BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Kerangka Teori - Efektivitas Media dalam Gerakan Donor Darah
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah suatu kumpulan teori dan model dari literatur yang menjelaskan hubungan dalam masalah tertentu. Dalam kerangka teori, teori secara logis dikembangkan, digambarkan, dan dielaborasi jaringan-jaringan dari asosiasi antara variabel-variabel yang diidentifikasi melalui survei atau telaah literatur (Silalahi, 2009:92).
Fungsi teori dalam sebuah riset atau penelitian adalah untuk membantu peneliti menjelaskan fenomena sosial atau fenomena yang dialami menjadi pusat perhatian. Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala tersebut (Kriyantono, 2006:43).
Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah:
2.1.1. Komunikasi
Istilah komunikasi telah banyak didefinisikan oleh pakar, akademisi, dan praktisi. Setiap ahli memasukkan aspek-aspek terpenting dalam setiap definisinya. Adanya beragam definisi komunikasi membuat peneliti dapat mengetahui lebih mendalam mengenai hakikat komunikasi, unsur, dan prosesnya.
Beberapa definisi komunikasi yang dikutip oleh Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi (2006:19-20):
- Everett M. Rogers Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
- Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling terpengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Shannon and Weaver
Menurut Effendy (2009:9) istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi, kalau dua orang terlihat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Sedangkan Harold D. Laswell dalam Mulyana (2007:69) mengatakan bahwa terdapat lima poin penting dalam komunikasi yaitu, Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect.
Dari berbagai definisi yang telah dituturkan oleh banyak pakar, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa komunikasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui saluran (channel) tertentu yang merupakan bentuk interaksi manusia bertujuan untuk menyamakan persepsi dan menimbulkan efek tertentu.
2.1.2. Komunikasi Massa
Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli komunikasi. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yakni media cetak dan elektronik (Nurudin, 2011:3-4). Definisi yang paling sederhana dari komunikasi massa adalah yang dirumuskan Bitner (1980), yaitu “Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa kepada sejumlah besar orang (Rakhmat, 2011:90).”
Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media.
Melakukan kegiatan komunikasi massa jauh lebih sukar daripada komunikasi antarpribadi. Seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada ribuan pribadi yang berbeda pada saat yang sama, tidak akan bisa menyesuaikan harapannya untuk memperoleh tanggapan mereka secara pribadi. Seorang komunikator melalui media massa yang mahir adalah seseorang yang berhasil menemukan metode yang tepat untuk menyiarkan pesannya guna membina empati dengan jumlah terbanyak diantara komunikannya. Meskipun jumlah komunikan bisa mencapai jutaan, kontak yang fundamental adalah antara dua orang; benak komunikator harus mengenai benak setiap komunikan. Komunikasi massa yang berhasil ialah kontak pribadi dengan pribadi yang diulang ribuan kali secara serentak.
Komunikasi massa diharapkan dapat memberikan efek kepada penerimanya. Wilbur Schramm dalam bukunya “How Communication
Works” menggolongkan efek komunikasi massa ke dalam efek yang
bersifat khusus dan efek yang bersifat umum; 1.
Efek umum Efek umum menyangkut efek yang paling mendasar yang diharapkan dapat terjadi akibat pesan-pesan yang disiarkan melalui media massa.
2. Efek khusus
Efek khusus yang dimaksud terutama menyangkut suatu ramalan tentang efek yang diperkirakan akan timbul pada individu-individu dalam suatu mass audience pada perilaku mereka dalam menerima pesan-pesan di media massa. (Wiryanto, 2000:15)
2.1.3. Efektivitas Blackberry Messenger
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah populer mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan. Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan.
Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat H. Emerson (dalam Handayaningrat, 1995:16), yang menyatakan bahwa “Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.”
Menurut Hardjana (2000:28), pengertian umum tentang efektivitas adalah: a.
Mengerjakan hal-hal yang benar b. Mencapai tingkat diatas pesaing c. Membawa hasil d. Menangani tantangan masa depan e. Meningkatkan laba keuntungan f. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya
Suatu komunikasi dianggap efektif atau berhasil jika hampir seluruh khalayak yang dilibatkan dapat menunjukkan pemahaman mereka tentang pesan yang disampaikan.
Secara umum, komunikasi dinilai efektif apabila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksud oleh pengirim atau sumber berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.
1. Siapa penerima atau pemakai (Receiver or user) Merupakan penerima pesan yang dituju atau komunikan yang dituju.
2. Isi pesan (Content) Merupakan pesan yang diterima atau tersalur.
3. Media (Media) Merupakan saluran yang digunakan oleh komunikator atau sumber dalam menyampaikan pesannya kepada komunikan atau pemakai.
4. Sumber pesan (Source) Merupakan orang yang memberikan pesan ke pengguna.
5. Format Merupakan bentuk dari penyampaian pesan yang disampaikan sumber kepada penerima.
Menurut Wilbur Schramm, agar proses komunikasi berjalan secara efektif, maka komunikasi harus memperhatikan kondisi-kondisi yaitu: a.
Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga menarik perhatian komunikan.
b.
Pesan harus menggunakan lambang-lambang yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga sama-sama mengerti.
c.
Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan.
BlackBerry Messenger merupakan salah satu aplikasi chatting yang
menjadi andalan di dalam smartphone. Aplikasi ini diciptakan oleh seorang pria lulusan University of Waterloo jurusan Geologi, yaitu Gary Klassen. Aplikasi ini digunakan dengan cara berbagai PIN dengan sesama pemakai aplikasi ini. BlackBerry Messenger pada saat ini sudah tumbuh menjadi salah satu aplikasi yang menarik perhatian banyak konsumen. Pada saat ini, BBM-an juga merupakan salah satu aktifitas yang sangat populer di kalangan masyarakat. Seperti dikutip dari Kompas.com,
BlackBerry Messenger tercatat digunakan oleh sebanyak 79 persen orang
di Indonesia. Jumlah ini menjadi yang terbanyak dibandingkan dengan aplikasi lainnya; demikian hasil riset dari On Device Meter oleh Nielsen pada Februari 2014 lalu.
Tidak cuma soal jumlah pengguna, lama pemakaian BlackBerry
Messenger dalam sehari juga jadi yang terlama dibandingkan dengan
aplikasi chatting lainnya. Terhitung, rata-rata BBM digunakan selama 23,3 menit per harinya. Menjadi aplikasi yang terfavorit di kalangan masyarakat, aplikasi BlackBerry Messenger ini pun akhirnya diluncurkan di smartphone yang berbasis Android dan iOS pada Juni 2013 silam.
Fenomena yang marak terjadi saat ini adalah para pengguna
BlackBerry Messenger menggunakan fasilitas BlackBerry Messenger
sebagai sarana untuk melakukan publikasi suatu acara. Selain itu,
BlackBerry Messenger juga dimanfaatkan para penggunanya untuk
melakukan broadcast ke kontak mereka. Pesan-pesan yang di broadcast biasanya bersifat penting dalam bentuk info-info aktual yang bermanfaat bagi para pengguna BlackBerry Messenger untuk mengetahui info aktual dan info real time.
Fitur-fitur yang ada pada aplikasi BlackBerry Messenger antara lain:
- Menampilkan kontak dan status
- Berbagi Berkas • Percakapan Grup • Avatar (Display Picture)
- Pesan Penyiaran (Broadcast Message)
- Identitas Kode Batang • Membagi Lokasi • Transfer data berukuran besar
Efektivitas BlackBerry Messenger bisa diartikan sebagai keberhasilan suatu aktivitas/ kegiatan yang menggunakan aplikasi
BlackBerry Messenger untuk mencapai sasaran/ tujuan yang telah
BlackBerry Messenger dalam suatu aktivitas/ kegiatan, maka semakin
efektiflah aplikasi tersebut. Dalam penelitian ini, hal yang dimaksud adalah efektivitas BlackBerry Messenger terhadap partisipasi masyarakat dalam gerakan donor darah di Kota Medan.
2.1.4. Partisipasi
Dilihat dari segi etimologi, kata partisipasi berasal dari bahasa Belanda . Dalam bahasa Inggris disebut juga
“Participare” “participation”, sedangkan dalam bahasa latin disebut “participation”.
Banyak definisi yang dikemukakan para ahli tentang partisipasi. Namun secara harafiah, partisipasi berarti “turut berperan serta dalam suatu kegiatan”, “keikutsertaan atau peran serta dalam suatu kegiatan”, “peran serta aktif atau proaktif dalam suatu kegiatan”. Partisipasi dapat didefinisikan secara luas sebagai “bentuk keterlibatan dan keikutsertaan masyarakat secara aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan dari dalam dirinya (intrinsik) maupun dari luar dirinya (ekstrinsik) dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan”.
Menurut Kafler yang dikutip dalam Mulyono (1999:23) mengenai partisipasi adalah sebagai berikut: “Partisipasi adalah keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan yang mencurahkan dirinya baik secara fisik maupun mental dan emosional. Partisipasi fisik merupakan partisipasi dimana seseorang langsung ikut serta dalam suatu kegiatan, sedangkan partisipasi secara mental dan emosional merupakan partisipasi dengan memberikan saran, pemikiran, gagasan, dan aspek mental lainnya yang menunjang tujuan yang diharapkan.”
Verhangen (1979) dalam Mardikanto (2003) menyatakan bahwa “partisipasi merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang berkaitan dengan pembagian: kewenangan, tanggung jawab, dan keterlibatan seseorang (individu atau warga masyarakat) dalam suatu kegiatan tertentu.” Keikutsertaan atau keterlibatan yang dimaksud disini bukanlah bersifat pasif tapi secara aktif ditujukan oleh orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, partisipasi lebih tepat diartikan sebagai keikutsertaan seseorang di dalam suatu kelompok sosial untuk mengambil bagian dalam kegiatan masyarakatnya, di luar pekerjaan atau profesinya sendiri.
Margono Slamet (1985) menyatakan bahwa tumbuh dan berkembangnya partisipasi sangat ditentukan oleh 3 unsur pokok, yaitu: a.
Adanya kemauan yang diberikan kepada kita untuk berpartisipasi b. Adanya kesempatan kita untuk berpartisipasi c. Adanya kemampuan kita untuk berpartisipasi
Seseorang yang ikut serta berpartisipasi dalam suatu kegiatan memiliki ciri-ciri yang dijadikan barometer atau tolak ukur keikutsertaannya itu. Beberapa orang yang ikut serta dalam suatu kegiatan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Secara langsung ikut dalam proses kegiatan 2.
Memiliki keputusan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan 3. Memberikan tanggapan dan saran dalam proses kegiatan 4. Memberikan informasi tentang segala sesuatu dalam usaha membuat keputusan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
5. Terdapat kesempatan untuk ikut aktif dalam kegiatan tersebut 6.
Memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan 7. Merasakan manfaat dari hasil kegiatan
Menurut para ahli, ada beberapa bentuk partisipasi yang dapat diberikan masyarakat dalam suatu program, yaitu:
Tabel 2.1. Partisipasi masyarakat dalam suatu program Nama Ahli Bentuk Partisipasi(Hamijoyo, 2007: 21; Partisipasi harta benda, yaitu partisipasi Holil, 1980: 81 & dalam bentuk menyumbang harta benda, Pasaribu dan misalnya menyumbangkan materi berupa uang, Simanjutak, 2005: 11) barang dan menyediakan sarana atau fasilitas untuk kepentingan program.
(Hamijoyo, 2007: 21 & Partisipasi tenaga, adalah partisipasi yang Pasaribu dan diberikan dalam bentuk tenaga untuk Simanjutak, 2005: 11) pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program; dengan memberikan pertolongan bagi orang lain; partisipasi spontan atas dasar sukarela.
(Hamijoyo, 2007: 21 & Partisipasi keterampilan, yaitu berupa Pasaribu dan pemberian bantuan keterampilan yang dimiliki Simanjutak, 2005: 11) untuk kepentingan program.
(Hamijoyo, 2007: 21 & Partisipasi buah pikiran, yaitu partisipasi Pasaribu dan berupa sumbangan berupa ide, pendapat atau Simanjutak, 2005: 11) buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program maupun untuk memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang diikutinya.
Partisipasi sosial, yaitu keterlibatan dalam
(Hamijoyo, 2007: 21 & Pasaribu dan kegiatan-kegiatan sosial demi kepentingan Simanjutak, 2005: 11) bersama.
Berdasarkan bentuk-bentuk partisipasi diatas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa terhadap beberapa tipe partisipasi yang diberikan Syahyuti (2006), ada tujuh tipe partisipasi yang dibedakan berdasarkan karakteristiknya; berturut-turut semakin dekat kepada bentuk yang ideal, yaitu : 1.
Partisipasi pasif atau manipulatif : merupakan bentuk partisipasi yang paling lemah. Karakteristiknya adalah masyarakat menerima pemberitahuan apa yang sedang dan telah terjadi. Pengumuman sepihak oleh pelaksana proyek tidak memperhatikan tanggapan masyarakat sebagai sasaran program.
2. Partisipasi informatif : masyarakat hanya menjawab pertanyaan- pertanyaan untuk proyek, namun tidak berkesempatan untuk terlibat
3. Partisipasi konsultatif : Masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi, sedangkan orang luar mendengarkan, serta menganalisis masalah dan pemecahannya. Dalam pola ini belum ada peluang untuk pembuatan keputusan bersama. Para profesional tidak berkewajiban untuk mengajukan pandangan masyarakat (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti.
4. Partisipasi insentif : Masyarakat memberikan korbanan dan jasa untuk memperoleh imbalan insentif berupa upah, walau tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran atau eksperimen-eksperimen yang dilakukan. Masyarakat tidak memiliki andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan setelah insentif dihentikan.
5. Partisipasi fungsional : Masyarakat membentuk kelompok sebagai bagian proyek setelah ada keputusan-keputusan utama yang disepakati.
Pada tahap awal, masyarakat tergantung kepada pihak luar, tetapi secara bertahap kemudian menunjukkan kemandiriannya.
6. Partisipasi interaktif : Masyarakat berperan dalam proses analisis untuk perencanaan kegiatan dan pembentukan atau penguatan kelembagaan.
Pola ini cenderung melibatkan metode interdisipliner yang mencari keragaman perspektif dalam proses belajar yang terstruktur dan pelaksanaan keputusan-keputusan mereka, sehingga memiliki andil dalam keseluruhan proses kegiatan.
7. Mandiri (self mobilization) : Masyarakat mengambil inisiatif sendiri secara bebas (tidak dipengaruhi pihak luar) untuk merubah sistem atau nilai-nilai yang mereka junjung. Mereka mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan bantuan dan dukungan teknis serta sumberdaya yang diperlukan. Yang terpenting, masyarakat juga memegang kendali atas pemanfaatan sumberdaya yang ada dan atau digunakan.
Teori AIDDA disebut juga proses A-A atau A-A Procedure
(Attention-Action Procedure ). Teori AIDDA adalah akronim dari kata-
kata:
A Attention (perhatian)
I Interest (minat) D Desire (hasrat) D Decision (keputusan) A Action (tindakan)
Proses pentahapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hal ini, komunikator harus menimbulkan daya tarik. Apakah perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat atau interest. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang diharapkan komunikator. Hasrat ada pada diri komunikan harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan atau decision, yakni melakukan kegiatan atau action sebagaimana diharapkan komunikator (Effendy, 1992: 304 – 305).
Dikaitkan dengan penelitian ini, maka tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Attention (perhatian) : pesan broadcast yang disebarkan melalui
BlackBerry Messenger harus bisa menarik perhatian masyarakat untuk berpartisipasi dalam gerakan donor darah di Kota Medan.
2. Interest (minat) : setelah menarik perhatian komunikan, pesan broadcast yang disebarkan melalui BlackBerry Messenger harus bisa membuat masyarakat berminat untuk berpartisipasi dalam gerakan donor darah di Kota Medan.
3. Desire (hasrat) : komunikan harus dibuat lebih dari sekedar merasa tertarik dan terpikat. Mereka harus mempunyai keinginan untuk memahami pesan broadcast yang disampaikan komunikator dan kemudian mempunyai keinginan untuk ikut berpartisipasi dalam gerakan donor darah di Kota Medan.
4. Decision (keputusan) : tidak sampai pada keinginan untuk berpartisipasi saja, dalam tahap ini komunikan juga sudah harus membuat suatu keputusan yang kuat apakah mereka akan berpartisipasi dalam kegiatan donor darah di Kota Medan atau tidak. Dalam tahap ini, komunikan memegang kepercayaan penuh terhadap pesan yang telah disampaikan komunikator melalui pesan broadcast yang disebarkan melalui BlackBerry
Messenger.
5. Action (tindakan) : pada tahap akhir ini, komunikan telah melibatkan dirinya di dalam gerakan donor darah di Kota Medan, yaitu dengan berpartisipasi sesuai dengan isi pesan broadcast yang didapatkannya melalui BlackBerry Messenger.
2.1.6. Teori Media Baru
Abad ke-20 dapat digambarkan sebagai ‘zaman pertama media massa’. Abad ini juga ditandai dengan berubahnya ketakjuban maupun ketakutan atas pengaruh media massa. Walaupun terjadi perubahan yang besar dalam lembaga dan teknologi media serta dalam masyarakat sendiri dan juga munculnya ‘ilmu komunikasi’, perdebatan publik mengenai signifikasi sosial yang potensial dari ‘media’ sepertinya tidak terlalu awal pada abad ke-20 lebih dari sekedar kepentingan sejarah dan pemikiran awal memberikan poin rujukan untuk memahami masa kini (McQuail, 2011:56).
Media massa berkembang begitu cepat. Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, komunikasi massa pun semakin canggih dan kompleks, serta memiliki kekuatan yang lebih dari masa-masa sebelumnya. Hal ini ditandai dengan munculnya media baru. Istilah ‘media baru’ telah digunakan sejak tahun 1960-an dan telah mencakup seperangkat teknologi komunikasi terapan yang semakin berkembang dan beragam.
Menurut Denis McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (2011:43) ciri utama media baru adalah adanya saling keterhubungan, aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima maupun pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang beragam sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya yang ada di mana-mana.
Adapun perbedaan media baru dari media lama, yakni media baru mengabaikan batasan percetakan dan model penyiaran dengan memungkinkan terjadinya percakapan antar banyak pihak, memungkinkan penerimaan secara simultan, perubahan dan penyebaran kembali objek- objek budaya, mengganggu tindakan komunikasi dari posisi pentingnya dari hubungan kewilayahan dan modernitas, menyediakan kontak global secara instan, dan memasukkan subjek modern/ akhir modern ke dalam mesin aparat yang berjaringan. (Poster, dalam McQuail, 2011:151).
Perubahan utama yang berkaitan dengan munculnya media baru yakni:
- Digitalisasi dan konvergensi atas segala aspek media.
- Interaksi dan konektivitas jaringan yang makin meningkat.
- Mobilitas dan deklokasi untuk mengirim dan menerima.
- Pemisahan dan pengaburan dari ‘lembaga media’.
Klaim status paling utama sebagai media baru dan mungkin juga sebagai media massa adalah internet. Meskipun demikian, ciri-ciri massal bukanlah karasteristik utamanya. Pada awalnya, internet dimulai sebagai alat komunikasi nonkomersial dan pertukaran data antara profesional, tetapi perkembangan selanjutnya adalah internet sebagai alat komunikasi pribadi dan antarpribadi (Castell). Media ini belum matang maupun memiliki definisi yang jelas sejalan dengan penilaian Lievrouw yang menyatakan bahwa ‘belum terdapat bentuk aplikasi yang sangat hebat (killer application) dari interaksi dalam jaringan (daring)’. Walaupun demikian, kita juga dapat melihat aplikasi mesin pencari dan situs jaringan sosial sebagai aplikasi yang unik dan dominan (McQuail, 2011:44).
Denis McQuail memberikan beberapa ciri mengenai internet, yaitu :
- Teknologi berbasis internet.
- Karakternya hibrida, tidak berdedikasi, fleksibel.
- Potensi interaktif.
- Fungsi publik dan privat.
- Peraturan yang tidak ketat.
- Kesalingterhubungan.
- Ada di mana-mana/ tidak tergantung lokasi.
- Dapat diakses individu sebagai komunikator.
- Media komunikasi massa dan pribadi.
Kemunculan media baru turut memberikan andil akan perubahan pola komunikasi masyarakat. Media baru, dalam hal ini internet sedikit banyak mempengaruhi cara individu bekomunikasi dengan individu lainnya. Internet di kehidupan sekarang hadir untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam berkomunikasi dan memperoleh informasi. Internet berfungsi sebagai jaringan global untuk komunikasi dari satu lokasi ke penyedia informasi yang tidak ada batasan. Mengakses internet saat ini sudah menjadi rutinitas kebanyakan masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja tetapi kini dapat mengaksesnya melalui handphone dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh sejumlah provider telepon seluler.
2.2. Kerangka Konsep
Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang sama yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama (Bungin, 2011:148). Konsep menggambarkan suatu fenomena secara abstrak yang dibentuk dengan jalan membuat generalisasi terhadap sesuatu yang khas (Nazir, 2008:17).
Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang berupa uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Nawawi, 1995:40).
Dalam penelitian ini ditetapkan kerangka konsep dalam bentuk kelompok variabel sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang menemukan atau mempengaruhi adanya variabel yang lain (Nawawi, 1995:41). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah efektivitas BlackBerry Messenger.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas dan bukan karena variabel lain (Nawawi, 1995:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah partisipasi masyarakat terhadap gerakan donor darah di Kota Medan.
2.3. Model Teoritis
Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan permasalahan-permasalahan terkait antara satu dengan yang lainnya. Variabel- variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep dibentuk menjadi model teoritis sebagai berikut:
Variabel Terikat (Y) Variabel Bebas (X) partisipasi masyarakat dalam Efektivitas BlackBerry Messenger gerakan donor darah di Kota Medan
Gambar 2.1. Model Teoritis 2.4. Operasional VariabelBerdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, maka dibuat operasional variabel untuk mempermudah proses penelitian, yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.2. Operasional Variabel
Variabel Teoritis Variabel Operasional
1.a. Variabel Bebas (X) Penerima atau pemakai media
Efektivitas BlackBerry Messenger
- Frekuensi mendapatkan pesan
- Waktu penerimaan pesan
- Motivasi a.
Isi pesan
- Kejelasan informasi dalam pesan
- Ketertarikan terhadap pesan
- Pengertian terhadap isi pesan
- Pemahaman terhadap isi pesan
- Keakuratan informasi
- Ketepatan media
- Ketertarikan terhadap media yang digunakan c.
Sumber pesan
- Tingkat kepercayaan
- Keahlian menyampaikan pesan d.
Format pesan
- Bentuk pesan
- Susunan kata-kata dalam pesan
- Ketertarikan terhadap format pesan 2.
a. Variabel Terikat (Y) Partisipasi harta benda
Partisipasi Masyarakat terhadap - Uang Gerakan Donor Darah di Kota - Barang
Medan - Sarana/ prasarana
- Darah b.
Partisipasi tenaga
- Partisipasi spontan
- Partisipasi sukarela c.
Partisipasi keterampilan
- Technical skill
- Interpersonal skill d.
Partisipasi buah pikiran
- Ide/ gagasan
- Pengalaman e.
Partisipasi sosial
- Motivasi - Ajakan 3.
a. Karakteristik Responden Jenis kelamin c.
Pendidikan d. Pekerjaan dan Penghasilan e. Lamanya tinggal 2.5.
Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur konsep-konsep yang akan diteliti yang bersifat operasional (Sarwono, 2006:27). Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas (X), yaitu Efektivitas BlackBerry Messenger, yang terdiri dari: a.
Penerima atau pemakai Frekuensi : seberapa sering responden mendapatkan informasi
- tentang donor darah melalui BlackBerry Messenger.
- darah yang diterima responden telah disampaikan pada waktu yang tepat.
Waktu penerimaan pesan : apakah pesan broadcast tentang donor
- kegiatan donor darah setelah mendapatkan informasi tentang donor darah melalui Blackberry Messenger.
Motivasi : apakah responden termotivasi untuk berpartisipasi dalam
b.
Isi pesan Kejelasan informasi dalam pesan : bagaimana kejelasan informasi
- tentang donor darah yang disampaikan melalui Blackberry Messenger. >terhadap informasi tentang donor darah yang disampaikan melalui Blackberry Messenger.
- Pengertian terhadap isi pesan : sejauhmana responden mengerti isi pesan tentang donor darah yang disampaikan melalui Blackberry
Ketertarikan terhadap pesan : bagaimana ketertarikan responden
Pemahaman terhadap isi pesan : sejauhmana responden memahami - isi pesan tentang donor darah yang disampaikan melalui Blackberry
Messenger.
- Keakuratan informasi : seberapa akurat informasi tentang donor darah yang disampaikan melalui Blackberry Messenger.
- Keefektifan pesan : seberapa efektif informasi tentang donor darah yang disampaikan melalui Blackberry Messenger.
- Tingkat kerpercayaan terhadap isi pesan : sejauhmana tingkat kepercayaan responden terhadap isi pesan tentang donor darah yang disampaikan melalui Blackberry Messenger.
c.
Media Ketepatan media : seberapa tepat media yang digunakan untuk
- menyebarkan informasi tentang donor darah.
- ketertarikan responden terhadap BlackBerry Messenger sebagai media penyebaran informasi tentang donor darah.
Ketertarikan terhadap media yang digunakan : sejauhmana
d.
Sumber pesan Tingkat kepercayaan : bagaimana tingkat kepercayaan responden
- kepada komunikator (orang yang menyebarkan pesan).
- memberikan/ menyebarkan informasi tentang donor darah melalui Blackberry Messenger .
Keahlian menyampaikan pesan : seberapa ahli komunikator dalam
e.
Format pesan Bentuk pesan : bagaimana bentuk pesan donor darah yang diterima
- responden.
- pesan; apakah sudah rapi dan teratur atau belum.
Susunan kata-kata : bagaimana kata-kata yang tersusun dalam
- responden terhadap format pesan tentang donor darah yang disampaikan melalui Blackberry Messenger.
Ketertarikan terhadap format pesan : sejauhmana ketertarikan a.
Partisipasi harta benda
- Uang : berupa materi yang diberikan untuk keberlangsungan kegiatan donor darah.
- Barang : benda/ barang yang disumbangkan untuk pelaksanaan kegiatan donor darah.
- Sarana/ prasarana : fasilitas yang disediakan untuk keberlangsungan kegiatan donor darah, misalnya gedung.
- Darah : berupa darah yang disumbangkan pada saat kegiatan donor darah.
- Partisipasi spontan : responden membantu dengan tenaga secara spontan pada saat berlangsungnya kegiatan donor darah.
- Partisipasi sukarela : responden secara sukarela memberi bantuan tenaga pada saat berlangsungnya kegiatan donor darah.
b.
Partisipasi tenaga
c.
Partisipasi keterampilan
- Technical skill (keterampilan teknis) : keterampilan responden dalam menyebarkan informasi tentang donor darah.
- Interpersonal skill (keterampilan interpersonal) : keterampilan responden untuk berinteraksi dengan orang lain secara efektif.
d.
Partisipasi buah pikiran
- Ide/ gagasan : berupa ide, pendapat, atau gagasan yang diberikan demi keberhasilan kegiatan donor darah.
- Pengalaman : berupa pengalaman yang dibagikan demi keberhasilan kegiatan donor darah.
e.
Partisipasi sosial
- Motivasi : berupa dorongan/ semangat yang diberikan responden kepada masyarakat untuk melakukan donor darah.
- Ajakan : berupa ajakan responden kepada masyarakat untuk melakukan donor darah.
3. Karakteristik Responden, yang terdiri dari: a.
Jenis kelamin : jenis kelamin (laki-laki atau perempuan) yang b.
Usia : tingkatan umur responden (17-50 tahun).
c.
Pendidikan : tingkat pendidikan responden.
d.
Pekerjaan dan Penghasilan : pekerjaan dan penghasilan responden.
e.
Lamanya tinggal : lamanya responden tinggal di lingkungan tertentu.
2.6. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui cara yang terkumpul (Arikunto, 2006:71).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ho : Tidak terdapat hubungan antara efektivitas BlackBerry Messenger terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Gerakan Donor Darah di Kota Medan.
Ha : Terdapat hubungan antara efektivitas BlackBerry Messenger terhadap Partisipasi Masyarakat dalam Gerakan Donor Darah di Kota Medan.