I. PENDAHULUAN - Menularkan Kebaikan melalui Kampanye Peduli Lingkungan

ISBN: 978-602-72412-0-6

  

Menularkan Kebaikan melalui Kampanye Peduli Lingkungan

Dewi Septiani

  Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002 Email: dewisep@gmail.com

  Abstrak

Kemajuan zaman, ternyata tidak hanya membawa dampak positif,namun juga

membawa dampak negatif. Selain lingkungan fisik yang berubah seperti pencemaran air, tanah, dan udara yang disebabkan oleh sampah dan limbah, dampak negatif ternyata juga dirasakan oleh makhluk hidup yaitu manusia, termasuk anak. Tidak dapat dipungkiri, lingkungan dan manusia mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi.

  

Banyaknya kerusakan lingkungan menyebabkan tempat bermain anak semakin

berkurang. Interaksi anak dan lingkungan menjadi semakin sedikit, menyebabkan anak tidak mengenal lingkungannya. Padahal lingkungan merupakan salah satu pendukung perkembangan anak. Lingkungan alam yang rusak mengakibatkan hakikat anak untuk bermain menjadi tidak terpenuhi. Padahal, bermain dapat membuat anak memperoleh pengalaman dan mengolah pengalaman tersebut menjadi pengetahuan dan keterampilan sehingga anak semakin berkembang secara fisik, sosial, dan emosional. Hal tersebut dapat menyebabkan tumbuh dan kembangnya menjadi kurang optimal.

  

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma, merupakan

program studi yang cukup dekat dengan anak-anak. Keprihatinan tadi membuatPGSD Sanata Dharma melakukan kegiatan yang dinamakan Conservation Scout (CS). Dalam kegiatan ini PGSD USD mengundang 38 sekolah untuk mengikuti kegiatan Conservation Scout. Kegiatan Conservation Scout bertujuan untuk melatih kesadaran siswa dalam mengenal lingkungannya. Selain melatih siswa untuk itu, terdapat pula hal lain yang juga penting, yaitu siswa dapat menularkan kebaikan atau Empowering Children.

  

Empowering Children ini dilakukan dengan cara kampanye tentang peduli

lingkungan. Kebaikan yang dapat ditularkan dari kampanye ini adalah keberanian siswa dalam melakukan kampanye, pencegahan kerusakan alam yang terus-menerus disebarkan, dan perbaikan alam.

  

Dari 38 sekolah yang diundang, 32 sekolah mengirimkan masing-masing 2 siswa

dan mengikuti kegiatan yang dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan yaitu pada tanggal 2, 16, dan 23 Oktober 2014. Akhir dari kegiatan ini adalah pelantikan sebagai duta lingkungan yaitu 34 siswa dari 17 sekolah yang berhasil melaksanakan kampanye di sekolah masing-masing.

I. PENDAHULUAN

  Anak-anak dan lingkungan merupakan bagian tidak terpisahkan. Hakikat anak yaitu bermain. Banyak anak senang sekali ketika diajak bermain. Dalam bermain mereka dapat berekspresi sesuai dengan perasaan mereka. Perilaku yang ditunjukkan oleh anak menunjukkan kepribadian mereka. Kepribadian anak merupakan hasil interaksi antara unsur keturunan dan pengalaman yang diperoleh melalui lingkungan (Nuryanti, 2008).

  

Menularkan Kebaikan melalui Kampanye Peduli Lingkungan

  Menurut KBBI, (2002) lingkungan adalah semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia. Lingkungan merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan anak (Nuryanti, 2008). Lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak tersebut adalah lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Lingkungan sosial yang terdekat dengan anak adalah lingkungan keluarga, sementara lingkungan fisik yang terdekat dengan anak adalah lingkungan di mana anak tersebut tinggal.

  Kedua hal di atas, yaitu anak dan lingkungan ternyata mempunyai pengaruh antara yang satu dengan yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara anak dan lingkungan yaitu saling mempengaruhi. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan yang baik akan memberi pengaruh yang baik juga kepada anak, begitu juga anak yang baik akan memberi pengaruh yang baik pula kepada lingkungannya.

  Anak-anak akan lebih senang berada di luar ruangan yang luas bermain ke sana ke mari dengan menggerakan semua bagian tubuh mereka. Anak-anak yang dapat bermain dan menggerakan semua tubuhnya ini akan mempunyai fisik yang lebih kuat dibandingkan anak yang hanya senang bermain video game, atau gadget yang saat ini mulai menginvasi kebiasaan anak bermain.

  Montessori seorang doktor yang menemukan metode baru pendidikan dalam (Magini: 2010) pun telah memikirkan mengenai lingkungan yang dipersiapkan untuk anak. Lingkungan dipersiapkan sesuai dengan usia perkembangan anak. Lingkungan pembelajaran Montessori dipersiapkan untuk kecenderungan natural anak yaitu bekerja dan mencintai pembelajaran mereka, selain itu lingkungan yang dipersiapkan juga menyediakan kesempatan pada anak untuk menggunakan spontanitas. Sementara lingkungan alam disebutkan bahwa keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku organisme (KBBI, 2002). Dengan demikian, lingkungan sekitar yang baik juga akan berpengaruh pada perkembangan dan tingkah laku anak yang baik.

  Sayangnya, dewasa ini lingkungan yang ideal untuk bermain anak sudah jarang ditemukan. Bangunan terlalu banyak berdiri sehingga mengurangi banyak tempat yang dapat digunakan untuk bermain. Tengok saja masih banyak anak sebelum tahun 1990an dapat mengingat dan menceritakan pengalamannya ketika mandi di sungai, bermain di lapangan yang luas, bahkan bermain di kebun dengan banyak pepohonan, dan bahkan mengingat bagaimana musim berganti dengan hitungan yang benar sehingga mereka dapat membantu orang tua menanam padi di sawah, serta melihat berbagai hewan liar di sekitar tempat tinggalnya.

  Anak-anak pada jaman sekarang sudah tidak dapat lagi mengalami hal-hal tersebut. Sekalipun ada, hanya orang-orang dengan kemampuan yang pas-pasan demi tercapainya pemenuhan kebutuhan untuk bermain. Meskipun yang dilakukan adalah bermain di sungai yang kotor sehingga setelah mereka usai bermain mereka akan merasakan gatal-gatal atau penyakit kulit lainnya.

  Program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta melihat pentingnya kesadaran manusia untuk menjaga alam dari kerusakan yang semakin parah tersebut. PGSD bekerja sama dengan Pusat Studi Lingkungan Universitas Sanata Dharma (PSLUSD) membuat program pelatihan untuk anak agar memiliki kepedulian terhadap alam. Program ini disebut dengan Conservation Scout atau Pandu

ISBN: 978-602-72412-0-6

  Konservasi. Tujuan dari Pandu Konservasi ini agar anak dapat menyebarkan ilmu yang didapatkan selama program ini kepada teman-temannya, keluarga, bahkan orang-orang di sekitarnya sehingga konservasi terhadap alam dapat dilakukan melalui lingkungan yang terdekat dari anak. Dengan demikian diharapkan pemulihan kerusakan alam atau setidaknya pencegahan dari kerusakan yang lebih parah lagi dapat dihindari. Tidak hanya itu, program ini juga melatih anak untuk membentuk karakter dan kepribadian yang berguna bagi masa depan anak sendiri khususnya melalui kampanye.

II. METODE

  Kegiatan CS ini dilakukan selama 3 kali. Di samping tiga kegiatan tadi, siswa juga melakukan kegiatan kampanye yang dilakukan di sekolah masing-masing. Kebaikan yang ditularkan oleh siswa-siswa dapat terjadi pada setiap kegiatan, namun dalam hal ini peneliti berfokus pada kegiatan kampanye sebagai sarana untuk menularkan kebaikan.

  Pada pertemuan pertama ini siswa belajar berbagai eksperimen sederhana yang dapat membantu siswa untuk mengenal berbagai unsur alam, percobaan untuk mendeteksi pencemaran, mengolah berbagai limbah dan masih banyak lagi. Pada setiap stand percobaan ada petugas yang dapat membantu siswa menyadari pentingnya konservasi. Tidak lupa diakhir pertemuan semua siswa melakukan simpulan.

  Pada pertemuan kedua siswa melakukan percobaan menggunakan bioplastik. Bioplastik ini biasa digunakan untuk membuat awetan. Siswa-siswa membuat awetan menggunakan tumbuhan, hal tersebut dipilih agar mengajarkan siswa untuk tidak menggunakan hewan sebagai bahan percobaan. Ini adalah salah satu cara untuk mendidik siswa bahwa hewan sekecil apapun tidak diperbolehkan untuk dibunuh. Setelah membuat bioplastik siswa-siswa juga menanam tanaman dengan menggunakan botol bekas dan media tanam berupa tanah dan briket daun jati. Setelah melakukan kegiatan tersebut siswa melakukan refleksi yang juga dilakukan secara bergantian.

  Pertemuan ketiga siswa-siswa membuat poster secara berkelompok. Poster ini mengambil beberapa tema mengenai lingkungan seperti air, udara, tanah, hewan, dan tumbuhan. Poster ini nantinya akan digunakan untuk melakukan kampanye di sekolah masing-masing. Setelah itu siswa juga mempresentasikan poster yang telah mereka buat.

  Akhir dari program ini adalah pelantikan sebagai duta lingkungan. Penghargaan sebagai duta lingkungan ini didapatkan ketika siswa mampu melakukan kampanye di sekolahnya. Isi kampanye adalah hal-hal yang telah didapatkan siswa selama Conservation Scout. Selain itu mereka juga mengampanyekan mengenai peduli lingkungan, salah satu SD yang berhasil melakukan kampanye juga mempraktikan cara menanam tanaman pada teman- temannya.

  Kampanye dilakssiswaan pada tanggal 23 Oktober 2014 – 7 Desember 2014. Pelaksanaan kampanye disesuaikan dengan sekolah masing-masing tetapi dibatasi tanggal yang sudah ditentukan. Sasaran kampanye adalah siswa di sekolah tersebut, baik kelas maupun satu sekolah. Kampanye dilakukan dengan menggunakan poster, mempraktikkan

  

Menularkan Kebaikan melalui Kampanye Peduli Lingkungan

  kegiatan merawat lingkungan atau kegiatan di CS maupun berbicara mengenai pentingnya konservasi lingkungan.

  Poster yang digunakan untuk kampanye, beberapa sudah dipersiapkan saat kegiatan PSL hari ketiga berlangsung. Sekolah atau peserta CS juga dapat menambahkan sendiri poster yang akan digunakan dalam kampanye. Poster dapat berisi gambar dan ajakan untuk peduli lingkungan. Siswa juga dapat menambahkan gambar mengenai kegiatan CS yang sudah mereka lakssiswaan. Poster ini nantinya akan disampaikan oleh para peserta CS kepada teman-teman sebagai sasaran kampanye.

  Praktik merawat lingkungan yang dilakukan dapat mengimitasi kegiatan yang sudah dilakukan di PSL seperti menanam bibit sayuran atau dapat disesuaikan dengan kebutuhan sekolah tersebut.

  Kegiatan kampanye mengenai pentingnya konservasi lingkungan juga dilakukan oleh peserta Conservastion Scout pada saat kampanye. Pentingnya konservasi lingkungan ini dapat meningkatkan kesadaran diri siswa dalam menyelamatkan lingkungan yang sudah mulai rusak.Kampanye yang dilakukan siswa dapat dilatih selama siswa melakssiswaan PSL, yaitu pada saat menyampaikan kesimpulan kegiatan hari tersebut, atau ketika presentasi poster yang telah di buat.

  Dalam kegiatan kampanye juga terjadi kegiatan peer tutoring. Peer tutoring yang dimaksud adalah kegiatan saat siswa melakukan hasil kegiatan mereka selama di Conservation Scout. Mulai dari hari pertama sampai dengan hari ketiga, dan kegiatan apa saja yang mereka ikuti, serta apa yang mereka dapatkan setelah mengikuti kegiatan Conservation Scout di PSL ini.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

  Dalam kegiatan Conservation Scout ini PGSD mengundang 38 sekolah. Masing- masing sekolah mengirimkan 2 peserta. Dari 38 sekolah yang diundang, 32 sekolah mengirimkan siswanya sehingga perserta yang hadir kurang lebih 64 siswa. Conservation Scout diadakan sebanyak 3 kali di Pusat Studi Lingkungan yang beralamat di Jalan Gejayan.

  Pertemuan pertama diadakan pada hari Kamis, tanggal 2 Oktober 2014. Awalnya siswa yang datang merasa malu-malu, tetapi MC, pendamping kelompok dan acara yang menarik dapat membuat siswa yang satu membaur dengan lain dari berbagai sekolah. Ketika siswa dalam kelompok mulai berkeliling untuk melakukan percobaan-percobaan, siswa merasa sangat antusias. Jika ada ketidakpahaman maka siswa segera bertanya pada petugas stand. Petugas stand pun menjawab disesuaikan dengan usia siswa, sehingga siswa dapat lebih memahami. Siswa juga menjawab dengan kepolosan mereka serta pengetahuan yang mereka miliki sebelumnya ketika ditanya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan percobaan tersebut oleh petugas stand. Siswa-siswa secara bergantian menjelaskan kegiatan yang telah dialami dan nilai-nilai yang ia dapatkan.

  Pada pertemuan kedua yang dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2014, dapat dilihat bahwa siswa-siswi melakukan kegiatan dengan cukup antusias. Meskipun saat pembuatan bioplastic siswa dibantu petugas stand, siswa tetap menunjukkan keingintahuannya. Hal tersebut karena bioplastik merupakan hal yang baru untuk mereka. Pada saat menanam

ISBN: 978-602-72412-0-6

  sayuran juga siswa-siswi terlihat bersemangat. Hal ini karena siswa-siswi ikut terlibat secara individu. Di akhir sesi juga dilakukan presentasi kesimpulan kegiatan yang dilakukan pada hari tersebut. saat presentasi ini siswa-siswi sudah terlihat semakin percaya diri. Mereka tidak perlu ditunjuk, tetapi sudah menawarkan diri untuk maju ke depan.

  Pada pertemuan ketiga yaitu tanggal 23 Oktober 2014, mereka membuat poster dengan sungguh-sungguh. Mereka mengerahkan pikiran untuk membuat poster yang kreatif dan menarik. Mereka juga memberi warna pada poster yang dibuat. Di akhir pertemuan, siswa melakukan presentasi mengenai poster yang telah mereka buat. Sekali lagi, pada pertemuan ketiga ini, siswa sudah berani untuk mempresentasikan poster mereka dan kesimpulan kegiatan mereka tanpa perlu ditunjuk.

  Kampanye yang dilakukan pada tanggal 23 Oktober 2014 hingga 7 Desember 2014 ini berlangsung sangat menarik. Dalam hal ini yang menjadi pengawas pelaksanaan kampanye adalah mahasiswa yang menjadi koordinator saat kegiatan di PSL. Kampanye yang dilakukan adalah jenis kampanye untuk perubahan sosial, terutama perubahan lingkungan atau kepedulian lingkungan. Tujuan dari kampanye ini adalah melatih siswa untuk percaya diri. Mereka juga berlatih public relation. Dengan demikian mereka dapat menarik pikiran terlebih sikap orang-orang dengan menggunakan kata-katanya sehingga dapat melakukan sesuatu sesuai dengan harapan pengkampanye. Dalam hal ini adalah harapan untuk dapat memperbaiki kerusakan alam yang terjadi di sekitar kita serta kepedulian terhadap lingkungan.

  Kampanye menurut KBBI adalah gerakan (tindakan) serentak (untuk melawan, mengadakan aksi, dsb). Dalam kampanye siswa juga dapat menularkan hal-hal baik yang telah didapatkan selama kegiatan Conservation Scout. Siswa mengampanyekan hal-hal yang dapat dilakukan siswa di rumah maupun di sekolah untuk dapat terlibat dalam penyelamatan lingkungan. Kegiatan yang dilakukan tidak hanya melalui penyuluhan atau kampanye saja, tetapi lebih ditekankan pada tindakan di mana mereka memberi contoh pada orang-orang di lingkungan sekitarnya. Kegiatan yang dimaksudkan adalah siswa yang melakukan kampanye juga memberi contoh atau melakukan yang dikampanyekannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sehingga kampanye yang dilakukan tidak selesai pada hari tersebut, tetapi setiap hari. Lebih diharapkan lagi bahwa setiap siswa yang telah menerima kebaikan dari duta lingkungan tersebut juga akan bertindak dan menyebarkan kebaikan yang sama, sehingga kebaikan yang ditularkan menjadi sebuah jaringan yang semakin hari semakin bertambah. Dengan demikian ada harapan untuk lingkungan kembali menjadi baik dan terawat, atau setidaknya tidak semakin bertambah kerusakannya.

IV. KESIMPULAN

  Dari 38 sekolah yang diundang, 32 sekolah mengirimkan masing-masing 2 siswa dan mengikuti Conservation Scout yang dilaksanakan pada tanggal 2, 16, dan 23 Oktober 2014. Dari 32 sekolah yang mengikuti kegiatan Conservation Scout, 17 sekolah berhasil melaksanakan kampanye di sekolah masing-masing. Sehingga terdapat 34 duta lingkungan yang dihasilkan dari kegiatan Conservation Scout ini.

  Kegiatan kampanye yang dilakukan duta lingkungan mengenai pedulil lingkungan ternyata dapat meningkatkan berbagai kebaikan yang dimiliki oleh siswa-siswa dengan cara

  

Menularkan Kebaikan melalui Kampanye Peduli Lingkungan

  meningkatkan kepercayaan diri siswa, public relation, dan belajar merubah pemikiran serta sikap orang lain untuk dapat memperbaiki kerusakan alam yang terjadi di sekitarnya.

  Diharapkan pula dari 34 siswa yang menjadi duta lingkungan ini tidak berhenti di sekolah untuk menyebarkan kebaikan menjaga alam, tetapi terus-menerus dilakukan di setiap tempat mereka berada. Dengan demikian kampanye yang tampak sederhana ternyata dapat memberi dampak yang luar biasa, mulai dari pelaku kampanye, orang-orang yang menjadi sasaran kampanye, serta lingkungan alam yang dikampanyekan.

V. DAFTAR PUSTAKA Magini, A.P. (2013). Sejarah Pendekatan Montessori. Yogyakarta: Kanisius.

  KBBI.web.id//kampanye