Ahmad Royani, S.Ag., M.Hum

Sintaksis
(Bina al-Jumlah)
Dosen:
Ahmad Royani, S.Ag., M.Hum

Pengertian Sintaksis
 Secara Etimologis, Sintaksis adalah

menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi
kelompok kata atau kalimat dan kelompok kata
menjadi kalimat. (Syarif, 2012: 90)
 Pengaturan dan hubungan antara kata dengan
kata, atau dengan satuan-satuan yang lebih
besar, atau antara satuan-satuan yang lebih
besar itu dalam bahasa (Kridalaksana, 1993:
199)
 Satuan terkecil adalah kata
 Satuan terbesar adalah kalimat

Alat Sintaksis
 Alat-alat untuk menghubungkan kata-kata menjadi


kelompok dengan struktur tertentu (hubungan setara
dan bertingkat dari kelompok tersebut).
 Alat-alat sintaksis:
1. Urutan kata,
2. bentuk kata,
3. intonasi
4. kata tugas.
5. Fungsi
6. Kategori
7. Peran

Urutan Kata
 Alat sintaksis yang pertama ialah urutan. Dalam

bahasa pada umumnya peranan urutan kata ikut
menentukan makna gramatikal.
 Contoh pertentangan seperti:
 Tinggi gunung dan gunung tinggi,
 Tiga jam dan jam tiga,

 Nandang melihat Reza dan Reza melihat Nandang
Bagaimana dengan bahasa Arab?
‫ قرأ التلميذ الكتاب‬
‫ قرأ الكتاب التلميذ‬

Bentuk Kata
 Alat sintaksis yang kedua berupa bentuk kata yang pada









umumnya diperlihatkan oleh afks. Afks-afks itu
menunjukkan makna gramatikal yang bermacam-macam,
bergantung kepada bahasanya: jumlah, orang, jenis,
kata, aspek, modus, kasus, diatesis, dan sebagainya.

Perhatikan keenam contoh bahasa Latin berikut yang
sama maknanya (‘Nandang melihat Reza’).
Nandangus vidit Rezam.
Nandangus Rezam vidit.
Rezam vidit Nandangus.
Rezam Nandangus vidit.
Vidit Nandangus Rezam.
Vidit Rezam Nandangus.

Bentuk Kata
 Alat sintaksis yang kedua berupa bentuk kata yang pada










umumnya diperlihatkan oleh afks. Afks-afks itu
menunjukkan makna gramatikal yang bermacam-macam,
bergantung kepada bahasanya: jumlah, orang, jenis,
kata, aspek, modus, kasus, diatesis, dan sebagainya.
Perhatikan keenam contoh bahasa Latin berikut yang
sama maknanya (‘Paul melihat Maria’).
Paulus vidit Mariam.
Paulus Mariam vidit.
Mariam vidit Paulus.
Mariam Paulus vidit.
Vidit Paulus Mariam.
Vidit Mariam Paulus.

Bentuk Kata (afkss
 Perhatikan 3 kalimat di bawah ini:
1. Nandang mengambil mangga
2. Nandang mengambili mangga
3. Nandang mengambilkan Reza mangga
 Masing-masing kalimat memiliki makna


gramatikal yang berbeda

Intonasi (Tanghims
 Alat sintaksis yang ketiga ialah intonasi, yang dalam tulis

dan atau ejaan dinyatakan secara tidak sempurna dengan
tanda-tanda baca dan pemakaian huruf. Dalam bahasa
indonesia, misalnya, biasanya batas antara pokok (= topic)
dan sebutan (= comment) ditunjukan oleh intonasi.
Kelompok kata dalam bahasa Indonesia juga ditandai oleh
penempatan tekanan pada kata terakhir. Seringkali, bila
terjadi salah mengerti akibat timbulnya tafsir ganda
(misalnya atas penanaman padi Krawang, anak istrinya,
semua orang asing, sepuluh ribuan, anak majikan yang
baik), intonasi dipakai untuk menjelaskan amanat yang
hendak disampaikan. Dengan intonasi sering pula orang
dapat membedakan macam kalimat, misalnya kalimat berita
dengan kalimat tanya.

Kata Tugas (Harfs

 Alat sintaksis lainya disebut partikel atau kata

tugas. Beberapa kata tugas ialah sebagai berikut:
(1) jumlahnya terbatas, (2) keanggotaanboleh
dikatakan tertutup, (3) biasanya tidak mengalami
proses morfologi, (4) biasanya tidak mempunyai
makna leksikal, tetapi mempunyai makna
gramatikal, (5) ada dalam macam wacana apa
saja
puisi, pidato resmi, drama, undangundang, percakapan sehari-hari, nyanyian, dan
sebagainya, (6) dikuasai oleh pemakai bahasa
dengan cara menghafal.

Satuan Sintaksis
Satuan Sintaksis adalah mulai dari kata, frasa,
klausa, dan kalimat.
 Kata. Dalam pembicaraan mengenai morfem dan
kata (materi sebelumnya), kata disebut sebagai
satuan gramatikal bebas terkecil.
 Ciri kata adalah kata mempunyai potensi untuk

bersendiri, misalnya sebagai kalimat jawaban
atau sebagai kalimat suruhan.
 Mau.
(Jawaban “Mau Kau Kuajak pergi?”)
- Minggir! (Suruhan kepada pengemudi bis kota.)

Kata (Ciri Katas
 Ciri kedua ialah ciri tak tersela. Artinya, diantara

bagian-bagian pembentuk kata tidak seperti diantara
kata-kata yang membentuk kelompok kata atau frase
tidak dapat diselakan kata lain. Karena diantara
dunia modern, misalnya dapat diselakan kata seperti
yang atau kurang, rangka dunia dunia modern
bukanlah satu kata, melainkan dua. Sebaliknya,
karena antara nikmat dan i tidak dapat diselakan
apa-apa, rangkaian nikmati merupakan satu kata.
 Kata merupakan satuan terkecil yang dapat
berpindah dalam kalimat sedang afks tidak
mempunyai ciri yang demikian


Satuan Sintaksis (Frasa/
Tarkibs
 Frase adalah satuan gramatikal yang terdiri dari







dua atau lebih dari dua kata yang tidak berciri
klausa dan yang pada umumnya menjadi
pembentuk klausa.
Ciri frasa adalah dapat berdiri sendiri seperti kata
Di antara konstituen frase dapat disisipkan kata.
Contoh:
Analisa kalimat
analisa tentang kalimat
Kalimat kompleks kalimat yang kompleks

Berlari cepat berlari dengan cepat

 Frase pada umumnya dapat diperluas.

Contoh penyisipan kata dalam frase diatas
merupakan contoh perluasan frase.
Penambahan kata untuk memperluas frase
juga dilakukan di depan atau di belakang
frase tersebut.
 Kalimat kompleks beberapa kalimat
kompleks
 Berlari cepat
berlari cepat sekali

Klausa
 Klausa. Klausa adalah satuan gramatikal yang

disusun oleh kata dan/atau frase dan yang
mempunyai satu predikat. Klausa pada
umumnya merupakan konstituen kalimat.

 Contoh:
 KPK mengumumkan hasil temuannya
 KPK telah mengumumkan hasil temuannya.
‫ محمد طالب‬
‫ ذهب محمد‬

Macam-Macam Klausa Berdasarkan
Kategori Pengisi Fungsi Predikat
 Klausa Verbal: Dia membaca
 Klausa Nonverbal:
 Wajahnya ceria (klausa ajektif)
 Kelas B ada tiga puluh mahasiswa (numeral)

Analisis Sintaksis
 Salah satu tugas sintaksis adalah menerangkan

pola-pola yang mendasari satuan-satuan
sintaksis serta konstituen-konstituennya.
Memerikan pola-pola seperti itu tidak lain
mengemukakan hasil analisa satuan-satuan

sintaksis itu.
 Perangkat-perangkat apakah yang diperlukan
untuk mengemukakan hasil analisa itu,
sehingga perbedaan antara satuan-satuan
sintaksis itu menjadi jelas?
 Fungsi, Kategori, dan Peran

Fungsi
 Fungsi berarti semacam “kotak-kotak” atau “tempat-tempat”

dalam struktur sintaksis yang kedalamnya akan diisikan kategorikategori tertentu (chaer,2009:20). Fungsi merupakan tataran
yang pertama, tertinggi dan paling abstrak . fungsi yakni seperti
apa yang dinamakan oleh istilah umum sebagai subjek (S),
predikat (P), objek (O), keterangan (K) dan pelengkap atau
komplemen. Fungsi sifatnya relasional. Artinya, adanya fungsi
yang satu , tidak dapat dibayangkan tanpa hubungannya dengan
fungsi yang lain. Untuk mengatakan bahwa sesuatu fungsi itu P,
misalnya hanya dalam hubungannya anatara lain dengan S atau
O. Dan tidak dapat menyebutkan sesuatu fungsi itu O atau S ,
tanpa hubungannya dengan P. berdasarkan fungsinya, Bahasa
Arab mengenal fungsi mubtada’(S), khobar (P), fi’il (P), fa:’il(S),
maf’u:l bih(O; fungsi objek kalimat), maf’u:l tsa:ni: (komp; fungsi
komplemen), zharaf maka:n wa zama:n (K; keterangan).

Kategori
 Kategori adalah jenis atau tipe kata atau frasa yang menjadi

fungsi-fungsi sintaksis. Selain diisi oleh kata, juga bisa diisi
pula dengan frasa (chaer, 2009: 27). Kategori adalah
tataran yang kedua, dengan tingkan keabstrakan yang lebih
rendah dari pada fungsi, yaitu seperti apa yang dinamakan
sebagai nomina, verba, adverbial, adjektiva dan sebagainya.
Kategori bersifat sistemik. Artinya, pengetahuan tentang
verba di dalam suatu tuturan, misalnya, tidak harus
dihubungkan dengan kategori lainya. Seperti dengan
nomina, preposisi atau lainya, dan begitu juga sebaliknya.
Katori gramatikal dalam bahasa arab, yaitu bentuk kata
yang telah berada dalam tataran kalimat, maka terkandung
didalamnya: jenis, jumlah, persona, kala dan modus.

Peran
 Peran adalah hubungan antara kategori

pengisi P, baik berkategori V maupun bukan,
dengan pengisi fungsi-fungsi lain. Peran
merupakan tataran yang ketiga dan terendah
dalam tingkat keabstrakannya jika
dibandingkan dengan kedua tataran
sebelumnya (fungsi dan kategori). Yaitu
seperti pelaku (agentif), penderita (obyektif),
penerima ( benefaktif), alat (instrumental),
tindakan (aktif,pasif) dan sebagainya.

Analisis Sintaksis
1. Fungsi: Subyek, Predikat, obyek, Keterangan.
2. Kategori/jenis: nomina (isim), verba (f’il), adverbia,

adjektiva. Dalam bahasa Arab: jenis, jumlah, persona,
kala, dan modus.
3. Peran: pelaku, penderita, penerima, alat, tindakan,
Contoh: analisis Kalimat:
‫ كتب التلميذ رسالة‬
 ‫كتب‬: berfungsi predikat, berkategori verba, berperan
sebagai perbuatan
 ‫التلميذ‬: Subyek (fungsi), nomina (Kategori), pelaku (Peran)
 ‫رسالة‬: Obyek (F), nomina (K), hasil (P)

 Buat satu kalimat bahasa Arab
 Analisis menurut Kategori, Fungsi, dan Peran
 Tulis nama kelompoknya

‫ كتب رسالة‬
 ‫كتب‬: Predikat (F), verba (K), sandangan (P)
 ‫رسالة‬: Subyek (F), nomina (K), tujuan (P)









 
(b) Konsep (referensi): sebuah buku
 
 
 
 
(a) --------------------------- (c) referent/objek
Kata/lambang [k-i-t-a-b]

 Konotatif: makna asli

Dia sangat fakir, tidak mau meminta-minta.
 Denotatif: makna tambahan
Dia orang yang fakir