ilmu sosial budaya dasar.docx (1)

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL
MAKALAH
Dosen Pengampu :
Zulfikar

Disusun Oleh :
Nama :
Nim :

PRODI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KH. A. WAHAB HASBULLAH
JOMBANG
2016

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................
...................... i
DAFTAR
ISI ................................................................................................

............................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang .....................................................................................
.......................................1
B.
Rumusan
Masalah .......................................................................................
................................. ...2
C.
Tujuan Penulisan
Makalah .......................................................................................
.................................... 2
D. Manfaat Penulisan
Makalah .......................................................................................
....................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk
Sosial.................3
B.

Interaksi Sosial dan Sosialisasi dalam Kehidupan Manusia
sebagai Makhluk Individu dan
MakhlukSosial...............................................................................
.....................6
C.
Masyarakat dan
Komunitas....................................................................................
....................12
D. Dilema antara Kepentingan Individu dan Kepentingan
Sosial............................................................................................
................... 14
2

BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ..................................................................................
.........................................17
B.saran.........................................................................................
......................17
DAFTAR

PUSTAKA.......................................................................................
.....................19

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang
unik, berbeda antara yang satu dengan lainnya. Secara individu
juga, manusia ingin memenuhi kebutuhannya masing-masing,
ingin
merealisasikan
diri
atau
ingin
dan
mampu
mengembangkan potensi-potensinya masing-masing. Hal ini
merupakan gambaran bahwa setiap individu akan berusaha
untuk menemukan jati dirinya masing-masing, tidak ada
manusia yang ingin menjadi orang lain sehingga dia akan

selalu sadar akan keindividualitasannya.
Adapun hubungannya dengan manusia sebagai mahluk sosial
adalah bahwa dalam mengembangkan potensi-potesinya ini
tidak akan terjadi secara alamiah dengan sendirinya, tetapi
membutuhkan bantuan dan bimbingan manusia lain. Selain itu,
dalam kenyataannya, tidak ada manusia yang mampu hidup
tanpa adanya bantuan orang lain. Hal ini menunjukan bahwa
manusia hidup saling ketergantungan dan saling membutuhkan
antara yang satu dengan lainnya.
Dari kedua hal diatas, manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial memiliki fungsi masing-masing dalam
menjalankan peranannya dalam kehidupan. Sebagai makhluk
3

individu manusia merupakan bagian dan unit terkecil dari
kehidupan sosial atau masyarakat dan sebaliknya sebagai
makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan masyarakat,
manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Dalam
menjalankan peranannya masing-masing dari kedua hal
tersebut secara seimbang, maka setiap individu harus

mengetahui
dari
peranannya
masing-masing
tersebut.Untukitu,perlukirany penulis menulis sebuah makalah
yang mengemukakan manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial. Semoga dengan adanya makalah ini dapat
menginspirasi pembaca.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.

penulis

1. Apa yang dimaksud manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial?
2.
Bagaimana interaksi sosial dan sosial dalam kehidupan
manusia sebagai

makhluk individu dan makhluk sosial ?
3.
Bagaimana perbedaan antara masyarakat dan
komunitas?
4.
Bagaimana dilema antara kepentingan individu dan
kepentingan sosial?

C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun
dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
4

1.
Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial;
2.
Interkasi sosial dan sosialisasi dalam kehidupan
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial;
3.


Masyarakat dan komunitas;

4.
sosial.

Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan

D. Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan,
baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis
makalah ini berguna sebagai pengetahuan mengenai manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial , secara praktis
makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. penulis, sebagai penambah pengetahuan mengenai manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
2. pembaca , sebagai media informasi mengenai manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

BAB II

PEMBAHASAN
A.
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk
Sosial
Pada dasarnya,manusia adalah makhluk individu manusia yang
merupakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial atau
manusia sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu
kehidupan masyarakat, manusia merupakan kumpulan dari
berbagai individu. Adapun uraian lebih lanjut mengenai
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial adalah
sebagai berikut:
1.

Manusia sebagai Makhluk Individu
5

Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah swt. yang
pada hakikatnya mereka sebagai makhluk individu. Adapun
yang dimaksud individu menurut(Effendi, 2010: 37) adalah
berasal dari kata in dan divided. Dalam bahasa Inggris in

mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya
terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi atau satu kesatuan.
Dalam hal ini, artinya bahwa manusia sebagai makhluk individu
merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani atau fisik dan
psikologis, apabila kedua aspek tersebut sudah tidak menyatu
lagi maka seseorang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai
individu.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan atau ciri
khas masing-masing, tidak ada manusia yang persis sama
meskipun terlahir kembar. Secara fisik mungkin manusia akan
memiliki banyak persamaan namun secara psikologis akan
banyak menunjukan perbedaan. Ciri khas dan perbedaan
tersebut sering disebut dengan kepribadian. Kepribadian
seseorang akan sangan dipengaruhi oleh faktor bawaan dan
lingkungannya.
2.

Manusia sebagai Makhluk Sosial

Menurut kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu,

mereka juga merupakan makhluk sosial. Adapun yang
dimaksud Istilah sosial menurut adalah ”Sosial” berasal dari
akar kata bahasa Latin Socius, yang artinya berkawan atau
masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan
dan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan bersama
atau masyarakat. Adapun dalam hal ini yang dimaksud
manusia sebagai makhluk sosial adalah makhluk yang hidup
bermasyarakat, dan pada dasarnya setiap hidup individu tidak
dapat lepas dari manusia lain. Dalam hubungannya dengan
manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup
bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang
dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam
berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan
selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.Seperti kita ketahui
bahwa sejak bayi lahir sampa iusia tertentu manusia adalah
6

mahkluk yang tidak berdaya, tanpa bantuan orang orang
disekitar iatidak dapat berbuat apa-apa dan untuk segala
kebutuhan hidup bayi sangat tergantung pada luar dirinya

sepert iorang tuanya khususnya ibunya. Bagisi bayi keluarga
merupakan segitiga abadi yang menjadi kelompok sosial
pertama dikenalnya. Pada perjalanan hidup yang selanjutnya
keluarga akan tetap menjadi kelompok pertama tempat
meletakan dasakepribadian dan proses pendewasaan yang
didalamnya selalu terjadi “sosialisi” untuk menjadi manusia
yang mengetahui pengetahuan dasar, nilai-nilai, normasosial
dan etika-etika pergaulan.
Manusia dapat di katakan makluk sosial karena pada dirinya
terdapat dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi
dengan orang lain, dimana terdapat kebutuhan untuk mencari
berteman dengan orang lain yang sering di dasari atas
kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing. Manusia juga
tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di
tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya,
manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan
bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa
berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh
potensi kemanusiaannya. Makhluk sosial adalah makluk yang
terdapat dalam beragam aktivitas dan lingkungan sosial.
Ø Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa manusia dikatakan
sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan:
a.

Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.

b.
Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari
orang lain.
c.
Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan
orang lain
d.
Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di
tengah-tengah manusia.

7

B.
Interaksi Sosial dan Sosialisasidalam Kehidupan
Manusia sebagai
Makhluk
individu dan Makhluk
Sosial
Manusia sebagai mahkluk sosial dalam kehidupan sehariharinya pasti membutuhkan orang lain. Proses interaksi dan
sosialisasi selalu terjadi kapan dan dimanapun manusia itu
berada. Dalam hal ini bentuk interaksi sosial sangat bermacammacam.Pola sosialisasi pun ada bermacam-macam.Untuk lebih
jelasnya uraian mengenai interaksi sosial dan sosialisasi adalah
sebagai berikut.
1.

Interaksi Sosial

Manusia dikenal sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial.Dikatakan makhluk sosial karena manusia sebagai
individu saling membutuhkan dan saling berinteraksi dengan
manusia atau individu lainnya. Oleh sebab itu manusia sebagai
makhluk sosial sangat membutuhkan orang lain pada hidupnya
untuk saling memberi, menolong, dan melengkapi satu sama
lain.
Adapun pengertian interaksi sosial menurut Effendi (2010:46)
adalah kata interaksi berasaldari kata inter dan action. Interaksi
sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi
antar individu, kelompok social, dan masyarakat. Dalam hal ini
berarti bahwa manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak
lepas dari hubungan dengan manusia lainnya.Interaksi juga
berarti bahwa setiap manusia saling berkomunikasi dan
mempengaruhi bisa dalam pikiran maupun tindakan.
Interaksisosial dimulai dari hal yang terkecil yaitu saling
menegur, menyapa, berjabatangan, saling berbicara dan lainlain. Bahkan dalam pertengkaran atau perkelahianpun termasu
kinteraksisosial.
Faktor yang pertama adalah imitasi, imitasi merupakan proses
peniruan. Kita sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan
orang lain termasuk dalam hal meniru perilaku orang lain yang
positif bagi kita. Peniruan sudah dilakukan pada rentan anak
usia dini. Anak usia dini merupakan peniru yang ulung, maka
dari itu sikap dan perilaku setiap orang dewasa perlu dijaga dan
diperhatikan agar peniruan yang dilakukan anak usia dini
8

bersifat positif. Pada proses peniruan ini mudah berubah-ubah
karena perkembangan teknologi didunia ini berlangsung secara
global dan sangat cepat.
Yang kedua yaitu Sugesti, sugesti adalah suatu proses dimana
seorang individu menerima pendapat atau pandangan dari
orang lain tanpa adanya kritik terlebih dahulu. Sugesti
merupakan pengaruh psikis yang datang dari dirinya sendiri
maupun orang lain. Orang akan mudah menerima sugesti dari
orang lain ketika seseorang sedang ada pada kondisi yang
dilematis. Dalam hubungan interaksi sosial, arti Imitasi dan
sugesti hampir sama perbedaannya adalah dalm imitasi
seseorang mengikuti atau meniru orang lain, sedangkan pada
sugesti seseorang memberikan pandangan atau pendapat
menurut dirinya dan diterima oleh orang lain.
Yang ketiga yaitu Identifikasi, dalam psikologis identifikasi
berarti dorongan untuk menjadi identik atau dorongan untuk
menjadi sama dengan orang lain, baik secara lahir maupun
batin.
Faktor yang keempatyaitu simpati, simpati yaitu perasaaan
yang timbul pada orang lain atas dasar penilaian menurut
perasaan didalam dirinya.
2.

Bentuk Interaksi Sosial

Ada beberapa bentuk interaksi sosial yaitu:kerjasama
(cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan
(conflict). Menurut Gillin dan Gillin bentuk kerjasama dibagi
dalam dua proses yang didalamnya terdapat bentuk bentuk
khusus. Yang pertama yaitu proses Asosiatif terdiri dari 2
bentuk khusus yaitu akomodasi dan asimilasi. Yang kedua yaitu
proses Disosiatif, disosiatif terdiri dari tiga bentuk khusus yaitu
persaingan (competition), kontravnersi (contravention), dan
pertentangan (conflict).
a.
1)

Bentuk Interaksi Asosiatif
Kerjasama (cooperation)

Kerjasama merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang
sering terjadi dimasyarakat pada umumnya. Kerjasama
menggambarkan sebagian besar bentuk interaksi sosial. Dan
9

setiap bentuk interaksi sosial dapat ditemukan pada setiap
kelompok manusia. Kerjasama timbul karena orientasi orang
perorangan terhadap kelompoknya atau kelompok yang
lainnya.
Ada tiga bentuk kerjasama yang biasa dilaksanakan yaitu:
a)
Bargaining, yaitu pelaksanaan kerjasama atau perjanjian
antara dua organisasi atau lebih mengenai pertukaran barang
dan jasa.
b)
Cooperation, yaitu penerimaan unsur baru dalam
kepemimpinan atau dalam pelaksanaan politik dalam suatu
organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari
kegoncangan dalam stabilitas organisasi tersebut.
c)
Coalition, yaitu kombinasi antar dua organisasi atau lebih
yang mempunyai pandangan dan tujuan yang sama.
2)

Akomodasi (accomodation)

Dalam interaksi sosial, istilah akomodasi berarti suatu
kenyataan adanya keseimbangan dalam interaksi orang
perorangan dan kelompok manusia sehubungan dengan nilai
dan norma yang berlaku dimasyarakat.
o Ada beberapa bentuk akomodasi, diantaranya:
a) Coertion adalah bentuk akomodasi yang prosesnya
dilaksanakan karena adanya suatu paksaan. Contohnya
b) Compromise adalah salah satu bentukakomodasi dimana
pihak yang terlibat perselisihan mengurangi tuntutannya
agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan
tersebut. Contohnya
c) Arbitration adalah suatu cara untuk mencapai compromise
apabila pihak yang berselisih tidak sanggup untuk
mencapainya sendiri. Contohnya
d) Mediation cara untuk mencapai penyelesaina dalam
perselisihan dengan cara menghadirkan orang ketiga yang
netral dalam soal perselisihan yang ada. Contohnya dalam
sidang perceraian.

10

e) Concilitation adalah usaha untuk mengabulkan atau
mempertemukan keinginan pihak yang berselisih agar
tercapainya suatu persetujuan bersama. Contohnya
f) Tolerantion adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan
yang formal. Contohnya toleransi dalam beribadah.
g) Stelemate adalah suatu akomodasi dimana pihak pihak
yang berkepentingan mempunyai yang seimbang,
berhenti
pada
titik
tertentu
dalam
melakukan
pertentangannya. Contohnya
h) Adjudication adalah perselisihan perkara atau sengketa
dipengadilan.
b.

Bentuk Interaksi Disosiatif

1)

Persaingan (competition)

Persaingan merupakan bentuk interaksi sosial yang dilakukan
oleh individu atau kelompok untuk memperoleh keuntungan
tertentu baik bagi dirinya maupun kelompoknya dengan cara
menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah
ada tanpa menggunakan kekersan.
2)

Kontravensi (contravention)

Kontraversi adalah perasaaan yang menggejolak yang ada
pada diri seseorang yag ditandai oleh adanya ketidakpastian
dalam diri seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikan
dan kebencian terhadap orang lain. Tapi gejala-gejala tersebut
tidak sampai menimbulkan pertentangan atau pertikaian.
3)

Pertentangan (conflict)

Pertentangan merupakan suatu bentuk interaksi individu atau
kelompok sosial yang berusaha utuk mencapai tujuannya
dengan cara menentang pihak yang lain atau pihak yang
menghalangi dengan ancaman atau tindak kekerasan.
Bentuk-bentuk pertentangan dibagi beberapa macam, antara
lain:
 Pertentangan pribadi, yaitu pertentangan yang dilakuakan
oleh antar individu.
 Pertentangan
rasional,
yaitu
pertentangan
yang
ditimbulkan oleh adanya perbedaan ras.
11

 Pertentangan kelas sosial, yaitu perbedaan yang
ditimbulkan karena adanya perbedaan kepentingan antar
kelas sosial.
 Pertentangan politik, yaitu pertentangan yang biasanya
terjadi diantara partai-partai polotik untuk mencapai
keinginannya.
3.

Sosialisasi

Sosialisasi sangat erat kaitannya terhadap manusia sebagai
makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial kita harus senantiasa
hidup bersosial dengan orang lain agar dapat saling membantu,
melengkapi, dan mencapai tujuan hidup kita. Menurut Berger
(Effendi, 2010:49) mendefinisika sosialisasi sebagai “a process
by which a child learns to be a participant member of society”
yaitu suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi
seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Dalam
hal ini jelas dikatakan bahwa proses sosialisasi dimulai dari
sejak anak usia dini hingga usia seseorang berakhir. Proses
sosialisasi terus dilakukan selama kita masih hidup dan masih
membutuhkan orang lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sosialisasi adalah proses dimana
seseorang dapat berinteraksi dan berpartisipasi dengan
masyarakat yang ada disekitarnya.
Setiap orang harus mempelajari peranan-peranan yang ada
dalam masyarakat. Seseorang belajar memahami apa peranan
dirinya yang harus dijalankan dalam masyarakat dan apa
peranan orang lain yang harus dijalankan dalam masyarakat.
Dengan mengetahui peranan yang ada didalam masyarakat
maka timbullah proses interaksi sosial dengan orang lain.
Menurut teori George Herbert Mead menjelaskan bahwa
tahapan-tahapan
pengembangan
diri
manusia
dalam
berinteraksi dibagi dalam beberapa tahap yaitu: play stage,
game stage, dan tahap generalized other.
Tahap pertama yaitu play stage terjadi pada anak usia dini.
Pada tahap ini anak mulai menirukan apa yang dilakukan oleh
orang disekelilingnya terutama orang tuanya. Ia mulai
menirukan apa yang biasa dilihatnya sehari-hari. Contohnya
dalam bermain anak terkadang bermain peran yang dijalankan
12

sebagai ibu atau ayah dalam kehidupan sehari-hari. Namun
pada tahap ini anak belum mengerti memahami perananperanan yang ditirunya. Tahap kedua yaitu game stage, pada
tahap ini anak sudah mengetahui peranan yang harus
dijalankannya dan juga anak telah mengetahui peranan yang
haru dijalankan oleh orang lain. Contohnya dalam pertandingan
sepak bola. Ketika anak menjadi kiper ia mengetahui tugasnya
adalah menjaga agar gawangnya tidak termasuki bola oleh
lawannya. Dan ia juga mengetahui peran teman-temannya dan
peran tim lawan. Ia juga mengetahui peran wasit, hakim garis,
pelatih dan lain sebagainya. Tahap ketiga yaitu generalized
other, pada tahap ini seseorang sudah mampu mengambil
peranan peranan yang dijalankan orang lain dalam masyarakat.
Ia telah mampu berinteraksi dengan orang lain dan memahami
dengan siapa ia berhadapan dan berinteraksi. Contohnya ketika
ia menjadi seorang anak ia mampu memahami peran yang
dijalankan orang tuanya. Ketika ia jadi siswa ia mampu
memahami peran yang dijalankan oleh gurunya. Ketika ia jadi
karyawan ia mampu memahami peran yang dilakukan
atsannya dan laun sebagainya. Dari ketiga tahap tersebut
terlihat jelas bahwa diri seseorang terbentik karena adanya
interaksi sosial.
Setiap makhluk hidup pasti sangat membutuhkan proses
sosialisasi, baik itu dimulai dari anak usia dini sampai dewasa
bahkan sosialisasi berjalan seumur hidup.apa yang terjadi jika
sejak usia dini anak tidak mengalami sosialisasi ? pasti anak
tidak akan menjadi manusia seutuhnya, karenan kemampuan
seseorang untuk berperan sebagai anggota masyarakat sangat
tergantung pada proses sosialisasi. Ketika seseorang tidak
mengalami sosialisasi maka yang terjadi adalah orang itu tidak
dapat berinteraksi dengan orang lain. Contohnya banyak
ditemuakan anak anak yang terlantar dihutan dan dibesarkan
oleh hewan atau yang disekap oleh orang tuanya sejak kecil.
Mereka tidak bisa bersosialisasi dengan baik. Mereka
cenderung bagaimana berprilaku seperti hewan, mereka tidak
dapat berbicara, tidak dapat berpakaian bahkan tidak dapat
tertawa atau menangis. Ketika anak-anak itu diselamatkan dan
diberi terapi seperti manusia umumnya, mereka mungkin bisa
menerima sedikit demi sedikit perubahan pada diri mereka
13

untuk menjadi manusia seutuhnya namun kemampuan mereka
tidak akan mampu menyamai kemampuan anak lain yang
sebaya dengannya, karena kemampuan kemampuan tertentu
hanya dapat diajarkan pada periode tertentu dikehidupan anak.
Bila proses sosialisasinya terlambat, maka proses tersebut
tidak akan berhasil atau hanya berhasil untuk sebagian kecil
saja. Mereka juga tidak akan menjadi manusia seutuhnya
karena mereka tidak pernah tersosialisasi secara wajar dan
mereka cenderung meninggal dengan usia muda.
Sosialisasi dilakukan oleh semua individu yang bersosial. Ada
beberapa pihak yang membantu melaksanakan sosialisasi yaitu
keluarga, kelompok bermain media massa dan sistem
pendidikan. Peran agen utama yaitu orangtua merupakan
peran penting bagi anak untuk bersosialisasi. Orang tua
merupaka awal dimana kita melakukan interaksi dengan dunia
pertama kita. Keluarga merupakan pendidik yang pertama dan
yang paling utama dalam hal pertumbuhan dan perkembangan
anak begitupun dengan perkembangan sosialisasi mereka.
Maka orang tua hendaknya mengoptimalkan proses sosialisasi
pertama untuk anak. Kelompok bermain juga tidak kalah
pentingnya dengan orang tua. Melalui kelompok bermain anak
mulai bisa belajar bersosialisasi secara umum. Bagaimana ia
berinteraksi dengan teman sebayanya, bagaimana ia
menyelesaikan suatu permasalahan dalam berinteraksi dengan
temannya dan juga bagaimana ia bisa memilih teman yang
sejalan dengannya. Agen yang ketiga yaitu media massa.
Media masa sangat erat kaitannya dengan teknologi yang
makin maju dan berkembang. Media masa pun sangat penting
untuk sosialisasi dengan hal-hal yang terjadi disekitar kita
4. Bentuk dan Pola Sosialisasi
a. Bentuk-bentuk sosialisasi
sosialisasi merupakan salah satu bentuk manusia dalam
mempertahankan interaksi dengan lingkungannya. Proses ini
berlangsung sepanjang hidup manusia.
Bentuk sosialisasi dibedakan menjadi dua yaitu sosialisasi
primer dan sekunder. Sosialisasi primer adalah sosialisasi
pertama yang dilakukan oleh seluruh individu sejak ia kecil.
14

Sosialisasi primer tidak ada proses identifikasi dan pada masa
inilah dumia pertama anak terbentuk. Sosialisasi primer
berakhir ketika konsep tentang orang lain pada umumnya telah
terbentuk dan tertanam dalam kesadaran individu. Pada titik ini
ia merupakan anggaota efektif masyarakat.
Yang kedua yaitu sosialisasi sekunder, sosialisasi sekunder
adalah proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang
telah disosialisasi ke dalam sektor baru dari dunia objek
masyarakat. Apabila sosialisasi ini tidak berjalan maka akan
menimbulkan dampak yaitu pengetahuan yang dimiliki akan
sangat sederhana.
b.

pola sosialisasi

pada dasarnya ada dua pola sosialisasi, yaitu pola represi
(kekerasan/hukuman)
dan
pola
partisipasi.
Sosialisasi
menggunakan pola represi menekankan pada penggunaan
hukuman atau kekerasan apabila terdapat dan melakukan
kesalahan. Adapun ciri-ciri lain dalam penggunaan prose represi
yaitu penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan,
penekanan terhadap orang tua, penekanan terhadap
komunikasi satu arah non verbal dan berisi perintah, sosialisasi
terhadap orang tua dan keinginan orangtua dan lain-lain.
Sosialisasi secara partisipasi merupakan pola yang didalamnya
anak diberi imbalan ketika ia berlaku baik , hukuman dan
imbalan berupa simbol, anak diberi kebebasan, komunikasi
bersifat lisan, anak menjadi pusat sosialisasi, kebutuhan
dianggap sangat penting dal=n lain sebagainya.
C. Masyarakat dan Komunitas
Dalam kehidupan sebagai makluk individu dan sosial, manusia
selalu berhubungan dan tidak dapat lepas dengan masyarakat
dan komunitas. Sering kali penggunaan kedua istilah tersebut
tertukar dalam penggunaannya, padahal pada hakikatnya
kedua istilah tersebut tidaklah sama. Terdapat perbedaan
mendasar antara kedua konsep tersebut, dan untuk
mengetahui lebih lanjut, berikut akan penulis sajikan beberapa

15

devinisi masyarakat dan komunitas menurut para ahli sebagai
berikut.
1.

Masyarakat

Krech, Crutchfield, dan Ballachey (Effendi, 2010: 59)
mengemukakan devinisi masyarakat sebagai ”a society is that
it is an organized collectivity of interacting people whose
actives become centered around a set of common goals, and
who tend to share common beliefs, attitudes, and of action.”
Dari devinisi tersebut dapat ditarik kesimpulan unsur-unsur
yanga ada dalam masyarakat adalah kolektivitas interaksi
manusia yang terorganisasi, kegiatannya yang terarah pada
sejumlah tujuan yang sama, memilikin kecenderungan untuk
memiliki keyakinan, sikap, dan bentuk tindakan yang sama.
Dalam hal ini, interkasi dan tindakan itu tentu saja interaksi
serta tindakan sosial.
Menurut konsep di atas, karakteristik dari masyarakat itu
adalah adanya sekelompok manusia yang menunjukan
perhatian bersama secara mendasar, pemeliharaan kekekalan
bersama, perwakilan menusia menurut sejenisnya yang
berhubungan satu sama lain secara berkesinambungan.
Dengan demikian, relasi manusia sebagai suatu bentuk
masyarakat itu tidak terjadi dalam waktu yang singkat,
melainkan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif
cukup lama.
Dari beberapa devinisi di atas dapat disimpulkan bahwa
masyarakat merupakan kelompok atau kolektivitas manusia
yang melakukan hubungan, bersifat kekal, berlandaskan
perhatian dan tujuan bersama, serta melakukan jalinan secara
berkesinambungan dalam wkatu yang relatif lama yang
menempati kawasan tertentu.
2. Masyarakat Setempat/ Komunitas
Masyarakat setempat
atau komunitas merupakan bagian
kelompok dari masyarakat dalam lingkup yang lebih kecil, serta
ikatan kebersamaannya yang kuat dan lebih terikat oleh
tempat.

16

Adapun menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto (Effendi, 2010: 62)
istilah community dapat diterjemahkan sebgai masyarakat
setempat, istilah ini menunjuk pada warga-warga sebuah desa,
sebuah kota, suku atau suatu bangsa. Apabila anggota-anggota
suatu kelompok hidup bersam sedemikian rupa sehingga
mereka merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi
kepentingan-kepentingan hidup yang utama, maka kelompok
tadi dapat disebut masyarakat setempat. Intinya mereka
menjalin hubungan sosial.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat
setempat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai
oleh suatu derajat hubungan social yang tertentu. Jadi dasardasr dari masyarakat setempat adalah lokalitas atau wilayah,
perasaan sepenanggungan dan hubungan sosial tertentu yang
merupakan perasaan saling ketergantungan .
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa devinisi
masyarakat dengan masyarakat setempat/ komunitas. Devinisi
masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas, sedangkan
devinisi masyarakat setempat lebih terbatas dan juga dibatasi
oleh area kawasan serta sejumlah warganya. Ditinjau dari
aktivitas hubungannya dan persatuan lebih erat masyarakat
setempat dibandingkan dengan masyarakat.
Lebih lanjut dalam kehidupan masyarakat, Ferdinand Tonnies
(Effendi, 2010: 65) mengemukakan pemnbagian masyarakat
dengan sebutan masyarakat gemainchaft dan geselshaft.
Masyarakat gemainchaft atau disebut juga paguyuban adalah
kelompok masyarakat dimana anggotanya sangat terikat
secara emosional dengan yang lainnya dan biasanya
cenderung sebagai refleksi masyarakat pedesaan. Sedangkan
masyarakat geselshaft atau patembeyan ikatan-ikatan diantara
anggota anggotanya kurang kuat dan bersifat rasional,
biasanya cenderung sebagai refleksi masyarakat perkotaan.
D. Dilema Antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Sosial
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial selalu
terdiri dari dua kepentingan, yaitu ke pentingan individu yang
termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan
kepentingan masyarakat yang termasukke pentingan rakyat .
17

Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama lain tidak
dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut
hilang dari diri manusia, akan terdapat satu manusia yang tidak
bisa membedakan suatu kepentingan, jika kepentingan individu
yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika
kepentingan masyarakat yang dihilangkan dari diri manusia
banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya korupsi.
Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia
jika mereka tidak bisa membagi kepentingan individu dan
kepentingan masyarakat.Persoalan pengutamaan kepentingan
individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan
yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang
dipegang oleh suatu kelompok masyarakat. Adapun Ariska
mengemukakan
dua
pandangan
yaitu
pandangan
individualisme dan pandangan sosialisme. Untuk mengetahui
lebih lanjut, berikut kami sajikan uraian berikut.
1.

Pandangan Individualisme

Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada
hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas. Paham ini
memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan
lengkap terlepas dari manusia yang lain. Pandangan
individualisme berpendapat bahwa kepentingan individulah
yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral individualisme
adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan
dirinya.
Paham
individualisme
menghasilkan
ideologi
liberalisme. Paham ini bisa disebut juga ideologi individualisme
liberal.
Paham individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama
paham sosialisme) pada abad ke 18-19. Yang dipelopori oleh
Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas Hobben, John Locke,
Rousseau,
dan
Montesquieu.
Beberapa
prinsip
yang
dikembangkan ideologi liberalisme adalah sebagai berikut.
a) Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini,
pemilikan sepenuhnya berada pada pribadi dan tidak
berlaku hak milik berfungsi sosial, Mementingkan diri
sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan.

18

b) Pemberian kebebasan penuh pada individu. Persaingan
bebas
untuk
mencapai
kepentingannya
masingmasing.Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
diri bisa menimbulkan persaingan dan dinamika
kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme,
kebebasan antar individu tersebut bisa diatur melalui
penerapan hukum. Jadi, negara yang menjamin keadilan
dan kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka
mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertibnya
penyelenggaraan hidup bersama.
2.

Pandangan Sosialisme

Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (17711858), Lousi Blanc, dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan
bahwa
kepentingan
masyarakatlah
yang
diutamakan.
Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut
pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak dasar hilang.
Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu
komunitas atau kelompok.
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya
masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari
penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi.
Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat
secara keseluruhan terutama yang tersisih oleh system
liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan.
Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa
hak-hak individu harus diletakkan dalam kerangka kepentingan
masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme yang
radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal
itu adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan
penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan. Paham
marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883).
Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak
belakang dalam memandang hakikat manusia. Dalam
Declaration of Independent Amerika Serikat 1776, orientasinya
lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk
individu yang bebas merdeka, manusia adalah pribadi yang
memiliki harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan dalam
19

Manifesto Komunisme Karl Marx dan Engels, orientasinya
sangat menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk
sosial semata. Menurut paham ini manusia sebagai makhluk
pribadi yang tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk
kepentingan negara.
Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masingmasing.
Individualisme
liberal
dapat
menimbulkan
ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi,
imperialisme, dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa
manfaat bagi kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan
ekonomi dan sosial. Sosialisme dalam bentuk yang ekstrem,
tidak menghargai manusia sebagai pribadi sehingga bisa
merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis
mungkin terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia
belum tentu terjamin.
Negara indonesia yang berfilsafahkan pancasila, hakikat
manusia dipandang memiliki sifat pribadi sekaligus sosial
secara seimbang. Menurut filsafat pancasila, manusia adalah
makhluk individu sekaligus makhluk sosial, yang secara hakikat
bahwa kedudukan manusia sebagai makhluk individu sekaligus
makhluk sosial. Bangsa indonesia memiliki prinsip penempatan
kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan.
Demi kepentingan bersama tidak dengan mengorbankan hakhak dasar setiap warga negara

BAB III
20

PENUTUP
A.

Kesimpulan

1.
Manusia sebagai mahluk individu artinya manusia
merupakan satu kesatuan antara jasmani dan rohani.
Seseorang dikatakan sebagai individu apabila kedua unsur
tersebut menyatu dalam dirinya.
2.
Selain sebagai makhluk individu juga, manusia adalah
makhluk sosial. Salah satunya dikarenakan pada diri manusia
ada dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan
orang lain yang satu sama lain saling membutuhkan. Untuk
menjadi pribadi yang bermakhluk sosial setiap individu
dihadapkan dengan sosialisasi, yaitu suatu proses dimana
seseorang belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi
dalam masyarakat.
3.
Adapun yang dimaksud masyarakat setempat atau
komunitas berbeda dengan masyarakat. Masyarakat sifatnya
lebih umum dan lebih luas, sedang masyarakat setempat lebih
terbatas dan juga dibatasi oleh kawasan tertentu. Namun
ditinjau dari aktivitas hubungannya dan persatuannya lebih
erat pada masyarakat setempat dibandingkan dengan
masyrakat.
4.
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial
selalu dihadapkan oleh dua kepentingan yaitu kepentingan
individu dan sosial. Persoalan pengutamaan kepentingan
individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan
yang berkembang yaitu pandangan individualisme dan
pandangan sosialisme. Sebetulnya kedua kepentingan tersebut
tidak dapat dipisahkan dan bukanlah pilihan.
.
B. Saran
Sejalandengankesimpulandiatas,
sebagaiberikut.

penulismerumuskan

saran

1.
Setiap individu hendaknya sadar bahwa mereka adalah
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga mereka
21

mampu menghargai satu sama lain dalam arti tidak mengambil
hak orang lain ketika bertindak sebagai makhluk sosial dan
sebaliknya.

2. Dalam upaya pendidikan hendaknya para pendidik
harus menghormati keindividualitasan, karakteristik,
keunikan dan kepribadian anak. pendidikan tidak boleh
memaksa anak untuk mengikuti dan menuruti segala
kehendaknya, karena dalam diri anak ada suatu prinsip
pembentukan dan pengembangan yang ditentukan
oleh dirinya sendiri.
3.
Pembentukan proses sosialisasi pada anak dalam
interaksi sosial hendaknya harus didukung oleh semua
pihak. Keluarga, lingkungan masyarakat juga tenaga
pendidik harus membantu menstimulasinya.
4.
Kesempatan berinteraksi akan sangat dibutuhkan oleh
anak dalam bersosialisasi dengan orang lain. Hendaknya kita
sebagai calon guru dan calon ibu harus sadar bahwa
pemberitahuan, pemberian contoh dan pembiasaan sangat
penting dan dibutuhkan dalam bersosialisasi dengan orang lain
dimasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ariska, I. (2013). Manusia sebagai Makhluk Individu dan
Makhluk
Sosial.
[Online].
Tersedia:
(http://iraarsmeandmyself.blogspot.com /2012/03/manusia-sebagai-mahlukindividu-dan.html). [6 Februari 2013]
Effendi, R. dan Setiadi, E.M. (2010). Pendidikan Lingkungan,
Sosial, Budaya dan Teknologi. Bandung: UPI Press.
Kappara. (). Pengertian Sosial dan Politik. [Online]. Tersedia:
(http://id.shvoong.com/law-and-politics/politics/2234715pengertian-sosial-dan-politik/#ixzz2KfDPhVhf).
[11
Februari
2013].
22

Sadulloh, U. (2003). Pengantar Filsafal Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.

23