LAPORAN BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN VANILI

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Sejarah tanaman vanili
Vanili bukan tanaman asli Indonesia melainkan berasal dari Mexico. Mula pertama
tanaman ini dikenal oleh orang-orang Aztek pada masa sebelum benua Amerika diketemukan,
yakni sebagai tanaman yang dari buahnya dapat dibuat semacam wangi-wangian untuk
pengharum coklat.
Bunga vanili bagian-bagiannya tersusun demikian rupa sehingga hanya dinegeri aslinya
(Mexico) saja dapat terjadi penyerbukan secara alami, yakni dengan pertolongan serangga
sebangsa lebah Melipono. Namun buah-buah yang terjadi sebagai hasil penyerbukan secara
alami itupun hanya sedikit, yaitu 1 %.
Karena tidak dapat berbuah secara alami, Vanili tidak dapat pula berkembang biak ketika
pada tahun 1510 tanaman tersebut diperkenalkan di Eropa. Cara pembiakan vegetatif dengan
mempergunakan stek-stek batang/cabang seperti yang kemudian lazim dilakukan dalam
memperkembangkan biakkan vanili, belum dikenal pada saat itu. Usaha mendatangkan lebah
melipono pun tidak membawa hasil, karena serangga tersebut ternyata tidak dapat hidup disana.
Pada tahun 1836 CHARLES MORREN berhasil membuahkan vanili dengan cara
penyerbukan buatan ( hand polination ). Penemuan baru ini kemudian diperbaiki oleh NEUMAN
dalam tahun 1838, dan yang sampai sekarang diikuti adalah hasil penyempurnaan yang
dilakukan oleh EDMUND ALESIUS dalam tahun 1841.
Vanili didatangkan di Indonesia pertama kali dalam tahun 1819 dan baru ditanam secara

besar-besaran kira-kira pada tahun 1850, yaitu setelah diketahui cara-cara penyerbukan buatan.
Setelah penyerbukan dapat dengan mudah dikerjakan oleh manusia dan perkembang biakan
dapat dilakukan secara vegetatif, maka selanjutnya tanaman vanili berkembang dengan cepat di
daerah-daerah tropis. Lebih-lebih setelah diketahui bahwa tanaman tersebut mendatangkan
keuntungan bagi para penggemarnya. Karena besarnya permintaan akan vanili di pasaran dunia,
areal pertanamannya kian diperluas dan dilipatgandakan.
1.2 Kegunaan Vanili

Vanili (Vanilla planifolia) adalah tanaman penghasil bubuk vanili yang biasa dijadikan
pengharum makanan. Nilai tambah terbesar dalam agroindustri vanili adalah pengolahan dan
pengeringan sampai menjadi buah vanili kering. Sebab peningkatan harganya bisa mencapai
enam setengah kali lipat dari harga vanili segar. Dengan asumsi harga vanili segar (kadar air
80%) per kg. Rp 200.000,- dan harga vanili kering (kadar air 35%) Rp 3.000.000,- maka tiap kg.
vanili segar akan menjadi sekitar 4,3 ons vanili kering. Biaya pemeraman dan pemrosesan vanili
segar sampai menjadi vanili kering tiap kilogramnya pasti hanya sebatas puluhan ribu rupiah.
Hingga nilai tambah yang akan diperoleh para petani dari agroindustri pengeringan vanili, akan
sangat tinggi.
Dalam kehidupan sehari-hari, aroma vanilin digunakan untuk pewangi makanan dan
minuman, farmasi, kosmetika dan parfum. Industri makanan dan minuman, umumnya
menggunakan ekstrak vanilin. Industri farmasi menggunakannya dalam bentuk tincture

sementara untuk parfum berupa tincture dan absolute. Sebenarnya teknologi modern sudah
berhasil membuat vanilin sintetis dari bahan baku eugenol (minyak daun cengkih), dengan cara
mengubah jumlah dan bentuk rantai karbonnya. Namun konsumen dan kalangan industri tetap
lebih menyukai aroma vanilin asli dari polong buah vanili. Itulah sebabnya apabila pasokan
kurang, maka harga buah vanili kering akan melambung sampai mencapai jutaan rupiah per kg.
Dalam industri pangan vanili digunakan sebagai flavoring agent pada produk makanan dan
minuman seperti pada es krim, minuman ringan, coklat, permen, puding, kue, dan minuman
keras. Sedangkan dalam industri non pangan vanili banyak digunakan sebagai bahan untuk
penambah wewangian (fragrance). Selain itu, vanili juga dapat dimanfaatkan sebagai zat
antimikroba untuk mencegah jamur dan kapang pada puree buah, serta zat antioksidan pada
makanan yang banyak mengandung komponen tak jenuh. Kombinasi vanillin dengan 500 ppm
asam askorbat pada pH 3 mampu mencegah pertumbuhan mikroba alami dan kontaminan pure
strawberry yang disimpan selama 60 hari pada suhu ruang. (Cerutti et al., 1997). Dengan begitu
luasnya kegunaan vanili dan peningkatan ekspor vanili Indonesia, komoditi ini sebenarnya
mempunyai prospek pengembangan yang sangat cerah.
1.3 Arti Ekonomi.
Vanili adalah tanaman tropis yang bernilai ekonomi tinggi. Penghasil-penghasil utamanya
di dunia adalah Madagaskar, Meksiko, Kepulauan Oceania, Dominica, Indonesia, Chili dan

Puerto Rico.Vanili Indonesia ( baca : Jawa ) mempunyai kadar “ vaniline “ yang tertinggi di

bandingkan dengan vanili dari negara-negara lain .
Dalam tahun 1950 jumlah seluruh produksi didunia mencapai 3 juta pound Dengan
Amerika Serikat sebagai konsumen terbesar yang mempergunakan vanili itu sebagai bumbu “ ice
cream “.
Vanili kebanyakan dipergunakan sebagai bahan rempah-rempah dalam rumah tanggah,
dalam pembuatan makanan ( kue, coklat dll. ) dan wangi-wangian diantaranya untuk pengharum
tembakau di pabrik-pabrik rokok. Vanili dipergunakan juga di pabrik-pabrik roti pada masa
perang dunia pertama, akan tetapi kemudian di hentikan, karena harganya terlalu mahal. Sebagai
penggantinya dipergunakan “ vanilin “, yaitu vanili sintesis yang dibuat dari minyak cengkeh ( “
Eugenol “ ). Juga dalam industri wangi-wangian vanili buatan itu kemudian lebih banyak
diperoleh daripada vanili asli. Walaupun demikian, vanili asli tidak menjadi terdesak karenanya.
Di Indonesia tanaman vanili umumnya dianggap sebagai tanaman non tradisional. Akhirakhir ini pesat sekali diperkembangkan terutama di Jawa Tengah dan jawa Timur. Perkebunan
besar seperti kopi, coklat dan teh mempergunakan vanili sebagai tanaman dalam penetrapan
program diversifikasi ( penambah-ragaman ). Dalam masa Pelita I penanaman vanili telah pula
dikembangkan ke daerah Aceh, Sumatera Selatan, Lampung dan Bali.
Daftar 1. : Kadar vaniline vanili Indonesia dibandingkan negara-negara lain.
Negara Asal
Indonesia
Mexico
Sailan

Tahiti

Kadar Vaniline
2,75 %
1,88 %
1,44 %
1,55 – 2,02 %

1.4 Jalur Pemasaran
Secara umum, jalur pemasaran vanili tidak berbeda dengan komoditi pertanian lainnya.
Di pemasaran dalam negeri, produsen menjual produk ke pedagang pengumpul atau agen
eksportir. Barulah kemudian produk tersebut sampai ke tangan eksportir. Seperti telah disebutkan
sebelumnya, sebagian besar tujuan perdagangan vanili adalah untuk ekspor. Pada prakteknya,
keadaan pasar sering dipengaruhi oleh orang yang pertama kali melakukan proses transaksi.
Terdapat beberapa situasi pemasaran yang terjadi, yaitu:

1. Pihak petani langsung menjual produk ke tengkulak/pedagang perantara, atau agen eksportir.
Dalam hal ini, petani memiliki posisi tawar yang lemah, harga lebih banyak dipengaruhi oleh
pembeli.
2. Pihak pembeli yang mencari petani. Pada situasi ini, petani dapat memperoleh harga yang

relatif lebih baik. Hal ini seringkali terjadi jika komoditi ini sedang mempunyai harga yang
tinggi, terbukti dengan adanya pemesanan dengan uang muka terlebih dahulu oleh pembeli
kepada petani sementara vanili belum dipanen.
Posisi Indonesia sebagai eksportir vanili dunia terus turun. Pada tahun 2008, Indonesia
masih menjadi produsen vanili dunia nomor dua setelah Madagaskar. Pada tahun 2009, posisi
Indonesia sudah terdepak dari lima besar produsen dunia. Indonesia sebenarnya sangat
berpotensi menjadi produsen vanili dunia kelas atas. Tata niaga vanili juga perlu diiringi pola
kemitraan untuk menjaga kualitas. Beberapa tahun lalu, vanili Indonesia yang bermutu rendah
ditolak negara-negara maju. Untuk jalur pemasaran luar negeri ada beberapa pihak yang
mungkin terlibat, yaitu agen eksportir, prosesor, tengkulak, dan pedagang. Pemasaran tersebut
juga dapat menjadi lebih pendek. Petani menjual vanili kepada pedagang pengumpul atau
pedagang besar dan kedua jenis pedagang tersebut langsung menjualnya pada eksportir.
Daerah-daerah penghasil vanili antara lain :
1. Ambarawa

: Jawa Tengah

2. Temanggung

: Jawa Tengah


3. Wonosobo

: Jawa Tengah

Selain itu, banyak juga terdapat di daerah Jawa Timur, Lampung, NTB, DI Yogyakarta,dan
Sulawesi Selatan.

BAB II. BOTANI DAN SYARAT-SYARAT TUMBUH
2.1

Botani

1. Bentuk umum.

akar, daun, batang vanili (sumber : www.plantvillage.com)
a. Akar.
Akar tanaman vanili melekat kuat pada setiap benda yang ditemuinya atau bergantungan
di udara dan dapat mencapai beberapa meter panjangnya. Apabila mencapai tanah, akar-akar
tersebut dapat berfungsi sebagai pembantu dalam penyerapan zat makanan. Perakaran di dalam

tanah pendek-pendek, tebal 33 mm dan mempunyai bulu-bulu akar yang bercabang-cabang
pendek pula.
b. Batang.
Tidak banyak bercabang, cenderung untuk terus merambat tegak lurus keatas sepanjang
penunjangnya. Beruas-ruas panjang ± 15 cm. Besar batang kira-kira sama dengan jari tangan
orang dewasa, hijau mengandung banyak air dan membentuk tunas-tunas akar.
c.

Daun.
Tunggal, pipih, memanjang runcing pada ujungnya, letaknya berselang-seling pada
batang,hijau terang, panjang 10 – 22,5 cm. Tulang-tulangnya sejajar,tetapi tidak jelas pada waktu

masih mudah, baru nampak teraang jika daun sudah tua dan mengering.
d. Bunga.

bunga vanili ( sumber : benihagro.blogspot.com)
Tersusun dalam suatu karangan atau rangkaian berbentuk tandan. Terdiri dari bungabunga sempurnah, yaitu mempunyai alat kelamin jantan ( “ androecium “ ) dan alat kelamin
betina ( “ gynaecium “ ). Masalah pembungaan merupakan masalah yang terpenting pada
budidaya tanaman vanili, karena itu akan diuraikan tersendiri.
e. Buah.


buah vanili (om-tani.blogspot.com )
Berbentuk kapsul, berdaging, lurus , berlingir ( berbentuk agak segitiga ), panjang 15 –
22 cm dan bergaris-garis. Warnanya mula-mula hijau gelap kemudian menjadi hijau mengkilap
dan pada kulitnya terlihat banyak garis-garis kuning membujur. Buah telah siap dipetik jika
ujungnya juga telah menguning. Lewat dari saat itu buah-buah akan pecah dengan menyebarkan
bau yang harum.

2. Sistimatika dan jenis yang diusahakan di Indonesia
Vanili termasuk jenis vanilla dari famili Orchidaceae ( rumpun anggrek ). Jenis-jenisnya
cukup banyak, tetapi yang umumnya diusahakan di Indonesia dan teampat-tempat lain di dunia
adalah vanilla planifolia ANDREWS yang di negara kita terkenal sebagai “ vanili Jawa “ karena
banyak diusahakan di pulau Jawa.Tanaman vanili (Vanilla planifolia) mempunyai sistem
klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae

Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi


: Spermatophyta

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Liliopsida

Subkelas

: Liliidae

Ordo

: Orchidales

Famili


: Orchidaceae

Genus

: Vanilla

Spesies

: Vanilla planifolia Andrews
Rangkain bunganya terdiri dari 15 – 20 bunga, keluar dari ketiak daun pada bagian pucuk

batang. Bunga sedikit berbau, tidak bertangkai, warnanya kuning kehijau-hijauan dan pucat,
panjangnya 5 – 8 cm. Bunga terbuka hanya selama sehari, terdiri dari 6 helaidaun bunga, 3 helai
dibagian luar ( “....pal “ ), berukuran sedikit lebih besar daripada 3 helai yang terletak dibagian
dalam atau petalnya.
Buahnya berlingir, panjang 12 – 25 cm, diameter 12 – 14 mm berwarna hijau dan
menjadi kekuning-kuningan pada waktu masak, kemudian coklat tua serta pecah dengan
menyebarkan bau harum khas vanili. Biji-bijinya berwarna hitam kecoklat-coklatan, sebesar
kira-kira 0,2 mm.

Daun dan batang v. Planifolia mengandung lendir yang berisi kristal calcium oksalat yang
dapat menyebabkan rasa sakit dan gatal pada kulit. V. planifolia merupakan tanaman asli di
Mexico, Guatemala, Honduras, Nicaragua, Costa Rica, El Savador, Panama, India Barat,
Colombia, Venezuela, Suriname, Guyane, Peru dan Solivia.
Jenis-jenis tanaman vanili yang telah dikenal lainnya tidak sepenting v. Planifolia dan
kebanyakan belum juga di jumpai di negara kita, beberapa diantaranya ialah :

a. V. pompona SCHIEDE
b.

V. tahitensis J.T.KOORE

c. V. garneri ROLFE
d. V. appendicul ta ROLF
e. V. oderata FRESL
f. V. guinensis SFLITBERGER
g. V. grandiflora L.D.L.
h. V. palmarum L.D.L.
i.

V. aphylla BI.

j. V. sativa L.D.L.
V. pompona ( “ vanili pompona “ ) dan v. tahitensis ( “ vanili tahiti “ ) juga diusahakan di negaranegara lain, tetapi tidak sebanyak v. planifolia.

BAB III. SYARAT-SYARAT TUMBUH
3.1 Tanah
Tanah yang cocok untuk tanaman vanili adalah tanah yang kaya akan humus, subur,
berstruktur remah dan gembur dengan daya pengikat air cukup serta drainasenya baik. Hal ini
sesuai dengan sistim perakaran vanili yang dangkal sekali.
Tanah liat yang mengandung kapur dan tanah aluvial dengan pH nya antara 5,5 – 7.5
merupakan tempat yang sangat cocok / baik untuk pertanaman vanili. Akan tetapi perlu
diperhatikan bahwa tanaman vanili tidak tahan pada tanah yang air tanahnya dangkal ( kurang
dari 5 meter ). Kemiringan tanah sbaiknyan 3 – 7 %.
3.2

Iklim.

Tanaman vanili dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian antara 400 – 800 meter di atas
permukaan laut dengan temperatur rata-rata 22 – 25° C dengan kelembaban ( RH ) 70 – 80 %.
Curah hujan sebaiknya 1500 – 2000 mm / tahun yang terbagi dalam 9 bulan bulan basah dan 3 –
4 bulan kering. Curah hujan selama 8 – 9 bulan tiap tahun hendaknya cukup tinggi, dan pada saat
buahnya akan masak di kehendaki keadaan yang cukup kering, agar masaknya buah-buah itu
dapat berlangsung dengan baik dan kwalitas buahnya menjadi baik pula. Hujan yang banyak
terus menerus dan kelembaban udara yang cukup tinggi menyebabkan buah vanili kurang
wanginya (aromanya).

BAB IV. TEKNIK BUDIDAYA
4.1 Penanaman pohon pelindung.
Sebelum menanam tanaman vanili terlebih dahulu di sediakan pohon penaung / pelindung
dan pohon panjatan. Untuk pohon penaung yang juga dapat digunakan sekaligus sebagai pohon
panjatan sebaiknya dipakai pohon-pohon yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. tidak terlalu rimbun.
2. Sebangsa leguminosa yang sekaligus dapat memperbaiki keadaan dan kesuburan tanah.
3. Mempunyai perakaran yang dalam sehingga tidak akan mengganggu perakaran tanaman
vanili.
4. Untuk pohon pelindung / penaung dapat di pakai seperti pohon kapok, dadap, mindi, suren,
lantoro dan lain-lain. Pohon pelindung yang paling baik dan dapat tumbuh cepat adalah
pohon dadap, akan tetapi karena berdaun rimbun maka perlu diadakan pemangkasan.

Pohon pelindung ini sebaiknya sudah di tanam satu tahun sebelum penanaman vanili, dengan
maksud agar sudah mempunyai daun yang cukup aman vanili mulai di tanam.
Pohon pelindung di tanam dengan jarak 1,5 x1,5 meter.
4.2 Persiapan Tanah.
1. Pembuatan Jalur
Untuk areal penanaman vanili tanah terlebih dahulu di bagi dalam jalur-jalur selebar
80 cm dan jarak antar jalur 1,50 m. Kemudian pada jalur-jalur tersebut di gali lubang-lubang
tanaman dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm.
2. Pembuatan lubang tanam
Galian tanah bagian atas dan galian bawah di taruh terpisah di kanan kiri lubang
tersebut. Jarak antar lubang 1,50 x 1,50 m. Lubang tersebut di biarkan terbuka selama 3 – 4
minggu guna mengangin-anginkan dan setelah itu di tutup kembali. Tiap tanaman pelindung,
diberikan pupuk kandang atau kompos sebanyak 10 – 20 kg per tanaman pelindung.
4.3 Pembibitan

pembibitan (sumber : vanili _ Buahku.com)
Vanili dapat di perbanyak dengan biji atau stek sulur. Untuk lebih cepatnya maka di
tanam dengan stek. Pemilihan bahan bibit untuk dijadikan bibit harus mempunyai sifat-sifat
antara lain :


Batangnya sehat.



Umur sudah tua,sekitar 10 – 15 tahun



Produksinya tinggi



Keadaannya subur, kuat serta mempunyai ujung tunas dengan pertumbuhan cepat.
Tanaman ini di pelihara dengan baik dan di jaga agar jangan sampai menghasilkan buah.

Dengan jalan memangkas supaya tetap mengeluarkan sulur-sulur dahan yang baru yang akan di
pakai stek bibit. Stek yang baik adalah yang mempunyai buku-buku ( ruas ) yang agak rapat
letaknya satu sama lain.
Sulur-sulur yang masih muda dan pertumbuhannya subur dan kuat dengan tunas ujung
yang panjang stek untuk bahan tanaman adalah 50 – 75 cm dan mempunyai mata / buku dan
mempunyai umur kurang dari 1 tahun, stek itulah yang nantinya jadi bahan / bibit yang di pakai
untuk pembibitan.
Stek dapat langsung di tanam segera sesudah di peroleh, atau dapat juga di semaikan
lebih dahulu sebelum di tanam di tempat penanaman yang tetap. Dalam hal ini, di buat bedengan
yang berisi campuran pasir sungai dan tanah atau kompos yang sudah matang dalam
perbandingan 1 : 1 setebal 40 – 50 cm. Sebagai alas di pergunakan lapisan kerikil atau batu
merah setebal ± 15 cm. Stek di tanam hingga 2 – 3 ruasnya terbenam dalam campuran pasir dan
kompos / tanah ( medium ) sedalam ± 10 cm, serta dengan jarak antara barisan 25 cm. Dalam
keadaan normal, stek akan tumbuh setelah 3 – 4 minggu di semai / di perakarkan. Pemindahan ke
kebun dapat dilakukan sesudah bibit berumur 1 – 2 bulan.
4.4 Penanaman
Stek vanili mempunyai 5 buku, daun pada 3 buku bagian pangkal stek tersebut dibuang,
karena bagian ini akan dibenamkan kedalam tanah. Setelah pohon lantoro / dadap di tanam
dilakukan pembersihan rumput disekitar pohon dan menggemburkan tanahnya dengan
mencangkul, lalu menanam stek vanili. Tanamlah vanili pada awal musim hujan.
Sebelum melakukan penanaman stek, terlebih dahulu stek bibit di celupkan dalam larutan
obat dan untuk menghindari pembusukan pangkal bibit ( bekas potongan ) maka celupkan ke
dalam larutan kapur yang cepat kering dan keras.
Lubang tanaman di buat pada jarak 30 cm dari pangkal pohon pelindung. Ukuran lubang
tanaman adalah 30 cm x 30 cm 30 cm atau 50 x 50 x 50 cm.
Jarak tanam dalam barisan 1 meter dan antar barisan 1,50 – 3,0 meter. Cara penanaman stek
vanili dilakukan dengan cara memasukkandua atau tiga buku dalam tanah secara horizontal
( tegak ) gunanya agar perakaran lebih cepat tumbuhnya.

Setelah itu stek yang berada di bagian atas sebaiknya di ikatkan kepada pohon rambatan
dengan tali dari kelopak batang pisang atau tali rafia. Sewaktu mengikat hendaknya jangan di
ikat secara ketat, karena dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Dalam mengikat perhatikan
akar lekat jangan sampai terbalik, akar lekat harus menempel pada pohon pelindung untuk
memanjat / menunjang pertumbuhan tanaman selanjutnya.
Setelah bibit di tanam, lubang tanam di tutup dan di tekan sedikit dengan cangkul / gatul,
jangan ditekan dengan baik dengan kaki atau tangan, karena dapat merusak bibit. Kemudian hal
yang perlu diperhatikan hendaknya barisan tanaman di buat dengan cara membujur dengan arah
utara-selatan.Gunanya agar masing-masing tanaman dalam barisan bisa mendapatkan sinar
matahari dengan baik. Juga perlu di perhatikan didalam penanaman vanili ini yaitu tanah di
sekitar tanaman harus selalu basah yaitu dengan jalan di siram.Cara yang umum dilakukan untuk
menjaga kelembaban tanah ini yaiu di lakukan dengan cara menutup tanah di bawah tanaman
tewrsebut dengan jerami atau sabut kelapa.
4.5 Pemeliharaan
1.

Menyiang / menyiram.

penyiraman ( sumber : 100budidayatanaman.blogspot.com)
Untuk memelihara pertumbuhan tanaman vanili maupun pohon pelindung maka rumput
yang ada sekitar tanaman harus selalu di bersihkan yaitu dengan melakukan penyiangan sebulan
sekali.
Tanaman vanili tidak tahan terhadap kekeringan, sehingga di perlukan penyiraman untuk
menghindari kekeringan. Sebaiknya buatkan parit-parit kecil untuk pengaliran air di sekitar
tanaman vanili. Penyiraman / pengaliran air akan mempergiat perkembangan bunga / buah,
sehingga mutu buah akan lebih baik.
2. Pemupukan

Pemupukan dilakukan 2 kali setahun, pada awal dan pada akhir musim penghujan,
terutama pada saat periode istirahat ( setelah panen ). Setiap tahunnya vanili memerlukan masa
istirahat 6 minggu, sebelum memulai lagi pertumbuhannya di dalam musim penghujan, sehingga
pada saat itu merupakan periode yang baik untuk melakukan pemupukan, baik dengan pupuk
kandang maupun buatan.
Pupuk kandang di berikan satu kali dalam satu tahun dengan dosis 10 – 20 kg/pohon.
Sedang untuk pupuk buatan, setiap hektarnya tanaman vanili memerlukan jenis dan jumlah
pupuk sebagai berikut:
4 kg N ( -+ 8 kg Urea ) , 2 kg P2O5 ( -+ 4 kg TSP), 8 kg K2O dan 4 kg Cl ( -+ 14 kg KCL)
5 kg CaO ( -+ 10 kg CaCO3) 2,5 kg Mg ( -+ 10 kg MgSO4.H2O ), pemupukan buatan
terutama setelah panen.
3. Pemangkasan
a. Pemangkasan pohon pelindung.
Pemangkasan pohon pelindung bertujuan untuk :
o

Mengatur cahaya matahari ( tingkat penyinaran ) yang cukup untuk kebutuhan tanaman.

o

Memudahkan peredaran udara dan pemeliharaan tanaman.

o

Mengurangi kelembaban udara selama musim hujan.

o

Mempertahankan tingkat keteduhan tertentu selama musim kering.

Pemangkasan ada 2 cara yaitu pemangkasan bentuk dan pemangkasan pengaturan.
a) Pemangkasan bentuk :
Dilakukan setinggi 2 meter di atas permukaan tanah, sehingga terjadi percabangan yang
melebar setinggi 2 meter untuk melengkungkan batang vanili
b) Pemangkasan pengaturan:
Dilakukan 20 cm di atas lengkungan batang vanili dan lakukan pemangkasan setengah dari
jalur pohon pelindung dengan sistim selang satu baris. Pemangkasan pengaturan ini di
lakukan setiap awal musim penghujan dan pada musim penghujan berikutnya giliran pada
separuh yang belum di pangkas. Di lakukan juga pemotongan ranting cabang di akhir musim
penghujan apabila pertumbuhannya terlalu lebat.
b. Pemangkasan tanaman vanili.

(sumber : detiktani.com)
Ada 3 macam pemangkasan tanaman vanili yaitu pemangkasan bentuk, pemangkasan
-

produksi dan pemangkasan pemeliharaan.
Pemangkasan bentuk
bertujuan untuk membentuk kerangka tanaman yang kuat dan seimbang. Caranya potonglah 15
cm dari ujung tanaman vanili yang di lengkungkan dan sisahkan tiga cabang yang baik untuk
dipelihara.

-

Pemangkasan produksi
bertujuan untuk mendorong keluarnya bunga dan menyempurnakan pertumbuhan buah.
Potonglah 10 – 15 cm ujung tanaman menjelang musim berbunga dan lakukan juga pemotongan
pucuk setelah berbunga untuk menyempurnakan pembuahan.

4. Perambatan tanaman vanili.
Dengan adanya pohon pelindung tanaman vanili akan merambat / memanjat padanya.
Dalam perambatannya di kenal 2 cara yaitu :
a. Pelengkungan bolak balik.
Setelah mencapai 2 m, tanaman vanili memanjang pada pohon pelindung, lengkungan tanaman
vanili kebawah, tapi setelah ujung tanaman mencapai 50 cm di atas permukaan tanah,
lengkungan kembali ke atas. Demikian seterusnya sampai terbentuk semacam lingkaran tanaman
vanili.
b. Pelengkungan sistim rumbai
Pelengkungan tanaman seperti cara bolak balik, akan tetapi saat ujung tanaman mencapai 30 cm
di atas permukaan tanah potonglah, pemotongan ini akan mendorong tumbuhnya tunas-tunas
baru lebih banyak, kemudian lakukan pelengkungan ke atas sehingga terbentuk semacam
rumbai.

5. Penanaman tanaman leguminosa.
Tanamlah tanaman leguminosa ( misalnya orok-orok ) pada parit diantara barisan.
Tanaman ini berfungsi untuk meningkatkan kesuburan tanah, mencegah tanaman mati ( pada
tanah-tanah miring ), untuk mempertahankan kelengkungan, jika dipotong dapat di manfaatkan
sebagai penutup tanah.
4.6 Hama dan Penyakit
1. Hama.
Hama yang sering menyerang pada tanaman vanili adalah bekicot yang merusak daun, buah dan
batang vanili. Pemberantasan daripada hama ini di lakukan dengan cara mengumpulkan bekicot
yang ada di pertanaman kemudian di hancurkan dalam lubang galian.
2. Penyakit.
Penyakit yang sering menyerang tanaman vanili sebagai berikut :
a. Noda-noda coklat pada batang ( Nectria Vanillae Zim ).
Penyakit ini sering menyerang pada batang / sulur dahan vanili, dan kadang-kadang
menyerang daun. Tanda-tanda serangan pada batang-batang yang sudah dewasa terdapat
noda-noda berwarna coklat pucat dan kemudian berwarna hitam yang melingkar pada batang.
Batang yang terserang ini kemudian mengkerut dan akhirnya mati.
Jika batang yang terserang ini di belah pada bagian dalamnya kelihatan berwarna coklat.
Salah satu cara pemberantasan penyakit ini adalah memotong batang-batang yang sakit
kemudian di bakar.
b. Penyakit noda-noda hitam.
Penyakit ini menyerang pada bagian atas dan bawa dari daun. Tanda-tanda serangan
terdapatnya noda-noda yang bundar dan hitam sebesar 5 – 15 mm, yang di tumbuhi benangbenang cendawan, yang menyebabkan matinya daun tersebut.
Cara pemberantasannya adalah memotong daun-daun yang terserang kemudian di bakar.
Pencegahannya dapat mempergunakan fungisida seperti Benlate, Dithane M-45 atau
Antracol dengan dosis 1 – 2 sendok teh dalam 10 liter air.
c. Penyakit noda-noda coklat pada buah.
Penyakit ini menyerang buah mudah yang hampir dewasa, gejala serangan terdapatnya nodanoda coklat tuah pada buah, yang mengakibatkan rendah. pemberantasan penyakit ini dapat
menggunakan fungisida seperti Benlate, Dithane M-45 atau Antracol dengan dosis 1 – 2
sendok teh dalam 10 liter air.
d. Calospora Vanillae Wassec.

Penyakit ini menyerang daun, batang dan buah. Tanda-tanda serangan terdapatnya noda-noda
yang semula licin dengan pembatasan yang jelas yang berwarna coklat muda kekuningkuningan.
Pemberantasannya dapat di lakukan dengan jalan memotong dan membakar bagian-bagian
yang terserang. Disamping itu pohon pelindung di kurangi supaya lebih banyak mendapat
sinar.
e. Calospora Vanillae Wassec.
Penyakit ini menyerang daun, batang dan buah. Tanda-tanda serangan terdapatnya noda-noda
yang semula licin dengan pembatasan yang jelas yang berwarna coklat muda kekuningkuningan.
Pemberantasannya dapat di lakukan dengan jalan memotong dan membakar bagian-bagian
yang terserang. Disamping itu pohon pelindung di kurangi supaya lebih banyak mendapat
sinar.

f. Penyakit Busuk Buah (Phytoptora).
Penyakit ini menyerang buah vanili yang masih muda. Tanda-tanda serangan, jika serangan
pada pangkal buah akan gugur dan bila menyerang pada bagian tengah buah akibat serangan
ini buah akan berwarna hitam, kering kemudian mati. Pemberantasannya dapat di lakukan
dengan mempergunakan fungisida seperti Banlate, Dithane M-45 dan Antracol dengan dosis 1
- 2 sendok teh untuk 10 liter air.
g. Penyakit Busuk Akar ( Fusarium sp )
Serangan jamur ini mengakibatkan sebagian besar tanaman vanili di Jawa Tengah menjadi
rusak. Bagian akar yang terserang , hitam busuk lalu mengering ( seperti busuk batang ) dan
memutuskan

hubungan

bagian

bawah

tanaman,

sehingga

mengakibatkan

mati.

Pengendaliannya dengan memotong bagian akar yang terserang lalu di bakar, atau dengan
penyemprotan fungisida seperti Banlate, Dithane M-45 dan Antracol dengan dosis 2 sendok
teh dalam 10 liter air.

(penyemprotan

,

sumber

:

Asiavanili_blogspot.com)
4.7 Mengawinkan vanili
Tanaman vanili mulai berbunga pada umur 18 – 24 bulan, biasanya pada bulan-bulan
agustus sampai bulan oktober. Vanili tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri, karena kepala
putik tertutup oleh Labellum yang terbentuk dari daun bunganyang ke enam. Penyerbukan vanili
tidak dapat pula oleh angin atau serangga, sehingga harus dilakukan oleh manusia.
Cara mengawinkan :
Siapkan lidi atau bambu sepanjang 10 cm.
Pegang bunga dengan tangan kiri, hingga bagian belakang tangkai putik dan benang sari
bersandar pada jari telunjuk.
Tangan kanan dengan bantuan lidi / bambu mengangkat rostellum yang menghalangi putik
dan kepala sari, lalu kepala sari di lekukkan menuju kearah kepala putik, di tekan sedikit
sehingga ke duanya bertemu atau sampai terjadi penyerbukan.
4.8 Panen dan Pasca panen
Sejak pembuahan hingga siap petik tanaman vanili memerlukan waktu 9 bulan. Buah
vanili yang sudah tua warnya mulai hijau kekuningan dengan panjang 15 – 25 cm. Di Jawa
Tengah pemetikan / panen buah vanili di lakukan pada awal bulan mei sampai juli.


Pemetikan pada umur 240 hari (8 bulan) akan menghasilkan panili kering dengan kadar
vanillin yang tinggi, kadar abu terendah, rendemen tertinggi dan kadar air yang aman



Ciri-ciri panili siap dipanen yaitu warna berubah dari hijau tua mengkilap menjadi hijau
muda suram dengan garis-garis kecil warna kuning yang lambat laun melebar sampai
ujung buah



Musim panen antara bulan Mei sampai Juli, sekitar 2 - 3 bulan



Cara panen yang terbaik adalah memetik satu-persatu buah masak tanpa mengganggu
buah lain dalam satu tandan yang masih mentah untuk menjaga mutu panili.



Buah dikumpulkan dalam keranjang bambu dan dijaga agar buah tidak terluka atau cacat
dan sortir berdasar ukuran, bentuk, tingkat kemasakan dan buah yang cacat >20 cm



Lakukan pelayuan untuk menghentikan proses respirasi yang terjadi dalam buah,
mematikan sel-sel buah panili tanpa mengurangi aktifitas dan kadar enzim dalam buah.
Proses pelayuan dengan menggunakan alat perebus yang diisi air ¾ bagian dengan suhu
antara 65-950 C



Lakukan pemeraman dalam kotak khusus yang lengkap dengan tutup dan karung goni
sebagai alasnya, utuk pembentukan aroma selama + 48 jam



Lakukan pengeringan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari, dioven dan dianginanginkan untuk mengurangi kadar air hingga 25-30 %



Tempatkan buah panili kering dalam kotak yang dalamnya telah dilapisi kertas
koran/karung plastik tipis dan simpan pada suhu kamar, siap dikirim dan dijual.

PENJEMURAN PASCA PANEN ( sumber : myvanillabeans.blogspot.com )

BAB V. ANALISIS

Biaya Usahatani Tanaman Panili
Uraian perhitungan biaya usahatani panili disesuaikan dengan keadaan di Desa
Belapunranga. Besarnya biaya satu Hari Orang Kerja (HOK) disesuaikan dengan situasi
perekonomian

saat

ini,

demikian pula dengan harga sarana produksi yang digunakan.

Asumsi-asumsi yang digu- nakan dalam perhitungan biaya usahatani panili disajikan pada
Tabel 5.1

Tabel 5.1 Koefisien teknis usahatani panili

No.
1.
2.
I
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Parameter
Luas lahan
Jarak tanam
Jumlah bibit panili
Persentase bibit, hidup
Cadangan bibit panili
Jenis pohon pelindung/ tajar
Jumlah pohon pelindung/ tajar
Persentase setek gamal hidup
Cadangan pelindung/ tajar
Penanaman bibit panili

11.

Umur tanaman panili mulai
produksi optimal

Keterangan
0,5 hektar
2 x 2 meter
1.250
90%
20% (250 pohon)
Gamal
1.250 setek
90%
20% (250 setek)
Satu tahun setelah penanaman pohon
pelindung/ tajar
4 — 5 tahun

Berdasarkan asumsi dan komponen biaya di atas, maka dapat diuraikan proyeksi
biaya dan pendapatan usahatani panili. Karena panili yang ada di Desa Bela- punranga belum
berbuah

maka

asumsi produksi yang dijadikan acuan adalah produksi dari desa terdekat

yang telah berhasil dalam budidaya panili.

Proyeksi biaya dan pendapatan usahatani panili seperti pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Proyeksi Biaya dan Pendapatan Usahatani Panili

No.
1
A.
1.
2.

Faktor produksi
2

Harga
satuan (Rp)
3

1
4

2
5

3
6

4
7

5
8

6
9

Sarana produksi
Berdasarkan
proyeksi biaya 500.000
dan pendapatan
usahatani
tersebut,
dapat
Sewa tanah uraian
0,5 ha
500.000
500.000
500.000panili
500.000
500.000
dibuatPeralatan:
rekapitulasi
biaya
dan
perkiraan
pendapatan
usahatani
panili
sampai
tahun
ke
10 parang
15.000
150.000
0
0
0
0
cangkul
20.000
200.000
0
0
0
0
enam 10
seperti
pada Tabel 5.3
1 sprayer
300.000
300.000
0
0
0
0
3.
4.
5.
6.
7.

8.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

10 gunting pangkas
25.000
250.000
0
0
0
10 sepatu kebun
35.000
350.000
0
0
0
Pembuatan pondok jaga 1 buah
500.000
500.000
0
0
0
Pemeliharaan pondok (10%)
50.000
0
50.000
50.000
50.000
Tabel
5.3 pagar
Perkiraan Produksi, Pendapatan,
Biaya dan Keuntungan
Pembuatan
1.000.000
1.000.000
0
0 Usahatani
0
Pemeliharaan pagar (10%)
100.000
0
100.000
100.000
100.000
Bibit panili dan sulaman (1.500 pohon)
3.000/
0 4.500.000
0
0
Stump gamal dan sulaman (1,500
pohon
setek)
300.000
0
0
Biaya 200/ Produksi
Harga/0 kg
Pendapatan
Pemupukan:Tahun KeSetek
(Rp)
(kg)
(Rp)
(Rp)
NPK (25 g/pohon x 1.500 pohon =
37,5 kg)
2.500/ kg
93.750
93.750
93.750
93.750
1
9.053.750
0
0
0
Bokasi ( 1 kg/pohon x 1.500 pohon =
1.500 kg
1.000/ kg
1.500.000
1.500.000
1.500.000 0 1.500.000
2
8.873.750
0
0
Obat-obatan:
Antracol 2 kg
45.000/kg
90.000
90.000 0
90.000
3
4.333.750
0 90.000
0

6.333.750
Tenaga Kerja 4
Pengolahan Tanah (10 org
20.000/
5
6.333.750HOK
X 10 hari)
Ongkos angkut bibit panili (2 org x 1
6
6.33.750
hari)
20.000/
Ongkos angkut stump gamal (2 org x
HOK
Total
Biaya
41.262.500
1 hari)
20.000/
Penanaman
tajar Produksi
Total
- HOK
(5 org x 2 hari)
20.000/
Penanaman
bibitPendapatan
panili
HOK
Total
(10 org x 2 hari)
20.000/
Penyiangan
Total Keuntungan
HOK
(10 org x 3 hari)
20.000/
Pemangkasan
HOK
(10 org x 2 hari)
20.000/
Pemupukan
HOK
(10 org x 2 hari)
20.000/
Penyerbukan
HOK
(10 org x 5 hari)
20.000/
Pemanenan
HOK
(10 org x 5 hari)
20.000/
Keamanan
HOK
(1 org x 30 hari)
20.000/
HOK
Biaya tenaga kerja
Total biaya

312,5

150.000

2.000.000

312,5
312,5
-

0

20.000

0

0

150.000

46.875.000

150.000
40.000

46.875.000
0

-

0

937,5

150.000

-

-

200.000

46.875.000

0

0
0

-

400.000

0

600.000

600.000

600.000

0

0

400.000

400.000
400.000
Rp 99.362.500

400.000

-

50.000
100.00

0 5-2
Keuntungan
(Rp)
93.750
- 9.053.750

- 1.500.000
8.873.750

93.750
1.500.00

90.000
- 4.33.750

90.000

40.541.250
0
0
0

140.625.000

0

Pendapatan rata-rata per tahun adalah =

-

0
0
0
50.000
Panili 0
100.000
0

500.00

0
0

600.000

0

40.541.250
40.541.250
0
-

0
0
0

99.362.500
600.000

600.00

400.000

400.000

400.00

400.000

400.000

400.00

0

0

0

1.000.000

1.000.000

1.000.00

60 tahun

0

0

1.000.000

1.000.000

1.000.00

600.000

600.000

600.000

600.000

600.00

2.040.000

2.000.000

4.000.000
6.333.750

4.000.000
6.333.750

4.000.00
6.333.75

600.000
3.820.000

9.053.750
8.873.750 4.333.750
=
Rp 16.560.416,67

Berdasarkan data pada Tabel 4 dapat dibuat analisis kelayakan usaha panili
untuk luasan 0,5 hektar selama 6 tahun pengelolaan. Analisis kelayakan usaha ini
meliputi Return Cost Ratio, Benefit Cost Ratio, dan Break Even Point.

Return Cost Ratio (R/C)
Return Cost Ratio adalah perbandingan antara penerimaan dari penjualan panili
dengan biaya yang dikeluarkan selama pengelolaan kebun panili. Usaha disebut
menguntungkan apabila nilai R/C lebih besar dari 1. Semakin besar nilai R/C semakin besar
pula tingkat keuntungan yang diperoleh.

R/C =

Total penerimaan penjualan
Total biaya

140.625.000

R/C =

41.262.500
= 3,41
Dengan nilai R/C sebesar 3,41 berarti setiap penambahan biaya Rp 1,00 akan diperoleh
penerimaan sebesar Rp 3,41 apabila penambahan Rp 1.000 akan diperoleh penerimaan Rp
3.410
Benefit Cost Ratio (B/C)
Benefit

Cost

Ratio

adalah

perbandingan antara tingkat keuntungan yang

diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan selama pengelolaan kebun panili. Suatu
usaha dikatakan layak dan memberikan manfaat apabila nilai B/C > 1.

B/C =

Tngkat keumtungan
Total biaya

B/C =

99.362500
41.262.500

= 2,41
Break Even Point (BEP)
Break Even Point merupakan titik impas usaha. Perhitungan BEP terdiri dari
BEP produksi dan BEP harga. Dari BEP dapat diketahui tingkat produksi dan harga buah
panili pada saat petani atau pengusaha tidak memperoleh keuntungan dan tidak pula
mengalami kerugian. Harga jual buah panili basah yang digunakan dalam perhitungan ini
adalah Rp 150.000 per kg, sedangkan jumlah total produksi pada tiga kali panen sebanyak

937,5 kg.

Total penjualan

BEP Produksi =

Harga penjualan
41.262.500

BEP Produksi =

150.000
= 275
Total biaya

BEP HARGA =

Total Produksi
41.262.500

BEP HARGA =

937,5
= 44,013
Dari perhitungan tersebut, diketahui bahwa BEP untuk produksi adalah 275 kg dan
BEP harga sebesar Rp 44.013 per kg. Jika harga dan produksi lebih tinggi dari angka
tersebut, petani atau pengusaha akan memperoleh keuntungan, dengan asumsi seluruh
produk terjual.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian, 2002 Kebijakan Nasional Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian.
Departemen Pertanian, Jakarta.
Jeffry, Mamengko. 2012 . budidaya-vanili . jeffrymamengko.blogspot.com . diakses pada 30
Juni 2015
Prawirokusumo S. 1990. 11mu Usaha Tani. BPEE, Yogyakarta.
Rismunandar,

2003.

Bertanam

Panili. Penebar Swadaya.