DIGITAL PELAYANAN KESEHATAN TANTANGAN MEDICAL TOURISME
SAMBUTAN
KETUA UMUM PB.IDI
PADA SIMPOSIUM NASIONAL
DOKTER INDONESIA 4.0:
KESIAPAN DOKTER INDONESIA 4.0 DI ERA
DIGITAL PELAYANAN KESEHATAN
& TANTANGAN MEDICAL TOURISME
Transformasi sistem
pendidikan kedokteran
kedepan dalam
mendukung sistem
pelayanan kesehatan di
era digital
Prof Dr.I.Oetama Marsis SpOG (K)
Ketua Umum PB.IDI.
Diajukan pada Saimnas DokterIndonesia4.0,Jakarta15Agustus2018
“CHANGE MANAGEMENT & CREATIVE THINKING”
DI ERA DISRUPSI
DARI SUDUT PANDANG PROFESI DOKTER
PENDAHULUAN
Jumlah penduduk Indonesia
260an juta jiwa
Jumlah dokter umum yang
teregistrasi 126.163, jumlah dokter
spesialis 35.841.
Institusi pendidikan kedokteran di Indonesia saat berjumlah 84 (+1) yang
terdiri dari 32 fakultas kedokteran milik pemerintah, dan 53 fakultas
kedokteran milik swasta. Dari 85 fakultas kedokteran, baru 73 fakultas
kedokteran yang telah menghasilkan lulusan. Setiap tahunnya dihasilkan
8,000 – 10.,000 lulusan baru.
Kondisi Tenaga Kesehatan di Puskesmas tahun 2017
Kesehatan Berdasarkan Rasio Tenaga Kesehatan Terhadap
Target Umur Harapan Hidup Tahun 2014, 2019, dan 2025
Balita Stunting 2001-2013
40,0
38,1
37,7
37,3
36,8
37,2
35,6
35,0
36,2
35,8
29,5
29,6
33,8
29,6
30,0
28,5
29,4
27,3
25,0
20,0
SKRT 2001
SKRT 2005
Riskesdas 2007
Perempuan
Laki-laki
Riskesdas 2010
Total
Riskesdas 2013
25 penyebab kematian: 1990 - 2017
Do not cited…still draft
atmarita@gmail.com
e-Health
The use of information and communication
technologies (ICT) for health
WHA66.24
eHealth standardization and
interoperability
27 May 2013
Kendala eHealth di Indonesia
• Beberapa regulasi terkait elektronisasi data kesehatan belum
terbit. Contoh: Rekam Medik Elektronik
• Belum seluruh data kesehatan terstandarisasi
• Sistem informasi yang telah dibangun belum optimal
(Contoh: SIKDA dll).
• Belum seluruh data penting kesehatan terintegrasi
• Data kependudukan sebagai sumber data pasien masih
bermasalah (kasus E-KTP)
Permen Kominfo No.4 tahun 2016, sistem informasi harus tersertifikasi
Mobile Health (m-Health)
Use of mobile wireless technologies for public
health
Survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017
Survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017
TANTANGAN DI ERA MEDICAL TOURISM
WHO à 2013
Ukuran relatif dari segmen perjalanan-medis
(100% = 49.980 pasien)
teknologi canggih
Prosedur medis dengan berkualitas
lebih baik
Akses lebih cepat
Biaya lebih murah untuk prosedur
yang sangat dibutuhkan
Biaya lebih murah untuk prosedur
tertentu
Indonesia belum menjadi target medical traveler
LANGKAHKEDEPAN
Target SDG’s
MEA/ AFAS 2020
Peraturanterkait
kedokteran:
•
Universal Health
Coverage à JKN 2019
Perdagangan bebas
dan ledakan teknologi
•
•
Perubahan
pola dan
distribusi
penyakit
Pofesionalisme
dokter & Etika
dokter
Transformasi sistem
pelayanan kesehatan
Indonesia
Transformasi sistem
pendidikan kedokteran
Indonesia
UUNo 29 tahun
2004 tentang
praktik kedokteran
UUNo 20 tahun
2013
UU NO 40 THN 2014
ttg SJSN
Disharmoniperaturan
terakhir dengan
sebelumnya
KendalastrukturdanIfrastriktur
Masalah kendala
pencapaian target
kesehatan “Indonesia
Emas 2045”
TRANSFORMASI
àArah perubahan menuju revolusi industri
4.0
(Revolusi Industri ke 4)
(https://www.voaindonesia.com/amp/3144637.html)
àDihasilkan Dokter Indonesia 4.0 di Era
Digitalisasi Pelayanan Kesehatan , a.l dgn
telemedisine
MEMBANGUNUNTUKKESEJAHTERAANRAKYAT
LAPORAN REMBUK
“MEMBANGUN KESEHATANDARI PINGGIRAN DAN MENYEHATKAN MASYARAKAT”
BIDANG9:
KESEHATAN
LAPORAN REMBUK
BIDANG KESEHATAN
C. JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
1. Meningkatkan iuran JKN terutama yang bersumber dari
iuran peserta penerima upah (di luar APBN ).
•
Presiden segera mencabut Peraturan Presiden No. 28
tahun 2016 (tentang perubahan ketiga atas peraturan
presiden nomor 12 tahun 2013 tentang jaminan
kesehatan) Pasal 16D Ayat (1) dan (2) untuk
meningkatkan iuran JKN yang bersumber dari iuran
peserta penerima upah (di luar APBN ) dengan batas
upah yang memungkinkan subsidi silang lebih luas
2. Memperkuat program JKN dengan membayar fasilitas
kesehatan dengan harga layak.
•
Presiden membentuk lembaga independen yang
bertugas melakukan penghitungan tarif JKN dengan
melibatkan seluruh stake-holder yang relevan .
3. Meningkatkan transparansi penyelenggaraan dan sharing
data JKN oleh BPJSkesehatan dan fasilitas kesehatan
•
REMBUKNASIONAL2017
BPJSsegera memberlakukan keseluruhan sistem
secara On-Line dan terintegrasi (Pelayanan,
Pembiayaan dan Informasi). Sistem ini diberlakukan
guna terwujudnya transparansi, akuntabilitas,
kemudahan dan fleksibitas sebagaimana yang
ditawarkan sistem online pada ATM/ Banking,
Transportasi Online dan E-Commerce.
TIM REMBUKBIDANG9:KESEHATAN
Akumulasi Defisit JKN Tahun 2014 s/d 2017
Tahun
Jumlah
Total
Defisit tahun 2014 (audited)
Rp 3,3 Triliun
Rp 3,3 Triliun
Defisit tahun 2015 (audited)
Rp 5,7 Triliun
Rp 9.0 Triliun
Defisit tahun 2016 (RKAT)
Rp 9,7 Triliun
Rp 18,7 Triliun
Defisit tahun 2017
Rp 9,1 Triliun
Rp 27,8 Triliun
DAMPAKDEFISIT ANGGARAN JKN
• Kecukupan anggaran yang kurang dikwatirkan menurunnya kualitas pelayanan
kesehatan
• Evaluasi selama hampir 4 tahun, belum merubah pembiayaan kapitasi dan
perbaikan tarif INACBGs yang rasional
• Pelayanan medis yang berorientasi kepada pasien tidak tercapai dan akan
merugikan masyarakat karenamendapatkan pelayanan yang tidak bermutu
• Kemandirian profesi dokter hal yang tidak bisa ditawar dalam memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kedokteran
à TERBIT INSTRUKSI PRESIDEN NO 8 TAHUN 2017 UTK OPTIMALISASI PROGRAM JKN,
DIHARAPKAN PADA AKHIR DESEMBER 2017 TELAH TERBIT PERPRES YANG DAPAT
MENYELESAIKAN HAMBATAN-HAMBATAN PENYELENGGARAAN JKN
Tim Kecil (Komisi IX –IDI-Stakeholder lain)
Pembiayaan
Cluster
Isu
Identifikasi Masalah
• Manfaat dasar terstandar sesuai ruh UU SJSN,
belum ada definisi
• Mismatch yang terus menerus
• Sumber pembiayaan: pajak rokok, suntikan dana
dan penyesuaian besaran iuran, peningkatan
kepesertaan
• Strategic purchaser BPJS (tata kelola obat)
• Cost sharing pada moral hazard
1. Under-price premi
2. Kolektabilitas iuran PBPU
3. Defist
LS: DJSN
Kom IX : Irgan CM
§ Kemkes (P2JK)
§ Kemenkeu (Dirjen Anggaran)
§ IDI
§ Lutfhi Mardiansyah
§ BPJKK (Dewas & Direksi)
Tim Kecil Komisi IX-IDI-Para Stakeholder lain
INA-CBGs
Cluster
Identifikasi Masalah
• Tarif INA-CBGs belum berkeadilan (antar kelas,
region, swasta-pemerintah)
• Belum ada Clinical pathway
• Regionalisasi tarif diusulkan dasar “Hospital
Base Rate”
• Pelibatan stakeholder dalam evaluasi dan revisi
INA-CBGs
• Evaluasi INA-CBGs untuk rawat jalan
1. Tarif sesuai harga pasar
LS : Kemkes (P2JK)
Komisi IX : dr. Adang S
§ IDI
§ PERSI
§ ARSSI
§ ARSADA
§ BPJSK (Dewas & Direksi)
§ DJSN
§ PAMJAKI
Ø DESAKAN DAN HASIL REMBUK NASIONALà INPRES NO 8 TAHUN
2017 UTK OPTIMALISASI JKN
ØTGL 15 MARET 2018 DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN MENGUNDANG :
MENKES , KETUA KOMISI IX DPR, KETUA UMUM IDI, ARSSI UTK BAHAS
STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
ØHASIL PERTEMUAN 15 MARET 2018 INI AKAN MENJADI ASUPAN UTK RI 1
DLM MENYUSUN PERPRES
ØHARAPAN HASIL DEBAT TERBUKA JKN PD TGL 28 APRIL 2018, JUGA SUDAH
DISAMPAIKAN PD RI 1 MELALUI WANTIMPRES DAN SEKAB SEBAGAI ASUPAN
PD RI 1 DLM MENYUSUN PERPRES
ØMENUNGGU PERPRES ? KETIDAK PASTIAN
DALAM KETIDAKPASTIAN – MENUNGGU PERPRES UTK SUATU
TEROBOSAN , KEMKES DAN BPJS COBA BERPERAN DILUAR
TUPOKSINYA- MENERBITKAN BBRP KETETAPAN:
• PERATURAN BPJS NO1 TTG KEGAWATDARURATAN (TERTGL 16
Mei 2018 )
• BEBERAPAK PMK YANG TAMBAL SULAM
• TERBITNYA SOSIALISASI PERATURAN DIREKTUR PELAYANAN
(PERDIRJAMPEL) BPJS TTG PEMBAYARAN PELAYANAN
REHABILITASI MEDIK, KESEPAKATAN BAYI BARU LAHIR, TTG
KATARAK à YG AKAN BERDAMPAK KE PELAYANAN
KESEHATAN SUBSTANDAR
• HASIL PERTEMUAN DI DJSN 25/7/18: PENUNDAAN
Terbitnya Perdirjampel BPJS Kesehatan no 2,3,5 tahun
2018
• Dokter berpotensi melanggar sumpah dan kodeki yaitu
melakukan praktek kedokteran tidak sesuai standart profesi
• Sesuai UUPK Dokter harus melakukan praktek kedokteran
sesuai standart profesi dan tidak bisa diintervensi atau
direduksi oleh pihak manapun ,karena hal tersebut akan
merugikan masyarakat
• Menimbulkan potensi konflik antara dokter dengan pasien
serta dokter dengan Fasyankes ,dan menurunkan mutu
pelayanan .
SolusSOLUSI URGEN (IDI) (IDI)
REKOMENDASI (IDI)
• Perbaikan tarif pelayanan mutlak untuk dilaksanakan guna meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat (perbaikan tarif INACBGs dan besaran kapitasi )
• Menambah anggaran JKN, dapat dipertimbangkan dengan iur biaya atau mencari
alternatif tambahan dana untuk menutup defisit dan mendorong kualitas
pelayanan (cukai rokok, pengurangan subsidi BBM dan listrik )
• Penghargaan kepada dokter dengan remunerasi yang berkeadilan
• Meningkatkan sistem public-private patnership
• Penerapan clinical governance dalam pengelolaan FKTP dan FKRTL dengan
melibatkan profesi dan semua unsur di Faskes
• Lini akhir (bilamana semua mandek) –Revisi UU JKN/ BPJS
CLINICAL GOVERNANCE CYCLE
STANDART, GUIDELINE
Do I /We know the right thing to do ?
v
CHANGE MANAGEMENT
Do I / We know how to
Put it right
v
PROFESSIONAL
QUALITY
Do I/We have the right
Attitude, Skill, knowledge ?
v
v
MONITORING
Do I / We do it right
v
SERVICE DELIVERY AND
ORGANISATION
Do I / We have the right
environments,
manpower, equipments, process ?
• KEDEPAN DIPERLUKAN PERUBAHAN SISTIM
PELAYANAN KESEHATAN UTK MENINGKATKAN MUTU
PELAYANANà TRANSFORMASI
KECUKUPAN DAN KEBUTUHAN DOKTER& DOKTER
SPESIALISUNTUKUHC2019, AFAS2020 DAN 2025 ?
INDONESIA EMAS 2045?
KONDISI BAGI PENDIDIKAN DOKTER SAAT INI
Ketidakcukupan
dokter dan dokter
spesialis
• Rasio dokter dan dokter spesialis 0.59 per 1.000 penduduk (WHO 1:
1.000), dokter = 120.248 dan dokter spesialis 33.844
Distribusi dokter dan
dokter spesialis
belum merata
• Rasio dokter dan dokter spesialis sangat tinggi di Jawa dan rendah
di provinsi lainnya
• Dokter di daerah pinggaran dan rural sedikit
Pendidikan
kedokteran mahal
dan lama
• Biaya ini sangat tinggi dibandingkan bidang ilmu lainnya dan sangat
bervariasi.
• Waktu mulai pendidikan dokter hingga dapat berpraktik adalah 6.5 –
7.5 tahun, untuk spesialis, pendidikan ditambah lagi 3-5 tahun.
Upaya Peningkatan Kompetensi Dokterà
Jangka Pendek à Tidak Memadai
1. Penambahan dan perbaikan kurikulum ( SKDI 2012à 2017 )
2. Pendidikan dan Pelatihan Dokter berkelanjutan yang
diselenggarakan PB IDI (utk perolehan sertifika kompetensi
tambahan)
3. Kursus atau pelatihan bersertifikasi yang diselenggarakan
dengan instansi terkait.
•DLP ? 80% kurikulum sama dengan dokter keluarga
39
SISTEM PENDIDIKAN
KEDOKTERAN INDONESIA
Tingginya jumlah Fakultas Kedokteran di Indonesia
tidak diimbangi dengan mutu pendidikan yang
berkualitas
• Terdapat 83 FK se-Indonesia (Akreditasi A 21 FK, B 34 FK dan
C 28 FK - LamPTKes, Agustus 2017)
• Hasil uji kompetensi 2016, kelulusan ujian 62% dari total
peserta ujian (UKMPPD 2016).
• Konsentrasi FK yang ada saat ini masih dominan di pulau
Jawa (41 FK/49,3%).
Belum ada roadmap bagi pengembangan tenaga
medis dokter sesuai kebutuhan perkembangan
pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan belum optimal, tidak
merata di seluruh wilayah Indonesia
• Jumlah dokter dan jenis spesialisasi belum mencukupi
kebutuhan
PENDIDIKAN SPESIALISASI (opsional)
4 -6 tahun
Sp.A - Spesialis Anak (8
Semester)
Sp.An - Spesialis Anastesi (7
Semester)
Sp.And - Spesialis Andrologi (6
Semester)
Sp.B - Spesialis Bedah (10
Semester)
Sp.BA - Spesialis Bedah Anak
(10 Semester)
Sp.BTKV - Spesialis Bedah
Toraks Kardiovaskuler (10
Semester)
Sp.BP - Spesialis Bedah Plastik
(10 Semester)
Sp.BS - Spesialis Bedah Syaraf
(11 Semester)
Sp.EM - Spesialis Kedaruratan
Medik (8 Semester)
Sp.F - Spesialis Kedokteran
Forensik (6 Semester)
Sp.FK - Spesialis Farmakologi
Klinik (6 Semeter)
Sp.JP - Spesialis Jantung dan
Pembuluh Darah (10
Semester)
Sp.JP - Spesialis Jantung dan
Pembuluh Darah (10
Semester)
Sp.KJ - Spesialis Kedokteran
Jiwa atau Psikiater (8
Semester)
Sp.KK - Spesialis Penyakit Kulit
dan Kelamin (7 Semester)
Sp.KN - Spesialis Kedokteran
Nuklir (7 Semeter)
Sp.KO - Spesialis Kedokteran
Olahraga (7 Semester)
Sp.M - Spesialis Mata (7
Semeter)
Sp.MK - Spesialis Mikrobiologi
Klinik (6 Semester)
Sp.OG - Spesialis Obstetri &
Ginekologi (kebidanan dan
kandungan) (9 Semester)
Sp.Ok - Spesialis Kedokteran
Okupasi (kerja) (6 Semester)
Sp.Onk.Rad - Spesialis Onkologi
Radiasi (7 Semester)
Sp.OT - Spesialis Bedah
Orthopaedi dan
Traumatologi (9 Semester)
Sp.P - Spesialis Paru
(Pulmonologi) (7 Semester)
Sp.PA - Spesialis Patologi
Anatomi (6 Semester)
Sp.PD - Spesialis Penyakit
Dalam (9 Semester)
Sp.PK - Spesialis Patologi Klinik
(8 Semester)
Sp.Rad - Spesialis Radiologi (7
Semester)
Sp.RM - Spesialis Rehabilitasi
Medik (8 Semester)
Sp.S - Spesialis Saraf atau
Neurolog(8 Semeter)
Sp.THT-KL - Spesialis Telinga
Hidung Tenggorok-Bedah
Kepala Leher (8 Semeter)
Sp.U - Spesialis Urologi (10
Semester)
Dokter
Umum
Intrenship
+ 1 tahun
Lulus:
Dr.
UKMPPD-Uji
Kompetentensi
Koas
(Program Profesi)
+ 2 tahun
Lulus:
S.Ked
Pendidikan
Kedokteran
(Praklinik)
3,5 - 4 tahun
Usulan Model Pendidikan Kedokteran di Indonesia
IKUTI PERKEMBANGAN IPTEKDOK
Technology gap
LOCAL DOCTORS
• Technology gap
• Certification gap
• Language gap
Indonesia
Negara
maju
90-an
Indonesia INERTIA: neglected.
No government support
Professional organization is powerless
High Technology
- MIS is a new language à
- global access & transparence
à standardization & network.
- Minimally invasive surgery
- Imaging, Invasive imaging.
- Stereotactic, nuclear
surgery.
- Biotechnology
- Transplantation
- Endoscopy
- Robotic Surgery.
- Nano technology.
- Genetic engineering
- Stem Cell.
- Longevity medicine.
HARDWARE
SOFTWARE
BRAINWARE
MOBILITY
Limited
Practice
PMRA
ASEAN
Mobility thru
Medical
Qualification
Practitioners Recognition
Confers
Temporary
Registration/
Licensing
Expert
Visit
Education
Training
Research
Humanitarian
Missions
** Thailand: : Medical Competency Assesment Centre –
dibentuk oleh Thailand Medical council
21st Century Skills Framework
pict.sdsu.edu
PRIORITAS
Target
SDG’s
Universal Health
Coverage à JKN 2019
Perubahan
pola dan
distribusi
penyakit
MEA/ AFAS
2025
Perdagangan bebas
dan ledakan teknologi
Transformasi sistem
pelayanan kesehatan
Indonesia
Transformasi sistem
pendidikan kedokteran
Indonesia
UU Pendidikan
dokter yg dapat
menjamin
Dharmabakti Dokter
49
POSISI SRATEGIS SISTIM PENDIDIKAN
KEDOKTERAN DALAM MENDUKUNG
KUALITAS SISTIM PELAYANAN
KESEHATAN
Prof.Dr.I.Oetama Marsis SpOG (K)
KOORDINATOR KOMITE PERUBAHAN UU.DIKDOK
Badan Legislatif DPR RI, Jakarta, 2 April 2018
USULAN PERUBAHAN UU DIKDOK
Model Pendidikan Kedokteran di Indonesia
Adaptasi
Pendirian FK dan FKG
Pengembangan Pendidikan Keprofesian
Seleksi Calon Mahasiswa FK
Ijazah, Sertifikat Kompetensi dan Sertifikat
Profesi
Pembiayaan Pendidikan Kedokteran
Organisasi Profesi dan Kolegium
Standar Kompetensi dan Standar Pendidikan Profesi
Dokter
KKI
Internsip
DLP
Uji Kompetensi
Jumlah dan Distribusi Dokter
Pokok-pokok Pikiran
Rancangan Perubahan atas
UU No.20/2013 tentang
Pendidikan Kedokteran
Koordinator Tim Perubahan UU Dikdok
Baleg DPR 2 April 2018
Tantangan Abad 21
General Agreement on Trade
in SErvices
Mutual Recognition Agreement dan
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Pengakuan Mutu Pendidikan Kedokteran dan
Mutu Dokter Regional dan Internasional
Sumber:https://www.hcltech.com/sites/default/files/big-data-timeline.jpg
Sumber: By Myworkforwiki - Own work, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=29452425
Pembelajaran Untuk Masa Depan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Menggunakan teknologi yang belum ditemukan
Melakukan pekerjaan yang belum pernah ada.
Kemampuan untuk berjejaring secara masif
Multitasking
Melek teknologi
Sangat tergantung pada interaktivitas
Keterampilan visual-spasial yang sangat kuat
Bergantung sepenuhnya pada internet
Berkeinginan untuk belajar banyak hal esensial
Berkeinginan ditantang untuk mencapai kesimpulan sendiri
Regulasi mengimbangi perkembangan tekhnologi
Roadmap Menuju Indonesia Emas
PB.IDI 28 DESEMBER 2018 +
Stakeholder lain yg berminat
2045
2035
2025
2015
Kondisi
Awal
Kondisi
Sebelumnya
Milestone
pertama
Milestone
kedua
Indonesia
Emas
TERIMAKASIH
• Perlu pengaturan pemerintah yang
melibatkan pemangku kepentingan
terkait seperti KKI, organisasi profesi dan
asosiasi institusi pendidikan
kedokteran/kedokteran gigi serta pihak
lainnya terkait wahana pendidikan dan
wahana pelayanan kesehatan
• Perlu juga keterlibatan Pemerintah
Daerah untuk menyediakan tenaga
Dokter di daerah.
Jumlah dan Distribusi
Dokter
Dokter layanan
primer
• DLP bukanlah jawaban dari
penyelesaian masalah
kesehatan di Indonesia à
masalah baru
• Istilah ini adalah istilah wahana
pelayanan kesehatan, bukan
suatu profesi khusus
• Perlu dihapuskan seluruh
istilah dokter layanan primer
dan memperkuat fungsi dan
peran dokter dalam
perubahan UU Dikdok
25 Juli 2018 jam 15.00 RUU Perubahan Dikdok
ketok palu - diterima di Baleg DPR
KETUA UMUM PB.IDI
PADA SIMPOSIUM NASIONAL
DOKTER INDONESIA 4.0:
KESIAPAN DOKTER INDONESIA 4.0 DI ERA
DIGITAL PELAYANAN KESEHATAN
& TANTANGAN MEDICAL TOURISME
Transformasi sistem
pendidikan kedokteran
kedepan dalam
mendukung sistem
pelayanan kesehatan di
era digital
Prof Dr.I.Oetama Marsis SpOG (K)
Ketua Umum PB.IDI.
Diajukan pada Saimnas DokterIndonesia4.0,Jakarta15Agustus2018
“CHANGE MANAGEMENT & CREATIVE THINKING”
DI ERA DISRUPSI
DARI SUDUT PANDANG PROFESI DOKTER
PENDAHULUAN
Jumlah penduduk Indonesia
260an juta jiwa
Jumlah dokter umum yang
teregistrasi 126.163, jumlah dokter
spesialis 35.841.
Institusi pendidikan kedokteran di Indonesia saat berjumlah 84 (+1) yang
terdiri dari 32 fakultas kedokteran milik pemerintah, dan 53 fakultas
kedokteran milik swasta. Dari 85 fakultas kedokteran, baru 73 fakultas
kedokteran yang telah menghasilkan lulusan. Setiap tahunnya dihasilkan
8,000 – 10.,000 lulusan baru.
Kondisi Tenaga Kesehatan di Puskesmas tahun 2017
Kesehatan Berdasarkan Rasio Tenaga Kesehatan Terhadap
Target Umur Harapan Hidup Tahun 2014, 2019, dan 2025
Balita Stunting 2001-2013
40,0
38,1
37,7
37,3
36,8
37,2
35,6
35,0
36,2
35,8
29,5
29,6
33,8
29,6
30,0
28,5
29,4
27,3
25,0
20,0
SKRT 2001
SKRT 2005
Riskesdas 2007
Perempuan
Laki-laki
Riskesdas 2010
Total
Riskesdas 2013
25 penyebab kematian: 1990 - 2017
Do not cited…still draft
atmarita@gmail.com
e-Health
The use of information and communication
technologies (ICT) for health
WHA66.24
eHealth standardization and
interoperability
27 May 2013
Kendala eHealth di Indonesia
• Beberapa regulasi terkait elektronisasi data kesehatan belum
terbit. Contoh: Rekam Medik Elektronik
• Belum seluruh data kesehatan terstandarisasi
• Sistem informasi yang telah dibangun belum optimal
(Contoh: SIKDA dll).
• Belum seluruh data penting kesehatan terintegrasi
• Data kependudukan sebagai sumber data pasien masih
bermasalah (kasus E-KTP)
Permen Kominfo No.4 tahun 2016, sistem informasi harus tersertifikasi
Mobile Health (m-Health)
Use of mobile wireless technologies for public
health
Survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017
Survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017
TANTANGAN DI ERA MEDICAL TOURISM
WHO à 2013
Ukuran relatif dari segmen perjalanan-medis
(100% = 49.980 pasien)
teknologi canggih
Prosedur medis dengan berkualitas
lebih baik
Akses lebih cepat
Biaya lebih murah untuk prosedur
yang sangat dibutuhkan
Biaya lebih murah untuk prosedur
tertentu
Indonesia belum menjadi target medical traveler
LANGKAHKEDEPAN
Target SDG’s
MEA/ AFAS 2020
Peraturanterkait
kedokteran:
•
Universal Health
Coverage à JKN 2019
Perdagangan bebas
dan ledakan teknologi
•
•
Perubahan
pola dan
distribusi
penyakit
Pofesionalisme
dokter & Etika
dokter
Transformasi sistem
pelayanan kesehatan
Indonesia
Transformasi sistem
pendidikan kedokteran
Indonesia
UUNo 29 tahun
2004 tentang
praktik kedokteran
UUNo 20 tahun
2013
UU NO 40 THN 2014
ttg SJSN
Disharmoniperaturan
terakhir dengan
sebelumnya
KendalastrukturdanIfrastriktur
Masalah kendala
pencapaian target
kesehatan “Indonesia
Emas 2045”
TRANSFORMASI
àArah perubahan menuju revolusi industri
4.0
(Revolusi Industri ke 4)
(https://www.voaindonesia.com/amp/3144637.html)
àDihasilkan Dokter Indonesia 4.0 di Era
Digitalisasi Pelayanan Kesehatan , a.l dgn
telemedisine
MEMBANGUNUNTUKKESEJAHTERAANRAKYAT
LAPORAN REMBUK
“MEMBANGUN KESEHATANDARI PINGGIRAN DAN MENYEHATKAN MASYARAKAT”
BIDANG9:
KESEHATAN
LAPORAN REMBUK
BIDANG KESEHATAN
C. JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
1. Meningkatkan iuran JKN terutama yang bersumber dari
iuran peserta penerima upah (di luar APBN ).
•
Presiden segera mencabut Peraturan Presiden No. 28
tahun 2016 (tentang perubahan ketiga atas peraturan
presiden nomor 12 tahun 2013 tentang jaminan
kesehatan) Pasal 16D Ayat (1) dan (2) untuk
meningkatkan iuran JKN yang bersumber dari iuran
peserta penerima upah (di luar APBN ) dengan batas
upah yang memungkinkan subsidi silang lebih luas
2. Memperkuat program JKN dengan membayar fasilitas
kesehatan dengan harga layak.
•
Presiden membentuk lembaga independen yang
bertugas melakukan penghitungan tarif JKN dengan
melibatkan seluruh stake-holder yang relevan .
3. Meningkatkan transparansi penyelenggaraan dan sharing
data JKN oleh BPJSkesehatan dan fasilitas kesehatan
•
REMBUKNASIONAL2017
BPJSsegera memberlakukan keseluruhan sistem
secara On-Line dan terintegrasi (Pelayanan,
Pembiayaan dan Informasi). Sistem ini diberlakukan
guna terwujudnya transparansi, akuntabilitas,
kemudahan dan fleksibitas sebagaimana yang
ditawarkan sistem online pada ATM/ Banking,
Transportasi Online dan E-Commerce.
TIM REMBUKBIDANG9:KESEHATAN
Akumulasi Defisit JKN Tahun 2014 s/d 2017
Tahun
Jumlah
Total
Defisit tahun 2014 (audited)
Rp 3,3 Triliun
Rp 3,3 Triliun
Defisit tahun 2015 (audited)
Rp 5,7 Triliun
Rp 9.0 Triliun
Defisit tahun 2016 (RKAT)
Rp 9,7 Triliun
Rp 18,7 Triliun
Defisit tahun 2017
Rp 9,1 Triliun
Rp 27,8 Triliun
DAMPAKDEFISIT ANGGARAN JKN
• Kecukupan anggaran yang kurang dikwatirkan menurunnya kualitas pelayanan
kesehatan
• Evaluasi selama hampir 4 tahun, belum merubah pembiayaan kapitasi dan
perbaikan tarif INACBGs yang rasional
• Pelayanan medis yang berorientasi kepada pasien tidak tercapai dan akan
merugikan masyarakat karenamendapatkan pelayanan yang tidak bermutu
• Kemandirian profesi dokter hal yang tidak bisa ditawar dalam memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kedokteran
à TERBIT INSTRUKSI PRESIDEN NO 8 TAHUN 2017 UTK OPTIMALISASI PROGRAM JKN,
DIHARAPKAN PADA AKHIR DESEMBER 2017 TELAH TERBIT PERPRES YANG DAPAT
MENYELESAIKAN HAMBATAN-HAMBATAN PENYELENGGARAAN JKN
Tim Kecil (Komisi IX –IDI-Stakeholder lain)
Pembiayaan
Cluster
Isu
Identifikasi Masalah
• Manfaat dasar terstandar sesuai ruh UU SJSN,
belum ada definisi
• Mismatch yang terus menerus
• Sumber pembiayaan: pajak rokok, suntikan dana
dan penyesuaian besaran iuran, peningkatan
kepesertaan
• Strategic purchaser BPJS (tata kelola obat)
• Cost sharing pada moral hazard
1. Under-price premi
2. Kolektabilitas iuran PBPU
3. Defist
LS: DJSN
Kom IX : Irgan CM
§ Kemkes (P2JK)
§ Kemenkeu (Dirjen Anggaran)
§ IDI
§ Lutfhi Mardiansyah
§ BPJKK (Dewas & Direksi)
Tim Kecil Komisi IX-IDI-Para Stakeholder lain
INA-CBGs
Cluster
Identifikasi Masalah
• Tarif INA-CBGs belum berkeadilan (antar kelas,
region, swasta-pemerintah)
• Belum ada Clinical pathway
• Regionalisasi tarif diusulkan dasar “Hospital
Base Rate”
• Pelibatan stakeholder dalam evaluasi dan revisi
INA-CBGs
• Evaluasi INA-CBGs untuk rawat jalan
1. Tarif sesuai harga pasar
LS : Kemkes (P2JK)
Komisi IX : dr. Adang S
§ IDI
§ PERSI
§ ARSSI
§ ARSADA
§ BPJSK (Dewas & Direksi)
§ DJSN
§ PAMJAKI
Ø DESAKAN DAN HASIL REMBUK NASIONALà INPRES NO 8 TAHUN
2017 UTK OPTIMALISASI JKN
ØTGL 15 MARET 2018 DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN MENGUNDANG :
MENKES , KETUA KOMISI IX DPR, KETUA UMUM IDI, ARSSI UTK BAHAS
STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
ØHASIL PERTEMUAN 15 MARET 2018 INI AKAN MENJADI ASUPAN UTK RI 1
DLM MENYUSUN PERPRES
ØHARAPAN HASIL DEBAT TERBUKA JKN PD TGL 28 APRIL 2018, JUGA SUDAH
DISAMPAIKAN PD RI 1 MELALUI WANTIMPRES DAN SEKAB SEBAGAI ASUPAN
PD RI 1 DLM MENYUSUN PERPRES
ØMENUNGGU PERPRES ? KETIDAK PASTIAN
DALAM KETIDAKPASTIAN – MENUNGGU PERPRES UTK SUATU
TEROBOSAN , KEMKES DAN BPJS COBA BERPERAN DILUAR
TUPOKSINYA- MENERBITKAN BBRP KETETAPAN:
• PERATURAN BPJS NO1 TTG KEGAWATDARURATAN (TERTGL 16
Mei 2018 )
• BEBERAPAK PMK YANG TAMBAL SULAM
• TERBITNYA SOSIALISASI PERATURAN DIREKTUR PELAYANAN
(PERDIRJAMPEL) BPJS TTG PEMBAYARAN PELAYANAN
REHABILITASI MEDIK, KESEPAKATAN BAYI BARU LAHIR, TTG
KATARAK à YG AKAN BERDAMPAK KE PELAYANAN
KESEHATAN SUBSTANDAR
• HASIL PERTEMUAN DI DJSN 25/7/18: PENUNDAAN
Terbitnya Perdirjampel BPJS Kesehatan no 2,3,5 tahun
2018
• Dokter berpotensi melanggar sumpah dan kodeki yaitu
melakukan praktek kedokteran tidak sesuai standart profesi
• Sesuai UUPK Dokter harus melakukan praktek kedokteran
sesuai standart profesi dan tidak bisa diintervensi atau
direduksi oleh pihak manapun ,karena hal tersebut akan
merugikan masyarakat
• Menimbulkan potensi konflik antara dokter dengan pasien
serta dokter dengan Fasyankes ,dan menurunkan mutu
pelayanan .
SolusSOLUSI URGEN (IDI) (IDI)
REKOMENDASI (IDI)
• Perbaikan tarif pelayanan mutlak untuk dilaksanakan guna meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat (perbaikan tarif INACBGs dan besaran kapitasi )
• Menambah anggaran JKN, dapat dipertimbangkan dengan iur biaya atau mencari
alternatif tambahan dana untuk menutup defisit dan mendorong kualitas
pelayanan (cukai rokok, pengurangan subsidi BBM dan listrik )
• Penghargaan kepada dokter dengan remunerasi yang berkeadilan
• Meningkatkan sistem public-private patnership
• Penerapan clinical governance dalam pengelolaan FKTP dan FKRTL dengan
melibatkan profesi dan semua unsur di Faskes
• Lini akhir (bilamana semua mandek) –Revisi UU JKN/ BPJS
CLINICAL GOVERNANCE CYCLE
STANDART, GUIDELINE
Do I /We know the right thing to do ?
v
CHANGE MANAGEMENT
Do I / We know how to
Put it right
v
PROFESSIONAL
QUALITY
Do I/We have the right
Attitude, Skill, knowledge ?
v
v
MONITORING
Do I / We do it right
v
SERVICE DELIVERY AND
ORGANISATION
Do I / We have the right
environments,
manpower, equipments, process ?
• KEDEPAN DIPERLUKAN PERUBAHAN SISTIM
PELAYANAN KESEHATAN UTK MENINGKATKAN MUTU
PELAYANANà TRANSFORMASI
KECUKUPAN DAN KEBUTUHAN DOKTER& DOKTER
SPESIALISUNTUKUHC2019, AFAS2020 DAN 2025 ?
INDONESIA EMAS 2045?
KONDISI BAGI PENDIDIKAN DOKTER SAAT INI
Ketidakcukupan
dokter dan dokter
spesialis
• Rasio dokter dan dokter spesialis 0.59 per 1.000 penduduk (WHO 1:
1.000), dokter = 120.248 dan dokter spesialis 33.844
Distribusi dokter dan
dokter spesialis
belum merata
• Rasio dokter dan dokter spesialis sangat tinggi di Jawa dan rendah
di provinsi lainnya
• Dokter di daerah pinggaran dan rural sedikit
Pendidikan
kedokteran mahal
dan lama
• Biaya ini sangat tinggi dibandingkan bidang ilmu lainnya dan sangat
bervariasi.
• Waktu mulai pendidikan dokter hingga dapat berpraktik adalah 6.5 –
7.5 tahun, untuk spesialis, pendidikan ditambah lagi 3-5 tahun.
Upaya Peningkatan Kompetensi Dokterà
Jangka Pendek à Tidak Memadai
1. Penambahan dan perbaikan kurikulum ( SKDI 2012à 2017 )
2. Pendidikan dan Pelatihan Dokter berkelanjutan yang
diselenggarakan PB IDI (utk perolehan sertifika kompetensi
tambahan)
3. Kursus atau pelatihan bersertifikasi yang diselenggarakan
dengan instansi terkait.
•DLP ? 80% kurikulum sama dengan dokter keluarga
39
SISTEM PENDIDIKAN
KEDOKTERAN INDONESIA
Tingginya jumlah Fakultas Kedokteran di Indonesia
tidak diimbangi dengan mutu pendidikan yang
berkualitas
• Terdapat 83 FK se-Indonesia (Akreditasi A 21 FK, B 34 FK dan
C 28 FK - LamPTKes, Agustus 2017)
• Hasil uji kompetensi 2016, kelulusan ujian 62% dari total
peserta ujian (UKMPPD 2016).
• Konsentrasi FK yang ada saat ini masih dominan di pulau
Jawa (41 FK/49,3%).
Belum ada roadmap bagi pengembangan tenaga
medis dokter sesuai kebutuhan perkembangan
pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan belum optimal, tidak
merata di seluruh wilayah Indonesia
• Jumlah dokter dan jenis spesialisasi belum mencukupi
kebutuhan
PENDIDIKAN SPESIALISASI (opsional)
4 -6 tahun
Sp.A - Spesialis Anak (8
Semester)
Sp.An - Spesialis Anastesi (7
Semester)
Sp.And - Spesialis Andrologi (6
Semester)
Sp.B - Spesialis Bedah (10
Semester)
Sp.BA - Spesialis Bedah Anak
(10 Semester)
Sp.BTKV - Spesialis Bedah
Toraks Kardiovaskuler (10
Semester)
Sp.BP - Spesialis Bedah Plastik
(10 Semester)
Sp.BS - Spesialis Bedah Syaraf
(11 Semester)
Sp.EM - Spesialis Kedaruratan
Medik (8 Semester)
Sp.F - Spesialis Kedokteran
Forensik (6 Semester)
Sp.FK - Spesialis Farmakologi
Klinik (6 Semeter)
Sp.JP - Spesialis Jantung dan
Pembuluh Darah (10
Semester)
Sp.JP - Spesialis Jantung dan
Pembuluh Darah (10
Semester)
Sp.KJ - Spesialis Kedokteran
Jiwa atau Psikiater (8
Semester)
Sp.KK - Spesialis Penyakit Kulit
dan Kelamin (7 Semester)
Sp.KN - Spesialis Kedokteran
Nuklir (7 Semeter)
Sp.KO - Spesialis Kedokteran
Olahraga (7 Semester)
Sp.M - Spesialis Mata (7
Semeter)
Sp.MK - Spesialis Mikrobiologi
Klinik (6 Semester)
Sp.OG - Spesialis Obstetri &
Ginekologi (kebidanan dan
kandungan) (9 Semester)
Sp.Ok - Spesialis Kedokteran
Okupasi (kerja) (6 Semester)
Sp.Onk.Rad - Spesialis Onkologi
Radiasi (7 Semester)
Sp.OT - Spesialis Bedah
Orthopaedi dan
Traumatologi (9 Semester)
Sp.P - Spesialis Paru
(Pulmonologi) (7 Semester)
Sp.PA - Spesialis Patologi
Anatomi (6 Semester)
Sp.PD - Spesialis Penyakit
Dalam (9 Semester)
Sp.PK - Spesialis Patologi Klinik
(8 Semester)
Sp.Rad - Spesialis Radiologi (7
Semester)
Sp.RM - Spesialis Rehabilitasi
Medik (8 Semester)
Sp.S - Spesialis Saraf atau
Neurolog(8 Semeter)
Sp.THT-KL - Spesialis Telinga
Hidung Tenggorok-Bedah
Kepala Leher (8 Semeter)
Sp.U - Spesialis Urologi (10
Semester)
Dokter
Umum
Intrenship
+ 1 tahun
Lulus:
Dr.
UKMPPD-Uji
Kompetentensi
Koas
(Program Profesi)
+ 2 tahun
Lulus:
S.Ked
Pendidikan
Kedokteran
(Praklinik)
3,5 - 4 tahun
Usulan Model Pendidikan Kedokteran di Indonesia
IKUTI PERKEMBANGAN IPTEKDOK
Technology gap
LOCAL DOCTORS
• Technology gap
• Certification gap
• Language gap
Indonesia
Negara
maju
90-an
Indonesia INERTIA: neglected.
No government support
Professional organization is powerless
High Technology
- MIS is a new language à
- global access & transparence
à standardization & network.
- Minimally invasive surgery
- Imaging, Invasive imaging.
- Stereotactic, nuclear
surgery.
- Biotechnology
- Transplantation
- Endoscopy
- Robotic Surgery.
- Nano technology.
- Genetic engineering
- Stem Cell.
- Longevity medicine.
HARDWARE
SOFTWARE
BRAINWARE
MOBILITY
Limited
Practice
PMRA
ASEAN
Mobility thru
Medical
Qualification
Practitioners Recognition
Confers
Temporary
Registration/
Licensing
Expert
Visit
Education
Training
Research
Humanitarian
Missions
** Thailand: : Medical Competency Assesment Centre –
dibentuk oleh Thailand Medical council
21st Century Skills Framework
pict.sdsu.edu
PRIORITAS
Target
SDG’s
Universal Health
Coverage à JKN 2019
Perubahan
pola dan
distribusi
penyakit
MEA/ AFAS
2025
Perdagangan bebas
dan ledakan teknologi
Transformasi sistem
pelayanan kesehatan
Indonesia
Transformasi sistem
pendidikan kedokteran
Indonesia
UU Pendidikan
dokter yg dapat
menjamin
Dharmabakti Dokter
49
POSISI SRATEGIS SISTIM PENDIDIKAN
KEDOKTERAN DALAM MENDUKUNG
KUALITAS SISTIM PELAYANAN
KESEHATAN
Prof.Dr.I.Oetama Marsis SpOG (K)
KOORDINATOR KOMITE PERUBAHAN UU.DIKDOK
Badan Legislatif DPR RI, Jakarta, 2 April 2018
USULAN PERUBAHAN UU DIKDOK
Model Pendidikan Kedokteran di Indonesia
Adaptasi
Pendirian FK dan FKG
Pengembangan Pendidikan Keprofesian
Seleksi Calon Mahasiswa FK
Ijazah, Sertifikat Kompetensi dan Sertifikat
Profesi
Pembiayaan Pendidikan Kedokteran
Organisasi Profesi dan Kolegium
Standar Kompetensi dan Standar Pendidikan Profesi
Dokter
KKI
Internsip
DLP
Uji Kompetensi
Jumlah dan Distribusi Dokter
Pokok-pokok Pikiran
Rancangan Perubahan atas
UU No.20/2013 tentang
Pendidikan Kedokteran
Koordinator Tim Perubahan UU Dikdok
Baleg DPR 2 April 2018
Tantangan Abad 21
General Agreement on Trade
in SErvices
Mutual Recognition Agreement dan
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Pengakuan Mutu Pendidikan Kedokteran dan
Mutu Dokter Regional dan Internasional
Sumber:https://www.hcltech.com/sites/default/files/big-data-timeline.jpg
Sumber: By Myworkforwiki - Own work, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=29452425
Pembelajaran Untuk Masa Depan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Menggunakan teknologi yang belum ditemukan
Melakukan pekerjaan yang belum pernah ada.
Kemampuan untuk berjejaring secara masif
Multitasking
Melek teknologi
Sangat tergantung pada interaktivitas
Keterampilan visual-spasial yang sangat kuat
Bergantung sepenuhnya pada internet
Berkeinginan untuk belajar banyak hal esensial
Berkeinginan ditantang untuk mencapai kesimpulan sendiri
Regulasi mengimbangi perkembangan tekhnologi
Roadmap Menuju Indonesia Emas
PB.IDI 28 DESEMBER 2018 +
Stakeholder lain yg berminat
2045
2035
2025
2015
Kondisi
Awal
Kondisi
Sebelumnya
Milestone
pertama
Milestone
kedua
Indonesia
Emas
TERIMAKASIH
• Perlu pengaturan pemerintah yang
melibatkan pemangku kepentingan
terkait seperti KKI, organisasi profesi dan
asosiasi institusi pendidikan
kedokteran/kedokteran gigi serta pihak
lainnya terkait wahana pendidikan dan
wahana pelayanan kesehatan
• Perlu juga keterlibatan Pemerintah
Daerah untuk menyediakan tenaga
Dokter di daerah.
Jumlah dan Distribusi
Dokter
Dokter layanan
primer
• DLP bukanlah jawaban dari
penyelesaian masalah
kesehatan di Indonesia à
masalah baru
• Istilah ini adalah istilah wahana
pelayanan kesehatan, bukan
suatu profesi khusus
• Perlu dihapuskan seluruh
istilah dokter layanan primer
dan memperkuat fungsi dan
peran dokter dalam
perubahan UU Dikdok
25 Juli 2018 jam 15.00 RUU Perubahan Dikdok
ketok palu - diterima di Baleg DPR