AMDAL pembangunan jembatan docx 1

2.4 Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian
Batas wilayah studi rencana pembangunan Jembatan Suramadu meliputi:
2.4.1 Wilayah Studi
a. Batas Proyek
Batas proyek adalah ruang dimana rencana kegiatan Pembangunan Jembatan
Suramadu berjalan, yaitu pada sisi Kab. Bangkalan – Madura meliputi Kecamatan
Labang Kabupaten Bangkalan provinsi Jawa Timur dan pada sisi Surabaya meliputi
Kecamatan Kenjeran Kabupaten Surabaya provinsi Jawa Timur . Proyek
Pembangunan Jembatan Suramadu membutuhkan panjang Jembatan sebesar
5.438 meter dengan lebar kurang lebih 30 meter
b. Batas Ekologi
Batas ekologi dari pembangunan Jembatan Suramadu adalah batas yang
masih dipengaruhi persebaran dampak melalui air, udara, dan tanah. Persebaran
pencemaran lingkungan adalah wilayah pemukiman di sekitar wilayah proyek
pembangunan Jembatan Suramadu, yakni untuk sisi Kab. Bangkalan – Madura
meliputi Kec. Labang Kab. Bangkalan dan untuk sisi Surabaya meliputi Kec.
Kenjeran Kab. Surabaya.
c. Batas Sosial
Batasan sosial merupakan ruang di sekitar wilayah rencana proyek yang
terdapat berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai yang sudah
ada dan diperkirakan akan mengalami perubahan dinamika sosial akibat dari

berlangsungnya proyek Pembangunan Jembatan Suramadu. Kemungkinan yang
akan terkena dampak perubahan dinamika sosial akibat adanya pembangunan
Jembatan Suramadu ini adalah penduduk masyarakat yang berdomisili di sekitar
wilayah proyek yaitu pada sisi Kab. Bangkalan – Madura meliputi Kec. Labang Kab.
Bangkalan dan pada sisi Surabaya meliputi Kec. Kenjeran Kab. Surabaya.
d. Batas Administrasi
Batas administrasi rencana kegiatan pembangunan Jembatan Suramadu
adalah sebagai berikut :




Untuk sisi Bangkalan – Madura
Desa : Sukolilo Barat
Kecamatan : Labang
Kabupaten : Bangkalan
Provinsi : Jawa Timur
Untuk Sisi Surabaya
Kecamatan : Kenjeran
Kabupaten : Surabaya

Provinsi : Jawa Timur

2.4.2 Batas Waktu Kajian

Batas waktu kajian kegiatan AMDAL pembangunan Jembatan Suramadu
berkisar selama 6 (enam) tahun, mulai dari kegiatan pesiapan pembangunan,
pengumpulan, dan analisis data, analisis dan perumusan dampak, hingga
penyelesaian dan pengumpulan laporan data hasil pembangunan.
2.5 Prakiraan Dampak Penting
Kegiatan pembangunan Jembatan Suramadu dapat memberikan dampak pada
komponen lingkungan yang ada di Kec. Labang Kab.Bangkalan – Madura. Besaran
dampak akan dievaluasi dengan menggunakan metode matriks leopold. Matriks
leopold merupakan metode yang dirancang untuk meganalisis dampak lingkungan
pada berbagai proyek konstruksi yang berada di suatu wilayah. Metode ini
memberikan informasi mengenai hubungan dan pengaruh suatu aktivitas atau
kegiatan. Matriks Leopold merupakan interaksi antara komponen kegiatan dengan
komponen lingkungan. Langkah dalam matriksi ini adalah menentukan besarnya dan
pentingnya dampak yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan proyek. Berikut adalah
skala besarnya dampak dan pentingnya dampak yang akan disajikan dalam tabel
berikut :

Tabel 3. skala besaran dampak
N
o
1
2
3
4
5

Skala

Persentasi

Keterangan Dampak

1
2
3
4
5


10% - 20%
20% - 40%
40% - 60%
60% - 80%
80% - 100%

Sangat kecil
Kecil
Sedang
Besar
Sangat besar

Tabel 4. Skala Pentingnya Dampak
N
o
1
2
3
4

4

Skala

Keterangan dampak

1
2
3
4
5

Sangat tidak penting
Tidak penting
Sedang
Penting
Sangat penting

Setelah mengetahui skala besaran dan pentingnya dampak, maka langkah
selanjutnya adalah menganalisis dampak yang terjadi yang berhubungan erat

dengan tahap kegiatan dan lingkungan sekitar. Berikut ini adalah hasil analisis
dampak pada setiap tahap kegiatan yang dilakukan dalam Pembangunan Jembatan
Suramadu.

Dari analisis tabel yang dipaparkan sebelumnya maka setiap tahap kegiatan
pembangunan Jembatan Surmadu memiliki persentase dampak yang berbeda,
berikut akan dijabarkan persentasi besarnya dampak yang ditimbulkan dari
Pembangunan Jembatan Suramadu berdasarkan tahap kegiatannya :
1. Tahap Kegiatan Prakonstruksi
Berdasarkan porsi nilai besaran dampak bahwa tahap kegiatan prakonstruksi
menyumbang dampak sebesar 40-80%, yang mana pada tahap kegiatan pra
konstruksi ini lebih banyak mendatangkan dampak positif seperti masih kentalnya
budaya masyarakat Madura terutama di daerah Kab. Bangkalan sehingga
masyarakat masih jauh dari kasus kejahatan.
2. Tahap Kegiatan Konstruksi
Berdasarkan porsi nilai besaran dampak menunjukkan bahwa tahap kegiatan
konstruksi menyumbang dampak sebesar 40-80%, yang mana pada tahap kegiatan
konstruksi lebih menimbulkan banyak dampak negatif. Dampak negatif tersebut lebih
banyak ditimbulkan pada saat kegiatan mobilisasi alat dan bahan material bangunan
Jembatan Suramadu sehingga banyak menimbulkan perubahan pada lingkungan

sekitar seperti adanya perubahan kualitas air laut, penurunan kualitas udara bersih,
dan pendapatan nelayan yang semakin berkurang.
3. Tahap Kegiatan Pasca Konstruksi
Berdasarkan porsi nilai besaran dampak tahap kegiatan pasca konstruksi
menyumbang dampak sebesar 60-90%, yang mana pada tahap kegiatan pasca
konstruksi menimbulkan dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnyanya
ditunjukkan adanya peningkatan pendapatan masyarakat pasca berdirinya
Jembatan, hal ini disebabkan karena terciptanya aktivitas ekonomi di sekitar jalan
akses menuju Jembatan Suramadu. Sedangkan dampak negatif yang diberikan
berupa sreing terjadinya kasus kejahatan di daerah pelososk Kab. Bangkalan
sehingga banyak kasus perampokan yang disertai dengan pembunuhan (begal) dan
pengedaran narkoba, selain itu terganggunya ketenangan masyarakat akibat
banyaknya kendaraan transportasi yang melintasi daerah akses menuju Jembatan
Suramadu seperti Kec. Burneh Kab.Bangkalan-Madura. Dari penjelasan mengenai
dampak potensial dan analisa pada tabel diatas dapat diketahui bahwa dampak
positif yang sangat penting yang ditimbulkan dari pembangunan Jembatan
Suramadu adalah sebagai berikut :
1. Adanya perubahan pendapatan masyarakat setelah berdirinya Jembatan
Suramadu. Perubahan ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan terhadap
pendapatan masyarakat khususnya masyarakat di Kec.Labang, Kab.Bangkalan –

Madura yang membuka usaha sebagai pedagang kaki lima. Di sisi lain Income
perkapita rata-rata per tahun di Bangkalan telah bertambah sebanyak 93,63 %.
Hal ini disebabkan semakin lancarnya transportasi yang juga akan meningkatkan
kegiatan ekonomi.

2. Setelah berdirinya Jembatan Suramadu, masyarakat Kec.Labang Kab. Bangkalan
– Madura memiliki peluang untuk membuka usaha di sekitar akses jalan menuju
Jembatan Suramadu, misalnya sebagai pedagang kaki lima (PKL). Dengan
demikian adanya kesempatan kerja dan peluang berusaha menjadi jalan alternatif
bagi ibu rumah tangga nelayan untuk mencari pendapatan selain bergantung
pada hasil nelayan yang semakin menurun.
3. Pada masa prakonstruksi budaya yang ada di masyarakat Madura masih tertata
rapi dan tidak terpengaruh dengan budaya dari luar pulau Madura yang lebih
condong pada budaya yang lebih modern.

Selain dampak positif ada pula dampak negatif yang sangat penting yang
ditimbulkan dari pembangunan Jembatan Suramadu, yakni :
1. Adanya perubahan bentuk lahan yang digunakan untuk pembukaan lahan sebagai
jalan akses menuju Jembatan Suramadu. Lahan yang awalnya merupakan lahan
persawahan milik masyarakat sekitar kini menjadi jalan raya sebagai akses

menuju Jembatan Suramadu.
2. Penurunan kualitas air laut yang disebabkan karena adanya mobilisasi alat dan
bahan material yang digunakan dalam pembangunan Jembatan Suramadu.
Adanya kegiatan tersebut menyebabkan laut menjadi tercemar sehingga
ekosistem biota aquatik menjadi terganggu.
Penurunan kualitas udara bersih yang disebabkan karena adanya kegiatan
mobilisasi alat dan bahan material yang dilakukan saat pembangunan Jembatan
Suramadu.

1. Penapisan (Screening) Studi Kasus
Dari studi kasus yang telah dijelaskan maka dapat diketahui dampak penting
yang bisa merugikan banyak masyarakat maupun biota-biota yang ada di perairan di
sepanjang selat Madura. Dampak penting ini dipilih berdasarkan kriteria yang
tercantum dalam UU. Nomor 32 tahun 2009 pasal 22 (2).Berdasarkan kriteria
dampak penting yang telah disebutkan di UU. Nomor 32 tahun 2009 pasal 22 (2)
maka dapat diambil dampak penting dari studi kasus mengenai pembangunan
Jembatan Suramadu adalah sebagai beikut :
1. Jumlah manusia yang terkena dampak
Pembangunan Jembatan Suramadu baik pada masa prakonstruksi, konstruksi,
maupun pasca konstruksi memiliki dampak langsung terhadap penduduk, baik yang

ada pada wilayah sekitar kaki Suramadu bagian Surabaya dan Kec.Labang,
Kab.Bangkalan, Madura. Jumlah manusia atau penduduk Kab.Bangkalan yang
merasakan dampaknya secara langsung pasca pembangunan Jembatan Suramadu
ditunjukkan dengan adanya penurunan jumlah tenaga kerja yang drastis pada tahun
2007 sebesar 1770 orang dari 3784 pada tahun sebelumnya, padahal
perkembangan jumlah perusahaan industri kecil, jumlah tenaga kerja serta nilai
produksinya rata-rata meningkat dari tahun 2002 hingga 2008 (sebelum
diopersikannya 9
jembatan Suramadu (Hotijah, 2010). Jadi jumlah penduduk yang terkena
dampak sekitar 2014 orang yang mengalami pengangguran pada tahun 2007.
Penurunan jumlah tenaga kerja pasca pengoperasian jembatan Suramadu, yakni
pada tahun 2009 yang ditandai pula dengan penurunan nilai produksi merupakan
akibat dari matinya beberapa industri kecil pasca pengoperasian jembatan
Suramadu. Turunnya jumlah perusahaan industri sekitar 50 persen mengakibatkan
menurunnya jumlah pekerja di perusahaan industri kecil dengan persentase yang
hampir sama.Namun keadaan mulai membaik pada tahun 2010 perusahaan industri
mulai tumbuh kembali dan penyerapan tenaga yang bekerja di perusahaan industri
juga merangkak naik (Hotijah, 2010).
2. Luas wilayah persebaran dampak
Dampak dari pembangunan Jembatan Suramadu terhadap lingkungan sekitar

tidak terlalu meluas, hanya mencangkup bagian kaki Jembatan saja dan akses
menuju jalan tol Jembatan yang lahannya didapatkan dari jual beli lahan milik
penduduk sekitar terutama wilayah di bagian Kab.Bangkalan. Wilayah yang
diperkirakan terkena dampak dibangunnya Jembatan Suramadu adalah Kecamatan
Tambaksari, Bulak dan Kenjeran di Surabaya, Kecamatan Labang, Tragah dan
Burneh di Kabupaten Bangkalan Madura, serta alur Selat Madura yang merupakan
sarana lalu lintas dan sumber mata pencaharian nelayan.
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Dampak negatif yang ditimbulkan dari pembangunan Jembatan Suramadu
akan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, seperti tetap menurunnya jumlah

penumpang kapal ferry dan tidak kembalinya populasi ikan maupun kerang yang
dulunya ada di perairan tepatnya bawah Jembatan Suramadu
4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Pada saat konstruksi atau pembangunan Jembatan Suramadu memberikan
dampak yang sangat merugikan terhadap nelayan, karena banyaknya bahan
material yang masuk kedalam perairan menyebabkan 10
kerusakan ekosistem dari biota laut sehingga menurunnya populasi ikan maupun
kerang. Hal tersebut menyebabkan menurunnya hasil tangkapan nelayan.
5. Kumulatif dampak
Untuk kumulatif dampak dari adanya Jembatan Suramadu itu sendiri tidak
terlalu menyebabkan dampak yang berkepanjangan. Hal ini disebabkan banyaknya
dampak positif yang diperoleh setelah dibangunnya Jembatan Suramadu,
diantaranya adalah bertambahnya Income perkapita rata-rata per tahun di
Bangkalan dan semakin lancarnya transportasi yang melintasi dua pulau (pulau
Madura dan Jawa) sehingga dapat menigkatkan kegiatan ekonomi.
6. Berbalik atau tidaknya dampak (reversible or irreversible impact)
Adanya pembangunan Jembatan Suramadu yang awalnya memiliki banyak
dampak negatif namun dengan setelah berdirinya Jembatan Suramadu memberikan
beberapa dampak positif sehingga dampak negatifnya dapat dipulihkan, seperti
bertambahnya Income perkapita rata-rata per tahun di Bangkalan sebanyak 93,63
%. Hal ini dikarenakan semakin lancarnya transportasi yang dapat meningkatkan
kegiatan ekonomi. Namun ada juga dampak yang tidak berbalik menguntungkan
atau tidak dapat dipulihkan, seperti jumlah penumpang kapal ferry yang akan tetap
tidak mengalami kenaikan kecuali di waktu-waktu tertentu setelah adanya Jembatan
Suramadu. Menurunnya pendapatan Industri Jasa Penyeberangan di Selat Madura
yang ditandai dengan menurunnya jumlah penumpang ferry secara drastis
(mencapai hingga 40%).
7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Pembangunan Jembatan Suramadu memberikan dampak positif yang
dirasakan masyarakat Desa Sukolilo Barat Kec. Labang Kab. Bangkalan dari segi
pendidikan yang ditandai dengan munculnya dua sekolah negeri baru yakni SMK
dan SMP. Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya usaha untuk membangun SDM
yang berkualitas. Dampak positif lain yang dirasakan adalah masyarakat di Desa
Sukolilo Barat Kec. Labang yang mendapatkan training, workshop dan sosialisasi
khususnya kepada nelayan dalam rangka 11
membangun SDM berkualitas yang dilakukan oleh Badan Pengembangan Wilayah
Suramadu (Yanti dkk, 2015).

1. Pelingkupan (Scoping) Studi Kasus

Setelah dilakukannya proses penapisan (screening) dalam analisis mengenai
dampak lingkungan (AMDAL) maka proses selanjutnya adalah proses pelingkupan
(Scoping). Pada tahap pelingkupan ini dilakukan penetapan terhadap dampak
penting yang ditimbulkan dari adanya Jembatan Suramadu.
2.1 Identifikasi Dampak Potensial
Dalam melakukan identifikasi dampak potensial ini dilakukan analisa dampak
yang terjadi berdasarkan 3 komponen, yakni ditinjau dari komponen biogeofisik,
sosial ekonomi, dan sosial budaya. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing
komponen tersebut :
2.1.1 Komponen Biogeofisik
a. Perubahan Bentuk Lahan
Adanya kegiatan pembangunan di suatu wilayah pasti akan menimbulkan
perubahan pada bentuk lahan. Adanya perubahan bentuk lahan tersebut sangat
mempengaruhi ekosistem yang ada disekitar lingkungan pembangunan. Berikut
adalah penjelasan mengenai perubahan bentuk lahan berdasarkan jenis kegiatan
pembangunan : Konstruksi : Kegiatan pembukaan lahan untuk jalur transportasi
sehingga memudahkan askes menuju Jembatan Suramadu.
b. Penurunan Kualitas Air Laut
Adanya kegiatan pembangunan yang berada di sekitar lingkungan pesisir pasti
akan menyebabkan penurunan kualitas air laut yang ada di sekitar tempat
pembangunan. Dampak dari penurunan kualitas air laut tersebut sangat
mempengaruhi kelangsugan hidup dari biota aquatik yang tinggal di dalamnya.
Berikut adalah penjelasan mengenai penurunan kualitas air laut berdasarkan jenis
kegiatan pembangunan :
Konstruksi : Masuknya meterial bahan bangunan ke dalam laut menyebabkan
kekeruhan air dan terganggunya kelangsungan hidup biota yang ada di dalam
perairan di bawah Jembatan Suramadu. Dengan demikian maka ekosistem dari
biota laut tersebut akan bermigrasi ke wilayah perairan lain yang dianggap lebih
aman. Pasca Konstruksi : Akumulasi dari pembuangan bahan material bangunan
yang tidak disengaja meyebabkan kualitas air semakin memburuk.
c. Penurunan Kualitas Udara Bersih
Pembangunan Jembatan Suramadu nantinya akan menyebabkan adanya
perubahan terhadap kualitas udara bersih yang ada di wilayah sekitar
pembangunan. Kualitas udara merupakan faktor penting yang perlu ditinjau
perubahannya, karena semua makhluk hidup membutuhan udara yang bersih dan
sehat untuk kenyamanan kelangsungan hidupnya. Berikut adalah penjelasan
mengenai penurunan kualitas udara bersih berdasarkan jenis kegiatan
pembangunan : Konstruksi : Adanya pencemaran udara dari bahan material
bangunan dan kegiatan transportasi di sekitar proyek pembangunan. Pasca
Konstruksi : Peningkatan transportasi di Kab. Bangkalan berpotensi meningkatnya
pula kadar emisi karbon, sehingga dapat menimbulkan pencemaran udara.

2.1.2 Komponen Sosial Ekonomi
a. Perubahan Pendapatan Masyarakat
Pembangunan Jembatan Suramadu menyebabkan adanya perubahan
terhadap pendapatan masyarakat yang tinggal di lingkungan sekitar. Berikut adalah
penjelasan mengenai perubahan pendapatan masyarakat berdasarkan jenis
kegiatan pembangunan : Prakonstruksi : Adanya jual beli lahan milik masyarakat
oleh pemerintah dengan harga yang tidak terlalu sesuai dengan keinginan
masyarakat setempat. Konstruksi : Penurunan pendapatan nelayan dan petani yang
disebabkan karena migrasinya sebagian besar populasi ikan dan kerang, serta para
petani yang masih belum mendapatkan lahan penggantinya untuk bercocok tanam.
Hal demikian menyebabkan pendapatan mereka sangat menurun dari keadaan
biasanya.
Pasca Konstruksi : Adanya peningkatan pendapatan bagi masyarakat yang
berjualan sebagai pedagang kaki lima di sekitar jalan akses menuju Jembatan
Suramadu. Income perkapita rata-rata per tahun di Bangkalan telah bertambah
sebanyak 93,63 %. Hal ini disebabkan semakin lancarnya transportasi yang juga
akan meningkatkan kegiatan ekonomi. Namun di sisi lain setelah adanya Jembatan
suramadu dapat memeberikan dampak negatif seperti bangkrutnya MPU karena
penumpang lebih memilih akses jalan yang mudah dijangkau dengan melintasi
Jembatan Suramadu. Sehingga pemiliki MPU yang berada di daerah Kamal
mengalami kebangkrutan. Serta turunnya jumlah penumpang kapal ferry secara
drastis karena akses melalui Jembatan Suramadu lebih efisiensi terhadap waktu,
sehingga para pegawai yang bekerja di pelabuhan mengalami jadwal kerja yang
tidak seefektif seperti sebelumnya.
b. Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha
Dari adanya pembangunan Jembatan Suramadu dapat memberikan dampak
positif terhadap masyarakat lingkungan sekitar. Dampak positif tersebut dapat
ditunjukkan dengan adanya kesempatan kerja dan peluang untuk berusaha menacri
pendapatan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Berikut adalah penjelasan
mengenai adanya kesempatan kerja danp berusaha berdasarkan jenis kegiatan
pembangunan : Konstruksi : Perektrutan buruh untuk membantu dalam
pengangkutan material, transportasi dan buruh bangunan. Pasca Konstruksi :
Masyarakat sekitar mendapatkan lahan untuk membuka usaha seperi berjualan di
sekitar jalan akses menuju Jembatan Suramadu.
2.1.3 Komponen Sosial Budaya
a. Sikap Masyarakat Terhadap Proyek
Pembangunan Jembatan Suramadu akan menyebabkan masuknya budaya
yang ada di luar pulau Madura ke dalam masayrakat Madura sehingga akan
mengubah sikap masyarakatnya. Masyarakat Madura terkenal dengan budaya
agamanya yang kental, sehingga sebisa mungkin masyarakat Madura menjaga
tradisi agamanya untuk tidak dirusak oleh masyarakat luar pulau Madura. Berikut
adalah penjelasan mengenai perubahan sikap masyarakat terhadap proyek

berdasarkan jenis kegiatan pembangunan : Prakonstruksi : Masyarakat madura
terutama Kab.Bangkalan masih berperilaku berdasarkan budaya agama yang
dianutnya, sehingga masalah-masalah negatif masih sangat jarang terjadi. Misalnya
kasus pencurian, pembunuhan, maupun pengedaran narkoba. Selain itu sebelum
adanya Jembatan Suramadu, masyarakat Madura masih sering menggunakan
teknologi yang tradisional dalam melakukan aktivitasnya. Pasca Konstruksi :
Masuknya budaya luar Pulau Madura yang tidak dapat disaring oleh masayarakat
Madura terutama kalangan remaja. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyak
timbulnya kasus mengenai perampokan yang disertai dengan pembunuhan (begal)
dan pengedaran narkoba.
b. Ketenangan Masyarakat
Setiap adanya kegiatan pembangunan pasti akan selalu menimbulkan dampak.
Misalnya saja mengganggu ketenangan masyarakat yang awalnya aman dan
tenteram namun setelah adanya suatau pembangunan mungkin berpotensi akan
merubah ketenangan yang diperoleh masyarakat pada saat sebelum diadakannya
pembangunan. Berikut adalah penjelasan mengenai perubahan terhadap
ketenangan masayarakat sekitar pembangunan Jembatan Suramadu berdasarkan
jenis kegiatan pembangunan : Konstruksi : Ketidaknyamanan kelangsungan hidup
warga msyarakat sekitar kawasan pembangunan proyek yang disebabkan adanya
suara bising dari alat bangunan yang dipakai untuk pembangunan jembatan. Pasca
Konstruksi : semakin banyaknya alat transportasi yang melintasi Jembatan
Suramadu sehingga dapat menimbulkan keramaian di jalan raya seperti kendaraan
yang melintasi kecamatan Burneh – Bangkalan.
Dampak potensial yang berpengaruh pada komponen lingkungan selengkapnya
adalah sebagai berikut :
No

Komponen Lingkungan

Komponen Biogefisik
1
Perubahan bentuk lahan
2
Penurunan Kualitas Air Laut
3
Penurunan Kualitas Udara Bersih
Komponen Sosial Ekonomi
1
Perubahan Pendapatan Masyarakat
2
Kesempatan Kerja dan Peluang
Berusaha
Komponen Sosial Budaya
1
Sikap Masyarakat Terhadap Proyek
2
Ketenangan Masyarakat
2.2 Evaluasi Dampak Potensial

Tahap
Prakontruksi




Tahap
Kontruksi

Tahap
Pasca
Kontruksi





















Dari tabel 2 dapat diketahui macam-macam dampak potensial yang
ditimbulkan dari pembangunan Jembatan Suramadu. Berikut adalah hasil evaluasi
dari masing-masing dampak potensial berdasarkan 3 komponen :

a. Komponen Biogeofisik
1. Perubahan bentuk lahan
Adanya proyek pembangunan Jembatan Suramadu menyebabkan adanya
perubahan bentuk lahan sdi sekitar jalan akses menuju Jembatan Suramadu arah
dari Kab.Bangkalan. Lahan tersebut pada awalnya merupakan lahan milik
masyarakat yang digunakan untuk bercocok tanam, namun setelah diumumkannya
proyek pembangunan Jembatan Suramadu maka lahan milik rayat terpaksa untuk
dijual. Maka dari itu adanya jual beli lahan tersebut menimbulkan perubahan bentuk
lahan yang awalnya merupakan lingkungan persawahan kini menjadi jalan akses
menuju Jembatan Suramadu khususnya dari arah Kab. Bangkalan.
2. Penurunan Kualitas Air Laut
Dampak dari adanya pembangunan Jembatan Suramadu menyebabkan
kualitas air laut yang ada di sekitar area proyek menjadi tercemar. Hal ini disebabkan
oleh masuknya material bangunan ke dalam air secara tidak sengaja. Penurunan
kualitas air laut menyebabkanya terganggunya ekosistem biota aquatik sehingga
nantinya berdampak pada warga masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada
hasil laut.
3. Biota aquatik
Menurunnya kualitas air laut menyebabkan ekosistem biota aquatik menjadi
terganggu, hal ini mendrong biota untuk bermigrasi ke wilayah perairan yang lebih
tenang dan lebih aman untuk kelangsungan hidupnya. Sehingga adanya Jemabatan
Suramadu memiliki potensi mengusir populasi ikan dan kerang yang ada di area
bawah Jembatan Suramadu.
4. Penurunan Kualitas Udara Bersih
Sebelum adanya proyek Pembangunan Jembatan Suramadu kualitas udara
bersih masih banyak tersedia karena tidak tercemarnya jalan raya oleh alat
transportasi. Namun pada saat konstruksi pembangunan Jembatan Suramadu
wilayah yang ada di sekitar proyek pembangunan menjadi tercemar terutama
semakin sedikitnya kesediaan udara bersih yang dibutuhkan oleh masyarakat
sekitar, Kec. Labang Kab. Bangkalan. Setelah selesainya Jembatan Suramadu
dibangun maka jumlah akan alat transportasi yang melintasi wilayah Kab. Bangkalan
semakin meningkat sehingga warga masyarakat Kec.Burneh sering merasakan
dampak dari polusi kendaraan.
b.Komponen Sosial Ekonomi

1. Pendapatan Masyarakat
Saat tahap kegiatan konstruksi pemangunan Jembatan Suramadu ada
beberapa dampak yang merugikan masyarakat sekiar kususnya para nelayan.
Dampak tersebut ditunjukkan dengan menurunnya hasil penangkapan nelayan
karena banyaknya populasi ikan maupun kerang yang bermigrasi ke wilayah yang
lebih jauh. Sehingga nelayan harus melaut dengan rute yang lebih jauh dari rute
yang bisanya. Selain itu adanya penurunan hasil panen petani karena banyak lahan
yang digunakan untuk pengembangan Jembatan Suramadu. Pasca pembangunan
Jembatan Suramadu beroperasi banyak masyarakat yang lebih memilih akses melali
Jemabtan Suramadu untuk pergi ke pulau Jawa dibandingkan melalui kapal yang
ada di pelabuhan Kamal, hal ini menyebabkan bangkrutnya MPU yang biasanya
digunakan oleh masyarakat lokal untuk menuju pelabuhan Kamal. Dampak tersebut
berlanjut pada turunnya jumlah penumpang kapal ferry secara drastis karena akses
melalui Jembatan Suramadu lebih efisiensi terhadap waktu. Selain ada dampak
negatif terhadap perekonomian masyarakat, adanya Jembatan Suramadu
menyebabkan Income perkapita rata-rata per tahun di Bangkalan bertambah
sebanyak 93,63 %. Hal ini disebabkan semakin lancarnya transportasi yang juga
akan meningkatkan kegiatan ekonomi.
2. Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha
Proyek pembangunan Jembatan Suramadu berpotensi untuk membuka lapang
pekerjaan bagi masyarakat pengangguran. Hal tersebut ditunjukkan pada tahap
kegiatan prakonstruksi dan knstruksi,dimana adanya pelibatan tenaga kerja yang
diambil sebagian dari masyarakat lokal untuk mengangkut material bangunan
misalnya. Pasca operasi Jembatan Suramadu terjadi pertumbuhnya aktivitas
perekonomian di sekitar Jembatan Suramadu karena adanya pedagang kaki lima
(PKL).
c. Komponen Sosial Budaya
1. Sikap Masyarakat Terhadap Proyek
Sikap masyarakat Kec. Labang Kab. Bangkalan – Madura terhadap proyek
pembangunan Jembatan Suramadu pada awalnya tidak terlalu menyetujui adanya
pembangunan Jembatan di sekitar wilayah pemukimannya. Namun setelah
dilakukan pendekatan melalui sosialisasi pengembangan proyek Jembatan
Suramadu akhirnya warga masyarakat sekitar setuju dengan adanya pembangunan
Jembatan Suramadu. Pada tahap prakonstruksi masyarakat madura terutama
Kab.Bangkalan masih berperilaku berdasarkan budaya agama yang dianutnya,
sehingga masalah-masalah negatif masih sangat jarang terjadi. Misalnya kasus
pencurian, pembunuhan, maupun pengedaran narkoba. Selain itu sebelum adanya
Jembatan Suramadu, masyarakat Madura masih sering menggunakan teknologi
yang tradisional dalam melakukan aktivitasnya. Setelah pengoperasian Jembatan
Suramadu menyebabkan masuknya budaya luar Pulau Madura yang tidak dapat
disaring oleh masayarakat Madura terutama kalangan remaja. Hal tersebut

ditunjukkan dengan banyak timbulnya kasus mengenai perampokan yang disertai
dengan pembunuhan (begal) dan pengedaran narkoba.
2. Ketenangan Masyarakat
Ketenangan masyarakat merupakan kunci kenyamanan dalam hidup
bermasyarakat. Sebelum adanya proyek pembangunan Jembatan Suramadu kondisi
ketenangan masyarakat pada awalnya adalah aman dan tenteram. Tetapi hal
tersebut berbeda dengan diselenggarakannya pembangunan Jembatan Suramadu
yang akan merubah ketenangan hidup yang diperoleh masyarakat . Pada saat tahap
kegiatan konstruksi terjadi ketidaknyamanan kelangsungan hidup warga masyarakat
sekitar kawasan pembangunan proyek yang disebabkan adanya suara bising dari
alat bangunan yang dipakai untuk pembangunan jembatan. Pasca dibangunnya
Jembatan Suramadu semakin banyaknya alat transportasi yang melintasi Jembatan
Suramadu sehingga dapat menimbulkan keramaian di jalan raya seperti kendaraan
yang melintasi kecamatan Burneh – Bangkalan.
2.3 Hasil Proses Pelingkupan
Dampak Penting Hipotetik
Setelah dilakukan evaluasi terhadap potensi damapak dari kegiatan
pembangunan Jembatan Suramadu maka dapat diperoleh dampak hipotetik sebagai
berikut :
a. Komponen Biogeofisik
 Kualitas Air Laut
 Biota aquatik
 Kualitas Udara Bersih
b.Komponen Sosial Ekonomi



Perubahan Pendapatan Masyarakat
Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha

c.Komponen Sosial Budaya


Sikap Masyarakat Terhadap Proyek

Setelah diketahui dampak hipotetik yang ditimbulkan dari pembangunan
Jembatan Suramadu maka diperoleh dampak penting yang benar-benar harus
diperhatikan baik pada tahapan prakonstruksi, konstruksi, maupun pasca konstruksi.
Berikut adalah dampak yang harus di prioritaskan kelangsungannya :
Klasifikasi dan prioritas



Perubahan sosial ekonomi masyarakat
Pembenahan kualitas air dan udara bersih

Hasil Proses Pelingkupan
Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik
Pembangunan Jembatan
Suramadu

Kualitas udara

Kesehatan terganggu

Kualitas air laut

Kesempatan kerja

Migrasi biota
aquatik

Pendapatan
masyarakat

Kelangkaan biota

Kesajahtraan
masyarakat

Ketenangan
masyarakat

Sikap masyarakat
terhadap proyek