Arah Pendidikan TIK Indonesia Menuju Kem

The Preinexus Indonesia

ARAH PENDIDIKAN
TEKNOLOGI
INFORMASI DI
INDONESIA MENUJU
KEMANDIRIAN

RICHARDUS EKO INDRAJIT
I N D R A J I T @ P O S T . H A R V A R D . E D U

ARAH PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DI
INDONESIA MENUJU KEMANDIRIAN 1
Prof. Richardus Eko Indrajit
indrajit@post.harvard.edu

Abstrak
Teknologi informasi telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat moderen. Adalah merupakan suatu kenyataan bahwa banyak negaranegara di dunia yang telah berhasil mengembangkan sejumlah produk dan jasa di
bidang ini yang bermuara pada terciptanya keunggulan kompetitif bagi negara
tersebut dalam era persaingan pasar global. Tidaklah berlebihan jika dikatakan
bahwa sejumlah negara berkembang berhasil memanfaatkan teknologi informasi

di berbagai lapisan kehidupan masyarakatnya, sehingga tidak saja penerapannya
mampu mengeluarkan bangsa tersebut dari krisis yang berkepanjangan, namun
lebih jauh lagi dapat menggerakkan roda perekonomian negara secara signifikan.
Salah satu pilar keberhasilan sebuah bangsa di dalam memahami, menguasai,
mengembangkan, dan menerapkan teknologi informasi adalah tersedianya sumber
daya manusia yang memiliki kualitas pengetahuan, kompetensi, dan keahlian yang
baik. Keberadaan sumber daya manusia tersebut akan menjadi tulang punggung
terciptanya produk-produk dan jasa-jasa yang tidak saja akan mampu memenuhi
pasar domestik, namun berpotensi pula menjadi sumber pendapatan devisa negara
yang jika dikelola sungguh-sungguh akan menjadi sebuah aset yang tidak ternilai
harganya.Artikel ringkas ini mencoba untuk mengupas bagaimana seharusnya
fungsi institusi pendidikan teknologi informasi di Indonesia menyusun sebuah
strategi untuk menuju ke arah kemandirian sebagai sebuah bangsa yang memiliki
nilai kompetitif tinggi. Secara umum pembahasan dibagi menjadi 4 (empat)
bagian, yaitu: struktur dan kebutuhan industri terkait dengan teknologi informasi
di tanah air, tantangan pendidikan teknologi informasi dalam menjawab kebutuhan pasar domestik, strategi menciptakan produk dan jasa teknologi informasi
yang sanggup bersaing di pasar global, dan kiat menghadapi trend perkembangan
teknologi informasi dan ancaman persaingan global di masa mendatang.

Pendahuluan

Menjadi sebuah bangsa yang mandiri – dalam arti kata dapat secara bebas memenuhi
dan mengatur kehidupan dalam negerinya sendiri, tanpa harus tergantung dengan
bangsa lain – adalah merupakan sebuah cita-cita luhur dari sebuah bangsa yang telah
m e r d e k a . S a l a h s a t u p r a s y a r a t u n t u k m e n j a d i s e b u a h b a n g s a y a n g m a n d i r i a d a l a h ke mampuannya dalam mengelola sumber daya atau resources yang dimilikinya. Berbeda
dengan waktu lampau dimana yang dimaksud dengan sumber daya utama sebagai faktor produksi penting adalah 4M (Money, Men, Materials,dan Machine/Method), dalam
era ekonomi baru dewasa ini perlu diperhatikan pula sumber daya kelima yaitu ”Informasi” (Tapscott, 2000). Oleh sebab itulah maka penguasaan terhadap teknologi
i n f o r m a s i m e r u p a k a n s u a t u h a l y a n g m u t l a k h a r u s d i l a k u k a n o l e h s e b u a h b a n g s a , ka rena dengan adanya teknologi ini dapat dilakukan proses penciptaan, pengolahan, dan
pendistribusian informasi secara efisien dan efektif bagi segenap masyarakat yang
1

Dipresentasikan dalam kesempatan Orasi Ilmiah Wisuda STIKOM Balikpapan pada tanggal 18 Desember 2010 di
hadapan wisudawan dan wisudawati program sarjana Teknik Informatika dan ahli madya Manajemen Informatika.

1

membutuhkannya untuk meningkatkan kinerja aktivitas dan kualitas kehidupannya
sehari-hari. Abad ekonomi baru ini juga telah menempatkan knowledge atau pengetahuan sebagai pilar utama dari pembangunan sebuah bangsa karena dengan memiliki
pengetahuan inilah maka sebuah bangsa dapat menghasilkan beragam inovasi produk
dan jasa sebagai sumber penghasilan sebuah bangsa (Tapscott, 2000). Pengetahuan ini
baru dapat diperoleh jika bangsa tersebut berhasil mengkonvergensikan kelima sumber

daya tersebut secara baik dan efektif. Institusi yang paling bertanggung jawab dalam
menghasilkan pengetahuan yang berkualitas di tanah air adalah lembaga pendidikan,
baik yang formal maupun informal.
Dalam bidang teknologi informasi, konsep kemandirian yang dimaksud mengandung
sejumlah arti sebagai berikut (Rao et.al., 2001):








Pendidikan harus mampu menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki
pengetahuan, kompetensi, dan keahlian sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Indonesia (industri domestik) di bidang teknologi informasi;
Pendidikan harus mampu menghasilkan ilmu pengetahuan yang dapat dipergunakan untuk menciptakan produk-produk dan jasa-jasa teknologi informasi guna pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam negeri;
Pendidikan harus mampu menjadi pusat pembelajaran dan peningkatan kualitas
pengetahuan sumber daya manusia nasional terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas hidup; dan
Pendidikan harus mampu bersinergi dengan pemerintah maupun sektor industri

(swasta) untuk bersama-sama menyusun strategi peningkatan keunggulan kompetitif bangsa di dalam era globalisasi melalui penguasaan terhadap teknologi
informasi.

2

Untuk dapat memposisikan arah pendidikan teknologi informasi menuju kepada kons e p k e m a n d i r i a n t e r s e b u t , p a l i n g t i d a k t e r d a p a t 4 ( e m p a t ) d o m ai n u t a m a y a n g h a r u s
dipahami dan dipelajari secara sungguh-sungguh yaitu:
1. Struktur kebutuhan terkait dengan teknologi informasi dalam kerangka arsitektur
industri nasional;
2. Strategi dunia pendidikan di tanah air dalam menjawab tantangan kebutuhan industri nasional tersebut, terutama terkait dengan ketersediaan sumber daya manusia
berkualitas di bidang teknologi informasi;
3. Peluang untuk dapat bersaing di pasar regional dan global dalam hal penerapan
sejumlah aktivitas terkait dengan teknologi informasi; dan
4. Trend dan ancaman persaingan global di bidang teknologi informasi yang akan
mempengaruhi struktur industri nasional.

Struktur Industri Teknologi Informasi Nasional
Products and Services
International Data Centers (IDC) membagi industri teknologi informasi Indonesia
menjadi 3 (tiga) segmen besar, yaitu industri perangkat keras, industri perangkat

lunak, dan jasa (Koch et.al., 2002). Industri perangkat keras sendiri dibagi menjadi 4
(empat) sub-industri, masing-masing terkait dengan:
· Servers – menyangkut perencanaan, desain, manufaktur, distribusi, dan penjualan
perangkat keras komputer berbasis arsitektur server seperti super komputer, komputer paralel, komputer berprosesor ganda atau multi-processor computers, komputer berkecapatan tinggi, dan lain sebagainya;
· Personal Computers - menyangkut perencanaan, desain, manufaktur, distribusi, dan
penjualan perangkat keras komputer untuk kebutuhan personal (PC atau Personal
Computer), termasuk di dalamnya notebook, palmtop, dan perangkat keras berbasis
digital lainnya;
· Data Communication - menyangkut perencanaan, desain, manufaktur, distribusi, dan
penjualan perangkat keras untuk kebutuhan komunikasi data dan jaringan, seperti:
m o d e m , h u b , r o u t e r , s w i t c h , m e d i u m t r a n s m i s i ( k a b e l d a n n i r k a b e l ) , d a n l a i n- l a i n ;
serta
· Peripherals - menyangkut perencanaan, desain, manufaktur, distribusi, dan
penjualan perangkat keras penunjang berbasis digital yang kerap dipergunakan oleh
pengguna komputer, seperti: printer, scanner, mouse, joystick, kamera digital, dan
lain sebagainya.
S e m e n t a r a i t u , i n d u s t r i p e r a n g k a t l u n a k s e n d i r i d i b a g i m e n j a d i 3 ( t i g a ) s u b- i n d u s t r i
terkait, masing-masing adalah:
· A p p l i c a t i o n S o l u t i o n s – m e n y a n g k u t a k t i v i t a s p e r e n c a n a a n , a n a l i s a , d e s a i n , k on struksi, dan penjualan perangkat lunak untuk berbagai kebutuhan bisnis dan industri, antara lain aplikasi berbasis konsep manajemen semacam: Enterprise Resource
Planning (ERP), Supply Chain Management (SCM), Customer Relationship Management (SCM), dan lain sebagainya;

· A p p l i c a t i o n T o o l s – m e n y a n g k u t a k t i v i t a s p e r e n c a n a an , a n a l i s a , d e s a i n , k o n s t r u k s i ,
dan penjualan perangkat lunak untuk berbagai kebutuhan spesifik atau khusus yang
biasanya dipergunakan untuk membantu pengguna komputer dalam mempercepat
proses kerja tertentu, seperti: perangkat lunak simulasi, aplikasi CAD/CAM, tool
analisa statistik, software optimalisasi proses, dan lain sebagainya; serta
· S y s t e m I n f r a s t r u c t u r e S o f t w a r e – m e n y a n g k u t a k t i v i t a s p e r e n c a n a a n , a n a l i s a , de sain, konstruksi, dan penjualan perangkat lunak yang berfungsi sebagai alat kontrol

3

perangkat keras, seperti: sistem operasi, sistem pemantau jaringan, sistem pengamanan komputer dan jaringan, dan lain sebagainya.
Pada industri pelayanan atau jasa, paling tidak terdapat 5 (lima) sub-industri yang
t e r k a i t d e n g a n n y a d a n m e m b u t u h k a n p e r h a t i a n k h u su s , y a i t u :
· C o n s u l t i n g – m e n y a n g k u t a k t i v i t a s p e n y e d i a a n j a s a p e m b e r i a n n a s e h a t a t a u p e n ye diaan pengetahuan bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkannya, terutama
terkait dengan seputar permasalahan di bidang informatika, seperti: pembuatan RFP
(Request-For-Proposal) atau TOR (Term-Of-Reference) untuk kebutuhan tender,
penyusunan masterplan pengembangan teknologi informasi korporat, audit sistem
informasi perusahaan, perancangan skenario Disaster Recovery Planning (DCP),
dan lain sebagainya;
· I m p l e m e n t a t i o n – m e n y a n g k u t a k t i v i t a s p e n y e d i a a n j a s a u n t u k m e n g i m p l e m e n t a si kan sejumlah konsep atau aplikasi sistem/teknologi informasi di sebuah perusahaan,
semacam konsep e-business, e-commerce, e-procurement,office automation, intranet

and extranet, call center, dan lain sebagainya;
· Supports and Services – menyangkut aktivitas penyediaan jasa untuk memelihara
s i s t e m p a s c a i m p l e m e n t a s i y a n g t e l a h d i b a n g u n o l e h p e r u s a h a a n , d i m a n a ke banyakan mereka melakukan proses pengalihdayaan (outsourcing);
· Operations Management – menyangkut aktivitas penyediaan jasa untuk menjalankan
satu atau lebih komponen infrastruktur teknologi informasi di dalam perusahaan,
seperti: manajemen jaringan, help desk, call center, dan lain sebagainya; serta
· T r a i n i n g – m e n y a n g k u t a k t i v i t a s p e n y e d i a an j a s a p e l a t i h a n u n t u k m e n g e m b a n g k a n
kompetensi dan keahlian sumber daya manusia korporat.

Dengan memperhatikan pertumbuhan terhadap masing-masing segmen pasar tersebut,
dapat diperoleh sejumlah highlight sebagai berikut:






Pada segmen pasar perangkat keras masih nampak bahwa untuk PC tetap menj a d i p r i m a d o n a k a r e n a m a s i h k e c i l n y a p e n e t r a s i k o m p u t e r s e c a r a n a s i o n a l ; di m a n a G a r t n e r m e m p e r k u a t k e s i m p u l a n i n i d e n g a n m e n g a t a k a n b a h w a d i b an dingkan dengan perangkat teknologi lain, PC masih akan menjadi perangkat
pilihan utama bagi individu yang ingin mengakses internet. Oleh karena itu dibutuhkan institusi pendidikan dan orang-orang yang paham betul akan seluk
beluk teknologi PC dan bagaimana perangkat ini dapat menjadi enabler bagi

individu maupun organisasi yang menggunakannya.
Pada segmen pasar perangkat lunak terlihat bahwa jenis aplikasi untuk kebutuhan bisnis yang paling tinggi nilai potensi pasar dan pertumbuhannya. Dengan
kata lain akan dibutuhkan para ahli yang menguasai benar metodologi untuk
mengembangkan perangkat lunak untuk kebutuhan beragam bisnis, baik yang
bersifat core maupun unsur-unsur penunjang lainnya.
Pada segmen pasar pelayanan ada dua jenis jasa yang akan mendominasi pasar
domestik, yaitu terkait dengan aktivitas implementation dan support and services. Artinya, akan dibutuhkan para pakar teknologi informasi yang mampu
menjalankan proses penerapan atau implementasi secara efektif dimana di

4

dalamya sangat sarat dengan isu manajemen perubahan (change management)
dan aktivitas terkait dengan strategi pengalihdayaan (outsourcing) untuk kebutuhan proses pemeliharaan dan jaminan support teknologi informasi yang
telah diterapkan.

User Types
Teknologi informasi telah dipergunakan oleh berbagai jenis pengguna (user) di beragam tatanan kehidupan bermasyarakat. Dipandang dari karakteristik dan tipenya,
pengguna teknologi informasi dapat dibagi menjadi 6 (enam) kelompok besar, masingmasing adalah (Koch et.al., 2002):








Big Enterprise – perusahaan dengan jumlah karyawan lebih dari 500 orang;
Medium Enterprise – perusahaan dengan jumlah karyawan antara 100-499
orang;
Small Enterprise – perusahaan dengan jumlah karyawan di bawah 100 orang;
Government – beragam lembaga dan institusi terkait dengan pemerintahan;
Education – beragam lembaga dan institusi pendidikan formal maupun informal; dan
Retail and Consumers – para individu atau keluarga.

Hasil riset memperlihatkan bahwa untuk paling tidak 3 (tiga) tahun ke depan,
pengguna teknologi terbesar masih berasal dari kalangan perusahaan besar dengan
nilai perdangan kurang lebih sama dengan total nilai penerapan teknologi informasi di
p e r u s a h a a n b e r s k a l a k e c i l d a n m e n e n g a h . K e m u d i a n d i l a n j u t k a n d e n g a n p e n g g u n a in dividu, pemerintah, dan pendidikan yang tidak seperti negara-negara besar pada
umumnya, masih memiliki nilai pasar yang sangat rendah. Dalam kaitannya dengan
hal tersebut, jelas terlihat perlunya institusi pendidikan memfokuskan diri tidak saja
pada pasar perusahaan besar yang tinggi value transaksinya, namun perlu pula

m e m p e r h a t i k a n s u b - s e g m e n p e n g g u n a l a i n s e p e r t i d i s e k t o r p e n d i d i k a n d a n p e m e r i n ta han agar dapat menjadi katalisator pembangunan nasional seperti yang terjadi di negara-negara berkembang lainnya.
Industry Segmentation
Setiap negara memiliki portofolio industri unggulannya yang berbeda dengan negara
l a i n . R a g a m s e g m e n i n d u s t r i i n i a k a n s a n g a t m e m p e n g a r u h i j e n i s k e b u t u h a n d a n s e p si -

5

fikasi teknologi informasi yang diperlukan. Statistik hasil riset dari IDC memperlihatkan perbedaan nilai transaksi produk dan jasa teknologi informasi pada masingmasing segmen industri (Koch et.al., 2002). Secara umum, ada 3 (tiga) jenis inudstri
yang mendominasi untuk setiap ragam produk dan jasa teknologi informasi di tanah
air, yaitu industri manufaktur, perbankan, dan telekomunikasi. Sementara itu untuk
m a s i n g - m a s i n g p r o d u k p e r a n g k a t k e r a s , p e r a n g k a t l u n a k , d a n j a s a d i p e r o l e h n i l a i po tensi perdagangan yang berbeda antara satu segmen industri dengan yang lainnya.
Kenyataan ini memperlihatkan bahwa kemampuan sumber daya manusia dalam memahami kebutuhan unik dan spesifik dalam sebuah segmen industri tertentu mutlak diperlukan jika yang bersangkutan ingin dapat terlibat dalam proses penyediaan produk
atau jasa teknologi informasi

Ketiga dimensi dalam industri domestik yaitu products and services, user types, dan
i n d u s t r y s e g m e n t a t i o n s e c a r a l a n g s u n g m a u p u n t i d a k l a n g s u n g m e n d e s k r i p s i k a n k a r ak teristik kebutuhan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan yang relevan dengan
t u n t u t a n j a m a n . I n s t i t u s i p e n d i d i k a n n a s i o n a l h a r u s m a m p u m e m a h a m i i s u- i s u t e r k a i t
dengan kebutuhan ini dan segera menyusun strategi penyelenggaraan pendidikan
sebagai pusat unggulan yang mensuplai sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan
yang diperlukan. Harap diperhatikan bahwa aspek atau prinsip bisnis telah membawa

perusahaan pada sebuah nuansa persaingan yang ketat, dimana yang bersangkutan
akan selalu mencari sumber daya yang lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat
(cheaper, better, faster) walaupun pada kenyataannya harus mempekerjakan pekerja
asing sekalipun (seperti dari negara Filipina, India, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan
lain sebagainya).

6

Institusi Pendidikan Teknologi Informasi
Education Institution
Hal utama yang perlu diperhatikan terlebih dahulu adalah mendefinsikan melalui apa
s a j a k a h k e m a m p u a n , p e n g e t a h u a n , k o m p e t e n s i , d a n k e a h li a n s e s e o r a n g d a p a t d i p e r o leh. Dewasa ini, seseorang dapat belajar melalui berbagai macam cara, seperti:
mengikuti pendidikan formal (dari tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan
tinggi), mengikuti kursus-kursus atau pelatihan yang banyak diselenggarakan oleh
lembaga training, melalui pengalaman dalam bekerja atau beraktivitas sehari-hari
(ingat akan pepatah ”pengalaman adalah guru yang baik”), belajar sendiri dengan
memanfaatkan berbagai media (internet, televisi, perpustakaan, dan lain sebagainya),
berguru dengan beragam individu atau kelompok dalam kehidupan, dan lain
sebagainya. Terkait dengan kebutuhan industri di tanah air, sepintas terlihat bahwa
yang paling tinggi tanggung jawabnya dalam menyediakan tenaga kerja atau sumber
daya manusia serta ilmu pengetahuan terkait dengan teknologi informasi yang siap
diterapkan di masyarakat adalah sektor pendidikan tinggi (Sulistyaningsih, 2001).
Pada saat ini terdapat sekitar 200 perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki program studi terkait dengan teknologi informasi untuk jenjang pendidikan sarjana, magister, dan doktoral serta sekitar 300 perguruan tinggi untuk jenjang pendidikan diploma-III dan diploma-IV, yang keseluruhannya menghasilkan kurang lebih 25,000
l u l u s a n s e t i a p t a h u n n y a . B a n y a k p e n g a m a t i nd u s t r i m e n i l a i b a h w a j u m l a h t e r s e b u t
sangat jauh dari kebutuhan industri yang sebenarnya, yang dapat mencapai sekitar
500,000 per tahun. Berdasarkan estimasi perencanaan, keberadaan ini baru akan dicapai pada tahun 2020 yaitu pada saat jumlah lulusan perguruan tinggi di Indonesia
sekitar 6 juta orang per tahun (United Nations, 2002) – dengan asumsi bahwa sekitar
7% mahasiswa mengambil disiplin ilmu teknologi informasi.
Proyeksi Jumlah Mahasiswa Perguruan Tinggi di Indonesia 1995-2020
Tipe Perguruan Tinggi

1995

2000

2005

2010

2015

2020

Negeri

500

590

715

850

1010

2020

Swasta

1400

2200

2900

3600

4200

4700

Lain-Lain

400

350

305

250

220

200

Total

2300

3140

3920

4700

5430

6100

Perlu diperhatikan bahwa keseluruhan program studi informatika tersebut merupakan
komunitas pendidikan yang bertujuan untuk melahirkan kelompok yang oleh United
Nations diistilahkan sebagai IT Workers atau orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan formal (akademis) terkait dengan bidang teknologi informasi (UNESCO, 1999).
S e m e n t a r a i t u , p r o g r a m s t u d i l a i n – s e p e r t i e k o n o m i , m a n a j e m e n , k e d o k t e r a n , a k un tansi, sastra, hukum, dan lain sebagainya – yang dalam kurikulumnya memperkenalkan
pula penggunaan teknologi informasi sebagai penunjang pelaksanaan aktivitas seharihari digolongkan sebagai institusi pendidikan yang menghasilkan IT-Enabled Workers.

7

Dewasa ini, lembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu teknologi informasi
telah merambah pula di tingkat pendidikan dasar dan menengah, mulai dari Taman
Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Umum. Keseluruhan komunitas pendidikan
ini secara tidak langsung telah berperan sebagai lembaga pendidikan yang memiliki
kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan IT Workers maupun IT-Enabled Workers
di masa mendatang.

Target Skills and Competencies
Adalah merupakan suatu rahasia umum bahwa kebanyakan lulusan perguruan tinggi di
Indonesia tidak dapat langsung menerapkan ilmunya di dunia kerja. Ketidaksiapan
para sarjana tersebut tidak saja menjadi keluhan klasik dari berbagai perusahaan yang
membutuhkannya, tetapi telah menjadi kegundahan para sarjana itu sendiri, terutama
dalam menghadapi persaingan global yang sedemikian ketat. Hal serupa dialami pula
oleh sejumlah perguruan tinggi yang menyelenggarakan bidang studi terkait dengan
rumpun ilmu informatika, seperti program studi sistem komputer, Informatika/ilmu
komputer, dan sistem informasi. Salah satu penyebab utama terjadinya permasalahan
tersebut berdasarkan berbagai kajian adalah karena masih diterapkannya paradigma
penyusunan kurikulum yang berbasis pengetahuan saja (knowledge-based curriculum),
tanpa mempertimbangkan aspek kompetensi sebagai faktor krusial di dalamnya. Dis a m p i n g i t u , p e n y u s u n a n k u r i k u l u m t e r s e b u t m a s i h b e r o r i e n t a s i p a d a p a n d a n g a n t u ng gal dari institusi (supply-based approach), belum didasarkan pada kebutuhan industri
terkait dengan program studi yang ada (demand-based approach). Untuk dapat sukses
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap terap, setiap program
s t u d i h a r u s m e m i l i k i k e m a m p u a n u n t u k d a p a t m e l i h a t k eb u t u h a n k e d e p a n ( o u t w a r d
and forward looking), baik yang bersifat jangka pendek, menengah, maupun panjang.
Kata ”kompetensi” oleh McAshan didefinisikan sebagai ”a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to
the exent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, afective, and
psychomotor behaviors” (McAshan, 1979), dimana oleh E.Mulyasa disederhanakan
dan diterjemahkan sebagai “perpaduan dari pengetahuan dari pengetahuan, keterampil a n , n i l a i , d a n s i k a p y a n g d i r e f l e k s i k a n d a l a m k e b i a s a a n b e r p i k i r d a n b e r t i n d a k ” . G or don menekankan lebih lanjut bahwa sejumlah aspek yang menyertai konsep kompetensi adalah: pengetahuan, pemahaman, keahlian, nilai, perilaku, dan ketertarikan.
Terkait dengan pemahaman konsep pengembangan kompetensi dalam pendidikan,

8

UNESCO menekankan pentingnya 4 (empat) buah pilar dalam penyelenggarakan proses pendidikan, yaitu: “learning to know”, “learning to do”, “learning to be” dan
“learning to live together” yang oleh beberapa praktisi dan pakar pendidikan mengkonvergensikannya ke dalam sebuah konsep “learning how to learn”.
Dalam bidang teknologi informasi, kompetensi minimum yang diharapkan dari program studi terkait dengan ilmu informatika telah secara jelas didefinisikan oleh
APTIKOM (Asosiasi Perguruan Tinggi Komputer Indonesia) seperti yang diperlihatkan pada tabel berikut, dimana masing-masing perguruan tinggi dapat menambah
kompetensi sesuai dengan visi dan misi yang diembannya.
Program Studi
Sistem Komputer
Definisi
Program studi Sistem Komputer
adalah kesatuan rencana belajar yang
mengkaji,
menerapkan,
dan
mengembangkan ilmu yang melandasi rekayasa sistem komputer. Arah
kajian keilmuan dari program studi
ini mencakup disiplin, proses, teknik,
dan alat bantu yang dibutuhkan dalam rekayasa sistem komputer yang
meliputi tahap perencanaan, pembangunan, implementasi dan pemeliharaan.
Kompetensi
 Mampu menguasai dan merancang
sistem komputer.
 Mampu melakukan rancang bangun sistem komputer dan sistem terdistribusi.
 Mempunyai sikap dan etika yang
tinggi berdasarkan ketakwaan terhadap Tuhan YME dan kecintaan
terhadap tanah air.

Program Studi
Teknik Informatika
Definisi
Program studi Informatika/ Ilmu
Komputer adalah kesatuan rencana
belajar yang mengkaji, menerapkan,
dan mengembangkan ilmu yang
melandasi sistem berbasis komputer.
Arah kajian dari program studi ini
mencakup disiplin, proses, teknik,
dan alat bantu yang dibutuhkan dalam membangun sistem berbasis
komputer.

Kompetensi
 Mampu menjelaskan mekanisme
kerja komputer.
 Mampu membuat model solusi
system berbasis Komputer.
 Mampu melakukan rancang bangun
perangkat
lunak
dengan
menggunakan metode, teknik , dan
alat
Bantu
tertentu
berikut
pendokumentasiannya
 Mempunyai etika profesi dan sikap
professional yang tinggi berdasarkan ketaqwaan terhadap Tuhan
YME dan kecintaan terhadap tanah
air
 Mampu melakukan penelitian/
karya ilmiah

Program Studi
Sistem Informasi
Definisi
Program studi Sistem Informasi
adalah kesatuan rencana belajar yang
mengkaji,
menerapkan,
dan
mengembangkan ilmu yang melandasi rekayasa sistem informasi. Arah
kajian keilmuan dari program studi
ini mencakup disiplin, proses, teknik,
dan alat bantu yang dibutuhkan dalam rekayasa sistem informasi yang
meliputi tahap perencanaan, pembangunan, implementasi dan pemeliharaan.
Kompetensi
 Mempunyai sikap profesional dan
etika profesi yang tinggi berdasarkan ketaqwaan terhadap Tuhan
YME dan kecintaan terhadap
tanah air.
 Mempunyai wawasan dan menguasai pengetahuan teknologi informasi dan penggunaannya untuk
membantu pelaksanaan manajemen dan proses bisnis.
 Mampu melakukan rancang bangun sistem informasi berbasis komputer dan mengimplementasikannya dengan menggunakan metode,
teknik, dan alat bantu tertentu berikut dokumentasinya.
 Mempunyai kemampuan untuk
mengembangkan
bidang
ilmu/teknologi atau melanjutkan
studinya.

Sementara itu, untuk tipe dan jenis keahlian yang dibutuhkan oleh industri di tanah
air, dapat dipergunakan kategori yang diadopsi oleh negara-negara besar seperti Amerika, Jepang, Inggris, Jerman, dan lain sebagainya, yang secara umum dibagi menjadi
3 (tiga) level, yaitu (Klee, 2000):
High Skill – memiliki pengetahuan, kompetensi, dan keahlian tingkat mahir di bidang
teknologi informasi;
M e d i u m S k i l l – m e m i l i k i k e m a m p u a n d a s a r d i b i d a n g te k n o l o g i i n f o r m a s i , p a l i n g t i dak untuk dapat menginstalasi dan menggunakan perangkat teknologi yang diperlukannya; dan

9

Low Skill – memiliki keterampilan untuk menggunakan perangkat teknologi informasi
untuk menunjang kegiatan sehari-hari.
High Skill
 Computer support specialists
 Computer software
engeneers, applications
 Computer systems analysists
 Computer programmers
 Computer software engineers, systems software
 Computer and information
systems managers
 Network and computer
systems administrators
 Engineering managers
 Electrical and electronic
engineering technicians
 Network systems and data
communications analysts
 Database administrators
 Electrical engineers
 Electronics engineers,
except computer
 Computer hardware engineers
 Computer and information
scientists, research

Medium Skill
 Data entry keyers
 Electrical and electronic
equipment assemblers
 Telecommunications line
installers and repairers
 Computer, ATM, and office machine repairers
 Electrical power-line installers and repairers
 Telecommunications
equipment installers and
repairers, exc. line installers
 Electrincal and electronic
repairers, commercial and
industrial equipment
 Semiconductor processors
 Electromechanical equipment assemblers








Low Skill
Billing and posting
clerks and machine operators
Switchboard operators,
including answering service
Mail clerks and mail
machine operators except
postal service
Computer operators
Office machine operators, except computers
Telephone operators

Kompetensi dan keahlian yang diharapkan dimiliki oleh sumber daya manusia Indonesia tersebut diharapkan kelak akan menciptakan individu-individu unggulan yang
tidak saja mampu menjadi seorang developer, implementor, atau user belaka, namun
lebih jauh lagi akan menjadi insan pembangunan yang mampu melahirkan sejumlah
inovasi produk dan jasa unggulan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri
maupun diekspor ke negara-negara lain di dunia. Oleh karena itulah diperlukan suatu
strategi pengembangan sumber daya manusia yang bermuara pada target tersebut. Di
negara sedang berkembang seperti Indonesia, kombinasi kompetensi dan keahlian
tersebut akan melahirkan sejumlah lapangan pekerjaan baru dengan beragam nama dan
tipe pekerjaan yang dibutuhkan di hampir seluruh segmen industri, baik yang terkait
dengan teknologi informasi maupun tidak (ITAA, 2000).

Program and Curriculum
E.Mulyasa mendefinisikan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai ”suatu
konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh
peserta didik, berupa penguasaan terhadap kompetensi tertentu (Mulyasa, 2002). Sem e n t a r a i t u D e p a r t e m e n P e n d i d i k a n N a s i o n a l s e c a r a j e l a s m e m b e r i k a n 5 ( l i m a ) k a r ak teristik utama dari sebuah KBK, yaitu:
·
·
·
·

Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal;
Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman;
Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi;
Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif;
dan

10

· Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya peguasaan atau pencapaian suatu
kompetensi.
Database Administration and Development
 Data administrator
 Data analyst
 Data architect
 Data management associate
 Data modeler
 Data modelling specialist
 Database administration associate
 Database administrator
 Database analyst
 Database developer
 Database manager
 Database modeler
 Database security expert
 Decision Support Services (DSS)
 Knowledge architect
 Senior database administrator
 System analyst
 Tester
Digital Media
 2D/3D artist
 Animator
 Audio/video engineer
 Electronic transactions implementor
 Information systems architect
 Information systems planner
 System analyst
 Systems integrator
Network Design and Administration
 Communication analyst
 Data communications analyst
 Information systems operator
 Information technology engineer
 Network administrator
 Network analyst
 Network architect
 Netowork engineeri
 Network manager
 Netowrk operations analyst
 Network security analyst
 Network specialist
 Network technician
 Network transport administrator
 PC support specialist
 PC network engineer
 Systems administrator
 Systems engineer
 Technical support specialist
 User support specialist
Programming/Software Engineering
 Applications analyst
 Application engineer
 Business analyst
 Computer engineer
 Data modeler
 Operating system designer/engineer
 Operating system programmer/analyst
 Programme manager
 Programmer/analyst
 Project lead
 Software applications specialist
 Software architect
 Software design engineer and tester
 Software development engineer

 Designer
 Media specialist
 Media/instructional designer
 Multimedia author
 Multimedia authoring specialist
 Multimedia developer
 Multimedia specialist
 Producer
 Production assistant
 Programmer
 Streaming media specialist
 Virtual reality specialist
 Web designer
 Web producer
 Web specialist
Enterprise Systems Analysis and Integration
 Application intergrator
 Business continuity analyst
 Cross-enterprise integrator
 Data systems designer
 Data systems manager
 Data warehouse designer
 E-business specialist
 Software QA specialist
 Software tester
 Systems analyst
 Systems administrator
 Test engineer
 Tester
Technical Support
 Analyst
 Call centre support representative
 Content manager
 Customer liaison
 Customer service representative
 Customer support professional
 Help desk specialist
 Help desk technician
 Senior systems analyst
 System analyst
 Technical account manager
 Technical support engineer
 Technical support representative
 Testing engineer
Technical Writing
 Desktop publisher
 Document specialist
 Editor
 Electronic publications specialist
 Electronic publisher
 Instructional designer
 Online publisher
 Technical communicator
 Technical editor
 Technical publications manager
 Technical writer
Web Development and Administration
 Web administrator
 Web architect
 Web designer
 Web page developer
 Web site developer
 Web specialist
 Web master

11

Ringkasnya, alasan utama dikembangkannya KBK adalah karena dalam era globalisasi
i n i , t u g a s p e n d i d i k a n t i n g g i t i d a k s e k e d a r d a p a t m e m p e r s i a p k a n c a l o n l u lu s a n n y a
untuk dapat bekerja, tetapi lebih jauh pendidikan harus dapat membekali peserta didik
dengan kecakapan kehidupan (life competency), karena pendidikan itu sendiri merupakan sebuah kehidupan. Khusus di bidang ilmu informatika – yang di Indonesia dibagi menjadi 3 (tiga) buah program studi besar yaitu Ilmu Komputer/Informatika,
Sistem Komputer (dulu Teknik Komputer), dan Sistem Informasi (dulu Manajemen
Informatika) – paling tidak ada 7 (tujuh) tahap yang harus dijalankan oleh mereka
yang ingin menyusun KBK pada program studinya masing-masing. Ketujuh tahapan
tersebut adalah sebagai berikut (Indrajit, 2003):
1 . M e n g k a j i p r o f i l , k a r a k t e r i s t i k , d a n k e b u t u h a n i n d u s t r i t e l e m a t i k a ( b i d a n g s t u d i in formatika) berbasis kompetensi sumber daya manusia;
2. Menentukan fokus, strategi, sasaran, dan target program studi;
3. Mendesain konsep arsitektur penyusunan dan pengembangan kurikulum program
studi;
4. Mendefinisikan target kompetensi dan substansi kajian pada kurikulum program
studi;
5. Menetapkan daftar mata kuliah dan kelengkapannya;
6. Mempersiapkan perangkat pendukung penerapan sistem kurikulum baru; dan
7. Memilih strategi perubahan dan menjalankan kurikulum baru.
·

Tahap-tahap tersebut disusun berdasarkan best practice dari sejumlah perguruan
tinggi besar di dunia yang telah mampu menghasilkan lulusan seperti yang diharapkan
dan dapat berkompetisi di dalam era global. Untuk itu perlu diperlihatkan bagaimana
proses tersebut harus dilaksanakan dalam koridor atau ruang lingkup kebutuhan mas y a r a k a t I n d o n e s i a d i d a l a m t a t a n a n k e h i d u pa n b a n g s a d a n k e t e r k a i t a n n y a d e n g a n
kondisi regional dan global. Berikut adalah penjelasan ringkas beserta contoh-contoh
terkait dengan penerapan metodologi tersebut.
Untuk membantu perguruan tinggi dalam menyelenggarakan program studi terkait
dengan bidang ilmu informatika, Asosiasi Perguruan Tinggi Komputer (APTIKOM)
menggunakan referensi sistem kurikulum yang diperkenalkan oleh Amerika Serikat,
dimana acuan terakhir dalam menyusun KBK diambil adalah Computing Curricula
2001 yang terdiri dari 4 (empat) bagian (TJTFCC, 2001):
· Computer Science yang dipakai sebagai acuan Program Studi Informatika atau Ilmu Komputer;
· Computer Engineering yang dipakai sebagai acuan Program Studi Sistem Komputer atau Teknik Komputer;
· Information System yang dipakai sebagai acuan Program Studi Sistem Informasi atau Manajemen Informatika (Davis, 1997); dan
· Software Engineering yang di Indonesia belum dianggap sebagai sebuah program studi karena masih
merupakan bagian dari Program Studi Informatika atau Ilmu Komputer.

12

Dalam kurikulum tersebut jelas terlihat target lulusan yang ingin dicapai, yaitu:
· Computer Science bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi untuk membuat dan
mengembangkan perangkat teori komputasi;
· Computer Engineering bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi untuk membuat dan mengembangkan perangkat keras atau hardware;
· Information System bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi untuk
menghasilkan ”perangkat” manusia yang siap merencanakan dan mengembangkan teknologi informasi
di organisasi; dan
· Software Engineering bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi untuk membuat
dan mengembangkan perangkat lunak atau sofware.
Melalui pembagian ini, dapat segera disusun profil dari program studi beserta kompet e n s i u t a m a y a n g d i h a r a p k a n d i m i l i o l e h p a r a l u l u s a n n y a . G a m b a r b e r i k u t m e m p e r li hatkan contoh definisi dan target kompetensi utama dari sebuah program studi sistem
komputer. Dalam kenyataannya, kompetensi utama saja tidaklah cukup untuk membekali lulusan agar dapat bersaing di dalam era global ini. Oleh karena itu, program
studi perlu pula mendefinisikan sejumlah komptensi khusus lainnya agar lulusannya
m e m i l i k i s p e s i a l i s a s i y a n g m e m a d a i . K o m b i n a s i a n t a r a p r o f i l i n d u s t r i , k e b u t u h a n pe rusahaan, kategori bidang studi informatika, dan target kompetensi utama/khusus
tersebut akan men-drive visi dan misi serta sasaran dan target dari didirikannya sebuah program studi. Katakanlah sebuah program studi sistem informasi memutuskan
untuk memfokuskan diri pada proses:
”... penyelenggaraan aktivitas
perguruan tinggi yang handal
aplikasi teknologi informasi –
Planning - di perusahaan pada

belajar mengajar untuk menghasilkan lulusan
sebagai seorang konsultan implementasi paket
khususnya yang berbasis Enterprise Resource
industri manufaktur, retail, dan distribusi...”

Dengan memiliki fokus tersebut, sebuah program studi tidak saja akan secara jelas
dapat menyusun strategi penyelenggaraan pendidikannya, namun lebih jauh lagi program studi tersebut akan memiliki ciri khas yang diharapkan menjadi faktor pembeda
yang dapat memberikan keunggulun kompetitif lulusan dibandingkan dengan alumni
dari program studi sejenis lainnya.
Salah satu karakteristik yang membedakan bidang studi informatika dengan disiplin
ilmu lain adalah perkembangannya yang sedemikian cepat karena dipicu kemajuan
t e k n o l o g i i n f o r m a s i y a n g s a n g a t p e s a t . T e n t u s a j a k e n y a t a a n i n i m e n i m b u l k a n p e r ma -

13

salahan tersendiri bagi perguruan tinggi yang memiliki program studi terkait karena
sulitnya proses perancangan, penyusunan, dan penerapan KBK. Oleh karena itu, diperlukan sebuah konsep yang dapat menjembatani kebutuhan industri yang dinamis
dengan strategi penyusunan kurikulum di perguruan tinggi. Jembatan yang dimaksud
adalah sebuah arsitektur atau anatomi atau organisasi dari KBK di bidang ilmu informatika. Untuk dapat merancang sebuah arsitektur yang efektif, diperlukan sejumlah
pemahaman terlebih dahulu mengenai beberapa hal sebagai berikut.
Industri memandang lulusan perguruan tinggi dari sisi yang berbeda. Mereka tidak
begitu perduli bagaimana perguruan tinggi membagi atau mengkategorisasikannya,
yang penting bagi mereka adalah bahwa lulusan yang bersangkutan dapat membuat
produk atau jasa yang diminta – atau mengerjakan apa yang ditugaskan.

Secara sepintas, mereka membagi produk dan/atau jasa terkait dengan informatika
berdasarkan layer atau lapisan sebagai berikut:
· Lapisan Produk Perangkat Keras (Hardware) yang dalam kategorinya dapat dibagi
m e n j a d i 5 ( l i m a ) k a te g o r i u t a m a , y a i t u : P H 1 ( T e l e c o m m u n i c a t i o n a n d M e d i a ) , P H 2
(Network Infrastructure), PH3 (Computer), PH4 (Embedded Device), dan PH5
(Hardware Peripherals).
· Lapisan Produk Perangkat Lunak (Software) yang dalam kategorinya dapat dibagi
menjadi 3 (tiga) kategori utama, yaitu: PS1 (Operating System), PS2 (Application),
dan PS3 (Computer).
· Lapisan Produk Jasa atau Pelayanan yang secara prinsip berkaitan dengan siklus 4
(empat) proses semacam: S1 (Planning, Analysis, and Design), S2 (Acquisition and
Construction), S3 (Delivery and Implementation), dan S4 (Maintenance and Services).
Terkait dengan kategori ini, Lapisan Produk Jasa (S1-S4) sifatnya adalah untuk
mengintegrasikan dan men-deliver berbagai jenis komponen yang berada pada Lapisan
Produk Perangkat Keras (PH1-PH5) dan Perangkat Lunak (PS1-PS3) tersebut ke perusahaan atau industri yang membutuhkannya. Yang perlu diperhatikan dan menjadi

14

fokus strategi pengembangan kurikulum adalah lapisan yang berada di luar ”pengemas a n ” p r o d u k / j a s a , y a i t u y a n g p a d a h a k e k a tn y a m e r u p a k a n e n t i t i y a n g d i k e n a l s e c a r a
l u a s o l e h m a s y a r a k a t m a u p u n i n d u s t r i k a r e n a t e l a h d i b a h a s a k a n d a l a m s e j u m l a h j ar gon. Katakanlah istilah-istilah dalam bidang ilmu sistem informasi yang kerap dipergunakan oleh para manajer dalam menggambarkan proses bisnisnya misalnya: Ent e r p r i s e R e s o u r c e P l a n n i n g ( E R P ) , S u p p l y C h a i n M a n a g e m e n t ( S C M ) , C u s t o m e r R e la tionship Management (CRM), e-Business, e-Government, Virtual Office, Corporate
Portal, Electronic Database Management System (EDMS), Electronic Data Interchange (EDI), dan lain sebagainya. Dalam kerangka ini terlihat adanya perbedaan
”bahasa” antara yang diharapkan dan dimengerti oleh industri dengan yang disediakan
dan digunakan oleh para akademisi. Paling tidak kenyataan saat ini memperlihatkan
adanya gap yang bermuara pada sejumlah persoalan seperti:
· Istilah atau jargon yang dipergunakan industri tersebut hampir jarang ditemukan
dibahas secara mendalam pada berbagai materi yang diberikan di perguruan tinggi,
s e h i n g g a m a h a s i s w a h a r u s m e n c a r i s u m b e r a l t er n a t i f g u n a m e m a h a m i n y a ;
· Berbagai konsep baru tersebut pada dasarnya merupakan perpaduan atau integrasi
dari berbagai mata kuliah yang diberikan sehingga sangat sulit menyusun strategi
pengajarannya;
· Pada kenyataannya kebanyakan yang mengerti hal-hal tersebut adalah para praktisi
bisnis yang sehari-hari bekerja di industri sehingga sangat sulit untuk mentransform a s i k a n p e n g e t a h u a n y a n g d i m i l i k i n y a k e k am p u s ;
· Sebagian besar dari konsep yang diterapkan dalam dunia bisnis memiliki spektrum
yang sangat beragam (misalnya berdasarkan kekhususan karakteristik tipe industri)
sehingga sangat dalam menetapkan fokus pembahasan; dan lain sebagainya.

Peluang Bersaing di Pasar Global
Struktur industri, tipe pengguna, dan produk/jasa dalam domain pasar global tidak
jauh berbeda dengan pasar domestik. Yang secara signifikan membedakannya adalah
tuntutan standar pengetahuan, kompetensi, maupun keahlian sumber daya manusia
serta kualitas produk atau jasa yang harus dihasilkan oleh industri teknologi informasi
nasional. Adalah merupakan suatu kenyataan, bahwa untuk jenis perangkat lunak yang
dibutuhkan perusahaan besar di tanah air misalnya, keseluruhannya masih diproduksi
oleh perusahaan asing – baik yang bersifat paket aplikasi siap pakai (OECD,2002),
maupun yang tailor-made (dilakukan oleh perusahaan konsultan asing).

15

Walaupun demikian kesempatan untuk mengembangkan perangkat lunak yang dapat
bersaing di pasar global masih terbuka lebar, karena 100 produk perangkat lunak
terbaik hanya mengisi tidak lebih dari 45% total pasar dunia. Kenyataan inilah yang
memacu negara seperti India, Malaysia, Filipina, dan Thailand menyediakan jasanya
baik dalam bentuk pembuatan aplikasi siap pakai, maupun yang bersifat jasa
customization (OECD, 2002).

Tantangan terbesar yang dihadapi oleh para profesional software engineering di Indonesia adalah kemampuannya membuat perangkat lunak aplikasi yang memenuhi standar kualitas perangkat lunak dan international best practices. Bisnis yang menjadi

16

primadona dalam industri perangkat lunak saat ini adalah outsourcing pembuatan mod u l s o f t w a r e t e r t e n t u y a n g b a n y a k d i l a k u k a n n e g a r a- n e g a r a b a r a t t e r h a d a p d u n i a t i mur. Dalam kerangka ini, mereka mengirimkan technical requirements dan technical
design-nya, sementara sejumlah perusahaan di Asia membuatkan modul programnya
(Bruell, 2003). Hal ini dilakukan tidak saja melihat karena tenaga kerja di Asia masih
cenderung murah dibandingkan dengan sumber daya manusia di negara barat, namun
mereka juga dipandang jauh lebih produktif.
Terkait dengan dunia pendidikan dan kompetensi serta keahlian sumber daya manusia
lokal dalam melihat peluang ini, makna memenuhi standar kualitas internasional
sering diartikan sebagai dimilikinya sertifikasi bertaraf internasional oleh individu
yang berniat untuk mengembangkan perangkat lunak (yang terkadang tidak berkaitan
secara langsung dengan kualitas pendidikan formal yang telah diikutinya di perguruan
tinggi). Lihatlah bagaimana pada tahun 2000 saja sudah terdapat lebih dari 1,8 juta
p r o f e s i o n a l d i d u n i a y a n g t e l a h m e m p e r o l e h s er t i f i k a t s e m a c a m : M C P , M C S D , C N E ,
CNA, CCDA, CISSP, A+, dan lain sebagainya (Adelman, 2000).

Satu-satunya hambatan bagi bangsa Indonesia di dalam memacu profesionalnya untuk
m e m e n u h i k r i t e r i a t e r s e b u t a d a l a h k a r e n a c u k u p t i n g g i n y a b i a y a y a n g d i p e r l u k an g u n a
m e n d a p a t k a n s e r t i f i k a s i t e r s e b u t . O l e h k a r e n a i t u , p e r l u b a n y a k u p a y a y a n g h a r u s di kerjakan seperti kerjasama antara perguruan tinggi atau lembaga pendidikan lain
dengan para provider sertifikasi tersebut, dukungan industri terhadap perguruan tinggi
untuk kepentingan jangka panjang, sinergi antara perguruan tinggi dan industri dengan
pihak pemerintah terkait – seperti misalnya Departemen Pendidikan Nasional – di
dalam upaya mencari pemecahan terhadap isu tersebut, dileburnya materi sertifikasi di
dalam kurikulum, dan lain sebagainya. Sertifikasi internasional ini merupakan suatu
modal tambahan yang cukup signifikan disamping gelar kesarjanaan dari perguruan
tinggi, karena sering kali proses bidding atau tender internasional memprasyaratkan
t e r s e d i a n y a i n d i v i d u a t a u p r o f e s i o n a l d e n g a n s e r t i f i k a t t e r t e n t u . S t a t i s t i k m e m p e r li hatkan masih sedikitnya profesional di tanah air yang memanfaatkan kesempatan ini
s e p e r t i y a n g d i p e r l i h a t k a n p a d a s t a t i s t i k p r e s e n t a s i p e m b a g i a n H 1- B v i s a o l e h
pemerintah Amerika untuk non imigran untuk mengerjakan sejumlah proyek terkait
dengan teknologi informasi (OECD, 2002).

17

Trend Teknologi Informasi di Masa Mendatang
Setelah melihat kekuatan, kelemahan, dan peluang yang perlu dicermati oleh institusi
pendidikan Indonesia di dalam bidang teknologi informasi, ada baiknya melihat trend
t e k n o l o g i i n i k e d e p a n . P e r k e m b a n g a n t e k n o l o g i i n f o r m a s i d i p a c u o l e h 3 ( t i g a ) k e n ya taan utama, yaitu:
1. Cepatnya perkembangan teknologi informasi terkait dengan peningkatan kinerja
prosesor dan memori (berdasarkan hukum Moore);
2. Turunnya biaya produksi pembuatan memori yang sangat signifikan; dan
3. Meningkatnya kemampuan atau kapabilitas untuk melakukan komunkasi dengan
menggunakan berbagai produk dan jasa teknologi telekomunikasi.
Berdasarkan hal tersebut, terdapat sejumlah trend yang patut dipertimbangkan oleh
lembaga pendidikan di Indonesia jika yang bersangkutan berniat untuk menjadi
pemain global dan mampu bersaing dengan pemain asing lain yang telah membanjiri
i n d u s t r i t e k n o l o g i i n f o r m a s i d i t a n a h ai r , a n t a r a l a i n a d a l a h :
· Akan semakin banyak dikembangkan produk digital yang di dalamnya terdapat
prosesor untuk melakukan komputasi (consumer electronics with computer inside
for communication) atau yang kerap disebut sebagai embedded computing device
yang mudah dibawa kemana-mana (mobile computing) sehingga diperlukan penget a h u a n m e n g e n a i p e r a n g k a t k e r a s m a u p u n p e r a n g k a t l u n a k t e r k a i t d e n g a n k a r a k t e r is tik produk tersebut;
· Fenomena penggunaan open source sebagai back bone perangkat lunak di perusa h a a n a k a n s e m a k i n m e n g g e j a l a t i d a k s a j a d i p e r u s a h a a n b e r s k a l a k e c i l d a n m e n en gah, namun akan diadaptasi pula oleh berbagai perusahaan raksasa kelas dunia;
· Kebutuhan teknologi informasi yang tadinya banyak dipergunakan oleh kalangan
bisnis untuk meningkatkan profitabilitasnya akan bergeser pada para individu (consumer) guna keperluan peningkatakan kualitas kehidupan maupun sebagai bagian
dari gaya hidup (life style);
· Di bidang jasa, perusahaan akan lebih fokus pada core business-nya, sehingga ketika teknologi informasi dipandang sebagai sebuah fungsi bisnis penunjang, yang bersangkutan akan segera mencari mitra kerja untuk melakukan outsourcing di
berbagai belahan dunia (dengan mempertimbangkan faktor kualitas, biaya, dan kecepatan);
· Security dan reliability infrastruktur serta jaringan komunikasi akan menjadi concern utama dari siapapun yang ingin berinteraksi melalui internet, sehingga produk

18

·

·

·

·

maupun jasa yang dapat menjawab isu atau tantangan ini akan menjadi hal yang
laku untuk diperdagangkan;
Infrastruktur dengan bandwidth yang lebar untuk keperluan multimedia akan teramat
s a n g a t d i b u t u h k a n o l e h b e r b a g a i p i h a k s e h i n g g a p e n y e d i a n y a p a s t i a k a n m em peroleh pelanggan yang sangat laris baik dari kalangan korporasi maupun individual;
Internet akan bermetamorfosa ke dalam bentuk barunya sebagai hasil konvergensi
antara beragam teknologi sehingga konsep teknologi baru seperti Ipv6, jaringan nir
kabel (wireless), “internet part two”, akan menjadi primadona di masanya;
Perjanjian perdagangan terbuka secara bilateral maupun multilateral secara perlahan-lahan akan mulai diimplementasikan yang berakibat semakin meningkatknya
penggunaan teknologi informasi untuk keperluan penerapan konsep electronic business maupun electronic commerce; dan
Remote business atau melakukan kerjasama bisnis dari jarak jauh akan menjadi suat u f e n