Islam Pada Masa Kholifah Abu Bakar Ash S

Islam Pada Masa Abu Bakar
Ash-Shiddiq

1

ISLAM PADA MASA ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata ”khalifah” diambil dari bahasa Arab, yang secara harfiah berarti seseorang yang
menggantikan kedudukan orang lain karena hilang atau meninggal dunia. Dalam konteks
masyarakat Islam kata khalifah berarti pemimpin umat yang menggantikan posisi Rasulullah
Saw. sebagai pemimpin politik, militer dan segala urusan umat Islam. Sementara itu, kata
“Rasyidin” lebih ditekankan pada empat khalifah pasca-Rasulullah Saw. mulai dari Abu Bakar
Ash-Shiddiq sampai Ali Ibn bi Thalib yang dipandang sebagai tokoh Islam yang mengagumkan
dan adil. Dalam pembahasan ini dibahas secara terperincih salah satu khalifah, yaitu Abu Bakar
Ash-Shiddiq.
Menurut Rasyid Ridha, kata khalifah cenderung pada pengertian sebagai pengganti atau
wakil Rasulullah Saw. sebagai kepalapemerintahan Islam atau kepala negara yang bertanggung
jawab atas kemajuan agama dan politik .
Khalifah pertama adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang secara tidak langsung dipilih secara

demokrasi oleh para sahabat, walaupun pada saat itu ada dua kubu yang berbeda, yang pada
akhirnya bersatu.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini memiliki beberapa rumusan masalah, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana proses pembai’atan abu Bakar Ash-Shiddiq?
2. Bagaimana Proses-proses berat yang dihadapi Abu bakar Ash-Shiddiq?
3. Di daerah mana saja perluasan wilayah DimasaAbu Bakar Ash-Shiddiq?
4. Kapan wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq?

Islam Pada Masa Abu Bakar
Ash-Shiddiq

2

C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui proses pembaiatan Abu bakar Ash-Shiddiq.
2. Mengetahui proses-proses berat yang dihadapi Abu Bakar Ash-Shiddiq.

3. Mengetahui di daerah mana saja perluasan wilayah dimasa Abu Bakar Ash-Shiddiq.
4. Mengetahui kapan wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Islam Pada Masa Abu Bakar
Ash-Shiddiq

3

BAB II
PEMBAHASAN
Abu bakar Ash-Siddiq lahir pada tahun 573 M di Mekah. Nama aslinya adalah Abudullah
Ibn Utsman, sebelum masuk Islam juga ia bernama Abdul Ka’bah, setelah masuk Islam oleh
Rasulullah ia di panggil Abdullah. Mengenai gelar Abu Bakr Ash-Shiddiq yang dibawanya
dalam kehidupan sehari-hari, menurut para penulis karena ia orang yang paling dinih masuk
Islam.1 Ayahnya bernama Utsman Ibn Amir dan di juluki Abu Quhafah, ibunya bernama Ummu
Al-Khair Salma binti Sakhr. Nasabnya bertemu Rasulullah Saw. Pada kakeknya, Murrah Ibn
Ka’ab Ibn Lu’ai. Abu bakar berasal dari Kabilah Taim Ibn Murrah Ibn Ka’ab, Kabilah Taim
adalah satu dari dua belas cabang dari suku Quraisy. Namun, kabilah ini bukanlah kabilh yang
besar.2
Abu Bakar Ash-Shiddiq bertubuh kurus dan berkulit putih. Aisyah putri Abu Bakar

mengatakan bahwa ia berkulit putih, kurus, kedua pelipisnya tipis, kecil pinggangnya (sehingga
kainnya selalu turun dari pnggangnya), wajahnya lancip, matanya hitam, keningnya lebar, dan
urat-urat tangannya tampak jelas,3 karena hal ini pulalah banyak sumber mengatakan Abu Bakar
Ash-shiddiq mendapat julukan Atiq.
Abu Bakar telah mengharamkan minuman keras untuk dirinya pada masa jahiliyah.
Bahkan, dia tidak pernah menyembah dan bersujud pada sebuah berhala apapun. Dia adalah
sahabat Rasullullah yang dianggap sebagai orang kedua dalam islam setelah Rasullullah.4
Semasa kecil Abu Bakar hidup seperti umumnya anak-anak di makkah. Lepas masa
anak-anak ke masa usia remaja ia bekerja sebagai pedagang pakaian. Usahanya ini mendapat
sukses. Dalam usia muda ini ia menikah dengan Kutailah binti Abdul Uzza, dari perkawinan ini
1

Muhammad Husaen Haekal, Abu Bakar As-Shiddiq, (Jakarta: PT. Pustka Litera Antarnusa),
hlm. 1.
2
Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam, (Jakarta:Akbar), hlm. 142.
3
Muhammad Husaen Haekal, Abu Bakar As-Shiddiq, hlm. 3.
4
Ahmad Al-usairy, Sejarah Islam, hlm. 142.


Islam Pada Masa Abu Bakar
Ash-Shiddiq

4

Abu Bakar memiliki dua anak yaitu Abdullah dan Asma’ (Zatun-ni-taqoin). Sesudah dengan
Kutailah ia menikah lagi dengan Umm Rauman binti Amir bin Awaimar dari perkawinan ini
Abu Bakar memiliki anak Abdurrahman dan Aisyah. Kemudian di Madinah Abu Bakar menikah
dengan Habibah binti Kharij, setelah itu menikah dengan Asma’ binti Umais melahirkan seorang
putra bernama Muhammad. 5
Abu Bakar selalu senantiasa menemani Rasullullah sejak masuk islam hingga wafat
Rasullullah. Dia behijrah bersama Rasullullah ke Madinah dan bersama-sama pula bersembunyi
di gua Tsur, pada malam permulaan hijrah sebelum melanjutkan perjalanan. 6 Abu Bakar selalu
terlibat dalam berbagai peristiwa yang dialami Rasullullah. Dia adalah orang yang tidak lari dan
tetap pendirian ketika banyak pasukan melarikan diri pada saat perang Hunain. Abu Bakar
dikenal sebagai salah seorang pemberani yang selalu gagah didalam segala medan perang, dia
dikenal sebagai sosok yang dermawan dan menginfakan sebagian hartanya di jalan Allah.
Pada perang Tabuk Abu Bakar menyedekahkan hartanya untuk bekal pasukan Islam.
Sedangkan, panji Islam dalam perang ini berada ditangannya. Banyak sabahat yang masuk Islam

melaui perjuangan dakwahnya bersama Rasullullah, diantaranya adalah Utsman Ibn Affan,
Zubair Ibn Awwam, dan Abdurrahman Ibn Auf. Dia telah membeli dan membebaskan sejumlah
budak yang mendapat siksaan keras dari tuannya, diantarannya adalah Billal Ibn Rabbah, Amir
Ibn Fuhairah, Zanirah, dan yang lainnya.
Kata-kata Abu Bakar mengenai Isra’ Mi’raj menunjukkan pemahamannya yang dalam
tentang wahyu dan risalah, yang tidak dapat ditangkap oleh kebanyakan orang. Disinilah pula
Allah telah memperlihatkan kebijakan-Nya tatkala Rasulullah memilih seorang teman dekat saat
ia di pilih oleh Allah menjadi Rasul-Nya untuk menyampaikan risalah-Nya kepada umat
munusia. Itulah pula bukti kuat, bahwa kata yang baik seperti pohon yang baik, akarnya
tertanam kukuhdan cabangnya (menjulang) ke langit, dengan jejak yang abadi sepanjang zaman,
dengan karunia Allah. Ia tak akan di kalahkan oleh waktu, tak akan dilupakan.7

5
6
7

Muhammad Husaen Haekal, Abu Bakr As-Shiddiq, hlm. 3.
A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, hlm. 226.
Muhammad Husaen Haekal, hlm. 11.


Islam Pada Masa Abu Bakar
Ash-Shiddiq

5

Rasullullah mengutus Abu Bakar sebagai ketua rombongan Haji pada tahun 9 Hijriyah
atau 630M, tatkala Rasullullah ditimpa sakit menjelang wafatnya, beliau bersabda, “Suruhlah
Abu Bakar untuk menjadi imam shalat”.

A. Proses Pembai’atan Abu Bakar Ash-Shiddiq
Ketika Nabi Muhammad Saw. wafat, tidak ada pesan siapa yang akan menggantikan
beliau. Bahkan, Nabi Muhammad Saw. tidak tegas menyatakan siapa yang akan menggantikan
beliau setelah wafat, cara membangun sistem, dan struktur sosial kenegaraan. Nabi Muhammad
Saw. hanya mengembangkan pemerintahan dalam perpolotikan metropolis yang diisi dengan
nilai-nilai etis moral keislaman.8 Sehingga pengangkatan ini menimbulkan ijtihad. Ijtihadlah
yang dilakukan para sahabat tentang mekanisme khalifah pengganti Rasulullah Saw.
Tidak adanya petunjuk yang jelas setelah Rasulullah wafat dan menimbulkan krisis
dikalangan umat Islam, terutama yang tinggal di Madinah, karena jika tidak ada penggantinya,
Madinah akan menghadapi ancaman. Ketegangan ini berakhir ketika Ummar bin Khattab
memelopori pambaiatan Abu Bakar Shiddiq sebagai pengganti Rasulullah.9

Sebelum pembai’atan Abu Bakar terjadi berdebatan antara kaum Muhajirin dan Kaum
Anshar, kaum Anshar menginginkan pengganti Rasulullah berasal dari kaum mereka, begitu pula
kaum Muhajirin. Perdebatan itu terjadi di Tsaqifah Banu Sa’idah. Walaupun perdebatan saat itu
sangat alot tapi pada akhirnya terjadi mufakat. Atas kehendak kaum Muslimin serta sahabatsahabat dekat Rasulullah maka Abu Bakar di bai’at oleh kaum Muslimin, yang pertama kali
membai’at Abu Bakar adalah Umar Ibn Khottob, dan oleh Umar Ibn Khottob Abu Bakar
diikrarkan seraya berkata;”Abu Bakar, bukanlah Rasulullah menyuruhmu memimpin Muslimin
sholat? Engkaulah penggantinya (khalifahnya), kami akan mengikrarkan orang yang paling
disukai oleh Rasulullah diantara kita semua ini.”
Kemudian menyusul, Abu Ubaidillah memberikan ikrar: “Engkaulah dikalangan
Muhajirin yang paling mulia.” Lalu pembai’atan itu diikuti oleh sahabat-sahabat yang lain,
8

Sulasman dan Suparman,Sejarah Islam di Asia & Eropa, (Bandung: CV Pustaka Setia), hlm.
62.
9
Ibid,. hlm 62

Islam Pada Masa Abu Bakar
Ash-Shiddiq


6

diantaranya, Basyir Ibn Sa’ad, Hubab Ibn al-Munzir, dan sahabat lainnya, tidak ketinggalah pula
Usaid Ibn Hudair, pemimpin Bani Aus ikut membai’at Abu Bakar, sambil menoleh kepada
kaumnya yang juga sedang memperhatikan para sahabat yang sedang membai’at Abu Bakar.
Usaid Ibn Hudair berkata: “kalau sekali khazraj memerintah kita, maka akan tetap mereka
mempunyai kelebihan atas kita dan dengan mereka sama sekali kita tidak akan mendapat hak
apa-apa. Maka marilah sekarang kita baiat Abu Bakar.”
Ketika itu Aus segera bertindak memberikan ikrah kepada Abu Bakar, kemudian disusul
oleh Khazraj yang sudah merasa puas, mereka juga cepat-cepat membaiat, sehingga tempat di
Saqifah itu penuh sesak. Karena makin banyak orang yang datang memberi ikrar.
Sesudah Abu Bakar diangkat menjadi khalifah beliau berpidato. Dalam pidatonya itu
dijelaskan siasat pemerintahan yang akan beliau jalankan. Dibawah ini kita kutip prinsip” yang
diucapkan Abu Bakar dalam pidatonya itu, antara lain beliau berkata:
“Wahai manusia!!! Saya telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu padahal aku
bukanlah orang yang terbaik diantaramu. Maka jikalau aku menjalankan tugasku dengan baik,
ikutilah aku, tetapi jika aku berbuat salah, maka benarkanlah!! Orang yang kamu pandang kuat,
saya pandang lemah, hingga aku dapat mengambil hak daripadanya, sedang orang yang kamu
pandang lemah, saya pandang kuat, hingga saya dapat mengembalikan haknya kepadanya.
Hendaklah kamu taat kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi bilamana

aku tidak menaati Allah dan Rasul-Nya kamu tak perlu menaatiku.”
Ketika pelantikan Abu Bakar selesai sudah di Saqifah, jenazah Nabi di rumah masih
dikelilingi keluarga: Ali Ibn Abi Talib, Abbas Ibn Abdul Muttalib bersama beberapa orang yang
ikut menyelenggarakan. Tidak jauh dari mereka, di dalam masjid ada juga beberapa orang dari
kalangan Muhajirin.
Seperti kita lihat, bai’at ini selesai dalam keadaan yang membuat beberapa sumber
menghubungkan kata-kata ini pada Umar: “peristiwa sangat tiba-tiba sekali.”
Tetapi sumber-sumber lain berpendapat, bahwa Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah
sudah sepakat, bahwa pimpinan memang akan berada di tangan Abu Bakar. Apapun yang akan
dikatakan kedua sumber itu, yang tak jelas ialah, bahwa keputusan Saqifah ini telah

Islam Pada Masa Abu Bakar
Ash-Shiddiq

7

menyelamatkan Islam yang baru tumbuh itu dari malapetaka, yang hanya Allah saja yang tahu
akan segala akibatnya. 10
Abu Bakar telah meratakan jalan untuk menghilangkan segala perselisihan dikalangan
muslimin. Ia juga telah meratakan jalan menuju politik yang polanya sudah diletakkan oleh

Rasullullah untuk mencapai keberhasialan sehingga membuka pula jalan kearah kedaulatan
Islam di kemudian hari. Dengan karunia Allah juga, akhirnya agama ini tersebar ke segenap
penjuru dunia.
Sejak kejadian Saqifah itu pihak Anshor sudah tidak lagi berambisi untuk memegang
pimpinan Muslimin. Baik pada waktu pelantikan Umar Ibn Khatab, pelantikan Usman Ibn Affan
sampai pada waktu terjadinya pertentangan antara ali dengan Muawiya, hak anshar tidak berbeda
dengan apa yang sudah diperoleh oleh kalangan Arab lainnya, seolah mereka sudah yakin benar
apa yang pernah dikatakan oleh Abu Bakar, bahwa dalam hal ini orang-orang Arab itu hanya
mengenal lingkungan Quraisy. Bahkan sesudah itu mereka merasa cukup senang hidup
disamping Muhajirin. Merekapun puas sekali dengan wasiat Rasulullah dalam sakitnya yang
terakhir tatkala berkata: 11
“Saudara-saudara Muhajirin, jagalah kaum Anshar itu dengan baik; sebab selama orang
bertamah banyak, orang-orang Anshar akan seperti itu juga keadaanya, tidak bertambah. Mereka
orang-orang tempat aku menyimpan rahasiaku dan yang telah memberikan perlindungan
kepadaku. Hendaklah kamu berbuat baik atas kebaikan mereka itu dan maafkanlah kesalahan
mereka.”
Tak lama setelah selasai pelantikan itu Abu Bakar dan mereka yang hadir di Tsaqifah
kembali ke Masjid. Waktu itu sudah sore. Kaum Muslimin sedang mengikuti berita-berita dari
rumah Aisyah mengenai penyelenggaraan pemakaman Rasulullah.


B. Proses-Proses Berat Yang Dihadapi Abu Bakar Diawal Pemerintahannya
10
11

Muhammad Husaen Haekal, hlm. 45.
Huhammad Husean Haekal, hlm. 46.

Islam Pada Masa Abu Bakar
Ash-Shiddiq

8

Banyak proses-proses berat yang di hadapi Abu Bakar di awal pemerintahannya, adapun
beberapa kesulitan yang dihadapi oleh khalifah Abu Bakar misalnya adalah, banyak umat
Muslim yang murtad atau keluar dari Islam akibat enggan membayar zakat,

mereka

menganggap membayar zakat hanya berlaku pada masa Rasulullah masih hidup. Adapun
pemurtadan yang lain itu akibat timbul banyak nabi-nabi palsu, dan disitulah banyak umat
muslim yang ikut ajaran nabi palsu tersebut.
1. Memerangi Kaum Murtad
Peristiwa kaum murtad ini dikenal dengan istilah “Ar-riddah”, yang berarti
kemurtadan atau beralih agama dari Islam kepada kepercayaan semula. Secara
politis, Ar-riddah merupakan pembangkangan terhadap lembaga kekhalifahan.
Gerakan ini muncul sebagai akibat kewafatan Rasulullah Saw. Mereka melepaskan
kesetiaannya kepada khalifah, bahkan menentang agama Islam karena menganggap
bahwa perjanjian yang dibuat Rasulullah Saw. batal disebabkan kewafatannya.
Gerakan mereka mengancam stabilitas keamanan wilayah dan kekuasaan Islam. Oleh
karena itu, khalifah dengan tegas melancarkan operasi pembersihan gerakan
tersebut.12
Abu Bakar tinggal di Madinah sampai benar-benar ia merasa yakin bahwa
pasukan Usamah sudah berkumpul semua, kemuadian bersama meraka ia berangkat
ke Zul-Qossah. Pasukan itu di baginya menjadi dua belas brigade dengan masingmasing dibawah pimpinan satu orang. Kemudian ia mengeluarkan perintah kepada
mereka masing-masing agar memobilisasi Muslimin yang kuat-kuat dan persiapan
untuk berangkat untuk menghadapi kaum murtad.13
Untuk melindungi kota Madinah Abu Bakar memperkuat dengan Brigade yang
lebih kecil. Karena ketika itu Madinah sudah aman dari kemungkinan adanya
serangan dari luar .
Sejak itu Abu Bakar tidak lagi meninggalkan Madinah bukan karna tidak ingin
bersama-sama dengan muslimin dalam segala perjuangan itu, tetapi karena Madinah
sudah menjadi markas komando tertinggi seluruh pasukan, dan sumber semua
pengiriman perintah untuk bergerak dari tempat ke tempat yang lain. Abu Bakar
12
13

Sulasman dan Suparman, Sejarah Islam di Asia dan Eropa, hlm. 64.
Muhmmad Husaen Haekal, hlm. 98.

Islam Pada Masa Abu Bakar
Ash-Shiddiq

9

mengeluarkan perintah kepada semua komandan pasukan agar jangan ada yang
pindah dari perang berkelompok yang sudah dimenangkan untuk bergerak ke tempat
lain sebelum mendapat izin. Dia yakin sekali bahwa kesatuan komando dalam
perang merupakan salah satu taktik yang paling kuat dan tepat, dan jaminan untuk
mencapai kemenangan.
Brigade Kholid Ibn Walid adalah yang terkuat diantara belasan Brigade yang
dibentuk. Anggotanya terdiri atas para pejuang pilihan dari Muhajirin dan Anshor.
Dan Kholid Ibn Walid sendiri yang memilih pasukannya. Kemudian dalam
menghadapi Irak dan Syam perjuangan mereka juga tiada taranya.
2. Gerakan Penumpasan Nabi Palsu
Setelah Rasulullah wafat, seluruh jazirah Arab murtad dari adama Islam kecuali
Makkah, Madinah, dan Thaif. Sebagian orang murtad ini kembali kepada kekufuran
lamanya dan mengikuti orang-orang yang mengaku sebagai nabi, sebagian yang lain
hanya tidak mau membayar zakat.
Para sahabat menasehati Abu Bakar agar dia tidak memerangi mereka karena
kondisi ummat Islam yang sangat sulit dank karena sebagian pasukan Islam sedang
diberangkatkan untuk berperang melawan tentara Ramawi yang dipimpin oleh
Usama Ibn Zaid. Namun Abu Bakar menolak usulan mereka.
Tatkala Abu Bakar mengantarkan pasukan Usama, para sahabat segera keluar
ketempat-tempat masuk kota Madinah untuk menjagannya. Dia memerintahkan
kepada kaum muslimin untuk selalu siap siaga di masjid untuk bersiap-siap menjaga
kemungkinan terjadinya serangan mendadak di kota Madinah agar mereka akan
gampang mengusir musuh yang datang itu. Abu Bakar keluar sendiri melihat kondisi
pintu-pintu masuk kota Madinah.
Tak berapa lama datang sedekah dalam jumlah yang sangat banayak dari berbagai
pihak. Setelah berlangsung dua bulan, pasukan Usamah kembali dengan membawa
kemenangan. Kemudian Abu Bakar memebentuk sebelas kelompok tentara untuk
memerangi kelompok yang murtad dari Islam. Abu Bakar memilih sahabat-sahabat
senior untuk memimpin pasukan itu. Misalnya, Khalid Ibn Walid. Khalid berangkat
dengan pasukannya untuk memerangi Bani Asas, Ghathfan, dan Amir. Pihak musuh
dipimpin oleh Thulaihah Ibn Khuailid Al-asadi, seorang yang mengaku sebagai nabi

Islam Pada Masa Abu Bakar
Ash-Shiddiq

10

palsu. Khalid menyambut mereka di sumur Buzakhah dan menghajar mereka hingga
akhirnya mereka kalah dan bertaubat.
Kemudian mereka berangkat ketempat-tempat Bani Yarbu’ dan Bani Tamim yang
berada di Battah. Khalid memerangi mereka dan akhirnya pemimpin yang bernama
Malik Ibn Nuairah pun tewas. Khalid berhasil menaklukan mereka.
3. Gerakan Terhadap Orang-orang yang Enggan Membayar Zakat
Kekacauan yang menimpa kawasan Arab itu berkesudahan dengan berbaliknya
mereka dari Islam, sementara diantara yang lain tetap dalam Islam tetapi tidak mau
membayar zakat kepada Abu Bakar. Keengganan membayar zakat itu baik karena
kikir dan kelihaian mereka seperti kelihainnya dalam mencari dan menyimpan uang,
atau kerena anggapan bahwa pembayaran itu sebagai upeti yang sudah tak berlaku
lagi sesudah Rasulullah tiada, dan boleh dibayarkan kepada saja yang mereka pilih
sendiri sebagai pemimpinnya di Madinah. Mereka mogok tak mau membayar zakat
dengan menyatakan bahwa dalam hal ini mereka tidak tunduk kepada Abu Bakar.
Demikian yang terjadi dengan kabilah-kkabilah yang dekta dengan Madinah,
terutama kabilah Abs dan Zubyan. Untuk memerangi mereka tidak mudah setelah
Abu Bakar melaksanakan perintah mengirimkan Usamah, sebab sudah tidak ada lagi
pasukan untuk mempertahankan Madinah.
Abu Bakar mengadakan rapat dengan para sehabat besar itu guna meminta saran
dalam memrangi mereka yang tak mau menunaikan zakat. Umar Ibn Khattab dan
beberapa orang sahabat berpendapat untuk tidak memerangi umat yang beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya, dan lebih baik meminta bantuan kepada mereka dalam
menghadapi musuh bersama dan sebagian kecil yang lain menghendaki jalan
kekerasan. Abu Bakar melibatkan diri mendukung gerakan minoritas, betapa
kerasnya ia membela pendiriannya itu, tampak dari kata-katnya ini: “demi Allah,
orang yang keberatan menunaikan zakat kepadaku, yang dulu mereka lakukan kepada
Rasulullah, akan aku perangi”.
C. Perluasan Wilayah Dimasa Abu Bakar Ash-Shidiq

Islam Pada Masa Abu Bakar
Ash-Shiddiq

11

Dengan bergolaknya tanah Arab, harapan bangsa Persia dan Romawi untuk
menghancurkan dan menumpaskan agama Islam hidup kembali. Bangsa Persia dan Romawi
menyokong pergolakan ini, serta melindungi orang-orang yang melindingi pemberontakan itu.
Oleh karena itu, kaum muslimin setelah dapat mengamankan tanah Arab kembali, bersiap
pula utntuk berangkat ke utara, guna menghadapi nusuh besar yang selalu menunggu-nunggu
waktu yang baik untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin.
Di wilayah timur (Persia) mendominasi wilayah yang sangat luas yang meliputi Irak,
sebagian barat Syam, bagian utara jazirah Arab. Dismping itu, sejumlah besar kabilah-kabilah
Arab juga tunduk dibawah kekuasaan mereka. Kabilah-kabilah ini bekerja dengan dukungan
kaisar Persia. Untuk melanjutkanjihad ditmpat itu, Abu Bakar mengirim Khalid Ibn Walid dan
Mutsanna Ibn Haritsah sebagai panglima. Mereka mampu memenangkan peperangn dan
membuka Hirah serta beberapa kota di Irak. Diantaranya adalah Anbar, Daumatul Jandal, Faradh
dan yang lainnya. Setelah itu khalifah Abu Bakar memerintahkan kepada Khalid Ibn Walid
untuk bergabung dengan pasukan Islam yang ada di Syam.14
Di wilayah barat (Romawi), Abu Bakar memberangkatkan pasukan-pasukan Islam,
diantaranya, pasukan dibawah pimpinan Yazid Ibn Abu Sufyan ke Damaskus, pasukan dibawah
pimpinan Amr Ibn Ash ke Palestina, pasukan dibawah pimpinan Syarahbil Ibn Hasanah ke
Yordania, dan pasukan dibawah pimpinan Abu Ubaidillah Ibn Jarrah ke Hims (dia adalah
komandan umum), pasukan Islam saat itu berjumlah sekitar dua belas ribu pasukan. Sedangkan,
pasukan IKrimah sebagai pasukan cadangan berjumlah enam ribu orang. Psukan Romawi
menyambut kedatangan pasukan Islam itu dengan dua ratus empat ribu personil.15
Permulaan perang Yarmuk (13 H /634 M), khalifah Abu Bakar memerintahkan Khalid
Ibn Walid agar segera berangkat bersama-sama pasukannya untuk menuju Syam dan menjadi
panglima perang di sana. Khalid pun segera melakukan apa yang diperintahkan khalifah. Maka,
mulailah Khalid melakukan perjalanan historis dengan menembus padang Sahara yang
sebelumnya belum pernah dia lalui.16

14
15
16

Ahmad al-Usairy, hlm 148
Ibid.,
Ibid., hlm: 149

Islam Pada Masa Abu Bakar
Ash-Shiddiq

12

Khalid baru sampai di Syam setelah melakukan perjalanan panjang selama 18 hari. Maka,
bergabunglah kaum muslimin hingga mencapai 26.000 personil. Dia kemudian mengatur
pasukannya dan membaginya dalam beberapa divisi.17
Pertempuran ini terjadi di sebuah pinggiran sungai Yordania yang disebut Yarmuk.
Maka, berkecamuklah perang dengan sangat sengitnya. Pada saat perang berkecamuk dengan
sengitnya, datang kabar bahwa Abu Bakar meninggal dunia dan Umar menjadi penggantinya.
Khalid diturunkan dari posisinya sebagai panglima dan segera diganti oleh Abu Ubaidah Ibn al
Jarrah. Peristiwa ini terjadi pada Jumadil Akhir pada tahun 13 H atau 634 M.18
Satu hal yang perlu dicatat dari peristiwa diatas yang mengandung decak kagum dan rasa
kebanggaan adalah sikap Khalid Ibn Walid. Tatkala dia dinyatakan diturunkan dari posisisnya
sebagai pamglima perang, dia menerimanya dengan lapang dada dan penuh rela. Padahal, saat itu
dia sedang berada di puncak kemenangannya yang sangat gemilang lebih hebatnya lagi dia terus
berperang dengan serius dibawah pimpinan panglima baru.19
Sedikitnya penaklukan di masa khalifah Abu Bakar terjadi karena adanya beberapa sebab
yaitu diantaranya: pendeknya masa pemerintahan Abu Bakar yang hanya berusia dua tahun tiga
bulan sepuluh hari, karena disibukkan dengan perang melawan orang-orang murtad yang
meliputi seluruh Jazirah Arab, dan walaupun demikian peperangan yang terjadi di masa
pemerintahan Abu Bakar dalam hal melawan orang-orang Romawi dan Persia telah berhasil
menaklukan musuh-musuh Islam dan sekaligus mamapu menunjukan kekuatan kaum
muslimin.20
D. Wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq
Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 634 M.
dalam usia sekitar 62 tahun. Ia di makamkan di samping makam Rasullulah Saw. Ada pelajaran
menjelang wafatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq, ia memegang tampuk pemerintahan sepeninggalan
Rasulullah Saw. Periode pemerintahan yang singkat yaitu selama dua tahun tiga bulan sepuluh
hari , di tandai oleh keteguhannya meneruskan kebijakan Rasulullah Saw. dalam berbagai
bidang, kendati tidak jarang di usulkan untuk diubah. Dalam hal itu ia juga di kenal sebagai
17
18
19
20

Ibid.,
Ibid.,
Ibid.,
Ibid., hlm: 149-150

Islam Pada Masa Abu Bakar
Ash-Shiddiq

13

orang yang lemah lembut tetapi tidak menurangi sikap tegasnya sebagai khalifah. Sumber yang
dapat diterima mengenai sakitnya Abu Bakar sampai meninggalnya, dengan mengacu kepada
puterinya, ummul mukminin Aisyah dan kepada puteranya Abdurrahman. Mereka berkata: “Abu
Bakar sakit dimulai pada saat hari yang sangat dingin ia mandi, lalu selama lima belas hari ia
merasa demam, tidak keluar rumah untuk melaksanakan shalat, ia meminta Ummar Ibn Khattab
mengimami shalat.21
Tetapi selama dua minggu dalam sakit sampai wafatnya itu pikiran Abu Bakar selalu
tertumpu pada nasib kaum muslimin, selalu membuat perhitungan dengan dirinya, apa yang telah
dilakukannya sejak ia memegang pimpinan ummat.sejak sakitnya itu kuat sekali perasaannya
bahwa ajal sudah dekat, dan dia akan bertemu tuhan. Menghadapi itu ia merasa gembira, puas,
karena saat itu sudah mencapai usia ketika Rasulullah berpulang ke Rahmatullah, dan dia merasa
sudah melaksanakan kewajibannya kepada Allah. Suatu hari pernah ada yang berkata padanya:
mengapa tidak meminta pertolongan dokter?”, ia menjawab: “dia sudah melihatku”. “lalu apa
katanya kepadamu?”, dia menjawab:”aku boleh berbuat sesuka hatiku”. Hal ini menandakan
bahwa dia telah menyerahkan segala persoalan kepada Allah, dan apa yang sudah menjadi
kehendak Allah dia sudah merasa bahagia dan yang sangat didambakannya sekiranya Allah
menempatkannya di sisi-Nya. 22

BAB III
21
22

Muhammad Husaen Haekal, hlm 364
Ibid.,

Islam Pada Masa Abu Bakar
Ash-Shiddiq

14

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah pengganti pemerintahan (khalifah) pertama setelah
Rasulullah wafat, ia dipilih secara demokrasi oleh kaum Muslimin dan di bai’at oleh
para sahabat.
2. Banyak kesulitan yang di hadapi Abu Bakar dalam awal pemerintahannya, karena di
masa Abu Bakar inilah masa transisi setelah wafatnya Rasulullah, proses-proses sulit
itu dihadapinya dengan baik, mulai dari perang Riddah, menumpas nabi palsu, dan
memerangi orang-orang yang enggan membayar zakat.
3. Perluasan wilayah
4. Abu bakar mejadi kholifah selama 2 tahun 3bulan 10 hari, sampai akhir hayatnya.
B. Saran
Para sejarawan hendaknya mencari kebenaran dari peristiwa masa lampau, bukan
hanya mencari banyak literatur saja, karena mestinya meneliti sumbernya langsung agar
mendapat bukti yang otentik dan dengan itu sejarah memiliki nilai kebenaran yang lebih
tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Islam Pada Masa Abu Bakar
Ash-Shiddiq

15

Haekal, Muhammad Husaen. 2013. Abu Bakr As-Shiddiq. Jakarta: PT. Pustaka Litera
AntarNusa.
A. Syalabi. 1994. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta Pusat: Pustaka Alhusna.
Usairy, Ahmad. 2003. Sejarah Islam. Jakarta: Akbar.
Sulasman dan Suparman. 2013. Sejarah Islam di Asia dan Eropa. Bandung: Pustaka
Setia.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65