APLIKASI MIKROKONTROLER AT8535 UNTUK MEN

MAKALAH
MIKROKONTROLER DAN ANTARMUKA

APLIKASI MIKROKONTROLER AT8535 UNTUK MENYALAKN LED DAN
MENGGRAKKAN SEVEN SEGMEN

KELOMPOK I

DWI NURFATIMAH
H21111006

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMUPENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014/1015

KATA PENGANTAR

1


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji hanya bagi Allah Yang Maha Esa atas rahmat dan kehendakNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini. Syukur penulis atas
karunia yang senantiasa dilimpahkan dari-Nya. Shalawat dan salam teriring
kepada baginda rasulullah SAW atas kerja keras dan usahanya sehingga cahaya
kebenaran sampai pada zaman kita.
Makalah yang berjudul “APLIKASI MIKROKONTROLER AT8535 UNTUK
MENYALAKN LED DAN MENGGRAKKAN SEVEN SEGMEN” ini
membahas tentang mikrokontroler dan aplikasinya termasuk untuk menyalakn
Led dan menggerakkan seven segmen.
Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat ini belum sempurna maka
dari itu kami mohon pengertian beserta saran dan kritik dari para pembaca untuk
meningkatkan

kemampuan

kami

dalam

menulis


makalah

serta

untuk

kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
ilmu bagi para pembaca dan demi untuk kemajuan pendidikan Indonesia.
Makassar, 22 desember 2014

Kelompok 1

BAB I

2

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Penemuan

mikrokontroler

telah

menginduksikan

seluruh

wilayah

teknologi. Salah satunya dibidang kendali otomatis. Dewasa ini pun
pengembangan dan rancang bangun aplikasi mikrokontroler sudah semakin
gencar. Apliksi-aplikasi mikrokontroller yang sudah semakin pesat memberikan
dampak yang sangat besar dalam kemajuan teknologi.
Perkembangan dan aplikasi mikrokontroler ini tentu saja sangat membantu
dan menguntungkan manusia. Melihat betapa pentingnya peran mikrokontroller
ini bagi kemajuan teknologi, tentu saja kita perlu memahaminya lebih jauh tidak
hanya sekedar teori. Tapi perlu adanya praktikum secara langsung yang dilakukan

mahasiswa agar teori yang dipelajari bisa langsung digunakan dalam bentuk
aplikasi secara langsung. Dengan hal ini memehami mikrokontroler akan lebih
mudah. Atas dasar uraian diatas maka dari itu kami mencoba untuk membuat
aplikasi yang mudah dari sebuah mikrokontroler dalam hal ini adalah
Microkontroler AT8535 diaplikasikan untuk menyalakan LED dan menggerakkan
seven segmen.

I.2 Tujuan

3

Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk membuat aplikasi Mikrokontroler AT8535 berfungsi untuk
menyalakan LED dan menggerakkan seven segmen.
2. Untuk membantu mahasiswa lebih memahami fungsi mikrokontroler
AT8535.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Dasar Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan suatu terobasan teknologi mikroprosesor dan
mikrokomputer yang merupakan teknologi semikonduktor dengan kandungan
transistor yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang sangast
kecil, Lebih lanjut, mikrokontroler merupakan system computer yang mempunyai

4

satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik, berbeda dengan PC (Personal
Computer ) yang memiliki beragam fungsi. Tidak seperti sistem komputer yang
mampu menangani berbagai macam program aplikasi, mikrokontrler hanya bisa
digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja, perbedaan lainnya terletak pada
perbandingan RAM dan ROM. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan
ROM nya besar, artinya program-program penggunba disimpan dalam ruang
RAM yang relative besar, sedangkan rutin-rutin antar muka perangkat keras
disimpan dalam ruang ROM yang kecil, Sedangkan pada mikrokontroler,
perbandingan ROM dan RAM –nya yang besar, artinya program kontrol disimpan
dalm ROM (bias Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih
besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara ,
termasuk register-register yang digunakn pada mikrokontroler yang bersangkutan.


II.2 Mikrokontroler ATMega8535
Mikrokontroler ATMega8535 Mikrokontroler merupakan keseluruhan
sistem komputer yang dikemas menjadi sebuah chip di mana di dalamnya sudah
terdapat

Mikroprosesor,

I/O,

Memori

bahkan

ADC,

berbeda

dengan


Mikroprosesor yang berfungsi sebagai pemroses data (Heryanto, dkk, 2008:1).
Mikrokontroller AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) memiliki arsitektur 8 bit,
dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi
dieksekusi dalam 1 siklus clock atau dikenal dengan teknologi RISC (Reduced
Instruction Set Computing). Secara umum, AVR dapat dikelompokan ke dalam 4

5

kelas, yaitu keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya
yang membedakan masing-masing adalah kapasitas memori, peripheral dan
fungsinya (Heryanto, dkk, 2008:1). Dari segi arsitektur dan instruksi yang
digunakan, mereka bisa dikatakan

hampir

sama. Berikut ini

gambar

Mikrokontroler Atmega8535.


Gambar 1 Mikrokontroler ATMega8535

Gambar 2 Konfigurasi Pin ATMega8535

6

Konfigurasi Pin ATMega8535 Secara umum konfigurasi dan fungsi pin
ATMega8535 dapat dijelaskan sebagai berikut 1 VCC Input sumber tegangan (+)
2 GND Ground (-) 3 Port A (PA7 … PA0) Berfungsi sebagai input analog dari
ADC (Analog to Digital Converter). Port ini juga berfungsi sebagai port I/O dua
arah, jika ADC tidak digunakan. 4 Port B (PB7 … PB0) Berfungsi sebagai port
I/O dua arah. Port PB5, PB6 dan PB7 juga berfungsi sebagai MOSI, MISO dan
SCK yang dipergunakan pada proses downloading. Fungsi lain port ini
selengkapnya bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”. 5 Port C
(PC7 … PC0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Fungsi lain port ini selengk
apnya bisa dibaca pada buku petunjuk ”AVR ATMega8535”. 6 Port D (PD7 …
PD0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah. Port PD0 dan PD1 juga berfungsi
sebagai RXD dan TXD, yang dipergunakan untuk komunikasi serial. Fungsi lain
port ini selengkapnya bisa dibaca pad a buku petunjuk ”AVR ATMega8535”. 7

RESET Input reset. 8 XTAL1 Input ke amplifier inverting osilator dan input ke
sirkuit clock internal. 9

XTAL2 Output dari amplifier inverting osilator. 10

AVCC Input tegangan untuk Port A dan ADC. 11 AREF Tegangan referensi untuk
ADC. Fitur Mikrokontroler ATMega8535 Adapun kapabilitas detail dari
ATmega8535 adalah sebagai berikut, 1 Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC
dengan kecepatan maksimal 16 MHz. 2 Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM
sebesar 512 byte, danEEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only
Memori) sebesar 512 byte. 3 ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8
channel. 4 Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5
Mbps. 5 Enam pilihan mode sleep untuk menghemat penggunaan daya listrik.

7

Arsitektur ATMega8535

Gambar 3. Blok diagram fungsional ATmega8535
Dari gambar blok diagram tersebut dapat dilihat bahwa ATMega8535 memiliki

bagian-bagian sebagai berikut :
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A,Port B,Port C dan Port D.
2. ADC 8 channel 10 bit.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembanding.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. Watchdog timer dengan osilator internal.
6. SRAM sebesar 512 byte.
7. Memori Flash sebesar 8 KB dengan kemampuan Read While Write.
8

8. Interrupt internal dan eksternal
9. Port antarmuka SPI (Serial Peripheral Interface).
10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
11. Antarmuka komparator analog.
12. Port USART untuk komunikasi serial
II.3 Seven Segment
Seven

Segment


adalah

suatu

segmen-segmen

yang

digunakan

menampilkan angka. Seven segment ini tersusun atas 7 batang led yang disusun
membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a s/d g yang disebut dot matrix.
Setiap segmen ini terdiri dari 1 atau 2 Light Emitting Diode ( LED ). Seven
Segment merupakan gabungan dari 7 buah LED (Light Emitting Diode) yang
dirangkaikan membentuk suatu tampilan angka seperti yang terlihat pada gambar
di bawah ini.

9

II.3.1 Prinsip Kerja
Prinsip kerja seven segmen ialah input biner pada switch dikonversikan
masuk ke dalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan biner
tersebut menjadi decimal, yang nantinya akan ditampilkan pada seven segment.
Prinsip kerja seven segment ialah input biner pada switch dikonversikan masuk ke
dalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan biner tersebut
menjadi decimal, yang nantinya akan ditampilkan pada seven segment.

Pada rangkaian tersebut dapat anda perhatikan bagian seven segmen,
karena seven segmen yang digunakan adalah common anoda, maka segmen
tersebut dapat nyala apabila mendapat logika '0' pada bagian katoda. Dengan kata
lain untuk menghidupkan seven segmen yang terkoneksi ke mikrokontroler port
paralel maka harus dioutputkan logika '0'.Sehingga pada contoh tersebut, agar
dapat ditampilkan angka 3 pada seven segmen maka port P0 harus mengeluarkan
data 00110000b. Untuk angka SATU (1) maka satu sisi yang aktif dengan 2

10

segment yaitu b dan c. Untuk angka NOL (0) maka empat sisi yang aktif dengan 6
segment yaitu a,b,c,d,e dan f.
Tabel berikut ini memberikan bilangan hexadecimal untuk menampilakan angka 0
sampai 9:

II.3.2 Jenis-Jenis Seven Segment
Seven segmen, merupakan sekumpulan LED yang dibangun sedemikian
rupa sehingga menyerupai digit, seven segmen ada dua macam: common anoda
dan common katoda.
1. COMMON ANODA
Disini, semua anoda dari diode disatukan secara parallel dan semua itu
dihubungkan ke VCC dan kemudian LED dihubungkan melalui tahanan pembatas

11

arus keluar dari penggerak. Karena dihubungkan ke VCC, maka COMMON
ANODA ini berada pada kondisi AKTIF HIGH.
2. COMMON KATODA
Disini semua katoda disatukan secara parallel dan dihubungkan ke
GROUND. Karena seluruh katoda dihubungkan ke GROUND, maka COMMON
KATODA ini berada pada kondisi AKTIF LOW.
Seven Segment terdiri dari 2 jenis, yaitu Common Katode (kaki katoda
dihubungkan bersama) dan Common Anode (kaki anoda dihubungkan bersama).

II.3.3 Penyusun dari COMMON
1. Decoder yaitu suatu alat yang berfungsi mengubah/ mengkoversi input bilangan
biner menjadi decimal.
2. Encoder yaitu suatu alat yang berfungsi mengubah/ mengkoversi input bilangan
desimal menjadi biner.

12

3. Multiplexer adalah Suatu rangkaian kombinasi yang ouputnya mempunyai
logika sama dengan jalur input yang ditunjuk pada selector. Multiplexer ini
memiliki banyak input dan memiliki satu output. Prinsip kerjanya sama dengan
saklar pemilih dai 2n buah inputdipilih melalui n buah jalur pemilih (DATA
SELECT).
4. Demultiplexer adalah suatu rangkain kombinasi yang bersifat berkebalikan dari
multiplexer. Rangkaian ini memiliki satu input dan memiliki banyak keluaran
(output). Rangkaian ini akan menghasilkan output high (1) pada jalur yang sesuai
dengan yang ditunjuk oleh selector.

13

BAB III
METODOLOGI

III.1 Waktu dan Lokasi
Praktikum ini dilakukan pada hari rabu. 17 desember 2014. Praktikum ini
dilakukan dilaboratorium Instrumentasi Jurusan Fisika AMIPA UNHAS.
III.2 Alat dan Bahan
III.2.1 Alat
Peralatan yang dgunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Laptop, untuk menjalankan program, menginteraksikan CodeVision AVR
dengan mikrokontroler.
2. Softwere meliputi:
a. Code Vision AVR, untuk menghasilkan bahasa mesin yang akan di
eksekusi oleh mikrokontroler AT8535.
b. ISIS 7 Profesional/ Proteus, untuk membuat rangkaian virtual
sebelum membuat rangkaian asli di PCB.
c. ProgISP, untuk memasukkan program ke USB downloder.
3. USB downloder, untuk mengirim program AT8535/sketch yang telah
dibuat di laptop ke board AT8535.
4. Development board AT8535

14

5. Bread board , membuat rangkaian elektronika.
6. Multimeter, untuk mengukur arus dan tegangan pada titik-titik sambungan.

III.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Komponen elektronika meliputi :
a. LED
b. Seven segmen
c. Resistor
2. Kabel jumper, untuk menghubungkan kaki AT8535 dengan seven segmen
dan LED.

III.3 Prosedur Kerja
III.3.1 Menyalakan LED
Adapun prosedur pengerjaannya adalah sebagai berikut :
1. Membuat sketch dengan sfesifikasi mampu menyalakan LED
2. Membuat rangkaian LED seperti berikut:

3. Menghubungkan pin Vcc pada port A dengan kaki resistor dan pin 0 pada
kaki LED seperti berikut:

15

4. Menghubungkan development board AT8535 dengan downloder dan
mehunbungkan USB downloder dangan laptop.
5. Membuka software progISP dan meload flash / sketch yang telah dibuat di
code vision AVR.

III.3.2 Menggerakkan Seven Segmen
Adapun prosedur pengerjaannya adalah sebagai berikut :
1. Membuat sketch dengan sfesifikasi :
a. Mampu menunjukkan huruf H
b. Mampu menunjukkan angka 2, 1,0, dan 6
c. Mampu menunjukkan kombinasi angka H21111006 secara
berturut-turut dan bergantian dalam waktu tertentu.
d. Mampu menunjukkan tulisan pada LCD
2. Memasang seven segmen di bread board.
3. Menghubungkan pin Vcc AT8535 pada pin Vcc 7 segmen.

16

4. Menghubungkan PortA.0 dengan pin a 7 segmen, portA.1 pada pin b,
portA.2 pada pin c, portA.3 pada pin d, portA.4 pada pin e, portA.5
pada pin f, dan portA.6 pada pin g.
5. Menghubungkan LCD pada port C

6. Menghubungkan development board AT8535 dengan downloder dan
mehunbungkan USB downloder dangan laptop.
7. Membuka software progISP dan meload flash / sketch yang telah
dibuat di code vision AVR.

17

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah:
1. LED dapat menyala setelah sketch di Load ke dalam mikrokontroler
2. 7 segmen dapat bergerak dan menunjukkan angka dan huruf H21111006
secara bergantian dalam selang waktu tertentu.

IV.2 Pembahasan
LED dapat menyala secara otomatis karena dalam mikrokontroller sudah
tersimpan program untuk menyalakn LED sehingga saat dihubungkan dengn
sumber arus maka LED bisa menyala. Demikian pula pada seven segmen saat
rangkaian 7 segmen di hubungkan dengan mikrokontroller maka seven segmen
akan bergerak sesuai perintah sketch yang telah tersimpan pada mikrokontroler.

18

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah:
1. LED dapat menyala setelah sketch di Load ke dalam mikrokontroler
2. 7 segmen dapat bergerak dan menunjukkan angka dan huruf H21111006
secara bergantian dalam selang waktu tertentu.
V.2 Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, masih perlu tambahan teori
dan conto-contoh yang lebih kompleks. Namun terlepas dari hal tersebut semoga
makalah ini bisa memberikan sedikit gambaran umum terkait aplikasi
mikrokontroler.

19

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. “Seven Segmen Display”. http://en.wikipedia.org/wiki/Sevensegment_display. Diakses pada tanggal 22/12/2014.
Elka. 2007. “Menuliskan Angka atau Huruf ke 7 Segmen”. http://elektronikaelektronika.blogspot.com/2007/02/menuliskan-angka-atau-huruf-ke-7segmen.html. Diakses pada tanggal 22/12/2014.
Haniifa. 2009. “Seven Segmen”. https://haniifa.wordpress.com/2009/08/. Diakses
pada tanggal 22/12/2014.
Setiadi,

fahmi.

2012.

“Pengertian

Seven

Semen”.

http://it-

kopl4k.blogspot.com/2012/12/pengertian-seven-segmen.html#.
VJgqK3CgMA. Diakses pada tanggal 22/12/2014.

20

LAMPIRAN

Gambar Development Bord AT8535

DOWNLODER

Program menghidupkan LED
*****************************************************/
#include
// Declare your global variables here

21

void main(void)
{
// Declare your local variables here
// Input/Output Ports initialization
// Port A initialization
// Func7=Out Func6=Out Func5=Out Func4=Out Func3=Out Func2=Out Func1=Out Func0=Out
// State7=0 State6=0 State5=0 State4=0 State3=0 State2=0 State1=0 State0=0
PORTA=0xFF;
DDRA=0xFF;
while (1)
{
//place your code here
};
// Port B initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTB=0x00;
DDRB=0x00;
// Port C initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTC=0x00;
DDRC=0x00;
// Port D initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTD=0x00;
DDRD=0x00;
// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC0 output: Disconnected
TCCR0=0x00;
TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;
// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer1 Stopped
// Mode: Normal top=0xFFFF
// OC1A output: Discon.
// OC1B output: Discon.
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer1 Overflow Interrupt: Off
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x00;
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;

22

OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer2 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC2 output: Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00;
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;
// External Interrupt(s) initialization
// INT0: Off
// INT1: Off
// INT2: Off
MCUCR=0x00;
MCUCSR=0x00;
// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization
TIMSK=0x00;
// USART initialization
// USART disabled
UCSRB=0x00;
// Analog Comparator initialization
// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off
ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;
// ADC initialization
// ADC disabled
ADCSRA=0x00;
// SPI initialization
// SPI disabled
SPCR=0x00;
// TWI initialization
// TWI disabled
TWCR=0x00;
while (1)
{
PORTA.0=0;// menyalakan LED
}
}

PROGRAM MENJALANKAN 7 SEGMEN
*****************************************************/
#include
#include

23

// Declare your global variables here
#asm
.equ __lcd_port=0x15 ;PORTC
#endasm
#include
void tampilkan_lcd()
{
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("tugas 7 segmen");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("riski");
}
void main(void)
{
// Declare your local variables here
// Input/Output Ports initialization
// Port A initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=Out
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=1
PORTA=0xFF;
DDRA=0xFF;
// Port B initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTB=0x00;
DDRB=0x00;
// Port C initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTC=0x00;
DDRC=0x00;
// Port D initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTD=0x00;
DDRD=0x00;
// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC0 output: Disconnected
TCCR0=0x00;
TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;
// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer1 Stopped
// Mode: Normal top=0xFFFF
// OC1A output: Discon.
// OC1B output: Discon.
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer1 Overflow Interrupt: Off
// Input Capture Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off

24

// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x00;
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer2 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC2 output: Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00;
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;
// External Interrupt(s) initialization
// INT0: Off
// INT1: Off
// INT2: Off
MCUCR=0x00;
MCUCSR=0x00;
// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization
TIMSK=0x00;
// USART initialization
// USART disabled
UCSRB=0x00;
// Analog Comparator initialization
// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off
ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;
// ADC initialization
// ADC disabled
ADCSRA=0x00;
// SPI initialization
// SPI disabled
SPCR=0x00;
// TWI initialization
// TWI disabled
TWCR=0x00;
lcd_init(16);
while (1)
{
tampilkan_lcd();
PORTA=0b00001001; //menampilkan huruf h
delay_ms(1000);
PORTA=0b00100100; //menampilkan angka 2
delay_ms(1000);

25

PORTA=0b01111001; //menampilkan angka 1
delay_ms(1000);
PORTA=0b11111111; //semua segmen mati
delay_ms(1000);
PORTA=0b01111001; //menampilkan angka 1
delay_ms(1000);
PORTA=0b11111111; //semua segmen mati
delay_ms(1000);
PORTA=0b01111001; //menampilkan angka 1
delay_ms(1000);
PORTA=0b11111111; //semua segmen mati
delay_ms(1000);
PORTA=0b01111001; //menampilkan angka 1
delay_ms(1000);
PORTA=0b01000000; //menampilkan angka 0
delay_ms(1000);
PORTA=0b11111111; //semua segmen mati
delay_ms(1000);
PORTA=0b01000000; //menampilkan angka 0
delay_ms(1000);
PORTA=0b00000010; //menampilkan angka 6
delay_ms(1000);
}
}

26