Laporan Praktikum Porositas Dan pb
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat (terisi oleh air dan
udara). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu pori-pori kasar (makro
pori) dan pori-pori halus (mikro pori). Pori-pori kasar terisi oleh udara atau air
gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi, sedangkan pori-pori halus
(mikro pori) berisi udara dan air kapiler. Tanah dengan pori-pori kasar yang
banyak sulit menahan air sehingga tanaman mudah mengalami kekeringan.
Dengan kata lain semakin liat suatu tanah maka porositasnya semakin halus dan
semakin baik untuk penanaman tanaman. Porositas atau ruang pori total adalah
volume seluruh pori dalam suatu volume tanah yang dinyatakan dalam persen.
Porositas total merupakan indikator awal yang paling mudah untuk mengetahui
apakah suatu tanah mempunyai struktur yang baik atau jelek.
Nilai porositas suatu tanah memiliki hubungan dengan bulk density dan
partikel density. Adapun hubungan antara bulk density dan porositas adalah
terbalik, dimana makin tinggi nilai bulk densitynya makin rendah nilai
porositasnya. Sedangkan porositas sebanding dengan partikel density, dimana
makin tinggi nilai partikel density maka makin tinggi pula nilai porositas.
Berdasarkan urian tersebut maka perlu dilakukan praktikum mengenai
porositas untuk mengetahui kadar air dan udara yang terdapat dalam pori tanah.
Apabila suatu tanah memiliki ruang pori yang kecil maka tanaman yang tumbuh
di atasnya akan kekurangan oksigen, diakibatkan oleh sulitnya pertukaran gas atau
udara dengan pori yang terlalu kecil.
I.2 Tujuan dan kegunaan
Tujuan dilakukannya praktikum porositas adalah untuk menentukan nilai
porositas dari tanah sampel yang telah diamati dan untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai porositas tanah, sedangkan kegunaan dilakukannya
praktikum porositas tanah ini adalah untuk mengetahui tingkat kesuburan daerah
yang diambil sampel tanahnya.
DASAR-DASAR ILMU TANAH
4
0
II.
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Sifat fisik tanah
Secara umum, sifat-sifat fisik tanah banyak bersangkutan dengan kesesuaian tanah
untuk berbagai penggunaan. Kekuatan dan daya dukung, kemampuan tanah
menyimpan air, drainase, penetrasi akar tanaman, tata udara dan pengikatan
unsure hara, semuanya sangat erat kaitannnya dengan sifat fisik tanah. Intinya,
tanah adalah suatu system yang terdiri dari tiga fase, yaitu padat, cair dan gas.
Fase padat terdiri dari mineral dan bahan organic. Fase cair adalah larutan yang
mengisi ruang-ruang diantara fase padat. Ruang yang tidak terisi fase cair
ditempati oleh gas (Pairunan,dkk, 1985).
Susunan butiran tanah menentukan jumlah serta sifat pori. Liat memiliki
porositas yang tinggi daripada pasir. Ukuran pori-pori pada liat kecil dan dapat
menahan air, akan tetapi permeabilitasnya lambat. Sebaliknya pasir memiliki
sedikit pori-pori, tetapi pori-porinya berukuran besar sehingga kurang mampu
menahan air dan drainasenya cepat.
Pada lapisan-lapisan tanah terdapat sejumlah ruang pori, dimana
keberadaan ruang pori tersebut penting karena masing-masing ruang terisi oleh
udara dan air. Dari sinilah perbedaan air dan udara bagi akar dan tanaman yang
selanjutnya dipakai sebagai bahan untuk proses pertumbuhan. Jumlah air yang
bergerak di dalam pori-pori tanah berkaitan erat dengan ukuran dan jumlah pori
yang ada dalam tanah tersebut. Besar ruang pori tanah bervariasi, dari satu
horizon ke horizon lainnya, sama halnya dengan sifat tanah yang lainnya dan
keduanya dipengaruhi oleh tekstur dan stuktur tanah (Hakim, dkk, 1996).
Tanah-tanah dengan struktur granular atau remah, mempunyai porositas
yang tinggi dari pada tanah-tanah dengan struktur massive. Tanah dengan tekstur
pasir banyak mempunyai pori-pori sehingga sulit untuk menahan air. Adapun
hubungan antara bulk density dan porositas adalah terbalik, dimana makin tinggi
nilai bulk densitynya makin rendah nilai porositasnya. Sedangkan porositas
sebanding dengan partikel density, dimana makin tinggi nilai partikel density
maka makin tinggi pula nilai porsitas. (Forth,1995)
DASAR-DASAR ILMU TANAH
4
1
II.2 Porositas
Pori-pori tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh
udara dan air). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori besar (makro
pori) dan pori-pori kecil (mikro porous). Pori-pori besar berisi udara atau air
gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedang pori-pori kecil
berisi kapiler atau udara (Hardjowigeno, 2003)
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah,
dan tekstur tanah. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai
porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal).
Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit
menahan air (Hardjowigeno, 2003).
Ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebagian
besar dari pori-pori itu terdiri dari pori-pori yang besar dan sangat efisiensi dalam
lalu lintas air maupun udara. Persentase volume yang ditempati oleh pori-pori
kecil dalam tanah adalah rendah, yang menunjukkan kapasitas memegang air yang
rendah. (Buckman dan Brady, 2002)
Berdasarkan diameter ruangnya, pori-pori tanah dibedakan menjadi tiga
kelas, yaitu makropori (pori-pori makro) apabila diameternya lebih besar dari 90
µm, mesopori apabila diameternya 30 µm sampai 90 µm dan mikropori apabila
diameternya lebih kecil dari 30 µm. Sedangkan berdasarkan pengaruhnya
terhadap air, pori-pori tanah dibagi menjadi lima kelas yaitu pori pengikat jika
berdiameter kurang dari 0,005 µm, pori residual jika berdiameter 0, 005 sampai
0,1 µm, pori penyimpan jika berdiameter 0,1 sampai 50 µm, pori transmisi jika
berdiameter 50 sampai 500 µm dan celah jika berdiameter lebih besar dari 500
µm. (Hanafiah, 2005)
II.3 Hubungan porositas terhadap pertumbuhan tanaman
Porositas sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah karena jika pori didalam
tanah kurang maka udara/oksigen didalam tanah kurang. Adapun beberapa
pengaruh jika tanah memiliki pori yang baik yaitu memaksimalkan penyerapan
air, memberi banyak persediaan air dalam tanah, mengurangi resiko air tergenang,
menampung air hujan sehingga tidak terbuang kelaut sia-sia, menyelamatkan
DASAR-DASAR ILMU TANAH
4
2
kehidupan biota tanah, dll. Dengan adanya porositas tanah yang baik maka
pertumbuhan tanaman juga baik karena banyak persediaan air dalam tanah,
sehingga pertumbuhan tanaman beserta hasil produksinya banyak dan memiliki
kualitas yang baik, produktivitas tanaman pertanian bisa meningkat dan lebih
memajukan pertanian (Pairunan, 1992).
II.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi porositas
Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan
struktur tanah. Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat
mempengaruhi porositas. Misalnya saja wilayah yang beriklim hujan tropis maka
tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah
maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat
tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah
tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada
musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin
besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan
berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan
sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat , pasir, dan debu
yang dikandung tanah tersebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas
tanah tersebut akan berubah (Pairunan,dkk, 1997).
DASAR-DASAR ILMU TANAH
4
3
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan tempat
Praktikum bulk density dilaksanakan pada hari selasa, 11 November 2014 pukul
11.00 sampai selesai di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin Makassar.
3.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari pengamatan porositas adalah :
1. Menghitung nilai Bulk density (BD) dan Particle Density
2. Menghitung nilai porositas dari data yang telah di dapatkan setelah
penghitungan nilai bulk density dan partikel density dengan rumus :
bulk density
Porositas (%) = (1− partikel density )×100 %
DASAR-DASAR ILMU TANAH
4
4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil
Hasil yang diperoleh dari perhitungan porositas adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil penghitungan porositas
No.
Bulk
Density
1
I
1,104 g.cm-3
Sumber: Data primer setelah diolah, 2014
IV.2
Lapisan
Partikel
Density
2 g.cm-3
Nilai
porositas
45 %
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, pada tanah lapisan I memiliki porositas 45%.
Hal ini dipengaruhi oleh pori-pori pada tanah lapisan I pada keadaan kering dan
bertekstur pasir. Hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1995) yang menyatakan
bahwa porositas berhubungan dengan tekstur tanah. Persentase volume yang dapat
terisi oleh pori-pori kecil pada tanah yang mengandung pasir menahan airnya
kecil.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi porositas adalah bahan organik
dan pengolahan tanah minimum sehingga terdapat perbedaan antara lapisan pada
tanah. Bahan organik berpengaruh karena mempengaruhi kandungan pada lapisan,
nilai porositasnya rendah karena lapisan ini terjadi proses pencucian bahan-bahan
organik sehingga bahan organiknya semakin besar turun ke lapisan bawahnya. Hal
ini sesuai dengan pendapat Foth (1988), bahwa lapisan kandungan bahan organik
suatu lapisan yang rendah maka nilai porositasnya rendah.
DASAR-DASAR ILMU TANAH
4
5
V.
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum porositas adalah :
1. Nilai porositas dari tanah sampel yang telah diamati adalah 44,8%
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai porositas tanah adalah iklim,
kelembaban dan struktur tanah.
V.2 Saran
Saran yang dapat saya sampaikan pada praktikum kali ini adalah seharusnya
alat yang akan digunakan untuk praktikum telah disiapkan di tempat praktikum
agar lebih mengefisiensikan waktu dan praktikan dapat langsung melakukan
praktikum tanpa perlu menunggu alat untuk diambil.
DASAR-DASAR ILMU TANAH
4
6
DAFTAR PUSTAKA
Buckman dan Brady, 2002. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara: Jakarta
Hakim, Nurhayati, M. Yusuf Nyapka, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul,
M.A. Diha, G.B.Hong, H.H. Bailey, 1996. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Universitas Lampung, Lampung.
Hanafiah. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Rajagrafindo: Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi
Pressindo: Jakarta
Tanah
dan
Pedogenesis. Akademika
Pairunan A K. Nonere, Samosir S.R, Tangkaisari R, J.R Lolopua, Ibrahim B,
Asmadi H.1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia bagian
Timur: Makassar.
Pairunan A K. Nonere, Samosir S.R, Tangkaisari R, J.R Lolopua, Ibrahim B,
Asmadi H. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia bagian
Timur: Makassar.
Pairunan A K. Nonere, Samosir S.R, Tangkaisari R, J.R Lolopua, Ibrahim B,
Asmadi H. 1992. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia bagian
Timur: Makassar.
DASAR-DASAR ILMU TANAH
4
7
LAMPIRAN
Penghitungan porositas
Diketahui :
Bulk density = 1,104 gr.cm-3
Partikel density = 2
Penyelesaian :
BD
Porositas (%) = 1− PD ×100 %
(
(
= 1−
)
1,104
2 × 100 %
)
= (1-0,55) × 100%
= 0.45 ×100 %
= 45 %
DASAR-DASAR ILMU TANAH
4
8
I.1 Latar belakang
Pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat (terisi oleh air dan
udara). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu pori-pori kasar (makro
pori) dan pori-pori halus (mikro pori). Pori-pori kasar terisi oleh udara atau air
gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi, sedangkan pori-pori halus
(mikro pori) berisi udara dan air kapiler. Tanah dengan pori-pori kasar yang
banyak sulit menahan air sehingga tanaman mudah mengalami kekeringan.
Dengan kata lain semakin liat suatu tanah maka porositasnya semakin halus dan
semakin baik untuk penanaman tanaman. Porositas atau ruang pori total adalah
volume seluruh pori dalam suatu volume tanah yang dinyatakan dalam persen.
Porositas total merupakan indikator awal yang paling mudah untuk mengetahui
apakah suatu tanah mempunyai struktur yang baik atau jelek.
Nilai porositas suatu tanah memiliki hubungan dengan bulk density dan
partikel density. Adapun hubungan antara bulk density dan porositas adalah
terbalik, dimana makin tinggi nilai bulk densitynya makin rendah nilai
porositasnya. Sedangkan porositas sebanding dengan partikel density, dimana
makin tinggi nilai partikel density maka makin tinggi pula nilai porositas.
Berdasarkan urian tersebut maka perlu dilakukan praktikum mengenai
porositas untuk mengetahui kadar air dan udara yang terdapat dalam pori tanah.
Apabila suatu tanah memiliki ruang pori yang kecil maka tanaman yang tumbuh
di atasnya akan kekurangan oksigen, diakibatkan oleh sulitnya pertukaran gas atau
udara dengan pori yang terlalu kecil.
I.2 Tujuan dan kegunaan
Tujuan dilakukannya praktikum porositas adalah untuk menentukan nilai
porositas dari tanah sampel yang telah diamati dan untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai porositas tanah, sedangkan kegunaan dilakukannya
praktikum porositas tanah ini adalah untuk mengetahui tingkat kesuburan daerah
yang diambil sampel tanahnya.
DASAR-DASAR ILMU TANAH
4
0
II.
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Sifat fisik tanah
Secara umum, sifat-sifat fisik tanah banyak bersangkutan dengan kesesuaian tanah
untuk berbagai penggunaan. Kekuatan dan daya dukung, kemampuan tanah
menyimpan air, drainase, penetrasi akar tanaman, tata udara dan pengikatan
unsure hara, semuanya sangat erat kaitannnya dengan sifat fisik tanah. Intinya,
tanah adalah suatu system yang terdiri dari tiga fase, yaitu padat, cair dan gas.
Fase padat terdiri dari mineral dan bahan organic. Fase cair adalah larutan yang
mengisi ruang-ruang diantara fase padat. Ruang yang tidak terisi fase cair
ditempati oleh gas (Pairunan,dkk, 1985).
Susunan butiran tanah menentukan jumlah serta sifat pori. Liat memiliki
porositas yang tinggi daripada pasir. Ukuran pori-pori pada liat kecil dan dapat
menahan air, akan tetapi permeabilitasnya lambat. Sebaliknya pasir memiliki
sedikit pori-pori, tetapi pori-porinya berukuran besar sehingga kurang mampu
menahan air dan drainasenya cepat.
Pada lapisan-lapisan tanah terdapat sejumlah ruang pori, dimana
keberadaan ruang pori tersebut penting karena masing-masing ruang terisi oleh
udara dan air. Dari sinilah perbedaan air dan udara bagi akar dan tanaman yang
selanjutnya dipakai sebagai bahan untuk proses pertumbuhan. Jumlah air yang
bergerak di dalam pori-pori tanah berkaitan erat dengan ukuran dan jumlah pori
yang ada dalam tanah tersebut. Besar ruang pori tanah bervariasi, dari satu
horizon ke horizon lainnya, sama halnya dengan sifat tanah yang lainnya dan
keduanya dipengaruhi oleh tekstur dan stuktur tanah (Hakim, dkk, 1996).
Tanah-tanah dengan struktur granular atau remah, mempunyai porositas
yang tinggi dari pada tanah-tanah dengan struktur massive. Tanah dengan tekstur
pasir banyak mempunyai pori-pori sehingga sulit untuk menahan air. Adapun
hubungan antara bulk density dan porositas adalah terbalik, dimana makin tinggi
nilai bulk densitynya makin rendah nilai porositasnya. Sedangkan porositas
sebanding dengan partikel density, dimana makin tinggi nilai partikel density
maka makin tinggi pula nilai porsitas. (Forth,1995)
DASAR-DASAR ILMU TANAH
4
1
II.2 Porositas
Pori-pori tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh
udara dan air). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori besar (makro
pori) dan pori-pori kecil (mikro porous). Pori-pori besar berisi udara atau air
gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedang pori-pori kecil
berisi kapiler atau udara (Hardjowigeno, 2003)
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah,
dan tekstur tanah. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai
porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal).
Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit
menahan air (Hardjowigeno, 2003).
Ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebagian
besar dari pori-pori itu terdiri dari pori-pori yang besar dan sangat efisiensi dalam
lalu lintas air maupun udara. Persentase volume yang ditempati oleh pori-pori
kecil dalam tanah adalah rendah, yang menunjukkan kapasitas memegang air yang
rendah. (Buckman dan Brady, 2002)
Berdasarkan diameter ruangnya, pori-pori tanah dibedakan menjadi tiga
kelas, yaitu makropori (pori-pori makro) apabila diameternya lebih besar dari 90
µm, mesopori apabila diameternya 30 µm sampai 90 µm dan mikropori apabila
diameternya lebih kecil dari 30 µm. Sedangkan berdasarkan pengaruhnya
terhadap air, pori-pori tanah dibagi menjadi lima kelas yaitu pori pengikat jika
berdiameter kurang dari 0,005 µm, pori residual jika berdiameter 0, 005 sampai
0,1 µm, pori penyimpan jika berdiameter 0,1 sampai 50 µm, pori transmisi jika
berdiameter 50 sampai 500 µm dan celah jika berdiameter lebih besar dari 500
µm. (Hanafiah, 2005)
II.3 Hubungan porositas terhadap pertumbuhan tanaman
Porositas sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah karena jika pori didalam
tanah kurang maka udara/oksigen didalam tanah kurang. Adapun beberapa
pengaruh jika tanah memiliki pori yang baik yaitu memaksimalkan penyerapan
air, memberi banyak persediaan air dalam tanah, mengurangi resiko air tergenang,
menampung air hujan sehingga tidak terbuang kelaut sia-sia, menyelamatkan
DASAR-DASAR ILMU TANAH
4
2
kehidupan biota tanah, dll. Dengan adanya porositas tanah yang baik maka
pertumbuhan tanaman juga baik karena banyak persediaan air dalam tanah,
sehingga pertumbuhan tanaman beserta hasil produksinya banyak dan memiliki
kualitas yang baik, produktivitas tanaman pertanian bisa meningkat dan lebih
memajukan pertanian (Pairunan, 1992).
II.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi porositas
Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan
struktur tanah. Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat
mempengaruhi porositas. Misalnya saja wilayah yang beriklim hujan tropis maka
tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah
maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat
tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah
tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada
musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin
besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan
berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan
sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat , pasir, dan debu
yang dikandung tanah tersebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas
tanah tersebut akan berubah (Pairunan,dkk, 1997).
DASAR-DASAR ILMU TANAH
4
3
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan tempat
Praktikum bulk density dilaksanakan pada hari selasa, 11 November 2014 pukul
11.00 sampai selesai di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin Makassar.
3.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari pengamatan porositas adalah :
1. Menghitung nilai Bulk density (BD) dan Particle Density
2. Menghitung nilai porositas dari data yang telah di dapatkan setelah
penghitungan nilai bulk density dan partikel density dengan rumus :
bulk density
Porositas (%) = (1− partikel density )×100 %
DASAR-DASAR ILMU TANAH
4
4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1
Hasil
Hasil yang diperoleh dari perhitungan porositas adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil penghitungan porositas
No.
Bulk
Density
1
I
1,104 g.cm-3
Sumber: Data primer setelah diolah, 2014
IV.2
Lapisan
Partikel
Density
2 g.cm-3
Nilai
porositas
45 %
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, pada tanah lapisan I memiliki porositas 45%.
Hal ini dipengaruhi oleh pori-pori pada tanah lapisan I pada keadaan kering dan
bertekstur pasir. Hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1995) yang menyatakan
bahwa porositas berhubungan dengan tekstur tanah. Persentase volume yang dapat
terisi oleh pori-pori kecil pada tanah yang mengandung pasir menahan airnya
kecil.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi porositas adalah bahan organik
dan pengolahan tanah minimum sehingga terdapat perbedaan antara lapisan pada
tanah. Bahan organik berpengaruh karena mempengaruhi kandungan pada lapisan,
nilai porositasnya rendah karena lapisan ini terjadi proses pencucian bahan-bahan
organik sehingga bahan organiknya semakin besar turun ke lapisan bawahnya. Hal
ini sesuai dengan pendapat Foth (1988), bahwa lapisan kandungan bahan organik
suatu lapisan yang rendah maka nilai porositasnya rendah.
DASAR-DASAR ILMU TANAH
4
5
V.
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum porositas adalah :
1. Nilai porositas dari tanah sampel yang telah diamati adalah 44,8%
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai porositas tanah adalah iklim,
kelembaban dan struktur tanah.
V.2 Saran
Saran yang dapat saya sampaikan pada praktikum kali ini adalah seharusnya
alat yang akan digunakan untuk praktikum telah disiapkan di tempat praktikum
agar lebih mengefisiensikan waktu dan praktikan dapat langsung melakukan
praktikum tanpa perlu menunggu alat untuk diambil.
DASAR-DASAR ILMU TANAH
4
6
DAFTAR PUSTAKA
Buckman dan Brady, 2002. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara: Jakarta
Hakim, Nurhayati, M. Yusuf Nyapka, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul,
M.A. Diha, G.B.Hong, H.H. Bailey, 1996. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Universitas Lampung, Lampung.
Hanafiah. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Rajagrafindo: Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi
Pressindo: Jakarta
Tanah
dan
Pedogenesis. Akademika
Pairunan A K. Nonere, Samosir S.R, Tangkaisari R, J.R Lolopua, Ibrahim B,
Asmadi H.1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia bagian
Timur: Makassar.
Pairunan A K. Nonere, Samosir S.R, Tangkaisari R, J.R Lolopua, Ibrahim B,
Asmadi H. 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia bagian
Timur: Makassar.
Pairunan A K. Nonere, Samosir S.R, Tangkaisari R, J.R Lolopua, Ibrahim B,
Asmadi H. 1992. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia bagian
Timur: Makassar.
DASAR-DASAR ILMU TANAH
4
7
LAMPIRAN
Penghitungan porositas
Diketahui :
Bulk density = 1,104 gr.cm-3
Partikel density = 2
Penyelesaian :
BD
Porositas (%) = 1− PD ×100 %
(
(
= 1−
)
1,104
2 × 100 %
)
= (1-0,55) × 100%
= 0.45 ×100 %
= 45 %
DASAR-DASAR ILMU TANAH
4
8