MODUL PEMBELAJARAN KETERPADUAN ISLAM and (1)

MODUL PEMBELAJARAN KETERPADUAN ISLAM & IPTEK
(SISTEM INDERA PADA MANUSIA)
Untuk Memenuhi Tugas Individu
Dosen Pengampu: Edy Chandra, S.Si, M.A
Mata Kuliah : Keterpaduan Islam & IPTEK

Disusun oleh:
SUCI HERYANI
1414162111
TADRIS IPA BIOLOGI C/ VII

JURUSAN TADRIS IPA BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2018

1|Sistem Indera Pada Manusia

KOMPETENSI DASAR
3. 10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem

koordinasi (saraf, hormone, dan alat indera) dalam kaitannya dengan mekanisme
koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem
koordinasi manusia
Indikator Pencapaian Kompetensi
1.

Menyebutkan 5 organ penyusun sistem indera berdasarkan studi literasi secara rinci

2.

Menjelaskan mekanisme 5 organ penyusun sistem indera berdasarkan studi literasi
secara jelas

3.

Menjelaskan gangguan fungsi dari 5 organ penyusun sistem indera berdasarkan studi
literasi secara jelas

4.


Menjelaskan tinjauan Islam terhadap 5 organ penyusun sistem indera berdasarkan
studi literasi secara jelas

SISTEM INDERA PADA MANUSIA
A. Indera Penglihatan (Mata)
Letak mata didalam rongga mata yang dilapisi/beralaskan lapisan lemak

Mata

merupakan penglihatan untuk menerima rangsang cahaya. Bagian mata yang peka
terhadap cahaya adalah bagian bintik kuning yang terdapat pada lapisan retina. Kita dapat
melihat benda setelah rangsang cahaya diterima retina tepat pada bintik kuning, kemudian
rangsangan diteruskan oleh urat saraf otak ke pusat penglihatan di otak.
Ayat Al – Qur’an juga banyak berbicara mengenai indera, terutama telinga dan mata.
Al – Qur’an senantiasa menyebut telinga dahulu baru kemudian mata. Ini tentu saja ada
2|Sistem Indera Pada Manusia

maksud yang hendak diinginkannya yaitu :Apabila seseorang telah rusak pandangan
matanya , maka ia akan hidup dalam suasana gelap gulita, tidak melihat apapun. Berbeda
apabila dia kehilangan pendengaran, dia masih bisa melihat.

Setelah

menggunakan

pendengaran

Allah

melengakapinya

dengan

indera

pengliahatan dan perasaan, setelah itu, Allah pun memberikan kesempurnaan pada
manusia, berupa alat indera atau potensi yang lainnya. Seperti indera pengecap dan indera
peraba. Kemudian barulah Allah memberi nama dengan Sebutan Ahsani taqwim. Jadi
manusia sangatlah mulya hidupnya dialam dunia ini. beragam alat indera yang diperlukan
oleh manusia sendiri dalam kehidupannya pun telah dianugerahkan oleh Allah. Dimulai
dari indera penglihatan, indera pendengaran, indera penciuman, indera pengecap dan

indera peraba. Allah telah memberikan semuanya kepada manusia. Dan semuanya itu
merupakan potensi yang diberikan oleh Allah. Yang bertujuan supaya manusia menjadi
makhluk yang bersyukur dan berterima kasih kepada-Nya. Tanpa disadari potensi itu
melebihi dari apa yang ada di dunia ini.
Hal ini sangat sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam Al-Qur'an pada surat An-Nahl
: 78 yang berbunyi :
. َ‫ْصا َر َو ْالَ ْفئئ َدةَ لَ َعلّ ُك ْم تَ ْش ُكرُوْ ن‬
َ ‫َواُ اَ ْخ َر َج ُك ْم ّم ْن ُبطُوْ ئن اُ ّمهَاتئ ُك ْم َل تَ ْعلَ ُموْ نَ َش ْيئئا َو َج َع َل لَ ُك ُم ال ّس ْم َع َو ْالَب‬
"Dan Allah mngeluarkan kamu dari perut ibumu, kamu tidak mengetahui sesuatupun dan
Allah memberikan kamu pendengaran, penglihatan dan perasaan supaya kamu bersyukur
( QS.An – Nahl : 78 )
1. Bagian-bagian Indera Penglihatan (Mata)

a.

Mata Bagian Dalam
1) Sklera: Sklera merupakan lapisan bola mata paling luar dan berwarna putih.
Fungsinya adalah untuk melindungi bola mata .
3|Sistem Indera Pada Manusia


2) Kornea atau selaput tanduk: Kornea adalah bagian dari mata yang merupakan
lapisan transparan yang dapat ditembusi oleh cahaya dan tidak memiliki
pembulu darah. Kornea dibungkus oleh lapisan tipis Konjungtiva yang
fungsinya untuk melindungi Kornea dari gesekan langsung.
3) Koroid: Koroid merupakan lapisan mata bagian tengah dan banyak mengandung
pembuluh darah dan juga pigmen.
4) Iris: Iris berfungsi uhntuk memberi warna pada mata dan mengatur besar
kecilnya pupil.
5) Pupil: Pupil berguna untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata
dan melindungi retina. Apabila cahaya yang masuk ke pupil banyak maka pupil
akan mengecil dan sebaliknya.
6) Lensa: Lensa berfungsi memfokuskan bayangan benda agar jatuh tepat pada
retina. Lensa memiliki kemampuan untuk mencembungkan dan memipihkan
(mencekungkan). Kemampuan ini kemudian disebut dengan Daya Akomodasi
Lensa Mata.
7) Badan Bening: Badan Bening berfungsi untuk meneruskan cahaya dari lensa
mata ke retina.
8) Retina: Retina berfungsi untuk menerima bayangan benda yang diteruskan oleh
lensa mata. Di dalam retina inilah terdapat saraf Optik atau saraf Penglihatan
yang fungsinya meneruskan rangsang cahaya dari retina ke susunan saraf pusat

di otak. Dan di retina uga terdapat bagian yang paling peka tehadap cahaya yang
disebut dengan Bintik Kuning, (Darmodjo, 1992).
b. Mata Bagian Luar
1) Alis: Alis berfungsi untuk melindungi mata dari keringat.
2) Kelopak Mata: Kelopak Mata berfungsi untuk melindungi mata dari bendabenda asing semisal debu dan membuang kotoran yang menempel pada mata.
3) Bulu mata: Berfungsi melindungi mata dari debu dan cahaya.
4) Kelenjar Air mata: Berfungsi untuk menghasilkan air mata yang bertugas untuk
menjaga mata agar tetap lembab alias tidak kekeringan.
5) Kelenjar Meibom: Kelenjar ini berfungsi menghasilkan lemak sehingga
mencregah kedua kelopak mata untuk saling mendekat.
2. Mekanisme Melihat
a. Cahaya masuk ke dalam mata melalui pupil.
4|Sistem Indera Pada Manusia

b. Lensa mata kemudian memfokuskan cahaya sehingga bayangan benda yang
dimaksud jatuh tepat di retina mata.
c. Kemudian ujung saraf penglihatan di retina menyampaikan bayangan benda tersebut
ke otak.
d. Otak kemudian memproses bayangan benda tersebut sehingga kita dapat melihat
benda tersebut.

3. Gangguan pada Sistem Indera Penglihatan
1) Rabun Senja: Penderita gangguan Rabun Senja tidak dapat melihat pada sore atau

senja hari, sehingga disebut dengan rabun senja.
2) Katarak: Katarak adalah pengeruhan atau pengapuran lensa mata. Penyakit ini

biasanya diderita oleh orang yang berusia lanjut. Namun bisa terjadi pada usia muda
jika sering melakukan kontak mata lansung dengan matahari.
3) Rabun dekat: Rabun dekat atau yang bisa disebut Hipermiopi adalah kelainan pada

mata yang menyebabkan kita tidak dapat melihat benda-benda yang berada di dekat
kita atau jaraknya ada di dekat kita. Hal ini terjadi karena bayangan gambarnya jatuh
di belakang retina. Namun penderita Hipermiopi dapat dibantu dengan kacamata
Cekung atau berlensa Positif.
4) Rabun Jauh: Rabun jauh atau biasa disebut Miopi adalah kelainan pada mata yang

menyebabkan kita tidak dapat melihat benda-benda yang berada di jauh dari kita.
Hal ini terjadi karena bayangan gambarnya jatuh di depan retina. Namun penderita
Hmiopi dapat dibantu dengan kacamata Cembung atau berlensa Negatif.
5) Rabun Jauh dan Dekat: Rabun jauh dekat disebut juga Presbiopi. Presbiopi adalah


kelainan pada mata yang menyebabkan kita tidak dapat melihat dengan jelas.
Kelaian ini biasa terjadi pada usia lanjut dimana akomodasi mata sudah semakin
lemah karena faktor usia. Penderita ini dapat dibantu dengan lensa ganda atau
menggunakan kedua lensa cembung (negatif) dan lensa Cekung (positif), (Campbell,
2003).

B. Indera Pendengaran (Telinga)

5|Sistem Indera Pada Manusia

Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar,
telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan
getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan
menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
1. Bagian-bagian Indera Pendengaran
Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam.

a. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani
(gendang telinga).
b. Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara
agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan
telinga tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga
luar melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga
dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan
membran yang transparan. Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang
tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval.
Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang
telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum
sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang
6|Sistem Indera Pada Manusia

sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan
dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas. Fungsi
rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang
telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.

c. Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan
labirin membran. Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.
1) Tiga saluran setengah lingkaran
2) Ampula
3) Utrikulus
4) Sakulus
5) Koklea atau rumah siput, (Campbell, 2003).

2. Mekanisme Mendengar
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang
telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran
Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam
saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan
menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di
dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan
menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan
melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan
menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas
dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah

rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan
sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke
pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
3. Pendengaran Menurut Islam
Seorang anak dilahirkan dalam keadaaan tidak mengetahui apapun. Tidak
berapa lama kemudian, indra si anak mulai berfundsi. Si anak mulai terpengeraruh
oleh stimulus-stimulus dari luar yang tterjadi pada dirinya. Kejadian-kejadian itu akan
menimbulkan beragam perasaan. Itulah yang kemudian menjadi dasar terbentuknya
persepsi dan pengetahuan anak terhadap dunia luar. Al-Qur’an telah mengisyaratkan
kenyataan tersebut pada banyak ayat. Di antaranya :

1). “Dan Allah telah

7|Sistem Indera Pada Manusia

mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu
apapun, dan Dia memberi kalian pendengaran, pengelihatan dan hati supaya kalian
bersyukur” QS. An-Nahl [16]:78, 2). “Dan Dialah yang telah menciptakan bagi
kalian pendengaran, pengelihatan dan hati. Amat sedikitlah kalian bersyukur” QS.
Al-Mu’minun [23]: 78, 3). “Katakanlah, ‘Dia-lah yang telah menjadikan kalian serta
memberi kalian pendengaran, pengelihatan, dan hati. Amatlah sedikit kalian
bersyukur” QS. Al-Mulk [67]: 23, 4). “Kemudian Dia menyempurnakan serta
meniupkan ke dalamnya ruh- Nya, dan Dia menjadikan bagi kalian pendengaran,
pengelihatan, dan hati. Sedikit sekali yang kalian syukuri” QS. As- Sajdah [32]: 9.
Al-Qur’an hanya menyebut pendengaran dan pengelihatan sebagai dua alat
indra. Pertama, karena pentingnya pendengaran dan pengelihatan dalam proses
persepsi.

Kedua,

penyebutan

pendengaran

dan

pengelihatan

cukup

untuk

menunjukkan urgensi semua alat indra dalam proses persepsi. Inilah di antara
karakteristik gaya bahasa Al-Qur’an yang ringkas dan mendalam, yaitu cukup dengan
kiasan dan isyarat untuk menunjukkan hakikat-hakikat mendasar yang bersifat umum,
serta mengabaikan pemerian.
Dalam banyak ayat Al-Qur’an, pendengaran disebutkan lebih dulu daripada
pengelihatan karena beberapa alas an berikut.
Pertama, pendengaran lebih penting daripada pengelihatan dalam proses
persepsi, belajar , dan perolehan ilmu. Manusia masih mungkin untuk belajar bahasa
dan memperoleh pengetahuan nila kehilangan pengelihatannya. Di antara yang
menunjukkan pentingnya pendengaran dalam persepsi dan belajar bahasa-(bahasa
termasuk instrument paling penting dalam berfikir dan memperoleh pengetahuan)adalah Al-Qur’an hanya menyebut pendengaran beserta akal untuk menandakan
kaitan erat antara pendengaran dan akal. “Dan mereka berkata, ‘Kalaulah kami
mendengar atau memahami, tentu tidaklah kami termasuk para penghuni neraka
yang menyala-nyala”. QS. Al-Mulk [67]: 10.
Karena kaitan erat antara pendengaran dan akal tersebut, dalam banyak ayat
Al-Qur’an disebutkan kata mendengar, tetapi dalam arti memahami, berfikir, dan
mempertimbangkan. “Rabbana, sesungguhnya kami mendengar seruan seseorang
yang menyeru kepada iman (yaitu): hendaknya kalian beriman kepada Rabb kalian,
maka kami pun beriman ….” QS. Ali-Imran [3]: 193, “Dan bahwasannya kami, ketika
mendengar petunjuk, kami pun beriman kepadanya ….” QS. Al-Jinn [72] :13, “Dan
8|Sistem Indera Pada Manusia

Kami mmengunci mati kalbu mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar?” QS.
Al-A’raf [7]: 100.
Kedua, indra pendengar akan langsung bekerja seusai persalinan. Anak akan
langsung dapat mendengar suara-suara setelah persalinan. Adapun untuk dapat
melihat sesuatu dengan jelas, si anak membutuhkkan waktu beberapa saat.
Ketiga, indra pendengar melaksanakan fungsinya secara terus menerus tanpa
henti, sedangkan indra pengelihatan adakalanya berhenti melaksanakan fungsinya
ketika manusia menutup kedua matanya atau ketika tidur. Suara nyaring juga dapat
membangunkan manusia dari tidurnya. Oleh sebab itu, dalam kisah Ashhabul Kahfi
Allah SWT menerangkan bahwa Dia menutup telinga mereka hingga mereka terlelap
tidur, dan suara pun tidak membuat mereka terbangun. “Kemudian Kami, menutup
telinga mereka di dalam gua itu selama beberapa tahun”. QS. Al-Kahfi [18]: 11.
Keempat, indera pendengar dapat mendengar semua suara, baik dalam gelap
maupun terang, sedangkan indra pengelihatan hanya dapat melihat dalam cahaya. AlQur’an juga menyebut “as-sam’u” (pendengaran) dalam bentuk tunggal, sedangkan
“al- abshar” (pengelihatan) disebutkan dalam bentuk jamak. Hal ini termasuk bukti
kemukjizatan gaya bahasa Al-Qur’an. Sebab indra pendengar dapat menerima suara
yang dating dari segala arah, sedangkan mata hanya dapat melihat bila manusia
mengarahkan pandangannya kea rah sesuatu yang ingin dilihatnya. Jika terdengar
suara dari suatu tempat yang dihuni banyak orang, mereka semua akan mendengar
suara yang sama. Namun jika mereka melihat sesuatu yang sama dari sudut yang
berbeda-beda, pengelihatan mereka kepada sesuatu itu tidak akan sama persis.
Demikian pula terkadang mereka melihat sesuatu yang berbeda di waktu yang sama
sesuai dengan arah yang mereka lihat. Selain itu, jika kita mendenbgar suara yang
berasal dari suatu tempat secara langsung berada di hadapan kita, gelombang suara
akan sampai ke dua telinga dalam waktu yang bersamaan. Juga kuatnya pengaruh
suara pada kedua gendang telinga akan sama. Akan tetapi, jika kita melihat sesuatu
yang terletak di hadapan kita, bentuk yang tergambar pada retina mata kanan akan
berbeda dengan bentuk yang tergambar pada retina mata kiri. Sebab mata kanan
melihat sesuatu dari sisi kanan, sedangkan mata kiri melihat sesuatu dari sisi kiri,
(Nata, 2006).
C. Indera Pencium (Hidung)

9|Sistem Indera Pada Manusia

Hidung, mata, dan telinga adalah bagian tubuh yang termasuk pancaindra. Hidung
berfungsi untuk penciuman dan untuk pernafasan. Rongga hidung atau (cavum nasi)
dibentuk oleh tulang serta jaringan lunak di bagian depannya. Di depan terdapat lubang
hidung dinamakan nares, segera setelah memasuki lubang hidung didapati daerah yang
mengandung bulu hidung, dinamakan vestibulum nasi.

Pada dinding hidung terdapat 3 sekat rongga hidung (superior concha, middle
concha, inferior concha) dengan rongga diantara sekat-sekat itu. Pada rongga bagian
tengah (meatus nasi media) terdapat tempat bermuaranya hubungan keluar dari rongga
sekitar hidung (panasal sinus), sedangkan di rongga sebelah bawah (meatus nasi
inferior) terdapat muara saluran air mata (ductus nasolacrimalis). Sinus yang disebutkan
diatas adalah rongga yang mudah terkena infeksi bila seseorang sering menderita pilek.
Penyakit tersebut disebut sinusitis.
Ditengah rongga hidung terdapat septum nasi yang membagi hidung menjadi bagian
kiri dan kanan. Penyekat atau septum ini dibentuk oleh tulang rawan di bagian depan.
Dasar rongga hidung dibentuk oleh palatum durum (langit-langit mulut keras) dan
paltum molle (langit-langit mulut lunak). Secara fungsional hidung terbagi menjadi area
pernapasan atau respirasi didua pertiga bagian atas. Melalui keberdaan sekat rongga
hidung udara yang diisap mengalami sirkulasi di dalam rongga hidung untuk
penyesuaian suhu udara yang masuk ke dalam paru-paru. Sinus atau rongga didalm
tulang sekitar hidung (paranal sinus) belum berbentuk pada saat bayi lahir, tetapi
terbentuk sempurna sesudah beberapa tahun. Sinus frontalis di tulang dahi baru
sempurna sesudah pada usia 5 tahun, sinus maxillaris di tulang rahang atas setelah erupsi
gigi dewasa sekitar 9 tahun, dan sinus sphenoidalis dibelakang hidung sekitar 10 tahun.
10 | S i s t e m I n d e r a P a d a M a n u s i a

Melalui hubungan dengan udara luar, tekanan udara didalam sinus selalu mengalami
pengaturan keseimbangan. Penyumbatan saluran ini menyebabkan penurunan tekanan
akibat absorpsi udara oleh mucosa yang pada gilirannya akan menyebabkan reaksi
radang dan infeksi yang dinamakan sinusitis. Dibagian depan septum terdapat jaringan
pembuluh darah kecil. Area ini dikenal sebagai area kieselbach yang mudah mengalami
pendarahan hidung (epistaxis). Persarafan sensoris rongga hidung diurus oleh cabang
saraf otak ke-5. Atap rongga hidung atau area alfactoris mempunyai persarafan sensoris
umum melalui saraf tersebut, dan sensasi khusus (penciuman) melalui saraf otak ke-1
(n.olfactorius). sinus paranasalis juga mendapat persarafan sensoris melalui otak ke-5.
Didalam sinus maxillaris, yaitu rongga di dalam tulang di kiri-kanan hidung, terdapat
cabang-cabang saraf yang mengurus gigi rahang atas.
Pandangan Al-Quran Tentang Operasi Plastik Dan Filler
Pertanyaan
Diskusi

Sebagai makhluk yang beraneka ragam, tentunya bentuk
hidungpun berbeda-beda ada yang mancung dan ada juga yang
tidak mancung. Terkadang operasi plastik menjadi salah satu
alternatif untuk memperbaki penampilan wajah. Bagaimana
pandangan Islam tentang masalah tersebut ?

Ada beberapa pandangan terhadap oprasi plastik dilihat dari tujuan awalnya si pasien
dalam melakukan oprasi tersebut, apakah ingin menambah kecantikkan atau karena
adanya cacat yang merupakan dari kecelakaan dan tidak bisa dikembalikan lagi selain
dengan cara oprasi plastik. Padahal oprasi plastik ini sendiri memiliki banyak sekali
kerugian baik finansial dan kesehatan. Kita diciiptakan sengan sebaik-baiknya jika ada
yang ingin kita rubah berarti kita merubah ciptaan sang maha kuasa. Jelas jelas itu
dilarang dalam al-quran
D. Indera Peraba (Kulit)
Indera peraba bukanlah indera tunggal tetapi sekurang-kurangnya terdiri dari
empat, yaitu peraba, rasa sakit, panas dan dingin. Semua sensasi kulit lain yang biasa di
ungkapkan biasanya adalah gatal, nyeri, dan geli. Para ahli menemukan sebuah struktur
diperkirakan sebagai reseptor khusus, namun pada penelitian selanjutnya tidak dapat
memperkuat pendapat tersebut. Ketika penyidik menemukan titik-titik tersebut pada kulit
mereka sendiri. Terbukti tidak ada korelasi yang tepat antara macam sensasi yang di
alami dengan macam struktur ujung syaraf. Hanya dua hal yang dapat dinyatakan dengan
tikat kepastian:
11 | S i s t e m I n d e r a P a d a M a n u s i a

1. Serabut syaraf pada dasar kantung rambut bertindak sebagai reseptor untuk
peradaban / tekanan ringan(tetapi syaraf-syaraf ini bukanlah merupakan satusatunya reseptor untuk sensasi, sebab bibir yang tidak berambut sangat peka
terhadap tekanan/peradaban.
2. Ujung syaraf bebas yang berakhir di epidermis terlibat dalam resepsi rasa
sakit.
Indra peraba menerima perangsang tekanan atau suhu. Penginderaan terdapat pada
seluruh tubuh kecuali rambut, kuku, dan gigi. Kulit manusia terdiri atas epidermis dan
dermis. Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar
sudorifera) yang terletak di lapisan dermis, (Sobur, 2009)

1. Bagian-bagian Kulit
a. Struktur Kulit
Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan
Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat
mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri
atas lapisan spinosum dan lapisan germinativum.
Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan
germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, menggantikan
lapisan

sel-sel

pada

lapisan

korneum.

Lapisan

Malpighi mengandung

pigmen melanin yang memberi warna pada kulit, (Sobur, 2009)
b. Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf,
kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat menghasilkan
keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml setiap
12 | S i s t e m I n d e r a P a d a M a n u s i a

hari, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat
mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain sebagai alat ekskresi adalah
sebagai organ penerima rangsangan, pelindung terhadap kerusakan fisik,
penyinaran, dan bibit penyakit, serta untuk pengaturan suhu tubuh, (Sobur,
2009).
Bagaimana keadaan kulit pada suhu tinggi dan suhu rendah?
Pada suhu lingkungan tinggi (panas), kelenjar keringat menjadi
aktif dan pembuluh kapiler di kulit melebar. Melebarnya pembuluh
kapiler akan memudahkan proses pembuangan air dan sisa
metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan keluarnya
keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguapan
mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak
merasakan panas lagi. Sebaliknya, saat suhu lingkungan rendah,
kelenjar keringat tidak aktif dan pembuluh kapiler di kulit menyempit.
Pada keadaan ini darah tidak membuang sisa metabolisme dan air,
akibatnya penguapan sangat berkurang, sehingga suhu tubuh tetap dan
tubuh tidak mengalami kendinginan. Keluarnya keringat dikontrol
oleh hipotalamus
2. Fungsi Kulit
a.

Sebagai alat ekskresi berupa kelenjar keringat.

b.

Sebagai alat peraba.

c.

Sebagai pelindung organ dibawahnya.

d.

Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari. Contoh dari vitamin
D : susu, keju, kuning telur, margarine, ikan laut,.

e.

Pengatur suhu tubuh.

f.

Tempat menimbun lemak.

E. Indera Pengecap (Lidah)

13 | S i s t e m I n d e r a P a d a M a n u s i a

1.

Bagian-bagian lidah
Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas
pengecap. Letaknya pada dasar mulut oleh frenulum lingua dan tersusun atas otot
rangka yang terlekat pada tulang hyoideus, tulang rahang bawah dan processus
styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik
dan intrinsik. Otot-otot ekstrinsik lidah berawal pada tulang dan jaringan di luar lidah
sedangkan otot intrinsik lidah memiliki serabut yang menghadap ke berbagai arah
untuk membentuk sudut satu sama lain. Bagian-bagain lidah:
a. Bagian terbesar lidah adalah anyaman berkas otot rangka terorientasi vertical,
horizontal, dan longitudinal dan saling memotong tegak lurus.
b. Bagian posterior lidah kurang bergerak karena menyatuh dengan dasar mulut dan
tulang hyoid. Permukaan dorsal lidah ditutupi epitel relatif tebal, melekat erat pada
lapisan jaringan ikat di bawahnya. Permukaan atas lidah mengandung banyak
tonjolan-tonjolan epitel mulut dan lamina propia (yang disebut papilla). Terdapat
empat jenis papilla:
1) Filiformis: terdapat di bagian posterior berbentuk tonjolan konis, sangat
banyak diseluruh dipermukaan lidah dan epitel berambut tidak mengandung
putting pengecap.
2) Fungiformis: bagian epitel berlapis pipih. Bagian anterior dan diantara
filiformis menyerupai jamur karena menpunyai tangkai sempit dengan
permukaan yang halus, bagian atas melebar mengandung putting kecap, yang
tersebar di permukaan atas.
3) Foliatel (vallate): pada pangkal lidah bagian lateral, terdapat beberapa
tonjolan-tonjolan padat yang berbentuk: sirkumvalata dan mengandung banyak
putting kecap.
14 | S i s t e m I n d e r a P a d a M a n u s i a

4) Circumvalate
Papillae yang sangat besar dengan permukaannya berbentuk pipih meluas di
atas papillae lain, susunan seperti parit tersebar di daerah “V” bagian posterior
lidah, mengandung kelenjar mukosa dan serosin banyak putting kecap yang
terdapat di sepanjang sisi papilla.
2. Fungsi lidah
a. Pencernaan; mengaduk makanan yang dikunyah, menelan makanan.
b. Mengontrol suara saat berbicara atau mengeluarkan suara-suara
c. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas
pengecap.
d. Terdapat empat rasa primer pengecapan yaitu asam, asin, manis dan pahit. sensasi
rasa pahit pada belakang lidah ditimbulkan oleh alkaloid contohnya kina, cafein,
nikotin, morfin karena zat-zat ini bersifat racun. Rasa asin dan manis diujung lidah
asin ditibulkan oleh kation Na+,K+ dan Ca+. Rasa asam dirasakan pada samping
lidah ditimbulkan oleh ion H+.
3. Penyakit Pada Lidah
a. Oral candidosis. Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans..
gejalanya lidah akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok.
b. Atropic glossitis. Penyakit ini juga sering ditemukan. Lidah akan terlihat licin
dan mengkilat baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil.
Penyebab yang paling sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak
didapatkan pada penderita anemia.
c. Geografic tongue. Lidah seperti peta, berpulau-pulau. Baik banyak maupun
sedikit. Bagian pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan
dikelilingi pita putih tebal.
d. Fissured tongue. Lidah akan terlihat pecah-pecah.
Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indra pengecap yang terdapat
kemoreseptor untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap
rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di

15 | S i s t e m I n d e r a P a d a M a n u s i a

tempat yang berbeda-beda. Letak masing-masing rasa berbeda-beda yaitu :

4. Gangguan gagap sudah ada sejak Zaman Nabi Musa
Dampak yang lebih serius dari gagap bicara juga bisa ditemukan dalam kitab
suci. Musa, seorang Nabi yang pernah membelah Laut Merah demi membebaskan
bangsa Israel dari perbudakan Firaun di Mesir juga pernah mengalami susahnya
jadi orang gagap.
Beberapa ayat dalam kitab suci menyiratkan hal itu, sehingga banyak ilmuwan
meyakini Nabi Musa adalah seorang penderita gagap. Ayat-ayat yang dimaksud
antara lain terdapat dalam Kitab Perjanjian Lama (Keluaran 4:10) dan Al Quran
(QS 20:26-29). Lalu kata Musa kepada Tuhan: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai
bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak,
sebab aku berat mulut dan berat lidah." (Keluaran 4:10)
Nabi Musa menjawab: "Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku. Mudahkanlah
urusanku. Lepaskanlah kekakuan lidahku supaya mereka memahamiku. Jadikanlah
seorang dari keluargaku sebagai pembantuku. Dialah Harun saudaraku". (QS
20:26-29)
Gejala-gejala yang disebutkan seperti berat mulut, berat lidah dan kekakuan
lidah diyakini merupakan indikasi gagap bicara yang dialami Nabi Musa pada
masa itu. Begitu terganggunya Nabi Musa oleh gagap yang dideritanya, sampaisampai harus menunjuk Harun, adiknya sebagai juru bicara (pembantu).

16 | S i s t e m I n d e r a P a d a M a n u s i a

Soal
Diskusi !
Mmmnmnm

1. Sebutkan organ-organ penyusun sistem indera!
2. Bagaimana mekanisme indera penglihatan dan pendengaran ?
3. Jelaskan bagaiaman perspektif Islam tentang operasi plastik pada hidung!
4. Sebutkan dan jelasakan 4 penyakit-penyakit pada indera pengecap (lidah) !
5. Sebutkan dan jelaskan 3 fungsi dari masing-masing organ sistem indera

DAFTAR PUSTAKA
Ali Hasan. 2000. “MASAIL FIQHIYAH AL-HADITSAH pada
kontemporer hukum islam” .Jakarta. Raja Grafindo persada.

masalah

masalah

Anonym.
2013.
Operasi
Plastik
Menurut
Pandangan
Islam.
[online].
https://kitabsalafindonesia.wordpress.com/2013/09/19/operasi-plastik-menurut-pand
angan-islam/
Bramy Biantoro, B. 2016. Jepang buat teknologi pengubah kulit jadi layar LED. [online].
https://www.merdeka.com/teknologi/video-jepang-buat-teknologi-pengubah-kulitjadi-layar-led.htmlCampbell, et al. 2003. Biologi. Jakarta : Erlangga
Darmodjo, Hendro. 1992. Pendidikan IPA 1. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Detiknet. 2010. Teknologi Bantu Tune Netra Melihat Lewat Lidah. [online]
http://inet.detik.com/serba-serbi-teknologi/1321155/teknologi-bantu-tuna-netra-meli
hat-lewat-lidah
Mahjuddin. 2003. “MASAILUL FIQHIYAH berbagai kasus yang dihadapi hokum islam’
masa kini”. Jakarta, Kalam Mulia.
Nata, Abuddin . 2006 . Masail Al-Fiqhiyah . Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia

17 | S i s t e m I n d e r a P a d a M a n u s i a

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3

The Correlation between students vocabulary master and reading comprehension

16 145 49

Improping student's reading comprehension of descriptive text through textual teaching and learning (CTL)

8 140 133

The correlation between listening skill and pronunciation accuracy : a case study in the firt year of smk vocation higt school pupita bangsa ciputat school year 2005-2006

9 128 37

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62