KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA PERIODE

KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA
PERIODE AWAL SUSILO BAMBANG YUDOYONO

NAMA KELOMPOK II

:

 Dian Selpiana

1410412045

 Asri Aspiandari

14104120

 Nuraziza Yuniarti

1410412052

 Herviani Rizky C.


1410412053

 Ayu Dwi

14104120

 Mumtaza Nailis S.

1410412073

 Nur Aida Taufik

1410412074

 Hartika Efridiana

1410412083

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
1

2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Susilo Bambang Yudhoyono yang biasa disebut SBY, dilantik sebagai presiden
keenam Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2004. SBY juga merupakan
presiden Indonesia yang pertama kali berhasil melaksanakan masa pemerintahannya
secara penuh di masa reformasi ini. Pada masa pemerintahan SBY ini terdapat beberapa
kondisi dan kebijakan yang ditempuh baik dalam bidang ideologi, politik, ketahanan dan
keamanan, ekonomi, sosial, maupun budaya.
Terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono atau yang terkenal dengan sebutan SBY,
telah membuat babak baru dalam perjalanan sejarah Indonesia. Beliau dilantik sebagai
presiden keenam Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2004 bersama wapresnya
Jusuf Kalla yang kemudian kembali terpilih di Pemilu 2009 bersama wapresnya
Boediono. Bersama dengan pasangannya, SBY memiliki komitmen untuk tetap
melaksanakan agenda reformasi. Program pertama pemerintahan SBY-JK dikenal dengan
program 100 hari. Program ini bertujuan memperbaiki sitem ekonomi yang sangat

memberatkan rakyat Indonesia, memperbaiki kinerja pemerintahan dari unsur KKN, serta
mewujudkan keadilan dan demokratisasi melalui kepolisian dan kejaksaan agung.
Langkah tersebut disambut baik oleh masyarakat. Secara umum SBY-JK
melakukan pemeriksaan kepada pejabat yang diduga korupsi. Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) diberi kebebasan oleh presiden melakukan audit dan pemberantasan
korupsi. Hasilnya telah terjadi pemeriksaan tersangka korupsi dan pejabat pemerintahan
sebanyak 31 orang selama 100 hari. Artinya SBY-JK sungguh memilki komitmen dalam
upaya pemberantasan korupsi. Namun demikian, masih banyak hal yang harus dievaluasi.
B. Rumusan Masalah
1. Siapakah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?
2. Bagaimana masa pemerintahan SBY?
3. Bagaimana kondisi dan kebijakan SBY?
2

4. Kelebihan dan kelemahan pemerintahan SBY?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui siapa Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY), menjelaskan masa pemerintahan SBY, menjelaskan kondisi dan kebijakan SBY
serta bertujuan untuk menjelaskan kelebihan dan kelemahan SBY.


3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Jend. TNI ( Purn.) Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (lahir di Tremas,
Arjosari, Pacitan,

Jawa Timur, Indonesia, 9 September 1949; umur 62 tahun)

adalah Presiden Indonesia ke-6 yang menjabat sejak 20 Oktober 2004. Ia, bersama
Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, terpilih dalam Pemilu Presiden 2004. Ia berhasil
melanjutkan pemerintahannya untuk periode kedua dengan kembali memenangkan
Pemilu Presiden 2009, kali ini bersama Wakil Presiden Boediono. Sehingga, sejak era
reformasi dimulai, Susilo Bambang Yudhoyono merupakan Presiden Indonesia pertama
yang menyelesaikan masa kepresidenan selama 5 tahun dan berhasil terpilih kembali
untuk periode kedua. Yudhoyono yang dipanggil “Sus” oleh orang tuanya dan populer
dengan panggilan “SBY”, melewatkan sebagian masa kecil dan remajanya di Pacitan. Ia
merupakan seorang pensiunan militer. Selama di militer ia lebih dikenal sebagai
Bambang


Yudhoyono.

Presiden Abdurrahman

Karier

militernya

Wahid sebagai Menteri

terhenti

ketika

Pertambangan

ia

dan


diangkat
Energi pada

tahun 1999 dan tampil sebagai salah seorang pendiri Partai Demokrat. Pangkat terakhir
Susilo Bambang Yudhoyono adalah Jenderal TNI sebelum pensiun pada 25
September 2000.

Pada

Pemilu

Presiden

2004,

keunggulan

suaranya


dari

Presiden Megawati Soekarnoputri membuatnya menjadi presiden pertama yang terpilih
melalui pemilihan langsung oleh rakyat Indonesia. Hal ini dimungkinkan setelah melalui
amandemen UUD 1945.
Dalam kehidupan pribadinya, Ia menikah dengan Kristiani Herrawati yang
merupakan anak perempuan ketiga Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo (alm),
komandan RPKAD (kini Kopassus) yang turut membantu menumpas Partai Komunis
Indonesia (PKI) pada tahun1965.
B. Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dapat dibagi menjadi dua masa,
4

yaitu masa pemerintahan SBY-JK dan SBY-Boediono. Pemerintahan SBY-JK
berlangsung pada tahun 2004-2009. Dalam pemerintahan ini, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono bersama wakilnya, Jusuf Kalla mencetuskan visi dan misi sebagai berikut:
Visi :
1. Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang aman, bersatu,
rukun dan damai.
2. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang menjunjung tinggi hukum,

kesetaraan dan hak-hak asasi manusia.
3. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan
penghidupan yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh bagi
pembangunan yang berkelanjutan.
Misi :
1. Mewujudkan Indonesia yang aman damai
2. Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis
3. Mewujudkan Indonesia yang sejahtera
Pemerintahan SBY-Boediono berlangsung dari tahun 2009 sampai sekarang. Dalam
pemerintahan ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama wakilnya, Boediono
mencetuskan visi dan misi sebagai berikut :
Visi :
Terwujudnya indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur
1. Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera
2. Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi
3. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang
Misi :
Mewujudkan indonesia yang lebih sejahtera, aman dan damai dan meletakkan fondasi
yang lebih kuat bagi indonesia yang adil dan demokratis.
1. Melanjutkan Pembangunan Ekonomi Indonesia untuk mencapai Kesejahteraan

bagi seluruh Rakyat Indonesia.
2. Melanjutkan upaya menciptakan Good Government dan Good Corporate
Governance.
5

3. Demokratisasi Pembangunan dengan memberikan ruang yang cukup untuk
partisipasi dan kreativitas segenap komponen Bangsa.
4. Melanjutkan penegakan hukum tanpa pandang bulu dan memberantas korupsi.
5. Belajar dari pengalaman yang lalu dan dari negara-negara lain, maka
Pembangunan Masyarakat Indonesia adalah pembangunan yang inklusif bagi
segenap komponen bangsa.
C. Kondisi dan Kebijakan
I.

Ideologi
Masa pemerintahan SBY lebih dipermudah akibat kebijakan Soeharto yang meredam

pengaruh ideologi, sehingga ketika SBY menjabat, pertarungan ideologi tidak sebagus
dari yang dahulu, meskipun masih cukup signifikan. Menyadari kesalahan pendahulunya,
SBY menyatakan partainya sebagai partai tengah, yakni nasionalis-religius. Dengan

demikian, SBY tidak membangun kekuatan baru, namun meletakkan dirinya dalam
posisi anetrl, tidak memihak ideologi manapun. SBY melalui partainya pun mengajak
partai-partai lain baik Nasionalis maupun Islam untuk berkoalisi. Melalui pidatonya,
SBY menggunakan kata-kata sedemikian rupa sehingga tidak menyinggung kekuatan
manapun, meskipun hal tersebut menyebabkan publik kurang memahami maksud dari
SBY. Karena memposisikan dirinya seperti itu, SBY pun dikritik sebagai sosok yang
peragu dan tidak tegas”. Presiden SBY menyampaikan sambutan peresmian Pusdik
Pancasila dan

Konstitusi MK di Cisarua, Bogor, Jabar, Selasa (26/2) pagi.

Cisarua, Bogor: Walaupun Pancasila menjadi opsi terbaik bagi permasalahan
bangsa, namun Pancasila tidak boleh disakralkan dan didogmakan. “Tetaplah harus kita
jaga menjadi open and living ideology. Mari kita dengan teguh dan cerdas dan yakin diri
untuk memaknai dan memposisikan Pancasila seperti itu,” ujar Presiden SBY. Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini saat meresmikan Pusat Pendidikan
Pancasila dan Konstitusi Mahkamah Konstitusi (MK) Republik Indonesia, di Desa Tugu
Selatan, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/2) pagi. Dengan adanya Pusdik Pancasila
dan Konstitusi MK, Presiden SBY mengajak agar pendidikan Pancasila dilakukan dengan
semangat untuk menjaga relevansi dan aktualisasi Pancasila sebagai ideologi yang hidup

dan terbuka. Sebelumnya, SBY mengatakan bahwa sebenarnya Pancasila digali dan
6

lahir di Indonesia sebagai alternatif tehadap ideologi dunia yang berbenturan. “Dengan
di satu ujung ada kapitalisme, liberalisme, di ujung lainnya ada marxisme, sosialisme,
dan komunisme. Meskipun ada spektrum dan varian tetapi masyarakat dunia mengenal
inilah ekstrim kubu dari ideologi yang hadir di dunia. Pancasila justru hadir sebagai the
third way,” SBY menjelaskan.Pancasila sebagai ideologi negara dan falsafah bangsa,
lanjut Presiden, adalah sesuatu yang berbeda dengan ideologi lain. “Dengan berakhirnya
Perang Dingin memang ada perubahan bangsa-bangsa yang menganut ekstrim ideologi
marxisme, komuinisme, dan sosialisme yang menganut command economy,” Presiden
menambahkan. Ketika dunia terkena krisis ekonomi dan terbentuk G20, dunia yang
didasarkan liberalisme, kapitalisme, dan neoliberalisme juga gagal menjawab tantangan
global bahkan menimbulkan permasalahan baru. “Kedua ekstrim ideologi ini telah
mendapatkan koreksi dari sejarah,” SBY mengingatkan.
Indonesia selamat dari krisis ekonomi global sekarang ini karena sebenarnya kita
memilih jalan yang berbeda, tidak masuk pada kutub-kutub ideologi seperti itu tapi kita
menemukan jalan dan cara kita sendiri yang sebenarnya berakar, mengalir, dan dijiwai
oleh Pancasila dan semua nilai yang terkandung dan dijalankan di negeri ini,” ujar
Presiden SBY.
II.

Politik


Bidang politik

Dalam pemilu legislatif 2004, partai yang didirikan oleh SBY, yaitu Partai Demokrat,
meraih 7,45% suara. Kemudian pada 10 Mei 2004, tiga partai politik yaitu Partai
Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Bulan Bintang secara
resmi mencalonkannya sebagai presiden dan berpasangan dengan kandidat wakil
presiden Jusuf Kalla. Dalam masa kepemimpinannya bersama Jusuf Kalla, beliau
didukung oleh koalisi dari Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai
Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Bulan Bintang.
Kemudian di pemilu 2009, SBY kembali menjadi calon presiden bersama pasangan
barunya yaitu Boediono dan kembali terpilih sebagai presiden Indonesia. Dalam
pemerintahan SBY ini, melakukan beberapa kebijakan politik diantaranya:


Pembentukan Kabinet Bersatu
7

Pada periode kepemimpinannya yang pertama, SBY membentuk Kabinet
Indonesia Bersatu yang merupakan kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Kabinet
Indonesia Bersatu dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan masa baktinya berakhir pada tahun
2009. Pada 5 Desember 2005, Presiden Yudhoyono melakukan perombakan kabinet
untuk pertama kalinya, dan setelah melakukan evaluasi lebih lanjut atas kinerja para
menterinya, Presiden melakukan perombakan kedua pada 7 Mei 2007.


Pembentukan Kabinet Bersatu jilid II
Pada periode kepemimpinannya yang kedua, SBY membentuk Kabinet Indonesia

Bersatu II yang merupakan kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono bersama Wakil Presiden Boediono. Susunan kabinet ini berasal dari
usulan partai

politik pengusul

pasangan

SBY-Boediono

pada Pilpres

2009 yang

mendapatkan kursi di DPR (Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, dan PKB) ditambah Partai
Golkar yang bergabung setelahnya, tim sukses pasangan SBY-Boediono pada Pilpres
2009, serta kalangan profesional. Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II diumumkan oleh
Presiden SBY pada 21 Oktober 2009 dan dilantik sehari setelahnya.Pada 19 Mei 2010,
Presiden SBY mengumumkan pergantian Menteri Keuangan. Pada tanggal 18 Oktober
2011, Presiden SBY mengumumkan perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II, beberapa
wajah baru masuk ke dalam kabinet dan beberapa menteri lainnya bergeser jabatan di
dalam kabinet.


Menganut konsep Trias Politika
Trias Politika merupakan konsep pemerintahan yang kini banyak dianut

diberbagai negara di aneka belahan dunia. Konsep dasarnya adalah, kekuasaan di suatu
negara tidak boleh dilimpahkan pada satu struktur kekuasaan politik melainkan harus
terpisah di lembaga-lembaga negara yang berbeda.
Trias Politika yang kini banyak diterapkan adalah, pemisahan kekuasaan kepada 3
lembaga berbeda: Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif. Legislatif adalah lembaga untuk
membuat undang-undang; Eksekutif adalah lembaga yang melaksanakan undang-undang;
dan Yudikatif adalah lembaga yang mengawasi jalannya pemerintahan dan negara secara
keseluruhan, menginterpretasikan undang-undang jika ada sengketa, serta menjatuhkan
sanksi bagi lembaga ataupun perseorangan manapun yang melanggar undang-undang.
8

Dengan terpisahnya 3 kewenangan di 3 lembaga yang berbeda tersebut,
diharapkan jalannya pemerintahan negara tidak timpang, terhindar dari korupsi
pemerintahan oleh satu lembaga, dan akan memunculkan mekanisme check and balances
(saling koreksi, saling mengimbangi). Kendatipun demikian, jalannya Trias Politika di
tiap negara tidak selamanya serupa, mulus atau tanpa halangan.
Konsep Trias Politika (Eksekutif, Legislatif, Yudikatif) pada masa pemerintahan
SBY mengalami perubahan progresif, dimana konsep tersebut berusaha menempatkan
posisinya berdasarkan prinsip structural Sistem Politik Indonesia, yakni berdasarkan
kedaulatan

rakyat.

Pada

masa

pemerintahan

SBY,

hal

tersebut

benar-benar

terimplementasikan, dimana rakyat bisa memilih secara langsung calon wakil rakyat
melalui Pemilu untuk memilih anggota dewan legislaif, dan Pilpres untuk pemilihan elit
eksekutif, sekalipun untuk elit yudikatif, pemilihannya masih dilakukan oleh DPR dengan
pertimbangan presiden.


Sistem Kepartaian
Di Indonesia sendiri, selama masa pemerintahan SBY di tahun 2004-2009, sistem

kepartaian mengalami perubahan yang signifikan, dimana partai politik bebas untuk
didirikan asalkan sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku, serta tidak
menyimpang dari hakikat pancasila secara universal. Masyarakat Indonesia pun dapat
memilih calon wakil rakyat pilihan mereka secara langsung, hal tersebut tentu
menunjukan apresiasi negara terhadap hak dasar bangsa secara universal dalam konteks
pembentukan negara yang demokratis.


Politik Pencitraan
Politik pencitraan merupakan salah satu senjata ampuh yang digunakan para

pemimpin negara untuk mengambil hati rakyatnya. Pola politik pencitraan tentu
digunakan oleh hampir semua pemimpin negara di dunia, termasuk Presiden SBY. Selaku
pemimpin negara, ia tentu harus membentuk citra dirinya sebaik mungkin demi menjaga
imej baiknya di mata masyarakat Indonesia. Dalam melakukan politik pencitraan
tersebut, Presiden SBY melakukanya dengan beberapa hal, yang terbagi dalam konteks
internal dan konteks eksternal.
Dalam konteks internal, politik pencitraan SBY dilakukan dengan menggunakan
kapabilitas internalnya, yakni dengan kapabilitas retorika atau kemampuan berbicara di
9

depan umum. Dari lima jenis retorika yang dikemukakan Aristoteles, Presiden SBY
dinilai mengimplementasikan Retorika tipe Elucotio, dimana pembicara memilih katakata dan bahasa yang tepat sebagai alat pengemas pesanya ketika berbicara di depan
umum. Selain hal tersebut, konteks internal disini berkaitan dengan sikap bijak, kalem,
dan legowo yang ditunjukan Presiden SBY kepada masyarakat, dimana hal tersebut
tentunya dapat berimplikasi terhadap penarikat rasa simpatik masyarakat itu sendiri.
Dalam konteks eksternal, politik pencitraan SBY dilakukan dengan beragam
aspek, salah satunya adalah kampanye, dan introduksi prestasi positif SBY selama
memerintah Indonesia. Hal tersebut tentu dapat memicu ketertarikan rakyat Indonesia
akan keberhasilan SBY dan menjadi simpatik atasnya.


Politik Luar Negeri

SBY berusaha memantapkan politik luar negeri Indonesia dengan cara meningkatkan
kerjasama internasional dan meningkatkan kualitas diplomasi Indonesia dalam rangka
memperjuangkan kepentingan nasional. Baru-baru ini Indonesia berani mengambil sikap
sebagai satu-satunya negara anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB yang bersikap
abstain ketika semua negara lainnya memberikan dukungan untuk memberi sanksi pada
Iran.
SBY telah berhasil mengubah citra Indonesia dan menarik investasi asing dengan
menjalin berbagai kerjasama dengan banyak negara pada masa pemerintahannya, antara
lain dengan Jepang. Perubahan-perubahan global pun dijadikannya sebagai peluang.
Politik luar negeri Indonesia di masa pemerintahan SBY diumpamakan dengan istilah
‘mengarungi lautan bergelombang’, bahkan ‘menjembatani dua karang’. Hal tersebut
dapat dilihat dengan berbagai insiatif Indonesia untuk menjembatani pihak-pihak yang
sedang bermasalah.
Ciri politik luar negeri Indonesia pada masa pemerintahan SBY, yaitu :
1) Terbentuknya kemitraan-kemitraan strategis dengan negara-negara lain (Jepang,
China, India, dll).
2) Terdapat kemampuan beradaptasi Indonesia terhadap perubahan-perubahan
domestik dan perubahan-perubahan yang terjadi di luar negeri (internasional).
3) Bersifat pragmatis kreatif dan oportunis, artinya Indonesia mencoba menjalin
hubungan dengan siapa saja (baik negara, organisasi internasional, ataupun
10

perusahaan

multinasional)

yang

bersedia

membantu

Indonesia

dan

menguntungkan pihak Indonesia.
4) Konsep TRUST, yaitu membangun kepercayaan terhadap dunia Internasional.
Prinsip-prinsip dalam konsep TRUST adalah unity, harmony, security, leadership,
prosperity. Prinsip-prinsip dalam konsep TRUST inilah yang menjadi sasaran
politik luar negeri Indonesia di tahun 2008 dan selanjutnya.
III.

Ketahanan dan Keamanan

Ukuran keberhasilan atau kegagalan menjadi sangat penting dalam mengevaluasi
Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Disatu pihak, kedudukan Presiden SBY, memiliki
legitimasi dan kredibilitas yang cukup tinggi. Dipihak lain, Presiden SBY telah berupaya
merealisasikan sebagian janji-janji dalam berbagai program pembangunan nasional.
Keberhasilan :
1. Dalam ketahanan dan keamanan, keberanian menyeret sebagian koruptor-koruptor,
baik pejabat pemerintah di daerah maupun di pusat terhadap lembaga legislatif dan
eksekutif telah dilakukan. Perang melawan korupsi dalam kabinet SBY terlihat jelas
dan menggembirakan. Instrumen hukum UU No.31/1999 tentang Korupsi, UU
No.36/2003 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Instrumen presiden 2005,
tentang Tim Pemberantas Korupsi (Timtas-TIPIKOR) yang memiliki kewenangan luar
biasa. Sebagai satu contoh, Gubernur Aceh, Abdullah Puteh dihukum 10 tahun adalah
bukti komitmen tersebut.
2. Kesungguhan penegakan keamanan dan ketahanan itu, juga bisa terlihat atas
keberhasilan penandatanganan MoU antara pemerintah RI dengan GAM, 15 Agustus
2005 di Helsinki. Meskipun MoU tidak sederajat dengan Perjanjian Internasional,
praktek di lapangan telah memperlihatkan kedua pihak mematuhinya. Pemusnahan
senjata oleh GAM dengan pengawasan Aceh Mission Monitoring (AMM) terus
dilaksanakan. Pemberlakuan amnesti terhadap tahanan praktek juga telah dilakukan.
Ribuan TNI non-organik sebagian telah dikembalikan dari Aceh ke daerah masingmasing. Akibat penandatanganan MoU situasi keamanan, kedamaian dan masyarakat
Aceh telah pulih. Keberhasilan ini mustahil dapat dicapai sekiranya kedua belah pihak
11

tidak memiliki komitmen. Telah lama TNI bercokol di Aceh dan jelas-jelas kebijakan
tersebut kontra produktif terhadap nilai-nilai demokrasi dan HAM secara internasional
dan nasional.
3. Masalah politik dan keamanan cukup stabil dan tampak konsolidasi demokrasi dan
keberhasilan pilkada Aceh menjadi catatan prestasi. Namun, potensi demokrasi ini
belum menghasilkan sistem yang pro-rakyat dan mampu memajukan kesejahteraan
bangsa Indonesia.Tetapi malah mengubah arah demokrasi bukan untuk rakyat
melainkan untuk kekuatan kelompok.
Kegagalan

:

1. Pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono 2004-2009, pemerintah dan
DPR tidak berhasil menetapkan satu pun undang-undang bidang pertahanan nasional.
2. Pertahanan dan keamanan yang terasa masih menjadi nilai raport merah SBY adalah
rendahnya komitmen mereka terhadap penciptaan sistem keamanan masyarakat.
Tragedi Bom Bali II 1 Oktober (jatuh pada hari Kesaktian Pancasila) yang diklaim
oleh Wapres Yusuf Kalla sebagai kecolongan tidak terbantahkan. Sebelumnya juga
teror bom di Tentena Poso di wilayah tentara Sulawesi Tengah bukti kegagalan
tersebut. Sementara Dr. Azhari dan Nurdin Top juga tidak akan tertangkap jika cara
kerja aparat penegak hukum tidak professional.Kita percaya, sistem hukum terpadu
tentang pencegahan dan penanggulangan terorisme diperlukan, tetapi kejahatan
teorisme juga belum tentu akan berkurang. Sejatinya UU NO.15/2003, tentang Tindak
Pidana Terorisme sesungguhnya tidak memadai. Untuk itu Presiden SBY perlu
mengusulkan UU Keamanan dan Intelejen Nasional cukup proporsional dan tepat
momennya. Tiadanya institusi yang kredibel dalam mengkoordinasikan berbagai
aparat pemerintah dan penegak hukum dalam menanggulangi terorisme menyisakan
soal ancaman keamanan sebagai masalah utama. Namun, tidak salah jika kita
menengok Amerika, Malaysia dan Singapore. Terlindunginya masyarakat dari rasa
aman, tentram merupakan segi-segi positif dari adanya instrumen hukum tersebut.
Kinerja aparat keamanan khusunya dalam pencegahan terorisme perlu ditingkatkan
melalui para TNI-POLRI dan Intelejen tanpa harus menaksirkan KOTER. Validitas
Keppres tentang kebijakan menaikkan BBM 100% oleh pemerintah secara sepihak
12

hanya logis dalam tatanan kepentingan ekonomi nasional. Namun, kenaikan BBM
yang dibarengi oleh kenaikan harga-harga bahan pokok itu artinya justru
menyengsarakan

masyarakat.

Sampai

saat

ini,

pemerintah

belum

mampu

memperlihatkan upaya untuk meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat melalui
jumlah pengangguran.
3. Kegagalan pemerintah SBY dalam menciptakan rasa aman dan tentram masyarakat tak
terhindarkan melalui pembagian kompensasi BBM sebesar Rp 300.000 KK per bulan
terhadap masyarakat miskin. Kenaikan itu menjadi tidak berarti, mengingat harga
bahan pokok menjadi naik pula. Lagi pula, kenaikan harga BBM sungguh telah
memicu kegelisahan masyarakat. Memang niat memberikan kompensasi BBM
terhadap orang-orang miskin tidak diragukan nilai baik dan manfaatnya. Akan tetapi,
upaya untuk mensejahterakan masyarakat sesuai pasal 33 dan 34 UUD 1945 menjadi
tidak kena sasaran bilaman tidak dipersiapkan secara matang. Bukti lemahnya
persiapan itu tidak sekedar ditentukan oleh rumusan kemiskinan dan data-data yang
akurat di lapangan. Tapi juga dampak-dampak negatif dari pemberian uang tunai tidak
menjamin sama sekali. Bencana sosial ini tampak dalam penderitaan dan kesengsaraan
masyarakat miskin. Sampai saat ni tidak kurang dari empat orang tewas dalam
prosespengambilan kompensasi BBM. Beberapa kepala desa dan kepala RT yang juga
tewas ditusuk dan juga bunuh diri. Jika disana puluhan penegak hukum dalam konteks
pemberantasan korupasi, terorisme dan mensejahterakan masyarakat. Dengan kata
lain, nilai raport merah SBY-YK tidak akan berubah jika dikemudian hari tidak
mengalami perubahan.
4. Reformasi Sektor Pertahanan dan Keamanan selama kurang lebih tujuh tahun di
Indonesia meski mengalami kemajuan yang relative baik, tapi masih membutuhkan
kerja-kerja politik yang serius bagi proses SSR yang lebih baik. Masalah oportunisme
elit sipil dan penolakan dari internal masing-masing lembaga sektor keamanan dan
pertahanan tersebut masih mendominasi permasalahan bagi penguatan negara
demnokratis, dan profesionalisme lembaga-lembaga tersebut. Setidaknya bila kita
mengacu pada tiga kerangka peran, yakni: sektor pertahanan dan keamanan, sektor
sosial-politik, dan sektor ekonomi, dapat dilihat bagaimana perjalanan SSR di
Indonesia berjalan tertatih-tatih. Dari ketiga kerangka peran tersebut, lembaga13

lembaga sektor pertahanan dan keamanan masih masih dilingkupi oleh ketiga
kerangka peran tersebut. Artinya masih belum profesional dalam merumuskan peran
masing-masing, meski sudah merevisi doktrin. Masih ada yang harus dipertegas pada
peran dan fungsi dari masing-masing lembaga. Salah satunya misalnya penempatan
TNI dan Polri yang belum pas dalam struktur pemerintahan. Apakah di bawah atau di
dalam Departemen Pertahanan untuk TNI, atau apakah di bawah Presiden, masuk ke
salah satu departemen, atau bahkan menjadi departemen tersendiri.
5. Ketidak tegasan dan konsistenan inilah yang menyebabkan banyak sekali cela bagi
TNI, Polri, maupun lembaga intelejen melalui perundang-undangan yang dihasilkan
untuk melakukan kerja atau fungsi-fungsi di luar kewajibannya. Hal lain yang juga
menjadi perhatian adalah buruknya konsepsi strategis pertahanan dan keamanan,
sehingga dalam konsepsi operasional pun juga mengalami kendala yang relatif serius.
Apalagi reformasi kultural di ketiga lembaga tersebut belum berubah. Masih
menggunakan mindset lama, sehingga menghambat langkah dan jalan bagi suksesnya
reformasi sektor pertahanan dan keamanan di Indonesia.
6. Penegakan hukum berjalan di tempat. Kasus-kasus besar selalu diakhiri dengan drama
transaksional. Bahkan tebang pilih menjadi gaya penegakan hukum pemerintah di
bawah komando SBY. Kegagalan itu diwakili Kementerian Hukum dan HAM dalam
pembebasan 29 napi koruptor atas nama remisi (HUT RI dan Lebaran).
7. Sektor kelautan juga dinilai masih banyak terjadi pencurian-pencurian sumber daya
alam Indonesia seperti ilegal fishing.
8. Rasa aman dan damai makin jauh di tengah tingginya pelanggaran HAM, kekerasan,
perusakan lingkungan hidup, serta hukum yang tidak berdaulat.
9. Pemerintahan SBY-Boediono gagal melakukan agenda reformasi peradilan militer
melalui Revisi Undang-undang No. 31 Tahun 1997. Pemerintahan SBY tidak memiliki
niatan dan upaya sungguh-sungguh untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas di
sector keamanan.
10.

SBY dianggap lamban menyikapi kisruh KPK vs Polri. SBY baru mau turun

setelah rakyat mendesak. Selain itu, menurut mereka, kebijakan ekonomi yang
dilegitimasi SBY juga dinilai berpihak pada kepentingan kapital, kebijakan energi
nasional mengesampingkan aspek kemandirian, skandal bailout Bank Century yang
14

tak kunjung selesai, penegakkan supremasi hukum, serta gagalnya SBY mewujudkan
Indonesia sebagai rumah yang aman bagi masyarakatnya.
11.

Pemerintah SBY juga telah gagal melindungi kekayaan rakyat berupa minyak dan

gas bumi, barang tambang maupun yang lainnya tidak banyak dinikmati oleh rakyat,
tapi oleh segelintir orang, termasuk pihak asing melalui regulasi dan kebijakan yang
tidak pro rakyat. Pemerintah SBY juga gagal memberantas korupsi dan mafia hukum.
Iironinya banyak dilakukan oleh para pejabat yang berlangsung makin massif dan
sistemik. Sekitar 148 kepala daerah sekarang ini jadi tersangka korupsi, dan
diantaranya adalah 17 Gubernur. Kasus korupsi melahirkan korupsi baru melalui mafia
hukum yang bisa mengatur Kepolisian, Kejaksaan, Kehakiman dan pengacara. Itulah
yang membuat banyak kasus korupsi yang tidak terungkap. Kasus skandal Bank
Century atau mafia Perpajakan adalah salah satunya.
IV.

Ekonomi
Pada pemerintahan SBY kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi subsidi

Negara Indonesia, atau menaikkan harga Bahan Bahan Minyak (BBM), kebijakan
bantuan langsung tunai kepada rakyat miskin akan tetapi bantuan tersebut diberhentikan
sampai pada tangan rakyat atau masyarakat yang membutuhkan, kebijakan menyalurkan
bantuan dana BOS kepada sarana pendidikan yang ada di Negara Indonesia. Akan tetapi
pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam perekonomian Indonesia terdapat
masalah dalam kasus Bank Century yang sampai saat ini belum terselesaikan bahkan
sampai mengeluarkan biaya 93 miliar untuk menyelesaikan kasus Bank Century ini.
Kondisi perekonomian pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan
yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring
pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai
5,5-6 persen pada 2010 dan meningkat menjadi 6-6,5 persen pada 2011. Dengan
demikian prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula.
Sementara itu, pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap
perkembangan sektor eksternal perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor nonmigas
Indonesia yang pada triwulan IV-2009 mencatat pertumbuhan cukup tinggi yakni
15

mencapai sekitar 17 persen dan masih berlanjut pada Januari 2010.
Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya
kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan
utang Negara.Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun terakhir membawa perubahan
yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia. Namun masalah-masalah
besar lain masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan makroekonomi yang pesat belum
menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh. Walaupun Jakarta identik
dengan vitalitas ekonominya yang tinggi dan kota-kota besar lain di Indonesia memiliki
pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak warga Indonesia yang hidup di bawah
garis kemiskinan.
Tingkat pertumbuhan ekonomi periode 2005-2007 yang dikelola pemerintahan
SBY-JK relatif lebih baik dibanding pemerintahan selama era reformasi dan rata-rata
pemerintahan Soeharto (1990-1997) yang pertumbuhan ekonominya sekitar 5%. Tetapi,
dibanding kinerja Soeharto selama 32 tahun yang pertumbuhan ekonominya sekitar 7%,
kinerja pertumbuhan ekonomi SBY-JK masih perlu peningkatan. Pertumbuhan ekonomi
era Soeharto tertinggi terjadi pada tahun 1980 dengan angka 9,9%. Rata-rata
pertumbuhan ekonomi pemerintahan SBY-JK selama lima tahun menjadi 6,4%, angka
yang mendekati target 6,6%
Kebijakan menaikkan harga BBM 1 Oktober 2005, dan sebelumnya Maret 2005,
ternyata berimbas pada situasi perekonomian tahun-tahun berikutnya. Pemerintahan
SBY-JK memang harus menaikkan harga BBM dalam menghadapi tekanan APBN yang
makin berat karena lonjakan harga minyak dunia. Kenaikan harga BBM tersebut telah
mendorong tingkat inflasi Oktober 2005 mencapai 8,7% (MoM) yang merupakan puncak
tingkat inflasi bulanan selama tahun 2005 dan akhirnya ditutup dengan angka 17,1% per
Desember 30, 2005 (YoY). Penyumbang inflasi terbesar adalah kenaikan biaya
transportasi lebih 40% dan harga bahan makanan 18%.Core inflation pun naik menjadi
9,4%, yang menunjukkan kebijakan Bank Indonesia (BI) sebagai pemegang otoritas
moneter menjadi tidak sepenuhnya efektif. Inflasi yang mencapai dua digit ini jauh
melampaui angka target inflasi APBNP II tahun 2005 sebesar 8,6%. Inflasi sampai bulan
Februari 2006 (YoY) masih amat tinggi 17,92%, bandingkan dengan Februari 2005
(YoY) 7,15% atau Februari 2004 (YoY) yang hanya 4,6%.
16

Efek inflasi tahun 2005 cukup berpengaruh terhadap tingkat suku bunga Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), yang menjadi referensi suku bunga simpanan di dunia perbankan.
Data Harga Bahan Bakar Minyak 2004 vs 2009 (Naik)

Harga

2004

2009

Catatan

Minyak Mentah Dunia / barel

~ USD 40

~ USD 45

Harga hampir sama

Premium

Rp 1810

Rp 4500

Naik 249%

Minyak Solar

Rp 1890

Rp 4500

Naik 238%

Minyak Tanah

Rp 700

Rp 2500

Naik 370%

Dengan kondisi harga minyak yang sudah turun dibawah USD 50 per barel,
namun harga jual premium yang masih Rp 4500 per liter (sedangkan harga ekonomis
~Rp 3800 per liter). Maka sangat ironis bahwa dalam kemiskinan, para supir angkot
harus mensubsidi setiap liter premium yang dibelinya kepada pemerintah. Sungguh ironis
ditengah kelangkaan minyak tanah, para nelayan turut mensubsidi setiap liter solar yang
dibelinya kepada pemerintah. Dalam kesulitan ekonomi global, pemerintah bahkan
memperoleh keuntungan Rp 1 triluin dari penjualan premium dan solar kepada rakyatnya
sendiri. Inilah sejarah yang tidak dapat dilupakan. Selama lebih 60 tahun merdeka,
pemerintah selalu membantu rakyat miskin dengan menjual harga minyak yang lebih
ekonomis (dan rendah), namun sekarang sudah tidak lagi rakyatlah yang mensubsidi
pemerintah.
Berdasarkan janji kampanye dan usaha untuk merealisasikan kesejahteraan
rakyat, pemerintah SBY-JK selama 4 tahun belum mampu memenuhi target janjinya
yakni pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 6.6%. Sampai tahun 2008, pemerintah SBYJK hanya mampu meningkatkan pertumbuhan rata-rata 5.9% padahal harga barang dan
jasa (inflasi) naik di atas 10.3%. Ini menandakan secara ekonomi makro, pemerintah
gagal mensejahterakan rakyat. Tidak ada prestasi yang patut diiklankan oleh Demokrat di
17

bidang ekonomi.

Pertumbuha

Janji

Realisasi

Keterangan

n

Target

2004

ND

5.1%

2005

5.5%

5.6%

Tercapai

2006

6.1%

5.5%

Tidak tercapai

2007

6.7%

6.3%

Tidak tercapai

2008

7.2%

6.2%

Tidak tercapai

2009

7.6%

~5.0%

Tidak tercapai *

Tingkat Inflasi 2004-2009 (Naik)
Secara alami, setiap tahun inflasi akan naik. Namun, pemerintah akan
dikatakan berhasil secara makro ekonomi jika tingkat inflasi dibawah angka
pertumbuhan ekonomi. Dan faktanya adalah inflasi selama 4 tahun2 kali lebih besar
dari pertumbuhan ekonomi.
Tingkat Inflasi

Janji Target

2004

Fakta

Catatan Pencapaian

6.4%

2005

7.0%

17.1%

Gagal

2006

5.5%

6.6%

Gagal

2007

5.0%

6.6%

Gagal

18

2008

4.0%

11.0%

Gagal

Selama 4 tahun pemerintahan, Demokrat yang terus mendukung SBY tidak
mampu mengendalikan harga barang dan jasa sesuai dengan janji yang tertuang dalam
kampanye dan RPM yakni rata-rata mengalami inflasi 5.4% (2004-2009) atau 4.9%
(2004-2008). Fakta yang terjadi adalah harga barang dan jasa meroket dengan tingkat
inflasi rata-rata 10.3% selama periode 2004-2008. Kenaikan harga barang dan jasa
melebihi 200% dari target semula.
Jumlah Penduduk Miskin
Sasaran pertama adalah pengurangan kemiskinan dan pengangguran dengan target
berkurangnya

persentase

tahun 2004 menjadi 8,2

penduduk

persen pada

tergolong

miskin

tahun 2009 dan

dari 16,6

persen pada

berkurangnya pengangguran

terbuka dari 9,5 persen pada tahun 2003 menjadi 5,1 persen pada tahun 2009.
Penduduk

Jumlah

Persentase

Catatan

2004

36.1 juta

16.6%

2005

35.1 juta

16.0%

Februari 2005

2006

39.3 juta

17.8%

Maret 2006

2007

37.2 juta

16.6%

Maret 2007

2008

35.0 juta

15.4%

Maret 2008

Miskin

2009

8.2% ????

Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mencatat, pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono dan Jusuf Kalla memperbesar utang dalam jumlah sangat besar. Posisi utang
tersebut merupakan utang terbesar sepanjang sejarah RI.
19

Koalisi terdiri dari


Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran Perkumpulan Prakarsa



Perhimpunan Pengembangan Pesantren & Masyarakat (P3M)



Gerakan Antipemiskinan Rakyat Indonesia



Lembaga Advokasi Pendidikan Anak Marginal



Pusat Telaah dan Informasi Regional



Asosiasi pendamping Perempuan Usaha Kecil dan



Publish What You Pay
Berdasarkan catatan koalisi, utang pemerintah sampai Januari 2009 meningkat 31

persen dalam lima tahun terakhir. Posisi utang pada Desember 2003 sebesar Rp 1.275
triliun. Adapun posisi utang Janusari 2009 sebesar Rp 1.667 triliun atau naik Rp 392
triliun. Apabila pada tahun 2004, utang per kapita Indonesia Rp 5,8 juta per kepala, pada
Februari 2009 utang per kapita menjadi Rp 7,7 juta per kepala. Memerhatikan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009, koalisi menilai rezim sekarang ini
adalah rezim anti-subsidi. Hal itu dibuktikan dengan turunnya secara drastis subsidi. Pada
tahun 2004 jumah subsidi masih sebesar 6,3 persen dari produk domestik bruto. Namun,
sampai 2009, jumlah subsidi untuk kepentingan rakyat tinggal 0,3 persen dari PDB.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa Indonesia masih memerlukan banyak
perbaikan. Namun apa yang telah dicapai selama ini merupakan hasil dari visi dan
perencanaan pemerintahan SBY. Dapat dibayangkan hal-hal lain yang akan terjadi dalam
pemerintahan yang akan berjalan untuk beberapa tahun ke depan lagi.
V.

Sosial
Presiden SBY berhasil meredam berbagai konflik di Ambon, Sampit dan juga di

Aceh. Pada masa pemerintahan ini, kehidupan masyarakat mulai menuju kepada
kehidupan individualis yang mengutamakan kepentingan individu. Hal ini dapat dilihat
dengan kurangnya sosialisasi antarwarga di perkotaan.
Arus urbanisasi juga semakin marak. Namun pemerintah tidak lagi mencanangkan
transmigrasi. Di pemerintahan SBY juga telah dibuat undang-undang mengenai
pornografi dan pornoaksi. Namun usaha ini tidak disertai dengan penegakan hukum yang
baik sehingga tidak terealisasi. Meski konflik di beberapa daerah telah diredam, namun
20

kembali muncul berbagai konflik lagi seperti di Makassar. Bahkan baru-baru ini terjadi
tawuran antar-SMA di Jakarta yang membawa korban para pejuang jurnalistik.
D.

Kelebihan dan Kelemahan Pemerintahan SBY

Kelebihan

:

1. Harga BBM diturunkan hingga 3 kali (2008-2009), pertama kali sepanjang
sejarah.
2. Perekonomian terus tumbuh di atas 6% pada tahun 2007 dan 2008, tertinggi
setelah orde baru.
3. Cadangan devisa pada tahun 2008 US$ 51 miliar, tertinggi sepanjang sejarah.
4. Menurunnya Rasio hutang negara terhadap PDB terus turun dari 56% pada tahun
2004 menjadi 34% pada tahun 2008.
5. Pelunasan utang IMF.
6. Terlaksananya program-program pro-rakyat seperti: BLT, BOS, Beasiswa,
JAMKESMAS, PNPM Mandiri, dan KUR tanpa agunan tambahan yang secara
otomatis dapat memperbaiki tinggkat ekonomi rakyat.
7. Pemberantasan korupsi.
8. Pengangguran terus menurun. 9,9% pada tahun 2004 menjadi 8,5% pada tahun
2008.
9. Menurunnya angka kemiskinan dari 16,7% pada tahun 2004 menjadi 15,4% pada
tahun 2008.
10. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring pemulihan
ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.
11. Perekonomian Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh krisis ekonomi
dan finansial yang terjadi di zona Eropa.
Kelemahan

:

1. Harga BBM termahal sepanjang sejarah indonesia yaitu mencapai Rp. 6.000.
2. jumlah utang negara tertinggi sepanjang sejarah yakni mencapi 1667 Triliun pada
awal tahun 2009 atau 1700 triliun per 31 Maret 2009. Inilah pembengkakan utang
terbesar sepanjang sejarah.
21

3. tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa tinggi. Mencapai sebesar
15% pada tahun 2006 .menunjukkan suatu penghamburan yang signifikan atas
sumber daya public.
4. Konsentrasi pembangunan di awal pemerintahannya hanya banyak berpusat di
aceh, karena provinsi aceh telah di porak porandakan oleh bencana alam stunami
pada tahun 2004.
5. Masih gagal nya pemerintah menghapuskan angka pengangguran dan kemiskinan
di negeri ini.
6. Bencana alam yang sering terjadi di indonesia membuat para investor asing
enggan berinvestasi dengan alasan tidak aman terhadap ancaman bencana alam.
7. Dianggap belum mampu menyelesaikan masalah bank CENTURY.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan

Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terjadi banyak
kemajuan di berbagai bidang. Hal ini dikarenakan kemajuan teknologi dan kebebasan
berpendapat. Namun, terdapat beberapa kemunduran juga. Kita tidak dapat melihat
kesuksesan suatu pemerintahan hanya dengan satu pandangan. Kita harus memandang
dari berbagai sisi. Jika dibandingkan dengan pemerintahan pada masa Orde Baru,
memang dalam beberapa bidang terlihat kemunduran. Tetapi bisa saja hal ini dikarenakan
pada masa Orde Baru kebebasan pers dikekang sehingga bagian buruk pada Orde Baru
tidak terlihat. Di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, musyawarah mufakat
diutamakan. Sehingga pengambilan kebijakan terkesan lambat. Meski begitu,
musyawarah mufakat ini dilakukan untuk kepentingan bersama. Sehingga dapat
22

dikatakan, pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono telah cukup
berkembang dibandingkan masa-masa sebelumnya dalam hal demokrasi.
B.

Saran

Kami menyarankan agar pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan rakyat
kecil. Karena dari pengamatan kami, rakyat kecil kurang diperhatikan pemerintah. Meski
laju perekonomian Indonesia berkembang pesat, namun perkembangan itu hanya
menguntungkan golongan menengah keatas dan merugikan rakyat kecil sehingga
kesenjangan sosial semakin membentang lebar. Kami juga menyarankan bagi segenap
masyarakat Indonesia untuk turut berpartisipasi dalam pemerintahan dengan memberikan
masukan, kritikan, dan dukungan.

DAFTAR PUSTAKA
http://maslanpaloh.blogspot.com/2012/09/pemerintahan-dari-presidenpertama.html (Kamis,12 Deesember 2013)
http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=5805*
(Kamis, 12 Desember 2013)
http://www.slideshare.net/NisaIchaEl/sejarah-12-masa-pemerintahan-sby-makalah
(Kamis, 12 Desember 2013)
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2013/02/26/8787.html
(Kamis, 12 Desember 2013)

23