BMT Sebagai Benteng Penanggulangan Kemis

BMT SEBAGAI BENTENG
PENANGGULANGAN
KEMISKINAN
Dra Trias Setiawati, M.Si
Fakultas Ekonomi UII
27 September 2010
Radio Unisi FM

PERMASALAHAN
Kemiskinan adalah suatu fakta yang makin



Penduduk miskin adalah jumlah yang perlu
dipertimbangkan solusinya secara
komprehensif



[email protected]


besar

7/3/18



Keadaan miskin dapat terjadi pada beberapa
tingkatan yakni individual(pengetahuan,
sikap hidup), keluarga (etos, orientasi, visi),
masyarakat (nilai-nilai budaya) dan negara

2

JUMLAH ORANG MISKIN DI
INDONESIA
Tahun 2009, meskipun telah turun menjadi 14
persen, namun jumlah orang miskin masih sekitar
32,5 juta orang.
 Tahun 2005Tidak berbeda jauh yang sebesar 35 juta
orang.

 Angka ini akan membengkak menjadi lebih dari 100
juta bisa menggunakan ukuran Bank Dunia. Indikator
lain, yakni angka gizi buruk juga mengindikasikan hal
sama.
 Data menyebutkan jumlah balita penderita malnutrisi
pada 2007 adalah 4,1 juta jiwa. Angka tersebut
sangat mungkin jauh lebih rendah dibanding fakta
lapangan karena tidak ada pelaporan yang baik.
 (Hendri Saparini, 2010)

7/3/18



[email protected]

3

KEMISKINAN DAN PARADIGMA
KEBIJAKAN

(HENDRI SAPARINI, 2010)
7/3/18

Salah satu penyebab utama kemiskinan adalah
semakin menipiskannya keberpihakan
kebijakan publik terhadap kelompok
masyarakat miskin akibat adopsi terhadap
paham ekonomi pasar yang berlebihan.
 Mekanisme pasar dianggap sebagai satusatunya cara yang paling tepat untuk
menyediakan berbagai kebutuhan dan
pelayanan dasar bagi rakyat.
 Air dan listrik yang merupakan pelayanan
dasar, penyediaannya dianggap lebih baik bila
diserahkan kepada pasar karena dianggap
pasarlah yang dapat melayani dengan efisien.


[email protected]

4


KEADAAN MISKIN

7/3/18

5.

[email protected]

5

menempatkan
manusia sebagai subyek
pembangunan.

Pemberdayaan

masyarakat
dalam penanggulangan
kemiskinan menjadi komitmen

bersama antara pemerintah
pusat dengan pemerintah
daerah.

[email protected]

Pembangunan

7/3/18

PARADIGMA PENANGGULANGAN KEMISKINAN
DR.IR.HARRY HIKMAT (DEPSOS RI)

6

VISI BERSAMA (COMMON VISION)
DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
DR.IR.HARRY HIKMAT (DEPSOS RI)

[email protected]


intelektual : pergeseran dari
pendekatan charity kepada
pendekatan produktivitas dan
pendekatan asset building (kerjauntung-nabung)
 Dimensi spritual : responsif terhadap
aspirasi masyarakat miskin, program
sesuai dengan kebutuhan masyarakat
miskin dan mendorong ketahanan
sosial masyarakat
 Dimensi emotional : melaksanakan
program penanggulangan kemiskinan
dengan sungguh-sungguh (total

7/3/18

 Dimensi

7


(TAMBUNAN, 2002).
7/3/18

Orang miskin yang aktif bekerja ini dalam
terminologi World Bank disebut economically
active poor atau pengusaha mikro.
 Dan meninjau struktur konfigurasi ekonomi
Indonesia secara keseluruhan:




Dan bila kita menengok lebih dalam lagi,
usaha mikro merupakan mayoritas, sebab
berjumlah 98% dari total unit usaha atau 39
juta

[email protected]

dari 39,72 juta unit usaha yang ada,

 sebesar 39,71 juta (99,97%) merupakan usaha
ekonomi rakyat  atau sering disebut usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM).


8

PENGEMBANGAN USAHA MIKRO

7/3/18
[email protected]

9

PENGUSAHA MIKRO
(BAMBANG ISMAWAN, 2008)
7/3/18
[email protected]

10


PELAYANAN BMT


Melayani 4, 5 juta orang



Masyarakat yang tak terlayani oleh Bank
konvensional



Pelayanan alternatif
 Tak

perlu jaminan

[email protected]


Jumlahnya 4000 BMT an di seluruh Indonesia
7/3/18



 Cepat
 Ringan
11

PROGRAM BMT



Penyaluran dana

[email protected]

Pengumpulan dana

7/3/18




12

PENYALURAN DANA



Pemberdayaan



Charity (pemberian cuma-cuma)

[email protected]

Administratif finansial

7/3/18



13

PERMASALAHAN PEMBERDAYAAN



Tenaga pendamping



Proses pendampingan



Monitoring



Evaluasi



Netoworking



Political will pemerintah dan institusi terkait

[email protected]

Proses assessment

7/3/18



14

PERMASALAHAN KEMISKINAN
Individual:
7/3/18
[email protected]

15

PROGRAM INDIVIDUAL
1.

7/3/18
[email protected]

16

PADA TINGKAT INDIVIDU
Membangun jiwa kewirausahaan

7/3/18

[email protected]

17

PADA TINGKAT KELUARGA

7/3/18

[email protected]

18

PADA TINGKAT MASYARAKAT

7/3/18

[email protected]

19

PADA TINGKAT NEGARA


Keberpihakan pemerintah pada yang miskin dan

Manajemen koordinasi antar instansi yang
terkait



Keberpihakan dari wakil rakyat pada mereka
yang menjadi konstituennya



[email protected]



7/3/18

kekurangan (visi-orientasi-program-monev)

Pressure group dari kelompok-kelompok di
masyarakat yang dapat mencermati kinerja
dan keberpihakan pemerintah-wakil rakyat
terhadap kemiskinan

20

PERAN PERGURUAN TINGGI
Dapat dilakukan pada semua level kemiskinan



Individual:
 Pelatihan

AMT

 Pelatihan

Pendampingan wirausaha

Kelembagaan
 Pemberian

visi

 Pengayaan

pengetahuan

 Pembuatan

contoh lab BMT yang ideal

 Pembuatan

dan pemeliharaan jaringan usaha

 Advokasi

kebijakan pemerintah

[email protected]



7/3/18



21

KESIMPULAN DAN SARAN


Penduduk miskin masih sangat besar



Upaya pengentasan kemiskinan adalah suatu
keharusan



BMT adalah suatu media pengentasan kemiskinan



Pengentasa kemiskinan dapat dilakukan pada

[email protected]

Kemiskinan adalah suatu fakta
7/3/18



beberapa level sejak dari individu sampai
kerjasama antar negara


Koordinasi dari semua pihak sangat penting untuk
mengentaskan kemiskinan.

22

MATUR NUWUN

7/3/18

24

[email protected]

TANYA JAWAB:

SMS 1


Pertanyaan: Perbedaan antara BMT dan BPRS



Jawaban:
 BMT(legal

jasa keuangan syariah, koperasi plus

dengan buka layanan yang lebih lama)  Dinas
Koperasi
 BPR

[email protected]

Nur aima – sewon

7/3/18



(acuan Bank Indonesia, syarat modal

minimal Bank Indonesia
25

SMS 2
Nadia – Magelang
 Belum mengetahui BMT, bagaimana
pendaftarannya
 Jawaban:


[email protected]

mal (lembaha filantropi, penyalur Zis)
 Baitul tamwil (menyalurkan)
 Pendaftaran: menjadi anggota BMT
 Milik masyarakat, di masyarakat, modal
swadaya, disalurkan di masyarakat, unsur
keswadayaan menjadi penting
 Baca UU koperasi, 20 orang, daftar ke dinas
kab/kota
 Sistem landasan syariah
 Bisa konsultasi ke PINBUK, seja 1995

7/3/18

 Baitul

26

SMS 3
Anonim
 Waktu mencari Pinjaman tambahan, Survei BMT
dilakukan dengan cara menanyai tetangga itu kenapa
 Jawaban:


[email protected]

karena on the spot tidak bisa dengan menanyai
langsung kepada yang bersangkutan, maka 5C yang
diutamakan adalah characternya maka dengan menanyai
tetangganya, jika baik akan mengelola dengan baik.
 Mungkin dengan cara ke masjid kemudian menanyai kepada
jamaah lain
 85% berasal dari simpanan masyarakat, kalau dana macet
maka akan terjadi kesulitan dalam penarikan
 Biaya sosial untuk mengawal dana menjadi sangat mahal
 DIY=590.000 ribu orang miskin, 50% dilayani BMT sekitar
200.000 orang.
 Sangat strategis menjadi mitra pemerintah dalam
mengentaskan kemiskinan

7/3/18

 Caranya

27

7/3/18
[email protected]

28