Analisis Rasio Keuangan PT Ultrajaya Mil

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Menurut Sutrisno (2009:9), “Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni neraca dan laporan laba rugi. Laporan
keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu
perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di
dalam mengambil keputusan.
Analisis rasio merupakan salah satu alat ukur dalam menentukan dan mengukur
hubungan antara pos-pos yang satu dengan pos-pos yang lain yang ada di dalam
laporan keuangan sehingga dapat diketahui perubahan dari masing-masing pos
tersebut.

1.2

Rumusan Permasalahan


Sejalan dengan latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahannya adalah
bagaimana tingkat rasio keuangan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk,
pada tahun 2015 dan 2016.

1.3

Tujuan Analisis

Tujuan dari rasio keuangan adalah membantu manajer dalam memahami apa yang
perlu dilakukan perusahaan sehubungan dengan informasi yang berasal dari keuangan
yang sifatnya terbatas. Dengan menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan
memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang
keuangan. Dari informasi tersebut, manajer dapat membuat keputusan-keputusan
penting di masa yang akan datang. Bagi pihak ekstern, rasio keuangan bertujuan untuk
1

memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan. Untuk
selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah membeli, menahan atau menjual
saham perusahaan tersebut.


2

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keunggulan Analisa Rasio
Menurut Harahap (2008:298), keunggulan analisa rasio adalah sebagai berikut:
 Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar yang lebih mudah dibaca dan
ditafsirkan
 Merupakan pengganti yang lebih sederhana dan informasi yang disajikan
laporan keuangan
 Mengetahui posisi keuangan di tengah industri lain
 Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi (Z-Score)
 Menstandarisasi size perusahaan
 Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain
 Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang
akan dating
2.2 Keterbatasan Analisa Rasio
Adapun keterbatasan analisa rasio menurut Harahap (2008:299), adalah:

 Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya
 Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan
 Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan
menghitung rasio
 Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron
2.3 Jenis Analisa Rasio

3

Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio itu banyak sekali, namun
demikian menurut Sutrisno (2009:215), angka rasio yang ada pada dasarnya dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :
a. Rasio menurut sumber darimana rasio dibuat, terdiri dari :
 Rasio-rasio neraca, merupakan rasio yang menghubungkan elemenelemen yang ada pada neraca saja, seperti current ratio dan cash ratio.
 Rasio-rasio laporan laba-rugi, yaitu rasio yang menghubungkan elemenelemen yang ada pada laporan laba rugi saja, seperti profit margin,


operating ratio, dan lain-lain.
Rasio-rasio antar laporan, yaitu rasio yang menghubungkan elemenelemen yang ada pada dua laporan, neraca dan laporan laba rugi seperti


return in investment, return on equity, dan lainnya.
b. Rasio menurut tujuan penggunaan rasio yang bersangkutan terdiri dari :
1. Rasio Likuiditas
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang
modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian
rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga
rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.
Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan
perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva
lancar tertentu menjadi uang kas.
Yang termasuk Rasio Likuiditas adalah :
a. Current Ratio
Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui seberapa jauh perusahaan dapat
melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin besar rasio yang diperoleh,
semakin lancar hutang pembayaran jangka pendeknya.
Apabila rasio lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva lancar dapat
menutupi semua hutang lancar. Jadi dikatakan sehat jika rasionya berada
di atas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah

hutang lancar (Harahap, 2002:301)

4

Current Assets
Current ratio = ---------------------------Current Liabilities

b. Quick Ratio
Merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan,
dengan jumlah hutang lancar. Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan
quick ratio karena persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling
kecil tingkat likuiditasnya.
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu
menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Angka rasio
ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun rasionya tidak mencapai 100% tapi
mendekati 100% juga sudah dikatakan sehat (Harahap, 2002:302)
Current Assets – Inventory

Quick ratio =


----------------------------------Current Liabilities

c. NWC / Net Working Capital
Dipergunakan untuk mengetahui berapa besar modal kerja bersih milik
perusahaan. Kalau positif berarti kewajiban lancar dibiayai oleh aktiva lancar,
namun kalau negatif maka kewajiban lancar yang membiayai aktiva lancar.

NWC = Current Assets – Current Liabilities

d. Cash Ratio
Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera
menjadi uang kas dengan hutang lancar. Semakin besar rasionya semakin
baik. Sama seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100% (Harahap,
2002:302)

5

Cash
Cash ratio = ---------------------Current Liabilities


e. NWC to TA Ratio
Rasio ini mengukur seberapa besar dari total bisa diubah menjadi kas dalam
waktu pendek.
Net Working Capital
NWC to TA ratio =

------------------------Total Assets

2. Rasio Solvabilitas atau Rasio Leverage
Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa

jauh aktiva

perusahaan dibiayai dengan hutang.
a. Debt to Asset Ratio (DAR)
Rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total
hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.


Semakin kecil rasionya

semakin aman (solvable). Porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil
(Harahap, 2002:304)
Total Debt
Debt to Asset Ratio =

---------------Total Assets

b. Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari
dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar
dengan seluruh ekuitas.
Bagi perusahaan sebaiknya, besarnya hutang tidak boleh melebihi modal
sendiri agar beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Semakin kecil rasio ini
6

semakin baik. Maksudnya, semakin kecil porsi hutang terhadap modal,
semakin aman

Total Debt
Debt to Equity Ratio = ---------------------Total Equity

c. Debt Service Coverage
Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban
tetapnya dengan memasukkan unsur pembayaran pokok atau cicilan pokok
pinjaman. Yang dimaksud denga beban tetap dalam rasio ini adalah bunga
utang jangka panjang beserta cicilan pokok pinjaman dan biaya sewa jika
ada. Rasio ini menilai apakah hasil usaha suatu perusahaan cukup
untuk memenuhi kewajiban membayar pokok utang dan bunga dalam
periode tersebut
Laba operasi + Penyusutan
Debt Service Coverage =

-----------------------------------------------------

Bunga + Sewa guna + Angsuran pokok

d. Interest Coverage ratio
Merupakan rasio antara laba sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga.

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tatapnya
berupa bunga dengan laba yang diperoleh, atau mengukur berapa kali
besarnya laba bisa menutup beban bunganya.
EBIT
Interest Coverage ratio =

---------------Beban bunga

3. Rasio Aktivitas
7

Rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua
sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan
perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva.
Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan
yang layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan,
aktiva tetap dan aktiva lainnya.
Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan
semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana
kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih

produktif.

Yang termasuk Rasio Aktivitas adalah :
a. Working Capital Turnover (Rasio Perputaran Modal Kerja)
Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap
kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya
penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah
modal kerja (Sawir, 2009:16).
Working capital turn over merupakan kemampuan modal kerja (neto) berputar
dalam suatu periode siklus kas (cash cycle) dari perusahaan (Riyanto,
2008:335)
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan
selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha.periode
perputaran modal kerja (working capital turn over period) dimulai dari saat
dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai
dimana saat kembali menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti
makin cepat perputaran atau makin tinggi perputarannya (turn over rate-nya).
Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung berapa lama
periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut

8

Penjualan
Working Capital Turnover= ---------------------

Penjualan
atau --------------------------------------

Modal kerja bersih

Aktiva Lancar – Utang Lancar

b. Fixed Assets Turnover (Rasio Perputaran Aktiva Tetap)
Merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed assets
turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta
tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan,
atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir, 2003:17).
Rasio

ini

berguna

untuk

mengevaluasi

kemampuan

perusahaan

menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.
Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas
terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau
mungkin disebabkan hal-hal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang
berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi
semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap
tersebut
Penjualan
Fixed Assets Turnover =

---------------Aktiva Tetap

4. Rasio Profitabilitas atau Rasio Rentabilitas
Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti
kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan
sebagainya (Syafri, 2008:304).
9

Rasio

ini

bertujuan

untuk

mengetahui

kemampuan

perusahaan

dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran
tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya.
Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan
dan investasi perusahaan
Yang termasuk Rasio Profitabilitas / Rentabilitas adalah
a. Profit Margin
Rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya
produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi
secara efisien (Sawir, 2009:18).
Laba Operasi
Profit Margin = ------------------Penjualan

b. Total Assets Turnover

Merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume
penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa
aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin
efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan.
Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume
penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar.
Penjualan
Total Assets Turnover =

---------------Total Aktiva

c. Return on Equity (ROE)

10

Merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total
ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan
(income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham
biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka
investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008:305).
Return on equity adalah

rasio yang memperlihatkan sejauh manakah

perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur
tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri
atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20).

ROE menunjukkan

rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha.
EAT
Return on Equity = -------(ROE)

Equity

d. ROA atau ROI
Merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total
aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur
kemampuan

perusahaan

secara

keseluruhan

didalam

menghasilkan

keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam
perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).
Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on
investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih
diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63).

11

EAT
Return on Asset = -------(ROA/ROI)

Total Asset

e. Receivable Turnover (Rasio Perputaran Piutang)
Perputaran piutang merupakan ukuran efektivitas pengelolaan piutang.
Semakin cepat perputaran piutang, semakin efektif perusahaan dalam
mengelola piutangnya.
Makin tinggi rasio (turnover) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan
dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada
over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut,
mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau
mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit.
Penjualan Kredit
Receivable Turnover =

--------------------------Piutang Rata-Rata

Untuk menghitung rata – rata piutang adalah piutang awal tahun ditambah
piutang akhir tahun dibagi dua
f. Inventory Turnover (Rasio Perputaran Persediaan)
Menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar
dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk
adanya overstock (Riyanto, 2008:334).
Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan
barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk
menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya
manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.

12

Harga Pokok Penjualan
Inventory Turnover =

---------------------------------Rata – rata Persediaan

Rata – rata persediaan diperoleh dari jumlah persediaan awal tahun ditambah
dengan persediaan akhir tahun dibagi dua

5. Rasio Penilaian
yaitu rasio-rasio untuk mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan
nilai pasar agar melebihi biaya modalnya
a. Price Earning Ratio
Harga per lembar saham
Price Earning Ratio =

---------------------------------Laba per lembar saham

Rasio harga/laba (Price Earning Ratio) merupakan suatu rasio yang lazim
dipakai untuk mengukur harga pasar (market price) setiap lembar saham biasa
dengan laba per lembar saham. Ukuran ini melibatkan suatu jumlah yang tidak
secara langsung dikendalikan oleh perusahaan harga pasar saham biasa.
Rasio harga / laba mencerminkan penilaian pemodal terhadap pendapatan
dimasa mendatang. (Simamora, 2000 : 531).
PER yang tinggi menunjukkan prospek yang baik pada harga saham, namun
semakin tinggi pula resikonya. PER yang rendah dapat pula berarti laba
perusahaan yang tinggi dan potensi dividen yang tinggi pula. Saham yang
memiliki PER yang semakin kecil bagi pemodal akan semakin bagus, karena

13

saham tersebut memiliki harga yang semakin murah. PER merupakan salah satu
segi untuk memandang kinerja harga saham
b. Market to Book Value ratio

Harga per lembar saham
Market to Book Value Ratio =

---------------------------------Nilai Buku per saham

Jumlah modal perusahaan
Nilai Buku per lembar saham =

----------------------------------

jumlah lembar saham yg beredar

Adalah rasio nilai pasar ekuitas saham perusahaan dengan nilai akuntansi
ekuitas itu. Bila market-to-book ratio relatif tinggi dibandingkan rata-rata industri
maka hal itu menunjukkan bahwa perusahaan dapat lebih efisien menggunakan
asetnya untuk menciptakan nilai.
Nilai pasar perlembar saham mencerminkan kinerja perusahaan di masyarakat
umum, dimana nilai pasar pada suatu saat dapat dipengaruhi oleh pilihan dan
tingkah laku dari mereka yang terlibat dipasar, suasana psikologi yang ada
dipasar, sengitnya perang pengambilalihan, perubahan ekonomi, perkembangan
industri, kondisi politik, dan sebagainya (Helfert, 1997 : 290). Sedangkan nilai
buku perlembar ekuitas mencerminkan nilai ekuitas pemilik yang tercatat pada
neraca perusahaan, dan mencerminkan klaim pemilik yang tersisa atas suatu
aktiva (Helfert, 1997 : 326)

14

BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Perusahaan

Laporan keuangan PT Ultrajaya
Milk Industry & Trading Company, Tbk, pada tahun 2015 dan 2016

15

16

17

18

19

20

3.2 Analisis Rasio
Berikut Analisa Rasio PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk, pada tahun
2015 dan 2016.
3.2.1 Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
Current Assets
Current ratio = ---------------------------Current Liabilities

Curent Ratio 2015

Curent Ratio 2016

2,103,565,054,627

2,874,821,874,013
593,525,591,69
4
4.8
4

561,628,179,393
3.75

Semakin besar curent ratio yang diperoleh, maka semakin lancar hutang
pembayaran jangka pendeknyatahun 2016, nilai current ratio perusahaan
meningkat dari 3.75 menjadi 4.84 kali artinya perusahaandapat melunasi hutang
jangka pendeknya lebih baik dari tahun 2015.
b. Quick Ratio
Quick ratio =

Current Assets – Inventory
----------------------------------Current Liabilities

Quick Ratio 2015
2,103,565,054,627
738,803,692,770

Quick Ratio 2016
2,874,821,874,013
760,534,170,29
2
21

1,364,761,361,857.00

2,114,287,703,721
3.5
6

2.43

Kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam menutupi hutang lancarnya
meningkat dari 2.43 di tahun 2015 menjadi 3.56 di tahun 2016. semakin besar
nilai quick ratio maka semakin baik.
c. NWC / Net Working Capital

NWC = Current Assets – Current Liabilities

NWC 2015

NWC 2016

2,103,565,054,627
561,628,179,393

2,874,821,874,013
593,525,591,69
4

1,541,936,875,234

2,281,296,282,319

Modal kerja bersih perusahaan meningkat di tahun 2016 dan positif artinya
kewajiban lancar dibiayai oleh aktiva lancar.
d. Cash Ratio
Cash
Cash ratio = ---------------------Current Liabilities

Cash Ratio 2015
849,122,582,559
561,628,179,393
1.51

Cash Ratio 2016
1,521,371,695,873
593,525,591,69
4
2.5
6
22

Cash ratio perusahaan meeningkat dari 1.51 di tahun 2015 menjadi 2.56 di tahun
2016 yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Semakin besar
rasionya maka semakin baik.
e. NWC to TA Ratio
Net Working Capital
NWC to TA ratio =

------------------------Total Assets

NWC to TA Ratio 2015

NWC to TA Ratio 2016

1,541,936,875,234

2,281,296,282,319

3,539,995,910,248

4,239,199,641,365

0.44

0.54

Total yang bisa diubah menjadi kas dalam waktu pendek meningkat dari 0.44
menjadi 0.54.

3.2.2 Rasio Solvabilitas atau Rasio Leverage
a. Debt to Asset Ratio (DAR)

23

Total Debt
Debt to Asset Ratio =

---------------Total Assets

Dept to asset Ratio 2015

Dept to asset Ratio 2016

742,490,216,326.00

749,966,146,582.00

3,539,995,910,248.00

4,239,199,641,365
0.1
8

0.21

DAR menunjukkan seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang,
ratio yang diperoleh menurun dari 0.21 menjadi 0.18 artinya semakin kecil nilai
rasionya maka akan semakin aman (solvable).
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Total Debt
Debt to Equity Ratio = ---------------------Total Equity

Dept to equity Ratio 2015
742,490,216,326
2,797,505,693,922
0.27

Dept to Equity Ratio 2016
749,966,146,58
2
3,489,233,494,78
3
0.
21

Nilai rationya menurun dari 0.27 menjadi 0.21 artinya semakin kecil porsi
hutang terhadap modal maka semakin aman.
c. Debt Service Coverage

24

Laba operasi + Penyusutan
Debt Service Coverage =

-----------------------------------------------------

Bunga + Sewa guna + Angsuran pokok

Tidak diketahui angsuran pokok pinjaman.
d. Interest Coverage ratio
Interest Coverage ratio =

EBIT
---------------Beban bunga

Interest Coverage Ratio 2015
700,675,250,229

Interest Coverage Ratio 2016
932,482,782,652

2,314,561,132

2,035,318,620

303

458

Nilai rasio meningkat dari 303 menjadi 458 artinya besarnya laba perusahaan
semakin tinggi untuk bisa menutupi beban bunganya.

3.2.3 Rasio Aktivitas
a. Working Capital Turnover (Rasio Perputaran Modal Kerja)
Penjualan
Working Capital Turnover= ---------------------

Penjualan
atau --------------------------------------

Modal kerja bersih

Aktiva Lancar – Utang Lancar

25

Working Capital Turnover

Working Capital Turnover

4,393,932,684,171

4,685,987,917,355

2,103,565,054,627

2,874,821,874,013

561,628,179,393
1,541,936,875,234

593,525,591,694
2,281,296,282,319

2.85

2.05

Nilai rasio menurun dari 2.85 menjadi 2.05 artinya periode tersebut semakin
pendek dimana perputaran dari investasi komponen modal kerja sampai
kembali menjadi kas perputarannya cepat.
b. Fixed Assets Turnover (Rasio Perputaran Aktiva Tetap)
Penjualan
Fixed Assets Turnover =

---------------Aktiva Tetap

Fix Asset Turnover
4,393,932,684,171
1,160,712,905,883
3.79

Fix Asset Turnover
4,685,987,917,3
55
1,042,072,476,3
33
4.50

Nilai rasio meningkat dari 3.79 menjadi 4.50, semakin tinggi nilai rasionya maka
semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut guna meningkatkan
pendapatan perusahaan.
26

3.2.4 Rasio Profitabilitas atau Rasio Rentabilitas
a. Profit Margin

Laba Operasi

Profit Margin = ------------------Penjualan

Profit margin 2015

Profit margin 2016
888,986,639,22
8

692,865,656,136
4,393,932,684,171

4,685,987,917,355
0.
19

0.16

Nilai rasio meningkat dari 0.16 menjadi 0.19 artinya kemampuan perusahaan
untuk berproduksi semakin efisien.
b. Total Assets Turnover
Penjualan
Total Assets Turnover =

---------------Total Aktiva

Total Asset Turnover 2015

Total Asset Turnover 2016

4,393,932,684,171

4,685,987,917,355

3,539,995,910,248

4,239,199,641,365

1.24

1.11

Total asset turn over menurun dari 1.24 menjadi 1.11 artinya perusahaan kurang
efisien dalam menggunakan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan.
c. Return on Equity (ROE)

27

EAT
Return on Equity = -------(ROE)

Equity

Return of Equity 2015

Return of Equity 2016

523,100,215,029

709,825,635,742

2,797,505,693,922

3,489,233,494,783

0.19

0.20

Nilai rasio meningkat tipis dari 0.19 menjadi 0.20 artinya perusahaan dapat
mengelola modal sendiri secara efektif.
d. ROA atau ROI
EAT
Return on Equity = -------(ROA/ROI)

Return of Asset 2015
523,100,215,029
3,539,995,910,248
0.15

Total Asset

Return of Asset 2016
709,825,635,74
2
4,239,199,641,365
0.1
7

Nilai rasio meningkat dari 0.15 menjadi 0.17 artinya keadaan perusahaan
semakin baik. Nilai rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh
perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
e. Receivable Turnover (Rasio Perputaran Piutang)

28

Penjualan Kredit
Receivable Turnover =

--------------------------Piutang Rata-Rata

Tidak diketahui penjualan kreditnya.
f. Inventory Turnover (Rasio Perputaran Persediaan)
Harga Pokok Penjualan
Inventory Turnover =

---------------------------------Rata – rata Persediaan

Inventory Turnover 2015
3,011,443,561,889
1,083,813,301,445
2.78

Inventory Turnover 2016
3,052,883,009,12
2
1,119,070,777,91
6
2.
73

Nilai rasio turun dari 2.78 menjadi 2.73, hal ini menunjukkan perusahaan semakin baik
dalam mengelola modal yang ada pada persediaan.
3.2.5 Rasio Penilaian
a. Price Earning Ratio
Harga per lembar saham
Price Earning Ratio =

---------------------------------Laba per lembar saham

Price Earning Ratio 2015
200

Price Earning Ratio 2016
200
29

180

243

1.11

0.82

Nilai PER yang semakin kecil dari 1,11 menjadi 0,82 bagi pemodal akan semakin
bagus, karena saham tersebut memiliki harga yang semakin murah. PER merupakan
salah satu segi untuk memandang kinerja harga saham
b. Market to Book Value ratio
Harga per lembar saham
Market to Book Value Ratio =

---------------------------------Nilai Buku per saham

Jumlah modal perusahaan
Nilai Buku per lembar saham =

----------------------------------

jumlah lembar saham yg beredar

Rumus perhitungan Book Value per Share
Modal saham nominal Rp 200 x 2.888.382.000 lembar

577.676.400.000

Agio saham :

63.757.560.000

Laba tidak dibagi :

58.552.875
641.492.512.875

Nilai buku per lembar saham :

30

641.492.512.875 / 2.888.382.000 = 222.
Market to Book Value ratio2015
200
222
0.90

Market to Book Value ratio2016
200
222
0.90

0,90 kali artinya nilai pasar perusahaan 0,90 kali dari harga bukunya.

BAB 4
PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan
 Secara

keseluruhan

Solvabilitas,

dari

perhitungan

Profitabilitas,Aktivitas,

dan

Analisis
analisa

Rasio
pasar

Likuiditas,

maka

dapat

disimpulkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik dalam
mengelola dan memanfaatkan aset-aset perusahaan.
 Peningkatan laba dari tahun ke tahun menunjukkan keseriusan dan fokus
kinerja manajemen terhadap perusahaan adalah baik.
4.2 Saran
 Perusahaan perlu menjaga tingkat likuiditas diatas dikisaran 200%-300% agar
perusahaan

tidak

mengalami

kesulitan

dalam

likuiditasnya

dan

tetap

memperoleh kepercayaan kreditur
 Perusahaan perlu menjaga dan mengoptimalkan kondisi kinerja keuangan,
 Perusahaan sebaiknya meningkatkan penjualan, persediaan dan mempercepat
perputaran persediaan agar tidak menurunkan omset penjualan.

31

DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafrie. 2008.Analisis Krisis atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama.
Raja Grafindo Persada. Jakarta
Helfert, Erich A. 1997. Teknik Analisis Keuangan. Terjemahan, Herman
Henry Simamora. 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jakarta:
Salemba Empat.
Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga.
UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Kasmir, 2011. Analisis Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE,Yogyakarta.
Agnes Sawir, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan.
Perusahaan, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Anatoli Karvof, 2004.
Sofyan, Syafri Harahap. Teori Akuntansi. Edisi revisi 2011. Penerbit : Rajawali Pers
Sofyan Syafri Harahap (2008:304), Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan
Sutrisno. (2009). Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ekonisia.
Lukman Syamsuddin. (2009). Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep. Aplikasi
dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan.
Wibowo. Edisi kedelapan. Erlangga. Jakarta.

32

LAMPIRAN

33