KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM. docx

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM
MENANGGULANGI TINDAK PIDANA KEKERASAN YANG DILAKUKAN
GURU TERHADAP ANAK DIDIK DI LINGKUNGAN SEKOLAH
MENURUT PASAL 351-355 KUHP DAN UNDANG-UNDANG NO.23 TAHUN
2003 PASAL 80 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan masyarakat senantiasa membawa dampak tersendiri
terhadap proses pembangunan suatu bangsa. Semakin dinamis perkembangan
masyarakat dari bangsa tersebut, maka akan semakin kompleks proses
pembangunan

yang

akan

terselenggara.


Kedinamisan

perkembangan

masyarakat tersebut yang nantinya akan menjadi pertimbangan strategis bagi
bangsa tersebut untuk menentukan visi, misi yang hendak dicapai dan prioritas
pembangunan yang hendak diselenggarakan. Visi, misi dan rencana prioritas
pembangunan merupakan 3 (tiga) pedoman mendasar dalam penyelenggaraan
pembangunan. Keajegan, kecermatan dan ketepatan substansi ketiganya akan
menentukan apakah pembangunan tersebut dapat berlangsung terarah dan
harmonis ataukah tidak, sehingga mencapai keberhasilan yang dikehendaki.
Visi merupakan tujuan umum pembangunan. Eksistensinya sebagai
roh/spirit dari pembangunan tersebut, yang kemudian dijabarkan melalui tujuantujuan khusus yang disebut dengan misi. Penjabaran misi pembangunan
selanjutnya dituangkan dalam rencana prioritas pembangunan.
Dalam hal ini, visi, misi dan rencana prioritas pembangunan Indonesia
termuat dalam suatu program pembangunan nasional atau biasa disebut dengan
Propenas, yang disusun setiap lima tahun sekali (dahulu dikenal dengan
Repelita).Visi pembangunan nasional Indonesia adalah terwujudnya masyarakat
Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan
sejahtera dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh


manusia Indonesia yang sehat, mandiri dan bertaqwa, berakhlak mulia, cinta
tanah air, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki etos kerja
yang tinggi dan disiplin.
Adapun misi yang hendak dicapai pembangunan nasional adalah sebagai
berikut:
1. terwujudnya pengamalan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
2. terwujudnya penegakan kedaulatan rakyat dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;
3. terwujudnya pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari untuk
mewujudkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa dalam kehidupan dan mantapnya persaudaraan umat beragama yang
berakhlaq mulia, toleran, rukun dan damai;
4. terwujudnya kondisi aman, damai, tertib dan ketentraman masyarakat;
5. terwujudnya sistem hukum nasional yang menjamin tegaknya supremasi
hukum dan hak asasi manusia berlandaskan keadilan dan kebenaran;
6. terwujudnya kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis, kreatif,
dan berdaya tahan terhadap pengaruh globalisasi;
7. terlaksananya pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi

nasional, terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi dengan
mengembangkan

sistem

ekonomi

kerakyatan

yang

bertumpu

pada

mekanisme pasar yang berkeadilan berbasis pada sumber daya alam dan
sumber

daya


manusia

yang

produktif,

saing,berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

mandiri,

maju,

berdaya

8. terwujudnya otonomi daerah dalam rangka pembangunan daerah dan
pemerataan

pertumbuhan

dalam


wadah

Negara

Kesatuan

Republik

Indonesia;
9. terwujudnya kesejahteraan rakyat yang ditandai oleh meningkatnya kualitas
kehidupan yang layak dan bermartabat serta memberi perhatian utama pada
tercukupinya kebutuhan dasar, yakni pangan, sandang, papan,kesehatan,
pendidikan, dan lapangan kerja;
10. terwujudnya aparatur negara yang berfungsi melayani masyrakat,profesonal,
berdaya guna, produktif, transparan, dan bebas korupsi, kolusi dan
nepotisme;
11. terwujudnya sistem dan iklim nasional yang demokratis dan bermutu guna
memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan,
cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggung jawab, berketerampilan, serta

menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangja mengembangkan
kualitas manusia Indonesia;
12. terwujudnya politik luar negeri yang berdaulat, bermartabat, bebas, dan
proaktif bagi kepentingan nasional dalam menghadapi perkembangan global.
Berdasarkan visi, misi dan kegiatan pembangunan yang diprioritaskan
oleh bangsa Indonesia, jelas kiranya jika pendidikan merupakan salah satu
bidang yang secara kontinuitas hendak dibangun oleh pemerintah, dalam rangka
mewujudkan manusia Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, atau dapat secara umum dikatakan untuk meningkatkan kualitas
kehidupan manusia Indonesia.
Mengingat

pentingnya

peranan

pendidikan

bagi


kemajuan

suatu

negara,masyarakat dan individu, maka tanggung jawab atas penyelenggaraan

pendidikan yang berkualitas pada hakekatnya tidak hanya menjadi urusan
negara saja, tetapi juga tanggung jawab semua pihak sebagai komponen dari
pembangunan. Masyarakat dalam hal ini diharapkan dapat berperan serta dalam
mengelola pendidikan itu sendiri.Negara sebagai organisasi politik terbesar yang
dibentuk oleh rakyat memang mempunyai tanggung jawab terbesar dalam hal
penyelenggaraan pendidikan bagi warga negaranya, hal ini disebabkan :
1. demi menumbuhkan demokrasi politik;
2. kebutuhan akan warga negara yang terdidik merupakan kebutuhan esensial
yang nantinya diperlukan untuk memajukan bangsa dan negara di era
modern.
Di Indonesia, tanggung jawab negara akan penyelenggaraan pendidikan
yang berkualitas bagi setiap warga negaranya secara eksplisit diatur dalam
pembukaan Undang- Undang Dasar 1945, alinea keempat dan batang tubuh
Pasal 31. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 menyatakan

tujuan nasional Negara Indonesia salah satunya adalah “….Mencerdaskan
kehidupan bangsa”.
Nampak dari pernyataan tersebut bahwa upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa hanya bisa dicapai melalui Pendidikan. Selanjutnya ditegaskan kembali
dalam Pasal 31 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, bahwa: “Tiap-tiap warga
negara berhak mendapatkan pengajaran” dan, dalam Pasal 31 ayat (2)
dinyatakan bahwa: “ Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pengajaran nasional yang diatur dalam satu sistem pengajaran nasional”.
Kenyataan di masyarakat demikian bertolak belakang. Anggapananggapan tersebut telah mengalami pergeseran-pergeseran yang cukup
signifikan seiring dengan dinamika masyarakat. Dunia pendidikan bukanlah dunia

yang bebas dari masalah, bukan juga dunia yang tanpa cela. Sebaliknya, dunia
pendidikan dewasa ini penuh dengan kompleksitas masalah, baik masalah
internal dalam penyelenggaraan pendidikan itu sendiri, maupun masalah
eksternal, sehingga dapat menghambat tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
Di Indonesia sendiri, masalah dalam dunia pendidikan menempati posisi ketiga
dari tiga masalah besar yang memerlukan penanganan yang serius dari
pemerintah,yaitu:
1. national security of national life and development;
2. equitable welfare of the people;

3. education as a crusial component of human resource development.
Kompleksitas masalah dalam dunia pendidikan di Indonesia ini turut
menjadi penyebab dari penurunan ranking kualitas sumber daya manusia (SDM)
Indonesia. Masalah pendidikan di Indonesia tidak hanya berkisar pada masalahmasalah yang berada dalam ranah sosial ekonomi saja, tetapi juga masalahMengingat pendidikan merupakan salah satu instrumen pokok bagi
sustainable development (pembangunan berkelanjutan) dari suatu negara, dan
mengingat penyimpangan terhadap dunia pendidikan dalam hal ini adalh bentuk
kekerasan bukan hanya pelanggaran etika belaka,namun dapat dimungkinkan
sebagai pelanggaran hukum dengan dampak yang ditimbulkan cukup signifikan,
maka

eksistensi

hukum

pidana

diperlukan

guna


menanggulangi

atau

meminimalisasi terjadinya berbagai bentuk penyimpangan yang dapat merusak
citra Pendidikan Nasional.
Menurut Barda Nawawi Arief mengenai upaya penanggulangan berbagai
bentuk perilaku menyimpang adalah sebagai berikut:
Bahwa upaya penanggulangan berbagai bentuk perilaku
menyimpang dapat ditempuh melalui upaya non-penal dan upaya

penal. Upaya non-penal biasanya menitikberatkan pada upayaupaya yang sifatnya pencegahan (preventive) terhadap terjadinya
kejahatan, dengan cara menangani faktor-faktor kondusif penyebab
terjadinya kejahatan. Sedangkan, upaya penal merupakan upaya
penanggulangan dengan menggunakan hukum pidana. Upaya
penal ini menitikberatkan pada upaya-upaya yang sifatnya
memberantas (repressive).
Penanggulangan berbagai bentuk perilaku kekerasan yang dilakukan
guru


terhadap

anak

didik

di

lingkungan

sekolah

melalui

jalur

penal

(menggunakan sarana hukum pidana) selama ini masih relative fragmentaris.
Artinya, ketentuan-ketentuan yang digunakan dalam rangka menanggulangi
penyimpangan dalam dunia Pendidikan masih terbatas pada ketentuan pidana
yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Undang- undang
Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-undang Perlindungan Anak.
Mendasarkan pada latar belakang masalah seperti dijelaskan di atas
serta berbagai fenomena kekerasan yang terjadi di dunia pendidikan khususnya
di lingkungan sekolahsaat ini , masalah tindak pidana kekerasan di lingkungan
sekolah yang kerap dilakukan oleh guru terhadap anak didik perlu dilakukan
penelitian secara mendalam. Oleh karena itu penulis memilih judul :
“KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM MENANGGULANGI TINDAK
PIDANA KEKERASAN YANG DILAKUKAN GURU TERHADAP ANAK DIDIK DI
LINGKUNGAN SEKOLAH MENURUT PASAL 351-355 KUHP DAN UNDANGUNDANG NO.23 TAHUN 2003 PASAL 80 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pokok permasalahan dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kebijakan hukum pidana dalam menanggulangi tindak pidana
kekerasan yang dilakukan guru terhadap anak didik di lingkungan sekolah
menurut pasal 351-355 KUHP dan Undang-undang No.23 Tahun 2003 pasal
80 tentang perlindungan anak saat ini?
2. Bagaimanakah sebaiknya kebijakan hukum pidana dalam menanggulangi
tindak pidana yang dilakukan guru terhadap anak didik di lingkungan sekolah
menurut pasal 351-355 KUHP dan Undang-undang No.23 Tahun 2003 pasal
80 tentang perlindungan anak di masa mendatang ?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan permasalahan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk

mengetahui

bagaimanakah

kebijakan

hukum

pidana

dalam

menanggulangi tindak pidana kekerasan yang dilakukan guru terhadap anak
didik di lingkungan sekolah

menurut pasal 351-355 KUHP dan Undang-

undang No.23 Tahun 2003 pasal 80 tentang perlindungan anak saat ini
2. Untuk mengetahui bagaimanakah sebaiknya kebijakan hukum pidana dalam
menanggulangi tindak pidana kekerasan yang dilakukan guru terhadap anak
didik di lingkungan sekolah

menurut pasal 351-355 KUHP dan Undang-

undang No.23 Tahun 2003 pasal 80 tentang perlindungan anak di masa
mendatang.

D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan 2 (dua) kegunaan yaitu
kegunaan dari segi praktis dan kegunaan dari segi teoritis.

1. Kegunaan dari segi teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat :
a. Membantu para akademisi dalam upaya pengkajian dan pengembangan
Ilmu Hukum Pidana.
b. Memberikan masukan dan sumbangan pemikiran untuk pengembangan
kebijakan penanggulangan tindak pidana kekerasan yang dilakukan guru
terhadap anak didik di lingkungan sekolah, baik kebijakan legislatif
maupun kebijakan aplikatif.
c. Melengkapi khasanah kajian yang berkaitan dengan “pidana dan
pemidanaan” terutama yang berkaitan dengan kebijakan legislatif dalam
bidang hukum pidana yang berkaitan dengan pendidikan.
2. Kegunaan dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat :
a. Memberikan masukan kepada para pembuat kebijakan atau pembentuk
Undang –Undang dalam rancangan Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana ( KUHP ) yang sampai saat ini masih dalam tahap pembahasan
yang berupa sumbangan pemikiran dalam menentukan arah kebijakan
yang berkaitan dengan tindak pidana dalam bidang pendidikan.
b. Memberikan wawasan kepada aparat penegak hokum dalam membantu
tugasnya untuk menangani maupun menyelesaikan perkara pidana yang
terkait dengan bidang pendidikan.
c. Memberikan bahan masukan bagi para pelaku pendidikan dalam
menghadapi perbuatan tindak pidana bidang pendidikan yang dapat
merusak citra dunia pendidikan sehingga dapat diambil sikap tegas
terhadap para pelaku tindak pidana bidang pendidikan untuk diproses
sesuai dengan aturan yang berlaku.

BAB II
METODE PENELITIAN

2.1. Metode Penelitian yang digunakan
1. Obyek Penelitian
Dalam suatu penelitian yang menjadi sasaran utama yang dituju peneliti
dinamakan obyek penelitian. Untuk peneltian ini yang menjadi obyek
penelitian adalah peraturan perundang-undangan yang berhubungan
dengan tindak pidana di bidang pendidikan.
2. Metode Pendekatan
Penelitian tentang kebijakan hukum pidana dalam menanggulangi
tindak pidana pendidikan termasuk jenis penelitian hukum yang
normatif atau penelitian hukum kepustakaan. Menurut pendapat
Sudarto pengertian metode normatif dapat dijelaskan sebagai berikut :
“Metode yuridis dalam arti sempit ialah penggunaan metode
yang hanya melihat hubungan logis atau anti logis , ataupun
dengan cara lain yang sistematis , di dalam keseluruhan
perangkat norma. Sebaliknya apabila yang dilihat itu tidak
hanya hubungannya di dalam perangkat norma belaka,
tetapi juga bahkan terutama dilihat pentingnya efek sosial
dari pembentukan norma-norma (hukum) sehingga jutru
dilihat pentingnya latar belakang kemasyarakatannya, maka
metode ini tidaklah kurang yuridis pula, ialah yuridis dalam
arti luas”.
Sedangkan

menurut

Soerjono

Soekanto

dan

Sri

Mamuji,

penelitian hukum normatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan
cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Penelitian hukum
normatif menurut Ronny Hanitijo dinamakan pula sebagai penelitian

hokum doktrinal. Penelitian hukum normatif menurut Soeyono Soekanto
mencakup :
a. Penelitian terhadap azas-azas hukum
b. Penelitian terhadap sistematik hukum
c. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertikal dan horizontal
d. Perbandingan hukum
e. Sejarah hukum
Sesuai

dengan

kegunaan

dari

metode

penelitian

hukum

normatif,menurut Sunaryati Hartono yaitu untuk mengetahui , yaitu untuk
mengetahui dan mengenal apakah dan bagaimanakah hukum positifnya
mengenai masalah tertentu. (1994:141) maka pendekatan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yang bersifat yuridis
normatif (Legal research). Seperti dikatakan Ronny Hanitijo Soemitro
bahwa pendekatan penelitian hukum yuridis normative yaitu penelitian
hukum

yang

dilakukan

dengan

cara

mengindentifikasikan

dan

mengkonsepsikan hukum sebagai norma, kaidah, peraturan, undangundang yang berlaku pada suatu waktu dan tempat tertentu sebagai
produk dari suatu kekuasaan negara tertentu yang berdaulat.
Pendekatan

yuridis

normatif

dalam

penelitian

merupakan

pendekatan utama yakni mengungkap kaidah – kaidah normatif dan asas
–asas hukum yang merupakan kebijakan dalam merumuskan tindak
pidana bidang pendidikan yang merupakan produk legislative yang terkait
dengan perundang – undangan hukum pidana di Indonesia.

2.2. Sumber Data
Penelitian tentang kebijakan hukum pidana dalam menanggulangi tindak
pidana kekerasan yang dilakukan guru terhadap anak didik di lingkungan sekolah
sebagaimana dijelaskan di atas, merupakan penelitian hukum normatif.
Penelitian hukum normative menurut Ronny Hanitidjo Soemitro merupakan
penelitian kepustakaan yaitu penelitian terhadap data sekunder. Selanjutnya
dijelaskan oleh Soerjono Soekanto bahwa data sekunder memiliki ciri – ciri
umum sebagai berikut :
a. Data sekunder pada umumnya ada dalam keadaan siap terbuat (ready –
made)
b. Bentuk maupun isi data sekunder telah dibentuk dan di isi oleh peneliti –
peneliti terdahulu
c. Data sekunder dapat diperoleh tanpa terikat atau dibatasi oleh waktu dan
tempat .
Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan
dari bahan – bahan sebagai berikut :
a. Bahan baku hukum primer, merupakan dokumen hukum yang mempunyai
kekuatan hukum mengikat dan terdiri dari :
1) Garis – Garis Besar Haluan Negara ( GBHN)
2) Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP)
3) Undang-undang di Luar KUHP dalam hal ini Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, dan Undang-undang Nomor
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
4) Undang-undang Guru & Dosen
5) Kebijakan Pendidikan lainnya (Kode Etik Guru Indonesia);

6) Undang-undang Guru
7) Regulatory Rules dari beberapa negara asing
b. Bahan – bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai
bahan hukum primer, dan terdiri dari :
1) Rancangan Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (RKUHP)
2) Hasil – Hasil penelitian yang berkaitan dengan tindak pidana dalam
bidang pendidikan
3) Hasil karya ilmiah yang berhubungan dengan judul tesis
4) Hasil – hasil pertemuan ilmiah seperti : seminar, pentaloka, diskusi ,
simposium dan sebagainya yang berkaitan dengan judul tesis.
c. Bahan hukum tersier atau bahan hukum penunjang yang memberikan
petunjuk terhadap bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder dan
terdiri dari :
1) Kamus hukum, Kamus Pendidikan dan Kamus Bahasa Indonesia Majalah
hukum.
2) Buku – buku yang mengkaji berbagai hal ikhwal tentang bidang
pendidikan.
3) Buku – buku yang mengkaji berbagai hal ikhwal tentang Hukum Pidana
4) Buku dokumen-dokumen hukum yang tidak dipublikasikan

2.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk
mendapatkan data penelitian yang dijadikan sebagai bahan untuk memecahkan
masalah dalam penelitian. Menurut Ronny Hanitijo Sumitro, teknik pengumpulan
data terdiri dari dari tiga (3) macam yaitu studi kepustakaan, pengamatan

(observasi),

wawancara

(interview),

dan

penggunaan

daftar

pertanyaan

(kuesioner).
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada tesis ini adalah studi
pustaka (Literatur study) dan studi dokumen. Studi pustaka menurut Sanapiah
Faisal disebut sebagai sumber data non manusia, dan dilakukan untuk
memperoleh data sekunder dengan jalan mempelajari peraturan perundangundangan, literatur-literatur dan dokumen – dokumen hokum yang mendukung
obyek penelitian.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Penyajian data dan Analisa
Data yang telah diperoleh selanjutnya disajikan secara kualitatif.
Demikian pula penganalisaan data dilakukan juga secara kualitatif, dengan cara
melakukan analisis deskriptif, yang bertolak dari analisis yuridis yang ditunjang
dengan analisis historis dan komparatif. Analisis dilakukan berdasarkan model
interaktif mengalir yakni dilakukan secara berulang-ulang, berlanjut terusmenerus yang bergerak dalam 4 (empat siklus) yaitu koleksi data, reduksi data,
penyajian dan verifikasi data dan penarikan kesimpulan.
Dalam thesis ini penulis menggunakan metode kualitatif dan diuraikan
secara deskriptif analitis. Analisis kualitatif ini dilakukan secara deskriptif karena
penelitian ini tidak hanya bermaksud mengungkapkan atau menggambarkan
data kebijakan hukum pidana sebagaimana adanya, tetapi juga bermaksud
menggambarkan tentang kebijakan hukum pidana yang diharapkan dalam
undang-undang yang akan datang. Karena itu untuk pengolahan data peneliti
menggunakan teknik interaktif mengalir, yaitu model analisis yang menyatu
dengan proses pengumpulan data dalam suatu siklus, artinya bahwa hubungan
data yang satu dengan yang lain senantiasa dipertahankan baik pada studi
kepustakaan, analisis bahan kepustakaan maupun penyusunan hasil penelitian.

3.2. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Sistem pembahasan penelitian yang akan disajikan dalam penelitian ini
terdiri atas 4 (empat) bab, yang secara terinci sebagai berikut :

Bab I

: Berupa Pendahuluan ini kemudian dilanjutkan

Bab II

: Berupa tinjauan umum mengenai kebijakan hukum pidana dalam
rangka menanggulangi tindak pidana kekerasan oleh guru terhadap
anak didik. Bab ini mencakup uraian mengenai pengertian
kekerasan dan ruang lingkupnya, ruang lingkup kebijakan hukum
pidana, masalah kebijakan hukum pidana , masalah pokok hukum
pidana dan beberapa karakteristik hukum pidana serta pendekatan
dalam kebijakan hukum pidana. Kemudian dilanjutkan dengan
uraian mengenai pengertian dan ruang lingkup tindak pidana
kekerasan,

aspek-aspek

hukum

dalam

penyelenggaraan

pendidikan, pengertian dan ruang lingkup tindak pidana kekerasan.
Bab III

: Berupa hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari dua
bagian. Bagian A menguraikan tentang kebijakan hukum pidana saat
ini dalam menanggulangi tindak pidana kekerasan yang dilakukan
guru terhadap anak didik , berisi tentang respon hukum terhadap
masalah tindak pidana kekerasan oleh guru terhadap anak didik,
gambaran kebijakan hukum pidana dalam menanggulangi tindak
pidana kekerasan, Bagian B menguraikan kebijakan hukum pidana
dalam menanggulangi tindak pidana kekerasan oleh guru terhadap
anak didik masa mendatang, berisi tentang beberapa faktor yang
harus diperhatikan dalam perumusan perbuatan pidana dan
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam penetapan
sanksi pidana. Dan diakhiri dengan

Bab IV

: Yang merupakan bab terakhir berupa kesimpulan dan saran–saran.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Anwar Qomari , 2002, Reorientasi Pendidikan dan Profesi Keguruan,
Jakarta : Uhamka Press
Anwar Qomari , 2002, Pendidikan sebagai Karakter Budaya Bangsa, Jakarta
:Uhamka Press
Andi Hamzah, 1986, Bungai Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana,Jakarta,
Ghalia Indonesia
Azyumardi Asra, 2006, Paradigma Baru Pendidikan Nasional Rekonstruksi dan
Demokrasi, Jakarta, Peneribit Buu Kompas
Benedict A.Alper, 1973, Changing concept of crime and criminal policy,Resources
Material Series No.6 UNAFEI
Benni Setiawan, 2008, Agenda Pendidikan Nasional, Yogyakarta, AR-RUZZ
Media
Bambang Poernomo, 1988, Kapita Selekta Hukum Pidana, Yogyakarta, Liberty
Bonger W.A, Pengantar Tentang Kriminologi, Ghalia Indonesia, .
Departemen Pendidikan Nasional Dirjendikdasmen, 2003, Pembinaan dan
Pembangunan Hukum Nasional, Malang, Proyek Peningkatan Pusat
Pengembangan Penataran Guru IPS
Dwidja Priyatna, 2004, Kebijakan Legislatif Tentang Sistem Pertanggungjawaban
Pidana Koorporosi di Indonesia, Bandung, CV UTOMO
Eko Supriyanto, Suwarno, Mulyadi dkk, 2003, Inovasi Pendidikan dan Isu-isu
baru Pembelajaran Manajemen dan Sistem Pendidikan di Indonesia,
Surakarta, UMS Press
Fuady Munir, 2003, Aliran Hukum Kritis Paradigma Ketidakberdayaan Hukum,
Bandung : Citra Aditya Bakti
Faisal Sanapiah, 1990, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi, Malang
Hamalik Oemar, 2001, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara
Hadari Nawawi dan Mimi Martini, 1994, Kebijakan Pendidikan di Indonesia
ditinjau dari sudut Hukum, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press
Jurnal Pembaharuan Hukum Pidana Volume 3/No, 2 , 2007, Law Refrorm
Pembaharuan Hukum Pidana, Semarang, Program Magister Ilmu Hukum
Jurnal Pembaharuan Hukum Pidana Volume 1/No. 2 , 2007, Law Refrorm
Pembaharuan Hukum Pidana, Semarang, Program Magister Ilmu Hukum