LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

“BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG”

OLEH NURFINA YENTI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLIGI FAKULTAS PERTANIAN KAMPUS III UNIVERSITAS ANDALAS DHARMASRAYA

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, Dzat Yang Maha Indah dengan segala keindahan-Nya, Dzat Yang Maha Pengasih dengan segala kasih sayang-Nya, yang terlepas dari segala sifat lemah semua makhluk- Nya. Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Shalawat serta salam mahabbah semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad s.a.w, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna seluruh risalah-Nya.

Dengan penuh kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. ibu Dewi Rezky, SP.MP yang telah memberi bimbingan,

2. asisten dosen yang telah membantu memberi arahan dalam praktikum ini,

3. orang tua yang selalu memberi motivasi dan semangat,

4. dan semua teman-teman yang juga ikut membantu. Semoga kebaikan yang diberikan oleh semua pihak kepada penulis menjadi amal sholeh yang senantiasa mendapat balasan dan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Penulis juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam laporan ini. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca yang sifatnya membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.

Dharmasraya, Desember 2015

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam yang ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif tanaman. Kesuburan habitat akar dapat bersifat hakiki dari bagian tubuh tanah yang bersangkutan, dan/atau di imbas oleh keadaan bagian lain dari tanah dan/atau diciptakan pengaruh dari keadaan lain lahan seperti lahan, iklim dan musim. Kesuburan tanah merupakan mutu suatu tanah atau lahan melainkan bukan sifat tanah maka kesuburan tanah tidak dapat diukur atau diamati melainkan hanya dapat ditaksir. Penaksiran kesuburan tanah dapat dilakukan atas dasar sifat-sifat dan kelakuan fisik, kimia dan biologi tanah tersebut. Dilihat sifat-sifat dan kelakuan fisik, kimia dan biologi tanah penaksiran kesuburan tanah dapat dilakukan secara kangsung dengan cara melihat keadaan tanaman yang berada diareal tersebut. Kedua cara penaksiran diatas cara penaksiran pertama lebih efektif digunakan dalam menaksir kesuburan tanah, karena dengan cara penaksiran pertama dapat diketahui faktor-faktor yang dapat menentukan kesuburan tanah. Penaksiran dilakukan dengan cara kedua maka kita hanya dapat mengetahui bahwa tanah tersebut memiliki kesuburan tanah yang baik atau tidak, tanpa bisa mengetahui faktor-faktor yang menentukan kesuburan dari tanah tersebut.

Kesuburan tanah itu sendiri terbagi menjadi dua yaitu kesuburan tanah aktual dan juga kesuburan tanah potensial. Kesuburan tanah aktual adalah kesuburan tanah yang hakiki. Kesuburan tanah potensial adalah kesuburan tanah maksimum yang dapat dicapai dengan intervensi teknologi yang mengoptimalkan semua faktor. Intervensi teknologi yan gdapat mengoptimalkan semua faktor tersebut diantaranya: (1) terdapat keseimbangan antara tambahan hasil panen atau nilai tambah ekonomi dari komoditi sesuai yang diharapkan dengan tambahan biaya yang harus dikeluarkan, (2) kemampuan masyarakat untuk membiayai intervensi tersebut, (3) keterampilan masyarakat dalam menerapkan teknik intervensi tersebut secara berkesinambungan.

ketiganya tidak dimiliki oleh petani sendiri, karena ketiga faktor intervensi tersebut saling mempengaruhi. Kemampuan itu sendiri dipengaruhin oleh dua faktor yaitu petani itu sendiri termasuk koperasinya dan juga pemerintah dengan subsidi atau kreditnya. Keterampilan teknik melaksanakan intervensinya dipengaruhi oleh keterampilan petani dan bantuan pemerintah dalam menyediakan sarana dan prasarana teknik yang meliputi jalan, bendungan, saluran irigasi, drainase dan juga bimbingan teknologi. Semua faktor diatas dapat dilaksanakan dengan baik maka sifat dan kelakuan tanah menjadi penentu tanggapan tanah terhadap intervensi teknologi yang diberikan. Tingkat dan juga macam intervensi yang diberikan ditentukan oleh jenis tanah dan keadaan lingkungan yang mempengaruhi sifat tanah tersebut. Setiap wilayah memilik kriteria yang berbeda- beda dalam pemberian intervensi teknologinya.

Tanah yang kekurangan suatu unsur hara akan menampakkan gejala (performance) secara visual. Tiap hara umumnya menunjukkan gejala tertentu yang bersifat spesifik. Dilihat gejala yang tampak pada tanaman, maka dapat diperkirakan adanya kekurangan hara tertentu dalam tanah. Untuk mendukung hasil pada pengamatan visual maka perlu dilakukan analisis untuk tanah yang diambil secara acak dan analisis tanaman. Untuk mengamati gejala kekahatan hara secara visual ini maka dilakukan praktikum kesuburan. Agar dapat mengetahui dan mengamati keadaan sekitar dengan cepat dan tepat, dapat mengamati gejala-gejala yang ditunjukkan oleh tanaman yang tumbuh di daerah tersebut.

Tanah adalah lapisan paling luar kulit bumi yang biasanya bersifat tidak padu mempunyai tebal dari selaput tipis sampai lebih dari 3 meter, yang berbeda dibawahnya dalam hal warna, sifat fisik, susunan kimia, mungkin juga proses kimia yang sedang berlansung, sifat biologi, reksi dan morfologi. Tanah mempunyai ciri khas dan sifat yang berbeda-beda antara tanah disuatu tempat dengan tempat yang lain. Sifat –sifat tanah itu meliputi sifat fisika dan sifat kimia yaitu kadar lengas tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, kemantapan agregat, pH meter, bahan organik tanah,

pertukaran kation, kejenuhan basa, serta H + dan Al dapat ditukar.

Mahasiswa perlu mengetahui secara benar mengenai hal –hal seperti yang telah disebutkan di atas yang mempengaruhi sifat –sifat kimia maupun fisika tanah dan Mahasiswa perlu mengetahui secara benar mengenai hal –hal seperti yang telah disebutkan di atas yang mempengaruhi sifat –sifat kimia maupun fisika tanah dan

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum pembuatan pupuk kompos adalah agar mahasiswa mampu mengatahui cara pembuatn pupuk kompos dan hasil nutrisi yang terdapat pada pupuk kompos yang dibuat.

Sedangkan tujuan dari praktikum budidaya jagung pipilan adalah agar mahasiswa mampu mempraktekan cara menaman jagung dengan baik dan mengetahui hasil pengamatan dan perbandingan rekomendasi yang diberikan pada 4 perlakuan tanaman jagung tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pupuk Kompos, Pupuk Kandang, Pupuk Urea, Pupuk KCl dan Pupuk TSP

Pupuk kompos adalah dekomposisi bahan-bahan organik atau proses perombakan senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang sederhana dengan bantuan mikroorganisme. Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup. Untuk membuat pupuk kompos diperlukan bahan baku berupa material organik dan organisme pengurai. Organisme pengurainya bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme (Sutejo 2002).

Pupuk kompos mampu menyediakan nutrisi atau unsur hara bagi tanah dan tanaman. Selain menyediakan nutrisi bagi tanaman, pupuk kompos bekerja dengan cara memperbaiki struktur fisik, kimia dan biologi tanah. Secara fisik, kompos meningkatkan kemampuan tanah untuk menyimpan air sebagai cadangan di saat kekeringan. Kompos juga membuat tanah menjadi gembur dan cocok sebagai media tumbuh akar tanaman. Pada tanah tipe pasir sekalipun, material kompos berguna menjadi perekat sehingga tanah menjadi lebih solid. Sedangkan pada tanah liat atau tanah lempung, kompos berfungsi menggemburkan tanah agar tidak terlalu solid (Sutejo 2002).

Secara kimiawi, pupuk kompos bisa meningkatkan kapasitas tukar kation dalam tanah. Karena semakin banyak kandungan organik dalam tanah, semakin baik kapasitas tukar kationnya. Kapasitas tukar kation berfungsi melepaskan unsur-unsur penting agar bisa diserap dengan mudah oleh tanaman. Secara biologi, pupuk kompos adalah media yang baik bagi organisme tanah untuk berkembang biak. Baik itu dari jenis mikroorganisme maupun satwa tanah lainnya. Aktivitas mikroorganisme dan satwa tanah akan memperkaya tanah dengan zat hara penting bagi tanaman (Sutejo 2002).

Pupuk kompos yang baik memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:

a. Baunya sama dengan tanah, tidak berbau busuk,

b. Warna coklat kehitaman, berbentuk butiran gembur seperti tanah,

c. Jika dimasukkan ke dalam air seluruhnya tenggelam, dan air tetap jernih tidak

berubah warna,

d. Jika diaplikasikan pada tanah tidak memicu tumbuhnya gulma (Sutejo 2002).

Tabel 2.1 Bahan Sumber Kompos

Sumber

Bahan

1. Pertanian 1. Pertanian

Kotoran padat, limbah ternak cair, limbah pakan ternak, cairan ternak

biogas Tanaman air

Azola, ganggang biru, enceng gondok, gulma air

2. Industri

Limbah padat Serbuk gergaji kayu, blotong, kertas, ampas tebu, limbah kelapa sawit, limbah pengalengan makanan dan pemotongan hewan

Limbah cair Alkohol, limbah pengolahan kertas, limbah pengolahan minyak kelapa sawit

3. Rumah tangga

Sampah Sampah (padat) rumah tangga dan sampah kota rumah tangga Limbah padat dan Limbah rumah tangga: Tinja, urin, cair

4. Pasar

Sampah

Sampah (padat) pasar tradisional dan modern

Limbah padat dan Limbah Pasar; Tinja dan urin cair (Hakim 2002)

Pupuk kompos dapat dikelompokan atas beberapa jenis. Pengelompokan jenis- jenis pupuk kompos bisa dilihat dari tiga aspek. Pertama, dilihat dari proses pembuatannya, yaitu ada kompos aerob dan anaerob. Kedua, dilihat dari dekomposernya, ada kompos yang menggunakan mikroorganisme ada juga yang memanfaatkan aktivitas makroorganisme. Ketiga, dilihat dari bentuknya ada yang berbentuk padat dan ada juga yang cair. Berikut ini beberapa contoh dari jenis-jenis pupuk kompos yang umum dipakai.

a. Pupuk kompos aerob Pupuk kompos aerob dibuat melalui proses biokimia yang melibatkan oksigen. Bahan baku utama pembuatan pupuk kompos aerob adalah sisa tanaman, kotoran hewan atau campuran keduanya. Proses pembuatannya memakan waktu 40-50 hari, untuk lebih jelasnya silahkan baca cara membuat kompos. Lamanya waktu dekomposisi tergantung dari jenis dekomposer dan bahan baku pupuk.

b. Pupuk bokashi Pupuk bokashi merupakan salah satu tipe pupuk kompos anaerob yang paling terkenal. Ciri khas pupuk bokashi terletak pada jenis inokulan yang digunakan sebagai starter-nya, yaitu efektif mikroorganisme (EM4) . Inokulan ini terdiri dari campuran berbagai macam mikroorganisme pilihan yang bisa mendekomposisi bahan organik dengan cepat dan efektif.

c. Vermikompos Vermikompos merupakan salah satu produk kompos yang memanfaatkan makroorganisme sebagai pengurai. Makroorganisme yang digunakan adalah cacing tanah dari jenis Lumbricus atau jenis lainnya. Vermikompos dibuat dengan cara c. Vermikompos Vermikompos merupakan salah satu produk kompos yang memanfaatkan makroorganisme sebagai pengurai. Makroorganisme yang digunakan adalah cacing tanah dari jenis Lumbricus atau jenis lainnya. Vermikompos dibuat dengan cara

d. Pupuk organik cair Pupuk organik cair merupakan pupuk kompos yang dibuat dengan cara pengomposan basah. Prosesnya bisa berlangsung aerob ataupun anaerob. Pupuk organik cair dibuat karena lebih mudah diserap oleh tanaman. Dari beberapa praktek, pupuk organik cair lebih efektif diberikan pada daun dibanding pada akar (kecuali pada sistem hidroponik). Penyemprotan pupuk organik cair pada daun harus menggunakan takaran atau dosis yang tepat. Pemberian dosis yang berlebihan akan menyebabkan kelayuan daun dengan cepat (Hakim 2002).

Pupuk kandang dapat diartikan sebagai semua produk buangan dari hewan ternak yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik dan biologi

tanah. Pemeliharan ternak diberi alas sekam pada ayam, jerami pada sapi, kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan dicampur menjadi satu kesatuan dan disebut pupuk kandang pula. Berdasarkan sifatnya pupuk kandang dibagi menjadi dua yaitu pupuk kandang padat dan cair. Pupuk kandang padat yaitu kotoran ternak yang berupa padatan termasuk yang belum dikomposkan, sebagai sumber hara N bagi tanaman dan dapat memperbaiki sifat kimia, biologi dan fisik tanah. Sedangkan pupuk kandang cair merupakan bentukan cair dari kotoran hewan yang masih segar yang bercampur dengan urin hewan atau kotoran hewan yang dilarutkan dalam air dalam perbandingan tertentu. Pupuk kandang yang masih segar jika dicampur dengan air dan dijadikan pupuk kandang cair memiliki kandungan hara yang lebih baik dibanding dengan pupuk kandang padat (Suwarno 2003).

Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH 2 (CONH) 2 , merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen. Unsur hara nitrogen yang terkandung dalam pupuk urea memiliki kegunaannya bagi tanaman yaitu, membuat daun lebih banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl), dapat mempercepat pertumbuhan tanaman, dapat menambah kandungan protein tanaman dan dapat dipakai untuk semua jenis tanaman, baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan (Muhfandi 2011).

Pupuk KCl merupakan pupuk buatan yang sering digunakan. Hasil analisis statistic menunjukan bahwa berbagai dosia KCl hanya memperlihatkan pengaruh pada

Secara umum, kalium sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan akar tanaman. Perakaran yang optimal akan mendukung suplai unsure hara ke dalam jaringan tanaman sehingga akan mendukung pertumbuhan tanaman jagung. Selain itu unsure K sangat mempengaruhi laju pemanjangan batang terutama pada jaringan yang aktif membelah pada bagian ujung tanaman (jaringan meristem). Bahwa secara alamiah K berdifusi lewat tanah ke akar tanaman yang tumbuh pada daerah perakaran dan K memberikan efek nyata terhadap pertumbuhan tanaman (Masdar 2003)

B. Tanah Ultisol

Ultisol hanya ditemukan di daerah-daerah dengan suhu tanah rata-rata lebih dari 80C. Ultisol adalah tanah dengan horizon argilik atau kandik bersifat masam dengan kejenuhan basa rendah. Kejenuhan basa (jumlah kation) pada kedalaman 1,8 m dari permukaan tanah kaurang dari 35 persen, sedang kejenuhan basa pada kedalaman kurang dari 1,8 m dapat lebih rendah atau lebih tinggi dari 35 persen (Muklis 2007).

Tanah ultisol umumnya berkembang dari bahan induk tua. Di Indonesia banyak ditemukan di daerah dengan bahan induk batuan liat. Tanah ini merupakan bagian terluas dari lahan kering di Indonesia yang belum dipergunakan untuk pertanian. Terdapat tersebar di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi< dan Irian Jaya. Daerah- daerah ini direncanakan sebagai daerah perluasan areal pertanian dan pembinaan transmigrasi. Sebagian besar merupakan hutan tropika dan padang alang-alang. Problema ini adalah reaksi masam, kadar Al tinggi sehingga menjadi racun tanaman dan menyebabkan fiksasi P, unsure hara rendah, diperlukan tindakan pengapuran dan pemupukan (Hardjowigeno 2003).

C. Tanaman Jagung

1. Klasifikasi Tanaman Jagung.  Kingdom : Plantae  Devisi

 Sub kelas : Commilinidae  Ordo

: Zea mays L (www.wikipedia.com)

2. Morfologi Tanaman Jagung.

a. Daun. Daun jagung tergolong kedalam daun yang sempurna, Daun pada jagung

berwarna hijau muda saat masih mulai menunjukkan daunnya dan hijau tua saat dewasa dan kuning saat sudah tua, tulang daun dengan ibu tulang daun berada sejajar dan daun pada jagung ada yang halus tanpa bulu dan ada pula yang kasar berwarna hijau muda saat masih mulai menunjukkan daunnya dan hijau tua saat dewasa dan kuning saat sudah tua, tulang daun dengan ibu tulang daun berada sejajar dan daun pada jagung ada yang halus tanpa bulu dan ada pula yang kasar

terdiri dari ruas-ruas dan disetiap pelepah dibungkus dengan daun yang selalu muncul disetiap buku nya, namun batang jagung tidak banyak mengandung lignin, namun batang nya tetap tegak lurus dan kokoh.

c. Akar. Akar pada tanaman jagung memiliki akar serabut dengan mencaapai

kedalaman sekitar 8 m, meski demikian rata-rata akar pada tanaman jagung hanya berada pada kisaran 2m, selain serabut, akar adventif juga akan muncul ketika tanaman jagung berumur dewasa yang berfungsi memabntu mengkokohkan tegaknya batang jagung.

d. Bunga. Bunga jantan dan betina pada tanaman jagung terpisah, maka dari itu

penyerbukan pada tanaman jagung memerlukan bantuan angin, serangga dan bahkan bisa juga manusia. Setiap bunga jantan dan betina pada tanaman jagung harus diserbukkan dengan bantuan alam (Secara alami) atau dengan bantuan manusia, bunga jantan terdapat pada bagian ujung tongkol dari tanaman jagung.

e. Buah. Buah jagung berwana kuning muda saat sebelum dewasa atau putih susu

dalam keadaan pembentukan, setiap batang tanaman jagung memiliki setidaknya 1 tongkol jagung, walau sekarang adanya pembaharuan peningkatan mutu jagung jenis hibrida namun umumnya setiap batang hanya satu tongkol saja, dan saat buah jagung dewasa akan berubah bentuk menjadi kekuningan.

3. Syarat Tumbuh Tanaman jagung dapat tumbuh pada ketinggian 50-1800 m dpl. Tetapi ketinggian optimal adalah 50 – 600 m dpl. Untuk berproduksi secara optimal memerlukan tanah yang gembur, subur dan kaya akan unsur hara, aerasi dan drainase baik, kaya akan bahan organik dengan keasaman tanah (pH) antara 5,6 – 7,5 (Redaksi Ciptawidiya Swara, 2008).

Jagung menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak. Oleh karena pada umumnya tanah di Indonesia miskin hara dan rendah bahan organiknya, maka penambahan pupuk N, P dan K serta pupuk organik (kompos maupun pupuk kandang) sangat diperlukan (Murni dan Arif, 2008).

Curah hujan yang dikehendaki adalah antara 1000 - 2500 mm/tahun, atau idealnya sekitar 85 – 200 mm / bulan, dengan penyinaran matahari penuh. Suhu udara yang dikehendaki antara 21 – 340C, tetapi untuk pertumbuhan optimum Curah hujan yang dikehendaki adalah antara 1000 - 2500 mm/tahun, atau idealnya sekitar 85 – 200 mm / bulan, dengan penyinaran matahari penuh. Suhu udara yang dikehendaki antara 21 – 340C, tetapi untuk pertumbuhan optimum

Tanaman jagung membutuhkan air sekitar 100-140 mm/bulan. Oleh karena itu waktu penanaman harus memperhatikan curah hujan dan penyebarannya. Penanaman dimulai bila curah hujan sudah mencapai 100 mm/bulan. Untuk mengetahui ini perlu dilakukan pengamatan curah hujan dan pola distribusinya selama 10 tahun ke belakang agar waktu tanam dapat ditentukan dengan baik dan tepat (Murni dan Arif, 2008).

Di antara komponen teknologi produksi, varietas unggul mempunyai peran penting dalam peningkatan produksi jagung. Perannya menonjol dalam potensi hasil per satuan luas, komponen pengendalian hama/penyakit (toleran), kesesuaian terhadap lingkungan, dan preferensi konsumen (Akil dan Dahlan, 2009).

Keragaman penampilan tanaman terjadi akibat sifat didalam tanaman (genetik) atau perbedaan lingkungan atau keduanya (Sitompul dan Guritno, 1995).

Benih bermutu baik dan berasal dari varietas unggul merupakan faktor terpenting yang dapat menentukan tinggi atau rendahnya hasil tanaman. Usaha- usaha lain seperti perbaikan bercocok tanam, pengairan yang baik, pemupukan berimbang serta pengendalian hama dan penyakit, hanya dapat memberi pengaruh yang maksimal apabila disertai dengan penggunaan benih bermutu dari varietas unggul (Warisno, 2009).

Varietas unggul jagung adalah jenis jagung yang mempunyai sifat-sifat lebih baik dari pada jenis-jenis lainnya. Sifat penting yang harus dimiliki suatu varietas unggul adalah berpotensi hasil tinggi, berumur pendek (genjah), dapat menyerap pupuk sebaik mungkin dan tahan terhadap hama maupun penyakit (Rukmana, 2009).

4. Macam-macam varietas jagung

a. Jagung gigi kuda (Dent corn)

Banyak terdapat di Amerika Serikat dan Meksiko Utara, kemudian di Eropa. sebagian besar dijadikan makanan ternak. Di Indonesia jenis jagung ini jarang ditanam karena tidak tahan tarhadap hama bubuk dan cocok untuk dibuat tepung jagung

Ciri khas biji jagung kuda adalah adanya lekukan dibagian tengah atau atau bagian atas biji,

Gambar 2.1 Jagung Gigi Kuda Gambar 2.1 Jagung Gigi Kuda

Bagian pati keras pada tipe biji dent berada di bagian sisi biji, sedangkan pati lunaknya di tengah sampai ke ujung biji. Pada waktu biji mengering, pati lunak kehilangan air lebih cepat dan lebih mengkerut dari pada pati keras, sehingga terjadi lekukan (dent) pada bagian atas biji. Tipe biji dent ini bentuknya besar, pipih dan berlekuk. Jagung hibrida tipe dent adalah tipe jagung yang populer di Amerika dan Eropa. Di Indonesia, terutama di Jawa, kira-kira 25% dari jagung yang ditanam bertipe biji semi dent (setengah gigi kuda).

b. Jagung mutiara (flint corn)

Biji jagung tipe mutiara berbentuk bulat, licin, mengkilap dan keras karena bagian pati yang keras terdapat di bagian atas dari biji. Pada waktu masak, bagian atas dari biji mengkerut bersama-sama, sehingga menyebabkan permukaan biji bagian atas licin dan bulat. Pada umumnya varietas lokal di

Indonesia tergolong ke dalam tipe biji mutiara.

Gambar 2.2 Jagung Mutiara

----------------------------------------- Sekitar 75% dari areal pertanaman jagung di Pulau Jawa bertipe biji mutiara. Tipe biji ini disukai oleh petani karena tahan hama gudang.

Jagung ini banyak terdapat di dunia terutama di Amerika Serikat Argentina . sebagia digunakan untuk keperluan pakanternak . Kalau di Indonsia dimanfaatkan untuk konsumsi manusia dan ternak. Tanaman jagung mutiara dapat beradaptasi baik didaerah tropis dan subtropis.

Umur tanaman jagung ini agak lama demikian juga jumalah dan tumbuhan janggel (tongkol bermacam-macam. beratnya per 1000 biji antara 100-700 gr. dan bentuknya agak bulat dan ukurannya lebih kecil dari pada biji jagung model gigi kuda , warnanya bervariasi , putih,kuning.dan juga agak merah. Permukaan biji cerah dan bersinar dan agak keras ( horny starch) kandungan zat tepung relatif sedikit dan terletak dibagian dalam (tengah).

Biji jagung mutiara tidak berkerut saat mengering sehingga lebih tahan terhadap serangan hama gudang dan gangguan gudang dan gangguan dari luar, seperti keadaan hujan tidak teratur, sedangkan biji jagung gigi kuda berkerut (perbedaannnya).

Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang seragam , kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan didalam wadah yang suhu yang stabil tidak terlalu dingin.

c. Jagung Manis ( Sweet Corn)

Jagung manis ( Z .m. saccharata ) diusahakan

besar besaran di AmerikaSerikat dan Meksiko.

secara

Produksi jagung manis digunakan bahan pembuatan

sirup, karena mengandung zat gula yang sangat tinggi. Sedangkan di Indonesia jagung manis

baru mulai ditanam kurang lebih sekitar tahun - ------------------------------------------2000 dan dalam beberapa tahun terakhir ini jagung manis menjad mata dagangan ekspor ke pasar dunia.

Gambar 2.3 Jagung Manis

Ciri khas jagung manis adalah biji-biji yang masih muda bercahaya dan berwarna jernih, biji yang telah masak dn kering berkeriput ( mengerut. untuk membedakan dapat dilihat dari rambut tongkol berwarna putih .jika rambutnya berwarna merah berarti jaung biasa. Apabila ada yang berminat menanam jagung manis ini terlebih kita melihat umur tanam yang berkisar antara 60-70 hari, namun didataran tinggi mencapai 80 hari.

Bentuk biji jagung manis pada waktu masak keriput dan transparan. Biji jagung manis yang belum masak mengandung kadar gula lebih tinggi dari pada pati. Sifat ini ditentukan oleh satu gen sugary (su) yang resesif. Jagung manis umumnya ditanam untuk dipanen muda pada saat masak susu (milking stage).

Jagung manis apabila ditanam satu tempat dengan jagung biasa maka akan berubah rasa manis, karena jagung ini tidak bisa mempertahankan sifat terhadap penyerbukan silang ,sebaiknya menanam jagung manis dan jagung biasa agak berjauhan (minimal 100 meter) atau pada batas petakan ditanam tanaman pelindung sebagai pembatas.

Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang seragam , kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang seragam , kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan

Jagung Berondong (Z.M everta) diusahakan secara besar-besaran di Amerika

terutama Iowa, Nebrazka dan Meksiko.

Ciri-cinya bijinya kecil-kecil seperti terdapat di Mall –Mall atau pertokoan hampir

bentuk (endosperm) merupakan ......................................................bagian yang keras, serta jika dipanaskan dapat mengembang 10-30 kali dri volume semula. Biji jagung berondong ini berwarnaa putih atau kekuning –kuningan dengan bentuk yang agak meruncing dan tongkolnya berukuran kecil . bila ditimbang bijinya yang 1000 biji maka beratnya mencapai antara 80 sampai 130 gr.jenis jagung ini ada dua tipe satu diberi nama rice pop corn bedanya bijijnya agak pipih dan meruncing, sedangkan yang satu lagi diberi nama pear pop corn bentuk bijinya bulat dan kompak.Jagung ini cocok untuk snack.

Gambar 2.4 Jagung Brondong

seluruh

Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang seragam , kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan didalam wadah yang dingin.

e. Jagung Pod (Pod Corn)

Jenis Jagung Pod (Z.m.Tunicata) merupakan bentuk primitif yang dijumpai pertama kali di Amerika Selatan, terutama di

Uruguay dan Paraguay. Di Indonesia tidak ada yang mengusahakan karena jagung ini kurang

menguntungkan cirirkhas nya biji dan

tongkolnya banyak diselubungi oleh kelobot .....................................................bijinya seolah-olah tidak kelihatan.

Gambar 2.5 Jagung Pod

Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang seragam, kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan didalam wadah yang dingin

f. Jagung Berlilin ( Waxy Corn) Jagung berlilin (Z.m Ceratina)biasa disebut jagung pulen karena kadar amilopektinnya tinggi. Dan cirinya lengket apabila dimasak bijinya kecil f. Jagung Berlilin ( Waxy Corn) Jagung berlilin (Z.m Ceratina)biasa disebut jagung pulen karena kadar amilopektinnya tinggi. Dan cirinya lengket apabila dimasak bijinya kecil

pengganti sagu serta dapat dijadikan bahn pakan ternak.Asalmula jagung ini adalh dari

Asia . Endosperma pada tipe jagung waxy seluruhnya

amylopectine, sedangkan jagung biasa mengandung ± 70%

terdiri

dari

amylopectine dan 30% amylose. Jagung .......................................................waxy digunakan sebagai bahan perekat, Gambar 2.6 Jagung Berlilin

selain sebagai bahan makanan.

Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang seragam, kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan didalam wadah yang dingin.

g. Jagung Tepung ( Flour Corn)

Jenis Jagung Tepung Flour Corn atau (Z.m amilacea) dikembang kan di Amerika

Selatan bagian Peru, Bolivia dan Colombia serta Colombia serta di Afrika.Zat pati yang

terdapat dalam endosperma jagung tepung

semuanya pati lunak, kecuali di bagian sisi biji

yang tipis adalah pati keras.

Gambar 2.7 Jagung Tepung

Ciri-ciri jagung tepung adalah hampir seluruh bijinya berisi pati yang berupa tepung dan lunak, serta apabila terkena panas akan mudah pecah panjang tongkolnya berkisar 25- 30 cm dan barisan bijinya berkisar 8- 12 baris. jagung jenis ini cocok untuk membuat tepung maezena.

Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang namun sebelumnya dijemur dibawah sinar matahari selama 7 hari atau lebih hingga kadar air mencapai 18 % .Jagung disortir dengan memisahkan rabut,jagung, tongkol dan disortir ukuran yang seragam , kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan didalam wadah yang dingin.Apabila jagung kering yang mau dipipil dengan menggunakan alat pemipil maka dikeringkan kembali sampai kadar airnya 12 % kemudian disimpan digudang yang sejuk dan kering serta berpentilasi baik.

(http://eight-grade-syndrome.blogspot.co.id/2013/05/jenis-jenis-jagung.html)

BAB III METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum

Praktikum budidaya jagung pipilan dilaksanakan selama kurang lebih 2,5 bulan. Praktikum ini dimulai pada hari Sabtu, 26 September 2015 dan dilaksanakan di lahan percobaan kampus III Universitas Andalas.

B. Alat dan Bahan

Pada praktikum pembuatan pupuk kompos diperlukan.

1. Alat : ember, karung, cangkul, terpal, tali dan pengaduk

2. Bahan : kompos dari kotoran sapi 2 karung, tanah 4 ember, dedak 1 karung, stater dan air

Sedangkan pada praktikum budidaya jagung pipilan dibutuhkan.

1. Alat : cangkul, meteran, linggis, pancang, tali, kayu, waring, paku, ember, gembor, paku, martil, dan alat tulis.

2. Bahan : bibit jagung, kapur, pupuk kompos 50 kg, pupuk kandang 50 kg, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk KCl, dan air

C. Cara Kerja

1. Pembuatan Pupuk Kompos

Cara kerja pada pembuatan pupuk kompos:

a. Pelpah sawit dan dedaunan yang sudah di broning di lapangan di cincang kemudian di berimakan ke sapi, di dalam tubuh sapi kan di proses dan akan mengeluarkan kotoran yang nantinya di jadikan bahan utama pembuatan pupuk kompos.

b. Kotoran sapi yang sudah di dapatkan di diamkan selam 1 minggu sampai berbentuk seperti tanah dan tidak berbau,

c. Setelah 1 mingu di mulai pembuatan pupuk kompos,

d. Dalam pembuatn pupuk kompos plastik hitam di bentangkan di tempat yang terbuka kemudian kotoran sapi sebanyak 2 karung yang di jadikan bahan pupuk kompos di tuangkan ke plastik hitam,

Gambar 3.1 penuanggan kotoran sapi di atas plastik hitam

e. Setelah itu di campur dengan dedak 1 karung dan kemudian di campurkan dengna tanah + empat ember,

Gamabr 3.2 Pencampuran Seluruh Bahan Gamabr 3.3 Pengadukan Seluruh Bahan Di Atas Plastik Hitam

f. Kemudian di tambahkan air, air yang di tambahkan secukupnya hingga campuran bahan dapat di kepalkan.

Gambar 3.4 Penambahan Air Secukupnya Dan Pengadukan Gambar 3.4 Penambahan Air Secukupnya Dan Pengadukan

Gambar 3.5 Campuran Bahan Yang Sudah Di Masukan Kedalam Karung

h. Setelah bahn di fermentasi 24 jam, bahn di kemudian bahan di campurkan dengan stater yaitu jamur yang terdapat di dalam tanah tidak merusak pertumbuhan tanaman dan berfungsi untuk pemberantas jamur akar putih dan gonoderma. Stater di gunakan sebagi bahan perbanyakan.

Gambar 3.6 Pemebrian Stater

i. Setelah di campurkan di dengan stater bahan diratakan dan didiamkan selam 1 minggu dan kemudian di analisi laboraturium untuk menentukan apakah bahan baik atau tidak untuk di aplikasikan kepada tanaman.

2. Budidaya Jagung Pipilan

Praktikum budidaya jagung ini dibuat 12 bedengan dengan beberapa perlakuan pupuk yaitu:

a. Perlakuan pupuk kompos dan pupuk buatan 100% (urea, KCl dan TSP) yaitu 3 bedengan (AB1, AB2, AB3)

b. Perlakuan pupuk kandang dan buatan 100% (urea, KCl dan TSP) yaitu 3 bedengan (KB1.1, KB1.2, KB1.3) b. Perlakuan pupuk kandang dan buatan 100% (urea, KCl dan TSP) yaitu 3 bedengan (KB1.1, KB1.2, KB1.3)

d. Perlakuan pupuk kandang dan buatan 50% (urea, KCl dan TSP) yaitu 3 bedengan (KB3.1, KB3.2, KB3.3)

Langkah kerjanya adalah sebagai berikut.

a. Pembuakaan lahan dan pembuatan bedengan  Lahan yang digunakan dibersihkan dari vegetasi yang ada.  Setelah lahan dibersihkan dilakukan pembuatan bedengan dengan ukuran

10m x 1m.  Di bagian tepi bedengan dibuat drainase denga ukuran 15cm x 25cm.

Gambar 3.7 Pembuatan Bedengan

b. Perbaikan dasar tanah di lahan  Bedengan yang sudah dibentuk di beri pupuk kompos/ pupuk kandang

(sesuai perlakuan) dan diaduk rata tanah bedengan dengan pupuk tersebut.  Bedengan itu selanjutnya disiram dengan air.  Kemudian bedengan diberi lagi kapur guna menaikan PH tanah karena tanah

lahan yang digunakan ini adalah tanah ultisol dan diaduk rata tanah pada bedengan tersebut.

Gambar 3.8 Pemberian Pupuk Kompos Gambar 3.9 Pemberian Kapur

pada Bedengan AB1

c. Penanaman Jagung  Penanaman jagung dilakukan 3 hari setelah pembuatan bedengan

 Penanaman jagung dimulai dengan pembuatan 2 baris lubang tanam dengan kedalaman 5cm dan jarak antar lubang 75cm kesamping dan 25cm kebelakang.

 Pada setiap lubang diisi 2 benih jagung agar jika satu benih tidakk tumbuh setidaknya benih kedua tumbuh.

 Kemudian lubang jagung ditutup dan disiram dengan air.

Gambar 3.10 Penanaman Benih Jagung

d. Perawatan dan Pemeliharaan  Penyiraman jagung yang dilakukan setiap pagi dan sore hari.

 Pemupukan. Dilakukan jagung yang pertaman dilakukan pada minggu ke 2 yaitu pemupukan urea sesuai perlakuan (pada perlakuan AB1 100gram),

pemupukan kedua minggu ke 4 yaitu pupuk urea dan TSP sesuai perlakuan (pada perlakuan AB1 urea 50gram dan TSP 50gram) dan pemupukan ketiga minggu ke 8 yaitu pupuk urea, TSP dan KCl sesuai perlakuan (pada perlakuan AB1 urea 50gram, TSP 50gram dan KCl 75gram)

 Penyiangan. Dilakukan pada mingguu ke 4 dan minggu ke 8. Penyiangan

berguna agar tiada tanaman penganggu atau gulma di bedengan jagung.  Penyulaman. Dilakukan pada minggu ke 4. Caranya dengan mencabut 1 tanaman jagung pada lubang yang memiliki 2 tanaman jagung dan disisip kan kedalam lunbang jagung yang tidak ada tumbuh tanaman jagungnya.

 Pembubunan. Dilakukan pada minggu ke 4 dengan cara menggemburkan tanah sekitar perakaran jagung dan meninggikan tanah sehingga menutupi akar-akar jagung. Guna pembubunan adalah menjaga tanaman jagung agar tetap kokoh dan tidak mudah tumbang atau roboh.

Gambar 3.11 Penyiraman Tanaman Jagung Gambar 3.12 Pemberian Pupuk Urea pada Minggu ke 2 Gambar 3.11 Penyiraman Tanaman Jagung Gambar 3.12 Pemberian Pupuk Urea pada Minggu ke 2

Indicator

pengukurannya antara lain :

 Tinggi tanaman

 Panjang daun  Lebar daun, dan  Banyak daun

Gambar 3.15 Pengukuran Pertumbuhan Jagung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berikut hasil pengamatan dan pengukuran tanaman jagung adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan dan Pengukuran Jagung AB1

Sampel Minggu ke

Pengamtan

Tinggi Tanaman (cm)

1 Panjang Daun (cm)

Selasa, 6 Oktober 2016

Lebar Daun (cm)

Banyak Daun

Tinggi Tanaman (cm)

2 Panjang Daun (cm)

Selasa, 13 Oktober 2015

Lebar Daun (cm)

Banyak Daun

Tinggi Tanaman (cm)

3 Panjang Daun (cm)

Selasa, 20 Oktober 2015

Lebar Daun (cm)

Banyak Daun

Tinggi Tanaman (cm)

4 Panjang Daun (cm)

Selasa, 27 Oktober 2015

Lebar Daun (cm)

Banyak Daun

Tinggi Tanaman (cm)

5 Panjang Daun (cm)

Selasa, 3 November 2015

Lebar Daun (cm)

Banyak Daun

Selasa, 10 November

Panjang Daun (cm)

Lebar Daun (cm)

Banyak Daun

Tinggi Tanaman (cm)

Panjang Daun (cm)

Selasa, 17 November

Lebar Daun (cm)

Banyak Daun

Tinggi Tanaman (cm)

Panjang Daun (cm)

Selasa, 24 November

Lebar Daun (cm)

Banyak Daun

Tabel 4.2 Pengamatan dan Pengukuran Jagung Perlakuan AB2

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Panjang Daun

38 31 24 29 29,8 Lebar Daun

2 Tinggi Tanaman

42 39 29 38 37 Jumlah Daun

3 3 3 3 3 6 5 4 5 5 Panjang Tongkol

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Panjang Daun

41 38 31 24 29 29,8 Lebar Daun

2 Tinggi Tanaman

68 57 42 39 29 38 37 Jumlah Daun

8 7 4 7 6 6 5 4 5 5 panjang Tongkol

MINGGU 5

MINGGU 6

Sampel

Sampel

Lebar Daun

5 6 5 6 4 Tinggi Tanaman

159 132 73,5 167 Jumlah Daun

9 11 4 12 7 12 13 12 13 10 Panjang Tongkol

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Panjang Daun

66 79 56 52 70 75 89 68 64 81 Lebar Daun

7 5 7 7 6 8 6 8 9 Tinggi Tanaman

185 157 103 175 Jumlah Daun

14 14 12 12 12 16 15 13 13 12 Panjang Tongkol

Tabel 4.3 Pengamatan dan Pengukuran Jagung Perlakuan AB3

MINGGU

LEBAR BANYAK SAMPEL KE-

DAUN DAUN

1 16 cm

11 cm

1,5 cm

2 10 cm

7 cm

1 cm

1 3 10 cm

1,2 cm

1 cm

4 12 cm

9 cm

1,4 cm

5 12 cm

8 cm

1.5 cm

1 45 cm

40 cm

3 cm

2 35 cm

33 cm

2 cm

2 3 29 cm

15 cm

1 cm

4 36 cm

27 cm

2 cm

5 40 cm

29 cm

2,5 cm

1 69 cm

51 cm

4 cm

2 51 cm

42 cm

3 cm

3 3 34 cm

28 cm

1.5 cm

4 41 cm

33 cm

2.5 cm

5 50 cm

40 cm

3.2 cm

4 1 94 cm

70 cm

4.7 cm

2 TANAMAN TERSERANG HAMA

Tabel 4.4 Pengamatan dan Pengukuran Jagung Perlakuan KB1.1

Minggu

Lebar Jumlah Sampel ke

daun daun

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Tabel 4.5 Pengamatan dan Pengukuran Jagung Perlakuan KB1.2

Tinggi

Tanggal Jumlah Daun Panjang Daun Lebar Daun Tanaman Pengukuran

(Cm)

(Cm)

(Cm) SAMPEL 1

6 Okt 2015

15 3 helai

11 2

13 Okt 2015

36 4 helai

30 2.5

20 Okt 2015

39.5 5 helai

31.5 2.5

27 Okt 2015

43 7 helai

45 3

3 Nov 2015

72 8 helai

59 4

10 Nov 2015

93 9 helai

70 4.5

17 Nov 2015

113

12 helai

83 5.5

24 Nov 2015

145

13 helai

85 8

SAMPEL 2

6 Okt 2015

14 3 helai

11 1.8

13 Okt 2015

32 4 helai

29.5 1.8

20 Okt 2015

59.5 6 helai

45 3.5

27 Okt 2015

30 6 helai

50 3.2

3 Nov 2015

71 7 helai

57 4

10 Nov 2015

80 8 helai

63 5

17 Nov 2015

98 9 helai

75 6.5

24 Nov 2015

137

10 helai

72 8

SAMPEL 3

6 oktr 2015

14 3 9 1.8

13 oktr 2015

33 5 helai

26.7 2.2

Tabel 4.6 Pengamatan dan Pengukuran Jagung Perlakuan KB1.3

Aspek yang di

Sampel 4 Sampel 5 amati

Tinggi tanaman

12.8 cm Panjang daun

9.6 cm Lebar daun

8.5 cm

8 cm

9.5 cm

6 cm

1.5 cm

1.5 cm

1.5 cm

1.2 cm

1.5 cm

Banyak daun

Tinggi tanaman

31 cm Panjang daun

25 cm Lebar daun

1.6 cm Banyak daun

Tinggi tanaman

54.5 cm Panjang daun

42.7 cm Lebar daun

3.2 cm Banyak daun

Tinggi tanaman

54.5 cm Panjang daun

42.7 cm Lebar daun

3.2 cm Banyak daun

Tinggi tanaman

67.1 cm 104.5 cm Panjang daun

78.1 cm Lebar daun

5.8 cm Banyak daun

Tinggi tanaman

89.7cm 142.7 cm Panjang daun

86 cm Lebar daun

6.8 cm Banyak daun

Tinggi tanaman

131 cm 161 cm Panjang daun

99 cm Lebar daun

8.7 cm 9.8cm Banyak daun

6.8 cm

9 cm

6.6 cm

9 lembar

13 lembar

9 lembar

12 lembar

14 lembar

MINGGU 8

Tinggi tanaman

170 cm 200.5cm Panjang daun

86 cm 105cm Lebar daun

10 cm Banyak daun

Tabel 4.7 Pengamatan dan Pengukuran Jagung Perlakuan KB2.1

MINGGU

LEBAR BANYAK SAMPEL KE-

DAUN DAUN

1 10,5 cm

4,6 cm

1,4 cm

2 12,5 cm

5,6 cm

1,6 cm

1 3 11,1 cm

4,1 cm

1,4 cm

4 12,2 cm

4,5 cm

1,6 cm

5 13,1 cm

4,8 cm

1.5 cm

1 29,1 cm

22 cm

1,6 cm

2 31 cm

23,8 cm

1,7 cm

2 3 35 cm

27 cm

2,1 cm

4 30 cm

21,8 cm

1,8 cm

5 29,3 cm

23,5 cm

1,7 cm

1 37,9 cm

28,2 cm

2 cm

2 39,5 cm

30,1 cm

2,5 cm

3 3 50,1 cm

40,5 cm

3 cm

4 38,4 cm

28,8 cm

2.1 cm

5 51,2 cm

30,4 cm

2,1 cm

1 63,5 cm

47,6 cm

3,6 cm

2 55,3 cm

28,2 cm

2,9 cm

4 3 73,6 cm

52,5 cm

4,2 cm

4 55,6 cm

40,5 cm

2,9 cm

5 51,1 cm

39,1 cm

2,5 cm

1 84,7 cm

66,7 cm

5,1 cm

2 74,8 cm

61,9 cm

4,6 cm

3 87,7 cm

67,9 cm

5,1 cm

4 69,6 cm

57,2 cm

3,8 cm

Tabel 4.8 Pengamatan dan Pengukuran Jagung Perlakuan KB2.2

Panjang Tanggal

Tinggi

Jumlah

Lebar Daun

Daun pengamatan

Tanaman

Daun

(cm)

(cm)

(cm)

SAMPEL 1

6 oktr 2015

12 3 helai

9 1,5

13 oktr 2015

21 4 helai

23 2

20 oktr 2015

35 4 helai

34 2.5

27 oktr 2015

42 6 helai

45 3

3 nov 2015

58 8 helai

69 5

10 nov 2015

89 9 helai

60 6

17 nov 2015

120

12 helai

79 7.5

24 nov 2015

143

14 helai

85 9

SAMPEL 2

6 oktr 2015

9.5 3 helai

7.5 1

Tabel 4.9 Pengamatan dan Pengukuran Jagung Perlakuan KB2.3

Sampel Minggu ke

Pengamtan

Tinggi Tanaman 13,5

Panjang Daun

Selasa, 6 Oktober 2016

Lebar Daun

Banyak Daun

Tinggi Tanaman 33,1

Panjang Daun

Selasa, 13 Oktober

Lebar Daun

Banyak Daun

Tinggi Tanaman 63,6

Panjang Daun

Selasa, 20 Oktober

Lebar Daun

Banyak Daun

Tinggi Tanaman

Panjang Daun

Selasa, 27 Oktober

Lebar Daun

Banyak Daun

Tinggi Tanaman

Panjang Daun

Selasa, 3 November

Lebar Daun

Banyak Daun

Tinggi Tanaman

Panjang Daun

Selasa, 10 November

Lebar Daun

Banyak Daun

Tinggi Tanaman

Panjang Daun

Selasa, 17 November

Lebar Daun

Banyak Daun

Tinggi Tanaman

Panjang Daun

Selasa, 24 November

Lebar Daun

Banyak Daun

Tabel 4.10 Pengamatan dan Pengukuran Jagung Perlakuan KB3.1

Aspek yang Sampel 1

Sampel 4 Sampel 5 di amati

15.5 cm tanaman

10.4 cm daun

Lebar daun

1.3 cm Banyak

4 lembar daun

33 cm tanaman

25.5 cm daun

Lebar daun

1.6 cm Banyak

5 lembar daun

39 cm tanaman

Panjang 31cm

30 cm daun

Lebar daun

2.3 cm Banyak

4 lembar daun

56 cm tanaman

60 cm

41cm

51 cm

58 cm

Panjang

49 cm

37 cm

39 cm

33 cm

45 cm 45 cm

3.1 cm Banyak

7 lembar daun

117.5 cm 105.4 cm tanaman

76.8 cm daun

Lebar daun

6.7 cm Banyak

11 lembar daun

160 cm 126 cm tanaman

85 cm daun

Lebar daun

11.5 cm 7,1 cm Banyak

12 lembar daun

Tinggi 184 cm

60 cm tanaman

40 cm daun

Lebar daun

2.5 cm Banyak

10 lembar daun

Tinggi 194 cm

65 cm tanaman

175cm

181 cm

187 cm 187 cm

8.1 cm 3,9 cm Banyak

9 lembar daun

Tabel 4.11 Pengamatan dan Pengukuran Jagung Perlakuan KB3.2

Aspek yang Sampel 1

Sampel 4 Sampel 5 di amati

16.2 cm tanaman

12 cm daun

Lebar daun

2 cm Banyak

3 lembar daun

44 cm tanaman

30.9 cm daun

Lebar daun

2.9 cm Banyak

6 lembar daun

73.2 cm tanaman

55 cm daun

Lebar daun

4 cm Banyak

2.9 cm

3.4 cm

4 cm

3.3 cm

6 lembar

6 lembar

7 lembar

6 lembar

8 lembar

85 cm 150 cm tanaman

70 cm daun

Lebar daun

4.5 cm Banyak

9 lembar daun

110 cm 170 cm tanaman

90 cm daun

Lebar daun

7.7 cm Banyak

11 lembar daun

Tinggi 103 cm

130 cm 192 cm tanaman

97.5 cm daun

Lebar daun

8.7 cm Banyak

12 lembar daun

Tinggi 129 cm

148.5 cm 157 cm tanaman

89.5 cm 102.5 cm daun

Lebar daun

9 cm Banyak

7 cm

8.5cm

8.3 cm

9 cm

13 lembar

12 lembar

12 lembar

11 lembar

13 lembar 13 lembar

MINGGU 8

Tinggi 147 cm

170 cm 215 cm tanaman

94 cm 110 cm daun

Lebar daun

11 cm Banyak

16 lembar daun

Tabel 4.12 Pengamatan dan Pengukuran Jagung Perlakuan KB3.3

PENGAMATAN SAMPEL SAMPEL SAMPEL SAMPEL SAMPEL

MINGGU 1

Tinggi tanaman

18,6 cm 17,4 cm Lebar daun

1,8 cm 1,5 cm Panjang daun

13,5 cm 13,2 cm Jumlah daun

Tinggi tanaman

33.5 cm Lebar daun

2,8 cm 2,5 cm Panjang daun

26 cm Jumlah daun

Tinggi tanaman

42 cm Lebar daun

2,9 cm 2,5 cm Panjang daun

32 cm Jumlah daun

Tinggi tanaman

47 cm Lebar daun

57,5 cm

45,5 cm

45 cm

60,2 cm

4,3 cm

2,8 cm

2,5 cm

3,4 cm 2,6 cm

Panjang daun

44,5 cm 36,5 cm Jumlah daun

Tinggi tanaman

59 cm Lebar daun

4,1 cm 2,7 cm Panjang daun

58,5 cm 43,6 cm Jumlah daun

Tinggi tanaman

9,3 cm 60,2 cm Lebar daun

6,9 cm 4,2 cm Panjang daun

48 cm Jumlah daun

Tinggi tanaman

103 cm 76,5 cm Lebar daun

7,2 cm 5,5 cm Panjang daun

57 cm Jumlah daun

Tinggi tanaman

118 cm 91,5 cm Lebar daun

8,1 cm 6,2 cm Panjang daun

67 cm Jumlah daun

B. Pembahasan

Dalam pelaksanaan praktikum dengan melakukan penanaman dan memeliharaan tanaman jagung pipilan mulai dari pembukaan lahan dengan sifat fisik tanah yang keras dan padat selain itu pada saat itu cuaca dalam keadaan musim panas sehingga dalm proses pembukaan lahan cukup sulit karena tanah yang di olah sanagta keras. Namun pembuatan bedengan dari tanah yang keras dapat terlaksanakan, setelah dilakukan pembuatan bedengan tanah di beri pupuk agar tanah tidak terlalu kering dan agak gembur dengan pemberian pupuk kandang/ pupuk kompos 50 kg, pupuk kandang/ Dalam pelaksanaan praktikum dengan melakukan penanaman dan memeliharaan tanaman jagung pipilan mulai dari pembukaan lahan dengan sifat fisik tanah yang keras dan padat selain itu pada saat itu cuaca dalam keadaan musim panas sehingga dalm proses pembukaan lahan cukup sulit karena tanah yang di olah sanagta keras. Namun pembuatan bedengan dari tanah yang keras dapat terlaksanakan, setelah dilakukan pembuatan bedengan tanah di beri pupuk agar tanah tidak terlalu kering dan agak gembur dengan pemberian pupuk kandang/ pupuk kompos 50 kg, pupuk kandang/

Selain di beri pupuk kanang/ pupuk kompos tanah juga di beri kapur karena tanah yang di gunakan adalah jenis tanah ultisol pengapuran bertujuan untuk menetralkan kondisi tanah yang digunakan karena tanah ultisol tergolong tanah masam dengan kandungan Al cukup tinggi. Pengapuran penting sebap apabila kondisi tanah tidak mendukung bagi tanaman maka tanman akan tumbuh idak baik dan dapat mengakibatkan kerugian. Selain dikalapur tanah juga di tambahkan pupuk buatan yaitu pupuk Urea,KCL,dan penambahan pupuk buatan ini dilakuakn pada awal tanam yaitu pemberian pupuk Urea,pada mingu ke 4 yaitu pemberian pupuk TSp dan KCL dan yang terakhir pada minnggu ke 8 pemberian pupuk Urea,TSp, dan KCL.

Pemberian pupuk buatan ini bertujuan untuk menambah unsur hara yang penting bagi tanaman misalnya unsur N,P,K sebap pada pupuk kandang unsur hara yang terdapat di dalamnya hanyalah sedikit dibandingkan dengan pupuk buatan yang mengandung unsur hara tinggi dan tertentu misalnya pupuk KCL nah pupuk ini mengandung unsue K yang dibutuhkan pada tanaman. Unsur hara lainya yang di sangat di butuhkan tanaman adalah unsur C,H,O,Mg,Ca,dan S. Unsur C,H,O adalah unsur yang di dapatkan dari udara bebas dan juga dari air, misalnya penyiraman. Selain itu penyiraman juga berfungsi untuk melarutkan pupuk buatan yang di berikan kepada tanman, apabila tanaman tidak di beri air maka pupuk tidak akan larut dan tidak akan dapat di serap oleh akar tanman, air merupakan bagian yang paling di butuhkan oleh tanman juga sebagia bahan fotosintesinya untuk mengahasilkan makanan yang di gunakan sebgai bahan untuk tumbuh adan berkembangnya tanaman.

Dalam kegiatan pemeliharaan kita perlu melakukan beberapa kegiatan seperti pembubunan, kegiatan pembubunan berguna agar tanaman berdiri kuat dan kokoh serta memudahkan pergerakan hara ke tanaman dan juga menghindari dari hama dan penyakit, selain pembubunan kita juga harus melakukan penyiangan yang tujuanya Dalam kegiatan pemeliharaan kita perlu melakukan beberapa kegiatan seperti pembubunan, kegiatan pembubunan berguna agar tanaman berdiri kuat dan kokoh serta memudahkan pergerakan hara ke tanaman dan juga menghindari dari hama dan penyakit, selain pembubunan kita juga harus melakukan penyiangan yang tujuanya