Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Sikap Kepemimpinan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tengaran Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Gambaran Subyek Penelitian

  Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Dasar Negeri Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dengan subyek penelitian kelas

  IV sebanyak 36 siswa. Letak Sekolah Dasar Negeri Tengaran berada diwilayah kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Dalam proses pembelajaran guru masih belum menggunakan metode yang tepat sehingga siswa kelas IV SD N Tengaran dalam proses pembelajaran sikap kepemimpinan siswa tidak terarah dan hasil belajar cenderung menurun.

  SD ini terletak di lingkungan pedesaan yang strategis untuk pembelajaran di lingkungan desa Tengaran. Letak SD ini berdekatan dengan TK Pertiwi, SD Siti Hajar, dan SMP N Tengaran 1, SMP Islam Sudirman, MTs , sehingga sangat mudah untuk mendapatkan transportasi karena dekat dengan jalan raya.

4.2 Pelaksanaan Tindakan

4.2.1 Kondisi Awal

  Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas Siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi pada kondisi awal dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar dan sikap kepemimpinan siswa. Metode yang digunakan guru pada saat proses pembelajaran tidak tepat yaitu metode ceramah sehingga siswa tidak tertarik dalam proses pembelajaran, yang mengakibatkan sebagian besar peserta didik memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) dan rendahnya sikap kepemimpinan siswa didalam kelas dikarenakan metode yang digunakan guru tidak tepat.

  Data hasil ketuntasan pretest table dan dilengkapi dengan diagram sebagai berikut :

Tabel 4.1 Analisis dan Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Pretest

  Hasil KKM Indikator Prosentase Ketercapaian Belajar < 70

  20 56% ≥ 70 Belum 100 % Siswa ≥ 70

  16 44% Tercapai

  Dari hasil analisis nilai pretest, masih ada 20 siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Secara lebih rinci, ketuntasan hasil pretest dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut :

  Diagram Ketuntasan Hasil Pretest Kelas IV Indikator 20 Prosentase 55% Ketercapaian Belum Tercapai

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Pretest

  Dari table dan rekapitulasi hasil pretest dan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa dari 36 siswa SD Negeri Tengaran, hanya 16 siswa (45 %) yang tuntas ( yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 70 ) dan 20 siswa (55%) yang tidak tuntas (belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal) serta nilai rata-rata yang masih ketrampilan guru dalam memvariasikan model pembelajaran dan alat peraga dalam proses pembelajaran yang berlangsung serta kurangnya keterlibatan siswa sehingga sikap kepemimpinan siswa rendah dan bahkan tidak berkembang ditandai dengan siswa yang pandai tidak mau memimpin temannya yang belum bisa bahkan cenderung mengganggu teman yang lain.

  Oleh karena itu, perlu menerapkan model yang dapat meningkatkan sikap kepemimpinan siswa pada siklus I untuk meningkatkan kepemimpinan siswa menjadi 80 % secara klasikal.

  Berdasarkan data hasil belajar Matematika dan Sikap kepemimpinan siswa yang rendah dari siswa kelas IV SD Negeri Tengaran Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semseter II Tahun

  Pelajaran 2014/2015 peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rencana penelitian yang diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode tutor sebaya untuk meningkatkan sikap kepemimpinan siswa dan hasil belajar matematika yang akan dilakukan dalam 2 siklus. Siklus I pembelajaran dilakukan dengan pokok bahasan “ Pecahan Biasa dan Pecahan Campuran “ dan pada siklus II pembahasan akan dilanjutkan dengan pokok bahasan “ Pecahan Desismal”.

4.2.2 Pelaksanaan Siklus I

  Penelitian Siklus I terdiri dari tiga tindakan, dimana terdapat empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut : a.

   Perencanaan

  Pada siklus pertama perencanaan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah :

  1. Membuat skenario pembelajaran sesuai dengan tindakan dalam bentuk RPP lengkap

3. Membentuk dan menyiapkan tim 4.

  Indikator ketercapaian, penulis menetapkan indikator ketercapaian hasil penelitian sebagai berikut : a.

  Hasil belajar dengan KKM ≥ 70 dengan 80 % siswa tuntas b.

  Hasil sikap kepemimpinan ≥ 4 atau dalam Kriteria baik (≥1= sangat kurang, ≥2 = kurang, ≥3 = cukup, ≥4 = baik, 5 = sangat baik ) c. Kinerja guru ≥ 4 atau dalam Kriteria baik (≥1= sangat kurang,

  ≥2 = kurang, ≥3 = cukup, ≥4 = baik, 5 = sangat baik )

  b.

   Pelaksanaan Penelitian

  Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan, yaitu pertemuan pertama, kedua dan ketiga yang terbagi menjadi tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Masing

  • –masing berlangsung selama 2 jam pelajaran (70 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Maret 2015, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 Maret 2015 dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu 25 Maret.

  a.

  Pertemuan Pertama 1)

  Kegiatan Awal Pada pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa, mengajak siswa berdoa, selanjutnya guru mengulas sedikit pembelajaran sebelumnya, menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu “pecahan” dilanjutkan menyampikan tujuan pembelajaran, dan memotifasi siswa.

  2) Kegitan Inti

  Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya kertas lipat dan permainan pecahan, materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi sikap kepemimpinan siswa dan lembar observasi peneliti.

  Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru menanyakan apa saja yang mereka ketahui tentang pecahan. Guru menyampikan materi dan membagi siswa kedalam kelompok tutor sebaya yang beranggota 6 siswa, guru membagikan lembar kerja dengan topik berbeda setelah itu siswa mengamati dan guru menjelaskan prosedur kerja kelompok untuk mengidentifikasi pengertian pecahan, cirri pecahan dan macam. Siswa merencanakan tugas dan mengambil alat dan bahan yang disediakan oleh guru, selanjutnya siswa mulai mengidentifikasi, berdiskusi, mengolah pendapat anggota kelompok sesuai dalam lembar kerja masing-masing dan menyiapkan laporan. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil pengamatan. Setelah kelompok tutor sebaya selesai melaksanakan pelatihan singkat, anggota kelompok masuk dalam kelompok-kelompok biasa yang terdiri dari 5 siswa dan 1 tutor. Kemudian mulai melakukan tugas dalam kelompok masing-masing. Setelah selesai berdiskusi, salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerja dengan tutor didepan kelompok lain. Guru meluruskan pemahaman siswa dan memberikan pengutan atas kerja kelompok. Siswa dan guru menyimpulkan bersama pembelajaran hari ini. Pada akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan terhadap kerja kelompok yang telah dilakukan.

  3) Kegitan Akhir

  Guru memberikan tindak lanjut untuk siswa diminta mempelajari lagi “ penjumlahan dan pengurangan pecahan” dan siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran hari ini.

  b.

  Pertemuan Kedua 1)

  Kegiatan Awal Pada pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa, mengajak siswa berdoa, selanjutnya guru mengulas sedikit pembelajaran sebelumnya, menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu “penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa” dilanjutkan menyampikan tujuan pembelajaran, dan memotifasi siswa.

  2) Kegitan Inti

  Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya permainan pecahan, materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi sikap kepemimpinan siswa dan lembar observasi peneliti.

  Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru menanyakan apa saja yang mereka ketahui tentang pecahan. Guru menyampikan materi dan membagi siswa kedalam kelompok tutor sebaya yang beranggota 6 siswa, guru membagikan lembar kerja dengan topik berbeda setelah itu siswa mengamati dan guru menjelaskan prosedur kerja kelompok untuk mengidentifikasi pengertian pecahan, cirri pecahan dan macam. Siswa merencanakan tugas dan mengambil alat dan bahan yang mengidentifikasi, berdiskusi, mengolah pendapat anggota kelompok sesuai dalam lembar kerja masing-masing dan menyiapkan laporan. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil pengamatan. Setelah kelompok tutor sebaya selesai melaksanakan pelatihan singkat, anggota kelompok masuk dalam kelompok-kelompok biasa yang terdiri dari 5 siswa dan 1 tutor. Kemudian mulai melakukan tugas dalam kelompok masing-masing. Setelah selesai berdiskusi, salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerja dengan tutor didepan kelompok lain. Guru meluruskan pemahaman siswa dan memberikan pengutan atas kerja kelompok. Siswa dan guru menyimpulkan bersama pembelajaran hari ini. Pada akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan terhadap kerja kelompok yang telah dilakukan. 3)

  Kegitan Akhir Guru memberikan tindak lanjut untuk siswa diminta mempelajari lagi “penjumlahan dan pengurangan pecahan” dan siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran hari ini.

  c.

  Pertemuan Ketiga 1)

  Kegiatan Awal Pada pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa, mengajak siswa berdoa, selanjutnya guru mengulas sedikit pembelajaran sebelumnya, menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu “penjumlahan dan pengurangan pecahan campuran” dilanjutkan menyampikan tujuan pembelajaran, dan memotifasi siswa.

  2) Kegitan Inti

  Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga yaitu permainan pecahan, materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi sikap kepemimpinan siswa dan lembar observasi peneliti.

  Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru menanyakan apa saja yang mereka ketahui tentang pecahan. Guru menyampikan materi dan membagi siswa kedalam kelompok tutor sebaya yang beranggota 6 siswa, guru membagikan lembar kerja dengan topik berbeda setelah itu siswa mengamati dan guru menjelaskan prosedur kerja kelompok untuk mengidentifikasi pengertian pecahan, cirri pecahan dan macam. Siswa merencanakan tugas dan mengambil alat dan bahan yang disediakan oleh guru, selanjutnya siswa mulai mengidentifikasi, berdiskusi, mengolah pendapat anggota kelompok sesuai dalam lembar kerja masing-masing dan menyiapkan laporan. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil pengamatan. Setelah kelompok tutor sebaya selesai melaksanakan pelatihan singkat, anggota kelompok masuk dalam kelompok-kelompok biasa yang terdiri dari 5 siswa dan 1 tutor. Kemudian mulai melakukan tugas dalam kelompok masing-masing. Setelah selesai berdiskusi, salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerja dengan tutor didepan kelompok lain. Guru meluruskan pemahaman siswa dan memberikan pengutan atas kerja kelompok. Siswa dan guru menyimpulkan bersama pembelajaran hari ini. Pada akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan terhadap kerja kelompok yang telah dilakukan.

  3) Kegitan Akhir

  Setelah pembelajaran dan evaluasi selesai guru membarikan tindak lanjut untuk siswa mempelajari “pecahan desimal”. Siswa mengemukakan pendapat tentang pembelajaran hari ini

  c.

   Hasil Penelitian

  Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan pertama berlangsung, peneliti meminta bantuan observer guru kelas IV dan satu guru untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga ahir pembelajaran dengan mengisi lembar pengamatan aktivitas peneliti dan lembar sikap kepemimpinan siswa yang telah dipersiapkan. Hasil pengamatan aktivitas guru disajikan pada lampiran 20 dan sikap kepemimpinan siswa disajikan pada

  lampiran 37 . Adapun kekurangan pada pertemuan pertama akan diperbaiki pada pertemuan kedua.

Tabel 4.2 Hasil Penelitian Sikap Kepemimpinan Siswa

  Siklus I SIKLUS I Hasil Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

  Jumlah % Jumlah % Jumlah % ≤ 4

  15

  41

  13

  36

  10

  27

  21

  59

  23

  64

  26

  73 ≥ 4

Tabel 4.2 menunjukkan sikap kepemimpinan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika menggunakan metode tutor

  sebaya. Pada siklus I pertemuan I siswa yang memiliki sikap kepemimpinan ≥ 4 sebanyak 21 siswa, sedangkan pada pertemuan 2 sebanyak 23 siswa dan pada pertemuan ketiga siklus I sikap kepemimpinan siswa dimiliki 26 siswa dalam satu kelas . Jadi dapat disimpulkan sikap kepemimpinan siswa dengan menggunakan metode tutor sebaya belum berhasil dan akan diperbaiki pada siklus II. Gambar hasil penelitian sikap kepemimpinan siswa kelas IV SD Negeri Tengaran dapat dilihat sebagai berikut :

  

Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas IV

SD N Tengaran Siklus I

  80

  70

  73

  60

  64

  50

  59

  40

  30 ≤ 4

  20

  26

  23

  21 ≥ 4

  10 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III SIKLUS I

Gambar 4.2 Hasil Penelitian Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas IV

  Hasil belajar matematika siswa setelah memperoleh tindakan yang dilakukan pada akhir pertemuan III pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar matematika pra siklus. Hasil belajar ini disajikan pada lampiran. Hasil belajar matematika kelas IV SD N Tengaran siklus I tersaji pada tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 4.3 Hasil Belajar Matematika

  

Siklus I

KKM Hasil Belajar Indikator Prosentase Ketercapaian

< 70

  10 28% ≥ 70 Tercapai 100 % Siswa

  26 72% ≥ 70 Dari tabel 4.3 menunjukkan ketercapaian hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N Tengaran pada siklus I meningkat. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus I meningkat menjadi 26, sementara pada pra siklus hanya 14. Hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N Tengaran melalui metode Tutor Sebaya sudah memenuhi KKM. Hasil evaluasi pada siklus I apabila dianalis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk gambar dibawah ini :

  Hasil Belajar Matematika Siklus I Indikator 26 Prosentase 72% Ketercapaian Tercapai

Gambar 4.3 Presentase Ketuntasan Belajar Matematika

  

Siklus I

  Siswa yang nilainya ≥70 pada siklus I meningkat mencapai 72%, sedangkan siswa yang nilainya <70 menurun 28% dibandingkan dengan hasil belajar pra siklus. Namun demikian hasil yang diperoleh pada siklus I belum mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator keberhasilan. Penelitian dianggap berhasil apabila 30 siswa nilainya tuntas dalam satu kelas atau ketuntasan klasikal 80%. Oleh karena itu penelitian dilanjutkan pada siklus II.

  d.

  5 Siklus I Pertemuan I 6 20 10 0 5 21 10 Siklus I Pertemuan II

  2. Pengurangan pecahan biasa

  146 4,05 Baik Pertemuan II

  Penjumlahan pecahan biasa.

  Siklus I 1.

  2. Macam-macam pecahan

  144 4,00 Baik Pertemuan I

  Pengertian pecahan.

  Siklus I 1.

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran Menggunakan Metode Tutor Sebaya Pertemuan Materi Total skor Nilai Aktivitas Kriteria

  8 12 16 0 9 17 10 Siklus I Pertemuan III 2 14 20 0 1 16 15

  4

   Hasil Observasi

  3

  2

  1

  5

  4

  3

  2

  1

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Per Item Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Metode Tutor Sebaya Siklus I Frekuensi Observer I Observer 2

  Pada siklus I kegiatan guru dalam pembelajaran menggunakan metode Tutor Sebaya diamati oleh dua observer. Pengamatan dilakukan berdasarkan lembar observasi kegiatan guru dalam menggunakan metode tutor sebaya. Hasil pengamatan disajikan pada lampiran.Adapun pengamatan kegiatan guru dalam pembelajaran matematika menggunakan metode tutor sebaya tersaji pada tabel 4.4 di bawah ini:

3. Sifat-sifat pecahan.

  1. Penjumlahan Siklus I pecahan campuran.

  148 4,11 Baik Pertemuan

2. Pengurangan

  III pecahan campuran

  Dari hasil pengamatan aktivitas peneliti siklus I pertemuan I saat menyampaikan proses pembelajaran dengan menerapkan metode tutor sebaya jumlah 4,00. Secara umum dapat dikatakan pembelajaran sudah memenuhi indikator pencapaian. Ada beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh guru yaitu kurang memberi acuan materi yang tepat untuk menggali materi yang akan dipelajari, kurang efektif menggunakan media pelajaran, belum menyampaikan materi sesuai tujuan pelajaran, dalam kegiatan konfirmasi materi belum runtut serta belum dapat membuat kesimpulan secara bersama. Pada siklus I pertemuan II mendapatkan skor 146 dengan nilai aktivitas 4,05. Secara umum dapat dikatakan pembelajaran sudah memenuhi indikator pencapaian. Aspek yang belum dilakukan yaitu ketidak tepatan penggunaan media dalam eksplorasi Pada siklus Pada siklus I pertemuan III mendapatkan skor 148 dengan nilai aktivitas 4,11. Secara umum dapat dikatakan pembelajaran sudah memenuhi indikator pencapaian. Aspek yang belum dilakukan yaitu ketidak tepatan penggunaan media dalam eksplorasi , belum mengkaitkan materi secara luas dalam kehidupan anak, dalam kegiatan konfirmasi materi belum runtut. Aspek yang belum dilakukan adalah menggunakan cara yang efektif dalam proses apersepsi. Jadi dari pertemuan I sampai III pada siklus I terdapat peningkatan nilai aktivitas.

  e.

   Hasil Refleksi

  Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap penggunaan metode tutor sebaya pada mata pelajaran matematika SD N Tengaran menunjukkan peningkatan hasil meskipun masih ada beberapa hal yang belum sesuai dengan indikator yang diharapkan. Hasil refleksi pada siklus I sebagai berikut: 1)

  Guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Terjadi perubahan kondisi belajar siswa setelah melakukan pembelajaran dengan metode tutor sebaya yang berdampak pada pengetahuan guru akan bermacam-macam model yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2)

  Terjadi perubahan sikap siswa yaitu sikap kepemimpinan siswa terarah setelah melakukan pembelajaran dengan metode tutor sebaya. 3)

  Terjadi perubahan hasil belajar setelah melakukan pembelajaran dengan metode tutor sebaya. Hasil Refleksi pada Pra siklus sebagai berikut : 1)

  Guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan metode yang dipilih dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat, namun metode yang digunakan tidak tepat sehingga siswa tidak tertarik dalam pembelajaran. 2)

  Sikap kepemimpinan siswa tidak terarah disebabkan metode yang dipilih guru tidak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. 3)

  Hasil belajar cenderung menurun Hasil Refleksi pada Pra Siklus dan Siklus I menunjukkan perubahan pada metode yang digunakan guru, hasil belajar dan sikap kepemimpinan yang dimiliki siswa. Berikut adalah table perbandingan pra siklus dan siklus I :

Tabel 4.6 Tabel Perbandingan Sikap Kepemimpinan, Hasil Belajar dan Metode yang Digunakan Pada Kondisi Awal dan Siklus I

  Kondisi Awal Siklus I

Sikap Hasil Sikap Hasil

Metode Metode Kepemimpinan Belajar Kepemimpinan Belajar

  Sikap Sikap Kepemimpinan Tutor ≥ 70 , ≥ 70 ;

  Kepemimpinan Ceramah 61 % terarah (Baik ≥ 72 % Sebaya Siswa Rendah 4)

  Pada siklus I sikap kepemimpinan siswa meningkat tetapi belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Hasil belajar meningkat tetapi belum mencapai indikator keberhasilan. Kinerja guru dalam menggunakan metode tutor sebaya sudah mencapai indikator keberhasilan, namun masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaanya. Berdasarkan hasil tindakan, maka penelitian dilanjutkan pada siklus II. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditindak lanjuti pada siklus II adalah: 1)

  Pada saat pembagian kelompok siswa kebingungan dan butuh waktu untuk menjadikan siap. 2)

  Pada saat pembagian kelompok siswa cenderung tidak mau berkelompok dengan siswa-siswa tertentu 3)

  Siswa cenderung tidak memperhatikan ketika tutor memberikan pengarahan pada saat mengerjakan LKS

4) Ketuntasan hasil belajar belum mencapai indikator penelitian.

  5) Kegiatan guru dalam pembelajaran belum maksimal

4.2.3 Pelaksanaan Siklus II

  Setelah mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam siklus I bahasan “Pecahan Desimal” Dalam siklus II ini dilakukan melalui 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

  a) Perencanaan

  a.

  Pertemuan Pertama Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan “Pecahan Desimal.” Persiapan alat dan bahan untuk menunjang proses pembelajaran diantaranya permainan pecahan dan kartu bilangan, lembar kerja kelompok, lembar observasi peneliti dan lembar observasi sikap kepemimpinan siswa.

  b.

  Pertemuan kedua Perencanaan siklus II pertemuan kedua sebagai tindak lanjut dari hasil belajar, sikap kepemimpinan siswa dan kekurangan / kelebihan pada pertemuan pertama. Peneliti menyiapakan RPP, permainan pecahan, kartu bilangan, lembar kerja sisiwa, lembar evaluasi yang berisi butur-butir soal setelah di uji validitas dan reliabilitas untuk mengukur hasil belajar dari siklus II, lembar observasi peneliti, dan lembar observasi sikap kepemimpinan siswa.

  b) Pelaksanaan

  Pelaksanaan pada siklus II ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan pertama dan kedua yang terbagi menjadi tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Masing

  • –masing berlangsung selama 2 jam pelajaran (70 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal

  6 April 2015 dan pertemua kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 7 April 2015. a.

  Pertemuan Pertama 1)

  Kegiatan Awal Pada pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal

  6 April 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa, mengajak siswa berdoa, selanjutnya guru mengulas sedikit pembelajaran sebelumnya, menginformasikan materi y ang akan dipelajari yaitu “Pecahan

  Desimal ” dilanjutkan menyampikan tujuan pembelajaran, dan memotifasi siswa. 2)

  Kegitan Inti Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya permainan pecahan dan kartu bilangan, materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi sikap kepemimpinan siswa dan lembar observasi peneliti.

  Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru menanyakan apa saja yang mereka ketahui tentang pecahan desimal. Guru menyampikan materi dan membagi siswa kedalam kelompok tutor sebaya yang beranggota 6 siswa, guru membagikan lembar kerja dengan topik berbeda setelah itu siswa mengamati dan guru menjelaskan prosedur kerja kelompok untuk mengidentifikasi pengertian pecahan desimal, cirri pecahan decimal, cara mengubah pecahan biasa menjadi pecahan decimal, serta cara mengubah pecahan decimal menjadi pecahan biasa. Siswa merencanakan tugas dan mengambil alat dan bahan yang disediakan oleh guru, selanjutnya siswa mulai mengidentifikasi, berdiskusi, mengolah pendapat anggota kelompok sesuai dalam lembar kerja masing-masing dan menyiapkan laporan. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil pengamatan. Setelah kelompok tutor sebaya selesai melaksanakan pelatihan singkat, anggota kelompok masuk dalam kelompok-kelompok biasa yang terdiri dari 5 siswa dan 1 tutor. Kemudian mulai melakukan salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerja dengan tutor didepan kelompok lain. Guru meluruskan pemahaman siswa dan memberikan pengutan atas kerja kelompok. Siswa dan guru menyimpulkan bersama pembelajaran hari ini. Pada akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan terhadap kerja kelompok yang telah dilakukan. 3)

  Kegitan Akhir Guru memberikan tindak lanjut untuk siswa diminta mempelajari lagi “ penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal” dan siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran hari ini.

  b.

  Pertemuan Kedua 1)

  Kegiatan Awal Pada pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada tanggal 7

  April 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru mengawali pembelajaran dengan menanyakan kabar siswa, mengajak siswa berdoa, selanjutnya guru mengulas sedikit pembelajaran sebelumnya, menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu “Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Desimal” dilanjutkan menyampikan tujuan pembelajaran, dan memotifasi siswa.

  2) Kegitan Inti

  Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya kartu bilangan, permainan pecahan, materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi sikap kepemimpinan siswa dan lembar observasi peneliti.

  Sebelum melakukan metode tutor sebaya guru menanyakan apa saja yang mereka ketahui tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan. Guru menyampikan materi dan membagi siswa kedalam kelompok tutor sebaya yang beranggota 6 siswa, guru membagikan lembar kerja dengan topik berbeda setelah itu siswa mengamati dan guru menjelaskan prosedur kerja kelompok untuk mengidentifikasi merencanakan tugas dan mengambil alat dan bahan yang disediakan oleh guru, selanjutnya siswa mulai mengidentifikasi, berdiskusi, mengolah pendapat anggota kelompok sesuai dalam lembar kerja masing-masing dan menyiapkan laporan. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil pengamatan. Setelah kelompok tutor sebaya selesai melaksanakan pelatihan singkat, anggota kelompok masuk dalam kelompok-kelompok biasa yang terdiri dari 5 siswa dan 1 tutor. Kemudian mulai melakukan tugas dalam kelompok masing- masing. Setelah selesai berdiskusi, salah seorang siswa mempresentasikan hasil kerja dengan tutor didepan kelompok lain. Guru meluruskan pemahaman siswa dan memberikan pengutan atas kerja kelompok. Siswa dan guru menyimpulkan bersama pembelajaran hari ini. Pada akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan terhadap kerja kelompok yang telah dilakukan. 3)

  Kegitan Akhir Setelah pembelajaran dan evaluasi selesai guru membarikan tindak lanjut untuk siswa mempelajari kembali. Siswa mengemukakan pendapat tentang pembelajaran hari ini

  c) Hasil Pengamatan

  Hasil penelitian sikap kepemimpinan siswa selama mengikuti pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya pada siklus II tersaji pada table 4.14 dibawah ini :

Tabel 4.7 Hasil Penelitian Sikap Kepemimpinan

  Siklus II SIKLUS II

Hasil Pertemuan I Pertemuan II

  Jumlah % Jumlah %

  10

  27

  7

  20 ≤ 4 ≥ 4

  26

  73

  29

  80

Tabel 4.7 menunjukkan sikap kepemimpinan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika menggunakan metode tutor

  sebaya.

  Pada siklus II pertemuan I siswa yang memperoleh skor ≥ 4 sebanyak 26 siswa dengan nilai dikatakan baik dan mencapai KKM, pada siklus II pertemuan II siswa yang memperoleh skor ≥ 4 sebanyak 29 siswa dikatakan sangat baik dan mencapai KKM, Jadi dapat disimpulkan sikap kepemimpinan siswa dengan menggunakan metode tutor sebaya mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Peningkatan sikap kepemimpinan siswa pada siklus II dapat dilihat pada gambar 4.4

  90

  80

  80

  70

  73

  60

  50

  40

  30

  20

  29

  26 ≤ 4

  10 ≥ 4 Jumlah % Jumlah %

  Pertemuan I Pertemuan II SIKLUS II

Gambar 4.4 Peningkatan Sikap Kepemimpinan Siswa Siklus II

  Hasil belajar matematika siswa setelah memperoleh tindakan yang dilakukan pada akhir pertemuan II pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar matematika siklus I. Hasil belajar matematika kelas IV SD N Tengaran siklus II tersaji pada tabel diberikut ini:

Tabel 4.8 Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus II

  KKM Hasil Belajar Indikator Prosentase Ketercapaian ≥ 70 < 70 8 20% Tercapai

  100 % 28 80% ≥ 70 Siswa

  Dari tabel 4.3 menunjukkan nilai rata-rata siswa kelas IV SD N Tengaran pada siklus I yaitu 72,08, terjadi peningkatan pada siklus II yaitu 80,41. Jumlah siswa yang tuntas pada siklus I 26 siswa, sementara pada siklus II mencapai 28 atau 80% mencapai KKM. Hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N Tengaran melalui metode tutor sebaya sudah memenuhi KKM. Hasil evaluasi pada siklus II apabila dianalis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk diagram dibawah ini:

  Prosentase Hasil Belajar Matematika Siklus II 20% 80%

Gambar 4.5 Diagram Hasil Belajar Matematika Siklus II SD N TengaranGambar 4.5 menunjukkan prosentase hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus II sudah mencapai standar yang telah

  ditetapkan pada indikator kinerja. Indikator keberhasilan penelitian ini dikatakan berhasil apabila 28 siswa dari 36 siswa kelas IV SD Negeri Tengaran tuntas hasil belajarnya. Dari data di atas dapat diperoleh informasi bahwa siswa yang telah tuntas pada siklus II sudah mencapai 80% (28 siswa). Jadi, dari hasil data siklus II di atas menunjukkan bahwa keberhasilan ketuntasan belajar siswa sudah sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian.

  d) Hasil Observasi

  Kegiatan observasi terhadap kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya pada siklus II baik pada pertemuan I dan pertemuan II yang dinilai observer sudah menunjukkan hasil yang lebih baik dari siklus I :

Tabel 4.9 Hasil Penilaian Per Item Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Metode Tutor Sebaya Siklus II Frekuensi Pertemuan Observer I Observer 2

  1

  2

  

3

  4

  5

  1

  2

  3

  4

  5 Siklus II Pertemuan I 5 20 11 0 4 21 11 Siklus II

  Pertemuan II 2 14 16 0 1 15 20

Tabel 4.10 Hasil Penilaian Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Tutor Sebaya Siklus II Total Nilai

  

Pertemuan Materi Kriteria

skor Aktivitas

1. Siklus II Pengertian pecahan desimal.

  155 4,30 Baik I 3.

  Cara mengubah pecahan biasa menjadi pecahan decimal 4. Cara mengubah pecahan decimal menjadi pecahan biasa Siklus II

1. Penjumlahan pecahan Pertemuan desimal.

  165 4,58 Baik

  II 2.

  Pengurangan pecahan decimal

  Hasil pengamatan aktivitas peneliti siklus II pertemuan I saat menyampaikan proses pembelajaran dengan menerapkan metode tutor sebaya peneliti mendapatkan jumlah skor 155 dengan nilai aktivitas 4,30 hal tersebut menunjukan aktivitas peneliti sudah mencapai indikator pencapaian yang ditentukan. Aspek yang belum dilakukan yaitu ketidak tepatan penggunaan media dalam eksplorasi, belum mengkaitkan materi secara luas dalam kehidupan anak, dalam kegiatan konfirmasi materi belum runtut. Ada beberapa kegiatan yang belum dilakukan oleh guru yaitu kurang efektif menggunakan media pelajaran, dalam kegiatan konfirmasi materi belum runtut serta belum dapat membuat kesimpulan secara bersama. Pada siklus II pertemuan II terjadi peningkatan yaitu mendapatkan skor 165 dengan nilai aktivitas 4,58. Aspek yang belum dilakukan adalah belum mengkaitkan materi secara luas dalam kehidupan anak. Jadi dari pertemuan I sampai II pada siklus II terdapat peningkatan nilai aktivitas yang cukup baik.

e) Refleksi

  Setelah melaksanakan kegitan pembelajaran pada Siklus II, selanjutnya diadakan refleksi dari kegitan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observasi pada Siklus II,

  Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap sikap kepemimpinan siswa dan peningkatan hasil belajar pertemuan pertama menggunakan metode tutor sebaya pada mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri Tengaran menunjukkan hasil yang lebih baik. Nilai Sikap kepemimpinan pada pertemuan I siklus II meningkat yaitu 4,16 dibandingkan pertemuan II siklus II nilai sikap kepemimpinan 4,44. Siswa lebih aktif dalam bekerja kelompok, kreatif dalam menyelesaika soal atau masalah, dan dapat membantu atau memimpin temannya yang kesulitan dalam mengerjakan soal.

  Pada pertemuan II siklus II hasil belajar siswa meningkat yaitu 28 siswa atau 80% siswa tuntas. Pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan metode tutor sebaya pada siklus II juga meningkat yaitu dari 4,05 menjadi 4,44. Berikut adalah table perbandingan siklus I dan siklus II :

Tabel 4.11 Tabel Perbandingan Sikap Kepemimpinan, Hasil Belajar dan Metode yang Digunakan Pada Siklus I dan Siklus II

  

Siklus I Siklus II

Sikap Hasil Sikap Hasil Metode Metode Kepemimpinan Belajar Kepemimpinan Belajar

  Rata-rata sikap Rata-rata sikap Tutor Tutor ≥70 , ≥ 70 ; kepemimpinan kepemimpinan 72 % Sebaya 80% Sebaya 3.42 (Cukup) 4.3 (Baik)

  Dari hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir Siklus II didapatkan bahwa hasil belajar siswa meningkat jika dibandingkan dengan Siklus I, terbukti dari nilai yang diperoleh setelah mengunakan metode tutor sebaya mencapai ketuntasan belajar (KKM=70) sebanyak 80% atau 28 siswa. Karena hasil belajar pada siklus II yang tuntas 80% atau sebanyak 28 siswa maka sudah metode tutor sebaya yang seharusnya dicapai yaitu 80% atau 28 siswa yang tuntas.

  Hasil observasi sikap kepemimpinan siswa pada Siklus I dilanjutkan Siklus II dari pertemuan pertama hingga kedua menunjukan sikap kepemimpinan siswa meningkat. Sikap kepemimpinan siswa pada kondisi terakhir Siklus II pertemuan kedua menunjukan ketercapaian indikator yang telah ditetapkan. Dari kondisi terahir tersebut diketahui bahwa banyak siswa yang sudah mencapai indikator. Hal tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan sikap kepemimpinan siswa yaitu 80% dengan menggunakan metode tutor sebaya.

  Hasil observasi aktivitas peneliti dalam proses belajar mengajar mengalami peningkatan dari siklus I sampai pada siklus

  II. Dapat dikatakan aktivitas peneliti sudah mencapai indikator keberhasilan dalam proses belajar mengajar menggunakan metode tutor sebaya.

4.3 Hasil Analisis Data

  Berdasarkan hasil tindakan dari Siklus I dan Siklus II yang meliputi sikap kepemimpinan siswa, hasil belajar dan kegiatan guru dalam menggunakan metode tutor sebaya pada proses pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut :

4.3.1 Hasil Penilaian Sikap Kepemimpinan Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Tutor Sebaya

  Pada saat proses pembelajaran berlangsung antusias dan ketertarikan siswa dalam membimbing teman untuk mengerjakan tugas dalam kelompok menunjukan adanya peningkatan sikap kepemimpinan siswa dalam proses pembelajaran. Rekapitulasi sikap kepemimpinan siswa kondisi awal, Siklus I (pertemuan pertama, kedua dan ketiga ) dan Siklus II ( pertemuan pertama dan kedua) dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 4.12 Perbandingan Nilai Sikap Kepemimpinan Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Menggunakan Metode Tutor Sebaya Siklus I dan Siklus II

  SIKLUS I SIKLUS II Pertemuan Pertemuan Hasil

  I II

  III

  I II Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % ≤ 4

  15

  41

  13

  36

  

10

  27

  10

  27

  7

  20

  21

  59

  23

  64

  

26

  73

  26

  73

  29

  80 ≥ 4

  Dilihat dari tabel di atas jumlah siswa yang mendapat skor ≥ 4 pada siklus I sampai dengan siklus II mengalami peningkatan. Hasil pengamatan sikap kepemimpinan disajikan pada lampiran. Dapat disimpulkan dari table tersebut bahwa pembelajaran matematika menggunakan metode tutor sebaya dapat meningkatkan sikap kepemimpinan siswa. Jika dilihat dari keseluruhan data yang diperoleh, dapat dikatakan sikap kepemimpinan siswa pada tiap siklus berhasil atau meningkat. Perbandingan dan peningkatan sikap kepemimpinan siswa dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Gambar 4.6 Perbandingan Sikap Kepemimpinan Siswa Siklus I dan Siklus II

  40

  73

  26

  73

  29

  80

  20

  60

  64

  80 100 Ju m lah %

  Ju m lah %

  Ju m lah %

  Ju m lah %

  Ju m lah %

  Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan I Pertemuan II SIKLUS I SIKLUS II

Perbandingan Sikap Kepemimpinan Siswa

Siklus I dan Siklus II

  ≤ 4 ≥ 4

  26

  23

4.3.2 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tengaran

  28

Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tengaran Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No. KKM Kondisi Awal Siklus I Siklus II Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

  1 ≥ 70

  16

  44

  26

  72

  Hasil belajar Matematika berdasarkan kondisi awal, Siklus I dan Siklus II selalu mengalami kenaikan. Rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa kondisi awal, Siklus I, dan Siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.13

  59

  20

  54

  10

  28

  8

  20 Jumlah 36 100 36 100 36 100

  21

  80 2 < 70 Berdasarkan Tabel 4.20, dapat diketahui bahwa adanya peningkatan hasil belajar Matematika yang memenuhi kriteria ketuntasan (KKM = 70). Terbukti untuk presentase ketuntasan pada kondisi awal hanya 44% kemudian pada saat penerapan metode tutor sebaya presentase ketuntasan siklus I sebesar 72% dan pada Siklus II presentase ketuntasan menjadi 80%. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan mengunakan metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  Rekapitulasi peningkatan hasil belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar Diagram 4.7 berikut:

  Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tengaran Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Nilai < 70 Nilai ≥ 70

  28

  26

  20

  16

  

10

  8 Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Gambar 4.7 Diagram Hasil Belajar Matematika Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

  Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan kelas dilaksanakan mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 67 dengan ketuntasan klasikal 38% atau 14 siswa tuntas dan setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran siklus I menjadi 75 dengan ketuntasan klasikal 72% atau 26 siswa tuntas. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 81 dengan ketuntasan klasikal mencapai 80% atau 28 siswa tuntas hasil belajaranya.

4.3.3 Hasil Penilaian Kemampuan Guru Dalam Menerapkan Metode Tutor Sebaya

  Hasil pengamatan dan penilaian terhadap kemampuan guru dalam mengajar menggunakan metode tutor sebaya yang dilakukan dua observer diperoleh data di bawah ini

Tabel 4.14 Perbandingan Nilai Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Menggunakan Metode Tutor Sebaya pada Siklus I dan Siklus II Aktivitas Jumlah Nilai Kriteria

  

Mengajar Skor Aktivitas

Siklus I 144

  4 Baik pertemuan I Siklus I 146

  4.05 Baik pertemuan II Siklus I 148

  4.11 Baik pertemuan III Siklus II 155

  4.3 Baik pertemuan I Siklus II 165

  4.58 Baik pertemuan II

  Kegiatan guru mengajar menggunakan metode tutor sebaya pada siklus I pertemuan I mendapat nilai aktivitas 4,00 dengan kriteria baik, pertemuan II mendapat nilai aktivitas 4,05 dengan kriteria baik dan pertemuan III mendapat nilai aktivitas 4,11 dengan kriteria baik. Sedangkan pada siklus II pertemuan I mendapat nilai aktivitas 4,3 dengan kriteria baik dan pertemuan II yaitu 4,58 dengan kriteria baik. Jadi kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru menggunakan metode tutor sebaya pada pelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri Tengaran dari setiap pertemuan mengalamai peningkatan yang ditunjukkan dari nilai aktivitas kegiatan guru mengajar. Jika dilihat dari seluruh kegiatan pembelajaran yang direncanakan, maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran siklus II berhasil.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Sikap Kepemimpinan Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Menggunakan Metode Tutor Sebaya.

  Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian, pembelajaran menggunakan metode Tutor Sebaya pada pelajaran matematika meningkatkan sikap kepemimpinan siswa kelas IV SD Negeri Tengaran, hal ini dapat dilihat dari prosentase sikap kepemimpinan siswa pada setiap pertemuan setelah dilaksanakan tindakan. Peningkatan sikap kepemimpinan siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada table perbandingan berikut :

Tabel 4.15 Tabel Perbandingan Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas IV SD N Tengaran pada Siklus I dan Siklus II

  PERTEMUAN Hasil Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % ≤ 4

  10

  27

  5

  14

  26

  73

  31

  86 ≥ 4

  Pertemuan I pada siklus I siswa masih ramai sendiri, sering menggangu teman yang lain sehingga ketika diberi soal tidak dapat menjawab, siswa yang mampu mengerjakan soal dengan cepat selalu menggangu teman yang belum dapat menyelesaikan soal, sehingga pada pertemuan selanjutnya guru berusaha agar siswa mampu membimbing teman yang belum dapat menyelesaikan tugas sehingga semua dapat menjawab soal.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: T-Shirt Motivasi sebagai Media Komunikasi untuk Meningkatkan Motivasi Belajar: Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Angkatan 2015

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bonus pada Karyawan Produksi dengan Metode Weighted Product: Studi Kasus PT. Rena Djaja Semarang

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute Angkutan Kota Salatiga Menggunakan Live Action

0 0 23

STUDI KOMPARASI PENDAPATAN PETANI LOKAL DENGAN PETANI MODERN PADI SAWAH DI DESA MEKARJAYA, KECAMATAN KIARAPEDES, KABUPATEN PURWAKARTA BERLIANA YUNITA SARI dan MAHRA ARARI HERYANTO

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis dan Perancangan Desain Sistem informasi Geografis Berbasis Web Pengaduan Pelanggan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Salatiga

0 0 22

KEARIFAN LOKAL DALAM SISTEM AGRIBISNIS PADI SAWAH, DESA SUKANAGARA, KECAMATAN LAKBOK, KABUPATEN CIAMIS, PROVINSI JAWA BARAT ARGIT SURYA MUKTI dan TRISNA INSAN NOOR

0 0 11

Kata kunci: Keripik Singkong, Pengendalian mutu dan Proses Kontrol Statistik PENDAHULUAN - REKAYASA SISTEM PENGENDALIAN MUTU PRODUK OLAHAN SINGKONG DENGAN METODE PROSES KONTROL STATISTIK (Studi Kasus Kripik Singkong Merk “Bah Dukun” Di CV. Arva Snac

0 2 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Sikap Kepemimpinan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tengaran Semester II Tahun Pela

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Sikap Kepemimpinan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tengara

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Metode Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Sikap Kepemimpinan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tengaran Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 20