Laporan Praktikum pembuatan Coffein dari

PEMBUATAN
COFFEINE DARI DAUN TEH

Disusun Oleh :
Ariesta Dwi Utami

(2015430005)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2017

I.

PRINSIP PERCOBAAN
Berdasarkan metode Ekstraksi, yaitu suatu proses pemisahan zat
berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan yang memiliki
kelarutan berbeda.

II.


MAKSUD DAN TUJUAN
 Untuk mengetahui cara pembuatan coffeine dari daun teh
 Untuk mengetahui cara kristalisasi
 Untuk mengetahui sifat fisika dan sifat kimia dari coffeine

III.

REAKSI
-

IV.

DASAR TEORI
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan
perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda,
biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Terdapat dua jenis ekstraksi,
yaitu ekstraksi cair-cair dan ekstraksi padat-cair. Ekstraksi cair-cair yaitu zat
yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang berbentuk cairan.
Sementara ekstraksi padat-cair yaitu zat yang diekstraksi terdapat dalam
campuran yang berbentuk padatan.[CITATION Ano15 \l 1033 ]

Dalam ekstraksi, berlaku hukum distribusi atau partisi yang
dirumuskan bila suatu zat terlarut terdistribusi antara dua pelarut yang tidak
dapat campur, maka suatu temperatur yang konstan untuk tiap spesi molekul
terdapat angka banding berubah dengan sifat dasar kedua pelarutitu, dan
angka banding distribusi ini tidak bergantung pada spesi molekul lain
apapun yang mungkin ada. Harga angka banding berubah dengan sifat dasar
kedua pelarut, sifat dasar zat terlarut, dan temperatur. Hal ini didasarkan
tepatnya pada bagaimana analit berpindah dari air ke lapisan organik.
[CITATION Ano15 \l 1033 ]

Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur
untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain.
Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnya bahan alami) tidak
dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau
termis yang telah dibicarakan. Misalnya saja, karena komponennya saling
bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya
terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah (Suparni,
2009).
Teknik ekstraksi, tiga metode dasar pada ektraksi cair adalah : ekstraksi

bertahap (batch), ekstraksi kontinyu, dan ekstraksi counter current. Ekstraksi
bertahap merupakan cara yang paing sederhana. Caranya cukup dengan
menambahkan pelarut pengektraksi yang tidak bercampur dengan pelarut
semula kemudian dilakukan pengocokan sehingga terjadi kesetimbangan
konsentrasi zat yang akan diekstraksi pada kedua lapisan. Setelah ini tercapai,
lapisan didiamkan dan dipisahkan. Metode ini sering digunakan untuk
pemisahan analitik. Kesempurnaan ektraksi akan tergantung pada banyaknya
ektraksi yang dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jika jumlah ektraksi yang
dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit. Ektraksi
bertahap baik digunakan jika perbandingan distribusi besar. Alat yang biasa
digunakan pada ekstraksi bertahap adalah corong pemisah (Day, 2002).
A. DAUN TEH
Teh didefinisikan sebagai pohon kecil, tumbuh di alam bebas,
daunnya berbentuk jorong atau bulat telur yang pucuknya dilayukan dan
dikeringkan untuk dibuat minuman. Teh umumnya tumbuh pada
ketinggian 200 – 2300 m. Biasanya tumbuhan teh tumbuh ditempat yang
sejuk dan diperbukitan. Daun teh terbagi menjadi dua kelompok
Varasamica dari asam dan Varsineosi dari Cina. Perbedaan dari dua
kelompok daun teh tersebut adalah dilihat dari bentuk daunya. Untuk
kelompok Varasamica daunya besar dan ujung daunnya runcing,


Sedangkan kelompok Varasineosi bentuk daunya kecil dan ujungnya
tumpul tidak lancip.
a. Sifat Fisis dari Teh
o Titik didih 80 oC
o Mudah larut dalam pelarut organik
o Mempunyai sifat non eksplosit
o Kadar karbon rendah
o Mengandung coffeine
o Berwarna hitam bila sudah dioleh
o Berbau wangi
b. Sifat Kimia dari Teh
o Reaktifitasnya rendah
o Dapat

dipisahkan

dari

komponennya


dengan

metode

ekstraksi
o Mudah larut dalam air terutama air panas.
c. Kegunaan Teh
o Sebagai zat anti oksidasi dan bersifat merangsang saraf otak
o Sebagai bahan baku minuman penyegar dan untuk menyerap
kolesterol
B. KAFEIN
Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat
dalam biji kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa
minuman penyegar. Kafein memiliki berat molekul 194,19 gr/gmol
dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6,9 (larutan kafein 1% dalam
air). Secara ilmiah, efek langsung dari kafein terhadap kesehatan
sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti
menstimulasi pernafasan dan jantung, serta memberikan efek samping
berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia), dan denyut

jantung tak beraturan (tachycardia) (Hermanto, 2007).

Kafein adalah senyawa yang termasuk dalam golongan alkaloid.
Alkaloid adalah senyawa yang mengandung atom nirogen dalam
strukturnya dan banyak ditemukan dalam tanaman. Senyawa alkaloid
umumnya memiliki rasa pahit dan seringkali memiliki sifat fisiologis
aktif bagi manusia. Struktur kafein terbangun dari sistem cincin purin,
yang secara biologis penting dan diantaranya banyak ditemukan dalam
asam nukleat. [CITATION Nil15 \l 1033 ]
Kafein bertindak sebagai stimulan yang dapat menstimulasi kerja
jantung, pernafasan, sistem syaraf pusat dan sebagai diuretik. Kafein
dapat menyebabkan kegelisaha, insomnia, sakit kepala, dan secara fisik
dapat bersifat sebagai candu. Sesorang yang meminum 4 cangkir kopi per
hari dapat mengalami sakit kepala, insomnia, dan kemungkinan mual.
[CITATION Nil15 \l 1033 ]
Kafein cukup banyak terkandung dalam teh. Teh telah dikonsumsi
sebagai minuman selama hampir 2000 tahun, dimulai di Cina. Minuman
ini dibuat dengan menyeduh daun dan kuncup muda pohon teh, Camellia
sinensis, di dalam air panas. Sekarang, terdapat dua varietas uatama daun
teh yang digunakan, yaitu pohon teh cina berdaun kecil, dan pohon teh

asam berdaun lebar. Hibrid dari kedua varietas ini juga telah
dibudidayakan. Daun teh bisa difermentasi ataupun tanpa fermentasi
sebelum digunakan. Daun teh yang difermentasi disebut teh hitam,
sedangkan daun teh yang tidak difermentasi disebut teh hijau, dan daun
teh yang difermentasi sebagian disebut teh oolong. [CITATION Nil15 \l
1033 ]
Daun teh sebagian besar mengandung selulosa, yaitu suatu polimer
dari glukosa yang tak larut dalam air. Selulosa di dalam tumbuhan
berfungsi hampir sama dengan serat protein dalam hewan, yaitu sebagai
material pembangunan struktur tanaman. Di samping selulosa, di dalam
daun teh terdapat beberapa senyawa lain, termasuk kafein, tannin
(senyawa fenolik, yaitu senyawa yang memiliki suatu gugus –OH yang

terikat pada cincin aromatik ), dan sejumlah kecil klorofil. [CITATION
Nil15 \l 1033 ]

Caffeine
Kromatografi Lapis Tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari
suatu sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan komponenkomponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran. Prinsip kerjanya
memisahkan sampel berdasarkan kepolaran antara sampel dengan pelarut

yang digunakan. Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dari bentuk
plat silika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin
dipisahkan. Larutan atau campuran larutan yang digunakan dinamakan
eluen. Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen, maka
sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut.[ CITATION
Ano151 \l 1033 ]
Jarak antara jalannya pelarut bersifat relatif. Oleh karena itu,
diperlukan suatu perhitungan tertentu untuk memastikan spot yang
terbentuk memiliki jarak yang sama walupun ukuran jarak platnya
berbeda. Nilai perhitungan tersebut adalah nilai Rf. Nilai ini digunakan
sebagai nilai perbandingan relatif antar sampel. Nilai Rf juga menyatakan
derajat retensi suatu komponen dalam fase diam sehingga nilai Rf sering
juga disebut faktor retensi. Nilai Rf dapat dihitung dengan rumus berikut
[ CITATION Ano151 \l 1033 ]:
Rf =

Jarak yang ditempuh substansi
Jarak yang ditempuh pelarut
Semakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula


jarak

bergeraknya

senyawa

tersebut

pada

plat

KLT.

Saat

membandingkan

dua


sampel

yang

berbeda

di

bawah

kondisi

kromatografi yang sama, nilai Rf akan besar bila senyawa tersebut
kurang polar dan berinteraksi dengan adsorbent polar dari plat
kromatografi lapis tipis.[ CITATION Ano151 \l 1033 ]
Coffein merupakan senyawa heteroaromatik yang mempunyai
unsur nitrogen yang terikat pada gugusan karbonilnya yang mempunyai
struktur bangun sebagai berikut:

CH3


O

O

CH

C

N

N

C

C

C

C

N

H

N

a. Sifat Fisis Coffeine
o Merupakan kristal putih berupa jarum-jarum bercahaya sutra
o Bila tak mengandung air coffein mencair pada 236,5oC dan
menyublimasi pada temperatur rendah
o Mudah larut dalam air panas tetapi sukar larut pada air dingin
b. Sifat Kimia Coffeine
Coffein mudah larut dalam pelarut organik seperti alkohol dan
khlorofrom
c. Kegunaan Coffeine
o Untuk mengiatkan pekerjaan susunan syaraf sentral dan
mempertinggi tenaga jantung
o Dalam ilmu kedokteran digunakan dalam keadaan bebas dan
dalam bentuk senyawa-senyawa rangkap contohnya dengan
natrium salisilat

C. ALKOHOL
Alkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih
gugus fungsi hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol dapat
dikenali dengan rumus umumnya R-OH. Alkohol merupakan salah satu
zat yang penting dalam kimia organik karena dapat diubah dari dan ke
banyak tipe senyawa lainnya. Reaksi dengan alkohol akan menghasilkan
2

macam

senyawa.

Reaksi

bisa

menghasilkan

senyawa

yang

mengandung ikatan R-O atau dapat juga menghasilkan senyawa
mengandung ikatan O-H.
a. Sifat Fisis Alkohol
o Titik didih 78,3 oC
o Alkohol berbobot molekul rendah larut dalam air
o Mudah terbakar
o Bersifat polar karena mengandung gugus OH
o Tidak berwarna ( Jernih)
o Hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofob (menolak molekul –
molekul air)
b. Sifat Kimia Alkohol
o Mudah terbakar
o Alkohol adalah asam atau basa yang sangat lemah
o Reaksi eliminasi alkohol
(CH3)3 COH H2SO4 (CH3)2 C = CH2 + H2O
t-butil alkohol
CH3CH2OH H2SO4(P)
Etanol

Metripropena
CH2 = CH2 + H2O
etana

o Oksidasi alkohol
Oksidasi alkohol dapat dioksidator oleh oksidator oksidator
KmnO4 atau K2Cr2O oksidator dengan K2Cr2O2 atau KmnO4

dalam suasana asam (H2SO4) alkohol primer mula-mula
feroksidasi menjadi aldehida dan teroksidasi selanjutnya menjadi
asam karboksilat
c. Kegunaan Alkhol
o Digunakan untuk minuman keras (etanol)
o Digunakan sebagai zat pembunuh kuman (2 – propanol)
o Digunakan sebagai bahan bakar dan pelarut (metanol)
o Alkohol berfungsi sebagai pengikat coffeine dari teh
D. ASAM SULFAT
Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik)
yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam
sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu
produk

utama industri

kimia.

Kegunaan

utamanya

termasuk

pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan
pengilangan minyak. Reaksi hidrasi dari asam sulfat adalah reaksi
eksoterm yang kuat. Karena asam sulfat bersifat mengeringkan dalam
pengolahan kebanyakan buah buahan kering. Diatmosfer, zat ini
termasuk salah satu bahan kimia yang menyebabkan hujan asam.
a. Sifat Fisis H2SO4
o Memilki aroma khas yaitu belerang
o Berat Molekulnya : 98 gr/mol
o Cairan kental berwarna bening kekuningan
o Kandungan airnya kecil
o Tahan pengoksidasi dan pendehidrasi
o Bersifat korosif dan bersifat hidrokofis
o Berbentuk cair dan berat jenis 1,84 25/ML ,
o

titik didih 240℃ titik leleh 10 ℃

b. Sifat Kimia H2SO4
o Merupakan asam kuat
o Jika di campur dengan air akan menimbulkan reaksi eksoterm.

o H2SO4 bersifat encer tidak bereaksi dengan Bi, Hg, Cu, dan
logam mulia
H2SO4 (encer) + Fe

FeSO4 + H2

o H2SO4 pekat dalam keadaan panas akan mengoksidasi logamlogam
H2SO4 (P) + Cu

2

CuSO4 + SO2 +

H2O

2

o Merupakan oksidator dengan reduksi terkuat
c. Kegunaan H2SO4
o Bahan pembuatan pupuk amonium sulfat
o Industri obat
o Untuk pembuatan zat warna
o Untuk memurnikan minyak tanah
E. NAOH
NaOH – Natium Hidroksida / Sodium Hidroksida (natrium hydroxide
/ sodium hydroxide) atau biasa disebut dengan istilah soda api atau
caustic soda adalah senyawa bersifat basa anorganik (inorganic base
compound). Bentuk kristalnya memiliki warna putih terang agak
transparan, dibuat dalam bentuk flake, pellet, atau granular. Bentuk
cairnya

tak

memiliki

warna

(bening

transparan).

Soda api / caustic soda larut dalam air, ethanol, dan methanol. Soda api
mudah mencair pada udara terbuka, karena memiliki sifat yang
higroskopis, dan mampu menurunkan

kelembaban

udara, serta

mengadsorbsi karbon dioksida (CO2) dari udara. (Wikipedia )
NaOH atau caustic soda digunakan secara luas di sektor industri dan
rumah tangga. Pada industri, NaOH digunakan sebagai bahan kimia basa
untuk kebutuhan pembuatan bubur kertas dan kertas, tekstil, air minum,
proses pembuatan air aquadest dan aquabidest, sabun, deterjen, industri
pembuatan kaca, industri metalurgi dan pengolahan hasil tambang
mineral logam, industri percetakan, industri pengolahan rumput laut, dan
sebagainya. (Wikipedia )

1. Sifat Kimia
 berwarna putih atau praktis putih. berbentuk pellet, serpihan
atau batang atau bentuk lain.
 Sangat basa dan mudah terionisasi
 membentuk ion natrium dan hidroksida. keras, rapuh dan
menunjukkan pecahan hablur
 Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida
dan lembab
 mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut
dalam eter
 NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air
 Bereaksi dengan asam (HCl) membentuk garam.
NaOH +

HCl

NaCl +

H2O

2. Sifat Fisik
 Massa molar 39,9971 g/mol
 Densitas 2,1 g/cm³
 Titik lebur 318 °C (591 K)
 Titik didih 1390 °C (1663 K)
 Kelarutan dalam air 111 g/100 ml (20 °C)
 Kebasaan (pKb) -2,43

F. MAGNESIUM OKSIDA (MgO)
Magnesium Oksida (MgO) atau periclase merupakan mineral
padatan putih higroskopis. Mayoritas magnesium oksida (MgO) yang
dihasilkan

diperoleh

dari

pengolahan

mineral

alami

seperti magnesite (MgCO3), magnesium chloride (MgCl2), dan air laut
(Gana, 2010).
MgO dapat dijumpai sebagai mineral periklasa dan dibuat dengan
memanaskan magnesium adalah Oksigen atau lewat peruraian garam-

garam Mg-nya seperti Mg (OH)2, MgCO3, Mg(NO3)2, MgC2O4 dan
garam-garam lain dari asam organik.
a. Sifat Fisis Magnesium Oksida (MgO)
o Berwarna putih
o Bersifat keras dan tahan api
o Titik leleh 2800 ℃
o Densitas 3.65
o Entalpi pembentukan : 298 K = - 14900 KJ /Kg
b. Sifat Kimia Magnesium Oksida (MgO)
o Pijar bila dicampur dengan larutan magnesium klorida, akan
membentuk bubur bersifat plastik.
o Bersifat basa lemah disebabkan gaya tarik ion-ion oksidanya
terhadap proton-proton molekul air.
G. KLOROFORM (CHCl2)
Senyawa kloroform adalah senyawa haloalkana yang mengikat
tiga atom halogen klor (Cl) pada rantai C-nya. Senyawa kloroform dapat
dibuat dengan bahan dasar berupa senyawa organik yang memiliki gugus
metil (-CH3) yang terikat pada atom C karbonil atau atom C hidroksi
yang direaksikan dengan pereaksi halogen (Cl2). Halogenasi sering
berjalan secara eksplosif dan hampir tanpa kecuali menghasilkan
campuran produk, karena alasan inilah halogenasi kadang saja digunakan
dalam laboratorium.
Kloroform disebut juga haloform disebabkan karena brom dan
klor juga bereaksi dengan metal keton yang menghasilkan masingmasing bromoform (CHBr3) dan kloroform (CHCl3). Hal ini disebut
CHX3 atau haloform.
Kloroform merupakan senyawa dari asam formiat dan termasuk
senyawa polihalogen yaitu senyawa turunan karboksilat yang mengikat
lebih dari satu atom halogen. Kloroform berasal dari bahan dasar aseton
dan bubur kaporit. Dalam pembuatannya bubur kaporit (CaOCl2) adalah
bahan dasar dimana kapur klor mengakibatkan oksidasi dan klorisasi

sehingga terjadi trikloroasetaldehida, yaitu suatu zat basa yang ada
dikapur. Klor itu terurai menjadi asam formiat (dalam bentuk garam
kalsiumnya) dan kloroform.Selain

itu pada pembuatan kloroform

digunakan NaOH sebagai katalis pembersih.
1.

Sifat-sifat Fisika Kloroform
 rumus molekul CHCl3
 massa molar 119,38 g/mol
 cairan yang tak berwarna
 berat jenis 1,48 g/cm3
 titik leleh -63,5 oC
 titik didih 61,2 oC
 kelarutan dalam air 0,8 g/mol pada 20 oC
 memiliki indeks bias yang tinggi
 berbentuk cairan
 berbau khas
 volatile (mudah menguap)
 beracun

2.

Sifat Sifat Kimia
 Jika terkena udara dan cahaya ,kloroform mengalami oksidasi
secara lambat membentuk fosgen dengan toksitas yang tinggi
 Kloroform dipanaskan dengan alkali akan terurai menjadi alkali
formiat
 Reaksi natrium etilat dengan kloroform membentuk trioksi
metana atau metal ester asam formiat

V.

DIAGRAM ALIR

panaskan
sampai volume
1/3 vol awal.
Saring kembali

+ kloroform 15
ml sambil di
kocok dan di
pisahkan di
corong
pemisah

+ 10% H2SO4
25 ml

+ NaOH Encer,
kocok dan di
pisahkan di
corong
pemisah

+ 25 gram MgO
panaskan
sampai jadi
tepung

+ 150 ml, di
panskan lalu di
saring kembali

lalu larutan
bawah di
teteskan di
atas cawan
porselin yang
di panaskan

+ 250 ml air,
panaskan
sampai
mendidih

Saring dengan
saringan
penghisap

Hitung
rendemen
akhirnya

+ 50 gram Teh
dan 200 ml
alkohol
kedalam labu
ekstraksi
Ekstraksi
selama 4 jam
sampai cairan
kembali jernih

VI.

RANGKAIAN ALAT

10
1

9

2
3
4
5

A

2

6

B

7

Keterangan Gambar :
1. Kondensor
2. Klem
3. Soxlet
4. Kertas Saring
5. Hols
6. Labu didih
7. Waterbath / Heater
8. Statif
9. Selang Air Masuk
10. Selang Air Keluar
A. Teh didalam hols
B. Etanol dan ekstrak
VII.

ALAT DAN BAHAN
Alat – alat yang digunakan :
 Corong Pemisah
 Kertas saring
 Gabus

8








Erlenmeyer hisap
Klem
Statif
Piring porselin
Bunzen
Pompa vakum

Bahan – bahan yang digunakan :







Teh
Alkohol
MgO
H2SO4
Khlorofrom
NaOH

VIII. CARA KERJA
1. Kedalaman alat ekstraksi dimasukan 50 gr teh dan 200 cc alkohol
2. Proses ekstraksi ini berlangsung selama 2 jam (sampai cairan yang kembali
kelabu jernih)
3. Setelah ekstraksi cairan ditambah 25 gram MgO dan dibuat suspensi dalam
150 cc air pada piring porselin
4. Kemudian dipanaskan diatas bonzen hingga suspensi menjadi kering seperti
tepung
5. Tepung yang terjadi direbus dengan 250 cc air lalu disaring dengan saringan
pengisap
6. Kemudian tepung direbus lagi dengan air 150 cc sebanyak 3x
7. Pada tiap – tiap penuaringan filtratnya dijadikan satu
8. Kemudian dalam cairan ini dimasukan 15% larutan asam sulfat 25 cc dan
cairan direbus hingga volumenya mancapai 1/3 dari volume awal
9. Setelah perebusan saring kembali untuk menghilangkan kotoran – kotoran
yang masih ada
10. Filtratnya yang didapat dikocok 3 kali dengan khlorofrom setiap 25 cc
pemakaiannya

11. Larutan chlorofrom yang akan kuning diberi larutan NaOH encer agar
warnanya agak muda
12. Kemudian diteteskan kepiring porselin yang sedang dipanasi diatas bonzen,
sehingga didapat kristal coffeine
13. Kristal coffeine yang didapat berupa jarum – jarum putih yang mengkilap,
mempunyai 1 mol air kristal dengan titik lebur 236oC dan menyublin pada
suhu 180 oC
14. Timbang kristal yang didapat dan hitung rendemen praktisnya.
15. Hasil yang didapat kira – kira 2 gram
IX.

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Cawan porselin kosong

101,63 gram

Cawan porselin + Isi

102,51 gram

Berat Kristal

= (cawan + isi ) – (cawan kosong)

= 102,51 – 101,63
= 0,88 gram
Berat kristal Cofeein
×100 %
Rendemen =
Berat Teoritis
0,88
= 2 ×100 %

= 44 %
X.

PEMBAHASAN
Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji
kopi, daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman
penyegar. Kafein memiliki berat molekul 194,19 gr/gmol dengan rumus
kimia C8H10N8O2 dan pH 6,9. Pada praktikum ini menggunakan metode
Ekstraksi, yaitu suatu proses pemisahan zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan yang memiliki kelarutan berbeda.
Sampel yang di gunakan pada praktikum ini adalah Daun teh. Pada tahap
awal daun teh di timbang sebanyak 50 gram lalu di bungkus dengan kertas
saring dan di masukkan ke dalam alat ekstraksi. Masukkan alkohol 200 ml
ke dalam labu alas bulat. Pasang alat ekstraksi. Ekstarksi di lakukan selama 2

jam. Setelah ekstraksi selesai masukan cairan yang ada di labu alas bulat ke
dalam gelas kimia yang sudah berisi 25 gram MgO. Penambahan MgO
bertujuan untuk mengikat coffeine dan alkohol.
Selanjutnya di panas kan sampe berubah menjadi tepung. Lalu di
tambahkan 250 ml air di panaskan sampai mendidih. Hal ini bertujuan untuk
melarutkan coffein dan juga untuk memurnikan campuran dari pengaruh
alkohol yang masih ada dalam MgO. Lalu di saring dengan menggunakan
pompa vacum. Tepung di rebus kembali dengan penambahan 150 ml air
Lalu disaring kembali. Filtrat yang terbentuk di tambahkan H2SO4 10 %
sebanyak 25 ml. Penambahan asam ini dimaksudkan untuk mengoksidasi
larutan dan menurunkan pH larutan sehingga kafein tidak mengalami
kerusakan. Di panaskan sampai volume menjadi 1/3 dari volume awal. Hal
ini dilakukan agar larutan tersebut jenuh dan memenuhi syarat kristalisasi
dan zat-zat dan air yang tercampur pada kafein menjadi terpisah melalui
proses ini.
Masukan ke dalam corong pemisah, tambahkan CHCl2 35ml sambil di
kocok dan di pisahkan. Lakukan 2 kali penambahan. Penggunaan kloroform
(CHCl3) sebagai pencuci karena CHCl3 bersifat semipolar yang dapar
mengikat kotoran-kotoran dan zat-zat lain yang ada pada kafein sekaligus
berikatan dengan air. Penggunaan kloroform sebagai pelarut ke dua adalah
karena kloroform tidak bercampur dengan air dan mudah menguap sehingga
pada akhir percobaan dapat terpisah dengan ekstrak kafein. Setelah di
pisahkan tambahkan NaOH encer. Penambahan NaOH untuk menjernihkan
larutan coffein yang berwarna kuning dari pengaruh Kloroform. Lapisan
yang bawah di teteskan di atas cawan porselin yang sedang di panaskan.
Stabilkan temperatur nya, jika terlalu panas kristal coffein tidak
terbentuk jika terlalu rendah juga tidak terbentuk. Berat kristal yang di dapat
pada praktikum ini adalah 0,88 gram dan hasil rendemen yang di dapat 44
%.

XI.

KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat di simpulkan :

 Metode pembuatan coffeine menggunkan metode ekstraksi.
 Menggunakan proses kristalisasi
 Rendemen yang di dapat 44%
XII. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Mustafa, 1992, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
Anonim. (2015, Oktober 25). Ekstraksi. Diambil kembali dari Wikipedia:
id.wikipedia.org/wiki/Ekstraksi
Anonim. (2015, Oktober 25). Kromatografi Lapis Tipis. Retrieved from
Wikipedia: id.wikipedia.org/wiki/Kromatrografi_lapis_tipis
Berghuis, N. T. (2015). Modul Praktikum Kimia Organik I. Bandung: UIN
Sunan Gunung Djati.