Standar-standar perburuhan ILO pada tahun 1919 ~ 1949

Bagaimana cara membuat
Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

Saat-saat dimana tidak ada
perundingan

Revolusi Buruh

Perang sipil & Revolusi

Standar-standar perburuhan ILO
pada tahun 1919 ~ 1949





8-jam kerja sehari
Hak berserikat
Hak untuk berunding bersama
Hak untuk melakukan aksi bersama


Hak-hak Buruh

Aksi
Perjanjian
Berserikat
bersama
Bersama

Apa itu PKB
• PKB adalah negosiasi antara manajemen
dan serikat buruh untuk secara bersamasama memutuskan tentang upah, kondisi
kerja, kondisi sosial dan ekonomi yang m
empengaruhi kehidupan para buruh dan
anggota keluarganya.
• Sejarah serikat buruh adalah sejarah untu
k memperluas agenda dan topik untuk be
runding dengan pengusaha.

Prinsip Perundingan Bersama

• Perundingan bersama ditentukan dari kekuatan
hubungan antara serikat buruh dan pengusaha
– Serikat buruh kuat = perundingan bersama yang baik
– Serikat buruh lemah = perundingan bersama yang le
mah

• Perundingan bersama bukan sarana “talk show”
bagi pengurus serikat buruh, akan tetapi perjuan
gan bersama bagi anggota serikat buruh
• Kita bersatu, Kita berunding. Tetapi, jika kita terb
elah, maka kita meminta-minta.

Perundingan Perseorangan lawan
Perundingan Bersama

Alur Perundingan Bersama
1.Per
siapan
2.
Tahapan

3.Kesi
mpulan

• Mengumpulkan tuntutan dan keluhan dari anggota serikat
buruh
• Merumuskan tuntutan-tuntutan buruh (draft PKB dari pihak
serikat buruh )
• Menentukan tim negosiasi

• Mempersiapkan skenario dalam setiap pertemuan
perundingan PKB
• Melaporkan kembali setiap hasil perundingan kepada
anggota serikat buruh

• Membuat perjanjian sementara
• Para anggota memberikan suaranya atas perjanjian
sementara tersebut
• Penandatangan fnal perjanjian dengan pengusaha

Persiapan Perundingan Bersama

1. Melakukan evaluasi pada PKB yang sudah ada
2. Membuat survey daftar pertanyaan bagi anggota
serikat buruh berupa: tuntutan, keluhan, saran,ide
3. Menganalisa hasil survey
4. Merumuskan proposal dalam bentuk rancangan P
KB
5. Memutuskan rancangan PKB tersebut didalam ra
pat komite pengurus serikat buruh
6. Menentukan tim perunding

Penentuan Tim Perunding
1. Tentukan tim perunding diantara pengurus serikat buru
h, perwakilan komisariat, dan para anggota yang memp
unyai komitmen penuh.
2. Tim perunding yang dinominasikan hendaknya berasal d
ari departemen, seksi, dan bagian produksi yang berbed
a-beda.
3. Nominasikan sebanyak mungkin karena pengalaman se
bagai tim perunding adalah kesempatan yang bagus unt
uk menciptakan pengurus serikat buruh yang baik. Pad

a akhirnya mereka akan menjadi pemimpin serikat buru
h dimasa mendatang.
4. Juga, nominasikan pengurus DPC atau DPP sebagai Ti
m Perunding

Persiapan untuk usulan PKB
1. Mengumpulkan informasi terkait perusahaan: laporankeua
ngan, laporan hasil audit, analisa manajerial, perbandingan
dengan perusahaan lain yang sejenis atau berada dalam s
atu wilayah, laporan statistik dari pemerintah, pemberitaan
tentang perusahaan di media massa, dokumen hukum dan
hukum perburuhan.
2. Pikirkan tentang apa saja argumen perusahaan untuk men
olak usulan PKB dan persiapkan argumentasi untuk mema
tahkan pendapat pengusaha.
3. Persiapkan dokumen-dokumen pendukung atau bukti-bukti
untuk mematahkan argumentasi
4. Pelajari dan pelajari lagi dokumen dan bahan-bahan serik
at buruh dan pada akhirnya kita mahir.


Tahapan Perundingan Bersama
1. Kirimkan surat permohonan beru
nding kepada pengusaha (jika me
mungkinkan, surat tersebut atas
nama ketua umum federasi)
2. Surat tersebut menyebutkan wakt
u, tempat, dan nama-nama tim pe
runding.
3. Sebelum atau sesudah mengirim
kan surat tersebut, bicarkan kepa
da pengusaha mengenai waktu d
an tempat untuk berunding.
4. Informasikan kepada anggota ser
ikat bahwa serikat buruh telah me
ngirimkan surat permohonan beru
nding.

Tahapan Perundingan
1. Pembukaan
2. Nominasikan pemimpin perundin

gan (serikat buruh mendapat gilir
an pertama, dan pertemuan sela
njutnyaoleh Pengusaha
3. Perkenalan tim perunding dari pih
ak serikat buruh dan pengusaha.
4. Pidato sambutan dari kedua bela
h pihak.
5. Diskusikan dan perjanjian menge
nai tata tertib perundingan
6. Penjelasan mengenai usulan PK
B dari serikat buruh
7. Tanggapan pengusaha terkait us
ulan tersebut
8. Penutup

Tata tertib Perundingan
1. Perundingan sekali dalam seminggu ( jika memungkinkan 2 kali seminggu)
2. Pastikan persiapan menuju perundingan yang dilakukan selama jam kerja h
arus dibayar. (2 atau 3 hari cuti dibayar dalam satu minggu)
3. Pastikan Pengusaha (yang paling berwenang mengambil keputusan) ikut d

alam perundingan.
4. Pergantian ketua perundingan antara serikat buruh dan pengusaha.
5. Nominasikan sekretaris dari kedua belah pihak untuk menuliskan jalannya
perundingan.
6. Jika beberapa agenda bahasan telah disetujui, kedua belah pihak menyata
kan persetujuannya dan menandatanganinya dalam notulensi perundingan.
7. Memastikan perundingan terbuka bagi anggota serikat buruh dan pengurus
cabang atau pusat.
8. Pengambilan gambar dan rekaman diperbolehkan untuk memastikan perun
dingan berjalan secara transparan.

Taktik Tim Perunding
1. Percaya diri dan berwibawa sebagai tim perunding untuk menunjukkan
posisi yang sama dengan pengusaha.
2. Pastikan setiap tim perunding berbicara dengan lantang dan kompak.
3. Rencanakan dan putuskan “siapa melakukan apa”; siapa yang berper
an sebagai “Tim yang Keras/Galak” dan “Tim yang lemah lembut”, “pe
nyerang” dan “bertahan”.
4. Ketua tim perunding (ketua serikat buruh) diharapkan tidak terlalu bany
ak berbicara, tetapi bicara dengan hati-hati.

5. Tim perunding harus bersatu dan kompak dalam satu barisan. Aksi ata
u reaksi individual tidak diperbolehkan.
6. Tim perunding harus mengenakan seragam yang sama (seragam peru
sahaan atau seragam serikat buruh) .
7. Tim perunding harus masuk dan keluar ruangan dari pintu yang sama.

Taktik Tim Perunding
8.
9.
10.
11.

12.

13.

Kontak secara individual antara tim perunding dengan pengusaha tidak di
perbolehkan
Dalam hal terjadi kontak secara individu, maka orang tersebut harus mem
beritahukan kepada serikat dan “apa yang telah didiskusikan”.

Kebersamaan dan kekompakan diantara Tim Perunding dengan anggota
serikat buruh adalah dasar utama untuk memenangkan negosiasi.
Jika ada perbedaan pendapat antara Tim Perunding harus didiskusikan da
n disetujui. Jika sudah disepakati, setiap orang harus berkomitmen terhad
ap apa yang telah diputuskan (disiplin dalam serikat buruh)
Sehabis perundingan, laporkan hasilnya kepada anggota dan pengurus “a
pa yang terjadi, apa yang didiskusikan, apa yang disetujui dan tidak disetu
jui” (selebaran, dokumen, kertas).
Selama proses perundingan, jika terjadi kegagalan perundingan (deadloc
k) maka minta lah penundaan perundingan untuk sementara waktu.

Taktik Tim Perunding
14.Bawalah memo atau catatan dan gunakan disaat darurat , atau jika
diperlukan untuk menjaga komunikasi internal diantara Tim Perundi
ng.
15.Jangan berbicara secara emosional atau bersikap sentimen. Janga
n menyerang secara personal tim perunding dari pengusaha.
16.Jangan menggunakan bahasa dan tindakan kasar dan jangan berbi
cara kasar dan keras.
17.Jangan berbicara berdasarkan gosip, spekulasi, penilaian sepihak,

18.Hati-hati terhadap pertanyaan yang diajukan oleh pengusaha
19.Hindari bertindak tergesa-gesa, tiba-tiba, dan tuntutan yang tidak ad
a dasarnya.
20.Pastikan “siapa Tim yang keras atau lembut”, “siapa pengambil ke
putusan utama” dari sisi pengusaha

Taktik Tim Perunding
21.Pastikan “Pengambil Keputusan Utama ” untuk berbicara
22.Lakukan protes apabila ada Tim Perunding Pengusaha yang bersikap aroga
n, menyepelekan, tidak sopan, menghina dan tidak menghormati proses per
undingan.
23.Minimalkan untuk mengubah-ubah usulan proposal dari serikat buruh (hany
a 1 atau 2 kali).
24.Pastikan “orangluar”: pemerintah, polisi, masyarakat lokal, organisasi sosial
.
25. Pastikan pertemuan rutin dengan anggota serikat buruh selama proses neg
osiasi.
26.Kombinasikan perundingan dengan pendidikan anggota, pengorganisiran (re
krutmen anggota baru)
27.Galang lah aksi bersama seperti pemakaian pita (sambil menyebutkan tuntut
an buruh) dalam pertemuan anggota, acara piknik, acara keluarga, olahrag
a, pertemuan keluarga buruh
selama proses negosiasi.

Kesimpulan dari Perundingan
Bersama
1. Membuat perjanjian sementara dengan pengusaha.
2. Melaporkan kembali hasil perjanjian sementara tersebut kepa
da anggota serikat buruh.
3. Memberi kesempatan kepada anggota untuk menyatakan set
uju atau tidak terhadap perjanjian sementara tersebut.
4. Jika mayoritas anggota serikat buruh setuju, baru kemudian P
KB ditandatangani oleh pengusaha dan ketua umum federasi
5. Melaksanakan hasil evaluasi PKB dari anggota biasa (hasil s
urvey)
6. Adanya pertemuan untuk mengevaluasi perundingan dengan
pengurus serikat buruh termasuk didalamnya pengurus DPC
dan DPP

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22