ANALISIS MATURITY LEVEL IMPLEMENTASI ORANGEHRM MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5.0

Seminar Nasional Informatika 2014

ANALISIS MATURITY LEVEL IMPLEMENTASI ORANGEHRM
MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5.0
Fhery Agustin
Program Studi Sistem Informasi, STMIK Potensi Utama
Jl.. K.L. Yos Sudarso Km. 6.5 No. 3A Tanjung Mulia - Medan
fhery@potensi-utama.ac.id

Abstrak
Sumber Daya Manusia merupakan asset yang sangat penting bagi perusahaan atau organisasi. Perusahaan
yang memiliki Sumber Daya Manusia yang unggul akan mampu bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Maka untuk pengelolaan Sumber Daya Manusia juga dibutuhkan sebuah sistem yang handal serta telah teruji.
Penelitian ini bertujuan untuk memperkenalkan aplikasi Human Resource Information System (HRIS) yang
cukup fenomenal, yaitu OrangeHRM. Aplikasi ini sangat cocok dipergunakan di Indonesia dan bahkan telah
memiliki komunitas sendiri di tanah air. Selain memperkenalkan, penelitian ini juga melakukan evaluasi
terhadap implementasi OrangeHRM menggunakan framework COBIT 5.0 dan hasilnya berada pada level
Defined dengan skor 3,1. Hal ini menunjukkan OrangeHRM cukup layak untuk dipergunakan oleh
perusahaan yang membutuhkan Sistem Informasi SDM.
Kata Kunci : Maturity Level, OrangeHRM, COBIT 5.0
1.


Latar Belakang

Sumber Daya Manusia merupakan asset
terpenting dalam sebuah perusahaan. Bahkan
pameo bahwa tenaga kerja merupakan cost atau
biaya telah terpatahkan. Sebab tanpa SDM yang
berkualitas, maka sebuah perusahaan hanya akan
jalan di tempat tanpa adanya continiously
improvement yang signifikan.
Dikarenakan pentingnya SDM, maka
pengelolaannya juga menjadi perhatian khusus.
Tentunya bila dikaitkan dengan dunia IT, maka
itu berarti pemanfaatan aplikasi berbasis sistem
informasi SDM menjadi acuan yang cukup
penting.
Sebuah aplikasi berbasis Human Resorce
Information System (HRIS) merupakan sebuah
keharusan
untuk

meningkatkan
kinerja
pengelolaan SDM di suatu perusahaan.
Pertimbangan biaya tentunya dapat diminimalisir
dengan pemilihan aplikasi yang bersifat
opensource.
Orange HRM dapat menjadi solusi bagi
permasalahan tersebut dengan interface yang
begitu menawan. Sistem pengoperasiannya juga
sangat user friendly serta memiliki modul yang
cukup lengkap. Sehingga pengelolan SDM dapat
lebih mantap dan menyenangkan.

Gambar 1. Website Penyedia Aplikasi HRIS
OrangHRM
(sumber : www.orangehrm.com)

Gambar 2. Website Komunitas OrangeHRM
Indonesia
(sumber : www.orangehrm-indonesia.com)

2.

Tinjauan Pustaka

Tinjauan ilmiah merujuk pada beberapa
sumber acuan baik buku, website, artikel, maupun

51

Seminar Nasional Informatika 2014

jurnal
ilmiah
dari
sebelumnya yang terkait.

penelitian-penelitian

1.


Mengenal OrangeHRM
OrangeHRM merupakan sebuah aplikasi
Human Resource Information System berbasis
web yang cocok digunakan di Indonesia. Aplikasi
ini tersedia dalam tiga versi, yaitu Opensource,
Professional, dan Enterprise. Tentunya untuk
versi opensourcenya bersifat gratis dengan
beberapa
fitur
terbatas
namun
dengan
fungsionalitas yang cukup. Sedangkan versi
Profesional dan Enterprise yang berbayar
diperuntukkan bagi kalangan yang menginginkan
fitur yang lebih lengkap dibandingkan versi
gratisnya. [1].

Fungsi ini dapat menyajikan laporan secara
real time.

e. Recruitment
Merupakan fungsi pengelolaan penerimaan
karyawan baru di perusahaan.
f. Performance Management
Merupakan fungsi penilaian kinerja terhadap
karyawan.
3.

Pengelolaan SDM
Pengelolan SDM merupakan implementasi
dari indikator dan fungsi-fungsi manajemen yang
berperan aktif dalam tercapainya tujuan individu,
organisasi, dan perusahaan. Pengelolaan tersebut
sangat terkait dengan pengolaan karyawan dan
staff baik yang terkait dengan pendataan dan
pengembangan sumber dayanya. [3]
Berdasarkan defenisi tersebut, maka
pengelolaan SDM akan menjadi lebih terorganisir
dengan baik apabila menggunakan sistem
informasi

berbasis
komputer.
Sehingga
pengeloaan SDM akan lebih menarik dan
terintegrasi.
4.

Gambar 3. Login Demo OrangeHRM
(sumber :enterprise.demo.orangehrmlive.com)
2.

Fitur-Fitur OrangeHRM

Beberapa
fitur
opensource, yaitu : [2]

OrangeHRM

versi


a. System Administration
Orange HRM memiliki fungsi akses system
admin yang memiliki hak untuk pengelolaan
sistem secara keseluruhan. Aplikasi ini juga
menyediakan fungsi multi akses agar aplikasi
dapat di-login beberapa admin.
b. Personnel Information Management
Orange HRM memiliki fungsi manajemen
informasi untuk setiap personel atau karyawan
dalam sebuah perusahaan. Informasi tersebut
juga disajikan secara detail hingga kontak
keluarga yang dapat dihubungi apabila terjadi
sesuatu terhadap karyawan di kantor.
c. Leave / Time Off
Fungsi leave atau time off merupakan fasilitas
yang menyediakan fungsi resign atau pun cuti
bagi karyawan. Sehingga pengelolaannya
dapat lebih informatif dan selalu terkontrol
oleh sistem.

d. Time
Merupakan fungsi pengelolaan waktu kerja
dan attendance atau kehadiran karyawan.

52

Konsep COBIT
COBIT adalah sebuah kerangka kerja yang
mengkombinasikan pemikiran modern dalam
pengelolaan perusahaan dan teknik manajemen,
serta menyajikan konsep yang dapat diterima
secara global, praktek penggunaan alat-alat
analisis serta pemodelan untuk meningkatkan
nilai dan kepercayaan terhadap sebuah sistem
informasi. [4]
Control Objectives For Information and
Related Technologi (COBIT) merupakan suatu
metode dalam penerapan IT Governance
menggunakan beberapa kontrol objective dalam
pelaksanaan audit. Secara lebih spesifik COBIT

diperuntukkan bagi audit Sistem Informasi yang
diterapkan pada sebuah organisasi.
Versi COBIT sendiri diawali pada tahun
1996 dan terus mengalami perkembangan
mengikuti kebutuhan stakeholder dan jangkauan
atau scope audit terhadap sistem informasi secara
lebih luas. COBIT versi terbaru adalah COBIT
5.0 yang dirilis pada tahun 2012.
5.

COBIT 5.0 Framework
COBIT 5.0 dibagi menjadi 2 area, yaitu : [4]
a. Governance of IT Process, terdiri dari
domain :
- Evaluate, Direct, and Monitor (EDM)
b. Management of Enterprise IT, terdiri
dari domain :
- Align, Plan, and Organise (APO)
- Build, Acquire, and Implement (BAI)
- Deliver, Servive, and Support (DSS)

- Monitor, Evaluate, and Assess (MEA)

Seminar Nasional Informatika 2014

kebutuhan dan persyaratan, namun dengan
tetap merujuk kepada kerangka kerja standar
yang ditetapkan oleh organisasi. Terdapat
infrastruktur otomatis tersentralisasi yang
mendukung proses perusahaan secara
menyeluruh yang dibangun untuk organisasi.
Kolaborasi didirikan antara tim. Ini menjadi
bagian penting dari pembentukan proses yang
memungkinkan untuk berbagi ide, memiliki
visibilitas yang lebih baik dan umpan balik
yang cepat. Semua anggota tim adalah milik
sebuah sistem dengan akuntabilitas bersama,
sering
berkomunikasi
dan
saling

mempercayai.

Kelima domain tersebut, yaitu : EDM, APO,
BAI, DSS, dan MEA masih terbagi lagi ke dalam
37 indikator. Namun pada proses audit ataupun
pengukuran terhadap implementasi sistem
informasi dapat digunakan semua atau sebagian
indikator saja, disesuaikan dengan objek, tujuan,
dan scope audit yang ingin dicapai.
6.

Maturity Model
Maturity model adalah sebuah metode untuk
mengukur tingkat atau level pengembangan
manajemen proses, yaitu mengukur sejauh mana
kapabilitas manajemen berdasarkan pencapaian
tujuan COBIT. Terdapat beberapa type maturiy
level, yaitu : [5]
a. Initial : biasanya masih bersifat ad hoc dan
masih kacau. Hasil dari proses tidak bisa
ditebak, sering melebihi alokasi anggaran dan
keterlambatan
jadwal.
Terdapat
kecenderungan untuk meninggalkan proses
pada saat krisis. Tidak ada otomatisasi proses
atau bahkan kegiatan, sehingga proses yang
berulang tidak terkontrol dan lambat. Ditandai
dengan yang kurangnya komunikasi ad-hoc
dan koordinasi antara tim. Peran dan tanggung
jawab tim tidak didefinisikan dengan baik.
Tim memberikan informasi melalui saluran
komunikasi formal. Keputusan dibuat secara
independen oleh pihak yang bertanggung
jawab
pada
proses
dan
kemudian
dikomunikasikan kepada tim lain.
b. Managed : proses dikelola tapi tidak standar
di seluruh proyek atau bahkan di seluruh
tahapan siklus hidup yang berbeda dari proyek
yang sama. Standar, deskripsi dan prosedur
proses dapat bervariasi dalam setiap contoh
spesifik dari proses (yaitu dalam kelompok
kerja yang berbeda). proses didokumentasikan
dan sebagian otomatis. Terdapat siled (tugas
proses vs) otomatisasi tanpa infrastruktur
pusat. Pertemuan rutin diadakan, rilis
dikomunikasikan dan dikoordinasikan antara
pembangunan dan operasi. Tim berbagi
informasi dan - dalam beberapa kasus bahkan sumber daya, peran para pemangku
kepentingan didefinisikan dengan baik. Sering
terjadi komunikasi antara tim. Terdapat
beberapa pengambilan keputusan bersama,
tapi sebagian besar keputusan masih diambil
secara terpisah, dan dikoordinasikan atau
dikomunikasikan setelah itu dengan tim lain.
c. Defined : ditandai dengan proses terstandar
dengan baik pada seluruh proyek. Terdapat
proses-proses standar yang digunakan untuk
menetapkan konsistensi di seluruh organisasi.
Menetapkan proses khusus dengan cara
memodifikasi proses standar sesuai dengan

d. Measured : kualitas proses dan kinerja diukur
untuk mencapai visibilitas dan prediksi
kinerja.
Proses dikendalikan dengan
menggunakan teknik kuantitatif dan prediksi
didasarkan pada analisis statistik. Proses
otomatis end-to-end diukur dan dikendalikan,
memberikan visibilitas dan wawasan ke setiap
kegiatan (status, biaya, waktu, stakeholder),
serta wawasan lintas aktivitas. Metrik proses
otomatis diukur berdasarkan tujuan bisnis.
Proses berbasis kolaborasi diukur untuk
mengidentifikasi inefisiensi dan kemacetan
dengan mengumpulkan informasi tentang
orang-orang yang terlibat dalam kegiatan,
tingkat keahlian dan kontribusi, serta relevansi
dari informasi atau efisiensi langkah-langkah
yang dilakukan.
e. Optimized : terdapat penilaian berkelanjutan
dari keseluruhan proses (sebagai lawan
optimalisasi kegiatan terpisah) yang bertujuan
untuk mencapai tujuan bisnis dengan biaya
dan resiko minimal. Terdapat perbaikan secara
terus-menerus dari proses otomatis dengan
menggunakan analisis metrik, pembelajaran
mandiri dan perbaikan mandiri. Otomatisasi
self-service yang diberikan kepada pemangku
kepentingan yang berbeda dalam organisasi.
Kolaborasi dioptimalkan untuk keefektifan
dan
kesinambungan
dalam
berbagi
pengetahuan serta pemberdayaan individu.
7.

Penelitian Rujukan
Makalah yang ditulis oleh Helmi Buyung
Aulia Safrizal membahas mengenai Pembelajaran
Manajemen Sumber Daya Manusia Menggunakan
Teknologi Open Source. Penelitian ini
menghasilkan kesimpulan bahwa Aplikasi
OrangeHRM dapat dimanfaatkan sebagai tools
pemahaman bagi mahasiswa terkait mata kuliah
SDM berikut konektifitasnya dengan aktifitasaktrifitas lainnya. Metode yang digunakan dapat
berupa simulasi, studi kasus serta praktikum.
Khusus untuk metode studi kasus dapat

53

Seminar Nasional Informatika 2014

memberikan pemahaman tentang
sebenarnya bagi perusahaan. [6]

kondisi

Kemudian
makalah Faizal Hussein,
Kertahadi, dan Riyadi yang membahas tentang
implementasi sistem informasi sumber daya
manusia di PT. Wiranas Laundry and Dry
Cleaning. Penelitian ini menghasilkan beberapa
kesimpulan seperti : kemudahan proses rekrutmen
yang dapat dilakukan secara online, pendataan
secara online, presensi juga secara online dan
terintegrasi, serta proses cuti juga dapat dilakukan
dengan online. Artinya hasil penelitian ini lebih
menekankan fungsionalitas dari segi kebebasan
akses tanpa batasan ruang dan waktu. [7]

3.

Metode Penelitian

Metode pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan kerangka kerja COBIT 5.0
dengan mengabaikan beberapa item atau indikator
yang tidak terkait dengan implementasi sistem
otomasi perpustakaan. Indikator-indikator yang
dipergunakan, yaitu :
EDM03 : Ensure Risk Optimisation
EDM04 : Ensure Resource Optimisation
APO01 : Manage The IT Management Process
APO13 : Manage Security
BAI04 : Manage Availabilty and Capacity
BAI09 : Manage Assets
BAI10 : Manage Configuration
DSS01 : Manage Operation
DSS04 : Manage Continuity
MEA01 : Monitor, Evaluate, and Assess
Performance and Cnformance
Masing-masing indikator tersebut akan diberi
nilai berdasarkan hasil evaluasi maturity level,
yaitu :
1 : Sangat Rendah
2 : Rendah
3 : Cukup
4 : Baik
5 : Sangat Baik
Kemudian total perolehan dari seluruh
indikator akan diambil nilai rata-ratanya untuk
menentukan nilai maturity level secara
keseluruhan.

4.

Hasil dan Analisa

1.

Hasil

Implemntasi sistem informasi Human
Resoyrce Information System menggunakan
OrangeHRM seperti terlihat pada gambar berikut
:

54

Gambar 4. Dashboard Aplikasi OrangeHRM
(sumber :enterprise.demo.orangehrmlive.com)
Pada
dashboard
OrangeHRM
menampilkan grafik yang merepresentasikan
kondisi karyawan.

Gambar 5. Employee List Aplikasi
OrangeHRM
(sumber :enterprise.demo.orangehrmlive.com)
Pada
Employee
List
OrangeHRM
menampilkan daftar karyawan yang ada di
perusahaan beserta metode pencarian data.

Gambar 6. Employee Detail Aplikasi
OrangeHRM
(sumber :enterprise.demo.orangehrmlive.com)
Tampilan informasi detail pegawai
menampilkan data pegawai secara lebih detail dan
terperinci dengan informasi pendukung lainnya.

Seminar Nasional Informatika 2014

2.

Evaluasi

Hasil evaluasi yang diperoleh dengan
menggunakan tools COBIT 5.0 adalah sebagai
berikut :
Tabel 1. Hasil Evaluasi Maturity Level
Aplikasi SliMS

1. Nilai maturiy level Aplikasi Orange HRM
berada pada level 3,1 yang berarti berada pada
level Defined.
2. Level defined menunjukkan bahwa aplikasi
OrangeHRM layak untuk dipergunakan untuk
menangani sistem informasi SDM bagi
perusahaan yang membutuhkan.
Sementara saran yang dapat penulis berikan
untuk pengembangan penelitian ini di masa yang
akan datang adalah :
1. Diperlukan penyesuaian indikator-indikator
COBIT yang dipergunakan dalam proses
evaluasi.
2. Bagi perusahaan yang ingin meningkatkan
fungsionalitas aplikasi OrangHRM dapat
menggunakan versi Professional maupun
Enterprise.

Semua point yang diperoleh ditotalkan
(31) kemudian dirata-ratakan menjadi 3,1 (dapat
digenapkan menjadi 3) yang berarti berada pada
level Defined.
3.

Analisa

Maturity level dari implementasi
OrangeHRM mencapai 3,1 dan dapat digenapkan
menjadi 3, yang berarti berada pada level Defined
yang berarti proses terstandar dengan baik pada
seluruh proyek. Aplikasi OrangeHRM yang
interaktif, userfriendly dan opensource tentunya
juga menjadi daya tarik tersendiri bagi user.

Gambar 7. Grafik Maturity Level
Grafik di atas menunjukkan point dari
masing-masing tingkatan maturity level. Maka
berdasarkan skor atau point yang diperoleh
OrangeHRM, berarti berada pada level Defined.

5.

Kesimpulan dan Saran

Terdapat beberapa kesimpulan yang dapat
diambil dalam penlitian ini, yaitu :

DAFTAR PUSTAKA
[1] Titus Permadi, 2012. OrangeHRM, Inc
USA.
http://orangehrmindonesia.com/tentang-orangehrm. Diakses
tgl : 19 Juli 2014, Jam : 11.55 WIB.
[2] OrangeHRM Inc, 2014. OrangeHRM
Opensource.
http://www.orangehrm.com/img/OpenSour
ce.pdf. Diakses tgl : 19 Juli 2014, Jam :
12.15 WIB.
[3] Esther Juniati Lini, 2009. Analisis
Impentasi Aplikasi Orange Human
Resource Management (Studi Kasus
PT.Smart
Moving
Indonesia).
Gunadharma
University
E-Paper,
Universitas Gunadharma, Depok.
[4] Sari, Indah Mayang, et.all, 2013. Pembuatan
Metode
Evaluasi
Kematangan
Pelaksanaan
Proyek
dengan
Menggabungkan COBIT 5 Domain BAI
1.11 dan MEA 1.04 dengan Best Practice
PMBOK 4th. Studi Kasus : Direktorat
Pengelolaan Sistem Informasi (DPSI)
Bank Indonesia, Jurnal Teknik Pomits, Vol.
1 No.1.
[5] Qualified Advice Partners. 2013. CobiT
Domains and Processes (COBIT 5/4.1).
http://www.qualified-auditpartners.be/index.php?cont=463, Diakses
tgl : 11 Juli 2014, Jam : 10.28 WIB.
[6] Helmi Buyung Aulia Safrizal, 2012.
Pembelajaran Manajemen Sumber Daya
Manusia Menggunakan Teknologi Open
Source. Prosiding Seminas Competitive
Advantage II Vol. 1 No. 2, Universitas
Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum, Jombang,
Jawa Timur.
[7] Faizal Hussein, et all, 2014. Implementasi
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia

55

Seminar Nasional Informatika 2014

(Studi Kasus pada Perusahaan Jasa PT.
Wiranas Laundry and Dry Cleaning
Service). JurnalAdministrasiBisnis (JAB)

56

Vol. 10 No. 1 Mei 2014, Universitas Katolik
Parahyangan, Bandung.