KASUS TENTANG KEBIASAAN BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN

STUDI KASUS TENTANG KEBIASAAN BELAJAR SISWA
)A SEKOLAH
DALAM MATA PELAJARAN
MENENGAH PERTAMA NE(
?AU PANDAN
KABUPATEN BUNG0 PROklrvsl JAMB1

PSI
Diajukan Kepada Ti Penguji Skripsi Jorusan ~eodidikii
Sebagsi Salah Satu Persvaratan
Guna Mernpero1t.l
..
:lar Sarjana Pe
u (Sl)

ASM

"20GRAM STUDI PENJASKESWK
RUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
r nKULTAS LLMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADA

2008

- - --

-- .

-

-

-

aga

PENGESAHAN
Dinyatakan lulus setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga. Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Padang


Judul

: Studi Kasus Tentang Kebiasaan Belajar Siswa

Dalam Mata Pelajaran Penjas Pada Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Rantau Pandan
Kabupaten Bungo Propinsi Jambi
Nama
NIMiBP
gram Studi
lsan

...

I+OO

: A. Zarkasih
: 4720512004
: PendidikanL Jasmat~ i Kesehatan
,

dan Rekreasi
: PendidikanI OlahraLga
: Ilmu Keolanragaan

.

Padang, Februari 2008

Tim Penguji
Nama
Ketua

Tanda Tangan

:Drs. Deswandi, M.Kes

1

: Drs. Hendri Neldi, M.Kes


3.

Sekretaris

3. Anggota

2D--c'

4. Anggota
5. Anggota

: Drs. Kamal Firdaus, M.Kes 5.

-I-?-

1

lepan T'im Pen~gujiSkripsi
tahank
s setela

I dan Rekreas'
ram St1udi Pen~clldlkanJasmani, Ke
Keola
hragaan
lsan Pelndidika Olahraga. Fakulta
TT niversitas Negeri Pac

ntang Kebias aan Belajar Siswa
- . n Pen ias Pada Sekolah
Dalam M
"
1 Ran tau PI
egeri
nenga h Perta
insi Jannbi
n Bung
bupate~

: Studi Ka3


Juclul

Zarkasil
!05/200'
: ~endidikanJasma
: Pendidikan Olahrs
- Tlmu Keolahragaa:

Pro
JUICoL

Ian Rekreasi

dang, Februar
Tim Pen

andi, M

iris


;. Maw:
ri Neldi
: Dri
-

us, M.K

A. Zarkasih.2008. Studi Kasus Tentang Kebiasaan Belajar Siswa Dalam Mata
Pelajaran Penjas Pada SMP Negeri 1 Rantau Pandan Kabupaten Bungo
Propinsi Jambi. Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri
Padang.
Mutu pendidikan sangat erat hubungannya dengan siswa, sebab siswa
merupakan salah satu komponenen pendidikan yang sangat menentukan dalam
proses belajar itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan yang lebih
besar sehingga siswa memiliki hasil yang lebih baik. Kemarnpuan belajar itu
harus dicapai oleh siswa rnulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Untuk
meningkatkan mutu pendidikan, maka siswa harus belajar dengan smgguhsungguh.Hasi1 belajar yang tidak baik disebabkan oleh berbagai macam faktor
seperti faktor lingkungan dan faktor dari dalarn diri siswa itu sendiri. Melalui
penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimanana kebiasaan belajar siswa
dalam mata pelajaran penjas pada SMP Negeri 1 Rantau Pandan Kabupaten

Bungo Propinsi Jambi. Adapun kebiasaan belajar yang dirnaksud adalah kebiasan
belajar pcnjas yang dilihat dari sikap siswa terhadap belajar penjas. Penelitian ini
bersifat deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP
Negeri 1 Rantau Pandan dalam mata pelajaran penjas. Sampel diambil 40 orang
dengan teknik propotional strafieed random sampling. Hasil penelitian ini,
menunjukan bahwa kebiasaan belajar siswa SMP Negeri 1 Rantau Pandan dalam
mata pelajaran penjas menunjukan bahwa sikap siswa rata-rata kurang baik.
Untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih baik maka siswa harus
meningkatkan cara belajar kearah yang lebih baik seperti dengan membuat jadwal
belajar, membaca buku tentang penjas, membuat ringkasan, mencatat dan
mendengarkan penjelasan guru, serta dapat dapat rnempersiapkan sikap dan
mental yang lebih baik dalarn mata pelajaran penjas.
Berdasarkan hasil dan analisis data studi kasus tentang kebiasaan belajar
siswa SMP Negeri 1 Rantau Pandan Kabupaten Bungo Propinsi Jambi sesuai
dengan analisis data deskriptif yang dikemukakan terdahulu dapat dilihat sebagai
berikut: Kebiasaan belajar siswa dalam mata pelajaran penjas dinyatakan 3 orang
(9,42%) selalu, 10 orang (22,92%) sering, 21 orang (50,57%) jarang dan 6 orang
(17,07%) tidak pernah. Dari hasil diatas dapat dijelaskan bahwa kebiasaan belajar
siswa dalam mata pelajaran penjas dikategorikan jarang. Dalam ha1 ini bahwa
siswa SMP Negeri 1 Rantau Pandan menganggap tidak penting mata pelajaran

penjas.
Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan
belajar siswa terhadap mata pelajaran penjas smasih jauh dari yang diharapkan.

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah
melirnpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan

untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Padang.
Skripsi ini berjudul "Studi Tentang Kebiasaan Belajar Siswa Dalam Mata

Pelajaran Penjas pada SMP Negeri 1 Rantau Pandan Kabupaten Bungo
Propinsi Jambin. Dalarn penulisan ini tidak luput dari kelenahan dan keterbatasan,
namun Berkat bantuan dan bimbingan dari dosen pembimbing, akhirnya penulisan
skripsi ini dapat diselesaikan. Maka dari itu penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Z. Mawardi Effendi, M.Pd sebagai Rektor Universitas Negeri

Padang

2. Bapak Drs. Syahrial Bahtiar, M.Pd sebagai Dekan pada Fakultas Ilmu
Keolahragaan

3. Bapak Drs. Hendri Neldi, M.Kes sebagai ketua jurusan Pendidikan Olahraga clan
sebagai penguji I yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi.
4. Bapak Deswandi, M.Kes, sebagai pembimbing I yang dengan rela dan ikhlas

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk dan dorongan.

iii

5. Bapak Drs. Mawardi, Ms, sebagai pembimbing I1 yang dengan rela dan ikhlas
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam
perbaikan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Kamal Firdaus, M.Kes, Sebagai penguji I1 dan Ibu Dra.Darni, M.Pd,
sebagai penguji I11 yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan dan
penyempurnaan skripsi ini.

7. Ayahanda Nurdin Su'ud dan Ibunda Jarnilah yang telah mendidik serta
memberikan dorongan kepada penulis sehingga berkat dan doa mereka jugalah
penulis dapat mencapai semua ini.

8. Kakak tercinta M. Sehy Amnah, Abdul Rahrnan, Siti Zainab, Murniati dan
Patmawati serta keponakan yang sangat kusayangi.

9. Bapak Azwardi, S.Pd, ibu Bayu Kartika, A.Ma.Pd dan bunda Marita Yeti, S.Pd
yang telah memberikan motivasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di
UNP
10. Kepala Sekolah SMPN 1 Rantau Pandan yang telah memberi izin kepada penulis

untuk mengurnpulkan data dalam penelitian ini.
11. Ikatan mahasiswa, pelajar kecamatan Rantau Pandan Padang (IMPKRP)

12. Seluruh rekan-rekan masjid AT-TAQWA Padang

13. Seluruh rekan-rekan angkatan 2004 yang tidak dapat disebutkan namanya satu
persatu
Semoga amal ibadah mereka diterima oleh Allah SWT, penulis menyadari
masih banyak kekurangan dan kekhilafan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu

penulis berharap tegur sapa pembaca untuk perbaikan demi kesempurnaan slcripsi ini
di masa yang akan datang. Semoga amal ibadah kita semua diterima disisi-Nya.

Padang, Februari 2008

Penulis

DAFTAR IS1

..............................................................................
ABSTRAK ..................................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR IS1 .............................................................................................
DAFTRA TABEL .....................................................................................
DAFTAR GAMBAR.................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
LEMBARAN JUDUL

i

ii
iii

vi
viii
i9
X

BAB I PENDAFIULUAN
A. Latar Belakang Masalah

.................................................................
B . Identifhai Masalah .....................................................................
C. Batasan Masalah .............................................................................
D. Rumusan Masalah ...........................................................................
E. Asumsi ............................................................................................
F . Tujuan Penelitian ............................................................................
G . Manfaat Penelitian ..........................................................................
BAB n KAJIAN TEOFUTIS

...................................................................................
B . Proses Belajar ...............................................................................
1 . Kebiasaan Belajar ..................................................................
a. Kebiasaan Belajar Disekolah .............................................
b. Faktor-Faktor Yang Mempengamhi Kebiasaan Belajar ....
C. Kerangka Konseptual .....................................................................

9

D. Pertanyaan Penelitian .....................................................................

22

A. Kajian Teori

9
12
15
18
21

BAB 111 METODE PENELITIAN
A . Jenis. Waktu dan Tempat Penelitian ..............................................

23

......................................................................
1 . Populasi ....................................................................................

23

B . Populasi dan Sarnpel

23

2. Sampel ...................................................................................

C. Jenis dan Sumber Data .................................................................
D. Instrumentasi

...............................................................................
E. Teknik Analisa Data ....................................................................

BAB J
Y ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A . Deskripsi Data Penelitian ............................................................

B . Hasil penelitian ...........................................................................
1 . Kebiasaan Belajar di sekolah ...................................................
2. Sikap Siswa Terhadap Pelajaran Penjas ...................................

3 . Rekapiltulasi Kebiasaan Belajar Penjas ...................................

C. Pembahasan
1 . Kebiasaan Belajar Praktek Penjas ...........................................

2. Sikap Siswa Terhadap Penjas ..................................................

BAB V PENUTI.JP
A . Kesirnpulan ...................................................................................

B . Saran ............................................................................................

vii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Populasi Penelitian ........................................................................

24

2 Sampel Penelitian ..........................................................................

24

........................

29

4 Hasil Penelitian Sikap Siswa Dalam Mata Pelajaran Penjas ............

30

..........................................

31

...........................................................................

42

........................................................................

45

3 Hasil Penelitian Kebiasaan Belajar Praktek Penjas

5 Rekapitulasi Kebiasaan Belajar Penjas
6 Kisi-Kisi Angket

7 Angket, Kuesioner

8 Rekapitulasi Angket

......................................................................

viii

47

Halaman
Gambar I Grafik Kebiasaan Belajar Praktek Penjas .....................................

29

2 Grafik Sikap Siswa Dalam mata pelajaran Penjas .........................

30

3 Grafik Rekapitulasi Kebiasaan Belajar .........................................

32

Halaman
Lampiran 1 Surat Izin Pelaksanaan Penelitian Dari Fakultas ........................

39

2 Surat Izin Mengadakan Penelitian Dari Kadis P dan K ..............

40

3 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Dari Sekolah.

41

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat pesat dan
sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan rnanusia serta dapat
mempersiapkan dan memberdayakan semaksimal mungkin segenap aspek
kehidupan diantaranya dalam bidang pendidikan.
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan telah banyak usaha yang
L

dilakukan pemerintah, seperti pembaharuan kurikulum, pengadaan sarana dan
prasarana, peningkatan mutu guru serta kegiatan yang merangsang minat
siswa untuk belajar. Undang-undang pendidikan nomor 20 (Depdikbud, 2003)
yaituc' Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan

:.

serta meningkatkan mutu pendidikan dan martabat bangsa indonesia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
seutuhnya."
Berdasarkan undang-undang di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan
itu sangat penting sekali karena tanpa pendidikan manusia tidak akan dapat
memiliki kemampuan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa indonesia
seutuhnya. Mutu pendidikan sangat erat hubungannya dengan siswa, karena
siswa merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat menentukan
dalam proses belajar mengajar serta meningkatkan kualitas manusia Kamars
(2004: 125) "betapapun lengkap fasilitas belajar seperti tempat belajar yaug
memadai, buku-buku yang lengkap serta peralatan lainnya, tetapi apabila

siswa tidak menunjukan kesungguhan yang tinggi dalam belajar maka hasil
yang diperoleh tidak akan dapat fercapai". Artiiya siswa harus mau belajar
keras, tekun dan bersungguh-sungguh agar hasil belajar yang diharapkan dapat
memuaskan.
Untuk menigkatkan kualitas manusia banyak ha1 yang hams dilakukan
diantaranya adalah meningkatkan kesegaran jasmani siswa melalui olahraga
Sebagaimana yang dijelaskan dalam W RI No 3 Th 2005 pasal 1 ayat 11
tentang" Olahraga pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan
sebagai bagian proses penidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk
memperoleh

pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan

kebugaran jasmani."
Berdasarkan pernyataan di atas jelaslah bagi kita pembangunan
manusia seutuhnya dibidang olahraga ini sangat mendapat perhatian guna
untuk meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani masyarakat indonesia.
Untuk mencapai sehat jasmani dan rohani dapat kita lakukan melalui aktifitas
olahraga salah satunya dalam mata pelajaran penjas. Pelajaran penjas ini
sangat mempengaruhi dengan

kesegaran jasmani, jika kesehatan siswa

terganggu maka dalam pelaksanaan aktifitas khususnya dalam pelaksanaan
pembelajaran tidak akan dapat tercapai dengan sebaik mungkin
Pelaksanaan pembelajaran penjas, banyak ha1 yang mempengaruhi
kesehatan tersebut diantaranya seperti hasil belajar penjas siswa masih banyak
yang rendah baik itu faktor eksternal seperti keadaan, metode mengajar, alat
pelajaran maupun faktor internal seperti bakat, motivasi, lingkungan tempat

tinggal, minat perhatian serta cara belajar ataupun kebiasaan belajar itu
sendiri.
Berdasarkan faktor di atas keberhasilan siswa untuk mencapai hasil
belajar penjas tersebut sangat mempengaruhi diantaranya adalah kebiasaan
belajar yang kurang baik. Dalam ha1 ini dapat diperjelaskan lagi bahwa
berbagai macam faktor di atas akan mempengaruhi hasil belajarnya, seperti
yang dikemukakan Thabrany (1995: 37)" kebiasaan belajar seseorang jelas
akan mempengaruhi hasilnya, oleh karena itu penting sekali mengenali
kebiasaan belajar yang tepat untuk masing-masing individu.
Siswa yang belajar dengan baik besar kemungkinan akan mendapatkan
hasil yang lebih baik dari siswa siswa yang tidak mempunyai kebiasaan
belajar yang baik, ha1 ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kartono
(1985: 4) bahwa: " Keberhasilan studi murid dipengaruhi pula oleh kebiasaan
belajarnya."
Kebiasaan belajar meliputi dua ha1 yaitu kebiasaan belajar yang baik
dan adapula kebiasaan belajar yang tidak baik. Seorang murid yang
mempunyai kebiasaan belajar yang baik memungkinkan untuk mencapai
prestasi yang lebih tinggi dari pada murid yang mempunyai kebiasaan belajar
yang tidak baik. Apabila seseorang dapat menciptakan kebiasaan belajar yang
tepat untuk dirinya, maka ha1 ini akan berpengaruh terhadap hasil belajamya.

Jika kebiasaan belajar siswa tersebut tepat maka hasil belajar tersebut akan
baik demikian pula sebaliknya. Adapun kebiasaan belajar yang baik menurut
Kartono (1985: 4) antara lain:"(l)

Berkonsentrasi sebelum dan saat

belajaf'.(2) Segera mempelajari kembali bahan yang telah diterima7'.(3)
Membaca dengan teliti dan betul bahan yang sedang dipelajari, dan berusaha
menguasai dengan sebaik-baiknya7'.(4) Mencoba menyelesaikan soal-soal.
Selain itu kebiasaan belajar juga dilakukan di rumah, diluar jam
pelajaran mandiri dan di perpustakaan (Kartono, 1985: 20). Kita telah
mengetahui setiap siswa memiliki kebiasaan tersendiri dalam belajar. Ada
siswa yang setelah belajar di sekolah mengulangi kembali di rumah. Adapula
yang acuh saja terhadap pelajarannya. Mereka hanya membuang-buang waktu
untuk ha1 yang tidak perlu. Sedangkan untuk belajar terutarna pelajaran penjas
diperlukan suatu pemahaman yang baik, serta keseriusan dan konsentrasi.
Kebiasaan belajar yang baik dapat dicapai dengan belajar keras, namun
bukan berarti mengunakan waktu tidur dan waktu istirahat untuk belajar. Hal
ini akan merusak kesehatan badan dan ini bukanlah kebiasaan yang baik.
Belajar baik itu adalah 4-8 jam sehari dengan teratur dan ini sudah cukup
untuk memberikan hasil yang memuaskan (Slameto, 1995:79). Namun
kebanyakan yang dijumpai pada diri siswa belajar dua hari sebelum ujian,
sehingga waktu istirahat pun terpakai untuk belajar. Walaupun mereka telah
belajar semalaman tetapi nilai yang mereka peroleh belum juga memuaskan
Pernyataan di atas menunjukan bahwa peran siswa sebagai lembaga
untuk menghasilkan kemampuan serta meningkatkan mutu pendidikan belum
tercapai dengan baik. Dalam ha1 ini peneliti ingin melihat kebiasaan siswa
SMP Negeri 1 Rantau Pandan yang pada masa sekarang ini masih jauh dari
yang diharapkan. Dalam ha1 ini mata pelajaran penjas sangat penting sekali

karena pelajaran ini sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar, Jika
kesehatan terganggu maka siswa tidak dapat melaksanakan proses belajar di
sekolah dengan baik
Dari banyak faktor di atas, maka peneliti menemukan masalah yang
ada di SMP N 1 Rantau Pandan terhadap mata pelajaran penjas yang pada
kenyataannya banyak siswa yang menganggap tidak penting mata pelajaran
penjas. Dalam ha1 ini dapat terlihat dari cara kebiasaan belajar siswa seperti
banyak siswa yang tidak hadir dalam pelaksanaan mata pelajaran penjas baik
di waktu praktek maupun dalam teori di ruangan serta dalam proses belajar
berlangsung banyak siswa yang menganggap pelajaran penjas ini tidak penting
yang terlihat dalam proses belajar siswa ribut saat guru menjelaskan materi
yang akan disampaikan.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik mengadakan
penelitian dengan judul: Studi Kasus Teetang Kebiasaan Belajar Siswa
Terhadap Mata Pelajkran Penjas Pada SMP Negeri 1 Rantau Pandan
Kabupaten Bungo Propinsi Jambi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kebiasaan belajar siswa
dapat dipengaruhi berbagai faktor, antara lain :
1. Motivasi siswa terhadap mata pelajaran penjas
2. Metode pengajaran yang digunakan
3. Minat siswa siswa terhadap penjas

4. Kondisi kesehatan siswa

5. Jarak tempat tinggal dari sekolah
6. Lingkungan dengan orang tua

7. Sikap siswa terhadap mata pelajaran penjas
8. Kebiasaan siswa dalam belajar praktek penjas

C. Batasan Masalah
Sehubungan dengan keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian
ini baik dari segi waktu, tenaga dan biaya, maka penulis membatasi masalah
penelitian pada kebiasaan belajar di sekolah :
1. Kebiasaan dalam mengikuti pelajaran praktek penjas
2. Sikap siswa terhadap mata pelajaran penjas

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah, maka rumusan masalah yang akan diteliti :
1. Bagaimanakah kebiasaan belajar siswa dalam mengikuti pelajaran praktek
penjas?

2. Bagaimanakah sikap siswa terhadap mata pelajaran penjas?

E. Asumsi
1. Makin positif kebiasaan belajar siswa terhadap mata pelajaran praktek
penjas, maka makin baik pulalah cam belajar praktek siswa tersebut
terhadap mata pelajaran penjas.

2. Makin positif sikap siswa terhadap mata pelajamn penjas, maka makin
baik pulalah hasil belajar praktek siswa terhadap mata pelajaran penjas

F. Tajuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui kebiasaan belajar praktek siswa terhadap mata pelajaran

2. Mengetahui sikap siswa terhadap mata pelajaran penjas

G. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :
1. Peneliti sebagai syarat akhir untuk menyelesaikan pendidikan di
Universitas Negeri Padang

2. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa Universitas Negeri Padang betapa
pentingnya kebiasaan belajar

3. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa jurusan pendidikan olahraga
program studi penjaskesrek Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
Negeri Padang betapa pentingnya kebiasaan belajar
4. Sebagai bahan masukan bagi siswa akan pentingnya kebiasaan belajar
dalam kegiatan belajar

5. Sebagai bahan informasi bagi guru dan orang tua dalam upaya

mengembangkan sikap serta mendukung siswa dalam memperbaiki
kebiasaan belajar.

BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Proses Belajar

Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan diri seseorang. Perubahan ini juga dapat ditunjukan dalarn
berbagai bentuk. Menurut Hakii. (1992: 1). Bahwa
Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian
manusia dan perubahan-perubahan tersebut ditampilkan dalarn
bentuk peningkatan mutu yang berkualitas serta memiliki kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan lain-lain
kemampuan.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Soemanto (1990:
98). Bahwa banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan

belajar

adalah

mencari

ilmu

pengetahuan.

Sebagaimana

yang

dikemukakan tersebut bahwa dalam pencarian ilmu pengetahuan ini akan
mengfhasilkan perubahan sikap yang mengarahkan kearah yang lebih baii
dalam diri individu tersebut.
Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang
yang terjadi pada diri individu. Hal ini sejalan dengan pendapat Sumadi.
(1971 : 232). Bahwa belajar itu membawa perubahan. Perubahan itu pada

pokolcnya adalah didapatkannya kecakapan barn dan perubahan itu w a d i
karena usaha. Sejalan dengan pendapat Dalyono. (2005: 49). Bahwa
belajar adalah suatu usaha Perbuatan yang dilakukan secara sungguhsugguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki,

baik fisik, mental serta dana, panca indera, otak dan lainnya, sedemikian
pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motovasi, rninat dan
sebagainya. Menurut Hilgard, Dkk dalam Dalyono. (2005: 21 1). Bahwa
Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan
oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu,
dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan
atau dasar kecenderungan, atau kernatangan, atau keadaan
sesaat seseorang (Misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan
sebagainya).
Disisi lain Gagne, dalam Dalyono (2005: 21 1). Menyatakan bahwa
belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi

siswa

sedemikian

rupa

sehingga

perbuatannya

(Performancenya) berubah dari dari waktu sebelum ia mengalami situasi
itu, kewaktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Sejalan dengan ha1
tersebut, Hamalik (1982: 21) menyatakan bahwa belajar adalah suatu
bentuk perubahan pada diri seseorang yang dinyatakan dalam caraara
seseorang bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihanlatihan. Pendapat tersebut secara jelas akan memberikan gambaran bahwa
seseorang yang belajar akan mengalami perubahan tingkah laku. Jadi jika
pada diri seseorang belum ada perubahan tingkah laku maka seseorang
belum dapat dikatakan belajar.
Apabila seseorang belajar, maka ia akan mengalami perubahan.
Perubahan dengan pendapat Nasution (1992: 3) yang menyatakan bahwa:
a. Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri
individu yang belajar, baik aktual maupun potensial

b. Dari perubahan itu pada dasarnya didapatkan kemampuan baru yang
berlaku pada waktu yang relatif lama

c. Perubahan itu terjadi, karena adanya usaha.
Sesuai dengan pendapat di atas, jelaslah akan menghasiIkan
perubahan pada seseorang yang belajar serta memiliki kemampuan atau
pengalaman baru dalam diri seseorang tersebut. Perubahan ini tejadi
karena ada usaha, tanpa usaha maka belajar tidak akan tercapai dengan
baik.
Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia,
dengan belajar manusia melakukan perubahan kualitatif sehingga tingkah
lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak
lain adalah hasil belajar. Orang bekerja berdasarkan pada apa yang telah
dipelajari nya. Belajar itu bukan hanya sekedar pengalaman, tetapi belajar
adalah suatu usaha proses dan bukan hanya hasil. Ahmadi (1991 : 121)
menyatakan pendapatnya tentang perubahan sebagai hasil belajar." Belajar
dalam arti luas dapat dikatakan suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keselumhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungan.
Perbedaan belajar dan proses ialah terletak pada proses dan cam
memperolehnya. Pada perubahan akibat perkembangan, tejadi tanpa
usaha, sedangkan perubahan dalam belajar tejadi karena usaha yang
sistematis, sengaja dan disadari. Soemanto (1990: 67) mengungkapkan

bahwa benar langsung aktif dan integratif dengan mengemukakan berbagai
teknik perbuatan untuk mencapai tujuan. Belajar berbeda dengan proses
kematangan. Kematangan adalah proses dimana tingkah laku dimodifikasi
sebagai akibat dari pertumbuhan dan perkembangan struktur suatu fungsi
jasmani, dengan demikian tidak setiap pembahan tingkah laku pada diri
individu adalah hasil belajar.
Dari beberapa pendapat dan defrnisi tentang belajar dan proses
belajar dapat diperjelaskan bahwa belajar adalah terjadinya perubahan
pada diri individu yang belajar akibat aktivitas atau .perbuatan yang
dilaksanakan dengan latihan dan pengalaman belajar, sedangkan
perubahan dalam belajar dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Terjadinya perubahan individu yang belajar bukan disebabkan oleh
pertumbuhan atau kematangan, kelelahan, obat-obatan dan perubahan
fisik lainnya,
b. Perubahan pada individu yang belajar pada dasamya merupakan
kemampuan

barn

yang

mencakup

pengetahuan,

perubahan,

ketrampilan, watak dan sikap yang berlaku dalam waktu relatif lama
c. Perubahan dalam belajar terjadi karena usaha.

2. Kebiasan Belajar
Kebiasaan belajar merupakan ha1 yang penting bagi diri siswa.
Kebiasaan merupakan faktor penentu dari berhasil atau tidaknya siswa
dalam proses belajar.

Menurut Natawijaya (1993: 16) bahwa kebiasan adalah cara
berbuat atau bertindak yang dimiliki oleh seseorang dan cara tersebut
relatif tetap, seragam dan otomatis. Dalyono (2005: 214) Mengungkapkan
bahwa

kebiasaan

timbul

karena

kecenderungan

respon

dengan

mengunakan stimulasi yang berulang-ulang. Kemudian Nasrun juga
berpendapat bahwa Kebiasaan adalah suatu tingkah laku seseorang yang
dilakukan secara seragam, bersifat tetap, dan cendrung otomatis.
Jika dikaitkan dengan belajar maka dari pendapat-pendapat diatas
dapat dinyatakan bahwa kebiasaan belajar adalah kecendrungan siswa
dalarn berbuat dan bertindak &lam kegiatan belajar yang bersifat seragam,
tetap, dan otomatis melalui proses berfikir, dimana cara tersebut dilakukan
secara berulang-ulang. Sebagaimana Sukir (1995: 102). Mengemukakan
bahwa kebiasaan belajar pada hakikatnya adalah segenap perilaku yang
ditunjukan secara pasti dari waktu kewaktu dalarn mempelajari sesuatu.
Kebiasaan belajar merupakan suatu sikap dalarn bertindak clan
dapat dibentuk melalui suatu proses seperti yang dikemukakan oieh Yusuf
(1993: 19) bahwa kebiasaan belajar merupakan sikap dalam bertindak clan

dapat dibentuk melalui suatu proses sinambung. Juga pada akhirnya
belajar dengan cam yang baik dan efisien.
Kebiasaan belajar setiap orang itu berbeda-beda. Berhasil tidaknya
seorang siswa akan studinya tergantung pada kebiasaannya belajar.
Dengan kebiasaan belajar yang baik dan efisien akan menghasilkan hasil
belajar yang maksimal. Hal ini tersebut sesuai dengan pendapat Hardjana

(1994: 8) bahwa orang yang memiliki kebiasaan belajar dapat mulai

belajar pada waktu yang direncanakan dan dapat belajar sesuai dengan
waktu yang ditentukan maka akan mendapatkan hasil belajar yang
maksimal.
Nasution (1988: 94) kebiasaan belajar adalah kebiasaan yang
konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus
atau informasi, cara mengingat, b e r f i dan memecahkan soal. Tidak
semua orang memiliki kebiasaan yang sarna. Masing-masing memiliki
perbeciaan, narnun para peneliti dapat mengelompokannya. Kebiasaan
belajar ini berkaitan dengan pribadi seseorang, yang tentu dipengaruhi
oleh pendidikan dan riwayat perkembangannya. Dengan demikian
kebiasan belajar dapat didefinisikan sebagai suatu kecendmngan yang
konsisten bagi seorang siswa, baik dalam merespon stimulus, maupun
dalam cara mengingat, berfikir dan memecahkan masalah.
Kebiasaan belajar memberikan pengamh terhadap berbagai aspek
kehidupan dan rneliputi hampir seiuruh kegiatan manusia yang berkaitan
dengan pengertian atau makna termasuk fimgsi sosial dan hngsi antar
manusia. Gie (1980: 93) mengemukan bahwa ada tiga prinsip pokok
dalam belajar yaitu keteraturan, disiplin dan konsentrasi.
Ketiga prinsip itu saling terkait antara yang satu dengan yang
lainnya. Dengan demikian untuk mencapai hasil belajar yang optimal,
setiap siswa dituntut untuk mengelola kebiasaan belajarnya dengan baii

Adapun camera belajar yang perlu dibiasakan A1 Falasany Dkk (1987: 7)
adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Cara mengikuti belajar dikelas
Cara mengatur waktu dan membuat jadwal
Cara membaca buku teks
Cara membuat catatan dan ringkasan
Cara menghafal
Cara mengulang pelajaran
Cara mempersiapkan clan menempuh ujian.

Menurut Slameto (1995: 74) kebiasaan belajar yang baik kebiasaan
belajar yang dapat mencapai hasil maksimal, tanpa adanya pemborosan
waktu dan tenaga. Kebiasaan belajar yang baik menurut Slameto (1995:
77) adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
1.
m.

Keadaan jasmani yang baik
Keadaan emosional dan sosial yang tidak terganggu
Keadaan lingkungan yang mendukung
Memulai belajar pada waktunya
Membagi pekerjaan yang bisa diselesaikan dalam waktu
tertentu
Mengadakan kontrol sampai dimana suatu bahan dapat
dikuasai
Memupuk sikap optomis dengan belajar sesempurna mungkin
Waktu belajar yang tepat
Membuat jadwal belajar
Mengunakan waktu dengan tepat dan efisien
Belajar keras untuk tidak merusak konsentrasi belajar
Mengetahui cara mempelajari buku
Mempertingi kecepatan

Dalam penelitian ini maka akan dilaksanakan penelitian kebiasaan
belajar siswa terhadap mata pelajaran penjas dilihat dad segi kebiasaan
praktek dan sikap siswa terhadap mata pelajaran penjas di SMP Negeri 1
Rantau pandan.
a. Kebiasaan Belajar di sekolah

I). Mengikuti pelajaran di kelas dan mencatat penjelasan guru
Dalam mengikuti pelajaran di kelas, kehadiran sangat penting bagi
siswa, karena materi-materi yang diberikan oleh guru dalam kelas penting
untuk dicatat. Ikutilah pelaj aran yang diberikan dengan baik

Selarna

mengikuti pelajaran berusahalah mencari pengertian dan jangan berbicara
dengan teman selagi guru menjelaskan. Kalau ada yang kurang jelas,
sebaiknya tanyakan langsung pada guru. Menurut Slarneto (1995: 85)
Membuat catatan besar pengaruhnya dalam membaca. Catatan yang
kurang jelas dan tidak teratur antara materi yang satu dengan materi yang
lainnya akan menimbulkan rasa bosan dalarn membaca, selanjutnya belajar
jadi kacau. Sebaliknya catatan yang baik, rapi, lengkap dan teratur akan
menambah semangat dalam belajar khususnya dalam membaca k a n a
tidak tejadi kebosanan dalarn membaca. Hamalik (1982: 42) menyatakan
bahwa. Catatan itu hendaknya ditulis dalam kalimat yang lengkap dan
jelas.
2). Diskusi kelompok
Diskusi kelompok ketika ada masalah yang hams dipecahkan.
Masalah tersebut memungkinkan bermacam-macam jawaban bukan hanya
satu jawaban yang benar setiap jawaban yang beralasan dapat diterima.
Keuntungan belajar dalam kelompok menurut Djarnaran (2000: 57)
a) Kemungkinan adanya interaksi dan interstirnulasi antar
sesarna anggota
b) Memungkinkan pemberian tanggung jawab kepada semua
anggota untuk berperan
c) Memungkinkan timbulnya kepemimpinan

d) Ada kalanya siswa atau anggota kelompok lebih mengerti apa
yang dikatakan teman dari dari pada yang dikatakan oleh guru
e) Memungkinkan kepercayaan pribadi akan manfaat dan proses
demokrasi
f) Anggota lebih bersemangat belajar dalam kelompok dari pada
belajar secara perorangan.
Selanjutnya Djamaran, (2000: 57) mengemukakan tujuan belajar dalam
kelompok yaitu
a) Mengembangkan cam berfikir kritis, logis dan belajar secara
efektif
b) Mengembangkan sikap yang terbuka
c) Membantu memahami bagian yang tidak dipahaminya
d) Dalam satu kelompok anggota-anggotanya akan lebih tahu dan
menghargai tujuan setelah mereka mendiskusikan.
Faktor-faktor yang meipengaruhi dan perlu diperhatikan pada belajar
dalam kelompok (Djarnaran, 2000; 158)
a) Tujuan belajar dalam kelornpok
Sebelum belajar kelompok, hendaknya masing-masing anggota kelompok
mengetahui apa tujuan belajar tersebut, misalnya untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang dirasa sulit dan tidak dapat diselesaikan sendiri.
b) Sifat anggota
Supaya belajar dalam kelompok bisa lebih lancar hendaknya anggota
kelompok memahami bahwa sifat dan watak dari masing-masing anggota
berbeda, dan yang lebih penting untuk tidak terlalu mementingkan diri
sendiri. Dengan kata lain diperlukan saling pengertian sehingga tujuan
belajar dapat dicapai

c) Pengalaman, pengetahuan dan kecakapan

Sebelum belajar kelompok dirnulai, hendaknya masing-masing anggota
telah memiliki pengetahuan dasar tentang apa yang akan dibahas sehingga
dalam proses belajar dapat lebih semarak dan bersemangat.
d) Tugas yang dihadapi dan jumlah anggotanya
Hal yang terpenting dalarn kelompok adalah setiap anggota tahu tugas
yang akan dikerjakan dan mau melaksanakan tugas tersebut dengan penuh
tanggung jawab, serta sebaiknya jumlah anggota dibatasi supaya
memudahkan kelancaran proses belajar.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar siswa jelas mempengaruhi terhadap hasilnya. Adapun
faktor faktor yang mempengaruhi siswa dalam melaksanakan praktek mata
pelajaran penjas dapat kita lihat sebagai berikut:
a) Motivasi
Motivasi merupakan faktor penting agar kegiatan siswa menjadi
efektif dalam proses belajar. Motivasi juga berarti suatu keadaan dalam
din individu untuk dapat menimbulkan aktifitas mencapai suatu tujuan
kebutuhan-kebutuhan dan doronganlah yang membentuk motivasi. Pada
saat siswa merasakan suatu kebutuhan tidak terpenuhi, mereka digerakan
untuk melakukan pemenuhan kebutuhannya.
Menurut Setyobroto (1989: 24) bahwa motivasi adalah suatu
proses aktualisasi sumber penggerak dan pendorong tingkah laku individu
memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu.

Sehubungan dengan ha1 diatas dapat dijelaskan bahwa kemauan
siswa untuk belajar tersebut hams dapat menunjukan bahwa siswa yang
bersangkutan hams mempunyai motivasi untuk belajar, jika siswa tidak
memiliki motivasi untuk belajar maka hasil yang akan di inginkan sulit
tercapai.
Bhatnagar, Dkk dalam Setyobroto (1989: 23) bahwa motivasi
sebagai proses yang menciptakan tindakan bertujuan dan disadari yang
merupakan

kumpulan perasaan,

kesenangan dan domngan yang

menampakan sebagai minat. Tujuan pemberian motivasi. Hasibuan (1982:

97) bahwa
1.
2.
3.
4.

Mendorong gairah dan semangat belajar siswa
Meningkatkan moral dan kepuasaan siswa
Meningkatkan produktivitas siswa
Mempertahankan loyalitas dan kestabilan siswa
5. Meningkatkan kreativitas
6. Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas

Selanjutnya hasibuan (1982: 99) membagi jenis motivasi menjadi dua
klompok sebagai berikut:
1. Motivasi Positif (Insentif Positif),

Motivasi positif yaitu guru memotivasi siswa dengan memberikan
hadiah kepada siswa yang berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini
semangat siswa akan meningkat, karena siswa pada umumnya senang
menerirna yang baik-baik.

2. Motivasi Negatif (Insentif Negatif)
Motivasi negatif yaitu guru memotivasi siswanya dengan memberikan
hukuman kepada mereka yang terlarnbat dan tidak hadir diwaktu jam

praktek. Dengan ini memotivasi negatif ini semangat siswa dalam
jangka waktu pendek akan meningkat, Karena mereka takut di hukum;
tetapi untuk jangka panjang dapat berkurang baik.
Dari kenyataan diatas dapat kita perjelaskan lagi bahwa motovasi
merupakan tindakan bertujuan. Begitu halnya dalam praktek mata
pelajaran penjas bahwa dalarn mata pelajaran penjas memiliki motif-motif
seperti keinginan untuk mengembangkan tubuh, keinginan untuk
mempelajari ketrampilan-ketrarnpilan yang lebih maju untuk mencapai
kesehatan dan kesegaran jasmani, semuanya itu hams didorong.
Setyobroto (1989: 27) mengemukan berbagai macam motivasi berolahraga
sebagai berikut:

P Untuk dapat bersenang-senang dan mendapat kegembiraan

P Untuk melepas ketegangan psikis

>

Mendapatkan pengalaman
Untuk dapat berhubungan dengan orang lain. (mencari teman).

b) Sikap
Sikap merupakan suatu kesadaran kompleks yang menentukan
perbuatan siswa yang dilakukan secara sadar
Menurut Edwars dalam Setyobroto (1989: 39) mengemukakan
bahwa sikap merupakan suatu tingkatan perasaan yang bersifat positif atau
negatif dalam berhubungan dengan obyek tertentu selalu disertai perasaan
senang atau tidak senang, simapati atau empati dalam sesuatu hal.

Sejalan dengan penclapat Allport dalam Dahlan (1982: 66)
mengemukakan bahwa sikap merupakan persiapan mental yang
terorganisasi melalui pengalaman dan berpengaruhi terhadap tingkah laku
individu dalam merespon obyek atau situasi tertentu.

B. Kerangka Konseptual
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas yaitu studi kasus
tentang kebiasaan belajar siswa dalam mata pelajaran penjas pada SMP
Negeri 1 Rantau Pandan Kabupaten Bungo Propinsi Jambi memiliki
berbagai macam faktor pendukung untuk meningkatkan kebiasaan belajar
siswa Hal ini dapat dilihat dalam kerangka konseptual dibawah ini :
Kebiasaan Belajar
Siswa terhadap
Praktek

Pendidikan
Jasmani

Sikap Siswa
Terhadap Praktek

Bagan studi kasus tentang kebiasaan belajar siswa dilihat dari segi praktek
dan sikap siswa dalam mata pelajaran penjas.

C. Pertanyaan Penelitian
Untuk lebih memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian dan agar
lebih terarahnya penelitian ini, serta sesuai dengan latar belakang masalah
yang dikemukakan maka dimunculkan pertanyaan.
1. Bagaimanakah kebiasaan belajar praktek siswa SMP Negeri 1 Rantau
Pandan terhadap mata pelajaran penjas?
2. Bagaimanakah sikap siswa terhadap mata pelajaran penjas?

BAB 111
METODE PENELITLAN

A. Jenis, Waktu dan Tempat Penelitian
Jenis penelitian deskriptif, kerena penelitian ini bertujuan untuk
mengungkapkan masalah yang terjadi pada masa sekarang sebagairnana yang
diungkapkan (Sudjana,l989: 64). Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1
Rantau Pandan Kabupaten Bungo Propinsi Jambi dari tanggal 26 September
sarnpai 15 November 2007.

B. Populasai dan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Kamarudin dalam Mardalis (1987: 24) adalah semua
responden yang menjadi sumber pengambilan sampel. Aswar (1998: 77)
mendefinisikan populasi sebagai kelompok subjek yang hendak dikenal
generalisasi suatu penelitian. Sebagai suatu populasi kelompok subjek ini
hams memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang membedakan dari
kelompok subjek yang lain.
Populasi dalarn penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Rantau
Pandan kelas IX yang berjumlah 80 orang.

Tabel 1. Populasi Penelitian
Kelas

Jumlah siswa (Orang)

IX-1

27

IX-2

27

IX-3

26

Jumlah

80

Surnber data diarnbil dari tata usaha SMP Negeri 1 Rantau Pandan Kabupaten

Bungo Propinsi Jambi.
2. Sampel
Menurut Mardalis (1987: 19) sampel merupakan sebagian dari populasi
yang menjadi objek penelitian. Sampel penelitian ini sejumlah 40 orang
dengan mengunakan teknik propotional stratified random sampling.
Tabel 2. Sampel Penelitian
kelas

Sarnpel siswa (Orang)

IX-1

14

IX-2

13

IX-3

13

Jurnlah

40

C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder. Data primer dan
sekunder ini diambil langsung dari subjek penelitian melalui angket dan
wawancara dengan guru penjas SMP Negeri 1 Rantau Pandan terhadap mata

pelajaran penjas.
2. Sumber Data

Data yang diperoleh bersumber dari siswa SMP Negeri 1 Rantau Pandan
terhadap mata pelajaran penjas yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari
sampel dengan cara menyebarkan angketl kuesioner kepada setiap sampel
yang dipilih.

D. Instrumen
1. Tahapan yang diperlukan untuk memperoleh data primer dalam penelitian ini

dengan mengunakan instrumen berupa angket mengenai kebiasaan belajar
siswa SMP Negeri 1 Rantau Pandan terhadap mata pelajaran penjas. Menurut
Yusuf (1993: 36) empat alternatif jawaban yang diberikan dalarn penilaian
tentang kebiasaan belajar siswa. Penyusunan angket tentang kebiasaan belajar
siswa terhadap mata pelajaran penjas dapat dilihat sebagai berikut:
a. Menentukan indikator yang diteliti
b. Menjabarkan indikator-indikator menjadi butir-butir pernyataan
c. Setiap pernyataan mempunyai empat opsi jawaban yang terdri dari:

selalu (SL), sering (SR), jarang (JR), tidak pernah (TP)
d. Bentuk pernyatan yang dibuat positif. Masing-masing pernyataan dengan
empat jawaban akan diberi skor secara berurtan : 4, 3, 2, 1 sedangkan
pernyataan yang bersifat negatif akan diberi skor secara berurutan : 1,2,3,
4

2. Uji Coba Angket

Untuk mengetahui dapat atau tidaknya angket yang akan dipakai sebagai
i n s t m e n dalam penelitian ini, maka angket yang sudah dibuat akan diuji
cobakan. Uji coba angket bertujuan untuk menghindari pemyataan yang
kurang jelas, meniadakan item yang kurang relevan dengan tujuan penelitian
(Hadi, 1990: 166). Angket ini terdiri dari 40 item. Angket ini diuji wbakan
kepada 30 orang siswa SMP Negeri 15 padang dinyatakan 4 orang (12,59??)
selalu, 7 orang (25%) sering, 16 orang (5 1, 85%) jarang dan 3 orang (10,
55%) tidak pernah. Dari hasil uji coba Angket, pernyataan yang rnerniliki
validitas sebanyak 35 item.

E. Teknik Analisa Data
untuk menjawab pernyataan penelitian seperti yang telah dikemukakan terdahulu,
maka data yang telah dikurnpulkan diolah dengan mengunakan rumus persentase

(Sudjana, 1990: 130)
Perhitungan perentase

Keterangan

P : Persentas hasil yang dipeoleh
F :Frekuensi
N : Jumlah sampel yang dijadikan responden

(Arikunto, 1990: 57) skor kebiasaan belajar siswa yang berupa data kuantitatif

dikualifikasikan sebagai berikut :
8 1 YL-100 % = Sangat baik
61 %- 80 %

= Baik

41%-60% =Cukup
21%-20% =Kurang
0%-20 %

= Kuang

sekali

BAB Iv
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian
Dalam bab ini akan dikemukakan analisis dan pembahasan h a i l penelitian yang
di peroleh sesuai dengan data yang ditemukan di sekolah. Data ini bertujuan
untuk mengetahui Tentang Kebiasaan Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran
Penjas di SMP Negeri 1 Rantau Pandan Kabupaten Bungo Propinsi Jambi. Hasil
penelitian merupakan jawaban terhadap pernyataan penelitian yang telah
disebarkan dan diolah dalarn bentuk persentase.

B. Hasil Penelitian
1. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan mengenai tinjauan tentang
Kebiasaan belajar siswa dilihat dari Segi mengikuti pelajaran praktek penjas
pada SMP Negeri 1 Rantau Pandan Kabupaten Bungo Propinsi Jambi di
peroleh sejurnlah 3 orang (5,92 %) selalu, 9 orang (23,29 %) sering, 20 orang
(50,13 %) jarang dan 8 orang (20,66 %) tidak pemah. Rata-rata kebiasaan
belajar siswa berada dalam kategori jarang.

Tabel 3. Tinjauan Tentang Kebiasaan Belajar Siswa dilihat dari segi
mengikuti pelajaran praktek penjas Pada SMP Negeri 1 Rantau Pandan
Kabupaten Bungo Propinsi Jambi

( No I Alternatif Jawaban
1

Selalu

I I
4

I

Skor

1

1

%

45

5,92

760

100

Tidak pernah

I

Jumlah

Tabel diatas, dapat digunakan untukmembuat grafik di bawah ini
loo-.

-

. .

-

.

I
1

80

I

I

:6 0 Q)

C)

a#

e

al
n

40

I

20

0-

-

r
SL

SR

JR

TP

Alternatii jawaban

Grafik batang, persentase kebiasaan belajar praktek penjas SMP Negeri 1
Rantau Pandan.
2. Hasil penelitian tentang kebiasaan belajar siswa terhadap mata pelajaran
penjas dilihat sikap dapat diperoleh jurnlahnya 6 orang (13,6%) selalu, 9

orang (22,5%) sering, 20 orang (5 1,1%) jarang d m 5 orang (12,8%) tidak
pemah.
Tabel 4. Kebiasaan belajar siswa dalarn mata pelajaran penjas dilihat dari
segi sikap
Altetaatif Jawaban

No

Skor

yo

1

Selalu

87

13,6

2

Sering

144

22,5

3

Jarang

327

51,l

4

Tidak pernah

82

12,8

640

100

Jumlah

Tabel diatas, dapat digunakan untuk membuat grafik dibawah ini.
100 7
80

-:

.-

------

I

7

i

a8

60-

C
Q

E 40.0

n

20
0

7

l-7

~ ~ ~ -

SR

JR

TP

SL
Akernatii jawaban

Grafik batang, persentase kebiasaan belajar siswa terhadap mata pelajaran
penjas dilihat dari segi sikap

3. Rekapitulasi kebiasaan belajar siswa terhadap mata pelajaran penjas pada
SMPN 1 Rantau Pandan Kabupaten Bungo Propinsi Jambi sesuai dengan
analisis data deskriptif yang dikemukakan terdahulu mengenai tinjauan
tentang kebiasaan belajar siswa terhadap mata pelajaran penjas pada smpn
1 Rantau Pandan dapat dilihat sebagai berikut. : kebiasaan belajar siswa
dalarn mata pelajaran penjas dinyatakan 3 orang (9,42%) sellalu, 10 orang
(22,92%) sering, 21 orang (50,57%) jarang dan 6 orang (17,07%) tidak
pernah. Dari h a i l diatas dapat dijelaskan bahwa kebiasaan belajar siswa
terhadap mata pelajaran penjas dikategorikan jarang. Dalam ha1 ini
bahawa siswa smpn 1 rantau pandan menganggap tidak penting mata
pelajaran penjas.
Table 5. Rekapitulasi studi kasus kebiasaan belajar siswa terhadap mata
pelajaran penjas pada SMP Negeri 1 Rantau Pandan
No

Alterenatif jawaban

Skor

Oh

1

Selalu

132

9,42

2

Sering

321

22,92

3

Jarang

708

50,57

4

Tidak pernah

239

17,07

Jumlah

1400

100

Tabel dihalaman sebelumnya, dapat digunakan untuk membuat graf-ik
dibawah ini.

100 -

.

-

-

>-

-

--

80 ---Q)

2 so-----

.

A
.

I=
Q)

E

40-

Q)

a

20 -0 , I

1

SL

I

SR

JR

TP

Alternatii jawaban

Grafik batang, persentase rekapitulasi studi kasus kebiasaan belajar siswa
terhadap mata pelajaran penjas pada SMP Negeri 1 Rantau Pandan.

C . Pembahasan
Hasil analisis data di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kebiasaan belajar praktek penjas
Kebiasaan belajar siswa SMP Negeri 1 Rantau Pandan Kabupaten Bungo dilihat

dari segi mengikuti pelajaran praktek penjas merupakan ha1 yang terpenting
dalam proses belajar di sekolah seperti pembuatan jadwal pelajaran, kosentrasi,
pengulangan pelajaran dan kehadiran. Tanpa kebiasaan belajar yang baik maka
proses belajar tersebut tidak &an

tercapai. Menurut Zeni Haryanto dalarn

Natawijaya (1993: 60) mengemukakan kebiasaan belajar dapat disebabkan oleh
faktor internalnya yang malas atau faktor eksternal berupa tingginya tingkat
kesukaran dalam belajar yang disebabkan h a n g tepatnya seorang pendidik

dalarn proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data di atas kebiasaan
belajar siswa SMP Negeri 1 Rantau Pandan masih jauh dari yang diharapkan.
Dalam penelitian tinjauan tentang kebiasaan belajar siswa dalarn mata pelajaran
penjas pada SMP Negeri 1 Rantau Pandan Kabupaten Bungo Propinsi Jarnbi,
setelah disebarkan angket, maka dapat diperoleh dari hasil penelitian data tersebut
masih jauh dengan yang diharapkan. Dengan dernikian maka asurnsi dapat
diterima, selanjutnya kebiasaan belajar siswa SMP Negeri 1 Rantau Pandan
terhadap mats pelajaran penjas hams diarahkan kearah yang lebih baik. Untuk
meningkatkankebiasaan belajar tersebut dapat dilakukan dengan cara berusaha
serius mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh guru penjas tersebut
2. Kebiasan belajar ditinjau dari segi sikap siswa dalam mata pelajaran penjas.
Kebiasaan belajar dilihat dari segi sikap seperti perilaku, minat, tanggapan serta
motivasi siswa terhadap mata pelajaran penjas masih jauh dengan yang
diharapkan. Menurut sudibyo (1989: 4) bahwa sikap dapat berubah dan dapat
diopengaruhi, dan dapat dibina untuk dikembangkan, seperti kerjasama dan
bersikap positif terhadap sesuatu yang dilakukan dapat memiliki hasil yang lebih
baik. Sikap siswa sangat berpengaruh terhadap pelajaran penjas, ha1 ini dapat
diperoleh hasil penelitian bahwa kebiasaan belajar sisiswa menunjukan bahwa

sikap siswa mengambarkan sikap yang negative terhadap pelajaran penjas. Hal
juga tergambar bahwa sikap siswa tersebut dikategorikanjarang.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil dan analisis data tinjauan tentang kebiasaan belajar praktek

siswa sesuai dengan annlisis data deskriptif yang dikemukakan terdahulu
bahwa kebiasaan belajar praktek siswa dalam mata pelajaran penjas rata-rata
dalam kategori jarang.

2. Hasil penelitian tentang kebiasaan belajar siswa dalam mata pelajaran penjas
dilihat dari segi sikap rata-rata jarang. Dari hasil tersebut dapat dijelaskan
bahwa kebiasaan belajar siswa dalam mata pelajaran penjas masih jauh dari
yang diharapkan. Dalarn ha1 ini bahwa siswa SMP Negeri 1 Rantau Pandan
menganggap tidak penting mata pelajaran penjas

B. Saran

1. Disarankan kepada seluruh siswa agar dapat membenahi kebiasaan belajar
penjas kearah yang lebih baik serta memiliki sikap yang positif dalam mata
pelajaran penjas diantaranya dengan membuat jadwal pelajaran, mengulang
pelajaran penjas, memperhatikan kehadiran, mencatat dan mendengarkan
penjelasan guru, aktif dalam diskusi serta merniliki sikap yang positif dalam

mata pelajaran penjas.

2. Disarankau kepada siswa agar dapat membenahi atau merubah sikap kearah
yang lebih sehingga proses belajar penjas dapat tercapai dengan baik.
D