Pengamatan Pigmen pada Tanaman. doc
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA
NIM
GOL/KELOMPOK
ANGGOTA
: YOKO SIMBOLON
: 131510501090
: B/3
: 1. SUHENDRI
(131510501053)
2. MU’AMAL FANANI (131510501054)
3. DESY CHADILA S
(131510501052)
4. ERAWATI PUTRI
(131510501083)
5. MERIS RONAULI M (131510501065)
6. HENI DYAH AYU
(131510501097)
ACARA
: PENGENALAN DAN PENGOLAAN
STASIUN CUACA
TANGGAL PRAKTIKUM : 21 OKTOBER 2014
TANGGAL PENYERAHAN: 28 OKTOBER 2014
ASISTEN
: 1. ALDY ARIFIAN PERMADI
2. ANDY REZA ZULKARNAEN
3. DENI SETYAWAN
4. AMILIA
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis. Wilayah
tropis merupakan wilayah yang letak geografisnya antara 23,5 o LU dan 23,5oLS
yang berada diantara garis khatulistiwa. Keberadaan posisi geografis tersebut
menyatakan bahwa wilayah tropis berbeda dengan wilayah subtropis. Seperti pada
jenis iklim, curah hujan, intensistas cahaya matahari, topografi dan jenis tanah.
Iklim merupakan salah satu komponen utama yang didasarkan oleh cuaca,
radiasi matahari, suhu, letak lintang, topografi,dan kelembapan udara. sehingga
antara iklim dan cuaca memiliki hubungan yang erat kaitannya dengan perubahan
musim disalah satu tempat.
Terjadinya perubahan cuaca yang tidak menentu pada beberapa tahun
terakhir memberikan tanggapan yang begitu ekstrim bagi makhluk hidup.
Terjadinya musim kemarau yang berkepanjangan dan musim hujan yang
berkepanjangan, memberikan dampak yang dapat merusak pada bidang pertanian
dan proses kehidupan manusia. Sehingga terjadinya pergeseran periode yang
menyebabkan ketidakpastian dalam penentuan awal musim hujan dan musim
kemarau menjadi salah satu kendala perubahan cuaca.
Proses perubahan iklim yang berlangsung secara global yang disebabkan
oleh berbagai faktor seperti gas rumah kaca, peningkatan kandungan gas CO 2, dan
penyinaran cahaya matahari yang lebih lama yang menyebabkan perubahanperubahan alam seperti yang terjadi pada bumi saat ini. Perlunya kesadaran bagi
setiap manusia untuk menjaga dan memilihara bumi agar tetap seimbang dengan
menerapkan beberapa cara agar, dalam proses kehidupan dapat berjalan dengan
lancar.
Penentuan prakiraan cuaca, beberapa hal yang perlu diketahui seperti
radiasi disuatu lokasi, suhu di lokasi tersebut, kelembapan, tekanan udara, dan
kecepatan angin di suatu lokasi. Hasil prakiraan cuaca yang telah ditetapkan oleh
stasiun cuaca pada dasarnya dikerjan oleh alat-alat yang membantu untuk
penetapan kondisi cuaca yang berada disuatu wilayah dan dalam bentuk data.
Data merupakan suatu informasi yang masih belum dapat dijadikan suatu
informasi yang valid. Oleh sebab itu dalam penentuan data, kualitas data harus
ditentukan dengan prosedur-prosedur yang dapat dipertanggung jawabkan.
Sehingga dalam pengukuran cuaca yang berkaitan dengan data yang dihasilkan.
Perubahan cuaca juga dapat dipengaruhi oleh jenis peralatan yang
digunakan dalam penentuan cuaca. Keberadaan alat adalah salah satu faktor
penentu hasil prakiraan cuaca dan hasil pengelolaan data untuk meningkatkan
kebenaran penentuan cuaca. Oleh sebab itu peralatan yang akan digunakan baik
alat yang digunakan dilapang dan di ruang, dibutuhkan ketelitian yang dapat
membantu keberhasilan penentuan. Pentingnya pengenalan peralatan penentuan
cuaca agar jenis-jenis yang akan digunakan bisa difungsikan untuk pemahaman
dalam menentukan cuaca dan iklim disuatu wilayah. Yang akhirnya dalam
penentuan cuaca antara data yang nantinya dihasilkan oleh peralatan yang
digunakan dapat diterima secara logis dan membantu untuk meningkatkan
produksi hasil pertanian.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui macam dan fungsi instrumensasi meteorologi pada stasiun cuaca.
2. Mengetahui tata cara pengelolaan stasiun cuaca.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Iklim adalah hasil sintesis dari statistik cuaca pada jangka waktu yang
panjang dan dipengaruhi oleh unsur cuaca dan curah hujan. Iklim di indonesia
bersifat tropis karena Indonesia berada digaris ekuator yang menyebabkan hanya
terdapat dua musim saja yakni musim kemarau dan musim hujan yang
dipengaruhi oleh cuaca yang disintesis oleh curah hujan munsonal, ekuatorial, dan
pola lokal (Hermawan 2010). Anshari dkk (2013), juga menyatakan bahwa unsur
cuaca merupakan salah satu pembentuk yang mempengaruhi keadaan iklim
disuatu wilayah. Hal-hal yang mempengaruhi cuaca seperti suhu udara, tekanan
udara, kelembaban udara, dan curah hujan. Menurut Kodoatie dan Sjarief (2010),
cuaca adalah bagian dari seluruh yang terjadi pada atmosfer bumi. Cuaca dan
iklim adalah suatu keadaan yang mengalami kejadian dipermukaan bumi yang
dipengaruhi dengan adanya kondisi udara yakni tekanan dan temperatur.
Perbedaan kondisi cuaca pada setiap macam planet akan dipengaruhi oleh jarak
letak planet tersebut dengan matahari dan adanya pergerakan-pergerakan gas pada
setiap atmosfir diplanet tersebut. atmosfer merupakan lapisan (pelindung) gas
yang menyelimuti bumi untuk melindungi bumi dari pemanasan dan pendinginan
yang berlebihan. Jumlah berat seluruh atmosfer yang telah dihitung yakni 56 x
1014 ton. Atmosfer tersusun atas berbagai macam gas yakni nitrogen, oksigen,
karbondioksida, dan uap air. Lapisan atmosfer tersebut sangat memiliki pengaruh
terhadap kondisi cuaca dan iklim disuatu tempat yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor untuk proses terjadinya perubahan tersebut. oleh sebab itu kondisi atmosfer
merupakan salah satu bagian dari bumi yang perlu dijaga keberadaannya.
Terjadinya perubahan cuaca yang begitu ekstrim membuat prakiraan cuaca
semakin tidak bisa dipastikan pada penetapan periode musim kemarau dan musim
hujan. Sehingga unsur-unsur dalam penetapan cuaca seperti curah hujan sangat
penting untuk diketahui agar dapat ditentukan penetapan awal musim (Budiastuti,
2010). Pentingnya menjaga potensi agar dapat mengetahui suatu kondisi cuaca di
suatu wilayah, akan sangat membantu dalam proses kehidupan. Baik pada bidang
pertanian, peternakan, perkebunan ataupun kelautan untuk menjaga. Dan
mempermudah dalam mendeteksi cuaca.
Menurut Arif dkk (2012), hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi
dalam wujud cairan. Adanya presipitasi dibedakan menjadi beberapa fase yakni
fase padat, cair, dan gas. Sehingga curah hujan dapat diukur melalui beberapa
metode pengukuran dan ditentukan dalam satuan milimeter(mm).Wisnubroto dkk
(1981) menyatakan bahwa curah hujan yang banyak biasanya sangat memiliki
hubungan terhadap jumlah radiasi matahari yang sedikit. Ketersediaan matahari
yang banyak biasanya terjadi pada musim kemarau. Namum pada kondisi
tersebut, jumlah air yang terkandung hanya sedikit
Bunganaen dkk, (2013), juga menyatakan bahwa data hujan akan sangat
bermanfaat bagi sektor pertanian dan perkebunan. Sehingga perlu ditetapkan alat
yang bisa bekerja untuk mencatat curah hujan secara otomatis Automatic Rainfall
Recorder (ARR) terdapat dua jenis peralatan yang bisa digunakan yakni jenis
recorder dan non recorder Untuk menentukan prakiraan cuaca dibutuhkan
beberapa metode dan peralatan yang dibutuhkan. Keberhasilan penentuan juga
dipengaruhi oleh kondisi lokasi, pengamatan, pengamat, dan peralatan yang akan
dilakukan.
Dalam pengamatan cuaca dapat dilakukan dengan banyak metode, mulai
dari metode sederhana hingga metode sederhana (konvensional) yang mana
dilakukan dengan penakaran curah hujan dengan peralatan sederhana. Sedangkan
metode yang lebih detail yaitu dengan menggunakan alat yang lebih spesifik dan
mampu meningkatkan kepercayaan. Berbagai peralatan yang telah diciptakan
untuk mengukur cuaca seperti penakar hujan otomatis hellman, penakar hujan
typping bucket, penakar hujan obervatorium, termometer, campbell stoke,
aktinograf bimetal, open pan evaporimeter, dan lainnya. Sehingga untuk
memperoleh data curah hujan diperlukan stasiun cuaca, pengamatan cuaca atau
iklim yang berada dilokasi tertentu (Swarinoto dan Husain, 2012).
Menurut Tjasjono (1999), alat klimatologi atau alat meteorologi adalah
peralatan yang digunakan untuk mengukur dan pencatat hasil berupa data.
Terdapat dua jenis dari alat klimatologi yakni alat pencatat dan bukan pencatat.
Beberapa contoh dari alat bukan pencatat seperti termometer, pluviometer,
psikometer,dan barometer. Sedangkan contoh jenis alat pencatat seperti termograf,
hidrograf, pluviograf,dan barograf. Adapun beberapa sifat yang harus dimiliki alat
klimatologi yakni harus memiliki ketelitian, memiliki kepekaan terhadap situasi,
memiliki kemampuan tahan lama, mudah digunakan, dan memiliki harga yang
ekonomis.
Ada beberapa cara pengenalan penetapan cuaca yang bisa diterapkan oleh
beberapa stasiun cuaca seperti metode jaringan saraf (kepakaran), logika fuzzy,
matamatis, statistik, dan metode kangan. Metode-metode ini merupakan banyak
metode yang diterapkan oleh berbagai stasiun. (Krisnayanti dkk, 2010),
manyatakan bahwa metode kangan merupakan metode yang bersifat sederhana
untuk proses pemakaian, baik untuk data maupun langkah perhitungannya.
Kelebihan metode kangan yakni memiliki tingkat ketelitian yang dapat ditetapkan
dan menetapkan pola peningkatan stasiun yang jelas. Metode kangan pada
dasarnya berhubungan dengan kerapatan jaringan pengukur curah hujan dengan
kesalahan yang terjadi pada peralatan. Oleh sebab itu metode ini mampu untuk
mengurangi kesalahan yang terjadi.
BAB 3. METODELOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Pada praktikum Agrometeorologi dengan acara “Pengenalan dan
Pengelolaan Stasiun Cuaca” dilaksanakan pada hari selasa 21 Oktober 2014 yang
bertempat di Agroteknopark Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Sangkar Meteo
2. Termometer
3. Ombrometer
4. Anemometer
5. Sunshine Recorder
6. Panci Evavorasi Kelas A
3.2.2 Bahan
1. Alat tulis
2. Lokasi stasiun yang telah ditentukan
3. Peralatan pengukur iklim
3.3 Cara Kerja
1. Melakukan kunjungan ke stasiun cuaca yang terlebih dahulu telah ditetapkan
lokasinya.
2. Mengamati instrumentasi yang terdapat pada stasiun cuaca dan memahami
fungsi dari setiap peralatan.
3. mendiskusikan hasil pengamatan yang telah didapat dan yang berkaitan dengan
lokasi stasiun, kondisi instrumentasi, cara pengambilan, dan mencatat hasil
data maupun petugas pencatat data pada stasiun cuaca yang telah ditentukan.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No.
1.
Nama Alat
Sangkar Meteo
Keterangan
a. Sangkar meteo
b. Thermometer
a
b
Minimum
dan
Maksimum,
Thermometer
Bola
Basah
Bola
dan
Kering,
dan
Termohigrograf.
Pada dasarnya sangkar meteo
berfungsi untuk menempatkan alat
thermometer
dan
hygrometer.
Temperature digunakan sebagai alat
ukur
suhu,
sedangkan
hygrometer
untuk
mengukur
digunakan
2.
kelembapan udara.
a. Cup untuk merespon angin.
Anemometer
b. Layar tampilan skala pembacaan.
a
b
c. Tiang penyangga anemometer.
Anemometer
mengukur
memperkirakan
berfungsi
kecepatan
cuaca
untuk
angina,
dan
memperkirakan tinggi gelombang laut.
Prinsip kerja anemometer adalah angin
mengadakan tekanan yang kuat pada
c
bagian baling-baling sehingga bagian
cekung berputar satu arah, poros yang
berputar berhubungan dengan dynamo
kecil sehingga poros yang berputar
dapat menghasilkan arus listrik dengan
satuan knots, m/s, km/jam dan beaufort.
3.
Sunshine recorder
a
b
c
d
a. Bola kaca pejal
b. Busur penjepit bola kaca yang
dilengkapi dengan skala derajat
lintang.
c. Tempat pias dan kertas pias.
d. Papan skala untuk membaca pias
(Sun shine scale).
e. Tiga buah skrup penyangga untuk
e
memperoleh posisi horisontal dan
arah utara yang sebenarnya.
Sunshine recorder berfungsi
merekan
atau
mengukur
untuk
lama
penyinaran matahari yang akan terekam
oleh terbakarnya pias. Cara kerja pada
alat ini adalah pada saat matahari
muncul, sinarnya menerangi bola gelas
dan
melewatinya,
kemudian
sinar
difokuskan dan membakar kertas pias
4
yang diletakkan dibawah bola
a. Mulut corong penakar hujan seluas
Ombrometer
b. Pias dan slinder jam (tangki pena)
a
c. Tabung
penampung
dengan
kapasitas setara 300-500 mm curah
hujan.
c
d. Bejana plastik
b
Pada
d
dasarnya
ombrometer
berfungsi untuk mengukur curah hujan
dalam periode waktu terentu. Hasil
pencatatan curah hujan pada umumnya
dihubungkan dengan hasil pencatatan
pergerakan tanah pada extensometer.
5.
Panci evaporasi kelas A
a. Alat
untuk
mengukur
besar
evaporasi air, air yang terjaga adalah
air
a
yang
digunakan
untuk
pengukuran.
b
b.
c
Panci besi untuk menampung air
yang mengalami evaporasi.
c. Air yang akan mengalami evaporasi.
Panci evaporasi untuk mengukur
evaporasi pada air yang ditetapkan
6.
terlebih dahulu.
a. Reader
berfungsi
AWS
untuk
menunjukkan data dari iklim yang
di ukur
b. Sensor untuk meneruskan data yang
b
a
telah dibaca
AWS(Automatic Wheater Station)
merupakan alat pengukur iklim digital
yang berfungsi untuk mengukur curah
hujan, intensitas cahaya,dan kecepatan
angin.
4.2 Pembahasan
Iklim merupakan sintesis rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Ilmu
yang mempelajari tentang iklim adalah ilmu meteorologi. Iklim di bumi sangat
dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi
iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis. Secara umum kita dapat
menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah dan lintang tinggi.
perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu
dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor
kehidupan manusia. Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi dalam
kurun waktu yang panjang. Perubahan iklim adalah perubahan rata-rata salah satu
atau lebih elemen cuaca pada suatu daerah tertentu. Sedangkan istilah perubahan
iklim skala global adalah perubahan iklim dengan acuan wilayah bumi secara
keseluruhan. Perubahan iklim merujuk pada variasi rata-rata kondisi iklim suatu
tempat atau pada variabilitasnya yang nyata secara statistik untuk jangka waktu
yang panjang dalam satu dekade atau lebih, perubahan iklim dipengaruhi proses
alam internal maupun ada kekuatan eksternal.
Proses terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi dari variabel
atmosfer yang sama yang disebut unsur-unsur iklim. Unsur-unsur iklim ini terdiri
dari radiasi surya, suhu udara, kelembaban udara, awan, presipitasi, evaporasi,
tekanan udara dan angin. Unsur-unsur ini berbeda dari waktu ke waktu dan dari
tempat ke tempat yang disebabkan oleh adanya pengendali-pengendali iklim.
Faktor yang dominan menentukan perbedaan iklim antara wilayah yang satu
dengan wilayah yang lain menurut
adalah posisi relatif terhadap garis edar
matahari atau posisi lintang, keberadaan lautan atau permukaan airnya, pola arah
angin, rupa permukaan daratan bumi, dan kerapatan dan jenis vegetasi. Faktor
terbesar yang dapat merubah sistem iklim. Setidaknya ada tiga hal yang dapat
menggangu kesetimbangan sistem iklim bumi berupa perubahan radiasi matahari
yang masuk ke bumi. Kedua perubahan fraksi pantulan radiasi matahari dan
ketiga perubahan radiasi gelombang panjang dari bumi kembali ke ruang angkasa
(Tjasjono, 1999).
Beberapa unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu
wilayah yaitu suhu atau temperatur udara, tekanan udara, angin, kelembaban
udara, dan curah hujan. Berikut adalah keterangan unsur-unsur tersebut.
a. Suhu atau Temperatur Udara
Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul
dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu atau temperatur udara atau derajat
panas disebut Thermometer. Biasanya pengukuran suhu atau temperatur udara
dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Udara
timbul karena adanya radiasi panas matahari yang diterima bumi. Tingkat
penerimaan panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Sudut datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan
bumi dengan arah datangnya sinar matahari. Makin kecil sudut datang sinar
matahari, semakin sedikit panas yang diterima oleh bumi dibandingkan
sudut yang datangnya tegak lurus.
Lama waktu penyinaran matahari, makin lama matahari bersinar, semakin
banyak panas yang diterima bumi.
Keadaan muka bumi (daratan dan lautan), daratan cepat menerima panas dan
cepat pula melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan dari sifat daratan.
Banyak sedikitnya awan, ketebalan awan mempengaruhi panas yang diterima
bumi. Makin banyak atau makin tebal awan, semakin sedikit panas yang
diterima bumi.
b. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya berat dari
lapisan udara. Besarnya tekanan udara di setiap tempat pada suatu saat berubahubah. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, makin rendah tekanan
udaranya. Hal ini disebabkan karena makin berkurangnya udara yang menekan.
c. Angin
Angin merupakan salah satu unsur cuaca dan iklim. Angin adalah udara
yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara
rendah.
d. Kelembaban Udara
Unsur keempat yang dapat berpengaruh terhadap cuaca dan iklim di suatu
tempat adalah kelembaban udara. Kelembaban udara adalah banyaknya uap air
yang terkandung dalam massa udara pada saat dan tempat tertentu. Alat untuk
mengukur kelembaban udara disebut psychrometer atau hygrometer.
e. Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam
waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge.
Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Pengamatan cuaca
menggunakan thermometer, AWS (automatic weather station), Termohigrograf,
ombrometer, anemometer, Sunshine Recorder, dan panci evaporasi pada
praktikum ini. Peralatan tersebut digunakan alat pengukur curah hujan, pengukur
kelembaban nisbi udara, pengukur suhu udara, pengukur suhu, dan kelembaban
nisbi udara, pengukur suhu tanah, pengukur suhu air, pengukur panjang
penyinaran matahari, pengukur kecepatan angin, dan pengukur evaporasi.
Sebagian peralatan tersebut disimpan di sangkar meteorologi.
A. Sangkar meteorologi
Pada umumnya sangkat meteoe memiliki bentuk seperti rumah panggung
kecil yang terbuat dari kayu berfungsi untuk menyimpan sebagian peralatan
seperti termograf, termometer, dan lain-lain. Sangkar ini terbuat dari kayu jati
yang dicat warna putih, bentuknya segi 4 , dengan setiap dinding diberi jalusi
berlapis dua, dan juga atapnya terbuat dari papan kayu , dengan berlubang seperti
ventilasi sebagai sirkulasi udara dan mamiliki kaki-kaki yang terbuat dari kayu
dengan tinggi tertentu.
B. Automatic Weather Station (AWS)
Pada dasarnya AWS berfungsi untuk mengukur unsur cuaca seperti suhu,
kelembaban, tekanan udara, arah dan kecepatan angin, curah hujan, penyinaran
matahari secara otomatis. Hampir semua AWS yang ada merupakan hasil
integrasi. Elemen yang dibutuhkan dalam AWS berupa sensor temperatur dan
kelembaban udara, tekanan udara, arah dan kecepatan angin serta curah hujan,
Radiasi matahari. Cara kerja AWS menggunakan sensor secara otomatis dengan
mendekteksi keadaan area sekitar dan hasilnya tinggal keluar di alat
pengontrolnya.
C. Ombometer
Ombrometer berfungsi jumlah air hujan yang masuk ke dalam sebuah
penakar hujan merupakan nilai yang mewakili untuk daerah di sekitarnya.
Kerapatan penempatan penakar di suatu daerah tidak sama, secara teori tergantung
pada tipe hujan dan topografi daerah itu sendiri. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penempatan alat penakar hujan di ialah
penakar harus
ditempatkan di suatu tempat yang terbuka, lintasan angin masih horizontal dan
tidak boleh terlalu dekat dengan penghalang. Kerapatan suatu penakar, hal ini
penting karena suatu alat penakar hujan masih dapat dipakai untuk luasan tertentu
tergantung tipe wilayahnya. Tinggi mulut penakar dari permukaan tanah, semakin
dekat dengan permukaan tanah, maka kecepatan angin akan semakin berkurang.
Mulut penakar semakin tinggi maka tiupan angin akan bertambah besar sehingga
jumlah air yang tertampung akan semakin sedikit. Adanya tetapan tinggi tertentu
untuk meminimalisir pengaruh gangguan– gangguan luar seperti angin dan
percikan dari permukaan tanah. Prinsip pengukuran hujan ialah mengukur tinggi
air hujan yang jatuh pada permukaan horizontal seluas mulut penakarnya. Mulut
penakar harus terpasang horizontal, mulut penakar harus berbentuk lingkaran
yang kuat dan tajam terbuat dari logam tak berkarat seperti kuningan. Seluruh
permukaan luar alat dicat warna putih warna metalik dan sambungan dinding luar
dibuat landai dengan sudut 1350
, dengan tujuan untuk mengurangi pengaruh
pemanasan dari radiasi matahari.
D. Anemometer
Anemometer berfungsi untuk mengukur kecepatan angin dan terkadang
juga dapat dingunakan untuk mengukur arah angin. Untuk menentukan kecepatan,
anemometer mendeteksi perubahan di beberapa sifat fisik dari fluida atau efek
fluida pada alat mekanis dimasukkan ke dalam aliran. Cara Kerja Anemometer
adalah dengan adanya hembusan angin yang mengenai baling – baling pada
perangkat tersebut. Putaran dari baling baling tersebut akan di konversi menjadi
sebuah besaran dalam bahasa matematika. Baling anemometer digunakan sebagai
alat reseptor atau yang menangkap suatu rangsangan berupa hembusan angin.
Baling baling berputar maka hal ini akan menggerakan sebuah alat yang akan
mengukur kecepatan angin yang berhembus melalui putaran dari baling baling
pada anemometer. Jenis yang paling sederhana adalah cup anemometer. Cup
anemometer terdiri dari tiang vertikal dengan empat lengan horisontal menempel
ke atas. Piala yang melekat pada ujung empat lengan, dan angin menyebabkan cup
untuk memutar lengan sekitar tiang tengah. Cup anemometer rentan terhadap
gesekan, yang membuatnya kurang akurat dari pada versi yang lebih maju.
E. Sunshine Recorder
Merupakan salah satu alat alat perekam penyinaran cahaya matahari.
Bola kaca yang berada pada campbell stokes biasanya berdiameter 10 cm (4 inci)
dengan diameter yang dirancang untuk memfokuskan sinar matahari ke kertas
pias yang dipasang di belakang bola kaca, tepatnya di tempatkan pada alur
bertingkat 3 yang berada tepat di belakang bola kaca, fungsinya adalah untuk
memungkinkan merekam ketinggian matahari yang berbeda di setiap musimnya
selama satu tahun. Bagian utama sunshine recorder yaitu bola kaca pejal, tempat
pias dan kertas pias, busur penjepit bola kaca, tiga buah skrup penyangga, dan
papan skala. Prinsip kerja, pertama memasang kertas pias pada tempat yang telah
disediakan. Kertas pias akan terbakar jika ada sinar matahari yang jatuh ke bola,
bola kaca ini berfungsi memfokuskan sinar yang jatuh di atasnya sehingga dapat
membakar kertas pias yang berada di bawahnya. Kedua menghitung persentase
kertas pias yang terbakar. Ketiga menggambar kertas pias yang telah digunakan.
Keempat menentukan lamanya penyinaran matahari dalam satu hari tersebut
F. Panci Evaporation
Penci evavorasi pada dasarnya digunakan untuk mengukur terjadinya
penguapan dan pada periode waktu tertentu. Penguapan ialah proses perubahan air
menjadi uap air. Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan ialah temperatur
benda dan udara, kecepatan angin, kelembaban udara, intensitas radiasi matahari
dan tekanan udara, jenis permukaan benda serta unsur-unsur yang terkandung
didalamnya. Tata cara pengukuran penguapan, pertama putar set hook gauge
sehingga ujung jarum kail menyentuh pas di permukaan air. Kedua, baca nilai
skala yang ditunjukkan pada Hook Gauge tersebut. Ketiga skala pada batang hook
gauge dalam milimeter penuh, sedangkan garis skala yang ditunjukkan oleh tanda
panah pada micrometer hook gauge adalah persepuluhan milimeter. Untuk
Mendapat hasil Penguapan digunakan rumus : E = (Po – P1) + Ch
BAB 5. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarakan praktikum yang telah dilaksanakn dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Iklim dan cuaca merupakan bagian yang memiliki hubungan yang sangat erat
yang akan mempengaruhi prakiraan cuaca dikemudian hari.
2. Alat-alat stasiun iklim terdiri dari ombrometer, anemometer, panci evavoprasi,
sunshine recorder, sangkar meteo, dan AWS.
3. AWS merupakan alat pengukur cuaca yang berbentuk digitas yang terdiri dari
pengukur intensitas cahaya, kecepatan angin dan arah angin, kelembapan, dan
curah hujan
4. Dalam pengengalan alat-alat stasiun iklim ini menjadi dapat dimengerti dan
memahami bagaimana proses dan cara kerja alat.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam waktu pengamatan harus lebih teliti lagi, sehingga data
yang diperoleh bisa diterima sesuai dengan kevalidtan data.
DAFTAR PUSTAKA
Anshari .M.K., Arifin .S, dan Rahmadiansah .A. 2013. Perencangan Prediktor
Cuaca Maritim Berbasis Logika Fuzzy Menggunakan User Interface
Android. Teknik Pomits, 2(2): 324-325
Arif, .F.M., Gernowo .R., Setyawan .A, dan Febriyanty .D. 2012. Analisa Data
Curah Hujan Stasiun Klamatologi Semarang Dengan Model Jaringan
Syaraf Tiruan. Berkala Fisika, 15(1): 21-22
Budiastuti .S. 2010. Fenomena Perubahan Iklum dan Kontinyuitas Produksi
Pertanian: Suatu Tinjauan Pemberdayaan Sumber Daya Lahan. Ekosains,
2(1): 32-34
Bunganaen .W., Krisnayanti .D.S, dan Klau .Y.A. 2013. Analisis Hubungan Tebal
Hujan dan Durasi Hujan pada Stasiun Klimatologi Lasiana Kota Kupang.
Teknik Sipil, 2(2): 181-182
Hermawan .E. 2010. Pengelompokkan Pola Curah Hujan yang terjadi di Beberapa
Kawasan P. Sumatera Berbasis Hasil Analisis Teknik Spektral.
Meteorologi dan Geofisika, 11(2): 75-78
Kodatie .R.J., dan Sjarief .R. 2010. Tata Ruang Air. :Andi Offset. Yogyakarta
Krisnayanti .D.S., Bunganaen .W, dan Kedoh .J. 2010. Penggunaan Metode
Kangan untuk Analisis Keratapan Jaringan Stasiun Hujan pada Wilayah
Sungai (WS) Wae-Jamal di Pulau Flores. Teknik Sipil, 2(2): 81-82
Swarinoto .Y.S., dan Husain. 2012. Estimasi Curah Hujan Harian dengan Metode
Auto Estimator (Kasus Jayapura dan sekitarnya). Meteorologi dan
Geofisika, 13(1): 53-54
Tjasjono .B. 1999. Klimatologi Umum. :ITB. Bandung
Wisnubroto .S., Aminah .S.L., dan Nitisapto .M. 1981. Asas-asas Meteorologi
Pertanian. : Ghalia Indonesia. Yogyakarta
LAMPIRAN
(DOKUMENTASI)
AWS( Automatic Wheater Station)
Ombrometer
Panci Evavorasi
Sunshine Recorder
Anemometer
Sangkar meteo
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM
NAMA
NIM
GOL/KELOMPOK
ANGGOTA
: YOKO SIMBOLON
: 131510501090
: B/3
: 1. SUHENDRI
(131510501053)
2. MU’AMAL FANANI (131510501054)
3. DESY CHADILA S
(131510501052)
4. ERAWATI PUTRI
(131510501083)
5. MERIS RONAULI M (131510501065)
6. HENI DYAH AYU
(131510501097)
ACARA
: PENGENALAN DAN PENGOLAAN
STASIUN CUACA
TANGGAL PRAKTIKUM : 21 OKTOBER 2014
TANGGAL PENYERAHAN: 28 OKTOBER 2014
ASISTEN
: 1. ALDY ARIFIAN PERMADI
2. ANDY REZA ZULKARNAEN
3. DENI SETYAWAN
4. AMILIA
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis. Wilayah
tropis merupakan wilayah yang letak geografisnya antara 23,5 o LU dan 23,5oLS
yang berada diantara garis khatulistiwa. Keberadaan posisi geografis tersebut
menyatakan bahwa wilayah tropis berbeda dengan wilayah subtropis. Seperti pada
jenis iklim, curah hujan, intensistas cahaya matahari, topografi dan jenis tanah.
Iklim merupakan salah satu komponen utama yang didasarkan oleh cuaca,
radiasi matahari, suhu, letak lintang, topografi,dan kelembapan udara. sehingga
antara iklim dan cuaca memiliki hubungan yang erat kaitannya dengan perubahan
musim disalah satu tempat.
Terjadinya perubahan cuaca yang tidak menentu pada beberapa tahun
terakhir memberikan tanggapan yang begitu ekstrim bagi makhluk hidup.
Terjadinya musim kemarau yang berkepanjangan dan musim hujan yang
berkepanjangan, memberikan dampak yang dapat merusak pada bidang pertanian
dan proses kehidupan manusia. Sehingga terjadinya pergeseran periode yang
menyebabkan ketidakpastian dalam penentuan awal musim hujan dan musim
kemarau menjadi salah satu kendala perubahan cuaca.
Proses perubahan iklim yang berlangsung secara global yang disebabkan
oleh berbagai faktor seperti gas rumah kaca, peningkatan kandungan gas CO 2, dan
penyinaran cahaya matahari yang lebih lama yang menyebabkan perubahanperubahan alam seperti yang terjadi pada bumi saat ini. Perlunya kesadaran bagi
setiap manusia untuk menjaga dan memilihara bumi agar tetap seimbang dengan
menerapkan beberapa cara agar, dalam proses kehidupan dapat berjalan dengan
lancar.
Penentuan prakiraan cuaca, beberapa hal yang perlu diketahui seperti
radiasi disuatu lokasi, suhu di lokasi tersebut, kelembapan, tekanan udara, dan
kecepatan angin di suatu lokasi. Hasil prakiraan cuaca yang telah ditetapkan oleh
stasiun cuaca pada dasarnya dikerjan oleh alat-alat yang membantu untuk
penetapan kondisi cuaca yang berada disuatu wilayah dan dalam bentuk data.
Data merupakan suatu informasi yang masih belum dapat dijadikan suatu
informasi yang valid. Oleh sebab itu dalam penentuan data, kualitas data harus
ditentukan dengan prosedur-prosedur yang dapat dipertanggung jawabkan.
Sehingga dalam pengukuran cuaca yang berkaitan dengan data yang dihasilkan.
Perubahan cuaca juga dapat dipengaruhi oleh jenis peralatan yang
digunakan dalam penentuan cuaca. Keberadaan alat adalah salah satu faktor
penentu hasil prakiraan cuaca dan hasil pengelolaan data untuk meningkatkan
kebenaran penentuan cuaca. Oleh sebab itu peralatan yang akan digunakan baik
alat yang digunakan dilapang dan di ruang, dibutuhkan ketelitian yang dapat
membantu keberhasilan penentuan. Pentingnya pengenalan peralatan penentuan
cuaca agar jenis-jenis yang akan digunakan bisa difungsikan untuk pemahaman
dalam menentukan cuaca dan iklim disuatu wilayah. Yang akhirnya dalam
penentuan cuaca antara data yang nantinya dihasilkan oleh peralatan yang
digunakan dapat diterima secara logis dan membantu untuk meningkatkan
produksi hasil pertanian.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui macam dan fungsi instrumensasi meteorologi pada stasiun cuaca.
2. Mengetahui tata cara pengelolaan stasiun cuaca.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Iklim adalah hasil sintesis dari statistik cuaca pada jangka waktu yang
panjang dan dipengaruhi oleh unsur cuaca dan curah hujan. Iklim di indonesia
bersifat tropis karena Indonesia berada digaris ekuator yang menyebabkan hanya
terdapat dua musim saja yakni musim kemarau dan musim hujan yang
dipengaruhi oleh cuaca yang disintesis oleh curah hujan munsonal, ekuatorial, dan
pola lokal (Hermawan 2010). Anshari dkk (2013), juga menyatakan bahwa unsur
cuaca merupakan salah satu pembentuk yang mempengaruhi keadaan iklim
disuatu wilayah. Hal-hal yang mempengaruhi cuaca seperti suhu udara, tekanan
udara, kelembaban udara, dan curah hujan. Menurut Kodoatie dan Sjarief (2010),
cuaca adalah bagian dari seluruh yang terjadi pada atmosfer bumi. Cuaca dan
iklim adalah suatu keadaan yang mengalami kejadian dipermukaan bumi yang
dipengaruhi dengan adanya kondisi udara yakni tekanan dan temperatur.
Perbedaan kondisi cuaca pada setiap macam planet akan dipengaruhi oleh jarak
letak planet tersebut dengan matahari dan adanya pergerakan-pergerakan gas pada
setiap atmosfir diplanet tersebut. atmosfer merupakan lapisan (pelindung) gas
yang menyelimuti bumi untuk melindungi bumi dari pemanasan dan pendinginan
yang berlebihan. Jumlah berat seluruh atmosfer yang telah dihitung yakni 56 x
1014 ton. Atmosfer tersusun atas berbagai macam gas yakni nitrogen, oksigen,
karbondioksida, dan uap air. Lapisan atmosfer tersebut sangat memiliki pengaruh
terhadap kondisi cuaca dan iklim disuatu tempat yang dipengaruhi oleh beberapa
faktor untuk proses terjadinya perubahan tersebut. oleh sebab itu kondisi atmosfer
merupakan salah satu bagian dari bumi yang perlu dijaga keberadaannya.
Terjadinya perubahan cuaca yang begitu ekstrim membuat prakiraan cuaca
semakin tidak bisa dipastikan pada penetapan periode musim kemarau dan musim
hujan. Sehingga unsur-unsur dalam penetapan cuaca seperti curah hujan sangat
penting untuk diketahui agar dapat ditentukan penetapan awal musim (Budiastuti,
2010). Pentingnya menjaga potensi agar dapat mengetahui suatu kondisi cuaca di
suatu wilayah, akan sangat membantu dalam proses kehidupan. Baik pada bidang
pertanian, peternakan, perkebunan ataupun kelautan untuk menjaga. Dan
mempermudah dalam mendeteksi cuaca.
Menurut Arif dkk (2012), hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi
dalam wujud cairan. Adanya presipitasi dibedakan menjadi beberapa fase yakni
fase padat, cair, dan gas. Sehingga curah hujan dapat diukur melalui beberapa
metode pengukuran dan ditentukan dalam satuan milimeter(mm).Wisnubroto dkk
(1981) menyatakan bahwa curah hujan yang banyak biasanya sangat memiliki
hubungan terhadap jumlah radiasi matahari yang sedikit. Ketersediaan matahari
yang banyak biasanya terjadi pada musim kemarau. Namum pada kondisi
tersebut, jumlah air yang terkandung hanya sedikit
Bunganaen dkk, (2013), juga menyatakan bahwa data hujan akan sangat
bermanfaat bagi sektor pertanian dan perkebunan. Sehingga perlu ditetapkan alat
yang bisa bekerja untuk mencatat curah hujan secara otomatis Automatic Rainfall
Recorder (ARR) terdapat dua jenis peralatan yang bisa digunakan yakni jenis
recorder dan non recorder Untuk menentukan prakiraan cuaca dibutuhkan
beberapa metode dan peralatan yang dibutuhkan. Keberhasilan penentuan juga
dipengaruhi oleh kondisi lokasi, pengamatan, pengamat, dan peralatan yang akan
dilakukan.
Dalam pengamatan cuaca dapat dilakukan dengan banyak metode, mulai
dari metode sederhana hingga metode sederhana (konvensional) yang mana
dilakukan dengan penakaran curah hujan dengan peralatan sederhana. Sedangkan
metode yang lebih detail yaitu dengan menggunakan alat yang lebih spesifik dan
mampu meningkatkan kepercayaan. Berbagai peralatan yang telah diciptakan
untuk mengukur cuaca seperti penakar hujan otomatis hellman, penakar hujan
typping bucket, penakar hujan obervatorium, termometer, campbell stoke,
aktinograf bimetal, open pan evaporimeter, dan lainnya. Sehingga untuk
memperoleh data curah hujan diperlukan stasiun cuaca, pengamatan cuaca atau
iklim yang berada dilokasi tertentu (Swarinoto dan Husain, 2012).
Menurut Tjasjono (1999), alat klimatologi atau alat meteorologi adalah
peralatan yang digunakan untuk mengukur dan pencatat hasil berupa data.
Terdapat dua jenis dari alat klimatologi yakni alat pencatat dan bukan pencatat.
Beberapa contoh dari alat bukan pencatat seperti termometer, pluviometer,
psikometer,dan barometer. Sedangkan contoh jenis alat pencatat seperti termograf,
hidrograf, pluviograf,dan barograf. Adapun beberapa sifat yang harus dimiliki alat
klimatologi yakni harus memiliki ketelitian, memiliki kepekaan terhadap situasi,
memiliki kemampuan tahan lama, mudah digunakan, dan memiliki harga yang
ekonomis.
Ada beberapa cara pengenalan penetapan cuaca yang bisa diterapkan oleh
beberapa stasiun cuaca seperti metode jaringan saraf (kepakaran), logika fuzzy,
matamatis, statistik, dan metode kangan. Metode-metode ini merupakan banyak
metode yang diterapkan oleh berbagai stasiun. (Krisnayanti dkk, 2010),
manyatakan bahwa metode kangan merupakan metode yang bersifat sederhana
untuk proses pemakaian, baik untuk data maupun langkah perhitungannya.
Kelebihan metode kangan yakni memiliki tingkat ketelitian yang dapat ditetapkan
dan menetapkan pola peningkatan stasiun yang jelas. Metode kangan pada
dasarnya berhubungan dengan kerapatan jaringan pengukur curah hujan dengan
kesalahan yang terjadi pada peralatan. Oleh sebab itu metode ini mampu untuk
mengurangi kesalahan yang terjadi.
BAB 3. METODELOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Pada praktikum Agrometeorologi dengan acara “Pengenalan dan
Pengelolaan Stasiun Cuaca” dilaksanakan pada hari selasa 21 Oktober 2014 yang
bertempat di Agroteknopark Universitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Sangkar Meteo
2. Termometer
3. Ombrometer
4. Anemometer
5. Sunshine Recorder
6. Panci Evavorasi Kelas A
3.2.2 Bahan
1. Alat tulis
2. Lokasi stasiun yang telah ditentukan
3. Peralatan pengukur iklim
3.3 Cara Kerja
1. Melakukan kunjungan ke stasiun cuaca yang terlebih dahulu telah ditetapkan
lokasinya.
2. Mengamati instrumentasi yang terdapat pada stasiun cuaca dan memahami
fungsi dari setiap peralatan.
3. mendiskusikan hasil pengamatan yang telah didapat dan yang berkaitan dengan
lokasi stasiun, kondisi instrumentasi, cara pengambilan, dan mencatat hasil
data maupun petugas pencatat data pada stasiun cuaca yang telah ditentukan.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No.
1.
Nama Alat
Sangkar Meteo
Keterangan
a. Sangkar meteo
b. Thermometer
a
b
Minimum
dan
Maksimum,
Thermometer
Bola
Basah
Bola
dan
Kering,
dan
Termohigrograf.
Pada dasarnya sangkar meteo
berfungsi untuk menempatkan alat
thermometer
dan
hygrometer.
Temperature digunakan sebagai alat
ukur
suhu,
sedangkan
hygrometer
untuk
mengukur
digunakan
2.
kelembapan udara.
a. Cup untuk merespon angin.
Anemometer
b. Layar tampilan skala pembacaan.
a
b
c. Tiang penyangga anemometer.
Anemometer
mengukur
memperkirakan
berfungsi
kecepatan
cuaca
untuk
angina,
dan
memperkirakan tinggi gelombang laut.
Prinsip kerja anemometer adalah angin
mengadakan tekanan yang kuat pada
c
bagian baling-baling sehingga bagian
cekung berputar satu arah, poros yang
berputar berhubungan dengan dynamo
kecil sehingga poros yang berputar
dapat menghasilkan arus listrik dengan
satuan knots, m/s, km/jam dan beaufort.
3.
Sunshine recorder
a
b
c
d
a. Bola kaca pejal
b. Busur penjepit bola kaca yang
dilengkapi dengan skala derajat
lintang.
c. Tempat pias dan kertas pias.
d. Papan skala untuk membaca pias
(Sun shine scale).
e. Tiga buah skrup penyangga untuk
e
memperoleh posisi horisontal dan
arah utara yang sebenarnya.
Sunshine recorder berfungsi
merekan
atau
mengukur
untuk
lama
penyinaran matahari yang akan terekam
oleh terbakarnya pias. Cara kerja pada
alat ini adalah pada saat matahari
muncul, sinarnya menerangi bola gelas
dan
melewatinya,
kemudian
sinar
difokuskan dan membakar kertas pias
4
yang diletakkan dibawah bola
a. Mulut corong penakar hujan seluas
Ombrometer
b. Pias dan slinder jam (tangki pena)
a
c. Tabung
penampung
dengan
kapasitas setara 300-500 mm curah
hujan.
c
d. Bejana plastik
b
Pada
d
dasarnya
ombrometer
berfungsi untuk mengukur curah hujan
dalam periode waktu terentu. Hasil
pencatatan curah hujan pada umumnya
dihubungkan dengan hasil pencatatan
pergerakan tanah pada extensometer.
5.
Panci evaporasi kelas A
a. Alat
untuk
mengukur
besar
evaporasi air, air yang terjaga adalah
air
a
yang
digunakan
untuk
pengukuran.
b
b.
c
Panci besi untuk menampung air
yang mengalami evaporasi.
c. Air yang akan mengalami evaporasi.
Panci evaporasi untuk mengukur
evaporasi pada air yang ditetapkan
6.
terlebih dahulu.
a. Reader
berfungsi
AWS
untuk
menunjukkan data dari iklim yang
di ukur
b. Sensor untuk meneruskan data yang
b
a
telah dibaca
AWS(Automatic Wheater Station)
merupakan alat pengukur iklim digital
yang berfungsi untuk mengukur curah
hujan, intensitas cahaya,dan kecepatan
angin.
4.2 Pembahasan
Iklim merupakan sintesis rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Ilmu
yang mempelajari tentang iklim adalah ilmu meteorologi. Iklim di bumi sangat
dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi
iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis. Secara umum kita dapat
menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah dan lintang tinggi.
perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu
dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor
kehidupan manusia. Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi dalam
kurun waktu yang panjang. Perubahan iklim adalah perubahan rata-rata salah satu
atau lebih elemen cuaca pada suatu daerah tertentu. Sedangkan istilah perubahan
iklim skala global adalah perubahan iklim dengan acuan wilayah bumi secara
keseluruhan. Perubahan iklim merujuk pada variasi rata-rata kondisi iklim suatu
tempat atau pada variabilitasnya yang nyata secara statistik untuk jangka waktu
yang panjang dalam satu dekade atau lebih, perubahan iklim dipengaruhi proses
alam internal maupun ada kekuatan eksternal.
Proses terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi dari variabel
atmosfer yang sama yang disebut unsur-unsur iklim. Unsur-unsur iklim ini terdiri
dari radiasi surya, suhu udara, kelembaban udara, awan, presipitasi, evaporasi,
tekanan udara dan angin. Unsur-unsur ini berbeda dari waktu ke waktu dan dari
tempat ke tempat yang disebabkan oleh adanya pengendali-pengendali iklim.
Faktor yang dominan menentukan perbedaan iklim antara wilayah yang satu
dengan wilayah yang lain menurut
adalah posisi relatif terhadap garis edar
matahari atau posisi lintang, keberadaan lautan atau permukaan airnya, pola arah
angin, rupa permukaan daratan bumi, dan kerapatan dan jenis vegetasi. Faktor
terbesar yang dapat merubah sistem iklim. Setidaknya ada tiga hal yang dapat
menggangu kesetimbangan sistem iklim bumi berupa perubahan radiasi matahari
yang masuk ke bumi. Kedua perubahan fraksi pantulan radiasi matahari dan
ketiga perubahan radiasi gelombang panjang dari bumi kembali ke ruang angkasa
(Tjasjono, 1999).
Beberapa unsur yang mempengaruhi keadaan cuaca dan iklim suatu
wilayah yaitu suhu atau temperatur udara, tekanan udara, angin, kelembaban
udara, dan curah hujan. Berikut adalah keterangan unsur-unsur tersebut.
a. Suhu atau Temperatur Udara
Suhu atau temperatur udara adalah derajat panas dari aktivitas molekul
dalam atmosfer. Alat untuk mengukur suhu atau temperatur udara atau derajat
panas disebut Thermometer. Biasanya pengukuran suhu atau temperatur udara
dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Udara
timbul karena adanya radiasi panas matahari yang diterima bumi. Tingkat
penerimaan panas oleh bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Sudut datang sinar matahari, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan
bumi dengan arah datangnya sinar matahari. Makin kecil sudut datang sinar
matahari, semakin sedikit panas yang diterima oleh bumi dibandingkan
sudut yang datangnya tegak lurus.
Lama waktu penyinaran matahari, makin lama matahari bersinar, semakin
banyak panas yang diterima bumi.
Keadaan muka bumi (daratan dan lautan), daratan cepat menerima panas dan
cepat pula melepaskannya, sedangkan sifat lautan kebalikan dari sifat daratan.
Banyak sedikitnya awan, ketebalan awan mempengaruhi panas yang diterima
bumi. Makin banyak atau makin tebal awan, semakin sedikit panas yang
diterima bumi.
b. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya berat dari
lapisan udara. Besarnya tekanan udara di setiap tempat pada suatu saat berubahubah. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan laut, makin rendah tekanan
udaranya. Hal ini disebabkan karena makin berkurangnya udara yang menekan.
c. Angin
Angin merupakan salah satu unsur cuaca dan iklim. Angin adalah udara
yang bergerak dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara
rendah.
d. Kelembaban Udara
Unsur keempat yang dapat berpengaruh terhadap cuaca dan iklim di suatu
tempat adalah kelembaban udara. Kelembaban udara adalah banyaknya uap air
yang terkandung dalam massa udara pada saat dan tempat tertentu. Alat untuk
mengukur kelembaban udara disebut psychrometer atau hygrometer.
e. Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam
waktu tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain Gauge.
Curah hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Pengamatan cuaca
menggunakan thermometer, AWS (automatic weather station), Termohigrograf,
ombrometer, anemometer, Sunshine Recorder, dan panci evaporasi pada
praktikum ini. Peralatan tersebut digunakan alat pengukur curah hujan, pengukur
kelembaban nisbi udara, pengukur suhu udara, pengukur suhu, dan kelembaban
nisbi udara, pengukur suhu tanah, pengukur suhu air, pengukur panjang
penyinaran matahari, pengukur kecepatan angin, dan pengukur evaporasi.
Sebagian peralatan tersebut disimpan di sangkar meteorologi.
A. Sangkar meteorologi
Pada umumnya sangkat meteoe memiliki bentuk seperti rumah panggung
kecil yang terbuat dari kayu berfungsi untuk menyimpan sebagian peralatan
seperti termograf, termometer, dan lain-lain. Sangkar ini terbuat dari kayu jati
yang dicat warna putih, bentuknya segi 4 , dengan setiap dinding diberi jalusi
berlapis dua, dan juga atapnya terbuat dari papan kayu , dengan berlubang seperti
ventilasi sebagai sirkulasi udara dan mamiliki kaki-kaki yang terbuat dari kayu
dengan tinggi tertentu.
B. Automatic Weather Station (AWS)
Pada dasarnya AWS berfungsi untuk mengukur unsur cuaca seperti suhu,
kelembaban, tekanan udara, arah dan kecepatan angin, curah hujan, penyinaran
matahari secara otomatis. Hampir semua AWS yang ada merupakan hasil
integrasi. Elemen yang dibutuhkan dalam AWS berupa sensor temperatur dan
kelembaban udara, tekanan udara, arah dan kecepatan angin serta curah hujan,
Radiasi matahari. Cara kerja AWS menggunakan sensor secara otomatis dengan
mendekteksi keadaan area sekitar dan hasilnya tinggal keluar di alat
pengontrolnya.
C. Ombometer
Ombrometer berfungsi jumlah air hujan yang masuk ke dalam sebuah
penakar hujan merupakan nilai yang mewakili untuk daerah di sekitarnya.
Kerapatan penempatan penakar di suatu daerah tidak sama, secara teori tergantung
pada tipe hujan dan topografi daerah itu sendiri. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penempatan alat penakar hujan di ialah
penakar harus
ditempatkan di suatu tempat yang terbuka, lintasan angin masih horizontal dan
tidak boleh terlalu dekat dengan penghalang. Kerapatan suatu penakar, hal ini
penting karena suatu alat penakar hujan masih dapat dipakai untuk luasan tertentu
tergantung tipe wilayahnya. Tinggi mulut penakar dari permukaan tanah, semakin
dekat dengan permukaan tanah, maka kecepatan angin akan semakin berkurang.
Mulut penakar semakin tinggi maka tiupan angin akan bertambah besar sehingga
jumlah air yang tertampung akan semakin sedikit. Adanya tetapan tinggi tertentu
untuk meminimalisir pengaruh gangguan– gangguan luar seperti angin dan
percikan dari permukaan tanah. Prinsip pengukuran hujan ialah mengukur tinggi
air hujan yang jatuh pada permukaan horizontal seluas mulut penakarnya. Mulut
penakar harus terpasang horizontal, mulut penakar harus berbentuk lingkaran
yang kuat dan tajam terbuat dari logam tak berkarat seperti kuningan. Seluruh
permukaan luar alat dicat warna putih warna metalik dan sambungan dinding luar
dibuat landai dengan sudut 1350
, dengan tujuan untuk mengurangi pengaruh
pemanasan dari radiasi matahari.
D. Anemometer
Anemometer berfungsi untuk mengukur kecepatan angin dan terkadang
juga dapat dingunakan untuk mengukur arah angin. Untuk menentukan kecepatan,
anemometer mendeteksi perubahan di beberapa sifat fisik dari fluida atau efek
fluida pada alat mekanis dimasukkan ke dalam aliran. Cara Kerja Anemometer
adalah dengan adanya hembusan angin yang mengenai baling – baling pada
perangkat tersebut. Putaran dari baling baling tersebut akan di konversi menjadi
sebuah besaran dalam bahasa matematika. Baling anemometer digunakan sebagai
alat reseptor atau yang menangkap suatu rangsangan berupa hembusan angin.
Baling baling berputar maka hal ini akan menggerakan sebuah alat yang akan
mengukur kecepatan angin yang berhembus melalui putaran dari baling baling
pada anemometer. Jenis yang paling sederhana adalah cup anemometer. Cup
anemometer terdiri dari tiang vertikal dengan empat lengan horisontal menempel
ke atas. Piala yang melekat pada ujung empat lengan, dan angin menyebabkan cup
untuk memutar lengan sekitar tiang tengah. Cup anemometer rentan terhadap
gesekan, yang membuatnya kurang akurat dari pada versi yang lebih maju.
E. Sunshine Recorder
Merupakan salah satu alat alat perekam penyinaran cahaya matahari.
Bola kaca yang berada pada campbell stokes biasanya berdiameter 10 cm (4 inci)
dengan diameter yang dirancang untuk memfokuskan sinar matahari ke kertas
pias yang dipasang di belakang bola kaca, tepatnya di tempatkan pada alur
bertingkat 3 yang berada tepat di belakang bola kaca, fungsinya adalah untuk
memungkinkan merekam ketinggian matahari yang berbeda di setiap musimnya
selama satu tahun. Bagian utama sunshine recorder yaitu bola kaca pejal, tempat
pias dan kertas pias, busur penjepit bola kaca, tiga buah skrup penyangga, dan
papan skala. Prinsip kerja, pertama memasang kertas pias pada tempat yang telah
disediakan. Kertas pias akan terbakar jika ada sinar matahari yang jatuh ke bola,
bola kaca ini berfungsi memfokuskan sinar yang jatuh di atasnya sehingga dapat
membakar kertas pias yang berada di bawahnya. Kedua menghitung persentase
kertas pias yang terbakar. Ketiga menggambar kertas pias yang telah digunakan.
Keempat menentukan lamanya penyinaran matahari dalam satu hari tersebut
F. Panci Evaporation
Penci evavorasi pada dasarnya digunakan untuk mengukur terjadinya
penguapan dan pada periode waktu tertentu. Penguapan ialah proses perubahan air
menjadi uap air. Faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan ialah temperatur
benda dan udara, kecepatan angin, kelembaban udara, intensitas radiasi matahari
dan tekanan udara, jenis permukaan benda serta unsur-unsur yang terkandung
didalamnya. Tata cara pengukuran penguapan, pertama putar set hook gauge
sehingga ujung jarum kail menyentuh pas di permukaan air. Kedua, baca nilai
skala yang ditunjukkan pada Hook Gauge tersebut. Ketiga skala pada batang hook
gauge dalam milimeter penuh, sedangkan garis skala yang ditunjukkan oleh tanda
panah pada micrometer hook gauge adalah persepuluhan milimeter. Untuk
Mendapat hasil Penguapan digunakan rumus : E = (Po – P1) + Ch
BAB 5. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarakan praktikum yang telah dilaksanakn dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Iklim dan cuaca merupakan bagian yang memiliki hubungan yang sangat erat
yang akan mempengaruhi prakiraan cuaca dikemudian hari.
2. Alat-alat stasiun iklim terdiri dari ombrometer, anemometer, panci evavoprasi,
sunshine recorder, sangkar meteo, dan AWS.
3. AWS merupakan alat pengukur cuaca yang berbentuk digitas yang terdiri dari
pengukur intensitas cahaya, kecepatan angin dan arah angin, kelembapan, dan
curah hujan
4. Dalam pengengalan alat-alat stasiun iklim ini menjadi dapat dimengerti dan
memahami bagaimana proses dan cara kerja alat.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam waktu pengamatan harus lebih teliti lagi, sehingga data
yang diperoleh bisa diterima sesuai dengan kevalidtan data.
DAFTAR PUSTAKA
Anshari .M.K., Arifin .S, dan Rahmadiansah .A. 2013. Perencangan Prediktor
Cuaca Maritim Berbasis Logika Fuzzy Menggunakan User Interface
Android. Teknik Pomits, 2(2): 324-325
Arif, .F.M., Gernowo .R., Setyawan .A, dan Febriyanty .D. 2012. Analisa Data
Curah Hujan Stasiun Klamatologi Semarang Dengan Model Jaringan
Syaraf Tiruan. Berkala Fisika, 15(1): 21-22
Budiastuti .S. 2010. Fenomena Perubahan Iklum dan Kontinyuitas Produksi
Pertanian: Suatu Tinjauan Pemberdayaan Sumber Daya Lahan. Ekosains,
2(1): 32-34
Bunganaen .W., Krisnayanti .D.S, dan Klau .Y.A. 2013. Analisis Hubungan Tebal
Hujan dan Durasi Hujan pada Stasiun Klimatologi Lasiana Kota Kupang.
Teknik Sipil, 2(2): 181-182
Hermawan .E. 2010. Pengelompokkan Pola Curah Hujan yang terjadi di Beberapa
Kawasan P. Sumatera Berbasis Hasil Analisis Teknik Spektral.
Meteorologi dan Geofisika, 11(2): 75-78
Kodatie .R.J., dan Sjarief .R. 2010. Tata Ruang Air. :Andi Offset. Yogyakarta
Krisnayanti .D.S., Bunganaen .W, dan Kedoh .J. 2010. Penggunaan Metode
Kangan untuk Analisis Keratapan Jaringan Stasiun Hujan pada Wilayah
Sungai (WS) Wae-Jamal di Pulau Flores. Teknik Sipil, 2(2): 81-82
Swarinoto .Y.S., dan Husain. 2012. Estimasi Curah Hujan Harian dengan Metode
Auto Estimator (Kasus Jayapura dan sekitarnya). Meteorologi dan
Geofisika, 13(1): 53-54
Tjasjono .B. 1999. Klimatologi Umum. :ITB. Bandung
Wisnubroto .S., Aminah .S.L., dan Nitisapto .M. 1981. Asas-asas Meteorologi
Pertanian. : Ghalia Indonesia. Yogyakarta
LAMPIRAN
(DOKUMENTASI)
AWS( Automatic Wheater Station)
Ombrometer
Panci Evavorasi
Sunshine Recorder
Anemometer
Sangkar meteo