Jurnal Penerapan Model Pembelajaran Tema

Penerapan Model Pembelajaran Tematik Untuk
Meningkatkan Keaktifan siswa kelas IV SDN 219 Pattimura
Kota Jambi
Oleh: Suharko Hattereztoka

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2017

ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang Penerapan Model Pembelajaran Tematik Untuk
Meningkatkan Keaktifan siswa kelas IV di SDN 219 pattimura kota jambi. Tujuan
penelitian keaktifan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas IV ini
adalah mengetahui peningkatan Keaktifan di SDN 219 pattimura kota jambi. Dengan
Penerapan Metode Pembelajaran Tematik. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom ActionResearch) dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas IV Di SDN 219 pattimura kota jambi, sedangkan objek
penelitian adalah penerapan Metode Pembelajaran Tematik, peningkatan Keaktifan
belajar siswa pada Tema peduli terhadap lingkungan hidupi. Data diperoleh melalui
observasi, wawancara, dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan

analisis kuantitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan
atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Metode Pembelajaran
Tematik dapat meningkatkan Keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Peningkatan keaktifan belajar dapat di ukur dari evaluasi siklus I, siklus II dan siklus III
dengan nilai keaktiifan belajar pada siklus I 45,25% 73,66% dan siklus III 94%. Dengan
demikian hasil penelitian Di SDN 219 pattimura kota jambi telah mencapai ketuntasan
belajar.
Kata Kunci : Keaktifan Belajar, Penerapan Metode Pembelajaran Tematik.

1

PENDAHULUAN

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
(Anonim, 2014 : 3).
Guru memiliki peranan yang besar
dalam mengemban tugas yang tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia, yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa. Guru juga memiliki

banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas
maupun diluar dinas dalam bentuk
pengabdian. Apabila dikelompokkan,
terdapat tiga jenis tugas guru menurut
Uzer (2010) dalam Uno (2010: 20), yakni
1
tugas dalam bidang profesi, tugas
kemanusiaan, dan tugas dalam bidang
kemasyarakatan.
Tugas guru dalam bidang
kemanusiaan disekolah harus dapat
menjadikan dirinya sebagai orang tua
kedua.Ia harus mampu menarik simpati
sehingga ia menjadi idola para siswanya.
Pelajaran
apapun
yang
diberikan
hendaknya dapat menjadi motivasi bagi
siswanya dalam belajar. Bila seorang guru

dalam penampilannya sudah tidak
menarik, maka kegagalan pertama adalah
ia tidak akan dapat menanamkan benih
pengajarannya itu kepada para siswanya.
Para siswa akan enggan menghadapi guru
yang tidak menarik. Tugas guru dalam
bidang kemasyarakatan, yaitu guru
berkewajiban
mencerdaskan
bangsa
menuju pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya yang berdasarkan Pancasila.
Tugas guru sebagai profesi
meliputi mendidik, mengajar dan melatih
peserta didik secara profesional sehingga
dapat mengantarkan peserta didiknya ke
pencapaian tujuan pendidikan.Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan

Kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi menyebabkan arus informasi
menjadi cepat dan tanpa batas.Hal ini
berdampak langsung pada berbagai bidang
kehidupan, termasuk dalam bidang
pendidikan.Lembaga pendidikan sebagai
bagian dari sistem kehidupan telah
berupaya
mengembangkan
struktur
kurikulum, sistem pendidikan, dan metode
pembelajaran yang efektif dan efisien
untuk meningkatkan sumber daya manusia
yang berkualitas. Pendidikan merupakan
kunci untuk semua kemajuan dan
perkembangan yang berkualitas, karena
pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah
proses dengan metode-metode tertentu
sehingga orang memperoleh pengetahuan,
pemahaman dan cara bertingkah laku yang
sesuai dengan kebutuhan (Syah,2010 :

10 ).
Pendidikan merupakan faktor
penting dalam menciptakan kondisi suatu
negara,karena pendidikan memiliki andil
yang besar terhadap kemajuan bangsa baik
secara ekonomi maupun sosial. Hal ini
sesuai dengan UU No.20 Tahun 2003 pasal
1 tentang sistempendidikan nasional,
isinya yaitu pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan,pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan

2

nilai-nilai

hidup.Mengajar
berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.Sedangkan
melatih
berarti
mengembangkan
keterampilan-keterampilan
pada
siswa.Sholeh (2006: 3) mengatakan bahwa
guru tidak hanya mentransfer ilmu
pengetahuan, tetapi juga memiliki tugas
untuk menanamkan nilai serta membangun
karakter
peserta
didik
secara
berkesinambungan.
Dalam
melaksanakan

tugas
tersebut, guru harus berpedoman kepada
kurikulum, yaitu seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakannya
dalam menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar (UU No. 2 tahun 1989).
Agar tugas tersebut dapat
diselenggarakan dengan baik, guru harus
memahami prinsip dasar pengembangan
kurikulum. Dengan pengetahuan tersebut
guru diharapkan dapat merencanakan,
mengembangkan
serta
mewujudkan
kurikulum yang berlaku melalui proses
belajar mengajar di dalam kelas masingmasing.
Implementasi kurikulum dalam
proses belajar mengajar di sekolah perlu
dilaksanakan dalam program pembelajaran

yang
dikembangkan
secara
lebih
fungsional agar kualitas pembelajaran
dapat dikembangkan secara optimal.
Strategi yang digunakan dalam upaya
tersebut,
secara
sistematis
perlu
memperhitungkan hubungan kurikulum
dan proses pembelajaran dengan (a)
karakteristik berpikir murid SD, (b)
tuntutan
pembentukan
pengalaman,

pemahaman, dan keterampilan secara utuh
dan terpadu, (c) pemberian peluang kepada

murid menghayati sesuatu yang dipelajari,
mengadakan internalisasi, mengadakan
refleksi dan mengembangkan pemahaman
melalui proses belajar secara individual
maupun
kelompok,
dan
(d)
berkembangnya dampak pengiring yang
bermanfaat
dalam
mengembangkan
pemahaman, keterampilan dan sikap
pembelajar.
Cara pengemasan pengalaman
belajar yang dirancang untuk para siswa
dan kaitan tema antar bidang studi akan
sangat

berpengaruh


terhadap

kebermaknaan pengalaman tersebut bagi
mereka. Pengalaman belajar yang lebih
menunjukkan kaitan tema antar bidang
studi akan meningkatkan peluang bagi
terjadinya pembelajaran yang lebih efektif.
Kurikulum

tingkat

satuan

pendidikan diberlakukan di sekolah dasar
bertujuan untuk menghasilkan lulusan
yang kompeten dan cerdas sehingga dapat
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih


tinggi

dan

diharapkan

dapat

menghadapi tantangan-tantangan di masa
depan. Hal ini dapat tercapai apabila
proses

pembelajaran

yang

mampu

mengembangkan seluruh potensi yang
dimiliki siswa. Kompetensi-kompetensi
yang

3

dikembangkan

dalam

KTSP

diarahkan untuk memberikan keterampilan

mengembangkan keterampilan kerja dan

dan keahlian bertahan hidup dalam kondisi

berkomunikasi dengan berbagai pihak

yang sering berubah, banyak persaingan

yang diperlukan. Sebagai tujuan, maka

dan masalah dalam kehidupan.

pengetahuan tersebut akan bermanfaat

Kurikulum
pendidikan

ini

tingkat
juga

satuan

dalam rangka peningkatan pemahaman,

memberikan

pengetahuan, serta penemuan didalam

kemudahan kepada guru dalam mengelola

kehidupannya.

kegiatan

dengan

pemerolehan pengetahuan ini tidak akan

pembelajaran

pernah ada batasnya, dan masing-masing

pembelajaran

menggunakan

model

Upaya-upaya

tematik, diorganisasikan sepenuhnya oleh

individu

sekolah

pengalaman

memperkaya pengetahuan dirinya dengan

belajar sesuai dengan prinsip belajar

berbagai pengalaman yang ditemukan

sepanjang hidup yang mengacu pada

dalam kehidupannya. Upaya-upaya ini

empat pilar pendidikan universal, yaitu

akan berlangsung secara terus menerus

belajar untuk mengetahui (learning to

yang pada gilirannya melahirkan kembali

know),

konsep belajar sepanjang hayat.

dan

menyajikan

belajar

dengan

melakukan

akan

secara

terus

kearah

menerus

(learning to do), belajar untuk hidup

Learning to do lebih ditekankan

dalam kebersamaan (learning to live

pada bagaimana mengajarkan anak-anak

together) dan belajar menjadi diri sendiri

untuk mempraktikkan segala sesuatu yang

(learning to be) (Wina Sanjaya, 2006:

telah

110).

mengadaptasikan
Learning to know adalah upaya

memahami

dipelajarinya

pengetahuan

dan

dapat

pengetahuan:

yang

telah

diperolehnya

instrumen-instrumen

tersebut dengan pekerjaan-pekerjaan di

pengetahuan baik sebagai alat maupun

masa depan. Learning to live together

sebagai tujuan. Sebagai alat, pengetahuan

pada

tesebut

memberikan

melatih dan membimbing peserta didik

kemampuan setiap orang untuk memahami

agar mereka dapat menciptakan hubungan

berbagai aspek lingkungan agar mereka

melalui komunikasi yang baik, menjauhi

dapat

dan

prasangka-prasangka buruk terhadap orang

rangka

lain serta menjauhi dan menghindari

diharapkan

hidup

martabatnya

akan

dengan
dalam

harkat

4

dasarnya

adalah

mengajarkan,

terjadinya

perselisihan

dan

Pengembangan

konflik.

Untuk

kemampuan

itu

meningkatkan

guru

mutu

perlu

pembelajarannya,

berkomunikasi yang baik dengan guru dan

dimulai dengan rancangan pembelajaran

sesama siswa yang dilandasi sikap saling

yang baik dengan memperhatikan tujuan,

menghargai harus perlu secara terus

karakteristik siswa, materi yang diajarkan

menerus dikembangkan di dalam setiap

dan

pembelajaran. Kebiasaan-kebiasaan untuk

Kenyataannya

bersedia

mendengar

proses

pendapat

teman-teman

dan

menghargai

sesama

siswa

sumber

belajar

yang

tersedia.

masih

banyak

ditemui

pembelajaran

yang

kurang

berkualitas, tidak efisien dan kurang

seringkali kurang mendapat perhatian oleh

mempunyai

guru, karena dianggap sebagai hal rutin

membosankan sehingga hasil belajar yang

yang berlangsung pada kegiatan sehari-

dicapai tidak optimal.

hari. Padahal kemampuan ini tidak dapat

daya

tarik,

Sejak

cenderung

diberlakukannya

berkembang dengan baik begitu saja, tetap

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

membutuhkan latihan-latihan terbimbing

(KTSP) pada tahun 2006, maka mata

dari guru.

pelajaran

Learning to be, sebagaimana

pada

pelaksanaannya

SD

kelas

rendah

menggunakan

model

diungkapkan secara tegas oleh komisi

pembelajaran terpadu (Trianto, 2010: 6).

pendidikan bahwa prinsip fundamental

Model

pendidikan

pendekatan

memberikan

hendaklah
kontribusi

mampu
untuk

pembelajaran

terpadu

pembelajaran

adalah
yang

memungkinkan peserta didik baik secara

perkembangan seutuhnya setiap orang,

individual

jiwa dan raga, inteligensi, kepekaan, rasa

mencari,

etika, tanggung jawab pribadi dan nilai-

konsep serta prinsip secara holistik dan

nilai spiritual.Semua manusia hendaklah

autentik (Depdikbud, 1996: 3 dalam

diberdayakan untuk berpikir mandiri dan

Trianto,2010: 6). Salah satu tipe dari

kritis dan mampu membuat keputusan

model

sendiri dalam rangka menentukan sesuatu

pembelajaran

yang diyakini harus dilaksanakan.

tematik dinilai sebagai pendekatan yang

5

maupun
menggali,

kelompok
dan

pembelajaran

aktif

menemukan

terpadu

adalah

tematik.Pembelajaran

berorientasi pada praktek pembelajaran

penjelasan guru saja dan materi diberikan

yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

secara terpisah-pisah. Penggunaan media

Pemilihan model pembelajaran

pembelajaran adalah salah satu cara untuk

tematik bagi siswa SD kelas rendah

membantu

dikarenakan perkembangan peserta didik

konsep-konsep abstrak.

pada

siswa

SD

kelas

rendah

pada

siswa

Proses

dalam

memahami

pembelajaran

umumnya tingkat perkembangannya masih

hakekatnya

melihat

satu

aktivitas dan kreatifitas peserta didik

keutuhan dan memahami hubungan antar

melalui berbagai interaksi dan pengalaman

konsep

belajar. Keaktifan belajar siswa merupakan

segala

sesuatu

secara

sebagai

sederhana.

Piaget

untuk

pada

menyatakan bahwa setiap anak memiliki

unsur

cara tersendiri dalam menginterpretasikan

keberhasilan

dan beradaptasi dengan lingkungannya

Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat

(teori perkembangan kognitif).

fisik maupun mental, yaitu berbuat dan

Pembelajaran
efektif

akan

tematik

membantu

secara

dasar

mengembangkan

yang

penting

proses

bagi

pembelajaran.

berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak

menciptakan

dapat

dipisahkan

(Sardiman,

2001:

kesempatan yang luas bagi siswa untuk

98).Belajar yang berhasil harus melalui

melihat dan membangun konsep-konsep

berbagai macam aktifitas, baik aktifitas

yang saling berkaitan. Dengan demikian

fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah

pembelajaran ini memberikan kesempatan

siswa giat aktif dengan anggota badan,

pada siswa untuk memahami masalah

membuat

yang kompleks dengan cara pandang yang

bekerja,

utuh. Dengan pembelajaran tematik ini

mendengarkan, melihat atau hanya pasif.

diharapkan siswa memiliki kemampuan

Siswa yang memiliki aktifitas psikis

mengidentifikasi yang ada disekitarnya

(kejiwaan) adalah jika daya jiwanya

secara bermakna. Belajar akan lebih

bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak

bermakna apabila peserta didik mengalami

berfungsi dalam rangka pembelajaran.

langsung apa yang dipelajarinya dengan

Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar

mengaktifkan lebih banyak indera secara

tidak lain adalah untuk mengkonstruksi

utuh,

pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif

daripada

hanya

mendengarkan

6

sesuatu,
ia

tidak

bermain
hanya

maupun

duduk

dan

membangun pemahaman atas persoalan

karena

atau segala sesuatu yang mereka hadapi

pelajaran, menciptakan suasana aktif dan

dalam proses pembelajaran. Dalam Kamus

kreatif di kelas, keterbatasan alat peraga

Besar Bahasa Indonesia aktif berarti giat

yang mendukung proses pembelajaran,

(bekerja, berusaha).

belum tersedianya buku pelajaran yang

Permasalahan yang ada di SDN

masih

memuat

bahan

berdasarkan

ajar

yang

sudah

219 Patimura adalah kurangnya media

terintegrasi,

pembelajaran. Berdasarkan pengamatan

secara terintegrasi, dan menyusun format

peneliti di dalam proses pembelajaran

penilaian dalam berbagai aspek.

dikelas, guru kurang melakukan variasi
metode

dan

cenderung

melaksanakan

jadwal

penilaian

Dari pemaparan diatas, dapat

mendominasi

dilihat bahwa di SDN 219 Patimura masih

kegiatan pembelajaran, sehingga siswa

ditemukan masalah dan hambatan dalam

kurang memiliki peran. Guru juga tidak

penerapan

menggunakan

kegiatan

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti

pembelajaran di kelas, cukup dengan

mengambil judul penelitian tindakan kelas

menjelaskan konsep sesuai dengan materi

ini, yaitu : Penerapan Model Pembelajaran

yang ada di buku pelajaran, dalam

Tematik Untuk Meningkatkan Keaktifan

pembuatan RPP sudah menunjukkan RPP

Siswa Kelas IVSDN 219 Patimura Kota

model tematik, ditandai dengan sudah

Jambi

media

dicantumkannya

tema.

dalam

Namun

dalam

pembelajaran

tematik.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1)

pelaksanaan pembelajaran, guru masih

Mengetahui

mengalami kesulitan dalam menyamarkan

pembelajaran tematik pada siswa

sekat antar mata pelajaran. Pada tahap

SD kelas IV di SDN 219 patimura

penilaian,

kota

guru

sudah

menerapkan

jambi.

perencanaan

2)

Mengetahui

penilaian proses dan hasil. Hambatan-

pelaksanaan

hambatan

model

tematik pada siswa SD kelas IV di

pembelajaran tematik yaitu kurangnya

SDN 219 patimura kota jambi. 3)

pemahaman guru tentang konsep model

Mengetahui

pembelajaran

kesulitan

pembelajaran tematik pada siswa

menyamarkan sekat antar mata pelajaran

SD kelas IV di SDN 219 patimura

dalam

implementasi

tematik,

guru

7

pembelajaran

penilaian

kota

jambi.

hambatan

Mengetahui

4)

yang

dihadapi

Pada

Penelitian

Tindakan

Kelas

guru

(PTK) ini, penulis dan guru bertukar

dalam

merencanakan,

peran, maksudnya adalah penulis sebagai

melaksanakan

dan

guru

menilai

yang

memberikan

pelajaran,

pembelajaran tematik pada siswa

sedangkan guru berperan sebagai peneliti

SD kelas IV di SDN 219 patimura

yang bertindak sebagai pengamat ketika

kota

Mengetahui

pembelajaran IPA dilakukan. Pemilihan

keativan sebelum dan sesudah

atau pembagian peran ini disebabkan oleh

pembelajaran tematik ada siswa

karena guru IPA di Kelas IV SDN 219 kota

kelas IV di SDN 219 patimura kota

jambi. Memberikan kesempatan kepada

jambi.

penulis untuk mengaplikasikan konsep

jambi.

5)

pembelajaran yang penulis susun, dan guru
IPA merasa akan menghadapi berbagai

METODE PENELITIAN

kesulitan ketika harus menerapkan konsep

A. Desain Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

pembelajaran yang berasal dari pemikiran

merupakan bentuk penelitian reflektif

orang lain.
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian

dengan

melakukan

tertentu

untuk

tindakan-tindakan
memperbaiki

atau

tindakan kelas (PTK) atau classroom

praktik-praktik

action research (CAR). PTK adalah

pembelajaran di kelas secara professional.

penelitian yang di lakukan oleh guru

(Anas Salahudin, 2011, hlm. 227).
Kardiawarman
Mengatakan,

dalam kelas atau sekolah tempat mengajar

meningkatkan

dengan penekanan pada penyepurnaan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berasal

atau peningkatan praktik dan proses dalam

dari bahasa ingris Classroom Action
Research, yang berarti penelitian yang di

pembelajaran.
Proses penelitian berbentuk siklus

lakukan

(cycles)

pada

mengetahui

sebuah

akibat

kelas

tindakan

untuk

yang

yang

mengacu

pada

model

di

elliot’s. Siklus ini berlangsung beberapa

terapkan pada suatu subyek penelitian di

kali sehingga tercapai tujuan yang di

kelas tersebut. (Paizaluddin & Ermalinda,

inginkan pada pembelajaran IPA. Dalam

2014, hlm. 6).

setiap siklus terdiri dari empat kegiatan

8

pokok,

yaitu

pelaksanaan

perencuanaan
(action),

(plan),

adalah bantuan yang diberikan oleh guru

pengawasan

ataupun siswa kepada siswa lainnya untuk

(observe), dan refleksi (reflect).
Kegiatan perencanaan awal di mulai
dari

melakukan

belajar

menyelesaikan

masalah.Bantuan tersebut dapat berupa

pendahuluan.pada

petunjuk,

penelitian ini juga mendiskusikan cara

dorongan,

penguraian

melakukan tindakan pembelajaran dan
bagaimana cara melakukan.
Pengamatan
selama

dan

masalah

dan

peringatan,

kedalam

langkah

langkah pemecahan, pemberian contoh,
dan

tindakan

tindakan

tindakan

lainnya

yang

memungkinkan siswa itu belajar mandiri

penelitian di lakukan peneliti. pengamatan
berdasarkan pedoman observasi yang telah
di siapkan. Kejadian-kejadian penting

B. Setting dan Subyek Penelitian

selama proses di buat pada catatan
pembelajaran.
Refleksi

dilaksanakan

1. Tempat dan Waktu Penelitian

peneliti
berdiskusi

Penelitian ini di laksanakan di Kelas

untuk memberi makna menerangkan dan

IV SDN 219 kota jambi semester Dua 8

menyimpulkan hasil tindakan yang telah di

september sampai dengan 12 oktober

lakukan. Berdasarkan kesimpulan pada

2017.

bersama

guru.Kegiatan

ini

kegiatan refleksi ini suatu perencanaan

2. Subyek Penelian

untuk siklus berikutnya di buat tindakan

Subyek

penelitian di pandang cukup.Evaluasi hasil

penelitian

ini

peneliti

penelitian di lakukan untuk mengkaji hasil

melakukan penelitian Penerapan Model

pelaksanaan observasi dan refleksi pada

Pembelajaran

setiap tindakan.

Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas IV

Tematik

Untuk

SDN 219 Patimura Kota Jambi.
2. Peran Peneliti Dilapangan
Pada penelitian ini peneliti dan

C. Prosedur Penelitian

guru kelas berperan sebagai fasilitator
yang

melakukan

bertahap

atau

secara

Penelitian ini merupakan penelitian

scaffolding.Scaffolding

tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan

bimbingan

9

kelas adalah penelitian yang di lakukan

suatu siklus PTK yang digambarkan dalam

guru didalam kelasnya. Melalui refleksi

bentuk spiral.

dengan

tujuan

untuk

memperbaiki

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan
Data.

kinerjanya sebagai seorang guru, sehingga
pembelajaran tematik dapat meningkatkan

1. Teknik Pengumpulan Data

keaktifan siswa kelas IV SDN 219

Teknik

pengumpulan

data

Patimura Kota Jambi.
Pada Kelas IVSDN 219 kota jambi

merupakan langkah yang paling utama

yang

pembelajarannya

dalam penelitian, karena tujuan utama dari

berlangsung secara monoton tanpa adanya

penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

hubungan yang komunikatif antara siswa

mengetahui teknik pengumpulan data,

dengan guru serta siswa dengan siswa

maka peneliti tidak akan mendapatkan

yang lainnya, bahkan menimbulkan rasa

data yang memenuhi standar data yang

bosan pada siswa saat mengikuti proses

ditetapkan. Teknik

pembelajaran, hal tersebut di sebabakan

dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

oleh guru yang melaksanakan proses

sebagai berikut:

pembelajaran

a. Wawancara

peroses

dengan

menggunakan

metode belajar yang sering di pakai seperti
metode

ceramah

pada

saat

Dalam pelaksanaannya, Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan
Kemmis

dan

Taggart,

yang

Metode
ini
digunakan
untuk
memperoleh data tentang peningkatan
keaktifan belajar siswa dan untuk
mengetahui
penerapan
model
pembelajaran tematik dalam pembelajaran
IPA materi kesulitan apa saja yang
dihadapi guru selama proses pembelajaran.

menyatakan bahwa dalam satu siklus
terdiri dari empat langkah pokok yaitu: (1)
perencanaan (planning), (2) aksi atau
tindakan

(acting),

(3)

data

Wawancara
digunakan
untuk
mengungkap data yang berkaitan dengan
sikap, pendapat, atau wawasan serta untuk
menggali beberapa hal yang berkaitan
dengan pembelajaran (Sugiono, 2014:
245).

proses

pembelajaran.

model

pengumpulan

observasi

(observing), dan (4) refleksi (reflecting)
atau evaluasi. Secara keseluruhan, empat
tahapan dalam PTK tersebut membentuk

10

b. Observasi

Tematik

berupa

foto-foto

kegiatan

“Observasi atau Pengamatan adalah

pelaksanaan penelitian tindakan di kelas,

proses pengumpulan data dalam penelitian

dari awal pembelajaran sampai akhir

dimana peneliti atau pengamat melihat

pembelajaran.

situasi

2. Instrumen Pengumpulan Data

penelitian.”

(Paizaluddin

dan

a. Lembar Observasi

Ermalinda,2014:113)

Ada dua lembar observasi yang

Sutrisno Hadi dalam Sugiono (2009)
mengemukakan

bahwa,

disiapkan peneliti sebagai berikut:

observasi

merupakan suatu proses yang kompleks,

1)

Lembar

observasi

suatu proses yang tersusun dari berbagai

(peneliti)

proses biologis dan psikologis. Dua di

pertemuan. Yang menjadi observer adalah

antara yang terpenting adalah proses-

guru di SDN 219 Patimura Kota Jambi.

proses pengamatan dan ingatan.

Observer mengisi lembar observasi dengan

yang

aktivitas

dilakukan

guru
setiap

digunakan

memberikan tanda ceklis (√) apabila

observasi untuk mengetahui besar aktivitas

peneliti melakukan tindakan sesuai dengan

siswa dan guru dalam proses belajar

keterlaksanaan metode pembelajaran pada

mengajar dengan menggunakan Model

lembar observasi.

Pembelajaran

2) Lembar observasi aktivitas siswa

Dalam

penelitian

Tematik

ini

dengan

guru

sebagai observer.

selama kegiatan belajar kegiatan belajar

c. Dokumentasi

mengajar

berlangsung.

Yang

menjadi

observer adalah guru di SDN 219 Patimura

“Dokumentasi merupakan “catatan

kota Jambi. Observer mengisi

peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen

jumlah

siswa yang kreatif maka dapat dilihat

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau

persentase keaktifan siswa.

karya–karya dokumental dari seseorang.”
(Sugiono,2014 :329).
Dokumentasi
menggambarkan

digunakan
situasi

dan

untuk

E. Teknik Analisis Data

kondisi

Untuk mengetahui keefisien suatu

kegiatan pembelajaran Tematik dengan
menggunakan

Model

model dalam kegiatan pembelajaran perlu

Pembelajaran

diadakan analisa data. Pada penelitian ini

11

menggunakan teknik analisis deskriptif

∑X : jumlah semua nilai siswa

kualitatif, yaitu suatu metode penelitian

∑N : jumlah siswa

Analisis hasil tes dilakukan untuk

yang bersifat menggambarkan kenyataan
atau fakta sesuai dengan data yang

mengukur

diperoleh

siswa setelah mengikuti pembelajaran

dengan

tujuan

untuk

kemampuan

berpikir

mengetahui prestasi belajar yang di capai

dengan

siswa juga untuk memperoleh respon

tematik.Adapun perhitungannya dengan

siswa terhadap kegiatan pembelajaran

rumus-rumus berikut. Untuk menghitung

serta kreativitas siswa selama proses

skor

pembelajaran.

keaktifan

1. Data Kualitatif

(Sudijiono, 2012 : 85) :

Menurut (trianto, 2013) pada data

N

rumus

X
X 100
N

= Jumlah Ideal (banyaknya skor-skor itu
sendiri)

penghitungan keaktifan belajar siswa pada
masing-masing siklus yang dilakukan

F. Kriteria Keberhasilan Penelitian

dengan penghitungan (haris, 2008).

Tindakan Kelas (PTK)

Keterangan :

Penelitian

B : jumlah butiran dijawab

tindakan

kelas

ini

dikatakan berhasil apabila telah terdapat

dengan benar

sedikitnya

N : banyak butiran soal nilai

70%

siswa

aktif

dalam

rata-rata hasil belajar

mengikuti pelajaran. Keberhasilan atau

siswa

ketuntasan belajar dilihat berdasarkan hasil

Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat

observasi yang dilakukan guru guru

dihitung menggunakan rumus:

∑X
∑N

menggunakan

ada

Data kuantitatif merupakan proses

X=

kemampuan

Σx = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang

2. Data Kuantitatif

x 100

tes

Mx = Mean yang kita cari (skor rata-rata)

Dimana :A = proporsi siswa yang memilih (aktif)
B = jumlah siswa (keseluruhan)

B
N

siswa

hasil

metode

Keterangan :

aktivitas siswa dapat dihitung melalui:
A
Persentase respon siswa =
x 100%
B

Skor =

rata-rata

Mx=

kualitatif yang merupakan hasil observasi

menggunakan

kritis

terhadap semua siswa yang menjadi obyek

Keterangan :

penelitian,di SDN 219 patimura kota

X : nilai rata-rata

12

jambi, siswa dikatakan berhasil atau tuntas

beralamat Jl.lorong patimura simpang

apabila terdapat 70% siswa yang berhasil

rimbo RT 12. Letak gedung sangat

dari kesuluruhan yang mengikuti proses

strategis berada dipinggir jalan dengan

pembelajaran.

arus transportasi cukup lancar.Sehingga
siswa-siswi maupun guru dan staf pegawai

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

cukup mudah untuk mencapai lokasi
tersebut. (TU SDN 219 PATTIMURA).

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

B. Temuan Penelitian
1. Kondisi Awal
Kondisi awal hasil belajar siswa

Berdirinya SDN 219 patimura kota
jambi diawali dari keinginan pemerintah

kelas IV mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

untuk adanya lembaga pendidikan formal

Alam (IPA) di SDN 219 patimura kota

dengan basis pendidikan IPTEK.

jambi. Hal ini dapat dibuktikan dengan

a) SDN 219 patimura kota jambi berdiri

data hasil MID semester yang diikuti oleh

sejak tahun 1962 dengan kepala sekolah

siswa yang peneliti peroleh dari wali kelas

pertama adalah M.salahudin dengan masa

IV di SDN 219 patimura kota jambi.

jabatan dari tahun 1962-1963

Terlihat keaktifan belajar siswa

b) Selanjutnya SDN 219 patimura kota
jambi

didirikan

menyelenggarakan

dan
kegiatan

masih sangat rendah. Jumlah siswa yang

mulai

berhasil hanya 7 orang atau 35% dari

belajar

jumlah keseluruhan siswa 25 orang,

mengajar pada pagi hari.
c) Pendirian SDN 219 patimura kota jambi

sedangkan jumlah siswa yang belum

akhirnya dikokohkan dengan no NPSN

berhasil 18 orang atau 65% dari jumlah

10503087 tentang Persetujuan Pendirian

keseluruhan. Selain itu nilai rata-rata yang

dan Pemberian Status Izin Sekolah Dasar

diperoleh siswa juga masih rendah. Dari

di lingkungan pemerintah kota jambi

sinilah peneliti mulai melakukan penelitian

provinsi Jambi, dengan Nomor Statistik

tindakan kelas guna untuk memperbaiki

Sekolah (NSS) 1011007011003. (TU SDN

pembelajaran dan meningkatkan keaktifan

219 PATTIMURA).
d) Secara geografis Terletak di Lintang

siswa pada tema peduli terhadap makhluk
hidup

-1.6340000 dan di Bujur 103.6508000

kelasIV

dengan

menggunakan

Model Pembelajaran Tematik

SDN 219 kota jambi provinsi jambi yang
13

.

metode yang berpusat pada guru, yang

C. Deskripsi Data

hanya menggunakan metode ceramah saja,

Penelitian ini dilaksanakan pada

dan guru kurang mengkreasikan dalam

tanggal 08 September 2017 sampai dengan

penggunaan

12

pembelajaran

Oktober

dilaksanakan

2017.
dalam

Penelitian
dua

ini

siklus.Setiap

pemahaman

metode

selama

proses

alat

bantu

Sehingga

proses

sebagai
siswa.

siklus dilaksanakan dalam tiga pertemuan

pembelajaran berlangsung secara monoton

pemberian

tindakan

dan tidak adanya timbal balik.

pertemuan

tes

dan

satu

keaktifan

kali

Tindakan

Oleh karena itu guru harus dapat

pembelajaran yang dilakukan pada setiap

menerapkan metode yang dapat menarik

siklus

rencana

perhatian siswa dan mendesain proses

pembelajaran

pembelajaran yang efektif dan efisien

disesuaikan

dengan

pembelajaran.Pelaksanaan
tematik

dengan

menggunakan

model

secara menarik sehingga akan terciptanya

pembelajaran tematik di kelas IV SDN 219

timbal balik dalam proses pembelajaran.

Patimura Kota Jambi dengan jumlah siswa

Dengan demikian dapat meningkatkan

25 orang yang terdiri dari 12 siswa laki-

keaktifan siswa dan hasil belajar siswa.

laki dan 13 siswa perempuan. Pelaksanaan
penelitian tindakan kelas ini melalui empat

2. Siklus 1

tahapan yaitu, tahap perencanaan, tahap

Pelaksanaan siklus I dilakukan selama

pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap

tiga kali pertemuan pembelajaran yang

refleksi. Setelah melalui tahapan-tahapan

dimulai pada tanggal 11September 2017,

tersebut maka diperoleh data-data yang

13September 2017 dan diakhiri pada

berkaitan dengan tujuan penelitian ini

tanggal

yaitu

pelaksanaan

untuk

siswadengan

meningkatkan
menggunakan

keaktifan
model

dilakukan

15September2017.Dalam
siklus

I

meliputi

kegiatan

yang

perencanaan,

pembelajaran tematik kelas IV di SDN 219

pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Patimura Kota Jambi.

a) Tahap Perencanaan

1. Prasiklus
Pada

Pada
saat

pelaksanaan

kegiatan

menyusun

pembelajaran tematik masih menggunakan

tahap

perencanaan,

rancangan

yang

peneliti
akan

dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana

14

pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang

siswa belum terlaksana dengan baik dan

tema peduli terhadap lingkungan hidup

belum memuaskan.

yang

akan

dipelajari

pembelajaran

tematik,

dengan

model

menyusun

Berdasarkan observasi aktivitas guru

dan

selama

dalam

proses

pembelajaran

mempersiapkan bahan ajar, menyusun dan

berlangsung, secara keseluruhan aktvitas

mempersiapkan

guru dalam mengajar belum optimal.

lembar

observasi

keterlaksanaan proses pembelajaran akhir

c) Tahap Refleksi

siklus I dan menyiapkan kamera untuk

Tahapan refleksi dilakukan setelah

mendokumentasikan kegiatan yang terjadi

melewati tahap pelaksanaan tindakan dan

selama proses pembelajaran.

tahap

b) Tahap Pelaksanaan

dimaksudkan untuk mengetahui apakah

observasi.

Kegiatan

refleksi

Dapat diketahui bahwa keaktifan

tindakan yang dilakukan pada siklus I

siswa dalam proses pembelajaran tematik

sudah mencapai keberhasilannya atau

belum optimal yaitu persentase rata - rata

belum, selain itu hasil kegiatan refleksi

sebesar 45,25% masih terdapat beberapa

dapat dijadikan acuan peneliti dalam

kekurangan

belum

merancang perencanaan tindakan pada

mengemukakan pendapat dan ide – ide

siklus selanjutnya untuk meningkatkan

tentang pertanyaan yang diajukan guru dan

keaktifan siswa yang diharapkan dan tidak

juga belum dapat berpartisipasi secara

mengulang kesalahan yang sama pada

aktif dalam diskusi kelompok, dalam

siklus sebelumnya. Selanjutnya peneliti

menanyakan hal yang kurang dipahami

(observer)

terlihat masih belum berani.

melakukan refleksi dengan menggunakan

Terlihat

yaitu

bahwa

siswa

terdapat

hasil

dan

guru

berkolaborasi

data-data yang telah diperoleh selama

observasi aktifitas siswa yang belum

proses pembelajaran.

terlaksana degan baik, hasil yang diamati

Selain

itu

berdasarkan

lembar

belum sesuai dengan yang diharapkan, hal

observasi aktivitas belajar siswa dan

ini menunjukkan aktvitas belajar siswa

aktivitas mengajar guru masih terlihat

masih

adanya

rendah

meningkatkan

dan

upaya

keaktifan

dan

untuk
karakter

kekurangan.

Dalam

proses

pembelajaran pada siklus I siswa belum
secara

15

aktif

ketika

mengeluarkan

pendapat. Hal ini terlihat dari 7 orang

Berdasarkan

hasil

disimpulkan

selain itu siswa masih belum terbiasa

meningkatkan

untuk berpartisipasi secara aktif di kelas

rendah, masih terdapat kekurangan serta

sehingga saat diminta untuk mengeluarkan

hal-hal yang perlu di perbaiki dalam

pendapat

malu-malu

proses pelaksanakan tindakan. Oleh karena

dikarenakan

masih

pada

dapat

siswa yang aktif mengeluarkan pendapat

siswa

bahwa

refleksi

keaktifan

siklus

siswa

I

masih

guru

kurang

mampu

itu penelitian dilanjutkan ke siklus II

mengkomunikasikan

rencana

kegiatan

dengan melakukan perbaikan-perbaikan

pembelajaran Tematik hingga berakibat

sebagaimana yang telah dipaparkan di

pada kurangnya keaktifan siswa saat

atas.

diskusi sehingga siswa masih bingung

2. Siklus II

dalam menerapkan model pembelajaran

Pelaksanaan

tematik.
Untuk

memperbaiki
pada

siklus

II

harus

kesempatan

optimal
kepada

dilakukan

yang dimulai pada tanggal 18 September
2017, 20 September 2017 dan diakhiri

dengan

pada tanggal 22 September 2017. Dalam

melakukan perbaikan-perbaikan berikut :
1. Guru

II

selama tiga kali pertemuan pembelajaran

kekurangan-

kekurangan yang ada pada siklus I, maka
dilanjutkan

siklus

pelaksanaan

memberi

dilakukan

siswauntuk

siklus

II

meliputi

kegiatan

yang

perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

berpikir menjawab pertanyaan yang

a) Tahap Perencanaan

diajukan mengeluarkan pendapat dan

Pada tahap perencanaan, peneliti dan

guru dapat menunjuk salah satu siswa

guru berkolaborasi menyusun rancangan

supaya mau bertanya.
2. Guru memberikan tambahan point

yang akan dilaksanakan, yaitu: menyusun

kepada siswa yang aktif agar siswa

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

terpacing

mengeluarkan

tentang temapeduli terhadap lingkungan

pendapatnya
3. Guru dapat memotivasi siswa agar

hidup yang akan dipelajari dengan model

tidak malu-malu dalam mengeluarkan

mempersiapkan bahan ajar yang akan

pendapat.

diajarkan,

untuk

pembelajaran

16

tematik,

menyusun

mempersiapkan

dan

lembar

observasi

keterlaksanaan

proses

dilihat dari adanya peningkatan aktivitas

pembelajaran, mempersiapkan soal tes

siswa dalam belajar, semula yang kurang

keaktifan akhir siklus II, dan menyiapkan

aktif menjadi cukup aktif, yang aktif

kamera

menjadi lebih aktif dan yang lebih aktif

untuk

kegiatan

yang

mendokumentasikan
terjadi

selama

proses

menjadi sangat aktif.

pembelajaran.

Adapun hasil observasi kegiatan

b) Tahap Pelaksanaan

guru selama proses pembelajaran yang

Pada tahap ini peneliti dan guru

berlangsung pada siklus II dapat diketahui

berkolaborasi menyusun rancangan yang

bahwa

akan

menyusun

dilakukan oleh guru terdapat adanya

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

peningkatan, ada 3poin aktivitas guru yang

tahap pelaksanaan siklus II .Pelaksanaan

terdapat dalam tabel telah tercapai dengan

tindakan penelitian dilakukan dalam dua

baik dan yang peningkatan baik sekali

kali pertemuan pemberian tindakan, dan

terdapat 7 poin aktifitas guru.

dilaksanakan,

yaitu:

satu kali pertemuan tes keaktifan akhir

kegiatan

pembelajaran

yang

Dari hasil observasi yang dilakukan

siklus II dengan sub pokok bahasan hewan

oleh

peneliti

dan tumbuhan disekitar rumahku. Namun

pembelajaran yang dilakukan oleh guru

terdapat tambahan kegiatan berdasarkan

dalam kelas dapat diketahui bahwa hasill

hasil refleksi dari siklus I yaitu :
1. Guru membagi siswa dalam kelompok

guru pada saat proses pembelajaran sudah
mengalami

kecil supaya siswa berani menanggapi

dibandingkan

pertanyaan ataupun mengungkapkan

terhadap

peningkatan
dengan

hasil

kegiatan

apabila
observasi

tindakan siklus I.

pendapatnya dan berpartisipasi secara

Dari hasil pengamatan terlihat

aktif dalam diskusi di dalam kelas.
2. Guru dapat memotivasi siswa agar

bahwa siswa dalam proses pembelajaran
sudah mengalami peningkatan dari siklus

tidak malu-malu dalam mengeluarkan

I. Ini menunjukkan keaktifan belajar siswa

pendapat.

dalam belajar semakin meningkat

Hasil observasi dari kegiatan siswa

dan

terlaksana dengan baik, terlihat dari nilai

pada siklus II dapat dilihat bahwa aktivitas

persentase rata-ratasebesar 90%, sehingga

siswa dalam belajar sudah mengalami
peningkatan dari siklus I. Hal ini dapat
17

tercipta

suasana

pembelajaran

yang

tembuhan di sekitar rumahku dangan

menyenangkan.

model pembelajarn tematik.

1. Siswa makin bersemangat mengikuti

c) Tahap Refleksi

kegiatan pembelajaran tematik karena
siswa

terlibat

langsung

menyelesaikan

Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk

dalam

mengetahui

apakah

tindakan

yang

suatu

dilakukan pada siklus II sudah memenuhi

permasalahandalam pembelajaran.
2. Hampir semua siswa terlibat aktif

indikator keberhasilan penelitian yangtelah
ditetapkan sebelumnya.Dari hasil refleksi

dalam kegiatan proses pembelajaran

yang

karenamereka merasa termotivasi dan
tertantang

untuk

perbaikan

menyelesaikan

indikator

yaitudengan

keberhasilan

yang

telah

ditetapkan.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut

Aktivitas mengajar guru mengalami

penelitian pada siklus IIdikatakan sudah

peningkatan yang optimal. Guru semakin

berhasil karena sudah memenuhi indikator

baik dalam menciptakan suasana belajar

keberhasilantindakan

yang mengaktifkan siswa, selain itu

aktivitas

memotivasi siswa untuk aktif ketika
mengakibatkan

yang

telah

ditetapkan, yaitu adanya peningakatan

terdapat peningkatan pada kegiatan guru
yang

pada

siswa akhir siklus II yang telah mencapai

adanya pemberian point.

diskusi

hasil

dan aktivitas mengajar guru serta keaktifan

pendapat, dan berpartisipasi secara
diskusi

danpeningkatan

adanya

peningakatan padaaktivitas belajar siswa

bertukar pendapat, mengungkapkan
dalam

menunjukan

siklus II.Hal ini terlihat dari adanya

masalah yangdiberikan oleh guru.
3. Siswa semakin berani untuk bertanya,

aktif

diperoleh

belajar

siswadan

adanya

peningkatan keaktifan siswa.

adanya

peningakatan pada keaktifan siswa. Untuk
C. Pembahasan

lebih data observasi aktivitas mengajar

Hasil

guru pada siklus II dapat dilihat pada hasil
dilakukan

setelah

tindakan

dengan

menggunakan pola 2 (dua) siklus, ternyata

medel pembelajarn tematik akhir siklus II
yang

penelitian

pemberian

tindakan pada siswa mengenai hewan dan

penelitian

ini

keaktifan

belajar

dapat
siswa

meningkatkan
dalam

mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

18

kelas

IV

melalui

penerapan

Pembelajaran Tematik

Model

masih rendah, hanya 7 0rang (35%)

Di SDN 219

yang berhasil dari 25 orang siswa,

patimura Kota Jambi.

selebihnya 18 0rang (65%) belum

Dari analisa belajar siswa dengan
menggunakan

Model

berhasil.

Hal

tersebut

disebabkan

Pembelajaran

karena pada saat pelaksanaan kegiatan

Tematik terlihat bahwa belajar siswa

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

meningkat

(IPA)

setiap

menunjukkan

siklusnya,

bahwa

hal

ini

penyampaian

siswa cenderung

menghafal

konsep, mencatat apa yang diterangkan

pembelajaran dengan Model Pembelajaran

guru

Tematik menjadi lebih mudah dipahami

terhadap

serta dapat mempermudah daya serap

kurangnya

terhadap materi ajar.

pembelajaran yang diterapkan oleh
guru

PENUTUP

tanpa

disertai

konsep

pemahaman

tersebut,

penggunaan

yang

dapat

dan
metode

membangkitkan

kemauan atau minat siswa, kreativitas
siswa,

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan

dalam

meningkatkan

keaktifanbelajar siswa.
2. Penerapan
model

Pembelajaran

kelas yang telah dilaksanakan dapat

Tematik di 219 patimura temuan

disimpulkan bahwa pembelajaran dengan

penelitian dari hasil lembar Instrumen

menggunakan

Pembelajaran

keaktifan belajar Pada siklus I hanya

Tematik dapat meningkatkan keaktifan

45,25% yang aktif, dan pada siklus II

belajar siswa hal tersebut dapat dilihat

meningkat menjadi 90%. Dari hasil

pada setiap siklus
1. Proses pembelajarantematik di SDN

lembar

Model

Instrumen

ini

dapat

disimpulkan bahwa pada siklus II

219 patimura kota jambi Berdasarkan

tercapainya

observasi awal di SDN 219 paimura

dengan

dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Pembelajaran

Alam (IPA), pada tema peduli terhadap

proses

pembelajaran

menerapkan
tematik

model
untuk

meningkatkan keaktifan belaja rsiswa

lingkungan hidup yang diambil dari

kelas IV 219 Patimura.
3. Penilitian
ini
bertujuan

hasil MID semester I kelas IV, kondisi
awal keaktifan belajar siswa kelas IV

mengetahui
19

pengaruh

untuk
model

pembelajaran

Tematik

terhadap

secara efektif, yang pada akhirnya akan

keaktifan belajar siswa pada tema

memberikan konntribusi nyata

peduli terhadap lingkungan hidup.

2. Diharapkan kepada guru agar dapat

Sampel peneitian ini adalah siswa

menggunakan

kelas IV SDN 219 Patimura yang

Model

Pembelajaran

Tematik sebagai alternatif pembelajaran

dipilih secara acak. Poster dianalisis

khususnya

secara statistic menggunakan lembar

pembelajaran

Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA).

Instrumen dan data kualitatif berupa
aktivitas belajar dan tanggapan siswa

3.

Penulis menyarankan kepada guru dan

yang dianalisis secara deskriptif. Hasil

siswa hendaknya menyadari bahwa

penelitian

bahwa

setiap siswa mempunyai keaktifan yang

aktivitas siswa bekerjasama dengan

berbeda yang diharapkan keaktifan itu

teman, melakukan kegiatan diskusi

untuk dapat diasah terus agar dapat

kelompok

mengalami

ditingkatkan.

keaktifan

belajar

menunjukkan

peningkatan

90%

dengan

C. Penutup

demikian pembelajaran menggunakan
model

Pembelajaran

berpengaruh

dalam

Dengan mengucapkan rasa syukur

Tematik

yang sedalam-dalamnya kepada Allah

meningkatkan

SWT,

keaktifan belajar siswa.

bahwa

penulis

telah

dapat

menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini, namun dalam penulisan karya

B. Saran

ilmiah

Berdasarkan kesimpulan di atas serta

ini

tentunya

kekurangan,

maka penulis menyarankan beberapa hal:

penulisan maupun dalam bentuk kata-kata.

1. Hendaknya

Untuk itu saran dan kritik sangat penulis

memahami

guru

mampu

harapkan

krakteristik siswa yang

demi

dalam

dapat

untuk lebih meningkatkan keaktifan siswa,
setiap

baik

masih

perbaikan

sistematis

penulisan

meliputi kepribadian siswanya sehingga

Penelitian Tindakan Kelas ini. Kemudian

guru pun mudah mentransver ilmu

penulis ingin mengucapkan

pengetahuannya kepada siswa sehingga

terimaksih kepada semua pihak yang telah

dapat menjalankan tugas dan perannya

membantu penulis dalam menyelesaikan

20

banyak

penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini,

Interactive

semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Learning. Education, 128 (1).

Perkembangan

Pers.

untuk

Desmita.

Fakultas Tarbiyah IKIP SGPLB
Para

Pendidik.

Prastowo.
Penellitian

(2012).

Metode

Kualitatif

dalam

Dwi Siswoyo. (1995). Pengantar
Ilmu

Giri

Gugus

(2006).

Pembelajaran.

Bandung:

Model

Hajar

Dewantara

Manyaran

Kabupaten

Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

UU Guru dan Dosen. Jakarta: Elsas.
Belajar

Terpadu

H. Hamzah B. Uno. (2010). Profesi

Analisis Kronologis atas Lahirnya

(2010).

Pelaksanaan

Wonogiri .Skripsi. Yogyakarta: UNY

Membangun Profesionalitas Guru:

Aunurrahman.

(2012)

Ki

Kecamatan
Sholeh.

Ilmu

Tematik Kelas 3 Sekolah Dasar

NVivo.

Jakarta: Kencana.
Ni’am

Prasetyo
Pembelajaran

dkk. (2010). Terampil Mengolah

Asrorun

Fakultas

Ilmu Pendidikan Yogyakarta.

Ariesto Had iSutopo & Adrianus Arief,
dengan

Pendidikan.

Pendidikan Institut Keguruan dan

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Kualitatif

Psikologi

Dirto Hadisusanto, Suryati Sidharto dan

Perspektif Rancangan Penelitian.

Data

(2005).

Perkembangan. Bandung: Rosda.

Jakarta:

Penerbit Rineka Cipta.
Andi

Tertiary

Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali

Abu Ahmadi & Munawar Sholeh. (2005).

serta

In

Burhan Bungin.(2008). Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA
Psikologi

Strategy

Jamal

dan

Ma’murAsmani.

(2010).

Tips

Menjadi Guru Inspirstif, Kreatif dan

Penerbit

Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.

Alfabeta.

Jeanne Ellis Ormrod. (2008). Sixth Edition

Bridget O. J. Omatseye. (2007). The

Educational Psychology Developing

Discussion Teaching Method: An

21

Learners

(Wahyu

Indianti

Psikologi

Pendidikan

dkk.

Membantu

Siswa Tumbuh dan Berkembang.
Terjemahan).

Jakarta:

Penerbit

Erlangga.
Kaelan.

(2012).

Metode

Penelitian

Kualitatif Inter disipliner Bidang
Sosial,

Budaya,

Filsafat,

Seni,

Agama dan Humaniora. Yogyakarta:
Paradigma.
Kunandar.

(2011).

Guru

Implementasi

Profesional

Kurikulum

Satuan

Pendidikan

Sukses

dalam

Tingkat

(KTSP)

Sertifikasi

dan
Guru.

Jakarta: PT RajawaliPers.
Lexy J. Moleong (2005). Metodologi
Penelitian

Kualitatif.

Bandung:

Remaja Rosdakarya.
Masnur Muslich. (2010). KTSP Dasar
Pemahaman dan Pengembangan,
Pedoman
Lembaga

bagi
Pendidikan,

Pengelolaan
Pengawas

Sekolah, Kepala Sekolah, Komite
Sekolah, Dewan Sekolah dan Guru.
Jakarta: Bumi Aksara.

22