

antara

pengetahuan

yang

dimilikinya

dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
dan masyarakat. Pendekatan kontekstual sendiri dilakukan dengan
melibatkan komponen-komponen pembelajaran yang efektif yaitu
konstruktivisme,

bertanya,

menemukan,

masyarakat

belajar,

pemodelan, refleksi, penilaian sebenarnya.
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima
bentuk belajar yang penting, yaitu :
1. Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan
inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia
mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal
siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah
diketahui siswa dengan informasi baru.
2.
Mengalami merupakan inti belajar

kontekstual

dimana

mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan
pengalaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat
terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan
dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang
aktif.
3. Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia
malakukan

kegiatan

pemecahan

masalah.

Guru

dapet

memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistic
dan relevan.
4. Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak
membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang
bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang
komplek dengan sedikit bantuan.Pengalaman kerjasama tidak
hanya

membanti

siswa

mempelajari

konsisten dengan dunia nyata.
5.
Mentransfer. Peran guru

membuat

bahan

ajar,

tetapi

bermacam-macam

pengelaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan
hapalan

b. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam
pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa
dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi
pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting
dalam peningkatan dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki
oleh siswa berupa keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam
pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun
dalam lingkungan masyarakat.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya
sebagai pembimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran.
Olek karena itu , guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide
baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan
kemampuan siswa secara pribadi.
Jadi pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran
yang lebih mengutamakan pengalaman langsung dan keterlibatan
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Secara umum yang disebut
konstruktivisme

menekankan

kontribusi

seseorang

pembelajar

dalam memberikan arti, serta belajar sesuatu melalui aktivitas
individu dan sosial. Tidak ada satupun teori belajar tentang
konstruktivisme,

namun

terdapat

beberapa

pendekatan

konstruktivis, misalnya pendekatan yang khusus dalam pendidikan
matematik dan sains. Beberapa pemikir konstruktivis seperti
Vigotsky

menekankan

berbagi

dan

konstruksi

sosial

dalam

pembentukan pengetahuan (konstruktivisme sosial); sedangkan
yang lain seperti Piaget melihat konstruksi individu lah yang utama
(konstruktivisme individu).

Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme
1.

Dengan adanya pendekatan konstruktivisme, pengembangan
pengetahuan bagi peserta didik dapat dilakukan oleh siswa itu
sendiri melalui kegiatan penelitian atau pengamatan langsung
sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan
pengalaman dengan menemukan fakta yang sesuai dengan kajian

teori.
2. Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan
dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa.
3. Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa
yang mereka pelajari. Peran guru hanya sebagai pembimbing
dengan menyediakan materi atau konsep apa yang akan dipelajari
serta memberikan peluang kepada siswa untuk menganalisis sesuai
dengan materi yang dipelajari.
c.

Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan
yang

menggunakan

logika

untuk

menarik

satu

atau

lebih

kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang
diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat
menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering
digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang
umum ke sesuatu yang khusus.
Pendekatan deduktif merupakan proses
bermula

dari

keadaan

umum

ke

keadaan

penalaran yang
khusus,

sebagai

pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan,
prinsip umum dan diikuti dengan contoh-contoh khusus atau
penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan khusus.
d. Pendekatan Induktif

Berbeda dengan pendekatan deduktif yang menyimpulkan
permasalahan dari hal-hal yang bersifat umum, maka pendekatan
induktif (inductif approach) menyimpulkan permasalahan dari halhal yang bersifat khusus.. Metode induktif sering digambarkan
sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke
sesuatu yang khusus.
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu,
lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode
ini

sering

kesimpulan

disebut
dari

sebagai

khusus

sebuah

menjadi

pendekatan

umum.

pengambilan

Pendekatan

induktif

merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus
menuju keadaan umum.
e. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan
peserta didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar
tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi).. Konsep merupakan
struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.
Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran
yang

secara

langsung

menyajikan

konsep

tanpa

memberi

kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu
diperoleh.
Ciri-ciri suatu konsep adalah:
1. Konsep memiliki gejala-gejala tertentu
2. Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung
3. Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
4. Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalamanpengalaman
5. Konsep yang benar membentuk pengertian
6. Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu

Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar
mengajar dengan pendekatan konsep adalah:
1.

Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan

unsur lingkungan.
2. Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang
mudah dimengerti.
3. Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang
4.

spesifik pula sampai konsep yang komplek.
Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang
abstrak.
Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3
tahap yaitu,

1. Tahap enaktik
Tahap enaktik dimulai dari:
a.
b.

Pengenalan benda konkret.
Menghubungkan dengan

pengalaman

lama

atau

berupa

pengalaman baru.
c. Pengamatan, penafsiran tentang benda baru.
2. Tahap simbolik
Tahap simbolik siperkenalkan dengan: Simbol, lambang, kode,
seperti angka, huruf. kode, seperti (?=,/) dll. Membandingkan antara
contoh dan non-contoh untuk menangkap apakah siswa cukup
mengerti akan ciri-cirinya. Memberi nama, dan istilah serta defenisi.
3. Tahap ikonik
Tahap ini adalah tahap penguasaan konsep secara abstrak,
seperti: Menyebut nama, istilah, definisi, apakah siswa sudah
mampu mengatakannya.
f.

Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses

penemuan

atau

penyusunan

suatu

konsep

sebagai

suatu

keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada
proses bukan hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan
benar-benar menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk
melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan
melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta
didik juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan
bahkan melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran yang dinilai
adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian,
keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya.
g. Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau
pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan
gabungan antara pendekatan konsep, keterampilan proses, Inkuiri
dan diskoveri serta pendekatan lingkungan.
Istilah Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam bahasa Inggris
disebut Sains Technology Society (STS), Science Technology Society
and Environtment (STSE) atau Sains Teknologi Lingkungan dan
Masyarakat. Meskipun istilahnya banyak namun sebenarnya intinya
sama yaitu Environtment, yang dalam berbagai kegiatan perlu
ditonjolkan.

Sains

Teknologi

Masyarakat

(STM)

merupakan

pendekatan terpadu antara sains, teknologi, dan isu yang ada di
masyarakat. Adapun tujuan dari pendekatan STM ini adalah
menghasilkan

peserta

didik

yang

cukup

memiliki

bekal

pengetahuan, sehingga mampu mengambil keputusan penting
tentang masalah-masalah dalam masyarakat serta mengambil
tindakan sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya.

Filosofi yang mendasari pendekatan STM adalah pendekatan
konstruktivisme, yaitu peserta didik menyusun sendiri konsepkonsep di dalam struktur kognitifnya berdasarkan apa yang telah
mereka ketahui.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut
pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran
pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan
kegiatan pembelajaran, yang berusaha meningkatkan kemampuankemampuan

kognitif,

afektif,

dan

psikomotorik

siswa

dalam

pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Pendekatan individual
Pendekatan kelompok
Pendekatan bervariasi
Pendekatan edukatif
Pendekatan keagamaan
Pendekatan kebermaknaan
Tipe-tipe pendekatan pembelajaran:

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
B.

Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme
Pendekatan Pembelajaran Deduktif
Pendekatan Pembelajaran Induktif
Pendekatan Pembelajaran Proses
Pendekatan Pembelajaran Konsep
Pendekatan Pembelajaran Sains, Teknologi dan Masyarakat
Saran
Dari bermacam-macamnya pendekatan dalam proses belajar
mengajar,

diharapkan

mempraktekkan
permasalahan

pendidik

pendekatan
yang

muncul

mampu

itu

memaksimalkan

untuk

dalam

mengatasi

upayanya

dan

semua

membentuk

kepribadian anak didik sehingga nantinya memperoleh hasil yang
memuaskan dan mampu menciptakan generasi bangsa yang
berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012 http://citratyas.wordpress.com/2012/01/08/pendekatan-metode-strategi-danteknik-pembelajaran-pendidikan/

Syaiful Bahri Djamarah. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (suatu
pendekatan teoritis psikologis). Jakarta; Rineka Cipta.
Syaiful Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung; Alfabeta