7.1 SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN - DOCRPIJM 98d1842486 BAB VIIBAB VII 2017 UNTUK UPLOAD

RENCANA PEMBANGUNAN

  Encana pembangunan Infrastruktur Cipta Karya dalam pembahasan Dokumen RPIJM Kota Solok terdiri atas empat sektor yaitu Pengembangan Permukiman, Pengembangan Bangunan dan Lingkungan, Penyehatan

  Lingkungan Permukiman dan Pengembangan Air minum, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut :  7.1 SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN engembangan permukiman baik diperkotaan maupun di pedesaan pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan pedesaan yang layak huni (live able), aman, nyaman, damai dan sejahtera serta berkelanjutan. Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, pemerintah wajib Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan permukiman adalah:

  1. Peran Pemerintah Kota dalam pengembangan wilayah

  2. Rencana pembangunan kota

  3. Memperhatikan kondisi alamiah dan topologi kota seperti struktur dan morfologi tanah, topografi dsb.

  4. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

  5. Menyesuaikan dengan master plan pengembangan permukiman 6. Kerangka logis penilaian kelayakan investasi dalam pengembangan permukiman.

  7. Keterpaduan pengembangan permukiman dengan sektor lainnya dalam setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan pembangunan.

  8. Memperhatikan peraturan dan aturan yang berlaku.

  9. Memperhatikan kelembagaan dalam penyelenggaraan pengembangan permukiman.

  10. Sumber pendanaan dari berbagai sumber, baik pemerintah, masyarakat maupun swasta.

  Tujuan dari pengembangan permukiman adalah:

  1. Memenuhi kebutuhan pengembangan permukiman (sarana & prasarana dasar permukiman)

  2. Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, sesuai dan teratur. Pengembangan permukimanditujukan pada kelompok susunan masyarakat untuk pemenuhan rumah yang diutamakan kepada masyarakat berpenghasilan rendah mengacu kepada UU no. 4/1992 tentang perumahan dan peraturan lainnya.

  Pengembangan kawasan permukiman perkotaan dilakukan dengan: 1. Penyediaan prasarana dan sarana dasar bagi kawasan permukiman .

  2. Pemetaan dan peninjauan kawasan 3. Peningkatan kualitas permukiman.

  Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  Pengembangan permukiman di Kota Solok harus memperhatikan daya dukung fisik merupakan hasil analisis overlay antara peta kemiringan lahan dengan tingkat kerawanan bencana gempa bumi. Kota Solok terdiri dari 4 (empat) zona daya dukung yaitu zona tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Terkait dengan masing-masing klasifikasi zona tersebut maka, pemanfaatan ruang di Kota Solok dapat dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik zona sesuai dengan arahan dari Tabel 7.1

Tabel 7.1 Kebijakan Pembangunan Berdasarkan Daya Dukung Fisik

  Zona Kebijakan Daya Dukung Tinggi Diijinkan untuk rumah tinggal, perkantoran, rumah sakit dan sarana umum lainnya.

  Daya Dukung Sedang Diijinkan untuk rumah tinggal, perkantoran, rumah sakit dan sarana

  Zona Kebijakan Dilarang adanya perumahan dan bangunan untuk umum yang baru Tidak diijinkan adanya pembangunan

  Arahan Pengembangan perumahan di Kota Solok adalah sebagai berikut :

  a. Perumahan kepadatan tinggi pada kawasan sekitar pusat kota (Pusat Pelayanan Kota), dengan luas + 352,02 Ha.

  b. Perumahan kepadatan sedang pada kawasan yang berdekatan dengan pusat pelayanan kota dengan luas + 97,99 Ha.

  c. Perumahan kepadatan rendah berlokasi pada kawasan yang tidak termasuk kawasan sekitar pusat pelayanan kota, yaitu dikembangkan ke arah utara, Barat, dan selatan Kota Solok. Perumahan kepadatan rendah ini mencapai luas yang dominan, yaitu 1.320,06 Ha.

  Kebutuhan pengembangan perumahan di Kota Solok juga lebih difokuskan kepada kawasan yang diprioritaskan pada kawasan permukiman kumuh di Kota Solok dengan jumlah sekitar 250-300 unit.

  

ISU STRATEGIS, KONDISI EKSISTING , PERMASALAHAN DAN TANTANGAN

7.1.2.1 Isu Strategis Pengembangan Permukiman

  Isu isu strategis yang berkembang untuk Propinsi Sumbar, yang mungkin juga terjadi di Kota Solok yaitu dijadikan referensi adalah kawasan kumuh, hal ini beriiringan dengan disusunnya Rencana kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP-KP) Kota Solok di Tahun 2015 Berikut dapat dilihat Data Kawasan Kumuh di kota Solok

  Tabel 7.2 Data Kawasan Kumuh di Kota Solok Tahun 2014

  16.03 Karambia

  6.14 Luas SK kumuh berdasark an verifikasi dari Dok

  10 Koto Panjang Koto Panjang

  12.20 Mati

  9 Pasar Pandan Air Mati Pasar Pandan Air Tanjung Harapan

  6.05

  VI Suku

  8 VI Suku

  8.44

  IX Korong

  7 IX Korong

  6 Kampai Tabu Karambia Kampai Tabu

  Luas SK No Nama kawasan Nama kelurahan Nama kecamatan kumuh (ha)

  11.05

  5 Sinapa Piliang Sinapa Piliang

  9.29

  4 Aro IV Korong Aro IV Korong Lubuk Sikarah

  6.77

  3 Kandang Aur Simpang Rumbio Lubuk Sikarah

  10.47

  2 Sawah Piai

  24.55

  1 Padang Galundi, Pincuran Makmur Tanah Garam Lubuk Sikarah

  RKPKP (ha) 16,71 8,72 7,07 5,12 8,33 18,56 13,37 7,62 31,37 5,85 sikap profesionalisme dan kewirausahaan pelaku pengembangan wilayah permukiman  Keterbatasan anggaran pendanaan Pemerintah Kota Solok untuk fasilitasi pembangunan dan koordinasi di kawasan andalan strategis dan cepat tumbuh dan regulasi investasi yang kurang menarik bagi swasta,  Masih lemahnya koordinasi, sinergi, dan kerjasama antara pelaku-pelaku pengembangan kawasan dalam upaya dalam penentuan kebijakan, agenda perencanaan, pelaksanaan, monitoring, koordinasi, pengendalian dan evaluasi pembangunan sehingga menyebabkan inefisiensi penggunaan anggaran pembangunan,  Masih adanya masyarakat yang membangun rumah tanpa izin  Keterbatasan jaringan prasarana dan sarana fisik dan ekonomi dalam mendukung pengembangan wilayah permukiman dan produk unggulan,  Belum optimalnya pemanfaatan kerangka kerjasama lintas wilayah untuk mendukung peningkatan daya saing, produk unggulan dan penyediaan pasokan sumber daya alam dengen kebutuhan pembangunan,  Inisiatif proaktif yang masih pasif dalam mengatasi ketertinggalan daerah sesuai potensi, masalah, dan kewenangan yang dimiliki dan masih rendahnya kualitas SDM serta belum optimalnya pengembangan potensi SDA, kelembagaan dan keterbatasan penggunaan teknologi,  Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Solok termasuk penjabarannya yang belum dilaksanakan secara tertib karena terbatasnya penyebaran informasi.

   Belum lengkapnya Peraturan Pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan

  1. Perlunya sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya izin mendirikan bangunan dalam rangka ketertiban dan keamanan bangunan terutama terhadap bencana baik gempa bumi, banjir maupun kebakaran dan yang terpenting adalah perumahan yang sesuai dengan standar kesehatan.

  2. Perlu dibuat suatau terobosan agar masyarakat mendapatkan kemudahan dalam pengurusan IMB

  3. Dalam pembangunan perumahan baik perumahan formal maupun swadaya, pemerintah perlu mendukung dengan membangunan PS dasar perumahan seperti jaringan air minum, jalan lingkungan, listrik, air limbah, drainase dan sebagainya agar perumahan tersebut benar-benar menjadi kawasan perumahan yang sehat, aman dan asri. Beberapa alternatif perlu dijadikan acuan agar permasalahan dapat diselesaikan dengan tidak merugikan pihak manapun.

  Tabel 7.3 Analisa Permasalahan,Alternatif Pemecahan dan Rekomendasi

  No Permasalahan Alternatif Pemecahan Masalah

  1 Masih terbatasnya pemahaman dan Pengembang jaringan dan kemitraan dengan komitmen untuk melaksanakan pihak swasta  pengembangan kawasan strategis Melakukan pembinaan bagi wirausaha dan cepat tumbuh didaerah dan pelaku pengembangan permukiman belum adanya sikap profesionalisme dan kewirausahaan pelaku pengembang wilayah permukiman

  

2 Keterbatasan anggaran pendanaan Mencari dan mengusahakan dana dari sumber-

Pemerintah Kota Solok untuk fasilitasi sumber lain untuk penmgembangan permukiman

pembangunan dan koordinasi Pengembangan jaringan kemitraan dengan

  5

  6 Belum optimalnya pemanfaatan kerangka kerjasama lintas wilayah untuk mendukung peningkatan daya saing produk unggulan dan penyediaan pasokan sumber daya alam dengan kebutuhan pembangunan Inisiatif proaktif yang pasif dalam mengatasi ketertinggalan daerah sesuai potensi, masalah dan kewenangan yang dimiliki dan masih rendahnya kualitas SDM serta belum optmalnya pengembangan potensi SDA, kelembagaan dan keterbatasan penggunaan teknologi Membangun kerjasama lintas wilayah yang intensif dalam berbagai sektor dengan daerah tetangga  Mempersiapkan ketersediaan dan keseimbangan pasokan SDA dengan kebutuhan pembangunan

  Melakukan study lebih detil perihal potensi yang dapat dimanfaatkan daerah. Melakukan Study ke daerah lain yang berhasil dalam mengejar ketertinggalan dalam membangun daerah teringgal di wilayahnya.  Melakukan pembinaan dan pelatihan pengembangan SDM masyarakat Kota Solok.

   Membentuk struktur kelembagaan dalamberkoordinasi dengan pelaku-pelaku pengembangan wilayah permukiman.

   Pemanfaatan teknologi tepat guna.

  7

  8

  9 Penyempurnaan Rencana Tata Ruang wilayah (RTRW) Kota Solok termasuk penjabaran yang belum dilaksanakan secara tertib karena terbatasnya penyebaran infgormasi. Masih lemahnya penerapan kepastian hukum dan koordinasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

  Belum lengkapnya Peraturan Pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- pokok Agraria (UUPA) dan belum memadainya pengelolaan data dan informasi pertanahan untuk pembangunan Proporsi penduduk perkotaan yang cenderung bertambah sebagai ukuran tingkat urbanisasi sebagai gejala normal

  Mengusahakan percepatan Penyempurnaan Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Solok setelah revisi. Sosialisasi PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRW) dan Norma Standard Produksi Manual (NSPM) 

    Meminta Pemerintah Pusat segera melengkapi Peraturan Pelaksanaan UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA)  Melakukan pengelolaan data dan informasi pertanahan yang terpadu dan terkoordinasi untuk pembangunan

    Melakukan pemerataan pembangunan di perdesaan dan daerah tertinggal sebagai upaya untuk

   Mengupayakan pembebasan lahan bagi pembangunan permukiman baru,  Pengadaan subsidi untuk pengadaan rumah tinggal bagi keluarga yang relatif miskin,  Bantuan stimulan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, baik pada perumahan formal maupun perumahan swadaya.

   Mempermudah ijin pendirian rumah tinggal di kawasan pengembangan permukiman,  Revisi Perda tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan,  Pemabangunan rumah susun bagi PNS, Polri dan TNI serta bagi masyarakat berpenghasilan rendah,  Kerjasama pemerintah dengan pengembang dan perbankan dalam merealisasikan rumah murah bagi MBR.

USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN

  Mengingat besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan prasarana dan sarana dasar bagi kawasan permukiman dan dengan kemampuan keuangan pemerintah daerah yang terbatas, maka Pemerintah Kota Solok mengusulkan realisasi pembangunan permukiman khususnya bagi masyarakat tertinggal dan terisolir agar dapat dibantu oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi.

  Sistem yang diusulkan bagi pengembangan permukiman yaknisuatu sistem Infrastruktur Permukiman yang pembangunan prasarana dan sarana dasar yang layak,

   Penyusunan SPPIP dan RPKPP,  Penyusunan RTBL, RDTR.  Pengembangan kawasan permukiman MBR;  Kawasan Permukiman Hinterland;  Kasiba/Lisiba, Rumah Sederhana Sehat (RsH), PSD-PU, Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA);  Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Kota (KTP2K);

7.1.5.2 Usulan dan Prioritas Proyek Pembangunan Infrastruktur Permukiman

  Usulan dan prioritas program pembangunan permukiman disusun berdasarkan paket- paket fungsional dan sesuai dengan prioritas penanganan yang meliputi kegiatan:  Pembangunan PSD Permukiman di Perumahan PNS,  Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) Untuk Asrama Mahasiswa,  Pembangunan Jalan Lingkungan, Saluran LIngkungan,  Pembangunan SANIMAS  Pembangunan Prasarana dan sarana Air Minum  Pembangunan Prasarana PLP ( Persampahan dan Air Limbah )  Penataan Bangunan dan Lingkungan serta RTH  Bantuan stimulan perumahan.

  Tabel 7.4

  7.1.5.3 Contoh Kerangka Dasar Permukiman

  Analisis Kelayakan Program Pembangunan Permukimanmemuat a.l : Program : Pengembangan Perkotaan Kegiatan :

   Pembangunan PSD Permukiman di Perumahan PNS di Kecamatan Lubuk Sikarah  Pembangunan PSD Permukiman di Perumahan PNS di Kecamatan Tanjung Harapan Program : Kasiba/Lisiba,RSH, PSD-PU,RUSUNAWA Kegiatan:  Pembangunan RumahSusun Sederhana Sewa (RUSUNAWA)  Bantuan stimulan perumahan formal  Bantuan stimulan perumahan swadaya  Peningkatan PS permukiman seperti pembangunan jalan lingkungan, sarana air bersih, sarana persampahan  Sosialisasi Perda IMB

  

7.1.5.4 Kerangka Dasar Permukiman Kumuh berdasarkan hasil Baseline data KOTAKU

  Berdasarkan Baseline data KOTAKU, pada dua kecamatan yang ada di Kota Solok Kawasan kumuh berada di sembilan kelurahan yaitu : Kelurahan Simpang Rumbio, Sinapa Piliang, VI Suku,Aro IV korong, IX Korong, KTK dan Tanah Garam yang berada di

  Jumlah Penduduk Miskin/MBR: 982. Jiwa  

  Total Luas

  Kawasan Kumuh : 9,29 Ha Non Kumuh : 44,24 Ha  Letak dan Tipologi Permukiman Kumuh  Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagaimana dimaksud, berada di dataran rendah

  Karakter lahan dalam kawasan : lahan datar  Kawasan berdekatan dengan fasilitas/sarana kota: Kawasan Terminal Regional dan Kawasan Perdagangan   Informasi Fisik

  Nama Kawasan Kelurahan Kecamatan Nama BKM Status Keberdayaan BKM Luas Kawasan (Ha) ฀ Tipologi/Karakteristik ฀ Koordinat

  KANDANG AUR SIMPANG RUMBIO LUBUKSIKARAH

SIMPANG RUMBIO SEPAKAT

MANDIRI 254 Jasa dan perdagangan

  • 0.475872
No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan Aksesibilitas Lingkungan 0% lingkungan yang memadai

  Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman 9% memiliki kualitas buruk 39% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir

  Drainase Lingkungan Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman 19% memiliki kualitas buruk

  Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak 4% terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak Pelayanan Air Minum/Baku Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 6% 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak

  8% memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak 24% memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung Pengelolaan Air Limbah dengan tangkiseptik Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga

  100% tercampur dengan Drainase Lingkungan Sampah domestik rumah tangga pada kawasan 83% permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali Pengelolaan Persampahan seminggu Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan

  Pengamanan Bahaya Kebakaran 100% prasarana/sarana Proteksi Kebakaran B NON FISIK

  53% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB Legalitas pendirian bangunan Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki 48% SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah Kepadatan penduduk 284 Jiwa/Ha

  FSAFdsg

  Aksesibilitas Lingkungan: 9% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai.

2. Sinapa Piliang,

   Penduduk Kawasan kumuh   Jumlah Penduduk: 1.157 jiwa   Jumlah Kepala Keluarga: 365 KK 

   Komposisi Penduduk :   Laki-laki: 570 jiwa   Perempuan: 587 jiwa   Jumlah Penduduk Miskin/MBR: 617 jiwa 

   Total Luas Kawasan Kumuh : 9,29 Ha  Non Kumuh : 44,24 Ha

  

  Letak dan Tipologi Permukiman Kumuh

  

  Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagaimana dimaksud, terdiri dari:

    di tepi air;   di dataran rendah;   di daerah rawan bencana. 

  Karakter lahan dalam kawasan : lahan datar

  

  Kawasan berdekatan dengan fasilitas/sarana kota: kawasan perkantoranA Nama Kawasan Pemukiman rawan banjir B Kelurahan Sinapa piliang

  Kecamatan Lubuk sikarah C

  D Nama BKM Beringin jaya Kelayakan Fisik Bangunan Aksesibilitas Lingkungan Drainase Lingkungan Pelayanan Air Minum/Baku Pengelolaan Air Limbah Pengelolaan Persampahan Pengamanan Bahaya Kebakaran

  B NON FISIK Legalitas pendirian bangunan Kepadatan penduduk

  ฀ Mata pencarian

  15% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang 15% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis

  0% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai 6% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk

  11% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 43% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani 1% jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak 2% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)

  5% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal 13%

  Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik 100% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan Sampah domestik rumah tangga pada kawasan

  3% permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu 80% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran 38% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB

  36% Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah

3. VI Suku,

  Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagaimana

dimaksud, berada di dataran rendah dan kawasan tepi sungai

  A Nama Kawasan Rawan banjir B Kelurahan Vi suku

  Informasi Fisik :

  

  Kawasan berdekatan dengan fasilitas/sarana kota: Kawasan Perkantoran dan Kawasan Pasar

  

   Karakter lahan dalam kawasan : lahan datar

   Penduduk Kawasan kumuh : 1.034 jiwa 

   Jumlah Kepala Keluarga: 285 KK 

  Letak dan Tipologi Permukiman Kumuh

   Kawasan Kumuh : 6,66 Ha Non Kumuh : 297,55 Ha

   Total Luas 

   Jumlah Penduduk Miskin/MBR: 386 jiwa 

   Perempuan: 523 jiwa 

   Laki-laki: 511 jiwa 

   Komposisi Penduduk : 

  

  No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER A FISIK

  Bangunan Hunian tidak memiliki 66%

  1 Keteraturan Bangunan keteraturan Kepadatan Bangunan Bangunan hunian memiliki Luas Lantai <

  27% Kelayakan Fisik Bangunan 7,2 m2 per orang Bangunan hunian memiliki kondisi

  9% Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis Kawasan permukiman tidak terlayani Aksesibilitas Lingkungan 0% jaringan jalan lingkungan yang memadai Kondisi Jaringan jalan pada kawasan

  17% permukiman memiliki kualitas buruk Kawasan permukiman 9% terjadi genangan/banjir Drainase Lingkungan Kondisi jaringan drainse pada lokasi 54% permukiman memiliki kualitas buruk Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air 2% Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak

  Pelayanan Air Minum/Baku Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan 26% minimal 60liter/org/hari (Mandi,

  Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi permukiman 8% tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal

  Bangunan hunian pada lokasi permukiman 17% tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang Pengelolaan Air Limbah terhubung dengan tangkiseptik

  Saluran Pembuangan Air Limbah 100% Rumah Tangga tercampur dengan No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER Mayoritas rumah tangga menggunakan

  4 Penggunaan Daya Listrik 50% daya listrik 900 Watt (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga dikawasan permukiman menggunakan fasilitas

  5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan 64% kesehatan di Puskesmas/Pustu (Unit rumah tangga) Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-SMP) memperoleh Fasilitas Pelayanan

  6 63% akses pendidikan dasar di Dalam Pendidikan kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga)

4. Aro IV korong,

   Penduduk Kawasan kumuh : 732 jiwa   Jumlah Kepala Keluarga: 200 KK   Komposisi Penduduk : 

   Laki-laki: 360 jiwa   Perempuan: 372 jiwa   Jumlah Penduduk Miskin/MBR: 279 jiwa 

   Total Luas   Kawasan Kumuh : 5,12 Ha Non Kumuh : 109,87 Ha  Letak dan Tipologi Permukiman Kumuh terdiri dari:

    di tepi air;   di dataran rendah;   di daerah rawan bencana. 

   Karakter lahan dalam kawasan : lahan datar   Kawasan berdekatan dengan fasilitas/sarana kota: Kawasan pasar dan

  kawasan industri (pabrikInformasi Fisik :

  

  A Nama Kawasan Pemukiman rawan banjir B Kelurahan Aro iv korong

1. Keteraturan Bangunan 55% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan

  2. Kepadatan Bangunan 18% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang

  1. Kelayakan Fisik Bangunan Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, 16% Lantai tidak sesuai persyaratan teknis

  Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan

  2. Aksesibilitas Lingkungan 6% jalan lingkungan yang memadai Kondisi Jaringan jalan pada kawasan 16% permukiman memiliki kualitas buruk 22% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir

  3. Drainase Lingkungan Kondisi jaringan drainse pada lokasi 29% permukiman memiliki kualitas buruk

  Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non 2% perpipaan terlindungi yang layak

  4. Pelayanan Air Minum/Baku Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan 2% minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)

  Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak 8% memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak

  12%

  

5. Pengelolaan Air Limbah memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan

tangkiseptik Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga 100% tercampur dengan Drainase Lingkungan Sampah domestik rumah tangga pada kawasan

  18%

  6. Pengelolaan Persampahan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan

  Pengamanan Bahaya 88%

  7.

  prasarana/sarana Proteksi Kebakaran Kebakaran

  Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9

  71%

  Tahun (SD-SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di

   Fasilitas Pelayanan Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit Pendidikan rumah tangga)

BAB VII | 44

   5. IX Korong, Penduduk Kawasan kumuh : 1239 jiwa

    Jumlah Kepala Keluarga: 338. KK

    Komposisi Penduduk :

    Laki-laki: 616 jiwa   Perempuan: 623 jiwa 

   Jumlah Penduduk Miskin/MBR: 108 KK 

   Total Luas  Kawasan Kumuh : 13,370 Ha  Non Kumuh : 105 Ha  Letak dan Tipologi Permukiman Kumuh

    Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh

  sebagaimana dimaksud, terdiri dari:

    Di tepi Sungai;

   

  Di dataran rendah; 

   Di daerah rawan bencana. : Ditepi Sungai

    Karakter lahan dalam kawasan : Lahan datar   Kawasan berdekatan dengan fasilitas/sarana kota: pusat Pemerintahan   Informasi Fisik

  PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN A Nama Kawasan B Kelurahan

  IX Korong C Kecamatan Lubuksikarah

   Kepadatan Bangunan Kelayakan Fisik Bangunan Aksesibilitas Lingkungan Drainase Lingkungan Pelayanan Air Minum/Baku Pengelolaan Air Limbah Pengelolaan Persampahan

  Pengamanan Bahaya Kebakaran B NON FISIK Kawasan permukiman memiliki Kepadatan Rendah (29 unit/Ha)

  5% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang 6% Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis

  0% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai

  4% Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk

  20% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir 45% Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk

  Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani 1% jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak

  1% Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)

  1% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal

  3% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik

  100% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan Sampah domestik rumah tangga pada kawasan

  5% permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali

seminggu

  83% Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran

  29% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB

BAB VII | 54

6. KTK

   Penduduk Kawasan kumuh : 894 jiwa 

   Jumlah Kepala Keluarga: 255KK 

   Komposisi Penduduk : 

   Laki-laki: 497 jiwa   Perempuan: 497 jiwa   Jumlah Penduduk Miskin/MBR: 134 KK/ 687 jiwa 

   Letak dan Tipologi Permukiman Kumuh dan permukiman kumuh : Di

  tepi air

  

   Total Luas

  Kawasan Kumuh : 18,56 Ha Non Kumuh : 109,27Ha

   Karakter lahan dalam kawasan : lahan datar

    Kawasan berdekatan dengan fasilitas/sarana kota: pusat pertokoan dan

  terminal

    Informasi Fisik

PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN

  A Nama Kawasan B Kelurahan Kampai tabu kerambil C Kecamatan Lubuksikarah D Nama BKM Sawah solok

  2 Kepadatan Bangunan

  

0%

Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)

  B NON FISIK

40%

  9 Pengamanan Bahaya Kebakaran 100% Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi Kebakaran

  8 Pengelolaan Persampahan 25% kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu Kawasan permukiman tidak memiliki

  Sampah domestik rumah tangga pada

  

100%

Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan

  7 Pengelolaan Air Limbah 4% tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik

  

2%

Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman

  6 Pelayanan Air Minum/Baku atau non perpipaan terlindungi yang layak

  3 Kelayakan Fisik Bangunan 14% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang

  0% tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan

  Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki kualitas buruk Bangunan hunian pada lokasi permukiman

  5 Drainase Lingkungan

51%

  16% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir

  

26%

Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman memiliki kualitas buruk

  4 Aksesibilitas Lingkungan 0% Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai

  

5%

Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai tidak sesuai persyaratan teknis

  Bangunan Hunian tidak memiliki IMB

BAB VII | 64

BAB VII | 65

7. Tanah Garam

   Penduduk Kawasan kumuh : 2972 jiwa   Jumlah Kepala Keluarga: 728. KK   Komposisi Penduduk : 

   Laki-laki: 1488 jiwa 

   Perempuan: 1484 jiwa 

   Jumlah Penduduk Miskin/MBR: 334 KK   Total Luas

  Kawasan Kumuh : 25,43 Ha Non Kumuh : 2502,72 Ha  Tipologi perumahan kumuh dan permukiman kumuh

  sebagaimana dimaksud, terdiri dari:

    Di tepi Sungai;

    Di dataran rendah Dan Berbukit;

    Di daerah rawan bencana. : Ditepi Sungai 

   Karakter lahan dalam kawasan : Lahan datar Dan Berbukit   Kawasan berdekatan dengan fasilitas/sarana kota: kawasan Perntanian

  Dan Perkebunan

    Informasi Fisik

  PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN A Nama Kawasan Sawah piyai dan padang galundi B Kelurahan Tanah garam A FISIK

  1 Keteraturan Bangunan 51% Bangunan Hunian tidak memiliki keteraturan

  2 Kepadatan Bangunan

  3 Kelayakan Fisik Bangunan 18% Bangunan hunian memiliki Luas Lantai < 7,2 m2 per orang Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, Lantai 1% tidak sesuai persyaratan teknis

  Kawasan permukiman tidak terlayani jaringan jalan

  4 Aksesibilitas Lingkungan 20% lingkungan yang memadai Kondisi Jaringan jalan pada kawasan permukiman 29% memiliki kualitas buruk 31% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir

  5 Drainase Lingkungan Kondisi jaringan drainse pada lokasi permukiman memiliki 42%

kualitas buruk

  Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani 3% jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak

  6 Pelayanan Air Minum/Baku Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan minimal 21% 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci)

  Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal 10% Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang terhubung dengan tangkiseptik

  7 Pengelolaan Air Limbah 16% Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan 100% Sampah domestik rumah tangga pada kawasan permukiman

  8 Pengelolaan Persampahan 54% terangkut ke TPS/TPA kurang dari 2 kali seminggu Kawasan permukiman tidak memiliki Ketersediaan

  9 Pengamanan Bahaya Kebakaran 100% prasarana/sarana Proteksi Kebakaran

  Mayoritas Rumah tangga memiliki usia wajib belajar 9 Tahun (SD-

  6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan 69% SMP) memperoleh akses pendidikan dasar di Dalam kelurahan/kecamatan yang sama (Unit rumah tangga)

BAB VII | 75

B. KECAMATAN TANJUNG HARAPAN

1. Koto Panjang

   Jumlah Penduduk

  : 1.550 jiwa

   Jumlah Kepala Keluarga : 350 KK  Jumlah Rumah Tangga

  : 334 KRT

   Komposisi Penduduk  Laki-laki : 780 jiwa  Perempuan

  : 771 jiwa  Jumlah Rumah Tangga Non MBR

  : 95 KRT

   Jumlah Rumah Tangga MBR : 239 KRT Jumlah Penduduk Miskin/MBR: 1.130 jiwa   Informasi Fisik

PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN

   Nama Kawasan Kelurahan Kecamatan Nama BKM Status Keberdayaan BKM F

  Luas Kawasan (Ha) H Tipologi/Karakteristik

  • -0,791771

  I Koordinat Latitude Permukiman pusat kota Koto panjang Tanjung harapan Amanah Mandiri

7,57

Jasa dan perdagangan

  Kondisi Jaringan jalan pada kawasan 64% permukiman memiliki kualitas buruk Kawasan permukiman terjadi

  17% genangan/banjir

   Drainase Lingkungan Kondisi jaringan drainse pada lokasi 57% permukiman memiliki kualitas buruk Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku

  5% perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang

   Pelayanan Air Minum/Baku layak Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan 93% minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi permukiman

  13% tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman

  19% tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang  Pengelolaan Air Limbah terhubung dengan tangkiseptik Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah

  100% Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan

  Sampah domestik rumah tangga pada 23% kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA

   Pengelolaan Persampahan kurang dari 2 kali seminggu Kawasan permukiman tidak memiliki 90% Ketersediaan prasarana/sarana Proteksi

   Pengamanan Bahaya Kebakaran Kebakaran B NON FISIK

  60% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki

1 Legalitas pendirian bangunan 66%

  SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah 258 Jiwa/Ha

   Kepadatan penduduk Mata pencaharian utama rumah tangga

2. PPA

   Jumlah Penduduk

  : 3.201 jiwa

   Jumlah Kepala Keluarga

  :: 802 KK

   Jumlah Rumah Tangga : 727 KRT   Komposisi Penduduk

   Laki-laki : 1.570 jiwa  Perempuan : 1.631 jiwa

   Jumlah Rumah Tangga Non MBR : 390 KRT  Jumlah Rumah Tangga MBR : 337 KRT Jumlah Penduduk Miskin/MBR: 1.568 jiwa  Kawasan Kumuh

  : 27,34 Ha

   Non Kumuh : 45,66 Ha  Informasi Fisik

  

PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN

A Nama Kawasan Permukiman pusat kota B Kelurahan Pasar pandan air mati C Kecamatan Tanjung harapan D Nama BKM Sakato E Status Keberdayaan BKM Mandiri F Luas Kawasan (Ha)

  73 H Tipologi/Karakteristik Jasa dan perdagangan

  Kawasan permukiman tidak terlayani 30%

   Aksesibilitas Lingkungan jaringan jalan lingkungan yang memadai Kondisi Jaringan jalan pada kawasan 35% permukiman memiliki kualitas buruk

  4% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir  Drainase Lingkungan Kondisi jaringan drainse pada lokasi

  68% permukiman memiliki kualitas buruk Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak

  5% terlayani jaringan Air Bersih/Baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak

   Pelayanan Air Minum/Baku Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan 2% minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi permukiman

  1% tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman

  1% tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang

   Pengelolaan Air Limbah terhubung dengan tangkiseptik Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga 100% tercampur dengan Drainase Lingkungan Sampah domestik rumah tangga pada kawasan

  7% permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang dari  Pengelolaan Persampahan 2 kali seminggu Kawasan permukiman tidak memiliki

  100% Ketersediaan prasarana/sarana

   Pengamanan Bahaya Kebakaran Proteksi Kebakaran

BNON FISIK

  27% Bangunan Hunian tidak memiliki IMB Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki

1 Legalitas pendirian bangunan 18%

  SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah 114

  Jiwa/Ha  Kepadatan penduduk

BAB VII

BAB VII

2. Nan Balimo

   Penduduk Kawasan kumuh  Jumlah Penduduk : 1.652 jiwa  Jumlah Kepala Keluarga : 465 KK  Jumlah Rumah Tangga : 368 KRT   Komposisi Penduduk

   Laki-laki : 815 jiwa  Perempuan : 837 jiwa

   Jumlah Rumah Tangga Non MBR : 256 KRT

   Jumlah Rumah Tangga MBR : 112 KRT

   Jumlah Penduduk Miskin/MBR : 519 jiwa  Kawasan Kumuh : 11,73 Ha  Non Kumuh : 455,27 Ha

   Letak dan Tipologi Permukiman Kumuh dataran rendah dan merupakan

permukiman kumuh berat dengan lahan dalam kawasan berkarakter datar

   kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Nan Balimo berdekatan dengan fasillitas/sarana kota yaitu pusat perdagangan. 

   Informasi Fisik

  

PROFIL PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN

A Nama Kawasan B Kelurahan Nan balimo

  Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Dinding, 16%

  Lantai tidak sesuai persyaratan teknis Kawasan permukiman tidak terlayani

  32% Aksesibilitas Lingkungan jaringan jalan lingkungan yang memadai Kondisi Jaringan jalan pada kawasan

  36% permukiman memiliki kualitas buruk

  1% Kawasan permukiman terjadi genangan/banjir

   Drainase Lingkungan Kondisi jaringan drainse pada lokasi 74% permukiman memiliki kualitas buruk Bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak terlayani jaringan Air Bersih/Baku

  5% perpipaan atau non perpipaan terlindungi

   Pelayanan Air Minum/Baku yang layak Masyarakat tidak terpenuhi kebutuhan 13% minimal 60liter/org/hari (Mandi, Minum, Cuci) Bangunan hunian pada lokasi permukiman

  4% tidak memiliki akses Jamban/MCK Komunal Bangunan hunian pada lokasi permukiman

  17% tidak memiliki kloset (Leher Angsa) yang  Pengelolaan Air Limbah terhubung dengan tangkiseptik Saluran Pembuangan Air Limbah

  100% Rumah Tangga tercampur dengan Drainase Lingkungan Sampah domestik rumah tangga pada

  41% kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA

   Pengelolaan Persampahan kurang dari 2 kali seminggu Kawasan permukiman tidak memiliki 100%

  Ketersediaan prasarana/sarana  Pengamanan Bahaya Kebakaran Proteksi Kebakaran

BNON FISIK 30%

  Bangunan Hunian tidak memiliki IMB

1 Legalitas pendirian bangunan

  Lahan Bangunan Hunian tidak Memiliki 31%

  SHM/HGB/Surat yang diakui pemerintah

  Data

3. Tanjung Paku

   Penduduk Kawasan kumuh : 2.677 jiwa

   Jumlah Penduduk : 646 KK  Jumlah Kepala Keluarga : 572 KRT  Jumlah Rumah Tangga  Komposisi Penduduk : 1.298 jiwa

  Laki-laki : 1.379 jiwa

  Perempuan : 328 KRT

   Jumlah Rumah Tangga Non MBR  Jumlah Rumah Tangga MBR : 244 KRT  Jumlah Penduduk Miskin/MBR : 1.148 jiwa

  : 37,60 Ha  Kawasan Kumuh  Non Kumuh : 254,4 Ha  Letak dan Tipologi Permukiman Kumuh :Tipologi kawasan permukiman

  Kumuh Kelurahan Tanjung Paku ini terdapat di dataran rendah 

   dengan karakteristik kawasan berada disekitar pusat kota/ kawasan perkotaan yang berdekatan dengan fasillitas/sarana kota yaitu pusat perdagangan/pasar/pusat petokoan.

7.2. SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

7.2.1 ARAHAN KEBIJAKAN DAN LINGKUP KEGIATAN PBL

  Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.

  Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada Undang-undang dan peraturan antara lain:

1. UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

  UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman memberikan amanat bahwa penyelenggaraan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah kegiatan perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di dalamnya pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu. Pada UU No. 1 tahun 2011 juga diamanatkan pembangunan kaveling tanah yang telah dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan yang tercantum pada rencana rinci tata ruang dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

  Persyaratan teknis bangunan gedung melingkupi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan. Persyaratan tata bangunan ditentukan pada RTBL yang ditetapkan oleh Pemda, mencakup peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan pengendalian dampak lingkungan. Sedangkan, persyaratan keandalan bangunan gedung mencakup keselamatan, kesehatan, keamanan, dan kemudahan. UU No. 28 tahun 2002 juga mengamatkan bahwa dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang meliputi kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran, juga diperlukan peran masyarakat dan pembinaan oleh pemerintah.

3. PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

  Secara lebih rinci UU No. 28 tahun 2002 dijelaskan dalam PP No. 36 Tahun 2005 tentang peraturan pelaksana dari UU No. 28/2002. PP ini membahas ketentuan fungsi bangunan gedung, persyaratan bangunan gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, peran masyarakat, dan pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung. Dalam peraturan ini ditekankan pentingnya bagi pemerintah daerah untuk menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai acuan rancang bangun serta alat pengendalian pengembangan bangunan gedung dan lingkungan.

  Dokumen RTBL yang disusun kemudian ditetapkan melalui peraturan walikota/bupati.

5. Permen PU No.14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

  Permen PU No: 14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mengamanatkan jenis dan mutu pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Pada Permen tersebut dilampirkan indikator pencapaian SPM pada setiap Direktorat Jenderal di lingkungan Kementerian PU beserta sektor-sektornya.

  Lingkup Tugas dan Fungsi Direktorat PBL (Permen PU No. 8 tahun 2010)

  Sebagaimana dinyatakan pada Permen PU No.8 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PU, pada Pasal 608 dinyatakan bahwa Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang perumusan dan pelaksanakan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang penataan bangunan dan lingkungan termasuk pembinaan pengelolaan gedung dan rumah negara.