Gabungan Mutu Pelayanan Kebidanan

  

Perencanaan Program Menjaga Mutu

  Agar pelaksanaan program menjaga mutu dapat mencapai hasil yang optimal maka diperlukan rencana kerja secara tertulis, yang terdiri dari : 1) Maksud, filosofi dan tujuan program Penjelasan secara tertulis tentang maksud dan tujuan yang akan dicapai program dalam upaya menjaga mutu, serta rumusan filosofi yang menjelaskan pentingnya pengembangan program tersebut bagi profesi keperawatan baik sebagai individu maupun kelompok dalam kaitannya dengan penerapan standar dan penilaian pelayanan serta asuhan keperawatan. 2) Ruang lingkup program, adalah merupakan penjelasan tentang lingkup kegiatan baik wilayah kerja maupun jenis layanan yang akan dilaksanakan. 3) Kewenangan dan tanggung jawab; penjelasan tentang kewenangan dan tanggung jawab dari panitia menjaga mutu. 4) Organisasi program; penjelasan tentang susunan anggota panitia pelaksana dan tatakerjanya. 5) Metoda pelaporan dan mekanisme umpan balik; penjelasan tentang metoda dan prosedur pelaporan dengan format yang, dirancang sesuai kebutuhan, serta hasil studi hendaknya dikomunikasikan kepada pihak yang terkait untuk tindakan perbaikan. 6) Biaya; pelaksanaan program diperlukan biaya, oleh karena itu perlu adanya perencanaan biaya baik jumlah maupun sumbernya. f. Biaya yang diperlukan (budget)

  g. Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone)

  Perencanaan Mutu Pelayanan kebidanan

1. Man ( Sumber Daya Manusia )

   Seorang bidan amat sangat melekat hubungannya dan bisa di sebut pemeran utama dalam

  melakukan pelayanan di BPM dimana tempat Ia bekerja , seorang bidan harus memberikan pelayanan yang baik untuk klien . Sebab bidan adalah sebagai pelaksana pencapaian tujuan seorang bidan dalam perencanannya di ukur dengan bagaimana cara bidan melaksanakan tugasnya dengan baik dan tidak merugikan orang lain (klien). Sebab di zaman sekarang teknologi pun sudah sangat canggih , alat-alat kebidanan sudah seperti teknologi telemedicine .

4. Machine ( Mesin )

   Sebelum bidan membuka praktek untuk melayani setiap klien yang datang Ia pun harus

  membuat perencanaan terlebih dahulu pelayanan apa saja yang bisa dia lakukan dan sesuai dengan wewenang seorang bidan seperti memeriksa djj bayi dengan alat yang lebih canggih yaitu Doppler itu pun salah satu alat berbasis telemedicine karena sudah canggih untuk bidan gunakan sebagai alat pemeriksaan DJJ (detak jantung janin) . melakukan pelayanan seorang bidan agar klien tidak kapok saat di periksa di BPM bidan tersebut , sebisa mungkin bidan harus memberikan kenyamanan kepada pasien dan bidan tidak boleh memilih-milih pasien yang datang .

  Perencanaan Dalam Manajemen Pelayanan kebidanan. Perencanaan Dalam Pelayanan Kebidanan Adalah suatu proses mempersiapkan secara sistimatis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu .

  Untuk membuat perencanaan kita harus mengetahui si-a-bi-di-ba · Si ( siapa yg akan membuatnya ) · A ( apa yg hrs direncanakan ) · Bi ( bila dilaksanakan ) · Di ( dimana tpt pelaksanaan ) · Ba ( bagai mana hasilnya ) Pengorganisasian dalam pelayanan kebidanan pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian dan penilaiaan terhadap sumber, tatacara dan kesanggupan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan terhadap kesehatan, perawatan kedokteran serta lingkungan yang sehat dengan jalan menyediakan dan menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan yang pelayanan sehingga ini akan membuat kualitasnya berkurang atau meningkat. (Donabedian, 1980).

  2. Proses Beberapa pengertian tentang proses :

   Proses adalah Interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen (pasien/ masyarakat) (Depkes RI, 2001).”  Proses adalah Suatu bentuk kegiatan yang berjalan dengan dan antara dokter dan pasien”. (Donabedian, 1980).  Proses adalah Semua kegiatan dokter dan tenaga profesi lainnya yang mengadakan interaksi secara profesional dengan pasiennya. Baik tidaknya pelaksanaan proses pelayanan di RS dapat diukur dari tiga aspek, yaitu relevan tidaknya proses itu bagi pasien, efektivitas prosesnya, dan kualitas interaksi asuhan terhadap pasien”.

   Proses yaitu semua kegiatan sistem. Melalui proses akan mengubah input menjadi output. Proses, ialah interaksi professional antara pemberi layanan dengan konsumen (pasien / masyarakat ). Proses ini merupakan variable penilaian mutu yang penting. Proses adalah semua kegiatan yang dilaksanakan secara profesional oleh tenaga kesehatan dan interaksinya dengan pasien.

  DAFTAR PUSAKA DAFTAR PUSTAKA Azrul Azwar. 1993. Standar dalam Program Menjaga Mutu. Jakarta: MKMI.

  Azrul Azwar. 1993. Konsep Mutu dalam Pelayanan Kesehatan. Jakarta: MKMI. Departemen Kesehatan RI. 1992. Standar Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: Depkes. Dep. Kes. RI. 1982. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Depkes Dep. Kes. RI. 1992. Modul Pelatihan Rumah Sakit, Mutu Pelayanan. Jakarta: Depkes.

  Samsi Jacobalis. 1989. Menjaga Mutu Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: PT Citra Windu Satria.

  4. Sebutkan unsur pokok dalam perencanaan manajemen pelayanan kebidanan ?

  5. Apa yang harus diketahui untuk membuat perencanaan dalam manajemen pelayanan kebidanan ?

  6. Kenapa uang sangat penting dalam perencanaan mutu pelayanan kebidanan ?

  7. Input (struktur) adalah sumber daya yang diperlukan untuk melakukan perencanaan pelayanan kebidanan, sebutkan 5 yang termasuk input ?

  8. Perencanaan mutu pelayanan kebidanan terdiri dari Market/pemasaran, jelaskan maksud dari Market/pemasaran ?

  9. Jelaskan hubungan antara struktur dan kualitas perencanaan pelayanan kebidanan?

  10. Sasaran market (pemasaran) dalam pelayanan ditunjukan untuk ?

  Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu

melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang

sama. Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang

melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan

aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.

  Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan.

Mengenai ini pun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan

bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah

ilmu.

  Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan

bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional

atau maksud-maksud yang nyata.

  Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan

bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang

diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan

pengetahuan manajemen.

  Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu

pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan

bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain

untuk melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan

pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.

  

c) Layanan kebidanan rujukan yaitu merupakan pengalihan tanggung jwab layanan oleh bidan

kepada sistem layanan yang lebih tinggi atau yang lebih kompeten ataupun pengambil alihan tanggung jawab layanan/menerima rujukan dari penolong persalinan lainnya seperti rujukan.

A. Standar Pelayanan Kebidanan

  Ruang lingkup standar kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokkan sebagai berikut:

  1. Standar Pelayanan Umum (2 standar)

  2. Standar Pelayanan Antenatal (6 standar)

  3. Standar Pertolongna Persalinan (4 standar)

  4. Standar Pelayanan Nifas (3 standar)

  5. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 standar)

  24 STANDAR ASUHAN KEBIDANAN

  1. STANDAR PELAYANAN UMUM STANDAR 1 : PERSIAPAN UNTUK KEHIDUPAN KELUARGA SEHAT Tujuan:

  2. Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukannya dengan seksama seperti yang sesungguhnya yaitu, pencatatan semua ibu hamil di wilayah kerja, rincian pelayanan yang telah diberikan sendiri oleh bidan kepada seluruh ibu hamil/ bersalin, nifas dan bayi baru lahir semua kunjungan rumah dan penyuluhan kepada masyarakat. Disamping itu, bidan hendaknya mengikutsertakan kader untuk mencatat semua ibu hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan dengan ibu hamil, ibu dalam proses melahirkan,ibu dalam masa nifas,dan bayi baru lahir. Bidan meninjau secara teratur catatan tersebut untuk menilai kinerja dan menyusun rencana kegiatan pribadi untuk meningkatkan pelayanan.

  3. Terlaksananya pencatatan dan pelaporan yang baik.

  4. Tersedia data untuk audit dan pengembangan diri.

  5. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kehamilan, kelahiran bayi dan pelayanan kebidanan.

  6. Adanya kebijakan nasional/setempat untuk mencatat semua kelahiran dan kematian ibu dan bayi.

  7. Sistem pencatatan dan pelaporan kelahiran dan kematian ibu dan bayi dilaksanakan sesuai ketentuan nasional atau setempat.

  8. Bidan bekerja sama dengan kader/tokoh masyarakat dan memahami masalah kesehatan setempat.

  9. Register Kohort ibu dan Bayi, Kartu Ibu, KMS Ibu Hamil, Buku KIA, dan PWS KIA,

  1. Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur

  2. Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur, serta mengetahui tempat pemeriksaan hamil

  3. Meningkatnya cakupan ibu hamil yang memeriksakan diri sebelum kehamilan 16 minggu

  4. Bidan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan kader untuk menemukan ibu hamil dan memastikan bahwa semua ibu hamil telah memeriksakan kandungan secara dini dan teratur

  5. Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara teratur untuk menjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil, suami, keluarga maupun masyarakat

  STANDAR 4 : PEMERIKSAAN DAN PEMANTAUAN ANTENATAL Tujuaanya :

  1. Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan

  2. Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah Memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dan bagian bawah janin

  1. Pernyataan standar : Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan partisipasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamialn bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu

  1. Hasilnya : Perkiraan usia kehamilan yang lebih baik Diagnosis dini kehamilan letak, dan merujuknya sesuai kebutuhan Diagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta merujuknya sesuai dengan kebutuhan

  1. Persyaratannya :

  a. Bidan telah di didik tentang prosedur palpasi abdominal yang benar

  b. Alat, misalnya meteran kain, stetoskop janin, tersedia dalam kondisi baik e. Obat anti malaria (di daerah endemis malaria )

  f. Obat cacing

  g. Menggunakan KMS ibu hamil/ buku KIA , kartu ibu

  h. Proses yang harus dilakukan bidan : Memeriksa kadar HB semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan pada minggu ke-28. HB dibawah 11gr%pada kehamilan termasuk anemia , dibawah 8% adalah anemia berat. Dan jika anemia berat terjadi, misalnya wajah pucat, cepat lelah, kuku pucat kebiruan, kelopak mata sangat pucat, segera rujuk ibu hamil untuk pemeriksaan dan perawatan selanjutnya. Sarankan ibu hamil dengan anemia untuk tetap minum tablet zat besi sampai 4-6 bulan setelah persalinan.

  STANDAR 7 : PENGELOLAAN DINI HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

  1. Tujuan : Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan yang diperlukan

  1. Pernyataan standar : Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan di rencanakan dengan baik

  1. Prasyarat:

  a. Semua ibu harus melakukan 2 kali kunjungan antenatal pada trimester terakhir kehamilan b. Adanya kebijaksanaan dan protokol nasional/setempat tentang indikasi persalinan yang harus dirujuk dan berlangsung di rumah sakit c. Bidan terlatih dan terampil dalam melakukan pertolongan persalinan yang aman dan bersih d. Peralatan penting untuk melakukan pemeriksaan antenatal tersedia

  e. Perlengkapan penting yang di perlukan untuk melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman tersedia dalam keadaan DTT/steril f. Adanya persiapan transportasi untuk merujuk ibu hamil dengan cepat jika terjadi kegawat daruratan ibu dan janin g. Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA kartu ibu dan partograf

  h. Sistem rujukan yang efektif untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi selama kehamilan

  1. STANDAR PERTOLONGAN PERSALINAN STANDAR 10: PERSALINAN KALA DUA YANG AMAN

  1. Tujuan : Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu dan bayi

  1. Pernyataan standar : Menggunakmengurangi kejadian perdarahan pasca persalinan, memperpendek dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap

  1. Persyaratan:

  a. Bidan dipanggil jika ibu sudah mulai mulas/ ketuban pecah

  b. Bidan sudah terlatih dan terampil dalam menolong persalinan secara bersih dan aman c. Tersedianya alat untuk pertolongan persalinan termasuk sarung tangan steril

  d. Perlengkapan alat yang cukup STANDAR 11: PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA III Bidan mengenali secara tepat tanda tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan segera melakukan episiotomy dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum

  1. STANDAR PELAYANAN MASA NIFAS STANDAR 13 : PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

  1. Tujuan : Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan serta mencegah hipotermi, hipokglikemia dan infeksi

  1. Pernyataan standar: Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah dan menangani hipotermia Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB

  1. STANDAR PENANGANAN KEGAWATAN OBSTETRI DAN NEONATAL STANDAR 16: PENANGANAN PERDARAHAN DALAM KEHAMILAN PADA TRIMESTER III

  1. Tujuan : Mengenali dan melakukan tindakan cepat dan tepat perdarahan dalam trimester 3 kehamilan

  1. Pernyataan standar: Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan, serta melakukan Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama serta melakukan penanganan yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya STANDAR 19: PERSALINAN DENGAN MENGGUNAKAN VACUM EKSTRATOR

  1. Tujuan : untuk mempercepat persalinan pada keadaan tertentu dengan menggunakan vakum ekstraktor

  2. Pernyataan standar : Bidan mengenali kapan di perlukan ekstraksi vakum, melakukannya secara benar dalam memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamanannya bagi ibu dan janin / bayinya STANDAR 20: PENANGAN RETENSIO PLASENTA

  1. Tujuan : mengenali dan melakukan tindakan yang tepat ketika terjadi retensio plasenta total / parsial STANDAR 22: PENANGANAN PERDARAHANPOST PARTUM SEKUNDER

  1. Tujuan : mengenali gejala dan tanda-tanda perdarahan postpartum sekunder serta melakukan penanganan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa ibu

  2. Pernyataan standar : Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala perdarahan post partum sekunder, dan melakukan pertolongan pertama untuk penyelamatan jiwa ibu, atau merujuknya STANDAR 23 : PENANGANAN SEPSIS PUERPERALIS

  1. Tujuan : mengenali tanda-tanda sepsis puerperalis dan mengambil tindakan yang tepat

  2. Pernyataan standar: Bidan mampu mengamati secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis, serta melakukan pertolongan pertama atau merujuknya

BAB III KESIMPULAN

1. Manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.

  

2. Manajemen kebidanan adalah proses pertolongan yang dilakukan seseorang yang berprofesi

sebagai bidan secara sistematis untuk membantu menyelesaikan persoalan kesehatan seorang pasien dengan tepat.

  a. Ada delapan standar pelayanan kebidanan:

  b. Standar I (Falsafah dan Tujuan)

  c. Standar II (Administrasi dan Pengelolaan)

  d. Standar III (Staf dan Pimpinan)

  e. Standar IV (Fasilitas dan Peralatan)

  f. Standar V (Kebajaksanaan dan Prosdur)

  g. Standar VI (Pengembangan Staf dan Program Pendidikan)

  h. Standar VII (Standar Asuhan) i. VIII (Evaluasi dan Pengendalian Mutu)

  

3. Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan

kewenangan yang diberikan. Kewenangan tersebut diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes).

4. Bidan Praktik Swasta (BPS) adalah suatu institusi pelayanan kesehatan secara mandiri yang

DAFTAR PUSTAKA

  

Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komusitas. Jakrata: EGC

  Pertanyaan

  1. Jelaskan secara singkat pengertian manajemen kebidanan!

  2. Jelaskan secara singkat pengertian dari pelayanan kebidanan!

  3. Apa yang dimaksud dengan pelayanan kebidanan primer?

  4. Pelayanan yang merupakan pengalihan tanggung jawab disebut?

  5. Jelaskan pengertian manajemen secara umum?

  6. Sebutkan 3 jenis pelayanan kebidanan!

  7. Sebutkan 3 tujuan palpasi abdominal dalam standar pelayanan kebidanan 5!

  8. Jelaskan tujuan dari standar pelayanan kebidanan persiapan kehidupan sehat!

  9. Sebutkan ruang lingkup standar pelayanan kebidanan!

  10. Perawatan bayi baru lahir merupakan standar pelayanan kebidanan urutan ke?

  

PERBAIKAN

  STRATEGI PENINGKATAN MUTU PELAYANAN Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan untuk mencapai pelayanan prima melalui peningkatan mutu pelayanan, yaitu sebagai berikut:

  1. Pelanggan dan harapannya Harapan pelanggan mendorong upaya peningkatan mutu pelayanan. Organisasi pelayanan kesehatan mempunyai banyak pelanggan potensial. Harapan mereka harus diidentifikasi dan diprioritaskan lalu membuat kriteria untuk menilai kesuksesan.

  2. Perbaikan kinerja Bila harapan pelanggan telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menidentifikasi dan melaksanakan kinerja staf dan dokter untuk mencapai konseling, adanya pengakuan, dan pemberian reward.

  3. Proses perbaikan

  2. Regulasi peraturan perundangan Pengkajian secara komprehensif terhadap berbagai peraturan perundangan yang telah ada dan diikuti dengan regulasi yang mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut di atas.

  3. Pemantapan jejaring Pengembangan dan pemantapan jejaring dengan pusat unggulan pelayanan dan sistem rujukannya akan sangat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan, sehingga dengan demikian akan meningkatkan mutu pelayanan.

  4. Standarisasi Standarisasi merupakan kegiatan penting yang harus dilaksanakan, meliputi standar tenaga baik kuantitatif maupun kualitatif, sarana dan fasilitas, kemampuan, metode, pencatatan dan pelaporan dan lain-lain. Luaran yang diharapkan juga harus distandarisasi.

  5. Pengembangan sumber daya manusia Penyelenggaraan berbagai pendidikan dan pelatihan secara berkelanjutan dan berkesinambungan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang profesional, yang kompeten dan memiliki moral dan etika, mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif dan

  8. Peningkatan peran serta masyarakat dan organisasi profesi Peningkatan peran organisasi profesi terutama dalam pembinaan anggota sesuai dengan standar profesi dan peningkatan mutu sumber daya manusia.

  9. Peningkatan kontrol sosial Peningkatan pengawasan dan kontrol masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan akan meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan mutu pelayanan.

  SISTEM DAN MEKANISME PENINGKATAN MUTU PELAYANAN TERUS-MENERUS Untuk memperkuat budaya organisasi, semua kegiatan harus menuju peningkatan mutu yang terus menerus. Untuk mewujudkan peningkatan mutu pelayanan terus menerus, pilar utamanya terdiri atas hal-hal berikut:

  1. Visi manajemen dan komitmen Nilai organisasi dan komitmen dari semua level sangat diperlukan.

  2. Tanggung jawab Agar setiap orang beranggung jawab, maka perlu standar yang kuat.

  8. Penghargaan dan pengakuan Sebagai bagian dari strategi, perlu memberikan penghargaan dan pengakuan kepada visi pelayanan dan nilai sehingga individu maupun tim mendapat insentif untuk melakukan pekerjaan dengan baik.

  9. Keterlibatan dan pemberdayaan staf Staf yang terlibat adalah yang mempunyai keterikatan dan tanggung jawab.

  10. Mengingatkan kembali dan pemberdayaan Petugas harus diingatkan tentang prioritas pelayanan yang harus diberikan.

  MEKANISME PENINGKATAN MUTU PELAYANAN MENURUT TRILOGI JURAN

  1. Quality Planning

  a. Menentukan pelanggaran

  b. Menentukan kebutuhan pelanggaran

  c. Mengembangkan gambaran produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan

  PERTANYAAN

  1. Jelaska secara singkat apa yang dimaksud dengan siklus PDCA ?

  2. Siklus PDCA dipopulerkan oleh ?

  3. Jelaskan secara singkat perbedaan PDCA dan PDSA ?

  4. Sebutkan kepanjangan dari TQM?

  5. Sebutkan 5 pilar utama dalam mewujudkan peningkatan mutu pelayanan terus menerus?

  6. Sebutkan hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan?

  7. Sebutkan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan ? 8. Salah satu upaya peningkatan mutu pelayanan adalah dengan menerapkan standarisasi.

  Sebutkan standar apasaja yang diperlukan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan ?

  9. Outcome dari upaya peningkatan mutu layanan kesehatan yaitu ?

  10. Sebutkan 3 triologi juran ?

  WAWANCARA

  1. Wawancara adalah proses komunikasi dengan tujuan tertentu antara individu dengan individu lain (komunikan).

  Wawancara dilakukan melalui

  1. Wawancara terhadap petugas kesehatan

  2. Wawancara terhadap pasien TUJUAN WAWANCARA

  1. Menggali perilaku bila setuju dan tidak setuju Di sini kita menangkap atau mengartikan tingkah laku atau reaksi nonverbal klien terhadap anjuran kita.

  2. Menciptakan hubungan personal yang baik Dengan menciptakan hubungan personal yang baik tentunya kita bisa mendekatkan diri

  5. Tempat Instrumen penilaian mutu dengan wawancara dapat berupa kuisioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah disusun dengan baik. metode yang digunakan adalah

  1. Audit pengawasan yang dilakukan terhadap masukan proses lingkungan dan keluaran apa yang dilaksanakan sesuai standar yang telah ditetapkan

  2. Riview penilaian terhadap pelayanan yang diberikan penggunakaan sumberdaya pelaporan kejadian atau laporan kecelakaan yang terdapat pada catatan

  3. Survey dapat dilakukan melalui kuisioner atau interview, contoh survey yaitu tentang kepuasan pasien.

  Penilaian mutu dengan wawancara dengan spesifik digunakan pada :

  1. Saat tim penjaga mutu melakukan paligasi terhadap pengumpulan data yang bertujuan untuk mengatasi masalah mutu

  2. Menilai alasan yang digunakan untuk melakukan tindakan Kita hendaknya mengajukan pertanyaan tidak langsung pada masalahnya. Umpamakanlah sebagai lingkaran dan kemudian pikirkanlah setelah kita melihat lingkaran tersebut.

  3. Pertanyaan terbuka

  4. Penggunaan aktivitas verbal Dengan penuh perhatian mendengarkan pembicaraan klien serta dengan diselingi beberapa pertanyaan pendek ataupun gerakan non verbal.

  5. Wawancara spontan Dengan suasanan kekeluargaan kita mengarahkan klien dengan cara santai atau rileks dengan duduk berdekatan, menggunakan bahasa yang sederhana.

  6. Penanganan ekspresi yang timbul dalam wawancara a. Mata (penglihatan)

  b. Telinga FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAWANCARA

  Pada waktu kita wawancara, dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu:

  1. Faktor penunjang Dilihat dari klien

  Kecakapan dan kemauan klien dalam menceritakan masalahnya. Sikap klien yaitu sikap klien yang mau menceritakan masalahnya dengan sungguh-sungguh dan bersedia dibantu. Dilihat dari pewawancara

  Sistem sosial. Kelincahan atau kepandaian perawat dalam memahami kebiasaan atau adat istiadat klien/keluarga/masyarakat yang diwawancarai, menyesuaikan diri dengan keadaan disekelilingnya, mengenal kebiasaan dan daerah klien.

  2. Faktor penghambat Faktor-faktor yang menghambat jalannya wawancara adalah:

  a. Pewawancara kurang cakap dalam mendengarkan dan mengajukan pertanyaan terbuka serta menyimpulkan inti pembicaraan, sehingga tidak dapat menangkap pembicaraan.

  b. Sikap pewawancara yang acuh tak acuh, tidak dapat menyesuaikan diri dengan keadaan disekelilingnya, sikap yang kurang ramah terhadap klien/keluarga/masyarakat.

  c. Pengetahuan klien kurang. Bila demikian, hendaknya pewawancara dapat menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh klien.

  b. Proses  Proses merupakan semua kegiatan yang dilaksanakan secara profesional oleh tenaga

   kesehatan (dokter, perawat dan tenaga profesi lain) dan interaksinya dengan klien Proses mencakup diagnosa, rencana pengobatan, indikasi tindakan, prosedur dan penanganan kasus.  Baik tidaknya proses dapat diukur dari :

  o Relevan tidaknya proses itu bagi klien o Fleksibilitas dan efektifitas o

  Mutu proses itu sendiri sesuai dengan standar pelayanan yang semestinya

  o Kewajaran, tidak kurang dan tidak berlebihan

  c. Outcomes

  4. Time of interview : pewawancara dapat menyusun jadwal wawancara yang relative pasti.

  Kelemahan Wawancara

  1. Proses wawancara membutuhkan biaya dan waktu

  2. Keberhasilan wawancara tergantung kepandaian wawancara Pertanyaan :

  1. Apa yang dimaksud dengan Wawancara ?

  2. Sebutkan komponen-komponen yang terlibat dalam wawancara ?

  3. Sebutkan metode yang digunakan dalam instrument penilaian mutu ?

  4. Sebutkan 3 faktor dalam proses wawancara ?

  5. Sebutkan kelebihan dalam wawancara ?

  6. Sebutkan 3 pendekatan penilaian mutu ?

  7. Sebutkan tujuan dalam wawancara ?

  8. Wawancara dengan spesifik pada penilain mutu digunakan pada ?

  9. Sebutkan Kelemahan dalam wawancara ?

  10. Sebutkan Teknik-teknik dalam wawancara ?

PENDOKUMENTASIAN PELAYANAN KEBIDANAN

A. PENGERTIAN

  Dokumentasi merupakan suatu catatan otentik atau semua warkat asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Pendokumentasian adalah pekerjaan mencatat atau peristiwa dan objek maupun aktivitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.

  Umumnya catatan pasien berisi informasi yang mengidentifikasi masalah, diagnosa keperawatan, respon pasien terhadap asuhan keperawatan atau kebidanan yang diberikan dan respon terhadap pengobatan serta berisi beberapa rencana untuk interfensi lanjutan.

  Data statistik dari dokumentasi keperawatan/kebidanan dapat membantu merencanakan kebutuhan dimasa mendatang, baik SDM, sarana, prasarana dan teknis.

  4. Sebagai sarana pendidikan Dokumentasi asuhan keperawatan/kebidanan yang dilaksanakan secara baik dan benar akan membantu para siswa keperawatan/kebidanan maupun siswa kesehatan lainnya dalam proses belajar mengajar untuk mendapatkan pengetahuan dan membandingkannya, baik teori maupun praktik lapangan.

  5. Sebagai sumber data penelitian Hal ini erat kaitannya dengan yang dilakukan terhadap asuhan keperawatan/kebidanan yang diberikan,sehingga melalui penelitian dapat diciptakan satu bentuk pelayanan keperawatan dan kebidanan yang aman, efektif dan etis.

  6. Sebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan Melalui dokumentasi yang dilakukan dengan baik dan benar, diharapkan asuhan keperawatan/ kebidanan yang berkualitas dapat dicapai, karena jaminan kulaitas merupakan bagian dari program pengembangan pelayanan kesehatan.

  4. Ringkas, singkatan yang biasanya digunakan dan dapat diterima, dapat dipakai.

  5. Pencatatan mencakup keadaan sekarang dan waktu lampau.

  6. Jika terjadi kesalahan pada saat pencatatan, coret satu kali kemudian tulis kata “salah” diatasnya serta paraf dengan jelas. Dilanjutkan dengan informasi yang benar “jangan dihapus” . validitas pemcatatan akan rusak jika ada penghapusan.

  7. Tulis nama jelas pada setiap hal yang telah dilakukan dan bubuhi tanda tangan

  8. Jika pencatatan bersambung pada halaman baru, tanda tangani dan tulis kembali waktu dan tanggal pada bagian halaman tersebut.

D. POLA PENYAJIAN DOKUMENTASI KEBIDANAN

  Sistem pendokumentasian keenidanan dengan pengumpulan data rekam medik

  a) Rekam Medik Rekam medis disini diartikan sebagai keterangan baik tertulis maupun terekam tentang identitas anamnesa, penetuan fisik laboratoruim, diagnosa segala kebidanan dan rindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap,

   Aspek hukum  Aspek keuangan  Aspek penelitian  Aspek pendidikan  Askeb dokumentasi

  3. Pengolahan data medis Kegiatan dalam pengolahan data ini adalah :

   Coding Membuat kode atas setiap diagnosis penyakit berdasarkan klasifikasi penyakit yang ada, berdasarkan pengelompokan penyakit yang di tuangkan dalam bentuk kode.

   Indexing Pembuatan indexs diantaranya indexs rawat jalan, inap, bedah penyakit, semua ini dipersiapkan untuk membuat laporan statistik rumah sakit. Menggambarka pendokumentasian dari hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dala fokus untuk mendukung Assesment.

  c) A = Assesment = Pengkajian ulang = Kesimpulan dari data S dan O Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dari interpretasi data subjektif dan data objektif dalam suatu identifikasi.

  d) P = Perencanaan Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan asuhan secara menyeluruh dalam melaksanakannya secara efisien serta mengevaluasi efektivitas asuhan yang diberikan.

  SOAPIER

  1. Pengertian SOAPIER  format yang lebih tepat yang digunakan apabila rencana pasien ada yang akan dirubah dan proses evaluasi mulai dilakukan.

  2. Identifikasi langkah manajemen kebidanan yang berorientasi pada SOAPIER S : Subjective  Pernyataan atau keluhan pasien

  PERTANYAAN

  1. Apa yang dimaksud dengan SOAP (jelaskan secara singkat)?

  2. Sebutkan isi SOAP ?

  3. Apa tujuan dari dokumentasi (sebutkan 3) ?

  4. Pengertian dokumentasi ?

  5. Jelaskan secara singkat tujuan rekam medis?

  6. Prinsip pencatatan ada 2 point yaitu isi pencatatan dan teknik pencatatan, sebutkan 3 dari teknik pencatatan ?

  7. Penyajian dokumentasi terdapat rekam medis, sebutkan cara penyimpanan rekam medis ?

  8. Kegunaan rekam medis dapat ditinjau dari beberapa aspek ( sebutkan 3) ?

  9. Apa perbedaan SOAP dengan SOAPIER ?

  10. Komponen apa saja yang mebedakan SOAP dengan SOAPIER ?