Makalah JDU Korupsi Karya Ilmiah

TUGAS MAKALAH JATIDIRI UNSOED
KORUPSI DALAM KARYA ILMIAH

Disusun oleh :
Cicilia Dina Asrining Tyas (A1L014001)
Adinda Mega Puspita (A1L014003)
Dzawil Umam Aulayain M (A1L014007)
Vannisha Cahya Dewi (A1L014081)
Halimahtus Sa’diah (A1L014084)

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Korupsi dalam Karya Ilmiah, merupakan awal kata dari pengertian Korupsi dan Karya

Ilmiah. Korupsi merupakan tindakan individu yang sangat tidak tepuji dan dapat merugikan
bagi orang lain. Dan untuk pengertian Karya Ilmiah sendiri adalah suatu karangan atau
tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan,
peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan
sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya/ keilmiahannya.
Korupsi dalam Karya Ilmiah merupakan suatu tindak-tanduk seorang individu dimana
individu itu melakukan perbuatan yang tidak terpuji dalam hal penduplikasian, penjiplakkan
suatu karangan atau tulisan. Seperti tindakan plagiat, yang dapat merugikan bagi seseorang
(penulis atau pengarang atau peniliti).

2. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Korupsi dalam Karya Ilmiah.
b. Untuk mengetahui contoh dari tindakan Korupsi dalam Karya Ilmiah.
c. Untuk mengetahui cara atau solusi dalam menghindari perilaku Korupsi dalam Karya
Ilmiah.

3. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan korupsi?
2. Apa yang dimaksud dengan karya ilmiah?

3. Apa yang dimaksud dengan korupsi dan karya ilmiah, jelaskan dengan contoh?
4. Bagaimana solusi untuk menghindari sikap korupsi dalam karya ilmiah?

BAB 2
PEMBAHASAN
Korupsi Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah: Setiap orang yang
dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri,
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan atau perekonomian Negara.
Korupsi Menurut Ilmu Politik, korupsi didefinisikan sebagai penyalahgunaan jabatan dan
administrasi, ekonomi atau politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri maupun orang lain,
yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan pribadi, sehingga meninmbulkan kerugian
bagi masyarakat umum, perusahaan, atau pribadi lainnya.
Korupsi Menurut Ahli Ekonomi adalah menggunakan definisi yang lebih konkret.
Korupsi didefinisikan sebagai pertukaran yang menguntungkan (antara prestasi dan kontra
prestasi, imbal atau nonmateri), yang terjadi secara diam-diam dan sukarela, yang melanggar
norma-norma yang berlaku, dan setidaknya merupakan penyalahgunaan jabatan atau
wewenang yang dimiliki salah satu pihak yang terlibat dalam bidang umum dan swasta.

Sedangkan Menurut Haryatmoko, korupsi adalah upaya campur tangan menggunakan
kemampuan yang didapat dari posisinya untuk menyalahgunakan informasi, keputusan,
pengaruh, uang atau kekayaan demi kepentingan keuntungan dirinya.

Karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang
dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis
dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban
mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat
dalam objek tulisan.Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema
seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jikapun, tulisan
tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya
pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan penelitian lanjutan.
Salah satu contoh korupsi dalam karya ilmiah adalah plagiat. Plagiat adalah tindakan
atau perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba
memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karyai lmiah, dengan mengutip sebagian atau
seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karyai lmiahnya, tanpa
menyatakan sumber secara tepat dan memadai menurut aturan penulisan karya ilmiah.
Sedangkan Plagiator merupakan pelaku plagiat baik dilakukan secara perorangan atau
kelompok. Tindakan plagiat dapat dikategorikan dalam tindakan kejahatan(korupsi).
Solusi menghindari perilaku korupsi dalam karya ilmiah yaitu menumbuhkan budaya

jujur mahasiswa sebagai paradigma baru pemberantasan korupsi.
Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan korupsi, maka harus
dilakukan pembenahan terhadap mahasiswa dan kampusnya. Dengan kata lain, mahasiswa
harus mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan
korupsi. Selanjutnya adalah pada proses perkuliahan. Dalam masa ini, perlu penekanan

terhadap moralitas mahasiswa dalam berkompetisi untuk memperoleh nilai yang setinggitingginya, tanpa melalui cara-cara yang curang.
Guna menciptakan strategi untuk memberantas korupsi di indonesia, maka paradigma
yang harus dibangun terlebih dahulu adalah, dengan menumbuhkan budaya jujur dikalangan
mahasiswa. Karena memang ketidakjujuran dikalangan mahasiswa di negeri ini sudah
sistemik dan tidak cukup hanya dituntaskan lewat penambahan pelajaran budi pekerti. Dan
upaya untuk menumbuhkan budaya jujur mahasiswa, dapat dilakukan melalui :
1. Pendidikan Integritas.
2. Pendidikan Karakter.
1. Pendidikan Integritas
Ketidakjujuran selalu dapat dihubungkan dengan setiap gejala kerusakan
dimensi kehidupan seseorang. Perilaku korupsi misalnya, yang ditengarai akibat
ketidakjujuran pejabat semakin bobrok. Begitu pula perilaku tidak jujur mahasiswa,
ditengarai karena mahasiswa tidak mempunyai integritas. Integritas bukan kata atau
istilah Indonesia, tetapi berasal dari bahasa inggris yang berarti “the quality of being

honest and of always having high moral principles”. Yang pasti integritas menyangkut
seluruh aspek kehidupan manusia yang luhur dan berbudi. Integritas bertalian dengan
moral yang bersih, kejujuran serta ketulusan terhadap sesama dan Tuhan YME.
Integritas berlaku pada segala atau semua bidang kehidupan, misalnya bidang hukum,
sosial, politik, ekonomi, dll.
Pendidikan integritas adalah pendidikan yang mengedepankan pembangunan
karakter. Pendidikan seperti ini tidak hanya mengandalkan terori, tapi mahasiswa juga
harus bisa mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu Pendidikan
Integritas muncul sebagai suatu kebutuhan terhadap tantangan yang dihadapi
mahasiswa, sebab tanpa prinsip dasar integritas tidaklah mungkin tercapai tingkat
efektifitas yang tinggi untuk menegakkan kejujuran mahasiswa.
Sistem pendidikan harus dibangun dengan menekankan pada prinsip-prinsip
pendidikan integritas, dapat ditegaskan bahwa yang terpenting dalam pendidikan
integritas adalah, bagaimana menciptakan faktor kondisional yang dapat mengundang
dan memfasilitasi mahasiswa untuk selalu berbuat secara jujur, moral dan beretika,
dalam ujian (tidak “menyontek, melakukan plagiat, titip absen, dll”) maka strateginya
adalah mengkondisikan faktor penyebab ketidakjujuran mahasiswa ke arah yang
mendukung, yaitu sebagai berikut:
No
.

1.

2.
3.

Aspek
Pribadi

Upaya yang Dilakukan

a. Membangkitkan rasa percaya diri mahasiswa
b. Arahkan self consept mahasiswa ke arah yang lebih
proporsional
c. membiasakan mahasiswa berpikir lebih realistis dan
tidak ambisius.
Lingkungan
dan Meniptakan kesadaran disiplin dan kode etik kelompok
Kelompok
yang sarat dengan pertimbangan moral.
Sistem Evaluasi a.

Membuat instrumen evaluasi yang valid dan reliable
(yang tepat dan tetap)
b.
Menerapkan cara pemberian skor yang benar-benar
objektif

c.
d.
4.

Guru/ Dosen

Melakukan pengawasan yang ketat
Bentuk soal disesuaikan dengan perkembangan
kematangan mahasiswa dan dengan mempertimbangkan
prinsip paedagogy serta prinsip andragogy.
a.
Berlaku objektif dan terbuka dalam pemberian nilai.
b.
menunjukkan keteladanan dalam perilaku moral.

c.
memberikan umpan balik atas setiap penugasan.
Tabel 1.
Upaya Membangun Budaya Jujur Mahasiswa.

Pendidikan integritas terhadap mahasiswa adalah sebagai paradigma baru dan
upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar mahasiswa dapat secara efektif mengembangkan potensi dirinya,
baik aspek kognisi, afeksi dan sikomotoriknya sesuai dengan nilai-nilai integritas
(keutuhan moralitas). Dan pendidikan Integritas dapat dilaksanakan dengan cara :
a) Memasukkan pendidikan integritas di institusi perguruan tinggi dan di harapkan
pelajaran integritas ini bisa diterapkan sehingga dapat mewujudkan efektifitas yang
tinggi untuk pemberantasan korupsi. Pendidikan integritas ini merupakan salah
satu upaya mencetak mahasiswa yang bermoral. Dalam proses pendidikan
integritas ini, para mahasiswa akan dikenalkan dengan berbagai praktek-praktek
penyimpangan misalnya, korupsi secara menyeluruh, maksutnya mahasiswa akan
dikenalkan apa itu korupsi, dampaknya, serta modus-modusnya, sehingga dengan
demikian mereka akan mengenal hinanya perbuatan korupsi pada akhirnya
mahasiswa tidak mau melakukannya.
b) Dengan cara menguji pengetahuan (kognisi), sikap (afeksi), dan tindakan

(psikomotorik) para mahasiswa terkait dengan sejumlah masalah-masalah
kejahatan korupsi.
2. Pendidikan Karakter
Universitas sebagai lembaga pendidikan tinggi adalah salah satu sumber daya
yang penting. Sambil mengevaluasi tujuan kita, sangatlah penting untuk menyusun
kurikulum yang secara jelas memuat pendidikan karakter. Sedangkan yang dimaksut
dengan karakter adalah “Character determines someone’s private thoughts and
someone’s actions done. Good character is the inward motivation to do what is right,
according to the highest standard of behaviour, in every situation”.
Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang
membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat,
dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Karakter yang menjadi acuan seperti yang terdapat dalam
The Six Pillars of Character yang dikeluarkan oleh Character Counts! Coalition (a
project of The Joseph Institute of Ethics).
Enam jenis karakter yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Trustworthiness, bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi: berintegritas,
jujur, dan loyal.

2) Fairness, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki pemikiran terbuka serta

tidak suka memanfaatkan orang lain.
3) Caring, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki sikap peduli dan perhatian
terhadap orang lain maupun kondisi sosial lingkungan sekitar.
4) Respect, bentuk karakter yang membuat seseorang selalu menghargai dan
menghormati orang lain.
5) Citizenship, bentuk karakter yang membuat seseorang sadar hukum dan peraturan
serta peduli terhadap lingkungan alam.
6) Responsibility, bentuk karakter yang membuat seseorang bertanggung jawab, disiplin,
dan selalu melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin.
Pendidikan karakter penting bagi pertumbuhan individu menjadi manusia yang
seutuhnya dan sebaiknya dilakukan sejak dini. Namun bukan berarti jika pendidikan
dasar belum mengakomodasi pendidikan karakter, perguruan tinggi juga merasa tidak
perlu untuk menyelenggarakannya. Penting bagi perguruan tinggi untuk tidak hanya
memperhatikan kebutuhan kompetensi akademis mahasiswa, tapi juga pembinaan
karakternya agar lulusan menjadi lulusan yang siap secara akademis dan berkarakter
baik.
No.
1.
2.


3.

Aspek
Kurikuler
Kokurikuler

Jenis Kegiatan
Terintegrasi melalui perkuliahan
a. Succes skill (ESQ training, OSPEK)
b. Tutorial Pendidikan Agama
c. Creativity training
d. Leadership training
e. Entrepreneurship training
Ekstrakurikuler
Kegiatan yang dirancang untuk mengembangkan
bakat, minat, dan kegemaran mahasiswa:
Penalaran
Olahraga
Seni
Minat khusus
Tabel 2.
Implementasi Pendidikan Karakter bagi Mahasiswa.

Secara rinci nilai-nilai karakter yang terkandung melalui kegiatan tersebut
dapat dilihat pada table berikut :
No
.
1.
2.
3.
4.

Kegiatan

Nilai-nilai Karakter

Succes skill (Orientasi
studi, ESQ, dll)
Tutorial
Pendidikan
Agama
Pengembangan
Kreativitas
Pelatihan Kepemimpinan

Kejujuran,
tanggungjawab,
kerjasama,
kepedulian, visioner, disiplin.
Keimanan, kepatuhan, kejujuran, komitmen,
tanggungjawab, dan disiplin, dsb.
Kreatif, motivasi, inovatif, kritis, berani tampil
beda, dsb.
Tanggungjawab, disiplin, keteladanan, kejujuran,
keberanian, dsb.

5.

1)
2)
3)
4)
5)
6)

Kewirausahaan

keuletan, kecermatan, kejujuran kemandirian,
pantang menyerah, dsb.
Tabel 3.
Nilai-nilai Karakter yang Dibangun.

Pembinaan mahasiswa melalui pendidikan integritas dan pendidikan karakter
tersebut, diharapkan dapat menghasilkan sosok mahasiswa yang:
Cerdas komprehensif (cerdas spiritual, emosional/sosial, intelektual, dan kinestetik).
Memiliki kemauan dan kemampuan untuk berkompetisi.
Memiliki kemampuan untuk menuangkan daya kreasi.
Mampu untuk menangkap ide-ide dosen dan perkembangan lingkungan.
Tanggap dan memiliki sensitivitas terhadap realita kehidupan di masyarakat, dan
Mendapatkan kesempatan untuk menggunakan fasilitas-fasilitas dan membangun
jaringan baik di dalam dan di luar kampus. Sehingga pada akhirya kajahatan korupsi
bisa di berantas.

BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa:
a. Korupsi merupakan tindakan individu yang sangat tidak tepuji dan dapat
merugikan bagi orang lain.
b. Karya Ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang isinya berusaha
memaparkan suatu pembahasan yang bersifat keilmiahan (keilmuan) dan
didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam suatu bidang
tertentu yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti.
c. Korupsi dalam Karya ilmiah adalah suatu tindak-tanduk seorang individu
dimana individu itu melakukan perbuatan yang tidak terpuji dalam hal
penduplikasian, penjiplakkan suatu karangan atau tulisan. Contohnya seperti
tindakan plagiat, yang dapat merugikan bagi seseorang (penulis atau
pengarang atau peniliti).
d. Solusi menghindari perilaku korupsi dalam karya ilmiah yaitu menumbuhkan
budaya jujur mahasiswa sebagai paradigma baru pemberantasan korupsi, yang
dapat dilakukan melalui; Pendidikan Integritas dan Pendidikan Karakter.