Antropometri pada Tubuh Manusia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai
metode
pembelajaran
mahasiswa
Departemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Tujuan Khusus
- Mahasiswa mengenal alat pengukuran Antopometri
- Mahasiswa mampu melakukan kegiatan pengukuran Antopometri
- Mahasiswa memahami bagaimana proses dan cara pengukuran
-
Antopometri
Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pemeriksaan serta
menginteprestasikanya.
C. Manfaat
1. Memberikan
pengetahuan
tentang
cara
melakukan
pengukuran
Antopometri.
2. Memberikan pengetahuan tentang cara menganalisa hasil pengukuran
Antopometri
3. Memberikan stimulasi untuk dapat memecahkan masalah terkait
Antopometri
4. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap Antopometri
BAB II
METODE
A. ANTROPOMETRI
1. Tempat dan Watu
1
Praktikum
dilakukan
di
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat,
Universitas Diponegoro, Ruang Laboratorium Terpadu Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro. Dan dilaksanakan pada tanggal 25
Mei 2015 pukul 11.00-12.00 WIB.
2. Populasi dan Sampling
Sampling dalam praktikum ini adalah 10 orang mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Populasi
adalah seluruh mahasiswa peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
semester 6 FKM Undip, yakni sejumlah 72 orang.
3. Alat dan Bahan
a. Alat Pengukur
Gambar 1 Alat pengukur
b. Lembar Data
Gambar 2 Lembar Data
c. Alat tulis
Gambar 3 Alat Tulis
3. Metode
Pengukuran antropometri menggunakan dengan menghitung tinggi
badan, tinggi pundak, tinggi lengan ketika berdiri, tinggi badan, tinggi
pundak, tinggi lengan ketika duduk, lebar pundak dan lebar panggul dari
10 orang responden. Kemudian hitung lebar gang antar bangku serta tinggi
dan lebar pintu dalam ruangan Laboratorium Terpadu Fakultas Kesehatan
2
Masyarakat Universitas Diponegoro. Langkah terakhir hitung persentil dan
standar deviasi dari data yang sudah di dapatkan.
4. Pengolahan Data dan Analisis Data
Data yang terkumpul kemudian diolah dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Editing
:
meneliti
kelengkapan,
kejelasan,
konsistensi
dan
kesinambungan data
b. Koding : pengklarifikasian jawaban responden dan pemberian kode data
untuk memudahkan langkah selanjutnya.
c. Tabulasi : pengelompokkan data ke dalam tabel tertentu
3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.7 ANTHROPOMETRI
TABEL HASIL PRATIKUM ANTHROPOMETRI BERDIRI
N
Nama
o.
Tinggi
Tinggi
Tingg
Tinggi
Panjan
Tinggi
Jarak
Badan
Mata
i
Siku
g
Jangkau
Genggama
(cm)
(cm)
Bahu
(cm)
lengan
an Atas
(cm)
n tangan ke
(cm)
Bawah
Punggung
1.
Chandra
168,8
156,9
139
109
(cm)
46,8
217,5
(cm)
84,5
2.
Manik
Putri
151,5
141,6
125,8
100
44,6
196
75,6
3.
Desriani
Laila
156,8
153,6
128,3
101
46
202,5
78,8
4.
Fitria
Dewi F.
143,3
133,6
116,9
93,5
41,2
186,5
70,8
5.
M.
Maria
152,4
141,3
126,5
100,4
41,8
200
75,2
6.
Visca
Arief N.
174,4
160,4
139,5
110,5
48,0
223
88,4
7.
S.
Intan
158
146,5
130,3
96,5
36,5
194,8
61,9
Maghfiro
8.
h
R. A.
160,2
147,6
131
102,9
37,3
204
65,6
9.
Zaindy
Vega
154,8
142,3
127,3
99
31,5
187,3
59,8
1
Auliasari
Beki
155,4
144
131
104
35,8
194,7
61,5
0.
Rizki
157,56
145,81
129,5
101,68
40,95
200,63
72,21
9,33
6
6,52
5,20
5,50
11,87
9,98
Ratarata
Standar
8,79
Deviasi
4
Percentil 143,1
130,46
118,8
93,13
31,9
181,1
55,85
e5
Percentil 172,01
161,1
3
140,2
101,23
49,99
220,15
88,68
e 95
8
Tabel 3.7.1 Data Antropometri Berdiri
TABEL HASIL PRATIKUM ANTROPOMETRI DUDUK
No
Nama
.
Jenis
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Jarak
Tingg
Lebar Lebar
Kelami
duduk
mata
bahu
siku
lipat
i lipat
bahu
pingg
n (cm)
(cm)
duduk
duduk
duduk
lutut-
lutut
(cm)
ul
(cm)
(cm)
(cm)
pantat
(cm)
39
44,6
30,6
(cm)
1.
Chandra
Lk
86,2
76
58,5
27,6
(cm)
40
2.
Manik
Putri
Pr
77,5
69,4
54
27,9
35,7
37
40,3
27,5
3.
Desriani
Laila
Pr
80,8
70,6
53,5
27
36,5
36,4
40,5
27,6
4.
Fitria
Dewi F.
Pr
73,2
63
47,3
22
34,3
33,8
36,3
27,9
5.
M.
Maria
Pr
80,3
69,5
55,2
29
39,3
36,8
37,9
28,5
6.
7.
Visca
Arief N. S.
Intan
Lk
Pr
88,3
81,1
78
70
58
54,5
29,5
17,9
42,2
39,8
40,5
37
46,5
34,7
30
30,5
8.
Maghfiroh
R. A.
Lk
81,6
70,6
55,6
18
38,4
39
40,3
28,5
9.
Zaindy
Vega
Pr
78,5
66,5
52,5
16,4
38,3
38,5
34,5
27,5
10.
Auliasari
Beki Rizki
Pr
80
68,6
55,5
16,1
39,4
38,7
33,2
29
Rata-rata
Standar
80,75
4,22
70,23
4,25
54,49
3,13
23,14
5,6
37,89
2,66
37,67
1,87
38,88
9,17
28,76
1,22
Deviasi
Percentile
73,8
63,2
49,34
13,92
33,51
34,59
23,79
26,75
5
Percentile
87,69
77,24
59,63
32,35
42,26
40,74
53,96
30,76
95
5
Tabel 3.7.2 Data Antropometri Duduk
Anthropometer adalah sebuah alat ukur dengan satuan panjang sentimeter
yanf dirancang secara khusus untuk digunakan dalam pengukuran ukuran-ukuran
tubuh manusia, mulai dari tinggi bada tegak (berdiri), tinggi duduk tegak sampai
ukuran lainnya seperti lebar telapak kaki dan sebagainya, dengan bantuan alat ini
dapat mengukur data anthropometri dengan mudah (Pheasant, 1988)
Data antropometri pekerja kantor diperlukan sebagai dasar dalam
menentukan dimensi meja kerja. Data antropometri pekerja yang dilakukan
pengukuran untuk perancangan meja kantor adalah jangkauan tangan maksimal,
panjang siku- ujung jari, lebar bahu, tebal dada. Data tersebut kemudian dihitung
rata-rata dari masing-masing dimensi antropometri. Perancangan tempat kerja
pada dasarnya merupakan aplikasi data antropometri, tetapi masih memerlukan
dimensi fungsional yang tidak terdapat pada data statis. Dalam perancangan areal
atau stasiun kerja dalam industri, ada beberapa aspek ergonomis yang harus
dipertimbangkan antara lain sikap dan posisi kerja (Madyana, 1996).
Untuk menghindari sikap dan posisi kerja yang tidak nyaman ini,
pertimbangan-pertimbangan ergonomis antara lain menyarankan hal seperti
mengurangi keharusan pekerja untuk bekerja dengan sikap dan posisi
membungkuk atau menyamping dengan frekuensi kegiatan yang sering atau
jangka waktu yang lama. Pekerja tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan
maksimum yang bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan
dalam jarak jangkauan normal. Pekerja tidak seharusnya duduk pada saat bekerja
dalam waktu yang lama dengan kepala, leher, punggung berada dalam sikap atau
posisi miring. Pekerja tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau
periode waktu yang lama dengan posisi kerja yang tidak ergonomis. (Nurmianto,
2003)
Persyaratan ergonomis mensyaratkan agar peralatan kerja dan fasilitas
kerja sesuai dengan orang yang menggunakannya khusus yang menyangkut
dimensi ukuran tubuh. Dimensi ruang kerja akan dipengaruhi oleh 2 hal pokok
yaitu situasi fisik atau situasi kerja yang ada. Meskipun pekerja yang sehat sudah
6
diseleksi secara ketat dan diharapkan akan mampu beradaptasi dangan situasi dan
kondisi lingkungan fisik kerja yang bervariasi dalam hal temperatur, kelembaban,
getaran, kebisingan dan lain sebagainya, akan tetapi stress akibat kondisi
lingkungan fisik kerja akan terus berakumulasi. Perancangan sistem kerja harus
memperhatikan prosedur-prosedur untuk mengekonomisasikan gerakan-gerakan
kerja sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan mengurangi kelelahan kerja.
(Madyana, 1996).
Analisis Hasil
1. Objek pertama
Tinggi rak
Jangkauan rak
: Rak Laboratorium
: 100,5 cm
: 37 cm
a. Tinggi rak
Perbandingan tinggi rak dengan tinggi jangkauan atas menggunakan
persentil 5 memiliki hasil ;
Tinggi rak : Tinggi jangkauan atas
100,5 cm : 181,1 cm
Kesimpulan : Tinggi rak laboratorium sudah tergolong ergonomis,
karena dari persentil 5 (tinggi jangkauan atas terkecil dari
10 responden) dapat menjangkaunya.
b. Jangkauan rak
Perbandingan jangkauan rak dengan jarak genggaman tangan ke
punggung menggunakan persentil 5 memiliki hasil ;
Jangkauan rak : Jarak genggaman tangan ke punggung
37 cm : 55,85 cm
Kesimpulan
: Jarak jangkauan rak laboratorium sudah tergolong
ergonomis, karena persentil 5 (jarak genggaman tangan
ke punggung terkecil dari II responden) dapat
menjangkaunya.
2. Objek kedua
: Meja komputer
Tinggi
: 29 cm
Perbandingan tinggi meja komputer dengan tinggi siku menggunakan
persentil 5 memiliki hasil ;
Tinggi meja : Tinggi siku
29 cm : 93,13 cm
7
Kesimpulan
: Tinggi meja komputer sudah tergolong ergonomis,
karena persentil 5 (tinggi siku terkecil dari II
responden) dapat menjangkaunya.
3. Objek ketiga
: Komputer
Tinggi komputer
: 43 cm
Perbandingan hasil tinggi komputer dengan tinggi mata duduk dengan
menggunakan persentil5 memiliki hasil ;
Tinggi komputer : Tinggi mata duduk
43 cm : 63,2 cm
Kesimpulan
: Tinggi komputer sudah tergolong ergonomis, karena
dari persentil 5 (tinggi mata duduk terkecil II
responden) dapat menjangkaunya.
4. Objek keempat
Tinggi kursi
Panjang kursi
Lebar kursi
: Kursi komputer
: 19 cm
: 18 cm
: 20 cm
a. Tinggi-kursi
Perbandingan hasil tinggi kursi dengan tinggi siku duduk dengan
menggunakan persentil 5 memiliki hasil ;
Tinggi kursi : Tinggi siku duduk
19 cm : 13,92 cm
Kesimpulan
: Tinggi kursi tidak ergonomis, karena dengan
persentil 5 (tinggi siku duduk terkecil II responden)
tidak dapat menjangkaunya.
b. Panjang kursi
Perbandingan panjang kursi dengan jarak lipat lutut-pantat
menggunakan persentil 5 memiliki hasil ;
Panjang kursi : Jarak lipat lutut-pantat
18 cm : 30,8 cm
Kesimpulan
: Panjang kursi sudah tergolong ergonomis, karena
dari persentil 5 (jarak lipat lutut-pantat terkecil) dapat menjangkaunya.
c. Lebar kursi
8
Perbandingan lebar kursi dengan lebar pinggul.
Lebar kursi : Panjang panggul
20 cm : 33,51 cm
Kesimpulan
: Lebar kursi sudah ergonomis, karena dari panjang
pinggul terkecil dari II responden dapat menjangkaunya.
BAB IV
KESIMPULAN
Alat
yang
digunakan
dalam
pengukuran
antropometri
adalah
antropometer dan meteran.
Pada pengukuran antropometri berdasarkan tinggi badan dan lebar
pinggul 20 responden, didapatkan rata-rata tinggi badan populasi adalah
157,3 dan rata-rata lebar pinggul populasi adalah 36,65. Standar Deviasi
9
(SD) tinggi badan populasi adalah 8,59682 sedangkan SD lebar pinggul
populasi adalah 2,20705.
Pada pengukuran standar desain ruang kelas menggunakan
perhitungan persentil 95 karena menunjukkan tubuh berukuran besar.
Hanya 5% populasi yang tidak bisa melewati gang atau pintu tersebut.
Artinya, ini merupakan standar terbesar sehingga semua ukuran populasi
dapat masuk
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN
11
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai
metode
pembelajaran
mahasiswa
Departemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Tujuan Khusus
- Mahasiswa mengenal alat pengukuran Antopometri
- Mahasiswa mampu melakukan kegiatan pengukuran Antopometri
- Mahasiswa memahami bagaimana proses dan cara pengukuran
-
Antopometri
Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pemeriksaan serta
menginteprestasikanya.
C. Manfaat
1. Memberikan
pengetahuan
tentang
cara
melakukan
pengukuran
Antopometri.
2. Memberikan pengetahuan tentang cara menganalisa hasil pengukuran
Antopometri
3. Memberikan stimulasi untuk dapat memecahkan masalah terkait
Antopometri
4. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap Antopometri
BAB II
METODE
A. ANTROPOMETRI
1. Tempat dan Watu
1
Praktikum
dilakukan
di
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat,
Universitas Diponegoro, Ruang Laboratorium Terpadu Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro. Dan dilaksanakan pada tanggal 25
Mei 2015 pukul 11.00-12.00 WIB.
2. Populasi dan Sampling
Sampling dalam praktikum ini adalah 10 orang mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Populasi
adalah seluruh mahasiswa peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
semester 6 FKM Undip, yakni sejumlah 72 orang.
3. Alat dan Bahan
a. Alat Pengukur
Gambar 1 Alat pengukur
b. Lembar Data
Gambar 2 Lembar Data
c. Alat tulis
Gambar 3 Alat Tulis
3. Metode
Pengukuran antropometri menggunakan dengan menghitung tinggi
badan, tinggi pundak, tinggi lengan ketika berdiri, tinggi badan, tinggi
pundak, tinggi lengan ketika duduk, lebar pundak dan lebar panggul dari
10 orang responden. Kemudian hitung lebar gang antar bangku serta tinggi
dan lebar pintu dalam ruangan Laboratorium Terpadu Fakultas Kesehatan
2
Masyarakat Universitas Diponegoro. Langkah terakhir hitung persentil dan
standar deviasi dari data yang sudah di dapatkan.
4. Pengolahan Data dan Analisis Data
Data yang terkumpul kemudian diolah dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Editing
:
meneliti
kelengkapan,
kejelasan,
konsistensi
dan
kesinambungan data
b. Koding : pengklarifikasian jawaban responden dan pemberian kode data
untuk memudahkan langkah selanjutnya.
c. Tabulasi : pengelompokkan data ke dalam tabel tertentu
3
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.7 ANTHROPOMETRI
TABEL HASIL PRATIKUM ANTHROPOMETRI BERDIRI
N
Nama
o.
Tinggi
Tinggi
Tingg
Tinggi
Panjan
Tinggi
Jarak
Badan
Mata
i
Siku
g
Jangkau
Genggama
(cm)
(cm)
Bahu
(cm)
lengan
an Atas
(cm)
n tangan ke
(cm)
Bawah
Punggung
1.
Chandra
168,8
156,9
139
109
(cm)
46,8
217,5
(cm)
84,5
2.
Manik
Putri
151,5
141,6
125,8
100
44,6
196
75,6
3.
Desriani
Laila
156,8
153,6
128,3
101
46
202,5
78,8
4.
Fitria
Dewi F.
143,3
133,6
116,9
93,5
41,2
186,5
70,8
5.
M.
Maria
152,4
141,3
126,5
100,4
41,8
200
75,2
6.
Visca
Arief N.
174,4
160,4
139,5
110,5
48,0
223
88,4
7.
S.
Intan
158
146,5
130,3
96,5
36,5
194,8
61,9
Maghfiro
8.
h
R. A.
160,2
147,6
131
102,9
37,3
204
65,6
9.
Zaindy
Vega
154,8
142,3
127,3
99
31,5
187,3
59,8
1
Auliasari
Beki
155,4
144
131
104
35,8
194,7
61,5
0.
Rizki
157,56
145,81
129,5
101,68
40,95
200,63
72,21
9,33
6
6,52
5,20
5,50
11,87
9,98
Ratarata
Standar
8,79
Deviasi
4
Percentil 143,1
130,46
118,8
93,13
31,9
181,1
55,85
e5
Percentil 172,01
161,1
3
140,2
101,23
49,99
220,15
88,68
e 95
8
Tabel 3.7.1 Data Antropometri Berdiri
TABEL HASIL PRATIKUM ANTROPOMETRI DUDUK
No
Nama
.
Jenis
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Jarak
Tingg
Lebar Lebar
Kelami
duduk
mata
bahu
siku
lipat
i lipat
bahu
pingg
n (cm)
(cm)
duduk
duduk
duduk
lutut-
lutut
(cm)
ul
(cm)
(cm)
(cm)
pantat
(cm)
39
44,6
30,6
(cm)
1.
Chandra
Lk
86,2
76
58,5
27,6
(cm)
40
2.
Manik
Putri
Pr
77,5
69,4
54
27,9
35,7
37
40,3
27,5
3.
Desriani
Laila
Pr
80,8
70,6
53,5
27
36,5
36,4
40,5
27,6
4.
Fitria
Dewi F.
Pr
73,2
63
47,3
22
34,3
33,8
36,3
27,9
5.
M.
Maria
Pr
80,3
69,5
55,2
29
39,3
36,8
37,9
28,5
6.
7.
Visca
Arief N. S.
Intan
Lk
Pr
88,3
81,1
78
70
58
54,5
29,5
17,9
42,2
39,8
40,5
37
46,5
34,7
30
30,5
8.
Maghfiroh
R. A.
Lk
81,6
70,6
55,6
18
38,4
39
40,3
28,5
9.
Zaindy
Vega
Pr
78,5
66,5
52,5
16,4
38,3
38,5
34,5
27,5
10.
Auliasari
Beki Rizki
Pr
80
68,6
55,5
16,1
39,4
38,7
33,2
29
Rata-rata
Standar
80,75
4,22
70,23
4,25
54,49
3,13
23,14
5,6
37,89
2,66
37,67
1,87
38,88
9,17
28,76
1,22
Deviasi
Percentile
73,8
63,2
49,34
13,92
33,51
34,59
23,79
26,75
5
Percentile
87,69
77,24
59,63
32,35
42,26
40,74
53,96
30,76
95
5
Tabel 3.7.2 Data Antropometri Duduk
Anthropometer adalah sebuah alat ukur dengan satuan panjang sentimeter
yanf dirancang secara khusus untuk digunakan dalam pengukuran ukuran-ukuran
tubuh manusia, mulai dari tinggi bada tegak (berdiri), tinggi duduk tegak sampai
ukuran lainnya seperti lebar telapak kaki dan sebagainya, dengan bantuan alat ini
dapat mengukur data anthropometri dengan mudah (Pheasant, 1988)
Data antropometri pekerja kantor diperlukan sebagai dasar dalam
menentukan dimensi meja kerja. Data antropometri pekerja yang dilakukan
pengukuran untuk perancangan meja kantor adalah jangkauan tangan maksimal,
panjang siku- ujung jari, lebar bahu, tebal dada. Data tersebut kemudian dihitung
rata-rata dari masing-masing dimensi antropometri. Perancangan tempat kerja
pada dasarnya merupakan aplikasi data antropometri, tetapi masih memerlukan
dimensi fungsional yang tidak terdapat pada data statis. Dalam perancangan areal
atau stasiun kerja dalam industri, ada beberapa aspek ergonomis yang harus
dipertimbangkan antara lain sikap dan posisi kerja (Madyana, 1996).
Untuk menghindari sikap dan posisi kerja yang tidak nyaman ini,
pertimbangan-pertimbangan ergonomis antara lain menyarankan hal seperti
mengurangi keharusan pekerja untuk bekerja dengan sikap dan posisi
membungkuk atau menyamping dengan frekuensi kegiatan yang sering atau
jangka waktu yang lama. Pekerja tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan
maksimum yang bisa dilakukan. Pengaturan posisi kerja dalam hal ini dilakukan
dalam jarak jangkauan normal. Pekerja tidak seharusnya duduk pada saat bekerja
dalam waktu yang lama dengan kepala, leher, punggung berada dalam sikap atau
posisi miring. Pekerja tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau
periode waktu yang lama dengan posisi kerja yang tidak ergonomis. (Nurmianto,
2003)
Persyaratan ergonomis mensyaratkan agar peralatan kerja dan fasilitas
kerja sesuai dengan orang yang menggunakannya khusus yang menyangkut
dimensi ukuran tubuh. Dimensi ruang kerja akan dipengaruhi oleh 2 hal pokok
yaitu situasi fisik atau situasi kerja yang ada. Meskipun pekerja yang sehat sudah
6
diseleksi secara ketat dan diharapkan akan mampu beradaptasi dangan situasi dan
kondisi lingkungan fisik kerja yang bervariasi dalam hal temperatur, kelembaban,
getaran, kebisingan dan lain sebagainya, akan tetapi stress akibat kondisi
lingkungan fisik kerja akan terus berakumulasi. Perancangan sistem kerja harus
memperhatikan prosedur-prosedur untuk mengekonomisasikan gerakan-gerakan
kerja sehingga dapat memperbaiki efisiensi dan mengurangi kelelahan kerja.
(Madyana, 1996).
Analisis Hasil
1. Objek pertama
Tinggi rak
Jangkauan rak
: Rak Laboratorium
: 100,5 cm
: 37 cm
a. Tinggi rak
Perbandingan tinggi rak dengan tinggi jangkauan atas menggunakan
persentil 5 memiliki hasil ;
Tinggi rak : Tinggi jangkauan atas
100,5 cm : 181,1 cm
Kesimpulan : Tinggi rak laboratorium sudah tergolong ergonomis,
karena dari persentil 5 (tinggi jangkauan atas terkecil dari
10 responden) dapat menjangkaunya.
b. Jangkauan rak
Perbandingan jangkauan rak dengan jarak genggaman tangan ke
punggung menggunakan persentil 5 memiliki hasil ;
Jangkauan rak : Jarak genggaman tangan ke punggung
37 cm : 55,85 cm
Kesimpulan
: Jarak jangkauan rak laboratorium sudah tergolong
ergonomis, karena persentil 5 (jarak genggaman tangan
ke punggung terkecil dari II responden) dapat
menjangkaunya.
2. Objek kedua
: Meja komputer
Tinggi
: 29 cm
Perbandingan tinggi meja komputer dengan tinggi siku menggunakan
persentil 5 memiliki hasil ;
Tinggi meja : Tinggi siku
29 cm : 93,13 cm
7
Kesimpulan
: Tinggi meja komputer sudah tergolong ergonomis,
karena persentil 5 (tinggi siku terkecil dari II
responden) dapat menjangkaunya.
3. Objek ketiga
: Komputer
Tinggi komputer
: 43 cm
Perbandingan hasil tinggi komputer dengan tinggi mata duduk dengan
menggunakan persentil5 memiliki hasil ;
Tinggi komputer : Tinggi mata duduk
43 cm : 63,2 cm
Kesimpulan
: Tinggi komputer sudah tergolong ergonomis, karena
dari persentil 5 (tinggi mata duduk terkecil II
responden) dapat menjangkaunya.
4. Objek keempat
Tinggi kursi
Panjang kursi
Lebar kursi
: Kursi komputer
: 19 cm
: 18 cm
: 20 cm
a. Tinggi-kursi
Perbandingan hasil tinggi kursi dengan tinggi siku duduk dengan
menggunakan persentil 5 memiliki hasil ;
Tinggi kursi : Tinggi siku duduk
19 cm : 13,92 cm
Kesimpulan
: Tinggi kursi tidak ergonomis, karena dengan
persentil 5 (tinggi siku duduk terkecil II responden)
tidak dapat menjangkaunya.
b. Panjang kursi
Perbandingan panjang kursi dengan jarak lipat lutut-pantat
menggunakan persentil 5 memiliki hasil ;
Panjang kursi : Jarak lipat lutut-pantat
18 cm : 30,8 cm
Kesimpulan
: Panjang kursi sudah tergolong ergonomis, karena
dari persentil 5 (jarak lipat lutut-pantat terkecil) dapat menjangkaunya.
c. Lebar kursi
8
Perbandingan lebar kursi dengan lebar pinggul.
Lebar kursi : Panjang panggul
20 cm : 33,51 cm
Kesimpulan
: Lebar kursi sudah ergonomis, karena dari panjang
pinggul terkecil dari II responden dapat menjangkaunya.
BAB IV
KESIMPULAN
Alat
yang
digunakan
dalam
pengukuran
antropometri
adalah
antropometer dan meteran.
Pada pengukuran antropometri berdasarkan tinggi badan dan lebar
pinggul 20 responden, didapatkan rata-rata tinggi badan populasi adalah
157,3 dan rata-rata lebar pinggul populasi adalah 36,65. Standar Deviasi
9
(SD) tinggi badan populasi adalah 8,59682 sedangkan SD lebar pinggul
populasi adalah 2,20705.
Pada pengukuran standar desain ruang kelas menggunakan
perhitungan persentil 95 karena menunjukkan tubuh berukuran besar.
Hanya 5% populasi yang tidak bisa melewati gang atau pintu tersebut.
Artinya, ini merupakan standar terbesar sehingga semua ukuran populasi
dapat masuk
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN
11