Rancang Bangun Alat Pemasak Lemang Listrik Tipe Vertikal

  Lampiran 1. Flow chart pelaksaaan penelitian.

  Mulai Dirancang bentuk alat

  Digambar dan ditentukan ukuran alat Dipilih bahan

  Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong bahan sesuai ukuran yang sudah ditentukan

  Dirangkai alat Pengelasan

  Digerinda permukaan yang kasar Pengecatan b a a b Pengujian alat

  Layak? Analisis data

  Pengukuran parameter Data

  Selesai Lampiran 2. Spesifikasi alat pemasak lemang listrik tipe vertikal

  1. Dimensi

  a. Dimensi alat Diameter = 23,5 cm Tinggi = 31,8 cm

  b. Dimensi reaktor Diameter = 15,7 cm Tinggi = 25,7 cm

  c. Dimensi sarung tabung cetakan Diameter = 5,09 cm Tinggi = 23,8 cm

  d. Dimensi tabung cetakan Diameter = 5 cm Tinggi = 25 cm

  2. Bahan Tabung reaktor = Stainless steel Tabung sarung cetakan = Stainless steel Tabung cetakan = Stainless steel Rangka = Stainless steel Peredam panas = Glass wool

  3. Pemanas Sumber Panas = Heater (pemanas) elektrik

  4. Suhu Pengatur suhu = Thermostat

  Lampiran 3. Rancang teknis komposisi alat pemasak lemang listrik tipe vertikal Diketahui:

  • Panjang tabung = 25 cm
  • Panjang tabung efektif = 24 cm (2,4 dm)
  • Diameter tabung = 5 cm

  2

  • Jari-jari (r ) = 2,5 cm (0,25 dm)
  • Jumlah tabung pada alat = 6 tabung
  • Jarak ketan dengan air = 2 cm (20 ml)
  • Larutan santan(1:1) = Santan kental : Air (1 liter = 910 gr)

  Maka :

  • Volume tabung = 428,61 gr
  • Total volume tabung pada alat = 2571,66 gr
  • Massa ketan pada tabung = 195,65 gr
  • Total massa ketan pada tabung = 1173,9 gr
  • Massa larutan santan pada tabung
  • Santan kental = 117,5 mL
  • Air = 117,5 mL Total Massa larutan santan pada tabung
  • Total santan kental = 705 mL
  • Total air = 705 mL

  Perhitungan:

  a. Volume tabung = .t

  = = = = =

  b. Total volume tabung pada alat = volume tabung x jumlah tabung =

  c. Massa ketan pada tabung =

  [ ] ( ) =

  [ ] ( )

  = 0,235 - 2 cm = 235 mL

  • – 20 mL
    • 3

  =215 x 10 L x (910 gr) = 195,65 gr

  d. Total massa ketan pada tabung = Massa ketan x jumlah tabung = 195,65 gr x 6 tabung

  = 1173, 9 gr e. Massa larutan santan pada tabung =

  [ ] ( )

  = [ ] = 0,235

  = 235 mL

  • Santan kental = [

  = [ = 117,5 mL

  • Air = [

  = [ = 117,5 mL

  f. Total massa larutan santan pada tabung

  • Total santan kental = Santan kental x jumlah tabung

  = 117,5 x 6 tabung = 705 mL

  • Total air = Air x jumlah tabung

  = 117,5 x 6 tabung = 705 mL

  Jadi, dapat disimpulkan komposisi bahan pada alat pemasak lemang listrik tipe vertikal yakni, ketan seberat 1.173,9 gr, santan kental sebanyak 705 mL dan air sebanyak 705 mL.

  Lampiran 4. Data pengamatan kapasitas alat

  Tabel kapasitas alat Berat lemang Kapasitas Alat Ulangan Waktu (Kg)

  

I 2,11 90 menit 1,41

  

II 2,15 90 menit 1,43

  

III 2,13 90 menit 1,42

Rataan 2,13 90 menit 1,42

  ⁄ ⁄

  = 1,42 Kg/Jam Lampiran 5. Biaya pemakaian alat Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan suatu alat. Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan.

  Unsur produksi

  1. Biaya pembuatan alat (P) = Rp. 5.250.000

  2. Umur ekonomi (n) = 5 tahun

  3. Nilai akhir alat (S) = Rp. 525.000

  4. Jam kerja = 10 jam/hari

  5. Lama pemasakan = 1,5 jam

  6. Produksi/hari = 14,2 kg/hari

  7. Biaya operator = Rp. 50.000/ hari (1 jam=Rp.5.000)

  8. Biaya listrik = Rp. 300,6 / jam

  9. Biaya perbaikan = Rp. 171,81/ jam

  10. Bunga modal dan asuransi = Rp. 567.000/ tahun

  11. Biaya sewa gedung = Rp. 525.000 / tahun

  12. Pajak = Rp. 105.000/ tahun

  13. Jam kerja alat per tahun = 3000 jam/tahun ( asumsi 300 hari efektif berdasarkan tahun 2014)

  Lampiran 6. Biaya produksi 1.

Biaya tetap (BT)

  1. Biaya penyusutan (D) D = dimana:

  D = Biaya penyusutan (Rp/tahun) P = Nilai awal alsin (harga beli/pembuatan) (Rp) S = Nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp) n = Umur ekonomi (tahun)

  D = = Rp 945.000/tahun

  2. Bunga modal dan asuransi (I) Bunga modal pada bulan Agustus 16% dan Asuransi 2%

  ( )( ) ( ) ( )

  I = =

  ( )

  = Rp. 567.000/tahun

  3. Biaya sewa gedung Sewa gedung = 1% x P

  = 1% x Rp. 5.250.000 = Rp. 52.500/tahun

  4. Pajak Pajak = 2% x P

  = 2% x Rp. 5.250.000 = Rp. 105.000/tahun Total biaya tetap = Rp. 1.669.500/tahun 2.

Biaya tidak tetap (BTT)

  1. Biaya perbaikan alat (reparasi)

  

( )

  Biaya reparasi =

  ( )

  = = Rp. 18,9/jam

  2. Biaya listrik Daya Heater = 0,9 KW Biaya listrik = 0,9 KW x Rp. 334/KWH

  = Rp. 300,6/H = Rp. 300,6/jam

  3. Biaya operator Biaya operator = Rp. 5.000/jam Total biaya tidak tetap = Rp. 5.319,5 /jam 3.

Biaya produksi lemang listrik

  Biaya pokok = + BTT ] C = + Rp. 5.319,5 /jam 0,70 jam/kg

  ]

  = Rp. 4.113,2/kg Lampiran 7. Break even point

  Break even point atau analisis titik impas (BEP) umumnya berhubungan

  dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.

  N =

  ( )

  Biaya tetap (BT) = Rp. 1.669.500/tahun = Rp. 556,5/jam (1 tahun = 3.000 jam) = Rp. 39,19/kg (1 jam = 14,2 kg)

  Biaya tidak tetap (BTT) = Rp. 5.319,5/jam (1 jam = 14,2 kg) = Rp. 374,61/ Kg

  Penerimaan dari tiap produksi (R) = Rp.40.000/kg Alat ini akan mencapai Break even point jika alat telah memasak lemang sebanyak :

  BT

  N =

  ( RBTT )

  N = N = N = 42,13 kg/tahun Alat ini akan mencapai Break even point jika alat telah memasak lemang dengan berat 42,13 kg/tahun atau setara dengan 23 kali pemasakan.

  BEP = 42,13 kg/tahun

  Lampiran 8. Net present value Berdasarkan persamaan (2) nilai NPV alat ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

  CIF

  • – COF ≥ 0 Investasi : Rp. 5.250.000 Nilai akhir : Rp. 525.000 Pendapatan : penerimaan x kapasitas alat x jam kerja alat 1 tahun dengan asumsi alat bekerja pada kapasitas penuh

  : Rp.40.000 x 1,42 kg/jam x 3000 jam : Rp. 170.400.000

  Pembiayaan : biaya pokok x kapasitas alat x jam kerja alat 1 tahun : Rp. 4.113,2 x 1,42 kg/jam x 3000 jam : Rp. 17.522.232

  Suku bunga bank : Rp. 6% Suku bunga coba-coba : Rp. 8% Umur alat : 5 tahun

  Cash in flow 6%

  1. Pendapatan = Pendapatan x (P/A, 6%, 5) = Rp. 170.400.000/ tahun x 4,2124 = Rp.717.792.960/tahun

  2. Nilai akhir = Nilai akhir x (P/F,6%,5) = Rp.525.000 x 0,7473 = Rp. 392.332,5

  Jumlah CIF = Rp. 718.185.292

  Cash out flow 6%

  1. Investasi = Rp.5.250.000

  2. Pembiayaan = pembiayaan x (P/F,6%,n) = Rp. 17.522.232 x 0,7473 = Rp. 13.094.364

  Jumlah COF = Rp. 18.344.364 NPV 6% = CIF – COF

  = Rp. 718.185.292 - Rp. 18.344.364 = Rp. 699.840.928

  Jadi besarnya NPV 6% adalah Rp. 699.840.928 > 0 maka usaha ini layak untuk dijalankan.

  Lampiran 9. Internal rate of return

  Internal Rate of Return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan

  kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu. Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, dimana diperoleh B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Berdasarkan harga dari NPV = X (positif) atau NPV= Y (positif) dan NPV = X (positif) atau NPV = Y (negatif), dihitunglah harga IRR dengan menggunakan rumus berikut :

  IRR = p% + x (q% - p%) (positif dan negatif)

  dan

  IRR = q% + x (q% - p%) (positif dan positif)

  Dimana: p = suku bunga bank paling atraktif q = suku bunga coba-coba ( > dari p) X = NPV awal pada p Y = NPV awal pada q Suku bunga bank paling atraktif (p) = 6% Suku bunga coba-coba ( > dari p) (q) = 8 %

  Cash in Flow 8 %

Internal rate of return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan kelayakan lama

  (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu.Harga

  IRR dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

  IRR = p% + x (q% - p%) (positif dan negatif)

  dan

  IRR = q% + x (q% - p%) (positif dan positif)

  Dimana: p = suku bunga bank paling atraktif q = suku bunga coba-coba ( > dari p) X = NPV awal pada p Y = NPV awal pada q Suku bunga bank paling atraktif (p) = 6% Suku bunga coba-coba ( > dari p) (q) = 8%

  Cash in flow 8%

  1. Pendapatan = Pendapatan × (P/A, 8%,5) = Rp. 717.792.960 ×3,9927 = Rp. 286.595.846

  2. Nilai akhir = Nilai akhir × (P/F, 8%,5) = Rp. 525.000 × 0,6806 = Rp. 357.315

  Jumlah CIF = Rp. 286.595.846 + Rp. 357.315 = Rp. 286.953.161

  Cash out flow 8%

  1. Investasi = Rp. 5.250.000

  2. Pembiayaan = Pembiayaan × (P/A, 8%,5) = Rp.17.522.232 x 3,9927 = Rp. 69.961.015,7

  Jumlah COF = Rp. 5.250.000 + Rp. 69.961.015,7 = Rp. 75.211.015,7

  NPV 8% = CIF – COF = Rp. 286.953.161

  • – Rp. 75.211.015,7 = Rp. 211.742.145

  Karena nilai X dan Y adalah positif maka digunakan rumus:

  IRR = q% + x (q% - p%) = 8% + × (8% - 6%) = 8% + (1,434 × 2%) = 10,87%

  Lampiran 10. Foto alat Alat pemasak lemang listrik tipe vertikal

  Proses pemasukan daun pembungkus lemang

  Proses pemasukan ketan Proses penuangan santan

  Proses Pemasakan berlangsung Lampiran 11. Komponen alat Sarung tabung cetakan

  Tabung cetakan Tabung pemasak lemang vertikal Lampiran 12. Gambar teknik alat

Dokumen yang terkait

SEARAH PENGUATAN SERI DAN SHUNT UNTUK MEMPERKECIL RUGI-RUGI (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 0 13

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian - Efektivitas Pelaksanaan Program Pemberdayaan Keluarga Melalui Model Family Care Unit (FCU) Di Desa Sambirejo Timur Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

0 0 51

I. Identitas Pekerja penyemprot - Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Gejala Keracunan Pada Penyemprot Pestisida di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau Tahun 2015

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pestisida 2.1.1 Pengertian Pestisida - Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Gejala Keracunan Pada Penyemprot Pestisida di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau Tahun 2015

0 0 40

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Gejala Keracunan Pada Penyemprot Pestisida di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau Tahun 2015

0 1 7

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Evaluasi Rancangan Alat Pemipih Purun untuk Mengurangi Keluhan Muskuloskeletal Pengrajin (Kasus : Koperasi Serba Usaha Muara Baimbai)

0 6 8

Evaluasi Rancangan Alat Pemipih Purun untuk Mengurangi Keluhan Muskuloskeletal Pengrajin (Kasus : Koperasi Serba Usaha Muara Baimbai)

0 0 24

Modul Eksperimen Pengaruh pengetahuan Awal Terhadap Ketetaan Ukuran Menggunakan Alat Ukur Perangkat Ilusi Persegi Helmholtz dalam Bentuk Manekin Lampiran 1a

1 1 31

BAB II DASAR TEORI - Pengaruh Penambahan Kutub Bantu Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt Untuk Memperkecil Rugi-Rugi (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

1 0 31

SEARAH PENGUATAN SERI DAN SHUNT UNTUK MEMPERKECIL RUGI-RUGI (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 0 13